BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kejadian tidak diharapkan adalah suatu kejadian yang mengakibatkan cedera yang tidak
diharapkan pada pasien karena suatu tindakan atau karena tidak bertindak, dan bukan karena
“underlying disease” atau kondisi pasien. Nyaris cedera merupakan kejadian akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil, yang
nyaris dapat mencederai pasien. Medical error merupakan suatu kegagalan tindakan medis
yang disebabkan kegagalan perencanaan atau kegagalan tindakan. Pelayanan kesehatan
berisiko bagi pasien, survey menunjukkan bahwa satu diantara sepuluh orang yang dirawat di
rumah sakit mengalami insiden keselamatan pasien. Rumah sakit merupakan organisasi yang
sangat berisiko untuk terjadinya medical error. Menekan angka medical error akan
meningkatkan mutu dan mengurangi biaya perawatan di bidang pelayanan medis.
Teknologi kedokteran terus berkembang, menjadikan prosedur pelayanan kesehatan
sesuatu yang kompleks. Di satu sisi hal ini membuat pelayanan kepada pasien menjadi lebih
efektif, namun di sisi lain memiliki risiko terjadinya insiden keselamatan pasien dan
kesalahan medis. Sebagian besar KTD dapat dicegah. Keberhasilan pencegahan dan
pendekatan system terletak pada kemampuan system untuk mengidentifikasi potensi risiko,
mengenali kejadian sedini mungkin dan menetapkan suatu mekanisme barrier (
penghambat). Salah satu metode yang dapat digunakan adalah Failure Mode and Effect
Analysis (FMEA), suatu metode untuk mengenali proses yang berisiko tinggi, penyebab
kesalahan dan strategi untuk mencegah kesalahan tersebut secara sistematis.
B. Tujuan
Terevaluasinya implementasi rekomendasi hasil FMEA berupa resep elektronik pada proses
medikasi pada pelayanan di RS Mandalika Provinsi NTB
BAB II
A. Definisi :
Proses Medikasi adalah pelayanan pengobatan kepada pasien dimulai dari peresepan obat,
persiapan obat, penyimpan obat sampai pemberian obat kepada pasien
C. Tim :
NO NAMA JABATAN
1 dr. Hazizaturrahmi Ketua Tim FMEA
2 Candra Dewi, S.Far., Apt Sekretaris
3 Ns Supardi, SKep., MPH Anggota
4 dr. Lalu Dedi Saputra Anggota
5 Ns. Pandit Sineru, S.Kep. Anggota
6 Ns. Putra, S.Kep. Anggota
7 Ns. Agus Suhirjan, S.Kep Anggota
D. Redesign Proses
No Sebelum Redesign Sesudah Redesign Implementasi
1 Resep tidak Penggunaan e-prescribing 2 Mei 2023
lengkap
2 Tulisan tidak jelas Penggunaan e-prescribing 2 Mei 2023
3 Konfirm R/ ke dr. Pengadaan telepon di Belum dilaksanakan, sementara
sulit, belum ada Depo Farmasi untuk memakai HP masing-masing
fasilitas telepon konfirmasi resep ke dokter
khusus
4 Tidak dilakukan Penggunaan e-prescribing 2 Mei 2023
pengecekan alergi
5 Penggunaan Penggunaan e-prescribing 2 Mei 2023
singkatan yang
tidak lazim
b. Dengan resep elektronik risiko kesalahan penulisan resep oleh dokter akan menurun
drastis. Pada resep manual jika terjadi kesalahan penulisan resep, apoteker akan
mengkonfiramsi hal tersebut ke dokter yang menulis resep, sehingga prosesnya
membutuhkan waktu yang lebih lama. Hal tersebut dapat dilihat dari data Daftar
Insiden Keselamatan Pasien berikut ini;
BAB III
PENUTUP
Demikian laporan evaluasi implementasi rekomendasi dari hasil FMEA proses medikasi
obat yaitu penerapan resep elektronik di layanan pasien periode semester 1 tahun 2023,
diharapkan dapat dipakai sebagai acuan dalam evaluasi kerja berikutnya dalam meningkatkan
mutu pelayanan dan keselamatan pasien di Rumah Sakit Mandalika Provinsi Nusa Tenggara
Barat.
Ketua
Tim FMEA