Tugas Agama - Lusi Meida 1A
Tugas Agama - Lusi Meida 1A
Kelas : 1A D3 keperawatan
Npm : P20620121011
Tugas Agama
1. Menganalisa dan meresume tentang budaya akademik, etos kerja, sikap terbuka dan
adil di Poltekkes Tasikmalaya ,berikan contoh penerapannya
A. Budaya akademik
Budaya akademik dalam.pandangan islam adalah suatu tradisi atau kebiasaan yang
berkembang dalam dunia islam menyangkut persoalan keilmuwan. Dalam bahasa
yang lain sederhana adalah tradisi ilmiah yang dikembangkan islam. Diantara poin
poin pentingnya tentang penghargaan al-qur’an terhadap orang-orang yang berilmu,
diantaranya :
1. Wahyu al-qur’an yang turun pada masa awal mendorong manusia untuk
memperoleh ilmu pengetahuan.
2. Tugas manusia sebagai khalifah Allah SWT di bumi akan sukses kalau memiliki
ilmu pengetahuan.
3. Muslim yang baik tidak pernah berhenti untuk menambah ilmu.
4. Orang yang berilmu akan dimuliakan oleh Allah SWT .
5. Iman seorang muslim tidak akan kokoh kalau tidak ditopang dengan ilmu,
demikian juga dengan amal shalihah.
Karakter seorang muslim yang berbudaya akademik adalah orang yang selalu
mengingat Allah SWT yang disertai dengan ikhtiar untuk selalu menggunakan
akalnya untuk memikirkan ciptaan Allah SWT . Serta selalu berusaha menambah ilmu
dengan membuka diri terhadap setiap informasi yang baik dan kemudian memilih
yang terbaik untuk dijadikan pegangan dan diikutinya.
Budaya akademik dapat terwujud dengan syarat sikap – sikap positif juga dimiliki .
Diantara sikap positif yang harus dimiliki adalah etos kerja yang tinggi, sikap terbuka
dan berlaku adil.
Membangun budaya akademik bukan perkara yang mudah. Diperlukan sosialisasi
terhadap kegiatan akademik ,sehingga terjadi kebiasaan dikalangan akademisi untuk
melakukan norma – norma kegiatan akademik tersebut.
Contoh penerapan budaya akademik di poltekkes tasikmalaya adalah mengadakan
pengajian rutin setiap hari kamis yang ilmunya dapat menjadi solusi bagi masalah-
masalah yang dihadapi oleh suatu bangsa. Sejarah menunjukan, pada masa keemasan
peradaban islam yang dikenal sebagai abad ilmu pengetahuan kejayaan yang telah
diraih oleh pendidikan islam terdahulu harus mampu diraih oleh pendidikan islam
masa sekarang. Oleh karena itu masyarakat pendidikan dengan suasana lingkungan
yang selalu melaksanakan ibadah dan suasana akademik perlu dibangun, yaitu dengan
mengikuti pengajian rutin setiap hari kamis yang merupakan masyarakat kampus yang
senantiasa menjadikan islam sebagai pandangan hidupdan menjunjung tinggi tata nilai
islam yang dilaksanakan oleh seluruh civitas akademika, menjadi sumber inspirasi,
motivasi.
B. Etos kerja
Bekerja merupakan keniscayaan dalam hidup. Tidak ada lain bagi kaum beriman
kecuali harus mengkaji pandangan islam tentang etos kerja . Meski makhluk hidup
didunia sudah mendapat jaminan rezeki dari Allah SWT ,namun kemalasan tidak
punya tempat dalam islam. Fatalisme atau paham nasib tidak dikenal dalam islam.
“maka carilah rezeki disisi Allah SWT ,kemudian beribadah dan bersyukurlah kepada
Allah. Hanya kepada allah kamu akan dikembalikan”. (Q.S Al-Ankabut : 17).
Menurut riwayat Al – Baihaqi dalam Syu’abul Iman ada empat prinsip etos kerja yang
diajarkan Rasulullah. Keempat prinsip itu harus dimiliki kaum beriman jika ingin
menghadap Allah dengan wajah berseri bak bulan purnama .
Pertama, bekerja secara halal (thalaba ad-dunya halalan). Halal dari segi jenis
pekerjaam sekaligus cara menjalankannya. Antitesa dari halal adalah haram, yang
dalam terminologi fiqih terbagi menjadi ‘haram lighairihi ‘ dan ‘haram lidzatihi’ .
Analoginya ,menjadi anggota DPR adalah halal. Tetapi jika jabatan DPR digunakan
mengkorupsi uang rakyat ,status hukumnya jelas menjadi haram . Jabatan yang
semula halal menjadi haram karena ada faktor penyebabnya . Itulah ‘haram
lighairihi’. Berbeda dengan preman, dimodifikasi bagaimanapun tetap
haram ,keharamannya bukan karena faktor dari luar,melainkan jenis pekerjaan itu
memang haram. Itu haram lidzatihi.
Kedua,bekerja demi menjaga diri supaya tidak menjadi beban hidup orang lain
(ta’affufan an al-mas’alah) kaum beriman dilarang menjadi benalu bagi orang lain.
Rasullulah pernah menegur seorang sahabat yang muda dan kuat tetapi pekerjaannya
mengemis. Beliau kemudian bersabda “ sungguh orang yang mau membawa tali atau
kapak kemudian mengambil kayu bakar dan memikulnya diatas punggung lebih baik
dari orang yang mengemis kepada orang kaya, dibeli atau ditolak ( HR Bukhari dan
Muslim)
Ketiga, bekerja demi mencukupi kebutuhan keluarga (sa’yan ala ilaihi) mencukupi
kebutuhan keluarga hukumnya fardhu ain. Tidak dapat diwakilkan, dan
menunaikannya termasuk kategori jihad. Hadis Rasulullah yang cukup populer,
“Tidaklah seseorang memperoleh hasil terbaik melebihi yang dihasilkan tangannya.
Dan tidaklah sesuatu dinafkahi seseorang kepada diri, keluarga, anak, dan
pembantunya kecuali hitung sebagai sedekah (HR Ibnu Majah)
Keempat, bekerja untuk meringankan beban tetangga (ta’aththufan ala jarihi). Penting
dicatat, islam mendorong kerja keras untuk kebutuhan diri dan keluarga, tetapi islam
melarang kaum beriman bersikap egois. Islam menganjurkan solidaritas sosial, dan
mengecam keras sikap tutup mata dan telinga dari jerit tangis lingkungan sekitar.
“Hendaklah kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian
harta yang Allah telah menjadikanmu berkuasa atasnya.” (Q.S Al-Hadis: 7)
Lebih tegasnya, Allah bahkan menyebut orang yang rajin beribadah tetapi
mengabaikan nasib kaum miskin dan yatim sebagai pendusta-pendusta agama (Q.S
Al-Ma’un:1-3).
Contoh penerapan etos kerja di poltekkes tasikmalaya adalah disiplin dalam hal
apapun, Integritas yang dapat dipahami pada cara memegang teguh prinsip moral
yang baik seperti konsisten dalam bersikap jujur, sopan dan adil kepada orang lain
dengan menerapkan budaya 5 S (Senyum, salam, sopan, sapa dan santun) contoh
menaati peraturan poltekkes, menghormati dosen, mahasiswa dan warga kampus,
serta bertanggung jawab atas kesalahan yang dibuat. Mampu bekerja sama dengan
dosen, mahasiswa maupun warga kampus.
C. Sikap Terbuka
Sikap terbuka merupakan sebuah sikap positif yang dimana bersikap jujur dalam
berbagai kegiatan, terutama dalam etos kerja. Tanpa sikap terbuka seorang tidak
mungkin meraih keberhasilan dengan cara mempunyai etos kerja tinggi tapi tidak
memiliki sikap terbuka dan jujur. Karena orang yang tidak terbuka maka akan
cenderung menutup diri sehingga tidak dapat bekerja sama dengan orang lain maka Al
-Qur’an dan hadis memberi apresiasi yang tinggi terhadap orang yang terbuka dan
jujur.
Bentuk-bentuk sikap tidak jujur adalah antara lain korupsi,kolusi, dan nepotisme
(KKN). Sebagai salah satu bangsa pemeluk agama islam terbesar didunia dan juga
sebagai negara dengan tingkat korupsi tertinggi. Mestinya yang hak itu
menghancurkan yang batil, justru dalam tatanan praktis zaman sekarang seolah-olah
yang hak bercampur dengan yang batil. Ini adalah cara beragama yang salah.
Secara beragama yang benar harus ada koherensi antara ajaran, keimanan terhadap
ajaran, dan pelaksanaan atas ajaran. Dalam Al-Qur’an surat Al-Ankabut : 45 yang
artinya “Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan perbuatan) keji dan
munkar”
Manusia merespon wahyu itu dengan iman. Setelah itu ia mewujudkan keimanannya
dengan melakukan shalat dan diluar pelaksanaan shalat mencegah diri untuk berbuat
keji dan munkar. Termasuk koherensi antara ajaran, iman, dan pelaksanaan ajaran
adalah jika terlanjur berbuat salah segera mengakui kesalahan dan memohon ampun
kepada siapa ia bersalah. Jika berbuat salah kepada Allah SWT segera ingat kepada-
Nya dan bertaubat. Jika berbuat salah kepada manusia segera meminta maaf
kepadanya. Pengakuan kesalahan baik kepada Allah maupun selain-nya ini
merupakan sikap jujur dan terbuka. Menurut islam sikap jujur dan terbuka termasuk
baik.
Rasulullah bersabda yang artinya “Sesungguhnya jujur itu menggiring kearah
kebajikan dan kebajikan itu mengarah ke surga. Sesungguhnya lelaki yang senantiasa
jujur, ia diterapkan sebagai orang yang jujur. Seseungguhnya lelaki yang senantiasa
berbohong itu akan diterapkan sebagai pembohong. Muttafaq’ alaih (an-Nawawi:42).
Contoh penerapan sikap terbuka di Poltekkes Tasikmalaya yaitu dengan beberapa
cara :
1. Mau menerima kritik dan saran dari orang lain.
2. Mengajukan usulan, pendapat dan pendapat dalam rapat kegiatan didalam kelas,
ataupun pada organisasi secara terbuka.
3. Tidak bergunjing, apabila ada orang lain yang salah, ditegur secara terbuka.
D. Adil
Sikap adil merupakan sifat positif yang didambakan oleh banyak orang. Adil juga
dapat diartikan tingkah laku dan kekuatan jiwa yang mendorong seseorang untuk
mengendalikan amarah dan syahwat dan menyalurkannya ke tujuan yang baik. Dalam
definisi ini dapat dipahami bahwa adil adalah kondisi batiniah seseorang yang
berbentuk energi. Energi ini mendesak keluar untuk mengendalikan amarah dan
kemauan-kemauan hawa nafsu sehingga perbuatan yang keluar menjadi baik yang
mestinya orang itu menuruti hawa nafsu, karena kendali sikap perbuatannya menjadi
terarah, tidak merugikan diri sendiri dan orang lain.
Adil dapat diartikan menempatkan berbagai kekuatan batiniah secara tertib dan
seimbang. Kekuatan yang dimaksud adalah Al-Hikmah, Asy-Syaja’ah dan Al-‘Iffa.
Al-‘Iffa adalah suci.
Islam memandang sikap adil amat fundamental dalam struktur ajarannya. Kata adil
dan berbagai turunnya disebut sebanyak 28 kali di dalam Al-Qur’an. Karena itu Allah
SWT memerintahkan kita supaya berlaku adil dalam berbagai hal.
Allah SWT berfirman yang artinya “ Berlaku adilah, karena itu lebih dekat kepada
takwa” (Q.S Al-Maidah : 8)
Contoh penerapan sikap adil di Poltekkes Tasikmalaya:
Menghormati dan menghargai warga dikampus. Apabila ada teman yang berselisih
maka kita hendaknya berpihak pada kebenaran, artinya tidak memihak salah satu di
antara yang berselisih hanya karena ia sahabat kita. Belajar dengan giat dan tekun
adalah perbuatan adil terhadap diri sendiri. Dengan belajar giat dan tekun maka kita
sudah memaksimalkan usaha untuk menghindari kebodohan yang akan menyulitkan
hidup kita.
2. Menganalisa dan meresume peran umat beragama dalam mewujudkan kehidupan
masyarakat berpolitik ,persatuan dan kesatuan bangsa di Indonesia . Berikan contoh
penerapannya
Masyarakat adalah sejumlah individu yang hidup bersama dalam suatu wilayah
tertentu. Bergaul dalam jangka waktu yang lama sehingga menimbulkan kesadaran
pada diri setiap anggotanya sebagai suatu kesatuan.
Masyarakat beradab dan sejahtera dapat diartikan sebagai civil society atau
masyarakat madani. Meskipun memiliki makna dan sejarah sendiri tetapi keduanya
merujuk pada semangat yang sama sebagai masyarakat yang adil,terbuka, demokratis
dan sejahtera dengan kesadaran ketuhanan yang tinggi yang diterapkan dalam
kehidupan sosial.
Dalam bermasyarakat, peran agama tentunya sangat berperan penting dalam segala
hal. Didaerah saya sendiri, peran agama sangat berpengaruh besar terutama dalam hal
menjaga perdamaian dan saling tolong-menolong. Agama islam memerintahkan
kepada pemeluknya untuk saling tolong-menolong ketika yang satu sedang
membutuhkan. Saling memberikan kasih sayang serta dukungan antar keluarga
maupun sesama tetangga.
Didaerah saya juga peran agama dalam menumbuhkan rasa kesadaran untuk bekerja
sama sangat berpengaruh besar. Contohnya dalam kegiatan keagamaan, ketika sedang
melaksanakan kegiatan tersebut akan menambah rasa saling memiliki dan silaturahmi
yang terjaga. Saling bekerja sama serta gotong royong adalah kunci utama dalam
kelancaran kegiatan tersebut.
Seperti dalam petunjuk Al-Quran yang langsung berkenaan dengan masyarakat
beradab dan sejahtera didasarkan pada hal-hal berikut :