Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

SANITASI INDUSTRI PANGAN

SANITASI PEMBERSIHAN DAN DESIGN RUANG PENGOLAHAN/PABRIK YANG

BAIK

DISUSUN OLEH

VIEDYA YADA VARIZA

J1A019114

ITP GENAP 2019

ILMU TEKNOLOGI PANGAN DAN AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MATARAM

2021

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadapan Allah Subhanahuwata’alaa, atas rahmat dan
hidayah-Nya, saya dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “Sanitasi Pembersihan dan
Design Pengolahan/Pabrik yang Baik.”
Maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu
komponen nilai dalam mata kuliah Sanitasi Industri Pangan. Saya sebagai penulis merasa bahwa
dalam menyusun makalah ini masih menemui beberapa kesulitan dan hambatan, sehingga
makalah ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan lainnya, maka dari itu saya
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak. Karena itu sudah
sepantasnya saya mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata Sanitasi Industri
Pangan serta semua pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah ini.
Akhir kata, mudah-mudahan Allah Subhanahuwata’alaa senantiasa melimpahkan
karunia-Nya dan membalas segala amal serta kebaikan pihak-pihak yang telah membantu penulis
dalam penyusunan makalah ini dan mudah-mudahan tulisan ini dapat memberikan manfaat bagi
pihak-pihak yang membutuhkan.

Mataram, 3 Mei 2021

DAFTAR ISI

ii
JUDUL…………...………………………………………………………………………………..i
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii

DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii

DAFTAR TABEL..........................................................................................................................iv

BAB I...............................................................................................................................................1

PENDAHULUAN...........................................................................................................................1

1.1. Latar Belakang..................................................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah.............................................................................................................2

1.3. Tujuan...............................................................................................................................2

BAB II.............................................................................................................................................3

PEMBAHASAN..............................................................................................................................3

2.1. Pengertian..............................................................................................................................3

2.2. Peranan..................................................................................................................................3

2.3. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pengolahan Pangan...............................................4

2.4. Persyaratan dan Fasilitas Pengolahan Pangan......................................................................9

2.5. Cara Hygiene dan Sanitasi yang Baik pada Peralatan Pabrik/ Pengolahan Makanan........12

BAB III..........................................................................................................................................14

PENUTUP.....................................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………15

iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Ciri-ciri bahan baku yang baik…………………………………………………………11

iv
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Makanan adalah kebutuhan pokok manusia yang diperlukan setiap saat ang harus
ditangani dan dikelola dengan baik dan benar agar bermanfaat bagi tubuh. Pengelolaan yang
baik dan benar pada dasarnya adalah mengelola makanan berdasarkan kaidah-kaidah dari
prinsip hygiene dan sanitasi makanan. Prinsip-prinsip hygiene dan sanitasi makanan adalah teori
praktis tentang pengetahuan, sikap dan perilaku manusia dalam mentaati azas kesehatan
(health), azas kebersihan (cleanliness) dan azas keamanan (security) dalam menangani makanan.
Proses pengolahan makanan berjalan melalui beberapa tahapan pengolahan mulai dari
penerimaan bahan mentah, pencucian, peracikan, pemasakan sampai menjadi makanan yang
siap santap. Dengan pengolahan makanan yang baik dan benar akan menghasilkan makanan
yang bersih, sehat, aman dan bermanfaat serta tahan lama.

Hygiene adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan
subyeknya seperti mencuci tangan dengan air bersih dan sabun untuk melindungi kebersihan
tangan, mencuci piring untuk melindungi kebersihan piring, membuang bagian makanan yang
rusak untuk melindungi keutuhan makanan secara keseluruhan dan sebagainya.

Sanitasi adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan
lingkungan dan subyeknya. Misalnya menyediakan air yang bersih untuk keperluan mencuci
tangan, menyediakan tempat sampah untuk mewadai sampah agar sampah tidak dibuang
sembarangan. Penyehatan makanan adalah upaya untuk mengendalikan faktor tempat, peralatan,
orang dan makanan yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan gangguan kesehatan atau
keracunan makanan. Untuk mengetahui apakah faktor tersebut dapat atau mungkin dapat
menimbulkan gangguan kesehatan, penyakit atau keracunan makanan, perlu dilakukan analisis
terhadap rangkaian kegiatan dari faktor-faktor tersebut secara rinci.

Sanitasi sangat penting dalam industri pangan, produksi dengan menggunakan metode
yang tepat akan dapat memberikan konsumen makanan yang memiliki kualitas tinggi dan sehat.
Karena ketentuan ini mencakup fasilitas dan tempat bekerja maka perencanaan produksi yang
1
tepat dan benar harus dipertimbangkan sebaik mungkin. Setiap tahap produksi dan distribusi ke
konsumen harus terjamin sehingga produk tersebut tetap sehat. Sanitasi yang efektif memberikan
kontribusi terhadap kualitas makanan yang diinginkan.

Selain itu, kita perlu mengetahui tentang karakteristik berbagai jenis tanah, senyawa
pembersihan dan sanitizer yang efektif, ketersediaan peralatan pembersihan dan prosedur sanitasi
yang efektif. Setiap Negara harus mempunyai jaminan kesehatan terhadap produk yang akan
diproduksi. Faktor penting lainnya adalah tingkat kesadaran konsumen akan pentingnya nilai
gizi, manfaat dan kondisi pengolahan semua makanan.

Lingkungan di lokasi pabrik dapat berkontribusi terhadap pencemaran dalam pabrik, serta
kontaminasi ke produk. Peralatan pengolahan, kemasan, dan ruang bekerja dapat menjadi sumber
kontaminasi. Sanitasi yang efektif bertujuan untuk mengurangi kontaminasi. Bahan baku dan
lingkungan pengolahan merupakan sumber kontaminasi Listeria monocytogenes.

Oleh karena itu sanitasi dan higienisasi sangatlah penting penerapannya pada produk pangan
maka akan timbul pula produk pangan dengan kualitas keamanan yang tinggi.

1.2. Rumusan Masalah


1) Apakah yang dimaksud dengan sanitasi industri pangan?
2) Bagaimana peranan sanitasi industri pangan terhadap proses pengolahan pangan?
3) Hal-hal apa saja yang diperhatikan dalam pengolahan pangan?
4) Bagaimana persyaratan dan fasilitas dalam pengolahan pangan?
5) Apa saja cara hygiene dan sanitasi yang baik pada peralatan pabrik/pengolahan
makanan?

1.3. Tujuan
1) Untuk mengetahui konsep dari sanitasi industri pangan
2) Untuk mengetahui peranan sanitasi industry dalam kegiatan pengolahan pangan
3) Untuk mengetahui hal-hal apa saja yang diperhatikan dalam pengolahan makanan
4) Untuk mengetahui persyaratan dan fasilitas dalam pengolahan pangan
5) Untuk mengetahui saja cara hygiene dan sanitasi yang baik pada peralatan
pabrik/pengolahan makanan

2
BAB II

PEMBAHASAN
2.1. Pengertian
Pentingnya sanitasi industri pangan sebagai dasar keamanan pangan mulai dari
penanganan, pengolahan, pengemasan, distribusi, retail, sampai siap di konsumsi sampai
kaitannya dengan bahaya pencemar dan yang berakibat pada resiko yang dapat
dtimbulkanSanitasi industri pangan merupakan hal terpenting dari semua ilmu sanitai karena
sedemikian banyak lingkungan kita yang baik secara langsung maupun tidak langsung
berhubungan dengan suplai makanan.
Hygiene adalah usaha kesehatan yang preventif yang menitikberatkan kegiatannya pada
usaha kesehatan individu maupun usaha kesehatan pribadi hidup manusia. Dalam industri
pangan, sanitasi meliputi kegiatan-kegiatan secara aseptik dalam persiapan, pengolahan dan
pengemasan produk makanan, pembersihan dan sanitasi pabrik serta lingkungan pabrik dan
kesehatan pekerja. Kegiatan yag berhubungan dengan suatu produk makanan meliputi
pengawasan mutu bahan mentah, penyimpanan bahan mentah, perlengkapan suplai air yang baik,
pencegahan kontaminasi makanan pada semua tahap-tahap selama pengolahan dari peralatan
personalia, dan terhadap hama, serta pengkemasan dan penggudangan produk akhir.

2.2. Peranan
Sanitasi pangan ditujukan untuk mencapai kebersihan yang prima dalam tempat produksi,
persiapan penyimpanan, penyajian makanan, dan air sanitasi. Hal-hal tersebut merupakan aspek
yang sangat esensial dalam setiap cara penanganan pangan. Program sanitasi dijalankan bukan
untuk mengatasi massalah kotornya lingkungan atau kotornya pemrosesan bahan, tetapi untuk
menghilangkan kontaminan dari makanan dan mesin pengolahan, serta mencegah terjadinya
kontaminasi silang. Program hygiene dan sanitasi yang efektif merupakan kunci untuk
pengontrolan pertumbuhan mikroba pada produk dan industri pengolahan makanan.

Pada proses pembuatan suatu produk pangan terdapat dua tahap awal yaitu proses
penanganan bahan pangan dan pengolahan bahan pangan. Kegiatan ini juga harus dilakukan
dengan konsep hygiene dan sanitasi.

3
Proses penanganan bahan baku mentah mengalami proses pembersihan dan pencucian
untuk menghilangkan tanah dan untuk mengurangi jumlah mikroba pada bahan mentah.
Penghilangan tanah amat penting karena tanah mengandung berbagai jenis mikroba khususnya
dalam bentuk spora. Menghilangkan tanah dan sisa makanan dapat dilakukan dengan mengerok,
membilas dengan air, menyedot kotoran, dll. Selanjutnya dilakukan pembersihan dengan cara
mekanis atau mencuci dengan lebih efektif.

2.3. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pengolahan Pangan


Pada proses pengolahan bahan baku harus diperhatikan dan dijaga kebersihannya
dengan mengikuti kaidah Good Manufacturing Practice (GMP). Adapun pengolahan makanan
dan minuman harus memenuhi hal berikut ini :

 Persiapan tempat pengolahan (Dapur)


Ventilasi baik agar asap dan udara panas dapat keluar dengan sempurna. Lantai, dinding &
ruangan bersih dan terpelihara. Meja percikan bersih, permukaan kuat/tahan goresan. Tungku
dilengkapi alat penangkap asap/pembuang asap. Ruangan bebas lalat dan tikus.

 Persiapan rancangan menu

Direncanakan formulir pemesanan dari konsumen. Ketersediaan bahan, jenis & jumlah.
Keragaman variasi dari setiap menu. Proses pengolahan. Tenaga ahli dari menu terkait (untuk
pengujian rasa)

 Peralatan masak
Peralatan tidak melepaskan zat beracun kepada makanan (tidak melampaui ambang batas).
Peralatan tidak patah, gompel, penyok, tergores, retak. Peralatan dapat dicuci dengan sempurna
sehingga jadi sumber kontaminasi. Tidak mencampur alat untuk makanan masak dan bahan
mentah. Alat bersih diletakkan pada tempat masing-masing sehingga mudah dicari

 Peralatan makan dan minum


Bentuk utuh, tidak rusak/cacat, retak, berlekuk-lekuk dan tidak membahayakan. Alat yang
sudah bersih dilarang dipegang di tempat makanan/minuman/mulut menempel karena dapat
terjadi pencemaran mikroba melalui jari tangan.. Alat bersih disimpan dalam rak yang terlindung
dari serangga dan tikus. Alat bersih dikelurkan bila akan digunakan.

4
 Wadah Penyimpanan Makanan
Peralatan penyimpanan harus terpisah. Penyimpanan secara terpisah mulai dari wadah
masing-masing jenis, tempat penyimpanan atau alat untuk menyimpan makanan

 Sarana Penyajian (display)


Lemari display (lemari kaca) mengikuti prinsip pemisahan wadah untuk tiap jenis makanan.
Sirkulasi udara harus cukup. Terlindung dari jamahan orang, serangga dan tikus

 Rak Penyimpanan
Bersih, kering dan sejuk, tidak terkena sinar matahari langsung. Mudah dijangkau petugas.
Jarak rak terendah dari lantai dan dari dinding 15 cm, tertinggi tidak menyentuh langit-langit

 Peralatan untuk pencucian


Membersihkan bahan makanan dan mencuci peralatan. Tempat cuci tangan terpisah dengann
tempat cuci lain

 Fasilitas Sanitasi
Fasilitas sanitasi dibutuhkan untuk keperluan pembersihan dan pemeliharaan (house &
maintenance). Jamban & kamar mandi dengan air secukupnya. Tempat sampah tertutup. Sistem
Pengaliran Air Limbah (SPAL) & Sistem Pengaliran Air Hujan lancar dan tertutup

 Pemilihan Bahan/sortir
Bahan dari gudang/pasar pasti ada yang rusak sehingga perlu disortir, Keuntungan :
1. Membuang sumber penular/perusak makanan
2. Menjaga mutu dan keawetan makanan
3. Mengurangi risiko pencemaran makanan
4. Persiapan Bahan

Cuci bahan sampai bersih dengan air mengalir. Potong dengan ukuran kecil/dikehendaki.
Buang bagian yang rusak, layu, bernoda. Masukkan potongan bahan ke tempat bersih dan
terlindung dari serangga. Bahan siap dimasak. Segera dimasak, jangan terlalu lama di luar
kulkas.

 Peracikan Bumbu
Cuci semua bumbu sampai bersih dengan air mengalir. Biji-bijian direndam untuk
membuang debu & sampah. Siapkan alat penghancur yang bersih (ulekan, blender, dll).

5
Hancurkan bumbu segera. Masukkan ke dalam tempat bersih dan terlindung dari serangga.
Segera dimasak dan jangan biarkan terlalu lama di luar kulkas
 Persiapan Pengolahan
Siapkan wajan, kuali untuk mengolah. Tuangkan air, minyak atau mentega untuk bahan
pemanas makanan. Masukkan bahan secara bergiliran sesuai cara memasak menurut jenis menu
makanan. Ratakan suhu makanan dengan membalikkan/mengaduk sehingga semua bahan
matang. Gunakan api yang tidak besar sehingga seluruh bagian makanan matang secara merata
(suhu yang terlalu tinggi akan mematangkan bagian luar sementara bagian dalam masih mentah,
sehingga bahaya karena memungkinkan bakteri masih hidup).

 Prioritas dalam Memasak


Dahulukan memasak makanan yang tahan lama seperti gorengan yang kering. Makanan
yang rawan seperti kaldu dan kuah dimasak pada waktu akhir masak. Simpan bahan makanan
yang belum waktunya dimasak dalam lemari es. Simpan makanan matang yang belum waktunya
dihidangkan dalam keadaan panas. Uap makanan jangan sampai mencair dan masuk ke dalam
makanan karena akan menyebabkan kontaminasi ulang. Makanan masak tidak boleh dijamah
dengan tangan telanjang. Untuk mencicipi makanan gunakan sendok khusus yang selalu dicuci.

Setelah suatu bahan pangan mengalami proses penangan dan pengolahan selanjutnya
dilakukan proses pengemasan dan distribusi. Pengemasan makanan bertujuan untuk menjamin
produk makanan yang diproduksi benar-benar dalam kondisi yang higienis dan tidak
membahayakan kesehatan konsumennya.

Bahan kemasan tidak boleh digunakan bila dianggap tidak dapat menjamin sanitasi atau
syarat-syarat kesehatan. Misalnya karung adalah kemasan yang paling banyak digunakan, namun
penggunaan karung untuk mengemas produk yang dikonsumsi tanpa mengalami pencucian atau
pemasakan terlebih dahulu, contohnya adalah produk kuwaci dan kacang asin, merupakan hal
yang tidak dibenarkan.

Jenis material yang sering digunakan untuk pengemasan, diantaranya :

 Material kemasan dengan antioksidant


 Kemasan hampa udara

6
 Overwrapped or Tray-packed Products
 Freezing Products
 Drying
 Canning

Program Sanitasi Pengemasan Makanan terdiri dari dua jenis, yaitu:

1) Sanitasi Manusia, dimana merupakan operator komponen yang akan berhubungan


langsung dengan produk makanan yang dikemas. Terdiri dari:
 Pelatihan operator pengemasan
 Mengawasi kemungkinan terjadinya
 Kontaminasi
 Hand-Washing
 Kebersihan para personal
 Akses personal dan tamu harus dibatasi
2) Sanitasi bangunan dan fasilitas, yaitu metode untuk menghindarkan makanan dari
kemungkinan terkontaminasi akibat bangunan dan fasilitas produksi yang tidak higienis.
Terdiri dari :
 Area penanganan makanan harus diisolasi dari daerah disekelilingnya
 Semua gedung dan fasilitas yang berhubungan dengan penanganan makanan harus
dikontruksi dan didesain agar mudah untuk dibersihkan
 Sistem pemanasan, ventilasi dan pengaturan udara harus didesain dan diterapkan
dengan tepat
 Tempat penyimpanan makanan yang telah dikemas harus diperhatikan
 Semua peralatan yang terlibat dalam pengemasan makanan harus didesain agar
mudah dibersihkan dan dirawat untuk mencegah kontaminasi.
 Barang-barang bukan makanan diberi tanda agar tidak mencemari makanan bahan
baku untuk pengemasan, harus benar-benar aman dan telah diuji.

7
Setelah pengemasan perlu dilakukan pelabelan pada produk makanan yang telah
mengalami proses pengemasan. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pelabelan tersebut
diantaranya :

 Nama makanan dan/atau merk dagang


 Komposisi, kecuali untuk makanan yang cukup diketahui komposisinya secara umum
 Isi netto
 Nama dan alamat produsen atau pengedar
 Nomor pendaftaran
 Kode produksi
 Pernyataan khusus lain yang dianggap perlu.

Setelah melakukan pelabelan, kemudian produk siap didistribusikan. Distribusi makanan


merupakan salah satu sub sistem besar dalam penyelenggaraan makanan dan merupakan
kegiatan membagi makanan dalam jumlah besar atau langsung kealat makan konsumen
( perorang/porsi) Fungsinya adalah untuk menjalankan kegiatan berupa penerimaan makanan,
holding/penungguan sementara, transportasi, hingga ke penyajian atau pelayanan.

Pendistribusian makanan bertujuan agar makanan sampai kekonsumen  dengan mutu


yang baik ( kualitas dan kuantitas) sesuai dengan rencana (menu, resep, porsi ), agar  makanan
dapat disajikan  dengan menarik dan memuaskan konsumen, agar  makanan sampai ke konsumen
tepat waktu ( konsumen tidak lama menunggu, sesuai jadwal).

Sistim distribusi bergantung pada jenis dari sistem produksi  yang digunakan, waktu dan
upaya yang dilakukan untuk persiapan/ menata alat2 makan sebelum pelayanan, jarak antara
ruang produksi dan area pelayanan, waktu yang diperlukan antara penyelesaian produksi sampai
pelayanan makanan sampai dikonsumsi.

Selain itu terdapat bberapa hal yang harus diperhatikan dalam distribusi, diantaranya :

 Menu hari itu yaitu berupa menu biasa atau menu diet
 Jumlah permintaan makanan (berupa pengecekan dan setiap ruangan)
 Harus dicek kembali pasien datang dan pulang sebelum didistribusikan
 Alat yang digunakan

8
 Alat hidang/alat tempat makan
 Sanitasi dalam alat hidang
 Setiap akan dihidangkan harus diperiksa standar kualitasnya.

Dalam upaya menjaga kebersihan dan kesehatan dari produk makanan dibuat. Berikut
lakukan langkah-langkah sanitasi dan hygiene pada produksi tersebut. Berikut beberapa tahap
pada proses sanitasi dan hygiene :

1. "Pre rinse" atau langkah awal yaitu: menghilangkan tanah dan sisa makanan dengan
mengerok, membilas dengan air, menyedot kotoran dan sebagainya.

2. Pembersihan: menghilangkan tanah dengan cara mekanis atau mencuci dengan lebih efektif.

3. Pembilasan: membilas tanah dengan pembersih seperti sabun/deterjen dari permukaan.

4. Pengecekan visual: memastikan dengan indera mata bahwa permukaan alat-alat bersih.

5. Penggunaan desinfektan: untuk membunuh mikroba.

6. Pembersihan akhir: bila diperlukan untuk membilas cairan desinfektan yang padat.

7. "Drain dry" atau pembilasan kering: desinfektan atau final rinse dikeringkan dari alat-alat
tanpa diseka/dilap. Cegah jangan sampai terjadi genangan air karena genangan air merupakan
tempat yang baik bagi pertumbuhan kuman.

2.4. Persyaratan dan Fasilitas Pengolahan Pangan


 Jenis Pangan Olahan Beku Pangan olahan beku yang beredar di pasaran sangat
bervariasi. Jenis pangan olahan beku diantaranya sebagai berikut:
a. Olahan Buah dan Sayur
Contoh: pisang molen, singkong, kentang goreng (french fries), wortel, jagung pipil,
pure buah raspberry, bawang lapis tepung, pure kelapa, pangsit kukus isi sayuran,
bitterballen, risoles isi sayur.
b. Olahan Serealia
Contoh: mie ramen, mie udon, sohun, pasta, kulit kebab, kue moci, onde-onde,
macaroni schotel.
c. Produk Bakeri

9
Contoh: pastri, pizza, churros, brownis, keik, roti, klapertart, adonan kukis, pai isi
durian, donat, bun kukus, panada.
d. Olahan Daging
Contoh: daging ayam karage, chicken strips, egg chicken roll, ayam pop, ayam
goreng kalasan, ayam goreng lapis tepung, ayam goreng kremes, naget ayam, ayam
taliwang, burung puyuh ungkep, burung puyuh bakar, bebek kremes siap goreng,
kornet sapi, burger sapi, bakso sapi, tahu bakso, empal daging, sosis solo, kebab,
risoles isi daging.
e. Olahan Ikan
Contoh: udang lapis tepung, udang kupas masak, rajungan, gurita, lele panggang, ikan
olahan surimi, bakso sotong, bakso seafood talas, tahu bakso ikan, tekwan, pempek,
dim sum, siomay, fish katsu, bandeng isi tanpa duri, bandeng presto, naget bandeng,
otak-otak bandeng.
f. Olahan Telur
Contoh: putih telur.
 Pemilihan Bahan Baku Bahan baku yang digunakan harus memenuhi persyaratan
keamanan dan mutu pangan serta belum mengalami kerusakan. Pada umumnya
kerusakan mutu, termasuk bau, rasa, perubahan warna dan tekstur disebabkan oleh
pertumbuhan mikroba atau aktivitas enzimatik. Bahan baku harus disiapkan dan disimpan
serta dikontrol suhunya, untuk meminimalkan kemungkinan cemaran fisika, kimia, atau
mikroba. Dalam memilih bahan baku yang akan digunakan dalam produksi pangan
olahan beku, mutu bahan baku harus diperhatikan.
Berikut ini diuraikan ciri-ciri beberapa pangan segar yang baik, yang digunakan sebagai
bahan baku pangan olahan beku.

10
Tabel 1. Ciri-ciri bahan baku yang baik

11
2.5. Cara Hygiene dan Sanitasi yang Baik pada Peralatan Pabrik/ Pengolahan Makanan
Pembersihan yang efisien dapat menurunkan jumlah mikroba pada permukaan yang
kontak dengan pangan tetapi belum menjamin hilangnya seluruh mikroba patogen. Permukaan

12
yang kontak dengan pangan perlu disanitasi setelah dibersihkan. Kegiatan sanitasi dapat
dilakukan dengan beberapa cara diantaranya menggunakan air panas dan sanitiser kimia.

a. Cara pembersihan dan sanitasi peralatan Pembersihan dilakukan dengan mencuci alat
menggunakan air bersih yang mengalir dan sabun/deterjen dibantu dengan sikat halus dan atau
spons.

Peralatan yang telah dicuci bersih selanjutnya diberi tindakan sanitasi. Tindakan sanitasi yang
dapat dilakukan adalah:

1) Merendam peralatan yang telah dicuci di dalam air mendidih selama 30 detik atau di dalam
air hangat (suhu tidak kurang dari 77oC) selama 2 menit, lalu ditiriskan dan dikeringkan.

2) Menyemprotkan larutan sanitiser ke peralatan yang telah dicuci bersih, diamkan beberapa
waktu lalu dibilas dengan air bersih dan dikeringkan. Larutan sanitiser dapat dibuat dengan
menggunakan klorin; campurkan 5 ml atau 1 sendok teh klorin ke dalam 750 ml (3 gelas) air,
lalu masukkan ke dalam botol semprot. Untuk menghindari kesalahan penggunaan, pada botol
diberi label.

3) Jika kedua cara di atas tidak dilakukan, maka pencucian dilakukan menggunakan air dan
sabun/deterjen lalu dibilas dengan air bersih yang mengalir. Namun cara terakhir ini merupakan
alternatif terakhir jika kedua cara tersebut tidak dapat dilakukan. Pengeringan dapat dilakukan
dengan dikeringanginkan atau dilap dengan lap kain atau kertas yang bersih.

b. Cara pembersihan dan sanitasi freezer Freezer harus selalu diperhatikan kebersihannya.
Kebersihan freezer selalu dijaga dengan melakukan pengecekan rutin sebagai berikut:

1) Setiap hari, kondisi freezer selalu dicek. Penempatan bahan pangan harus rapi dan jika ada
tetesan air atau noda pada kardus/wadah penyimpan bahan pangan, harus segera dibersihkan.

2) Setiap bulan, cek masa kedaluwarsa bahan pangan yang disimpan. Buang bahan pangan jika
telah kedaluwarsa.

3) Setiap tahun lakukan pembersihan rutin dengan langkah sebagai berikut:

a) Matikan daya freezer.

13
b) Keluarkan rak-rak dalam freezer, bersihkan dengan cara merendam dalam larutan (dibuat
dengan melarutkan 2 sendok makan baking soda untuk setiap liter air hangat). Keringkan rak-rak
tersebut dan susun kembali dalam freezer.

c) Bersihkan bagian dalam freezer dengan larutan yang dibuat dengan melarutkan 2 sendok
makan baking soda dengan 1 liter air panas. Bilas dengan kain basah, kemudian keringkan
dengan handuk bersih. Jangan gunakan sabun atau deterjen untuk membersihkan freezer; karena
dapat meninggalkan bau yang akan diserap oleh makanan. Hindari penggunaan pembersih
abrasif, amonia, atau pemutih pada setiap bagian freezer karena bahan tersebut bisa
menyebabkan goresan, retak, atau menghitamkan permukaan.

14
BAB III

PENUTUP
Kesimpulan

Sanitasi makanan merupakan salah satu bagian yang penting, dalam segala aktifitas
kesehatan masyarakat, mengingat adanya kemungkinan penyakit-penyakit akibat makanan.
Kebiasaan-kebiasan tradisionil dalam mengelola makanan masih menduduki posisi yang kuat
dimasyarakat kita selama belum ada cara pengganti yang berkenan.

Dari sudut kesehatan lingkungan, pengaruh makanan terhadap kesehatan yang harus
diperhatikan ialah peranan makanan atau minuman sebagai vektor atau agen penyakit yang
ditularkan melalui makanan.

Beberapa faktor yang baik langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap
makanan adalah : air, air kotor (sewage), tanah, udara, manusia, hewan ternak atau piaraan,
binatang pengerat.

Sebagai akibat suatu kontaminasi terhadap makanan, pada umumnya akan disertai
dengan terjadinya proses pembusukan. Pembusukan tidak selalu oleh adanya kontaminasi tetapi
dapat juga terjadi oleh kegiatan enzim yang sudah terdapat dalam makanan itu sendiri secara
alami.

Infeksi penyakit melalui makanan (food borne disease) adalah suatu gejala penyakit yang
timbul akibat bahan makanan yang mengandung mikroorganisme atau toksinnya (termasuk
tumbuh-tumbuhan, bahan kimia, binatang). Food Infection ialah gejala penyakit yang timbul
karena mikroorganisme masuk dan berkembang biak didalam tubuh melalui bahan makanan.
Food Intoxication adalah gejala penyakit akibat makan makanan yang mengandung bahan racun.

Saran

Dalam kehidupan manusia dan setiap makhluk hidup, makanan mempunyai peranan
penting dan peranan tersebut dapat digambarkan bahwa setiap manusia memerlukan makanan
untuk kelangsungan hidupnya, manusia yang terpenuhi semua kebutuhan makanannya akan
terlindung dan terjamin kesehatannya dan memiliki tenaga kerja yang produktif, dan bahan

15
makanan dapat merupakan media perkembangbiakan kuman penyakit atau dapat juga merupakan
media perrantara dalam penyebaran suatu penyakit.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2012. Food Borne. http://matakuliahbiologi.blogspot.com. Diakses pada tanggal 3 Mei
2021.
Anonim. 2014. Badan Pengawas Obat Dan Makanan. www.pom.go.id Diakses pada tanggal
3 Mei 2021.
Anonim. 2012. Sanitasi Distribusi .http://esgezetpunyablog.blogspot.com. www.pom.go.id
Diakses pada tanggal 3 Mei 2021.
Anonim. 2013. Sanitasi. Wikipedia.org. Diakses pada tanggal 3 Mei 2021.
Anonim. 2013.Higiene. Wikipedia.org. Diakses pada tanggal 3 Mei 2021.
Anonim. Pedoman Cara Pengolahan dan Penanganan Pangan Olahan Beku Yang Baik:Jakarta.
2016.Direktorat Standardisasi Produk Pangan Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan
Bahan Berbahaya Badan Pengawas Obat dan Makanan

16

Anda mungkin juga menyukai