1. Carilah permasalahan farmasi sosial dilingkungan anda dan uraikan secara
rinci permasalahan tersebut disertai data terkait permasalahan farmasi ! Waktu tunggu pelayanan Apotek Rawat Jalan di RSUD Cileungsi yang belum sesuai dengan SPM Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Standar Pelayanan Minimal (SPM) pelayanan farmasi sesuai Departemen Kesehatan Republik Indonesia adalah waktu tunggu obat jadi ≤ 30 menit, obat racikan ≤ 60 menit, tidak adanya kejadian kesalahan pemberian obat 100 %, kepuasan pelangan ≥ 80 % dan penulisan resep sesuai formularium 100 %. Sebelum menambah tenaga screening dan loket antrian, waktu tunggu rata-rata obat jadi 70,81 menit, racikan 139,85 menit. Akar permasalahan yang ditemukan adalah : a. Tenaga asisten apoteker kurang b. Tidak semua petugas apotek paham administrasi c. Tempat penerimaan resep BPJS dan umum jadi satu loket d. Ketersediaan obat tidak lancar e. Komputer ada tiga f. Proses screening lama dan satu loket g. Peresepan elektronik belum berjalan h. SIM lemot dan program belum lengkap i. Penyimpanan obat belum maksimal j. Tempat duduk tunggu BPJS dan umum sama k. Ruang tunggu pasien kurang nyaman dan kurang luas. 2. Jelaskan dampak masalah tersebut terhadap citra farmasi ! a. Dampak dari waktu tunggu yang tidak sesuai dengan SPM menyebabkan ketidakpuasan pasien dalam menerima pelayanan kesehatan di Rumah Sakit. b. Timbulnya tumpukan antrian pasien yang menunggu karena terlalu lama. c. Dapat berpengaruh pada keselamatan pasien jika obat yang diperlukan merupakan obat-obatan life saving. 3. Berikan solusi untuk mengatasi hal tersebut ! Identifikasi alternatif solusi adalah mengidentifikasi semua kemungkinan solusi yang dapat dilakukan pada tiap level akar masalah, dengan tujuan untuk menghilangkan, mengendalikan dan mendeteksi permasalahan. Metode untuk menemukan alternatif solusi yang akan dipakai adalah Mc. Namara. Solusi yang dapat diberikan pada masalah – masalah diatas antara lain : a. Membuat loket yang berbeda antara loket pasien umum dan pasien BPJS b. Menambah tenaga pada loket screening dan loket antrian c. Mengelompokan obat fast moving dan slow moving d. Perlahan mengubah sistem peresepan menjadi sistem peresepan elektronik e. Memfokuskan tenaga khusus untuk Farmasi Rawat Jalan f. Memperluas ruang tunggu pasien Setelah solusi waktu tunggu rata-rata obat jadi 63,88 menit, racikan 108 menit. Hasil solusi waktu tunggu mengalami penurunan, obat jadi 7 menit, racikan 31 menit. DAFTAR PUSTAKA
Aditama TY. Pelayanan Farmasi dalam Manajemen Administrasi Rumah Sakit.
Jakarta: UI Press; 2002.
Davis MM and Heineke J. How Disconfirmation, Perception and Actual
Waiting Times Impact Customer Satisfaction. International Journal of Service Industry Management. 1998; 9(1): 64-73
Profil RSUD Cileungsi Kab Bogor tahun 2019
Pruyn A and Smidts A. Effects of Waiting on the Customer Satisfaction.
Satisfaction with the Service: Beyond Objective Time. International Journal of Service Industry Management. 2011;14:133- 138.