NIM : 0502201020
Kelas : AKS II A’20
AKHLAK TASAWUF
Konsep Ittihad dan Hulul
Pengertian ittihad
Apabila seorang sufi telah berada dalam keadaan fana, maka pada saat itu ia telah
dapat menyatu dengan Tuhan, sehingga rujudiyahnya kekal atau al-baqa. Di dalam perpaduan
itu ia menemukan hakikat jari dirinya sebagai manusia yang berasal dari Tuhan, itulah yang
dimaksud dengan Ittihad. Ittihad menurut bahasa berarti penyatuan atau berpadunya dua hal,
artinya perpaduan dengan Tuhan tanpa diantarai sesuatu apapun. Ittihad dipandang sebagai
ajaran doktrinal karena memadukan eksestensi dua wujud yang terpisah (Wahdah al-Wujud).
Hal ini bertentangan dengan konsep kesatuan wujud (Wahdah al-Wujud) jika dipahami
sebagai kesatuan.
Dalam tasawuf, ittihad adalah kondisi dimana seorang sufi merasa dirinya menyatu
dengan Tuhan sehingga masing-masing diantara keduanya bisa memanggil kata-kata aku.
Menurut Abu Yazid, ia tidak pernah mengaku sebagai Tuhan. Proses ittihad adalah
naiknya jiwa manusia ke hadirat Illahi, bukan melalui reinkarnasi. Sirnanya segala sesuatu
dari kesadaran dan pandangannya, yang disadari dan dilihat hanya hakikat yang satu, yakni
Allah. Bahkan dia tidak melihat dan tidak menyadari sendiri karena dirinya terlebur dalam
Dia yang dilihat.
Pengertian Halul
Al-Hulul secara bahasa berarti menempati. Dalam istilah tasawuf hulul adalah ajaran
yang menyatakan bahwa Tuhan memilih tubuh manusia-manusia tertentu untuk mengambil
tempat didalamnya setelah sifat-sifat kemanusiaannya dihilangkan. Tujuan dari hulul adalah
mencapai persatuan secara batin
Doktrin Hulul adalah salah satu tipe dalam aliran tasawuf falsafi dan merupakan
perkembangan lanjut dari paham ittihad.
1. Al-Hulul Al-Jawari yakni keadaan dua esensi yang satu mengambil tempat pada yang
lain (tanpa persatuan), seperti air mengambil tempat dalam bejana.
2. Al-Hulul As-Sarayani yakni persatuan dua esensi (yang satu mengalir didalam yang
lain) sehingga yang terlihat hanya satu esensi, seperti zat air yang mengalir didalam
bunga.
Persamaan dan perbedaan Ittihad Dan Halul
Ajaran Hulul al-Hallaj dan ajaran Ittihad Abu Yazid sama-sama mengajarkan tentang
persatuan antara Tuhan dan Hamba. Dalam ittihad dan hulul seorang sufi mengeluarkan
syatahat. Adapun letak perbedaannya adalah pada ittihad roh manusia naik dan menyatu
kedalam diri Tuhannya (khaliq), sedangkan ajaran Hulu,l roh ketuhanan telah turun dan
masuk ke dalam tubuh atau jasad sang hamba (makhluk).
Perbedaan antara Ittihad dengan Hulul adalah dalam hulul diri al-hallaj tidak melebur
atau hilang, sementara dalam ittihad diri Abu Yazid hancur dan yang ada hanya diri Tuhan.
Jadi dalam ittihad yang dilihat satu wujud, sedang dalam hulul ada dua wujud tetapi bersatu
dalam satu tubuh.