Anda di halaman 1dari 3

Budaya Politik di Amerika Serikat

Negara Amerika Serikat masyarakatnya cenderung menganut budaya politik partisipan.


Budaya politik partisipan adalah budaya politik yang lebih tinggi tingkatannya ketimbang
subyek, di Amerika Serikat individu mengerti bahwa mereka adalah warga negara yang
punya sejumlah hak maupun kewajiban. Hak misalnya untuk menyatakan pendapat,
memperoleh pekerjaan, penghasilan, pendidikan, dan di sisi lain kewajiban untuk, misalnya,
membayar pajak.Dalam budaya politik partisipan, sering dan merasa bebas mendiskusikan
masalah politik. Mereka merasa bahwa, hingga tingkatan tertentu, dapat mempengaruhi
jalannkan perpolitikan negara. Mereka pun merasa bebas dan mampu mendirikan organisasi
politik baik untuk memprotes ataupun mendukung pemerintah. Jika tidak mendirikan
organisasi politik, mereka pun banyak bergabung ke dalam organisasi sukarela baik bersifat
politik maupun tidak. Saat mengikuti pemilu mereka cukup berbangga hati. Amerika Serikat
merupakan negara federal dengan sistem presidensial dan pola pemerintahan demokrasi
konstitusional. Amerika Serikat Demokrasi Amerika Serikat merupakan demokrasi yang
stabil (lebih baik) dari beberapa negara di dunia. Pemerintahan federal di Amerika Serikat
merupakan persekutuan di mana negara pusat dan negara bagian berbagi kekuasaan dan
setiap negara berhak mengatur sendiri pemerintahan negaranya. Di Amerika Serikat terdapat
tiga cabang kekuasaan yang otonom dan independen yaitu legislatif, eksekutif dan yudikatif.
Di dalam legislatif terdapat dua badan yang sederajat yaitu Senat merupakan wakil dari
negara bagian yang dipilih oleh negara bagian dengan masa jabatan selama 6 tahun, dan
House of Representative (DPR) yang dipilih oleh rakyat secara langsung dengan masa
jabatan 2 tahun. Kedua badan legislatif ini berkumpul dalam kongres dalam proses politik
pemerintahan untuk menghasilkan keputusan dengan perhitungan mayoritas adalah 50% + 1
(2/3 dari kongres). Dalam kekuasaan ekskutif, presiden mempunyai hak otonom dan
independen yang kuat sama seperti legistatif dalam proses pembuatan keputusan yang tidak
dapat diganggu gugat. Dan di yudukatif, negara federal mengharuskan konstitusi dalam
melindungi hak-hak negara bagian. Konstitusi Amerika Serikat menetapkan amandemen
dapat disahkan dengan dukungan ¾ dari semua legislatif negara bagian serta 2/3 kongres
Amerika Serikat. Budaya politik di Amerika Serikat masyarakatnya memiliki kecenderungan
menganut budaya politik partisipan. Budaya politik partisipan adalah budaya politik yang
lebih tinggi tingkatannya ketimbang budaya politik subjek. Di Amerika Serikat, setiap
individu mengerti bahwa mereka adalah warga negara yang mempunyai sejumlah hak dan
kewajiban. Di samping itu, individu-individu tersebut dapat mempengaruhi jalannya
perpolitikan negara

Budaya bisnis Amerika tidak lagi menunjukkan peran profesionalitasnya karena Google
sebagai representasi perusahaan Amerika lebih banyak mengulur waktu, bertele-tele dan
bersikap tidak jujur. Jika negara-negara Barat lebih menekankan “doing”, maka negara-
negara Timur lebih menekankan perasaan, mempertimbangkan dahulu, berbicara karena
semua itu dapat menciptakan hubungan yang lebih kuat daripada hanya “doing” semata-mata.
Amerika

Mendukung suatu posisi Sehingga keputusan Dapat diambil Dengan cepat. Di Amerika usia
Tidak penting Sehingga negosiator Bisa orang Muda, tetapi Di Cina Dan Korea Tim
negosiasi biasanya orang yang Lebih tua Kalua di Arab Perempuan lebih Rendah dari laki
laki. Konflik Perspektif Amerika yaitu Menghindar Akomodasi Kompetisi Kolaborasi
Orang Amerika mempunyai karakteristik budaya sebagai berikut. 1.Hubungan antarpribadi
relatif dalam waktu yang singkat mendasar dan tidak menghargai keterlibatan mendalam.
2.Pesan disampaikan secara eksplisit dan setiap pribadi diajarkan untuk menyatakan apa yang
diinginkan sejak kecil. 3.Otoritas dibagi ke seluruh sistem birokrasi dan tanggung jawab
pribadi sulit ditentukan. 4.Persetujuan lebih banyak dilakukan secara tertulis daripada lisan.
5.Orang dalam dan orang luar tidak dapat dibedakan dengan jelas, lambat laun orang luar
didorong untuk masuk dalam grup inti.

Strategi ini adalah suatu cara yang biasa digunakan untuk memecahkan konflik di masyarakat
Amerika. Ciri-ciri strategi kalah-menang ; (1) terdapat perbedaan yang jelas diantara pihak-
pihak konflik, (2) pihak-pihak konflik langsung saling mengerahkan energinya untuk meraih
kemenangan, (3) pihak-pihak konflik melihat persoalan dari pandangan-pandangan mereka
masing-masing, (4) penekanan yang diutamakan ialah pada pemecahan persoalan, bukan
pencapaian tujuan, (5) Konflik bersifat pribadi dan penilaian, (6) tidak ada perbedaan dari
proses kegiatan pemecahan konflik dari kelompok lainnya, (7) pihak-pihak konflik sering kali
menggunakan pandangan jalan pintas dari persoalan yang ada. Strategi kalah menang ini
dapat mempunyai akibat fungsional maupun tidak fungsional. Dikatakan fungsional karena
menciptakan dorongan yang bersifat bersaing untuk menang, dan dapat mengakibatkan
terjadinya kesetiakawanan diantara orang-orang atau kelompok yang berselisih. Dan
dikatakan tidak fungsional karena strategi ini tidak peduli pemecahan-pemecahan lainnya
seperti kerja sama. Paksakan pihak lain untuk mengikuti kehendak kita4Upayakan untuk
memperbesar kekuasaan kita atas pihak lain dengan menekankan independensi kita dan
dependensi pihak lain5Gunakanlah cara penuh tipuan yang bersifat menyesatkan dalam hal
mengomunikasi kebutuhan, tujuan dan saran kita6Gunakanlah ancaman (guna memaksa
pihak lain kalah)7Komunikasi komitmen tinggi (kekuatan) sehubungan dengan posisi kita
sendiri.

file:///C:/Users/ASUS/AppData/Local/Temp/
MANAJEMEN_KONFLIK_ANTARBUDAYA_PADA_ORGANISASI_INTE.pdf

http://download.garuda.ristekdikti.go.id/article.php?
article=1453036&val=5263&title=BUDAYA%20POLITIK%20NEGARA%20MAJU
%20DAN%20NEGARA%20BERKEMBANG%20SUATU%20PERBANDINGAN

http://digilib.uinsby.ac.id/19609/5/Bab%202.pdf

Anda mungkin juga menyukai