Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH KEAMANAN PANGAN

PENGENDALIAN KONDISI LINGKUNGAN, DISTRIBUSI DAN PENYIMPANAN


PANGAN BERKAITAN DENGAN SUHU, KELEMBABAN DAN TEKANAN UDARA
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Makalah Mata Kuliah Keamanan Pangan

DOSEN PENGAMPU :

Naning Hadiningsih, M.Si

DISUSUN OLEH :

Dwi Andini P2.06.31.1.18.011

PROGRAM STUDI DIPLOMA III GIZI TASIKMALAYA


JURUSAN GIZI POLITEKNIK KESEHATAN TAIKMALAYA
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
TAHUN AKADEMIK 2019 / 2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Pengendalian Kondisi Lingkungan,
Distribusi dan Penyimpanan Pangan Berkaitan dengan Suhu, Kelembaban dan Tekanan
Udara ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Dosen Ibu Naning
Hadiningsih,M.Si pada salah satu mata Kuliah Keamanan Pangan. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang bagaimanan cara disstribusi dan penyimpangan
pangan yang baik bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu Dosen, selaku dosen Mata Kuliah Keamanan
Pangan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Tasikmalaya, 12 April 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................................2
1.3 Tujuan....................................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................4
2.1 Pengertian Keamanan Pangan...............................................................................................4
2.2 Pengendalian Kondisi Lingkungan yang Baik......................................................................4
2.3 Pengertian Distribusi Pangan.................................................................................................4
2.4 Cara Distribusi Pangan yang Baik.........................................................................................5
2.5 Pengertian Penyimpanan Pangan...........................................................................................6
2.6 Cara Penyimpanan Pangan yang Baik...................................................................................6
2.7 Factor yang mempengaruhi distribusi dan penyimpanan pangan..........................................7
2.8 Solusi yang Dilakukan oleh Perusahaan dan Pemerintah......................................................8
2.8.1 Solusi dari Pemerintah terkait Distribusi Pangan...........................................................8
2.8.2 Solusi dari Perusahaan terkait Distribusi Pangan...........................................................9
2.9 Analisis dari Solusi yang Dilakukan oleh Pemerintah dan Perusahaan..............................10
2.9.1 Analisis untuk Solusi dari Pemerintah..........................................................................10
2.9.2 Analisis untuk Solusi dari Perusahaan.........................................................................10
BAB III PENUTUP......................................................................................................................12
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................12
3.2 Saran....................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................13

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pangan sebagai kebutuhan dasar manusia yang pemenuhannya merupakan hak asasi setiap
rakyat Indonesia harus senantiasa tersedia cukup setiap waktu, aman, bermutu, bergizi dan
beragam dengan harga yang terjangkau oleh daya beli masyarakat tercantum dalam UU Nomor
18 Tahun 2012. Pangan yang aman merupakan faktor yang penting untuk meningkatkan derajat
kesehatan tidak terkecuali pangan yang dihasilkan oleh Industri Rumah Tangga (IRT).
Pemerintah berkewajiban untuk meningkatkan daya saing Industri Rumah Tangga (IRT) atau
yang dikenal dengan Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP) dan kepercayaan konsumen
terhadap produk pangan yang dihasilkan IRTP serta menumbuhkan kesadaran, motivasi
produsen dan karyawan tentang pentingnya pengolahan pangan yang higienis dan tanggung
jawab terhadap keselamatan konsumen (Badan POM, 2012).

Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 28 Tahun 2004 tentang Keamanan,
Mutu dan Gizi Pangan Pasal 7 dijelaskan bahwa cara distribusi pangan yang baik memperhatikan
3 aspek Keamanan Pangan yaitu melakukan cara bongkar muat pangan yang tidak menyebabkan
kerusakan pada pangan, mengendalikan kondisi lingkungan, distribusi dan penyimpanan pangan
berkaitan dengan suhu, kelembaban, tekanan udara dan mengendalikan system pencatatan yang
menjamin penelusuran kembali pangan yang didistribusikan. Setiap orang yang bertanggung
jawab dalam penyelenggaraan kegiatan pada rantai pangan yang meliputi proses produksi,
penyimpanan, pengangkutan, dan peredaran pangan wajib memenuhi persyaratan sanitasi sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.Pengolahan pangan yang higienis dan
persyaratan sanitasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku merupakan
faktor penting dalam menjamin keamanan pangan. Keamanan pangan merupakan kondisi
terbebasnya makanan dari zat-zat atau bahan yang membahayakan kesehatan tubuh tanpa
membedakan apakah zat itu secara alami terdapat dalam bahan makanan yang digunakan,
tercampur secara sengaja atau tidak sengaja ke dalam bahan makanan atau makanan jadi
(Winarno,2004).

1
Keamanan pangan dipengaruhi oleh lingkungan, sosial budaya dan ekonomi, sitem
pangan, dan distribusi pangan, saling ketergantungan antara gizi dan keamanan pangan.
Makanan yang tidak aman jika dipaksakan untuk dikonsumsi akan timbul gangguan kesehatan
dan bisa berakibat lebih jauh pada kematian. Gangguan kesehatan yang akan dialami contohnya
adalah diare secara terus-menerus akibat mengkonsumsi makanan yang tidak aman sehingga
menyebabkan gangguan penyerapan zat-zat gizi (Suryana, 1994).

Pengendalian kondisi lingkungan dilakukan dengan suhu yang rendah, pengaturan komposisi
udara, kelembapan dan sirkulasi udara (Kader dan Morris, 1977:260).

Distribusi pangan adalah serangkaian proses kegiatan penyampaian makanan sesuai dengan
jenis makanan dan jumlah porsi konsumen yang dilayani. Tujuannya adalah agar konsumen
mendapat makanan sesuai diet dan ketentuan yang berlaku. (PGRS, 2013)

Distribusi pangan adalah kegiatan penyaluran makanan sesuai dengan jumlah porsi dan jenis
makanan konsumen yang dilayani (berupa makanan biasa atau makanan khusus). Tujuan dari
kegiatan pendistribusian makanan adalah konsumen mendapatkan makanan sesuai dengan
ketentuian yang berlaku (Depkes,2006).

Penyimpanan bahan makanan adalah proses kegiatan yang menyangkut pemasukan bahan
makanan serta penyalurannya sesuai dengan permintaan untuk persiapan pemasakan. Fungsi
penyimpanan berbeda-beda antara institusi besar dan kecil. Bagi institusi besar penyimpanan
dapat bertindak sebagai stok bahan makanan dan sistem  penyimpanannya dipusatkan (Mukrie,
1990). Penyimpanan bahan makanan adalah suatu tata cara menata, menyimpan, bagian
memelihara jumlah, kualitas, dan keamanan bahan makanan kering dan segar di gudang bahan
makanan kering dan dingin/beku. Tujuannya adalah tersedianya bahan makanan yang siap
digunakan dalam jumlah dan kualitas yang tepat sesuai dengan kebutuhan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian Keamanan Pangan ?
2. Bagaimana cara pengendalian kondisi lingkungan yang baik ?
3. Apa pengertian Distribusi Pangan ?
4. Bagaimana cara Distribusi Pangan yang baik ?
5. Apa pengertian Penyimpanan Pangan ?

2
6. Bagaimana cara Penyimpanan Pangan yang baik ?
7. Factor yang mempengaruhi distribusi dan penyimpanan pangan ?
8. Apa solusi yang dilakukan oleh perusahaan dan pemerintah ?
9. Analisis dari solusi yang dilakukan oleh perusahaan dan pemerintah ?

1.3 Tujuan
1. Mampu mengetahui pengertian Keamanan Pangan
2. Mampu mengetahui cara pengendalian kondisi lingkungan yang baik
3. Mampu mengetahui Pengertian Distribusi Pangan
4. Mampu mengetahui cara Distribusi Pangan yang Baik
5. Mampu mengetahui Pengertian Penyimpanan Pangan
6. Mampu mengetahui cara Penyimpanan Pangan yang baik
7. Mampu mengetahui Factor yang mempengaruhi distribusi dan penyimpanan pangan
8. Mampu mengetahui solusi apa saja yang dilakukan oleh perusahaan atau pemerintah
9. Mampu mengetahui analisis dari solusi yang dilakukan oleh perusahaan dan pemerintah

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Keamanan Pangan


Menurut Undang-undang Republik Indonesia no. 18/2012 tentang pangan, bahwa
keamanan pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah Pangan dari
kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan
membahayakan kesehatan manusia serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan
budaya masyarakat, sehingga aman untuk dikonsumsi.

Pangan yang tidak aman akan menyebabkan penyakit yang disebut foodborne disease,
yaitu segala penyakit yang timbul akibat mengkonsumsi pangan yang mengandung bahan atau
senyawa beracun atau organisme patogen.

2.2 Pengendalian Kondisi Lingkungan yang Baik


Selama penyimpanan dan distribusi, bahan pangan akan berhadapan dengan berbagai
kondisi lingkungan. Faktor lingkungan seperti suhu, kelembapan, oksigen, dan cahaya dapat
memicu beberapa mekanisme reaksi yang dapat membawa kepada degradasi bahan pangan.
Sebagai konsekuensinya, bahan pangan akan mencapai tingkatan kualitas terendah yang tidak
dapat diterima (mencapai akhir masa simpan) oleh konsumen dan kemudian ditolak oleh
konsumen untuk dikonsumsi (Man dan Jones, 1994). Pada kondisi tersebut, bahan pangan akan
dianggap tidak cocok lagi untuk dikonsumsi dan dikatakan telah mencapai akhir dari masa
simpannya. Bahan pangan hewani dan nabati memiliki masa simpan yang relatif singkat karena
nutrisi yang dikandungnya membuat bahan pangan tersebut rentan rusak baik secara fisik, kimia,
maupun mikrobiologi.

2.3 Pengertian Distribusi Pangan


Distribusi pangan adalah tersedianya pangan dan pasokan pangan secara merata
sepanjang waktu baik jumlah, mutu, aman dan keragamannya untuk memenuhi kebutuhan
pangan masyarakat, sedangkan akses pangan adalah kemampuan rumah tangga untuk dapat

4
menjangkau/mendapatkan pemenuhan kebutuhan pangan sepanjang waktu baik jumlah, mutu,
aman, keragaman untuk menunjang hidup yang aktif, sehat dan produktif.

Subsistem distribusi pangan merupakan salah satu subsistem dari sistem ketahanan pangan yang
mewujudkan sistem distribusi yang efektif dan efisien, sebagai prasyarat untuk menjamin agar
seluruh rumah tangga dapat memperoleh pangan dalam jumlah dan kualitas yang cukup
sepanjang waktu, dengan harga yang terjangkau. Bervariasinya kemampuan produksi pangan
antar wilayah dan antar musim menuntut kecermatan dalam mengelola sistem distribusi,
sehingga pangan tersedia.

2.4 Cara Distribusi Pangan yang Baik


Untuk memenuhi cara distribusi pangan yang baik diperkukan beberapa persyaratan cara
produksi Pangan yang baik sebagaimana dimaksud dalam PKBPOM RI NOMOR 12 TAHUN
2016 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN Pasal 10 ayat (1) huruf b dan
persyaratan cara distribusi Pangan yang baik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2)
huruf c, dibuktikan dengan hasil pemeriksaan terhadap pemenuhan persyaratan cara produksi
Pangan Olahan yang baik dan cara distribusi Pangan Olahan yang baik.

Pasal 10

Pihak yang memproduksi harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. memiliki izin usaha untuk jenis pangan yang didaftarkan sesuai ketentuan peraturan perundang
- undangan; dan

b. memenuhi persyaratan cara produksi Pangan yang baik untuk jenis Pangan yang didaftarkan.

Pasal 11

(1) Pendaftaran Pangan yang diproduksi di negara lain dan diimpor ke dalam wilayah Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) huruf b diajukan oleh Importir atau Distributor
yang mendapatkan penunjukan dari perusahaan di negara asal produk.

(2) Importir atau Distributor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut:

5
a. memiliki izin di bidang importasi pangan untuk importir atau izin di bidang
distribusi/perdagangan pangan untuk distributor;

b. memiliki surat penunjukan berupa surat perjanjian dari perusahaan di negara asal; dan

c. memenuhi persyaratan cara distribusi Pangan yang baik sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang - undangan.

2.5 Pengertian Penyimpanan Pangan


Penyimpanan pangan adalah suatu tata cara menata, menyimpan, memelihara bahan
makanan kering, basah serta mencatat pelaporannya. Setelah bahan makanan yang memenuhi
syarat diterima harus segera dibawa ke ruangan penyimpanan, gudang atau ruang pendingin.
Apabila bahan pangan langsung digunakan maka setelah ditimbang bahan makanan dibawa ke
ruang persiapan bahan makanan.
Menurut Utari (2009) yang mengutip pedoman teknis proses penyediaan makanan dalam
system penyelenggaraan makanan institusi 9depkes RI,2013), ada beberapa persyaratan
penyimpanan makanan yang harus dilakukan diantaranya :
1. Adanya sistem penyimpanan barang
2. Tersedianya fasilitas ruang penyimpanan bahan makanan sesuai persyaratan.
3. Tersedianya kartu stok atau buku catatan keluar masuknya bahan makanan.

Ada 4 prinsip penyimpanan bahan makanan yang sesuai dengan suhunya (Depkes RI, 2009),
diantaranya :

1. Penyimpanan sejuk (colling) pada suhu 10ºC - 15ºC seperti jenis minuman, buah dan
sayuran.
2. Penyimpanan dingin (Chilling) pada suhu 4oc – 10oC seperti makanan protein yang
segera diolah.
3. Penyimpanan dingin sekali (Freezing) pada suhu 0oc – 4oC seperti bahan makanan yang
mudah rusak dalam jangka waktu 24 jam.
4. Penyimpanan beku (Frozen) pada suhu <0oC seperti bahan protein yang mudah rusak
untuk jangka waktu <24 jam.
5. Suhu ruang untuk penyimpanan gudang kering seperti beras, bumbu dan lain - lain

6
2.6 Cara Penyimpanan Pangan yang Baik
Penyimpanan bahan makanan merupakan satu dari 6 prinsip higiene dan sanitasi makanan.
Penyimpanan bahan makanan yang tidak baik, terutama dalam jumlah yang banyak (untuk
katering dan jasa boga) dapat menyebabkan kerusakan bahan makanan tersebut. Adapun tata
cara penyimpanan bahan makanan yang baik menurut higiene dan sanitasi makanan adalah
sebagai berikut :

1. Setiap bahan makanan yan disimpan diatur ketebalannya, maksudnya agar suhu dapat
merata keselutuh bagian
2. Setiap bahan makanan ditempatkan secara terpisah menurut jenisnya, dalam wadah
(container) masing-masing. Wadah dapat berupa bak, kantong plastik atau lemari yang
berbeda.
3. Makanan disimpan didalam ruangan penyimpanan sedemikian hingga terjadi sirkulasi
udara dengan baik agar suhu merata keseluruh bagian. Pengisian lemari yang terlalu padat
akan mengurangi manfaat penyimpanan karena suhunya tidak sesuai dengan kebutuhan.

Menyimpan bahan makanan memerlukan peralatan penyimpanan yang tepat seperti kulkas,
freezer, atau cold storage. Hal ini tergantung dari bahan makanan yang ingin disimpan. Untuk
penyimpanan bahan makanan yang harus dengan suhu rendah dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Lemari pendingin yang mampu mencapai suhu 10oC - 15oC digunakan untuk  menyimpan
sayuran, minuman, dan buah, atau makanan yang harus didisplay dan harus disajikan
dingin.
2. Lemari pendingin atau kulkas yang mempunyai pencapaian suhu 1 oC ~ 4oC digunakan
untuk menyimpan makanan siap santap atau telur.
3. Lemari pendingin atau freezer yang dapat mencapai suhu -5oC digunakan untuk
menyimpan daging, unggas, ikan, dengan waktu tidak lebih melebihi dari 3 hari.
4. Pendingin yang berbentuk kamar dan beku merupakan suatu ruangan khusus yang
menyimpan makanan - makanan beku (frozen food) dengan suhu -20oC seperti daging atau
makanan beku yang memang harus disimpan dalam jangka waktu yang lama.

7
2.7 Faktor yang mempengaruhi distribusi dan penyimpanan pangan
Faktor yang mempengaruhi distribusi dan penyimpanan pangan, diantaranya :

1. Suhu
Suhu dibawah optimum akan menyebabkan pembekuan atau terjadinya chilling injury,
Suhu diatas optimum akan menyebabkan umur simpan menjadi lebih singkat serta
terjadinya freezing injury, Fluktuasi suhu yang luas dapat terjadi bilamana dalam
penyimpanan terjadi kondensasi yang ditandai adanya air pada permukaan komoditi
simpanan, Kondisi ini juga menandakan bahwa telah terjadi kehilangan air yang cepat
pada komoditi tersebut.
2. Kelembaban
Kebanyakan komoditi yang mudah rusak, kelembaban relatif dalam penyimpanan
sebaiknya dipertahankan pada kisaran 90% - 95%, Kelembaban dibawah kisaran tersebut
akan menyebabkan kehilangan kelembaban komoditi, Kelembaban yang mendekati 100
% memungkinkan akan terjadi pertumbuhan mikroorganisme dan juga menyebabkan
permukaan komoditi pecah-pecah.
3. Tekanan Udara
Penyimpanan yang berlangsung dapat juga dipengaruhi oleh adanya tekanan udara yang
disebabkan dari bahan kimia, debu, dan asap yang berasal dari lingkungan sekitar. Bahan
kimia,
debu, dan asap ini akan mengkontaminasi produk dan mengakibatkan terjadinya
perubahan warna, bahkan tidak jarang akan mengakibatkan keracunan.

2.8 Solusi yang Dilakukan oleh Perusahaan dan Pemerintah

2.8.1 Solusi dari Pemerintah terkait Distribusi Pangan


Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan, perlu ada pembenahan
data dan sistem informasi panen pangan di Indonesia. Hal ini penting dilakukan
untuk mengatasi persoalan berbelitnya distribusi pangan hasil panen yang sudah terjadi
sejak lama. Berbelitnya distribusi pangan tersebut, membuat harga pangan semakin
mahal karena tingginya ongkos distribusi. 

8
Oleh karena itu, Kementerian Perdagangan tengah membenahi sistem informasi
panen pangan dengan data-data yang ada. Dengan sistem tersebut, diharapkan waktu
masa panen dan ketersediaan pangan hasil panen di suatu daerah bisa diketahui dengan
mudah.
Cara pemerintah dalam mengembangkan distribusi pendapatan yaitu dengan cara
membuat lapangan kerja yang banyak sekaligus untuk mengurangi tingkat pengangguran.

Upaya yang dilakukan :

1. Melaksanakan program corporate sosial responsibility atau CSR yang bekerjasama


dengan pihak swasta maupun pihak asing.
2. Peningkatan skala usaha kecil dan menengah. Contoh : UMKM, PNPM Mandiri
Pedesaan.
3. Kredit lunak dengan penjaminan kredit berbasis komunitas. Contoh : KUR
4. Jaminan akses terhadap kebutuhan dasar rakyat menengah ke bawah. Contoh : BOS,
BPJS, BLSM
5. Penegakan hukum dan keadilan ekonomi

2.8.2 Solusi dari Perusahaan terkait Distribusi Pangan


Patut menjadi catatan bahwa perusahaan yang paling berdaya adalah perusahaan
yang mampu mencari solusi kreatif dari masalah-masalah yang dihadapinya, termasuk
masalah distribusi dan logistik. Solusinya? Ada berbagai macam, mulai dari memotong
biaya, simplifikasi proses bagi para vendor, atau improvisasi pengalaman pelanggan.
Saat ini, perusahaan-perusahaan yang telah menerapkan solusi-solusi kreatif
tersebut dan terekspos dengan baik adalah perusahaan yang bergerak di bidang e-
commerce. Sebenarnya, bentuk perbaikan terhadap sistem distribusi konvensional dapat
dilacak hingga awal tahun 1980-an. Menurut Evangelista, et al (1984), solusi masalah
yang dihadapi model distribusi konvensional adalah penerapan sistem bauran pemasaran
baik secara vertikal maupun horizontal. Namun, untuk pembahasan strategi distribusi e-
commerce, bentuk sistem pemasaran vertikal merupakan yang paling mendekati dan
paling banyak digunakan.

9
Model distribusi dengan sistem pemasaran vertikal adalah bentuk jaringan yang
terdiri dari dua atau lebih anggota dalam model distribusi, misalnya produsen dan
pedagang besar, pedagang besar dan pedagang ritel, atau produsen dengan beberapa
pedagang besar dan pedagang ritel (Evangelista et al, 1984). Jadi, semua anggota dalam
model distribusi ini bertindak sebagai satu sistem yang utuh.

2.9 Analisis dari Solusi yang Dilakukan oleh Pemerintah dan Perusahaan

2.9.1 Analisis untuk Solusi dari Pemerintah


Menurut saya solusi yang dilakukan oleh pemerintah terhadap permasalahan
Distribusi Pangan di Indonesia dengan cara pembenahan data dan sistem informasi
panen pangan di Indonesia bagus untuk dilakukan. Tapi menurut saya program tersebut
belum diketahui secara pasti sudah berjalan atau belum karena pemerintah pun
mengharapkan dari program tersebut bahwa waktu masa panen dan ketersediaan pangan
hasil panen di suatu daerah bisa diketahui dengan mudah. Jadi kemungkinan besar
program tersebut sedikit diragukan oleh pemerintah terkait keberhasilannya.
Tetapi disisi lain saya setuju dengan program pemerintah yaitu membuka
lapangan pekerjaan yang bisa dimanfaatkan oleh beberapa masyarakat yang
pengangguran. Sehingga setelah adanya program tersebut tidak ada lagi masyarakat
yang menganggur, kurangnya pendapatan serta kurangnya ekonomi.

2.9.2 Analisis untuk Solusi dari Perusahaan


Menurut saya solusi yang dilakukan oleh salah satu perusahaan terhadap
permasalahan Distribusi Pangan yaitu dengan cara mulai dari memotong biaya,
simplifikasi proses bagi para vendor, atau improvisasi pengalaman pelanggan. Menurut
saya solusi tersebut baik untuk dilakukan karena perusahaan yang sudah melakukan
solusi tersebut maka akan terkenal perusahaannya dan terekspos di seluruh daerah,
perusahaan tersebut pun bisa lagsung bergabung dengan e-commerce yang bermanfaat
untuk meningkatkan Distribusi Pangan dari perusahaan tersebut.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Keamanan pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah bahan
pangan dari kemungkinan cemaran secara fisik, biologis dan kimia yang dapat menganggu,
merugikan serta membahayakan kesehatan manusia. Keamanan pangan merupakan syarat
penting yang harus melekat pada pangan yang hendak dikonsumsi oleh semua masyarakat
Indonesia.

Distribusi pangan adalah kegiatan penyaluran hasil produksi berupa barang atau jasa dari
produsen ke konsumen untuk memenuhi kebutuhan manusia. Pihak yang melakukan distribusi
disebut distributor. Dalam melakukan distribusi pangan harus memperhatikan kondisi
lingkungan, cara penyimpanan serta factor yang mempengaruhi distribusi pangan seperti suhu,
kelembaban dan tekanan udara.

Ada beberapa persyaratan yang harus dilakukan dalam melakukan distribusi pangan yang
baik seperti yang disebutkan dalam PKBPOM RI NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG
PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN Pasal 10 dan Pasal 11.

Pemerintah dan perusahaan pun memberikan solusi yang terbaik dalam menangani
distribusi pangan. Pemerintah menangani masalah distribusi pangan dengan sangat teliti
sedangkan perusahaan menangani masalah distribusi pangan untuk meningkatkan
perusahaannya.

3.2 Saran
Seharusnya solusi yang dilakukan pemerintah dalam menangani masalah distribusi pangan
harus ditingkatkan kembali untuk menjamin keberhasilannya, apabila tidak terlaksana maka
pemerintah disebut pembohong oleh masyarakat Indonesia walaupun disisi lain pemerintah
membuka lapangan pekerjaan untuk membantu para masyarakat ayng menganggur serta
meningkatkan pendapatan dan meningkatkan ekonomi keluarga. Untuk solusi yang dilakukan

11
perusahaan kembali lagi kepada perusahaannya masing – masing, strategi dan solusi baik seperti
apa yang baik untuk meningkatkan distribusi pangan.

DAFTAR PUSTAKA

 http://digilib.unila.ac.id/2311/8/2.%20BAB%20II.pdf
 http://repository.unpas.ac.id
 http://makikamavescaren.blogspot.com/2016/11/normal-0-false-false-false-en-us-x-
none.html?m=1
 http://jdih.pom.go.id/showpdf.php?
u=giZCxzW6JpAGRcPnOwhBjW564tWbhWZSLziyNQ6l6oI=
 https://id.scribd.com/doc/203045395/Penyimpanan-Bahan-Makanan-Adalah-Suatu-Tata-
Cara-Menata
 https://putraprabu.wordpress.com/2009/01/05/penyimpanan-bahan-makanan-prinsip-
food-hygiene/
 https://www.indotara.co.id/suhu-terbaik-dan-tata-cara-penyimpanan-bahan-makanan-
anda&id=324.html
 https://amp.kompas.com/nasional/read/2018/04/09/18495401/upaya-pemerintah-atasi-
berbelitnya-distribusi-pangan-hasil-panen

 https://marketing.co.id/solusi-kreatif-strategi-distribusi-di-era-digital/

12

Anda mungkin juga menyukai