Anda di halaman 1dari 6

IMPLEMENTASI REKOMENDASI FAILURE

MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA)


TOPIK : PROSES MEDIKASI PADA PELAYANAN
DI RS MANDALIKA PROVINSI NUSA TENGGARA
BARAT TAHUN 2023
FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA)
TOPIK : PROSES MEDIKASI PADA PELAYANAN
DI RS MANDALIKA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2023

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kejadian tidak diharapkan adalah suatu kejadian yang mengakibatkan cedera yang tidak
diharapkan pada pasien karena suatu tindakan atau karena tidak bertindak, dan bukan karena
“underlying disease” atau kondisi pasien. Nyaris cedera merupakan kejadian akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil, yang
nyaris dapat mencederai pasien. Medical error merupakan suatu kegagalan tindakan medis
yang disebabkan kegagalan perencanaan atau kegagalan tindakan. Pelayanan kesehatan
berisiko bagi pasien, survey menunjukkan bahwa satu diantara sepuluh orang yang dirawat di
rumah sakit mengalami insiden keselamatan pasien. Rumah sakit merupakan organisasi yang
sangat berisiko untuk terjadinya medical error. Menekan angka medical error akan
meningkatkan mutu dan mengurangi biaya perawatan di bidang pelayanan medis.
Teknologi kedokteran terus berkembang, menjadikan prosedur pelayanan kesehatan
sesuatu yang kompleks. Di satu sisi hal ini membuat pelayanan kepada pasien menjadi lebih
efektif, namun di sisi lain memiliki risiko terjadinya insiden keselamatan pasien dan
kesalahan medis. Sebagian besar KTD dapat dicegah. Keberhasilan pencegahan dan
pendekatan system terletak pada kemampuan system untuk mengidentifikasi potensi risiko,
mengenali kejadian sedini mungkin dan menetapkan suatu mekanisme barrier (
penghambat). Salah satu metode yang dapat digunakan adalah Failure Mode and Effect
Analysis (FMEA), suatu metode untuk mengenali proses yang berisiko tinggi, penyebab
kesalahan dan strategi untuk mencegah kesalahan tersebut secara sistematis.

B. Tujuan
Terevaluasinya implementasi rekomendasi hasil FMEA berupa resep elektronik pada proses
medikasi pada pelayanan di RS Mandalika Provinsi NTB
BAB II

A. Definisi :
Proses Medikasi adalah pelayanan pengobatan kepada pasien dimulai dari peresepan obat,
persiapan obat, penyimpan obat sampai pemberian obat kepada pasien

B. Alasan pemilihan topik:


Proses medikasi adalah Risiko penyebab dengan frekuensi paling tinggi Insiden Keselamatan
Pasien pada kategori Kondisi Potensial Cidera Signifikan (KPCS) yang terjadi di Rumah
Sakit Mandalika Provinsi NTB

C. Tim :
NO NAMA JABATAN
1 dr. Hazizaturrahmi Ketua Tim FMEA
2 Candra Dewi, S.Far., Apt Sekretaris
3 Ns Supardi, SKep., MPH Anggota
4 dr. Lalu Dedi Saputra Anggota
5 Ns. Pandit Sineru, S.Kep. Anggota
6 Ns. Putra, S.Kep. Anggota
7 Ns. Agus Suhirjan, S.Kep Anggota
D. Redesign Proses
No Sebelum Redesign Sesudah Redesign Implementasi
1 Resep tidak Penggunaan e-prescribing 2 Mei 2023
lengkap
2 Tulisan tidak jelas Penggunaan e-prescribing 2 Mei 2023
3 Konfirm R/ ke dr. Pengadaan telepon di Belum dilaksanakan, sementara
sulit, belum ada Depo Farmasi untuk memakai HP masing-masing
fasilitas telepon konfirmasi resep ke dokter
khusus
4 Tidak dilakukan Penggunaan e-prescribing 2 Mei 2023
pengecekan alergi
5 Penggunaan Penggunaan e-prescribing 2 Mei 2023
singkatan yang
tidak lazim

E. Evaluasi Implementasi E-Resep


Evaluasi dilaksanakan pada tanggal 4 bulan Juli 2023 dengan hasil sebagai berikut:
1. Implementasi resep elektronik telah terimplemtasi rata-rata 76,7% tingkat Rumah Sakit
2. Instalasi Gawat Darurat resep elektronik telah terimplemtasi sebesar 90%
3. Instalasi Rawat inap resep elektronik telah terimplemtasi sebesar 80%
4. Instalasi Rawat Jalan resep elektronik telah terimplemtasi sebesar 60%

F. Dampak Penerapan E-Resep


Dampak Primer
1. Menghindari risiko kesalahan
a. Penulisan resep elektronik terintegrasi langsung dengan apotek, sehingga dokter lebih
mudah dan tepat dalam menentukan pilihan obat yang akan diresepkan kepada pasien.
b. Mengurangi risiko penyalahgunaan resep manual oleh pasien
c. Mengurangi risiko keselahan membaca resep oleh apoteker di farmasi/apotek
d. Mengurangi risiko keselahan penulisan resep oleh dokter
2. Mengurangi waktu tunggu pasien
a. Penulisan resep elektronik bisa dilakukan lebih cepat
b. Waktu pasien berada diruang periksa lebih singkat
c. Waktu antri pasien lain antri lebih singkat
d. Waktu penulusuran riwayat pengobatan lebih cepat
Dampak Sekunder
1. Meningkatkan Efisiensi dalam peresepan (waktu menulis resep, waktu mengantar resep)
2. Mengurangi biaya operasional
a. Ramah lingkungan karena mengurang sampah
b. Mengurangi biaya cetak resep
c. Apotek tidak perlu mengarsip kertas resep karena sudah tersimpan dalam system
Dampak Tersier
1. Kepuasan Pasien meningkat
Waktu pelayanan resep cepat, pasien tidak perlu mengantar resep dan tingal mengantri di
loket farmasi untuk mendapatkan obat, dapat memperpendek waktu tunggu dalam
mendapatkan obat sehinga dapat meningkatkan kepuasan pasien.
Dari data perbandingan triwulan 1 dan triwulan 2 tahun 2023 tampak peningkatan
kepuasan pasien dari 86,0% menjadi 88,40%.
2. Memaksimalkan keselamatan Pasien
a. Tidak adanya kesalahan dalam membaca tulisa dokter, sehingga angka kesalahan
untuk mendapatkan obat sangat minimal

Kategori Resep Elektronik


No Bulan Jenis Insiden Insiden Jumlah
1 Februari Sulit baca tulisan resep KPCS 30 Belum diberlakukan
2 Maret Sulit baca tulisan resep KPCS 47 Belum diberlakukan
3 April Sulit baca tulisan resep KPCS 60 Belum diberlakukan
4 Mei Sulit baca tulisan resep KPCS 20 Mulai diberlakukan
5 Juni Sulit baca tulisan resep KPCS 15 Sudah berjalan 50%
Jumlah Potensi IKP 172

b. Dengan resep elektronik risiko kesalahan penulisan resep oleh dokter akan menurun
drastis. Pada resep manual jika terjadi kesalahan penulisan resep, apoteker akan
mengkonfiramsi hal tersebut ke dokter yang menulis resep, sehingga prosesnya
membutuhkan waktu yang lebih lama. Hal tersebut dapat dilihat dari data Daftar
Insiden Keselamatan Pasien berikut ini;
BAB III

PENUTUP

Demikian laporan evaluasi implementasi rekomendasi dari hasil FMEA proses medikasi
obat yaitu penerapan resep elektronik di layanan pasien periode semester 1 tahun 2023,
diharapkan dapat dipakai sebagai acuan dalam evaluasi kerja berikutnya dalam meningkatkan
mutu pelayanan dan keselamatan pasien di Rumah Sakit Mandalika Provinsi Nusa Tenggara
Barat.

Lombok Tengah, 4 Juli 2023

Ketua

Tim FMEA

Anda mungkin juga menyukai