Anda di halaman 1dari 8

Evolusi Biologi

Teori Evolusi Biologi oleh Charles Darwin (1890-1882)


Kita sering mendengar nama Charles Robert Darwin. Teori evolusi sangat melekat dengan
nama ini. Darwin adalah seorang ahli biologi yang dikenal dengan teori evolusi, yang ia
kemukakan.
 
Dalam bukunya yang berjudul “On the Origin of Species”,   Darwin menyatakan, tumbuhan
dan hewan, berasal dari spesies yang sama,  spesies yang mampu bertahan adalah spesies
yang dapat bertahan melalui proses “seleksi alam”, di mana mereka yang mampu beradaptasi
atau berevolusi untuk menerima perubahan habitat alami mereka.
 
Teori ini dikemukakan Darwin setelah melakukan pengamatan dan penelitian terhadap
burung, tanaman, dan fosil, Darwin mengamati  kesamaan terhadap spesies di seluruh dunia.
Hal ini membuat Dawin yakin dan percaya bahwa spesies yang kita kenal sekarang, secara
bertahap akan berevolusi dari nenek moyang yang sama. Pada perkembangannya, teori
evolusi dari Darwin yang bersumber dari pengamatan mengenai seleksi alam, dikenal dengan
istilah “Darwinisme”.
 
Teori Evolusi Biologi oleh Jean Baptiste Lamarck (1744-1829)
Dilansir dari Encyclopedia of
the Environment Jean Baptiste Lamarck, seorang naturalis dari Perancis melalui bukunya
yang berjudul Philosophie Zoologique  (1800) mengemukakan, bahwa bentuk kehidupan
yang sekarang didasarkan pada penggunaan dan tidak menggunakan organ (use and
disuse).  Teori ini dikemukakan oleh Lamarck lima puluh tahun sebelum munculnya teori
Darwin, meski kemudian, Darwin lebih populer, tetapi Lamarck memiliki peran besar dalam
perkembangan ilmu pengetahuan.
 
Contoh teori yang dikemukakan oleh Lamarck adalah tentang leher Jerapah yang memanjang
dengan meregangkannya untuk menjangkau pohon yang lebih tinggi. Sifat fisik ini, nantinya
akan diturunkan pada Jerapah generasi berikutnya. Kata use mengacu pada organ yang
digunakan oleh hewan ini akan terus bertumbuh dan berkembang. Sementara
itu, disuse mengacu pada organ yang tidak digunakan oleh hewan tersebut dengan sendirinya
akan tereduksi.
 
Teori Evolusi Biologi Neo-Darwinisme
Teori ini muncul sebagai bentuk penyempurnaan dari teori yang pernah dikemukakan oleh
Charles Darwin. Meski dikenal, ternyata teori yang dikemukakan oleh Darwin memiliki suatu
kelemahan.
Teori Darwin tidak dapat memberikan penjelasan mengenai cara asal dan transmisi variasi.
Sumber variasi ini dikemukakan oleh Hugo de Vries yang mengemukakan mengenai teori
mutasi. Teori mutasi memberi penjelasan, mengenai beberapa spesies muncul secara tiba-tiba
karena variasi yang tidak berkelanjutan.
Beberapa ilmuwan yang turut memberi kontribusi terhadap munculnya dalam teori neo-
Darwinisme ini diantaranya adalah Gregor Mendel, Hugo de Vries, dan August Weismann.
Mendel memberi penjelasan mengenai hukum pewarisan sifat yang diperlukan untuk
memberi modifikasi terhadap gagasan terhadap seleksi alam.
De Vries juga mengemukakan mengenai peristiwa mutasi, sementara Weismann
mengemukakan mengenai konsep keberlanjutan dari plasma nutfah. Inti dari teori evolusi
neo-Darwinisme, menganggap bahwa seleksi alam merupakan kunci dari evolusi itu sendiri.
Dalam perkembangannya, teori Lamarck dan Darwin bisa saling mendukung, dan bisa juga
saling berseberangan. Sebagai contoh ketika membicarakan mengenai konsep
spesies, Lamarck mengungkapkan, jika semua individu dalam spesies yang sama memiliki
karakteristik yang identik.
Misal, pada zaman dahulu, semua Jerapah memiliki leher yang pendek dan semua Gajah
memiliki belalai yang pendek. Sedangkan Darwin mengemukakan, bahwa individu dalam
spesies yang sama, berpotensi memiliki karakteristik yang berbeda. Misal pada jaman dahulu,
menurut Darwin, Jerapah ada dua jenis, ada Jerapah yang memiliki leher panjang, namun ada
juga Jerapah yang memiliki leher pendek. Darwin menganggap jika kebanyakan, Gajah
memiliki belalai yang pendek dan sedikit Gajah yang memiliki belalai panjang.
Ketika membahas mengenai mekanisme terbentuknya spesies baru, Lamarck menganggap,
bahwa terdapat dorongan yang muncul dari faktor internal individu untuk berevolusi, sebagai
upaya memenuhi kebutuhan hidup.
Lamarck, mengemukakan bahwa kaki dan leher jerapah, pada zaman dahulu berbentuk mirip
dengan kuda yaitu berleher dan berkaki pendek, tidak sepanjang Jerapah sekarang. Namun
karena sumber makanan mereka berada di pohon yang tinggi, maka dianggap muncul
dorongan dari Jerapah untuk meregangkan lehernya, agar dapat menjangkau sumber
makanannya yang berada pada pohon yang tinggi.
Dorongan internal inilah yang menyebabkan leher Jerapah menjadi panjang selama masa
hidupnya. Bentuk anatomi tubuh Jerapah ini nantinya akan diturunkan pada generasi
berikutnya. Sehingga muncul keyakinan, bahwa Jerapah yang memiliki leher panjang saat ini,
merupakan adaptasi dari nenek moyangnya dahulu kala.
Berbeda dengan pendapat Lamarck yang meyakini adanya dorongan internal pada individu,
Darwin meyakini bahwa terjadinya evolusi, bukan karena dorongan internal individu, namun
karena adanya pengaruh dari seleksi alam, jadi bukan merupakan keinginan dari  individu.
Darwin meyakini bahwa Jerapah, ada dua jenis. Ada yang berleher panjang, dan ada yang
berleher pendek. Jerapah yang berleher pendek akan mengalami kesulitan memenuhi
kebutuhan hidupnya untuk mendapat makanan yang berada di pohon tinggi, maupun
menggapai sumber air, sehingga semakin lama akan punah.
Hingga pada akhirnya hanya Jerapah yang memiliki leher dan kaki panjang yang akan
bertahan hidup, serta berkembang biak, sehingga semua generasi Jerapah yang ada sekarang,
memiliki leher panjang.
Namun demikian, kontroversi dari teori keduanya demikian jelas. Lamarck meyakini, bahwa
semua makhluk hidup mengalami perubahan alam, tanpa kecuali, maka harus dapat
beradaptasi dengan perubahan itu. Ini yang menunjukkan bahwa Lamarck tidak sependapat
dengan Darwin mengenai teori seleksi alam. Sebaliknya, Darwin meyakini bahwa individu
yang dapat beradaptasi seleksi dengan alam, maka individu tersebut yang akan dapat bertahan
hidup. Sedangkan yang tidak dapat melalui seleksi itu, akan punah.

Ini Teori Evolusi Biologi yang Mudah Dipahami!


by Quipper Indonesia Juni 11, 2017

Quipperian! Evolusi merupakan ilmu yang  mempelajari perubahan yang berangsur-angsur


menuju ke arah yang sesuai dengan masa dan tempat. Teori evolusi mempelajari proses
perubahan yang terjadi pada makhluk hidup. Teori evolusi merupakan suatu teori yang
dinamis, selain penting dalam biologi juga dalam perkembangan teknologi.

Anak IPA? Yuk Belajar Biologi Tentang Teori Evolusi!


Biologi sebagai salah satu ilmu pengetahuan yang bersangkutan dengan keadaan fisik
organisme atau mkhluk hidup mengemukakan juga ide atau gagasan evolusi biologis
(biological evolution) yang mana telah mengalami evolusi pula dalam sejarah
perkembangannya. Evolusi biologis sebagaimana dikenal dewasa ini telah berbeda dengan
gagsan evolusi yang dikemukakan oleh Aristoteles, Chevalier de Lamarck, dan Charles
Robert Darwin.
Apa sih Teori Evolusi Biologi?
Teori evolusi biologis mengemukakan bahwa hewan, tumbuhan, dan juga manusia
merupakan hasil perkembanagn evolusi dari makhluk-makhluk hidup yang berbentuk lebih
sederhana, bermula dari adanya satu atau beberapa bentuk makhluk hidup sangat sederhana
pda awal kehidupan di bumi yang secara perlahan-lahan berkembang menjadi berbagai
spesies organisme (Widodo, 1993).
Terdapat sejumlah bukti tidak langsung yang tidak lengkap dan penjelasan dari berbagai
cabang biologi yang dapat digunakan untuk mendukung gagasan evolusi.

Biologi sebagai ilmu pengetahuan alam memiilki metode induktif dalam memperoleh
kebenaran. Kebenaran evolusi yang diperoleh dari penarikan kesimpulan secara induktif ini
diterapkan berlaku umum terhadap semua organisme. Biologi sebagai ilmu pengetahuan alam
pada umumnya mewadahi hal-hal yang rasional dengan dilengkapi bukti-bukti.
Apabila terdapat fenomena suatu peristiwa alam dapat dikemukakan gagasan yang dapat
menjelaskan fenomena tersebut dengan disertai bukti-bukti yang bisa diuji, gagasan hasil
pengujian tersebut disebut hukum.
Apabila hanya terdapat bukti-bukti yang tidak langsung atau bukti-bukti yang tidak lengkap
untuk mendukung penjelasan rasional terhadap gejala alam, maka gagasan hasil telaahnya
disebut sebagai teori. Sedangkan apabila gagasan itu sama sekali belum disertai bukti yang
diperlukan maka gagasan tersebut disebut sebgai hipotesa.
Mekanisme Teori Evolusi Biologi
Evolusi didorong oleh dua mekanisme utama, yaitu seleksi alam dan hanyutan genetik.
Seleksi alam merupakan sebuah proses yang menyebabkan sifat terwaris yang berguna untuk
keberlangsungan hidup dan reproduksi organisme menjadi lebih umum dalam suatu populasi
– dan sebaliknya, sifat yang merugikan menjadi lebih berkurang. Hal ini terjadi karena
individu dengan sifat-sifat yang menguntungkan lebih berpeluang besar bereproduksi,
sehingga lebih banyak individu pada generasi selanjutnya yang mewarisi sifat-sifat yang
menguntungkan ini. Setelah beberapa generasi, adaptasi terjadi melalui kombinasi perubahan
kecil sifat yang terjadi secara terus menerus dan acak ini dengan seleksi alam.

Sementara itu, hanyutan genetik (Bahasa Inggris: Genetic Drift) merupakan sebuah proses
bebas yang menghasilkan perubahan acak pada frekuensi sifat suatu populasi. Hanyutan
genetik dihasilkan oleh probabilitas apakah suatu sifat akan diwariskan ketika suatu individu
bertahan hidup dan bereproduksi.
Walaupun perubahan yang dihasilkan oleh hanyutan dan seleksi alam kecil, perubahan ini
akan berakumulasi dan menyebabkan perubahan yang substansial pada organisme. Proses ini
mencapai puncaknya dengan menghasilkan spesies yang baru. Dan sebenarnya, kemiripan
antara organisme yang satu dengan organisme yang lain mensugestikan bahwa semua spesies
yang kita kenal berasal dari nenek moyang yang sama melalui proses divergen yang terjadi
secara perlahan ini.
Fakta Evolusi Biologi
Dokumentasi fakta-fakta terjadinya evolusi dilakukan oleh cabang biologi yang dinamakan
biologi evolusioner. Cabang ini juga mengembangkan dan menguji teori-teori yang
menjelaskan penyebab evolusi. Kajian catatan fosil dan keanekaragaman hayati organisme-
organisme hidup telah meyakinkan para ilmuwan pada pertengahan abad ke-19 bahwa
spesies berubah dari waktu ke waktu.
Namun, mekanisme yang mendorong perubahan ini tetap tidaklah jelas sampai pada publikasi
tahun 1859 oleh Charles Darwin, On the Origin of Species yang menjelaskan dengan detail
teori evolusi melalui seleksi alam. Karya Darwin dengan segera diikuti oleh penerimaan teori
evolusi dalam komunitas ilmiah.

Pada tahun 1930, teori seleksi alam Darwin digabungkan dengan teori pewarisan Mendel,
membentuk sintesis evolusi modern, yang menghubungkan satuan evolusi (gen) dengan
mekanisme evolusi (seleksi alam).
Kekuatan penjelasan dan prediksi teori ini mendorong riset yang secara terus menerus
menimbulkan pertanyaan baru, di mana hal ini telah menjadi prinsip pusat biologi modern
yang memberikan penjelasan secara lebih menyeluruh tentang keanekaragaman hayati di
bumi.
Teori Evolusi Biologi yang Berkembang
Meskipun teori evolusi selalu diasosiasikan dengan Charles Darwin, namun sebenarnya
biologi evolusioner telah berakar sejak zaman Aristoteles. Namun demikian, Darwin adalah
ilmuwan pertama yang mencetuskan teori evolusi yang telah banyak terbukti mapan
menghadapi pengujian ilmiah. Sampai saat ini, teori Darwin mengenai evolusi yang terjadi
karena seleksi alam dianggap oleh mayoritas komunitas sains sebagai teori terbaik dalam
menjelaskan peristiwa evolusi.

Belajar Biologi Teori Mutasi untuk Materi Dasar SMA

Saat ini teori evolusi biologi tidak lagi identik dengan prototype darwinisme dan neo-
darwinisme karena adanya tambahan beberapa petunjuk. Selain itu terdapat pula bukti-bukti
tidak langsung atau penjelasan yang berasal dari beberapa cabang biologi seperti genetika,
sistematika, morfologi perbandingan, palaeontologi, embriologi, ekologi, dan sebagainya.
Cabang Teori Evolusi Biologi
Teori Evolusi Kimia Menurut Harold Urey (1893) menyatakan bahwa pada suatu saat
atmosfer bumi kaya akan molekul zat seperti Metana (CH4), Uap air (H2O), Amonia(NH2),
dan karbon dioksida (CO2) yang semuanya berbentuk uap.
Karena adanya pengaruh energi radiasi sinar kiosmis serta aliran listrik halilintar terjadilah
reaksi diantara zat-zat tersebut menghasilkan zat-zat hidup. Teori evolusi Kimia dari Urey
tersebut biasa dikenal dengan teori Urey.

Menurut Urey, zat hidup yang pertama kali terbentuk mempunyai susunan menyerupai virus
saat ini. Zat hidup tersebut selama berjuta-juta tahun mengalami perkembangan menjadi
berbagai jenis makhluk hidup. Menurut Urey, terbentuknya makhluk hidup dari berbagai
molekul zat di atmosfer tersebut didukung kondisi sebagai berikut :

1. Kondisi 1: tersedianya molekul-molekul Metana, Amonia, Uap air, dan hydrogen


yang sangat banyak di atmosfer bumi
2. Kondisi 2: adanya bantuan energi yang timbul dari aliran listrik halilintar dan radiasi
sinar kosmis yang menyebabkan zat-zat tersebut bereaksi membentuk molekul zat
yang lebih besar
3. Kondisi 3: terbentuknya zat hidup yang paling secerhana yang susunan kimianay
dapat disamakan dengan susunan kimia virus.
4. Kondisi 4: dalam jangka waktu yang lama (berjuta-juta tahun), zat hidup yang
terbentuk tadi berkembang menjadi seejnis organisme (makhluk hidup yang lebih
kompleks.
Inti dari Teori Evolusi Biologi
Evolusi merupakan ilmu yang  mempelajari perubahan yang berangsur-angsur menuju ke
arah yang sesuai dengan masa dan tempat. Teori evolusi merupakan suatu teori yang dinamis,
selain penting dalam biologi juga dalam perkembangan teknologi.
Teori evolusi biologis mengemukakan bahwa makhluk hidup  merupakan hasil
perkembanagn evolusi dari makhluk-makhluk hidup yang berbentuk lebih sederhana, yang
secara perlahan-lahan berkembang menjadi berbagai spesies organisme. Namun, saat ini teori
evolusi biologi tidak lagi identik dengan prototype darwinisme dan neo-darwinisme. Terdapat
penjelasan yang berasal dari beberapa cabang biologi seperti genetika, sistematika, morfologi
perbandingan, palaeontologi, embriologi, ekologi, dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai