Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN

DAMPAK PANIC ATTACK PADA MAHASISWA AKIBAT TUGAS


(PADA MAHASISWA SEMESTER 3 UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG)
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Klinis

Dosen Pengampu Mata Kuliah

Dr. Yulia Sholichatun,M.Si


Disusun oleh:
M. Daffa` Ajira Anjayna (200401110108)
Debby Luzsanti (200401110157)

Psikologi Klinis F

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2021
Kata Pengantar

Segala puji bagi Allah SWT yang mana telah melimpahkan segala rahmat dan
karunianya pada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir semester ini.
Pada kesepatan ini penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-
pihak yang turut andil dalam penulisan tugas akhir ini. Adapun pihak yang telah turut andil
dalam hal ini :
1.      Ibu Dr. Yulia Sholichatun,M.Si selaku dosen sekaligus pembimbing kami dalam
menjalankan tugas akhir semester ini
2.
3.
4.
5.
6.      Keluarga penulis Orang tua penulis bapak/ibu penulis, kakak atas dukungan material maupun
spiritualnya kepada penulis
7.      Teman-teman satu angkatan dan teman/sahabat daripada penulis. Penulis ucapkan
terimakasih.

Semoga Allah SWT yang akan membalas kebaikan  mereka. Dan semoga pula karya ini
dapat bermanfaat kedepnnya. Amin.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mahasiswa merupakan subjek yang menuntut ilmu diperguruan tinggi memiliki
tanggung jawab pada saat kuliah berlangsung dan menyelesaikan kuliahnya. Mahasiswa
tidak akan terlepas dari aktivitas belajar dan keharusan mengerjakan tugas-tugas studi,
baik itu yang bersifat akademis maupun non akademik misalnya organisasi
kemahasiswaan (Mujidin & Rico, 2014).
Mahasiswa pun harus lebih berpikir kreatif dan lebih berani dalam menyatakan fakta
serta realita yang ada dalam setiap pemikiran dengan tugas akademiknya. Tugas
akademik yang dimaksud adalah penyelesaian tugas kuliah, laporan praktikum dan
penyelesaian tugas akhir atau skripsi. Menjadi mahasiswa yang akan dituntut seperti itu
dengan membangkitkan daya nalar bagi mahasiswanya. Hal ini sesuai dengan undang-
undang tentang sistem Pendidikan Nasional no 20 tahun 2003 pasal 3 yang menjelaskan
pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemapuan dan membentuk karakter serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung
jawab (Nitami, Daharnis& Yusri 2015).
Namun tidak dapat dipungkiri, adanya tugas di perguruan tinggi dapat menimbulkan
perasaan cemas, takut, dan was-was, termasuk juga mahasiswa semester 3 UIN Maulana
Malik Ibrahim Malang. Hal ini terjadi karena timbulnya tekanan yang bisa berasal dari
banyak faktor, salah satunya seperti bertambahnya tanggung jawab, belum siapnya diri
untuk menghadapi hal baru, dan lain-lain. Tekanan itulah yang dapat menimbulkan panic
attack.
Panic Attack dapat menimbulkan dampak negatif untuk diri sendiri juga orang lain.
Seseorang yang mengalami panic attack dapat dilihat dari tanda-tanda dari beberapa
aspek :
a. Aspek fisik seperti berkeringat secara berlebih, merasa gelisah atau berpikir secara
irasional, mulut terasa kering, otot menjadi tegang, merasa sangat takut, gemetar,
sesak napas, kram perut, nyeri dada, mual, dan pusing atau pingsan.
b. Aspek psikis seperti berpikir irasional, kehilangan kontrol, suka menghindar,
cemas, menarik diri, dan sulit berkonsentrasi
Secara general faktor penyebab munculnya panic attack terdiri dari beberapa hal,
yakni 1) faktor biologis: keturunan, ketidakseimbangan kimia zat pengontrol fungsi otak,
sistem saraf simpatik terlalu sensitif, 2) faktor psikologis: orang yang mudah cemas,
pesimis dan kurang merasa aman, 3) faktor lingkungan: pengalaman negatif di masa
kecil, peristiwa stres (misalnya mengalami bencana, kecelakaan), stres kehidupan sehari-
hari lainnya (misalnya pergantian pekerjaan, masalah hubungan antar pribadi).

B. Rumusan Masalah:

C. Tujuan:
BAB II
TINJAUAN TEORI

Serangan panik (panic attack) adalah serangan perasaan takut yang terjadi secara
mendadak dan tiba-tiba. Kondisi ini biasanya muncul tanpa alasan yang tidak jelas. Serangan
panik ini dapat menyerang kapan saja, bahkan ketika sedang tidur. Penderita serangan panik
sering merasa seperti terkena serangan jantung atau akan mati mendadak. Bahkan orang yang
mengalami serangan panik bisa mengira dirinya sedang sekarat karena merasa mengalami
serangan jantung. Umumnya serangan panik hanya akan terjadi 1–2 kali dalam hidup
seseorang. Meski demikian, beberapa orang dapat mengalami serangan panik berulang.
Serangan panik yang terjadi berulang-ulang dan terus-menerus menandakan adanya kondisi
lain, yaitu gangguan panik (panic disorder).
Gejala fisik dari serangan panik disebabkan karena tubuh mengalami mode ‘fight or
flight’ (melawan atau terbang). Tubuh berusaha menghirup oksigen lebih banyak sehingga
pernapasan menjadi lebih cepat. Hormon adrenalin juga dihasilkan tubuh, sehingga denyut
jantung menjadi lebih cepat dan otot-otot menjadi tegang. Serangan panik diduga merupakan
respons yang diberikan tubuh sebagai bentuk pertahanan karena tubuh merasa terancam.
Beberapa faktor yang dicurigai sebagai pemicu hal ini antara lain trauma, stres, emosi negatif,
konsumsi kafein berlebihan, dan lain sebagainya.
Dokter dapat menentukan diagnosis serangan panik dari wawancara medis mendetail
dan pemeriksaan fisik. Biasanya gejala yang cukup serius seperti serangan jantung meliputi
nyeri dada, sesak napas, berkeringat, dan jantung berdetak cepat. Meski demikian, tanda-
tanda tersebut hanyalah gejala yang tidak berhubungan dengan penyakit jantung. Gejala-
gejala lain juga tidak akan menunjukkan adanya penyakit atau masalah pada tubuh penderita.
Selama serangan panik (panic attack) , gejala fisik dapat menumpuk dengan sangat
cepat. Ini dapat mencakup: detak jantung berdebar atau berpacu; merasa pingsan, pusing atau
pusing; merasa sangat panas atau sangat dingin; berkeringat, gemetar atau gemetar mual
(merasa sakit); nyeri di dada atau perut; berjuang untuk bernapas atau merasa seperti anda
tersedak; perasaan seperti kaki anda gemetar atau berubah menjadi jeli; merasa terputus dari
pikiran, tubuh, atau lingkungan anda, yang merupakan jenis disosiasi. Gejala ini terkadang
dianggap sebagai serangan jantung dan penderita sering merasa akan segera mati. Namun,
gejala serangan panik biasanya hanya berlangsung selama 5–20 menit. Walaupun gejala yang
muncul tampak serius, namun sebenarnya hal tersebut tidak berbahaya.
Serangan panik (panic attack) bisa menakutkan, tetapi ada beberapa hal yang dapat
dilakukan untuk membantu mengatasinya. Selama serangan panik Ambil napas secara
perlahan, dalam dan lemah lembut melalui hidung; Buang napas secara perlahan, dalam dan
lemah lembut dari mulut; Hitung dari 1 sampai 5 pada setiap ambil dan buang napas; Tutup
mata dan fokuskan diri ke pernapasan.
Mencegah serangan panik (panic attack), seperti menghindari stres yang merupakan
salah satu cara mencegah serangan panik. Melakukan latihan pernapasan, olahraga dan
makan teratur, menghindari kafein, merokok dan alkohol juga dapat membantu mencegah
serangan panik atau membuat serangan panik lebih parah.

BAB III
METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan jenis metode penelitian kuantitatif. Populasinya berasal


dari mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Karena jumlah populasi lebih dari 200
orang, maka penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan sampel secara acak.
Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan yaitu kuisioner. Skala yang
digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert. Skala ini terdiri dari 2 pilihan yang
mempunyai gradasi positif dan negatif, dengan pilihan jawaban sebagai berikut :
Untuk kalimat-kalimat positif, masing-masing kategori jawaban diberi skor sebagai
berikut Setuju (S) dengan nilai 1 dan Tidak Setuju (TS) nilai 0. Untuk kalimatkalimat negatif,
masing-masing kategori jawaban diberi skor yaitu pernyataan Setuju (S) diberi nilai 0 dan
Tidak Setuju (TS) bernilai 1.
Teknik pengambilan data dalam penelitan ini dengan menyebarkan kuesioner berupa
pernyataan sebanyak 24 item kepada mahasiswa semester 3 UIN Maulana Malik Ibrahim
Malang. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah sakla likert. Skala ini terdiri dari 2
pilihan yang mempunyai gradasi positif dan negatif, dengan pilihan jawaban setuju dan tidak
setuju. Penyebaran kuesioner dalam penelitian ini menggunakan google form. Responden
diminta untuk memilih salah satu jawaban pada pernyataan yang telah disediakan.
BAB IV
HASIL PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan menggunakan angket yang disebar melalui google form.
Dalam mengobservasi peneliti menggunakan 30 responden dengan tiga kategori tingkat panic
attack diantaranya tinggi, sedang dan rendah.

Kategori Panik Jumlah Persentase


Rendah
Sedang
Tinggi

Hasil penelitian selengkapnya dapat dilihat pada Diagram 1 berikut ini;

Berdasarkan diagram di atas mendapatkan hasil dari 100 responden dengan rincian …
responden kategori tinggi, … responden kategori sedang, dan … responden kategori rendah.
Seluruh responden menunjukkan panic attack yang dilihat dari jawaban responden dalam
memilih aitem. Berikut ini aitem yang menunjukkan panic attack tersebut:
1. Saya merasa mual bila teringat memiliki tugas
2. Saya merasa pusing bila teringat memiliki tugas
3. Saya merasa sakit perut bila teringat memiliki tugas
4. Tidur saya tidak nyenyak/terganggu karena memiliki tugas
5. Hari Saya terasa gelisah ketika teringat dengan tugas
6. Saya berkeringat secara berlebihan ketika memiliki banyak tugas
7. Saya merasa takut bila teringat memiliki tugas
8. Saya merasa sesak napas bila memiliki banyak tugas
Panic Attack merupakan salah satu gangguan yang ditandai dengan adanya serangan
takut atau cemas secara tiba-tiba, dadakan, dan terus menerus akan perasaan datangnya
bahaya, ketakutan berlebih atau serangan jantung. Panic Attack juga biasa disebut anxietas
paroksismal episodic (Elvira dalam (Cahyaningsih, 2020). Menurut McPhee dalam
(Cahyaningsih, 2020) panic attack ditunjukkan adanya perasaan cemas yang sangat kuat
dengan durasi pendek, terulang dan juga tidak dapat diprediksi.
Panic attack yang dialami oleh responden penelitan ini memiliki gejala seperti
gelisah, cemas, khawatir yang berlebihan, mengeluarkan banyak keringat dan menarik diri
dari lingkungan (Goddard, 2017), Hal ini sesuai dengan DSM-5 (The Diagnostic and
Statistical Manual of Mental Disorders) yang menunjukkan kriteria diagnostik dari gangguan
panik sebagai berikut:
a. Serangan panik tidak terduga berulang. Serangan panik adalah sebuah gelombang
ketakutan yang sangat kuat akan ketidaknyamanan intens yang akan mencapai
puncaknya dalam hitungan menit, selama 4 menit (atau lebih). Gejala-gejala yang
terjadi seperti; jantung berdetak lebih cepat, berkeringat, gemetaran, sensasi sesak
nafas atau rasa tercekik, perasaan tersedak, terasa nyeri di dada dan tidak nyaman,
mual atau sakit perut, perasaan pusing atau pingsan, menggigil atau sensasi panas,
sensasi geli, perasaan tidak sadar, takut kehilangan kontrol atau menjadi gila dan takut
mati (Purdiani, 2017). Hal ini sejalan dengan beberapa aitem instrument yang
memiliki jawaban terbanyak dari responden. Banyak responden merasakan
kecemasan berlebih sehingga menimbulkan kepanikan secara berulang, seperti merasa
khawatir ketika mengingat akan tugas hingga membatasi diri dari lingkungan luar.
b. Satu serangan telah diikuti dari satu bulan (atau lebih) dari satu atau kedua hal
berikut; (1) Khawatir tentang panik tambahan atau konsekuensinya (seperti,
kehilangan kontrol, mengalami serangan jantung, menjadi gila), (Hadisukanto, 2013)
(2) Perubahan perilaku maladaptif yang signifikan terkait dengan serangan tersebut
(contohnya, perilaku yang dirancang untuk menghindari serangan panik, seperti
menghindari latihan atau situasi yang tidak biasa. Hal ini tidak ditunjukkan oleh
responden karena penelitian ini tidak dilakukan secara berkala dan tidak meneliti
terkait perubahan perilaku responden. (Maslim, 2013)

Serangan panik tidak dipahami dengan baik oleh individu, meskipun sudah melalui DSM-
V. Sehingga hal ini sering muncul dan terdapat penelitian yang membandingkan serangan
panik pada konteksnya dengan kecemasan pada frekuensi simtom, kekerasan, dan gejala
klinis lainnya (Brown, 2015). Gangguan panik merupakan sindrom kecemasan pada diri
individu yang sering mengakibatkan gangguan kejiwaan. Menurut Goddard (2017), bukti
terbaru untuk dasar neurobiologis gangguan panik ditinjau dengan perhatian khusus terhadap
faktor risiko seperti kerentanan genetic (Dubey S, 2020), stress akut, dan temperamen yang
cukup memengaruhi.
Gangguan ini tidak disebabkan oleh efek psikologis suatu zat (pengobatan) atau kondisi
medis lainnya (misalnya, hipertiroidisme, gangguan kardiopulmoner). Gangguan ini tidak
dijelaskan dengan baik sebagai mental disfearedsocial situation, seperti dalam gangguan
kecemasan sosial, sebagai respon atas situasi atau objek fobia tertentu, seperti dalam fobia
spesifik; sebagai respon atas obsesi, seperti pada obsessive-compulsive disorder; (Gunarsa
dalam (Cahyaningsih, 2020) sebagai respon atas ingatan event traumatik, seperti pada
gangguan stress pasca-trauma; atau sebagai respon untuk pemisahan dari attachment figure,
seperti dalam separation anxiety disorder (Brown, 2015)
Serangan panik biasanya muncul pada usia dewasa dan lebih sering terjadi pada
perempuan dengan frekuensi dua kali lipat dibanding laki-laki (Maina, 2016). Sama halnya
dengan penelitian yang dilakukan oleh (Brown, 2015) terdapat perbedaan serangan panik
bagi laki-laki dan perempuan serta perbedaan budaya dan lingkungan. Hal ini didukung oleh
penelitian yang dilakukan dengan melibatkan 100 orang responden yang terdiri dari …
perempuan dan … laki-laki. Dari data tersebut diantara … orang laki-laki dan … orang
perempuan mengalami panik dalam taraf rendah. … orang laki-laki dan … orang perempuan
mengalami panik taraf sedang. Sedangkan untuk panik taraf tinggi terdapat … orang laki-laki
dan … orang perempuan.
BAB III
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa mahasiswa semester 3 UIN
Maulana Malik Ibrahim Malang mengalami panic attack dengan kategori sedang. Sebanyak
100 responden diperoleh 8% mengalami panic attack kategori rendah, 84% kategori sedang
dan 8% kategori tinggi yang berasal dari mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
dengan gejala seperti gelisah, cemas, khawatir yang berlebihan, mengeluarkan banyak
keringat dan menarik diri. Seseorang yang mengalami panic attack dapat dilihat dari dua
aspek yaitu aspek fisik dan psikis. Panic attack bisa disebabkan faktor biologis, psikologis,
dan lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA

Bonevski, D. &. (2019). Panic Attacks and Panic Disorder. Journal of Psychopatology An
International and Interdiciplinary Perspectiv.
Brown, L. A. (2015). A Comparison of the Nature and Correlates of Panic Attacks in the
Context of Panic Disorder and Social Anxiety Disorder . Elsevier Journals, 69-76.
Cahyaningsih, A. (2020). Seorang Laki-Laki Usia 27 Tahun dengan Gangguan Panik :
Laporan Kasus. Jurnal Medula 9(4).
Cohen. (2007). Metode Penelitian dalam Pendidikan. New York: Routledge.
Dubey S, B. P. (2020). Psychosocial Impact of Covid-19. Diabetes Metab Syndr Clin Res
Rev 14 (5), 779-788.
Goddard. (2017). The Neurobiology of Panic: A Chronic Stress Disorder. Chronic Stress
(Thousand Oaks) 1.
Wahyu A. M., Zahra A. C. A., Firdaus M. I. F, & Widyatno A. (2021). Perilaku Panic Buying
Mengiringi Kemunculan COVID-19? Sebuah Studi pada Awal Pandemi di Indonesia.
Universitas Negeri Malang, Malang.
Maslim, R. (2013). Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas PPDGJ-III dan DSM-V
(Cetakan 2). PT. Nuh Jaya.
Mind. (2021). Anxiety and Panic Attacks. https://www.mind.org.uk/media/7089/anxiety-and-
panic-attacks-2021-pdf-version.pdf

Anda mungkin juga menyukai