Anda di halaman 1dari 27

KODE ETIK PROFESI AHLI

GIZI
ELFIA ROSYIDA
Kode Etik Gizi menyatakan bahwa merupakan tuntunan perilaku
profesional seorang tenaga gizi dalam melakukan pelayanan gizi sesuai
dengan pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang telah diperoleh dari
pendidikan formal dan nonformal.

Sebagai seorang profesional dan sesuai dengan amanah


undang-undang dasar 1945, bahwa seorang ahli gizi mempunyai
kewajiban berperan aktif dalam meningkatkan kesejahteraan,
kecerdasan masyarakat melalui peningkatan keadaan gizi masyarakat
KEWAJIBAN UMUM
Seorang profesional akan menjunjung tinggi dan mengutamakan
kepentingan masyarakat di atas kepentingan pribadinya. Adapun
jabaran kewajiban yang termasuk kewajiban kepada umum sebagai
berikut:
• Ahli gizi berperan meningkatkan keadaan gizi dan kesehatan serta
berperan dalam
• meningkatkan kecerdasan dan kesejahteraan rakyat.
• Ahli gizi berkewajiban menjunjung tinggi nama baik profesi dengan
menunjukkan sikap,
• perilaku, dan budi luhur serta tidak mementingkan diri sendiri.
• Ahli gizi berkewajiban senantiasa menjalankan profesinya menurut standar profesi yang
telah ditetapkan.
• Ahli gizi berkewajiban senantiasa menjalankan profesinya bersikap jujur, tulus dan adil.
• Ahli gizi berkewajiban menjalankan profesinya berdasarkan prinsip keilmuan, informasi
terkini, dan dalam menginterpretasikan informasi hendaknya obyektif tanpa
• membedakan individu dan dapat menunjukkan sumber rujukan yang benar.
• Ahli gizi berkewajiban senantiasa mengenal dan memahami keterbatasannya sehingga
• dapat bekerja sama dengan pihak lain atau membuat rujukan bila diperlukan.
• Ahli gizi dalam melakukan profesinya mengutamakan kepentingan masyarakat dan
berkewajiban senantiasa berusaha menjadi pendidik dan pengabdi masyarakat yang
• sebenarnya.
• Ahli gizi dalam bekerja sama dengan para profesional lain di bidang kesehatan maupun
• lainnya berkewajiban senantiasa memelihara pengertian yang sebaik-baiknya.
KEWAJIBAN TERHADAP KLIEN
Kualitas pelayanan kesehatan saat ini difokuskan kepada klien (client centre care), jadi kepentingan
dan kepuasan klien yang utama.
Butir kewajiban yang tergolong dalam kewajiban kepada klien adalah sebagai berikut:
• Ahli gizi berkewajiban sepanjang waktu senantiasa berusaha memelihara dan meningkatkan status
gizi klien baik dalam lingkup institusi pelayanan gizi atau di
• masyarakat umum.
• Ahli gizi berkewajiban senantiasa menjaga kerahasiaan klien atau masyarakat yang
• dilayani baik pada saat klien masih atau sudah tidak dalam pelayanannya, bahkan juga
• setelah klien meninggal dunia kecuali bila diperlukan untuk keperluan kesaksia hokum.
• Ahli gizi dalam menjalankan profesinya senantisa menghormati dan menghargai kebutuhan untuk
setiap klien yang dilayani dan peka terhadap perbedaan budaya, dan tidak melakukan
diskriminalisasi dalam hal suku, agama, ras, status social, jenis kelamin,
• usia dan tidak menunjukan pelecehan social.
• Ahli gizi berkewajiban senantiasa memberikan pelayanan prima, cepat, dan akurat.
• Ahli gizi berkewajiban memberikan informasi kepada klien dengan
tepat dan jelas, sehingga memungkinkan klien mengerti dan mau
memutuskan sendiri berdasarkan informasi tersebut.
• Ahli gizi dalam melakukan tugasnya, apabila mengalami keraguan
dalam memberikan pelayanan berkewajiban senantiasa berkonsultasi
dan merujuk kepada ahli gizi lain yang mempunyai keahlian.
KEWAJIBAN TERHADAP MASYARAKAT
Slogan kementerian kesehatan saat ini adalah Gerakan masyarakat hidup
sehat (GERMAS) dimana salah satu poin di dalamnya adalah konsumsi sayur
dan buah setiap hari.
Di bawah ini adalah butir kewajiban yang tergolong dalam kewajiban ahli gizi
kepada masyarakat:
• Ahli gizi berkewajiban melindungi masyarakat umum khususnya tentang
penyalahgunaan pelayanan, informasi yang salah dan praktik yang tidak
etis berkaitan dengan gizi, pangan termasuk makanan dan terapi gizi/ diet.
Ahli gizi hendaknya senantiasa memberikan pelayanannya sesuai dengan
informasi faktual, akurat dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
• Ahli gizi senantiasa melakukan kegiatan pengawasan pangan dan gizi
sehingga dapat mencegah masalah gizi di masyarakat.
• Ahli gizi berkewajiban senantiasa peka terhadap status gizi masyarakat
untuk mencegah terjadinya masala gizi dan meningkatkan status gizi
masyarakat.
• Ahli gizi berkewajiban memberi contoh hidup sehat dengan pola makan
dan aktivitas yang seimbang sesuai dengan nilai praktik gizi individu yang
baik.
• Dalam bekerja sama dengan profesional lain di masyarakat, Ahli gizi
berkewajiban hendaknya senantiasa berusaha memberikan dorongan,
dukungan, inisiatif, dan bantuan lain dengan sungguh-sungguh demi
tercapainya status gizi dan kesehatan optimal di masyarakat.
• Ahli gizi dalam mempromosikan atau mengesahkan produk makanan
tertentu berkewajiban senantiasa tidak dengan cara yang sallah atau,
menyebabkan salah interpretasi atau menyesatkan masyarakat.
KEWAJIBAN TERHADAP TEMAN SEPROFESI
• Ahli gizi bekerja melakukan promosi gizi, memelihara dan meningkatkan status
gizi
• masyarakat secara optimal, berkewajiban senantiasa bekerja sama dan
menghargai
• berbagai disiplin ilmu sebagai mitra kerja di masyarakat.
• Ahli gizi berkewajiban senantiasa memelihara hubungan persahabatan yang
harmonis
• dengan semua organisasi atau disiplin ilmu/profesional yang terkait dalam upaya
• meningkatkan status gizi, kesehatan, kecerdasan dan kesejahteraan rakyat.
• Ahli gizi berkewajiban selalu menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan ketrampilan
• terbaru kepada sesama profesi dan mitra kerja.
KEWAJIBAN TERHADAP PROFESI DAN DIRI
SENDIRI
Poin untuk kewajiban terhadap diri sendiri seperti di bawah ini:
• Ahli gizi berkewajiban mentaati, melindungi dan menjunjung tinggi
ketentuan yang dicanangkan oleh profesi.
• Ahli gizi berkewajiban senantiasa memajukan dan memperkaya
pengetahuan dan keahlian yang diperlukan dalam menjalankan
profesinya sesuai perkembangan ilmu dan teknologi terkini serta
peka terhadap perubahan lingkungan.
• Ahli gizi harus menunjukkan sikap percaya diri, berpengetahuan luas,
dan berani mengemukakan pendapat serta senantiasa menunjukkan
kerendahan hari dan mau menerima pendapat orang lain yang benar.
• Ahli gizi dalam menjalankan profesinya berkewajiban untuk tidak boleh
dipengaruhi oleh kepentingan pribadi termasuk menerima uang selain
imbalan yang layak sesuai jasanya, meskipun dengan pengetahuan
klien/masyarakat (tempat dimana ahli gizi diperkerjakan).
• Ahli gizi berkewajiban tidak melakukan perbuatan yang melawan hukum,
dan memaksa orang lain untuk melawan hukum.
• Ahli gizi berkewajiban memelihara kesehatan dan keadaan gizinya agar
dapat bekerja dengan baik.
• Ahli gizi berkewajiban melayani masyarakat umum tanpa memandang
keuntungan perorangan atau kebesaran seseorang.
• Ahli gizi berkewajiban selalu menjaga nama baik profesi dan
mengharumkan organisasi profesi.
PENERAPAN PELANGGARAN
• Pelanggaran terhadap ketentuan kode etik ini diatur tersendiri dalam
Majelis Kode Etik Persatuan Ahli Gizi Indonesia. Pelanggaran terhadap
kode etik profesi berarti pelanggaran terhadap sistem norma, nilai
dan aturan profesional tertulis yang secara tegas menyatakan apa
yang benar dan baik bagi suatu profesi dalam masyarakat
(adminactivity. Blogspot)
• Bila seseorang melakukan pelanggaran etik maka dapat diberikan
sangsi pelanggaran kode etik berupa sangsi moral dan sangsi
dikeluarkan dari organisasi
KEKUATAN KODE ETIK
• Kode etik ahli gizi ini dibuat atas prinsip bahwa organisasi profesi
bertanggung jawab terhadap kiprah anggotanya dalam menjalankan
praktik profesinya.
• Kode etik ini berlaku setelah disahkannya kode etik oleh sidang
tertinggi profesi sesuai ketentuan yang tertuang dalam anggaran
dasar dan anggaran rumah tangga profesi gizi.
• Kode Etik
Dalam membahas kode etik, perlu diperhatikan beberapa poin
berikut:
• Seperangkat nilai-nilai tertulis dan standar penyelenggaraan dari suatu grup
untuk
• menetapkan keputusan.
• Umumnya dalam bentuk pernyataan.
• Tidak memberikan jawaban secara khusus pada setiap kondisi yang mungkin
• timbul.
• Siapakah yang menentukan sesuatu itu etis ?
Untuk menentukan suatu dianggap etis, perlu memperhatikan
beberapa hal berikut.
• Setiap orang memiliki perbedaan terhadap penilaian benar dan salah.
• Kode etik yang dibentuk secara kolektif dan dokumen kebijakan yang terkait.
• Tenaga kesehatan akan selalu dihadapkan dengan hukum yang berlaku.
• Organisasi kesehatan sangat kuat dipengaruhi oleh ajaran agama
• Selain itu mereka menetapkan standar perilaku dan memonitor kepatuhan.
• Apa yang menarik dari etika kedokteran ?
Dalam ilmu kedokteran ada etika yang perlu diperhatikan seperti
berikut
• BELAS KASIH. Bersedia mengatasi permasalahan kesehatan pasien dengan
• memberi perhatian dan memahami masalah pasien.
• KOMPETENSI. Kurang kompeten dapat mengakibatkan kematian pasien.
• Kompetensinya bukan saja meliputi dasar ilmiah namun juga teknis.
• OTONOMI. Penentuan sendiri dalam menangani pasien
• BAGAIMANA SESEORANG MEMUTUSKAN SESUATU ITU ETIS?
• Setiap orang bertanggung jawab terhadap diri sendiri dalam mengambil keputusan
etis dan dalam mengimplementasikannya.
• Beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam mengambil keputusan :
• 1) Pendekatan non rasional
• a) Kepatuhan
• b) Imitasi yang mengesampingkan benar dan salah.
• erasaan yang dianggap benar adalah yang dirasakan benar
• d) Intuisi ,persepsi yg terbentuk dengan segera mengenai bagaimana
• bertindak.
• e) Kebiasaan , tidak selalu tepat untuk mengambil keputusan
• Pendekatan rasional
• a) DEONTOLOGI melibatkan pencarian aturan-aturan yang terbentuk
• dengan baik yang dapat dijadikan dasar dalam pembuatan keputusan.
• b) KONSEKWENSIALISME. Dengan mempertimbangkan bagaimana hasil dari penetapan
keputusan. Tindakan yang benar adalah tindakan
• yang memberi hasil yang baik.
• c) PRINSIPALISME. Mempergunakan prinsip-prinsip etik sebagai dasar
• dalam membuat keputusan moral.
• d) Prinsip dasar:
• e) penghargaan otonomi, berbuat baik berdasarkan kepentingan terbaik dari pasien,
tidak melakukan tindakan yang dapat menyakiti pasien dan keadilan.
• f) ETIKA BUDI PEKERTI. Nilai yang sangat penting adalah belas kasih, kejujuran, bijak dan
dedikasi.
• MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK SITUASI ETIK
• Pengambilan keputusan yang berhubungan dengan kode etik harus melihat
situasi etik yang ada, pengambilan keputusan mengikuti langkah-langkah
berikut.
• LANGKAH PERTAMA: Identifikasi perilaku klien.
• Bagaimana perilakunya, aktivitas atau keputusan dari pertanyaan?
• LANGKAH KEDUA: Tentukan relevansi profesional
• Apakah ini berkaitan dengan peran profesional ahli gizi?
• LANGKAH KETIGA : Membedakan keinginan dan atau nilai pribadi dan
profesional
• Bagaimana nilai pribadi mempengaruhi penilaian profesional?
• BAGAIMANA HUBUNGAN DENGAN PASIEN?
• Seorang ahli gizi profesional akan berhubungan dengan pasien yang
membutuhkan konsultasi gizi untuk kesehatan diri maupun keluarganya.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat menghadapi klien atau
pasien di antaranya:
• PENGHARGAAN DAN PERLAKUAN YANG SAMA
• 1) Memberikan pelayanan dengan tidak membedakan status, jenis kelamin,
golongan usia dan sebagainya.
• 2) Tidak boleh menolak pasien.
• 3) Etika tidak membenarkan diskriminasi berdasarkan kategori tertentu
• terhadap pasien hanya karena menderita penyakit yang membahayakan.
• 4) Tidak dibenarkan mempunyai hubungan emosional dengan pasien.
• KOMUNIKASI DAN PERSETUJUAN
• 1) Hak pasien untuk mengambil keputusan mengenai perawatan kesehatan
• (menentukan sendiri, bebas dalam membuat keputusan yang menyangkut
• dirinya).
• 2) Pasien mempunyai hak untuk mendapatkan informasi yang diperlukan
• untuk mengambil keputusannya.
• 3) Pasien harus paham dengan jelas apa tujuan dari suatu tes atau pengobatan,
• hasil apa yang akan diperoleh, dan apa dampaknya jika menunda keputusan.
• 4) Dokter atau petugas kesehatan tidak boleh menawarkan kepada pasiennya
• tindakan sia-sia atau hal yang tidak menguntungkan.
• 5) Pasien harus tetap dilibatkan dalam pengambilan keputusan sejauh
• kapasitas pasien masih memungkinkan.
• KERAHASIAAN
• 1) Kerahasiaan pasien harus dijaga secara absolut.
• 2) Kepercayaan merupakan bagian penting dalam hubungan memberikan
• pelayanan. Kepercayaan merupakan standar legal dan etis dari kerahasiaan
• dimana profesi kesehatan harus menjaganya.
• 3) Pembeberan kerahasiaan pasien kepada pihak lain harus
• mempertimbangkan bahaya, tidak terbalikan, tidak terhindarkan kecuali
dengan membeberkan informasi yang sebenarnya. Asumsikan bahwa semua
informasi adalah rahasia dan tidak dapat sebar luaskan, kecuali oleh
permintaan pengadilan dan dengan persetujuan.
• LOYALITAS GANDA
• 1) Seorang tenaga kesehatan harus mendahulukan kepentingan pasien. Bila
• dalam satu hal ada pihak ketiga misalnya dalam hal ini adalah
pemerintah(polisi, berbeda kepentingan dengan pasien maka tenaga
kesehatan hal ini disebut dengan loyalitas ganda.
• 2) Dalam kasus di atas tenaga kesehatan harus berpihak kepada pasien.
• 3) Yang menjadi masalah adalah bagaimana melindungi pasien dari tekanan
• pihak ketiga tsb.
• HUBUNGAN DENGAN MASYARAKAT
• 1) Saat ini pengobatan lebih merupakan aktivitas sosial dan tidak hanya
• terbatas pada kegiatan individu.
• 2) Karena masyarakat dan lingkungan fisik merupakan faktor penting dalam
• kesehatan pasien , maka profesi kesehatan secara umum mempunyai peran
penting dalam kesehatan publik, pendidikan kesehatan, perlindungan
lingkungan, hukum-hukum yang mempengaruhi kesehatan atau kesehatan
komunitas dan persaksikan dalam pengadilan.
• TANGGUNG JAWAB TERHADAP DIRI SENDIRI
• 1) Seorang tenaga profesional kesehatan harus bertanggung jawab terhadap
• dirinya sendiri. Menjaga kesehatannya sendiri agar tidak terjadi efek negatif
• terhadap kegiatan pemberian pelayanan kepada masyarakat.
• 2) Tanggung jawab ini juga termasuk perhatian kesehatan terhadap anggota
• keluarganya.
• 3) Menghindari hal-hal yang membahayakan kesehatan bagi dirinya sendiri
• seperti contohnya merokok, penggunaan obat berbahaya, menghindari stres
yang akan mengganggu dirinya dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat.
• 7. PENERAPAN ETIKA DALAM KEGIATAN PROFESIONAL
Dalam menerapkan etika sebagai kegiatan profesional, untuk
menghadapi pasien etika yang harus diterapkan adalah:
• Jangan membuat janji yang tidak dapat kita penuhi.
• Katakan pada pasien dan klien tentang informasi waktu dan keadaan.
• Dampak pada hubungan profesional.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai