A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, santun,ramah lingkungan, gotong
royong, kerjasama,cinta damai, responsive dan proaktif), dan menunjukkan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam
pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kemanusiaan, kebangsaan, kenegaran, dan peradaban terkait penyebab phenomena
dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan
kreatif, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Dasar Indikator
1.1 Mensyukuri karunia Tuhan Yang 1. Mensyukuri karunia Tuhan Yang Maha Esa, melalui
Maha Esa, melalui pengembangan pengembangan berbagai keterampilan dasar mengolah
makanan dan menyajikan makanan Indonesia sebagai
berbagai keterampilan mengolah tindakan pengamalan menurut agama yang dianutnya
dan menyajikan makanan
Indonesia sebagai tindakan
pengamalan menurut agama yang
dianutnya.
2.1 Memiliki motivasi internal dan 1. Memiliki motivasi internal dan menunjukkan rasa
menunjukkan rasa ingin tahu ingin tahu dalam pembelajaran mengolah dan
dalam pembelajaran mengolah menyajikan makanan
dan menyajikan makanan 2. Menunjukan perilaku ilmiah (jujur , disiplin,
2.2 Menunjukkan perilaku ilmiah tanggung jawab, peduli, santun, ramah
(jujur , disiplin, tanggung jawab, lingkungan, gotong royong) dalam melakukan
peduli, santun, ramah lingkungan, pembelajaran sebagai bagian dari sikap ilmiah
gotong royong) dalam melakukan 3. Menunjukan perilaku cinta damai dan toleransi
pembelajaran sebagai bagian dari dalam membangun kerjasama dan tanggungjawab
sikap ilmiah dalam implementasi sikap kerja
2.3 Menunjukan perilaku cinta damai
dan toleransi dalam membangun
kerjasama dan tanggungjawab
dalam implementasi sikap kerja
4.1 Mengevaluasi perubahan sifat-sifat lemak 1. Dapat membedakan perubahan jenis lemak dan
dan minyak akibat pengolahan minyak selama pengolahan atau penyimpanan
berdasarkan data yang dikumpulkan
4. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi peserta didik dapat:
1. Mensyukuri karunia Tuhan Yang Maha Esa, melalui pengembangan berbagai keterampilan
mengolah dan menyajikan makanan Indonesia sebagai tindakan pengamalan menurut agama
yang dianutnya.
2. Memiliki motivasi internal dan menunjukkan rasa ingin tahu dalam pembelajaran
pembelajaran mengolah dan menyajikan makanan
3. Menunjukkan perilaku ilmiah (jujur , disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotong royong) dalam melakukan pembelajaran sebagai bagian dari sikap ilmiah
4. Menunjukan perilaku cinta damai dan toleransi dalam membangun kerjasama dan
tanggungjawab dalam implementasi sikap kerja
5. Memahami karakteristik lemak dan minyak
6. Memilih bahan makanan dari lemak dan minyak
7. Menalar perubahan sifat lemak dan minyak akibat pengolahan.
D. Materi Pembelajaran
Lemak dan minyak merupakan senyawa trigliserida atau trigliserol, dimana berarti lemak dan
minyak merupakan triester dari gliserol. Dari pernyataan tersebut, jelas menunjukkan bahwa lemak
dan minyak merupakan ester yang apabila dihidrolisis akan menghasilkan asam lemak dan gliserol.
Lemak merupakan jenis trigliserida yang dalam kondisi suhu ruang berwujud padat, sedangkan
minyak berwujud cair pada suhu ruang.
Menurut Sediaoetama (1985), lemak dan minyak merupakan suatu kelompok dari golongan
lipid. Lipid sendiri merupakan golongan senyawa organik yang tidak larut dalam air, tetapi larut dalam
pelarut nonpolar, seperti dietil eter, benzena, kloroform, dan heksana. Karena tergolong dalam lipid,
maka lemak dan minyak dapat larut juga dalam pelarut-pelarut nonpolar seperti tersebut di atas.
Kelarutan lemak dan minyak terhadap pelarut nonpolar tersebut dikarenakan lemak dan minyak
mempunyai kepolaran yang sama dengan pelarut tersebut, yaitu nonpolar. Namun, kepolaran suatu
senyawa dapat berubah akibat proses kimiawi. Contohnya adalah apabila asam lemak dalam larutan
KOH, maka asam lemak akan berada dalam keadaan terionisasi dan menjadi lebih polar dibanding
keadaan asalnya, sehingga memungkinkan asam lemak ini larut dalam air. Perubahan kepolaran ini
dapat dinetralkan kembali dengan penambahan asam sulfat encer (10 N) sehingga asam lemak dapat
kembali ke keadaan semula yang tidak larut di air melainkan di pelarut nonpolar.
Menurut Poejiadi (1994), penggolongan lemak dan minyak dapat dibedakan berdasarkan empat
hal. Pertama, berdasarkan kejenuhannya. Asam lemak jenuh adalah asam lemak yang rantai
hidrokarbonnya terdapat ikatan tunggal. Asam lemak jenuh biasanya mempunyai rantai zig-zag yang
sesuai satu dengan yang lain, sehingga gaya tarik van der Waals nya tinggi. Akibat gaya tarik yang
tinggi itu, maka biasanya asam lemak jenuh berwujud padat. Sebaliknya, asam lemak tak jenuh
mempunyai satu ikatan rangkap pada rantai hidrokarbonnya. Asam lemak yang mempunyai lebih dari
satu ikatan rangkap pada rantai hidrokarbonnya biasanya terdapat pada tumbuhan dan disebut
trigliserida tak jenuh ganda atau polyunsaturated yang cenderung berwujud cair seperti minyak.
Contoh asam lemak jenuh adalah asam butirat, asam palmitat, dan asam stearat. Contoh asam lemak
tak jenuh adalah asam palmitoleat, asam oleat, asam linoleat, dan asam linolenat.
Kedua, berdasarkan sifat mengeringnya. Klasifikasi ini terutama untuk minyak. Ada jenis minyak
yang tidak mengering (non-drying oil). Biasanya minyak yang tidak mengering ini termasuk tipe
minyak zaitun (contoh: minyak zaitun dan minyak kacang), tipe minyak rape (contoh: minyak
mustard), dan tipe minyak hewani (contoh: minyak sapi). Ada jenis minyak yang setengah mengering
(semi-drying oil). Minyak ini mempunyai daya mengering yang lebih lambat, contohnya minyak biji
kapas dan minyak bunga matahari. Ada juga minyak yang mengering (drying oil). Minyak ini dapat
mengering jika terkena reaksi oksidasi dan dapat berubah menjadi lapisan tebal yang kental dan
membentuk seperti selaput apabila dibiarkan di udara terbuka. Contohnya minyak kacang kedelai dan
minyak biji karet.
Ketiga, berdasarkan sumbernya. Ada yang berasal dari tanaman (lemak dan minyak nabati),
yang umumnya berasal dari biji-biji palawija (contohnya minyak jagung), kulit buah tanaman tahunan
(contohnya minyak kelapa sawit), dan biji-biji tanaman tahunan (contohnya minyak kelapa). Ada pula
yang berasal dari hewan (lemak dan minyak hewani), yang umumnya berasal dari susu hewan
peliharaan, daging hewan peliharaan, serta dari hasil laut (contohnya minyak ikan).
Keempat berdasarkan kegunaannya. Penggolongan ini juga terutama untuk minyak. Secara
umum dibagi tiga golongan, yaitu minyak mineral (minyak bumi) yang digunakan sebagai bahan
bakar, minyak nabati atau hewani untuk bahan makanan manusia, serta minyak atsiri (essential oil)
untuk obat-obatan. Minyak atsiri ini mudah menguap pada suhu ruang sehingga sering disebut minyak
terbang.
Menurut Poejiadi (1994), lemak dan minyak juga memiliki beberapa perbedaan. Perbedaan
pertama adalah ditinjau dari ikatan rangkap asam lemaknya. Pada lemak, asam lemaknya memiliki
sedikit ikatan rangkap (asam lemak jenuh), sedangkan pada minyak, asam lemaknya memiliki banyak
ikatan rangkap (asam lemak tak jenuh). Kedua ditinjau dari titik lelehnya. Lemak memiliki titik leleh
tinggi, sedangkan minyak memiliki titik leleh rendah. Ketiga ditinjau dari wujudnya. Lemak biasanya
berwujud padat pada suhu ruang, sedangkan minyak berwujud cair pada suhu ruang. Keempat ditinjau
dari sumbernya. Lemak umumnya berasal dari hewan, sedangkan minyak umumnya dari tumbuhan.
Terakhir ditinjau dari reaktifitasnya. Lemak biasanya kurang reaktif sehingga tidak mudah tengik.
Sedangkan minyak karena memiliki ikatan rangkap pada asam lemaknya, maka lebih reaktif dan
menyebabkan mudah tengik.
1. Fungsi
Dalam pengolahan bahan pangan, minyak dan lemak berfungsi sebagai media
penghantar panas, seperti minyak goring, shortening (mentega putih), lemak, mentega dan
margarine. Penambahan lemak juga berfungsi untuk menambah kalori, serta memperbaiki
tekstur dan citarasa bahan pangan.
2. Manfaat
Minyak dan lemak berperan penting dalam gizi kita karena merupakan sumber energi,
citarasa serta sumber vitamin A, D, E dan K. lemak atau minyak khususnya minyak nabati
mengandung asam-asam lemak esensial seperti asal linoleat, linolenat yang dapat mencegah
penyempitan pembuluh darah akibat penumpukan kolesterol. Minyak terdapat pada hampir
semua bahan pangan dengan kandungan yang berbeda-beda.
1. Penyerapan Bau
2. Hidrolisis
3. Oksidasi Dan Ketengikan
E. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Scientific
2. Model pembelajaran : Cooperative learning, yakni pembelajaran yang lebih
memfokuskan kegiatan dalam bersama- sama memecahkan suatu masalah untuk
memahami suatu materi. Model cooperatif learning yang akan diterapkan dalam
pembelajaran ini adalah jenis group investigation, dimana guru memberi suatu masalah
yang berbeda-beda pada masing-masing kelompok, kemudian membentuk kelompok untuk
berdiskusi, lalu mempersentasikan hasil diskusi disepan kelas
3. Metode : Ceramah, diskusi, studi literatur dan penugasan
Pertemuan 2
H. Penilaian
1. Jenis / teknik penilaian
a. Tes :
Berupa tes tertulis dengan bentuk uraian
b. Non tes :
Berupa Observasi Sikap
penilaian Projeck Work
3. Pedoman penskoran
Batulayar, 2019
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran