Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PENDAHULUAN

TENTANG KELUARGA BERENCAN (KB) DI RUANG POLI KIA


WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI DURIAN
KABUPATEN KUBU RAYA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik


Stase Keperawatan Maternitas

Koordinator Mata Kuliah:


Ns. Revani Hardika, M.Kep

Disusun Oleh:

RIZKI UTARI MAULIDIYA


NIM. 201133059

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PONTIANAK
JURUSAN KEPERAWATAN PONTIANAK
PRODI PROFESI NERS
TAHUN 2021
VISI DAN MISI
PROGRAM STUDI NERS KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PONTIANAK

VISI
"Menjadi Institusi Pendidikan Ners yang Bermutu dan Unggul dalam
Bidang Keperawatan Gawat Darurat dan Keperawatan Perioperatif di
Tingkat Regional Tahun 2020"

MISI
1. Meningkatkan Program Pendidikan Ners yang Unggul dalam Bidang
Keperawatan Gawat Darurat dan Keperawatan Perioperatif yang
Berbasis  Kompetensi.
2. Meningkatkan Program Pendidikan Ners yang Unggul dalam Bidang
Keperawatan Gawat Darurat dan Keperawatan Perioperatif yang Berbasis
Penelitian.
3. Mengembangkan Upaya Pengabdian Masyarakat yang Unggul dalam
Keperawatan Gawat Darurat dan Keperawatan Perioperatif yang Berbasis
IPTEK dan Teknologi Tepat Guna.
4. Mengembangkan Program Pendidikan Ners yang Unggul dalam Bidang
Keperawatan Gawat Darurat dan Keperawatan Perioperatif yang Mandiri,
Transparan dan Akuntabel.
5. Mengembangkan kerjasama baik lokal maupun regional.
LEMBAR PENGESAHAN

TENTANG KELUARGA BERENCAN (KB) DI RUANG POLI KIA


WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI DURIAN
KABUPATEN KUBU RAYA

Mata Kuliah : Praktek Klinik Keperawatan Maternitas


Semester : I (Ganjil)
Institusi : Poltekkes Kemenkes Pontianak
Prodi : Profesi Ners

Pontianak, 05 Januari 2021


Mahasiswa

Rizki Utari Maulidiya


NIM. 201133059

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

Ns. Uray Fretty Hayati, M.Kep Ns. Harry Susilo.,S.Kep


NIP. 198102712006042008 NIP. 198612232017101001
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan rasa puji dan syukur kita haturkan kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga tugas
asuhan keperawatan ini dapat terselesikan tepat pada waktunya.
Terselesainya tugas ini berkat kerja sama dari berbagai pihak untuk itu
kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Ns. Revani Hardika M.Kep dan tim
selaku koordinator Praktik Klinik Matenitas, serta tidak lupa pula kami
berterimaksih kepada :
1. Bapak Didik Hariyadi, S.Gz, M.Si selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan Pontianak
2. Ibu Nurbani, S.Kp, M.Kep selaku Ketua Jurusan Keperawatan Singkawang
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Pontianak
3. Ibu Ns. Puspa Wardhani, M.Kep selaku Ketua Prodi Ners Keperawatan
Pontianak Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Pontianak
4. Bapak Harry Susilo, S.Kep.,Ns selaku pembimbing klinik puskesmas sungai
durian
5. Rekan-rekan mahasiswa Pendidikan Profesi Ners Keperawatan Pontianak yang
telah bekerja sama dengan baik dalam penyusunan laporan dan melaksanakan
pengabdian masyarakat stase komunitas.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak terdapat kekurangan
dan kesalahan baik dari sisi penulisan maupun sistem penulisan, karena
keterbatasan pengetahuan. Oleh karena itu, penulis mohon maaf dan
mengucapkan terimakasih atas kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini. Semoga apa yang disajikan pada makalah ini bisa
bermanfaat bagi kita semua.
Pontianak, 09 Januari 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman
VISI DAN MISI......................................................................................................2
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I KONSEP DASAR.......................................................................................3
A. Definisi Keluarga Berencana (KB).......................................................3
B. Tujuan Program Keluarga Berencana...................................................3
C. Sasaran Program Keluarga Berencana..................................................3
D. Kebijakan Program Keluarga Berencana..............................................4
E. Dampak Program KB Terhadap Pencegahan Kehamilan.....................4
F. Kontrasepsi............................................................................................5
BAB II WOC........................................................................................................12
A. Suntik..................................................................................................12
B. Pil........................................................................................................13
C. IUD......................................................................................................14
BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN............................................15
A. Pengkajian Pengkajian........................................................................15
B. Diagnosa Keperawatan........................................................................16
C. Intervensi Keperawatan.......................................................................16
D. Aplikasi Pemikiran Kritis dalam Asuhan Keperawatan......................21
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................23
5
BAB I
KONSEP DASAR

A. Definisi Keluarga Berencana (KB)


Keluarga berencana (KB) adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak
dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi,
perlindungan, dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan
keluarga yang berkualitas (BKKBN, 2015)
Keluarga Berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak
anak yang diinginkan. Keluarga berencana (family planning/planned
parenthood) merupakan suatu usaha menjarangkan atau merencanakan
jumlah dan jarak kehamilan dengan menggunakan kontrasepsi (Sulistyawati,
2018).
Menurut WHO, tindakan yang membantu individu/Pasutri untuk
mendapatkan objektif-objektif tertentu, menghindari kelahiran yang tidak
diinginkan, mendapatkan kelahiran yang diinginkan, mengatur interval
diantara kehamilan, dan menentukan jumlah anak dalam keluarga
(Sulistyawati, 2018).
B. Tujuan Program Keluarga Berencana
1. Membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi
suatu keluarga
2. Dengan cara pengaturan kelahiran anak agar diperoleh suatu keluarga
yang bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya
3. Pengaturan kelahiran
4. Pendewasaan usia perkawinan
5. Peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga (Sulistyawati, 2018).
C. Sasaran Program Keluarga Berencana
Untuk mencapai tujuan program KB, maka penggarapan program
nasional Keluarga Berencana diarahkan pada 2 bentuk sasaran yaitu:

6
7

1. Sasaran langsung, yaitu: Pasangan Usia Subur (PUS) agar mereka


menjadi peserta KB lestari sehingga memberikan efek langsung pada
penurunan fertilitas.
2. Sasaran tidak langsung, yaitu: Organisasi-organisasi dan lembaga-
lembaga kemasyarakatan, instansi pemerintah maupun swasta, tokoh-
tokoh masyarakat (wanita dan pemuda) yang diharapkan dapat
memberikan dukungan terhadap proses pembentukan system nilai
dikalangan masyarakat yang dapat mendukung usaha pelembagaan
Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera.
D. Kebijakan Program Keluarga Berencana
Pola dasar kebijakan program KB saat ini adalah:
1. Menunda perkawinan dan kehamilan sekurang-kurangnya sampai berusia
20 tahun.
2. Menjarangkan kelahiran dengan berpedoman pada caturwarga, yaitu
keluarga yang terdiri dari Ayah, Ibu dan 2 orang anak.
3. Hendaknya besarnya kelaurga dicapai selama dalam usia reproduksi
sehat, yaitu sewaktu ibu berusia 20 – 30 tahun.
4. Mengakhiri kesuburan pada usia 30 – 35 tahun.
E. Dampak Program KB Terhadap Pencegahan Kehamilan
1. Bagi ibu yaitu dengan jalan mengatur jumlah dan jarak kelahiran maka:
a. Perbaikan kesehatan badan karena tercegahnya kehamilan yang
berulang kali dalam jangka waktu yang terlalu pendek.
b. Peningkatan kesehatan mental dan sosial yang dimungkinkan oleh
adanya waktu yang cukup untuk mengasuh anak, beristirahat dan
menikmati waktu luang serta melakukan kegiatan lainnya.
2. Bagi anak – anak yang dilahirkan:
a. Anak dapat tumbuh secara wajar karena ibu yang mengandungnya
dalam keadaan sehat.
b. Sesudah lahir, anak mendapat perhatian, pemeliharaan dan makanan
yang cukup karena kehadiran anak tersebut memang diinginkan dan
direncanakan.
8

3. Bagi anak – anak yang lain:


a. Memberi kesempatan kepada anak agar perkembangan fisiknya lebih
baik.
b. Perkembangan mental dan sosialnya lebih sempurna karena
pemeliharaan yang lebih baik dan lebih banyak waktu yang dapat
diberikan oleh ibu untuk setiap anak.
c. Perencanaan kesempatan pendidikan yang lebih baik karena sumber –
sumber pendapatan keluarga tidak habis untuk mempertahankan hidup
semata.
4. Bagi ayah, memberikan kesempatan kepadanya agar dapat:
a. Memperbaiki kesehatan fisiknya
5. Memperbaiki kesehatan mental dan sosial karena kecemasan berkurang
serta lebih banyak waktu luang untuk keluarganya
F. Kontrasepsi
1. Definisi Kontrasepsi
Kontrasepsi merupakan usaha-usaha untuk mencegah terjadinya
kehamilan. Usaha-usaha itu dapat bersifat sementara dan permanen
Kontrasepsi yaitu pencegahan terbuahinya sel telur oleh sel sperma
(konsepsi) atau pencegahan menempelnya sel telur yang telah dibuahi ke
dinding rahim (Nugroho dan Utama, 2014).
2. Jenis-Jenis
a. Kontrasepsi PIL
Tablet yang mengandung hormone estrogen dan progesterone
sintetik disebut pil kombinasi dan hanya mengandung progesterone
sintetik saja disebut Mini Pil atau Pil Progestrin.
1) Cara Kerja
a) Menekan ovulasi
b) Jika seorang wanita minum pil KB setiap hari maka tidak
akan terjadi
c) ovulasi (tidak ada sel telur). Tanpa ovulasi tidak akan
terjadi kehamilan.
9

d) Mengubah motilitas tuba sehingga transportasi sperma


terganggu
e) Mengganggu pertumbuhan endometrium, sehingga
menyulitkan proses
f) implantasi
g) Memperkental lender serviks (mencegah penetrasi sperma)
2) Efektivitas
Efektivitas teoritis untuk pil sebesar 99,7% sedangkan
efektivitas praktisnya sebesar 90-96%. Artinya pil cukup efektif
jika tidak lupa meminum pil secara teratur.
3) Keuntungan
a) Mudah penggunaannya dan mudah didapat
b) Mengurangi kehilangan darah (akibat haid) dan nyeri haid
c) Mengurangi resiko terjadinya KET (Kehamilan Ektopik
Terganggu) dan
d) Kista Ovarium
e) Mengurangi resiko terjadinya kanker ovarium dan rahim
f) Pemulihan kesuburan hampir 100%
4) Kontraindikasi
a) Menyusui (khsusu pil kombinasi)
b) Pernah sakit jantung
c) Tumor/keganasan
d) Kelainan jantung, varices, dan darah tinggi
e) Perdarahan pervaginam yang belum diketahui sebabnya
f) Penyakit gondok
g) Gangguan fungsi hati & ginjal
h) Diabetes, epilepsy, dan depresi mental
i) Tidak dianjurkan bagi wanita mur >40 tahun
5) Efek Samping
Penggunaan pil KB pada sebagian wanita dapat menimbulkan
efek samping, antara lain mual, berat badan bertambah, sakit
10

kepala (berkunangkunang) perubahan warna kulit dan efek


samping ini dapat timbul berbulan bulan.
b. Suntik
Kontrasepsi suntikan adalah hormone yang diberikan secara
suntikan/injeksi untuk mencegah terjadinya kehamilan. Adapun jenis
suntikan hormone ini ada yang terdiri atas 1 hormon, dan ada pula yg
terdiri atas dua hormone sebagai contoh jenis suntikan yg terdiri 1
hormon adalah Depo Provera, Depo Progestin, Depo Geston &
Noristerat. Sedangkan yg terdiri dari atas dua hormone adalah
Cyclofem dan Mesygna. KB suntik sesuai untuk wanita pada semua
usia reproduksi yang menginginkan kontrasepsi yang efektif,
reversible, dan belum bersedia untuk sterilisasi.
1) Cara Kerja
Depo provera disuntikkan setiap 3 bulan sedangkan Noristerat
setiap 2 bulan.Wanita yang mendapat suntikan KB tidak
mengalami ovulasi.
2) Efektivitas
Dalam teori: 99,75%. Dalam praktek: 95-97%.
3) Keuntungan
a) Merupakan metode yang telah dikenal oleh masyarakat
b) Dapat dipakai dalam waktu yang lama
c) Tidak mempengaruhi produksi air susu ibu
4) Kontraindikasi
a) Hamil atau disangka hamil
b) Perdarahan pervaginam yg tidak diketahui sebabnya
c) Tumor/keganasan
d) Penyakit jantung,
5) Efek Samping
Efek samping dari suntikan Cyclofem yg sering ditemukan adalah
mual, BB bertambah, sakit kepala, pusing2 dan kadang2 gejala
tersebut hilang setelah beberapa bulan atau setelah suntikan
11

dihentikan. Sedang efek samping dari suntikan Depo Provera,


Depo Progestin, Depo Geston, dan Noristeat yg sering dijumpai
adalah menstruasi tidak teratur, masa menstruasi akan lebih lama,
terjadi bercak perdarahan bukan mungkin menjadi anemia pada
beberapa klien.
c. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
AKDR atau spiral, atau Intra-Uterine Devices (IUD) adalah alat
yang dibuat dari polietilen dengan atau tanpa metal/steroid yg
ditempatkan di dalam rahim.Pemasangan ini dapat untuk 3-5 tahun
dan dapat dilepaskan bila berkeinginan untuk mempunyai anak.
1) Cara Kerja
AKDR ini bekerja dengan mencegah pertemuan sperma dengan
sel telur. Imbarwati (2009), menjelaskan cara kerja IUD sebagai
berikut:
a) Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba
falopi
b) Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai cavum
uteri
c) Mencegah sperma dan ovum bertemu dengan membuat
sperma masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan
mengurangi sperma untuk fertilisasi
d) Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam
uterus
2) Efektivitas
Sangat efektif (0,5-1 kehamilan per 100 wanita setelah pemakaian
selama 1 tahun)
3) Keuntungan
a) Tidak terganggu faktor lupa
b) Metode jangka panjang (perlindungan sampai 10 tahun dengan
c) menggunakan tembaga T 380 A)
d) Mengurangi kunjungan ke klinik
12

e) Lebih murah dari pil dalam jangka panjang

4) Kontraindikasi
a) Hamil atau diduga hamil
b) Infeksi leher rahim atau rongga panggul, termasuk penderita
penyakit
c) kelamin
d) Pernah menderita radang rongga panggul
e) Penderita perdarahan pervaginam yg abnormal
f) Riwayat kehamilan ektopik
g) Penderita kanker alat kelamin
5) Efek samping
a) Perdarahan dank ram selama minggu2 pertama setelah
pemasangan.
b) Kadang2 ditemukan keputihan yg bertambah banyak.
Disamping itu pada saat berhubungan (senggama0 terjadi
expulsi (IUD bergeser dari posisi) sebagian atau seluruhnya
c) Pemasangan IUD mungkin menimbulkan rasa tidak nyaman
dan dihubungkan dengan resiko infeksi rahim.
d. AKBK (Alat Kontrasepsi Bawah Kulit)
Adalah 2 kapsul kecil yang terbuat dari silicon berisi 75 gram
hormone levonorgestrel yang ditanam di bawah kulit.
1) Cara Kerja
AKBK atau sering disebut dengan implant secara tetap
melepaskan hormone tersebut dalam dosis kecil ke dalam darah.
Bekerja dengan cara:
a) Lendir serviks menjadi kental
b) Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga
sulit terjadi implantasi
c) Menekan ovulasi
2) Efektivitas
13

Dalam teori: 99,7%. Dalam praktek: 97-99%

3) Keuntungan
a) Sekali pasang untuk 3 tahun
b) Tidak mempengaruhi produksi ASI
c) Tidak mempengaruhi tekanan darah
d) Pemeriksaan panggul tidak diperlukan sebelum pemakaian
e) Baik untuk wanita yang tidak ingin punya anak lagi tetapi
belum mantap untuk di tubektomi
4) Kontraindikasi
a) Hamil atau disangka hamil
b) Perdarahan pervaginam yang tidak diketahui sebabnya
c) Tumor/keganasan
d) Penyakit jantung, darah tinggi, kencing manis
5) Efek samping
Kadang2 pada saat pemasangan akan terasa nyeri. Selain itu
ditemukan haid yang tidak teratur, sakit kepala, kadang2 terjadi
spotting atau anemia karena perdarahan yg kronis.
e. Kondom Pria
Adalah sarung karet tipis yang dipakai oleh pria pada waktu
bersenggama
1) Cara Kerja
Sarung karet ini mencegah sperma bertemu dengan ovum
2) Efektivitas
Dalam teori: 98%. Dalam praktek: 85%. Efektif jika digunakan
benar tiap kali berhubungan.Namun efektivitasnya kurang jika
dibandingkan metode pil, AKDR, suntikan KB.
3) Keuntungan
a) Dapat dipaki sendiri
b) Dapat mencegah penularan penyakit kelamin
c) Tidak mempengaruhi kegiatan menyusui
14

d) Dapat digunakan sebagai pendukung metode lain


e) Tidak mengganggu kesehatan
f) Tidak ada efek samping sistemik
g) Tersedia secara luas
h) Tidak perlu resep atau penilaian medis
i) Tidak mahal (jangka pendek)
4) Kontraindikasi
Alergi.
f. Kontrasepsi Mantap (Kontap)
Adalah pemotongan/pegikatan kedua saluran telur wanita
(tubektomi) atau kedua saluran sperma laki-laki (vasektomi).
Operasi tubektomi ada beberapa macam cara antara lain adalah
Kuldoskopik, Kolpotomi, Posterior, Laparoskopi, dan
Minilaparotomi. Cara yang sering diapaki di Indonesia adalah
Laparoskopi dan Mini laparotomi.
1) Cara Kerja
Hal ini mencegah pertemuan sel telur dengan sperma
2) Efektivitas
Dalam teori: 99,9%. Dalam praktek: 99%.
3) Keuntungan
a) Paling efektif
b) Mengakhiri kesuburan selamanya (keberhasilan
pengembalian tidak bisa
c) dijamin).
d) Tidak perlu perawatan khusus
g. Kontraindikasi
Tidak ada.
h. Efek Samping
Jarang, ringan, dan bersifat sementara misalnya bengkak, nyeri, dan
infeksi luka operasi.Pada vasektomi infeksi dan epididimis terjadi
15

pada 1-2% pasien. Pada tubektomi perdarahan, infeksi, kerusakan


organ lain dan komplikasi karena anastesi dapat terjadi.
BAB II
WOC

A. Suntik

16
17

B. Pil
18

C. IUD
19

BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian Pengkajian
1. Data Subjektif
a. Identitas
Yang dikaji meliputi biodata dan suami mulai dari nama, umur, suku,
agama, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, alamat, nomor telepon.
b. Keluhan Utama
Dikaji keluhan klien yang berhubungan dengan penggunaan KB
suntik kombinasi tersebut antara lain amenorea/perdarahan tidak
terjadi, perdarahan bercak, meningkatnya/menurunnya BB.
c. Riwayat KB
Dikaji apakah klien pernah menjadi akseptor KB lain sebelum
menggunakan KB kombinasi dan sudah berapa lama menjadi akseptor
KB tersebut.
d. Riwayat Obstetri Lalu
Dikaji riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu.
e. Riwayat Kesehatan Klien
Dikaji menarche pada umur berapa, siklus haid, lamanya haid, sifat
darah haid, dismenore atau tidak, flour albus atau tidak.
f. Riwayat Kesehatan Keluarga
Dikaji apakah klien menderita penyakit jantung, DM, TBC, hipertensi
dan kanker payudara.
g. Pola Kehidupan
Dikaji meliputi pola nutrisi, pola eliminasi, pola istirahat, pola
aktivitas, pola aktivitas seksual, pola personal hygiene, dan kebiasaan
sehari – hari.
20

2. Data Objektif
a. Pemeriksaan Umum
Meliputi pemeriksaan pada tekanan darah, nadi, pernapasan, BB, TB,
suhu badan, kesadaran.
b. Pemeriksaan Khusus
1) Wajah: dilihat adanya bercak hitam (chloasma), adanya oedema,
conjungtiva tidak pucat, sclera tidak ikterik.
2) Leher: diraba adanya pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar
limfe, adanya bendungan vena jugularis.
3) Dada: dilihat bentuk mammae, diraba adanya massa pada
payudara.
4) Genitalia: dilihat dari condiloma aquminata, dilihat dan diraba
adanya infeksi kelenjar bartholini dan kelenjar skene.
5) Ekstremitas: dilihat adanya oedema pada ekstremitas bawah dan
ekstremitas atas, adanya varises pada ekstremitas bawah.

B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut
2. Ansietas
3. Defisit pengetahuan

C. Intervensi Keperawatan
1. Nyeri Akut

Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional


Setelah dilakukan a. Lakukan pengkajian a. Memudahkan
intervensi keperawatan nyeri secara menentukan
selama 1x24 jam klien komprehensif intervensi
tidak mengalami nyeri termasuk lokasi selanjutnya.
dengan criteria hasil: nyeri, durasi,
a. Klien melaporkan frekuensi, kualitas
nyeri berkurang dan faktor presipitasi.
b. Klien mengatakan b. Observasi reaksi non
21

mampu mengontrol verbal dari


nyeri ketidaknyamanan b. Mengidentifikasi
c. Klien mampu c. Kontrol tekanan adanya nyeri pada
mengenali nyeri darah klien. klien.
c. Perubahan tekanan
darah dapat
mengindikasikan
adanya reaksi dari
d. Kontrol lingkungan pemberian obat –
yang dapat obatan.
mempengaruhi nyeri d. Mengurangi faktor
seperti suhu ruangan, pencetus nyeri.
pencahayaan, dan
kebisingan.
e. Kurangi faktor
presipitasi nyeri.
e. Apabila faktor
pencetus berkurang
maka intensitas nyeri
f. Bantu klien dan akan berkurang.
keluarga untuk
mencari dan f. Dukungan dari
menemukan keluarga dapat
dukungan. membantu klien
g. Ajarkan tentang mengatasi nyeri.
teknik non
farmakologi: napas g. Teknik non
dalam, relaksasi, farmakologi yang
distraksi, kompres benar akan membuat
hangat/dingin. klien rileks dan
nyaman sehingga
22

dapat mengurangi
h. Tingkatkan istirahat. nyeri.
h. Istirahat akan
membuat klien
merasa nyaman,
sehingga nyeri dapat
i. Kolaborasi: berikan berkurang.
analgetik untuk i. Penggunaan agens –
mengurangi nyeri. agens farmakologi
untuk mengurangi
atau menghilangkan
nyeri.

2. Ansietas

Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional


Setelah dilakukan a. Identifikasi tingkat a. Membantu
intervensi keperawatan kecemasan. menentukan
selama 1x24 jam intervensi
kecemasan klien teratasi selanjutnya.
dengan criteria hasil: b. Bantu klien b. Mengidentifikasi
a. TTV klien dalam batas mengenali situasi sumber kecemasan
normal yang menimbulkan klien.
b. Postur tubuh, ekspresi kecemasan.
wajah, bahasa tubuh c. Dorong klien untuk c. Mengungkapkan
dan tingkat aktivitas mengungkapkan perasaan, ketakutan,
menunjukkan perasaan, ketakutan, dan persepsi akan
berkurangnya persepsi. mengurangi
kecemasan kecemasan klien.
c. Klien mampu d. Dengarkan dengan d. Membuat klien
mengidentifikasi dan penuh perhatian. merasa tenang dan
mengungkapkan gejala mengurangi
23

cemas kekhawatiran klien.


d. Klien mampu e. Memberikan
mengungkapkan dan e. Temani klien untuk keamanan pada klien
menunjukkan teknik memberikan dan mengurangi
untuk mengontrol keamanan dan takut.
cemas mengurangi takut. f. Mengurangi
f. Jelaskan semua kecemasan klien,
prosedur dan apa meningkatkan
yang dirasakan pemahaman klien
selama prosedur. mengenai prosedur
tindakan yang akan
dilakukan.
g. Keluarga dapat
g. Libatkan keluarga memberi dukungan
untuk mendampingi positif kepada klien.
klien. h. Untuk mengurangi
h. Instruksikan pada kecemasan yang
klien untuk dirasakan klien.
menggunakan teknik
relaksasi. i. Pemberian obat anti
i. Kolaborasi: berikan cemas sesuai dengan
obat anti cemas. kebutuhan klien
dapat mengurangi
kecemasan klien.

3. Defisit Pengetahuan
24

Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional


Setelah dilakukan a. Kaji tingkat a. Membantu
intervensi keperawatan pengetahuan klien. menentukan jenis
selama 1x24 jam klien pengetahuan yang
menunjukkan pengetahuan akan diberikan pada
tentang kontrasepsi dengan klien.
criteria hasil: b. Jelaskan tentang b. Meningkatkan
a. Klien menyatakan kontrasepsi, jenis – pemahaman klien.
kepahaman tentang jenis kontrasepsi,
kondisi kontrasepsi, kekurangan &
jenis kontrasepsi, kelebihan masing –
kelebihan & masing kontrasepsi
kekurangan, serta cara dan cara
menggunakannya penggunaannya.
b. Klien mampu c. Jelaskan cara c. Meningkatkan
melaksanakan prosedur mengatasi masalah pemahaman klien
yang dijelaskan secara yang mungkin dan membantu klien
benar muncul setelah mengatasi masalah
c. Klien mampu pemakaian yang muncul.
menjelaskan kembali kontrasepsi.
apa saja yang d. Diskusikan d. Memilih kontrasepsi
dijelaskan perawat/tim pemilihan yang tepat dan sesuai
kesehatan lainnya kontrasepsi. dapat mengurangi
kecemasan klien &
e. Dukung klien untuk memenuhi
mengeksplorasi atau kebutuhan klien.
mendapatkan second e. Memperluas
opinion dengan cara pemahaman klien.
yang tepat.
25

D. Aplikasi Pemikiran Kritis dalam Asuhan Keperawatan


Judul / Tahun :
Hubungan Konseling Keluarga Berencana (Kb) Dengan Pengambilan
Keputusan Pasangan Usia Subur (Pus) Dalam Penggunaan Alat Kontrasepsi
Nama Peneliti :
Silviana Kartika Sari, Evi Sri Suryani dan Rohmi Handayani
Jurnal :
Jurnal Ilmiah Kebidanan, Vol. 1 No. 1
26

Program Keluarga Berencana (KB) yang diwujudkan pada penggunaan


kontrasepsi juga memiliki manfaat yang bersifat langsung atau tidak langsung
bagi kesehatan ibu, bayi dan anak, kesehatan dan kehidupan reproduksi dan
seksual keluarga, dan kesejahteraan serta ketahanan keluarga. Manfaat ini kurang
memperoleh perhatian semestinya meskipun menjadi faktor yang menentukan
dalam mewujudkan kualitas keluarga. Hal ini karena cara pandang Keluarga
Berencana (KB) dan kesehatan reproduksi belum tersosialisasikan dengan baik
sehingga penggunaan kontrasepsi pada akhirnya akan menentukan kualitas
keluarga. Kebijakan peningkatan KB masih perlu mendapatkan perhatian,
utamanya dalam penyelesaian struktur kelembagaan di kecamatan, sumber daya
yang masih rendah kualitasnya yang berdampak pada menurunya kualitas
kemampuan berkomunikasi bagi penyuluh KB dalam melakukan konseling KB.
Fenomena yang demikian ini berimplikasi pada penurunan tingkat kesertaan
peserta KB baru saat ini. Kondisi yang demikain ini diperlukan kebijakan
penyelesaian dan kepastian kelembagaan pengelola KB di Tingkat Kecamatan,
serta perlunya meningkatkan kualitas sumber daya pendidikan dan latihan, baik
dalam jabatan maupun pendidikan di luar jabatan bagi petugas KB di tingkat
kecamatan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada bulan Agustus 2010 di
Desa Karang Klesem Kecamatan Purwokerto Selatan Kabupaten Banyumas dapat
disimpulkan bahwa keseluruhan Pasangan Usia Subur (PUS) akseptor KB
mendapatkan konseling KB yaitu sebanyak 88 (100,0%) responden dan sebagian
besar Pasangan Usia Subur (PUS) non akseptor KB tidak mendapatkan konseling
KB yaitu 54 (76,1%) responden, dan hanya 17 (23,9%) responden yang
mendapatkan konseling KB. Hasil anasilis secara statistik terdapat hubungan
sangat signifikan antara konseling Keluarga Berencana (KB) dengan pengambilan
keputusan Pasangan Usia Subur (PUS) dalam penggunaan alat kontrasepsi karena
didapatkan hasil ρ=0,00.
27

DAFTAR PUSTAKA

Hadi M., Y., & Yuliawati. (2019). Pengaruh Penggunaan Kontrasepsi Implant
Terhadap Peningkatan Berat Badan dan Hypertensi di Kabupaten Lampung
Timur. Jurnal Kesehatan, 6(2), 88–93. Retrieved from
http://ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id

Lasut, V. M., Palandeng, H., & Bidjuni, H. (2014). Pengaruh Pendidikan


Kesehatan Terhadap Pengetahuan PUS Tentang Alat Kontrasepsi Implan di
Wilayah Kerja Puskesmas Nuangan Bolaang Mongondow Timur. Jurnal
Keperawatan Universitas Sam Ratulangi Manado, 2(2). Retrieved from
http://ejournal.unsrat.ac.id

Nastangin. (2019). Vasektomi dan Tubektomi Perspektif Maqasid Al-Syariah.


Journal of Islamic Family Law, 3(1). Retrieved from
http://jurnal.iainkediri.ac.id

Padila. (2017). Keperawatan Maternitas Sesuai Dengan Standar Kompetensi


(PLO) dan Kompetensi Dasar (CLO). Yogyakarta: Nuha Medika.

Pratiwi, A. I. (2019). Faktor - Faktor Yang Berhubungan Dengan Keikutsertaan


Pasangan Usia Subur (PUS) Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Di Desa
Alamendah Kecamatan Rancabali Kabupaten Bandung. Jurnal Kebidanan,
8(1), 1–11. Retrieved from jurnal.stikeswilliambooth.ac.id

Revina, Sakung, J., & Amalinda, F. (2018). Hubungan Pengetahuan dan


Dukungan Suami dengan Pemilihan Kontrasepsi Suntik pada Akseptor KB di
Kelurahan Panasakan Kecamatan Baolan Kabupaten Tolitoli. Jurnal
Kolaboratif Sains, 1(1), 1052–1063. Retrieved from
http://jurnal.unismuhpalu.ac.id

Rusmini, Purwandani, S., Utami, V. N., & Faizah, S. N. (2017). Pelayanan KB


dan Kesehatan Reproduksi Berbasis Evidence Based. Jakarta: Trans Info
Media.

Setiyaningrum, E. (2016). Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta: Trans Info


Media.

Sibagariang, E. E. (2016). Kesehatan Reproduksi Wanita Edisi Revisi. Jakarta:


Trans Info Media.\

Sinyal, M. P., Rompas, S., & Bataha, Y. (2019). Penggunaan Alat Kontrasepsi
Oleh Akseptor di Rumah Sakit Manado Medical Center Periode Juli-
Desember 2018. E-Journal Keperawatan (e-Kp), 7(1), 1–7. Retrieved from
28

http://ejournal.unsrat.ac.id

Sri Winarsih. (2017). Memahami Kontrasepsi Hormonal Wanita. Jakarta:


Transmedika.

Triyanto, L., & Indriani, D. (2018). Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan


Jenis Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) Pada Wanita Menikah
Usia Subur di Provinsi Jawa Timur. The Indonesian Journal of Public
Health, 13(2), 244–255. https://doi.org/10.20473/ijph.vl13il.2018.244-255

Wayanti, S., Rahardjo, S., & Choirin, M. (2018). Dukungan Suami dalam
Pemilihan Metode Kontrasepsi Implant pada Ibu Post Partum (Studi di
Kelurahan Kemayoran Wilayah Kerja Puskesmas Kota Bangkalan). Jurnal
Pamator, 11(1), 83–91. Retrieved from http://journal.trunojoyo.ac.id
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standan Diagnosis Keperawatan Indonesia :
Definisi dan Indikator Diagnostik. Edisi 1, Cetakan III. Jakarta : DPP PPNI

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia :
Definisi Dan Tindakan Keperawatan. Edisi 1, Cetakan II. Jakarta : DPP PPNI

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia :
Definisi Dan Kriteria Hasil Keperawatan. Edisi 1, Cetakan II. Jakarta : DPP
PPNI

Anda mungkin juga menyukai