i
Kata Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayahNya
kami dapat menyelesaikan tugas Stase Manajemen Keperawatan
Kami ucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada pihak-pihak terkait sehingga
tugas ini terlaksana sebagaimana mestinya
Penulis
ii
HALAMAN PENGESYAHAN
LAPORAN PENDAHULUAN
MANAJEMEN KEPERAWATAN
OLEH
Ihsan Usman
Lia Anggraini
Maria Fridiastuti
Supriyadi
Tri Hanti Setya
Ninik Widamami
Shelly Maharani Wulandari
Suandi
Yeni Hariani
Darmasius Yendi
Menyetujui
iii
DAFTAR ISI
Cover i
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iv
Bab I : Pendahuluan 1
iv
5) Supervise 37
6) Ronde keperawatan 38
d. Pengendalian 38
1) Indicator mutu 38
2) Audit dokumentasi asuhan keperawatan 38
3) Survey kepuasan pasien, keluarga
dan tenaga kesehatan lain 38
4) Survey masalah keperawatan/diagnose keperawatan pasien 39
C. Analisa Data 40
D. Identifikasi Masalah 43
E. Prioritas Masalah 44
F. Rencana Strategis (POA) 45
A. Kesimpulan 46
B. Saran 46
Lampiran
Outline
v
BAB I
PENDAHULUAN
Menurut WHO (World Health Organization), rumah sakit adalah bagian integral dari
suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna
(komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) kepada
masyarakat. Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat
penelitian medik.
Berdasarkan Permenkes No. 147 tahun 2010 tentang Perijinan Rumah Sakit adalah:
1
BAB II
TINJAUAN LAHAN
https://rsudsambas.co.id/web/?link=profil&id=umum
2
3) Meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan rumah
sakit.
4) Memberikan kepastian hukum kepada pasien, masyarakat, sumber
daya manusia rumah sakit, dan Rumah Sakit
3. Kedudukan, tugas dan fungsi
Menurut undang-undang No. 44 tahun 2009 tentang rumah sakit, fungsi rumah
sakit adalah :
a. Pelayanan medis
b. Pelayanan dan asuhan keperawatan
c. Pelayanan penunjang medis dan nonmedis
d. Pelayanan kesehatan kemasyarakatan dan rujukan
e. Pendidikan, penelitian dan pengembangan
f. Administrasi umum dan keuangan
3
c. Surat edaran Dirjen Pelayanan Medik No. YM.01.04.3.5.2504 tentang
Pedoman Hak dan Kewajiban Pasien, Dokter dan Rumah Sakit.
4
3) Instalasi Radiologi
4) Instalasi Rekam Medik
5) Instalasi Pemulasaran Jenazah
6) Instalasi Pengolahan Limbah
Profil RSUD Sambas Tahun 2021
B. Hasil Pengkajian Ruangan Penyakit Dalam
1. Data umum ruangan
a. Tenaga dan Pasien (M1-Man)
1) Ketenagaan
a) Karakteristik ketenagaan berdasarkan spesipikasi pekerjaan
Tabel 1. Distribusi Ketenagaan Berdasarkan Spesifikasi Pekerjaan di
Ruang 2022 Tahun 2022
Jumlah 18 100
5
c) Karakteristik tenaga keperawatan berdasarkan tingkat pendidikan
No Diklat Jumlah %
1 Pernah diklat 4 22,22
2 Tidak pernah diklat 14 77,78
Jumlah 18 100
6
pendidikan atau pelatihan tambahan (seperti : diklat perawatan luka,
PPGD, BTCLS, dan lain-lain).
f. Analisis kebutuhan tenaga keperawatan di Ruang Penyakit Dalam
Analisa kebutuhan tenaga perawat di Ruang Penyakit Dalam berdasarkan
Rumus Gillies adalah sebagai berikut :
Rumus Gillies
Σ jam kep yg dibutuhkan klien/hr X rata-rata klien/hr X Σ hr/tahun
Σ hr/tahun – hr libur perawat X Σ jam kerja/hari
= Σ jam kep yg dibutuhkan klien / tahun
Σ jam kerja / tahun
Waktu perawatan langsung
No Kategori Rata-rata Rata-rata Jam Jumlah Jam
Pasien/hari Perawatan/hari Perawatan/hari
1 Minimal Care 14 2 24
2 Partial Care 2 3 6
3 Total Care 1 4 4
Jumlah 17 7 34
7
a. Rekapitulasi kunjungan rawat inap di Ruang Penyakit Dalam
Tabel 6. Rekapitulasi Kunjungan Rawat Inap di Ruang Penyakit Dalam
Periode Bulan November 2021, Desember 2021 dan Januari 2022
Bulan
No Uraian November Desember Januari Total
2021 2021 2022
1 Total dirawat 88 104 110
2 Hari rawat 352 416 440
3 Lama rawat 241 275 313
4 Pasien keluar
Hidup 72 93 101
Mati 9 8 6
5 Pasien out 7 3 3
Gambar 7. BOR Ruang Penyakit Dalam Periode Bulan November 2021, Desember
2021 dan Januari 2022
8
2) LOS (Length Of Stay)
4,5 4 4 4
4
3,5
3
2,5
2
1,5
1
0,5
0
NOVEMBER 2021 DESEMBER 2021 JANUARI 2022
Gambar 9. TOI Ruang Penyakit Dalam Periode Bulan November 2021, Desember
2021 dan Januari 2022
9
Berdasarkan gambar 9. di atas dapat disampaikan bahwa rata-rata
tempat tidur tidak ditempati (TOI) Ruang Penyakit Dalam (4,47 hari) telah
sesuai dengan standar nasional (1-3 hari).
Gambar 10. BTO Ruang Penyakit Dalam Periode Bulan November 2021,
Desember 2021 dan Januari 2022
10
b. Bangunan, sarana dan prasarana (M2-Material)
1) Denah Ruang Penyakit Dalam
Gambar 11. Denah Ruang Penyakit Dalam
11
4) Fasilitas Alat Tenun
Tabel 12. Daftar Inventaris Alat Tenun Ruang Penyakit Dalam Tahun 2022
Tabel 13. Daftar Inventaris Alat Medis Ruang Penyakit Dalam Tahun 2022
12
28 Tensi duduk 1 Baik
29 WWZ 1 Baik
30 Ambubag 1 Baik
31 Gunting heakting 3 Baik
32 Nebu 3 Baik
33 Korentang 2 Baik
A. Metode kasus
13
Kekurangan metode kasus :
Pada metode ini, kepala ruang menentukan tugas setiap perawat dalam
satu ruangan. Perawat akan melaporkan tugas yang dikerjakannya
kepada kepala ruangan dan kepala ruangan tersebut bertanggung jawab
dalam pembuatan laporan klien. Metode fungsional mungkin efisien
dalam menyelesaikan tugas-tugas apabila jumlah perawat sedikit,
tetapi klien tidak mendapatkan kepuasan asuhan yang diterimanya.
(Situros, 2006)
Sederhana
Efisien
Perawat terampil untuk tugas atau pekerjaan tertentu
Mudah memperoleh kepuasan kerja bagi perawat setelah selesai tugas
Kekurangan tenaga ahli dapat diganti dengan tenaga yang kurang
berpengalaman untuk satu tugas yang sederhana
Memudahkan kepala ruangan untuk mengawasi staff atau peserta didik
yang praktek untuk keterampilan tertentu
Tetapi, metode ini kurang efektif karena (Situros, 2006) :
14
Keterbatasan itu sering menyebabkan klien merasa kurang puas
terhadap pelayanan atau asuhan yang diberikan karena seringkali klien
tidak mendapatkan jawaban yang tepat tentang hal-hal yang ditanyakan
Klien kurang merasakan adanya hubungan saling percaya dengan
perawat.
Selama beberapa tahun menggunakan metode fungsional beberapa
perawat pemimpin (nurse leader) mulai mempertanyakan keefektifan
metode tersebut dalam memberikan asuhan keperawatan profesional
kemudian pada tahun 1950 metode tim digunakan untuk menjawab hal
tersebut. (Situros, 2006).
C. Metode Tim
15
4) Mengorientasikan tenaga yang baru tentang fungsi metode tim
keperawatan
5) Menjadi narasumber bagi ketua tim
6) Mendorong staf untuk meningkatkan kemampun melalui riset
keperawatan
7) Menciptakan iklim komunikasi yang terbuka
Kelebihan metode ini adalah :
16
selama 24 jam selama klien tersebut dirawat dirumah sakit atau di
suatu unit. Perawat akan melakukan wawancara mengkaji secara
komprehensif , dan merencanakan asuhan keperawatan. perawat yang
paling mengetahui keadaan klien. Jika PP tidak sedang bertugas,
kelanjutan asuhan akan di delegasikan kepada perawat lain (associated
nurse). PP bertanggung jawab terhadap asuhan keperawatan klien dan
menginformasikan keadaan klien kepada kepala ruangan, dokter, dan
staf keperawatan. (Situros, 2006).
Seorang PP bukan hanya mempunyai kewenangan untuk memberikan
asuhan keperaatan, tetapi juga mempunyai kewenangan untuk
melakukan rujukan kepada pekerja sosial, kontrak dengan lembaga
sosial di masyarakat, membuat jadwal perjanjian klinik, mengadakan
kunjungan rumah dan lain-lain. Dengan diberikannya kewenangan,
dituntut akuntabilitas perawat yang tinggi terhadap hasil pelayanan
yang diberikan. Metode keperawatan primer memberikan beberapa
keuntungan terhadap klien, perawat, dokter, dan rumah sakit (Gillies,
1989). (Situros, 2006).
17
dan Hartley (1995) Kozier at al (1997) seorang PP bertanggung jawab
untuk membuat keputusan yang tekait dengan asuhan keperawatan
klien oleh karena itu kualifikasi kemampuan PP minimal adalah
sarjana keperawatan/nurse. (Situros, 2006).
d. Pembiayaan (M4-Money)
1) Penyediaan kebutuhan bahan habis pakai di ruangan dapat
langsung diperoleh melalui amprahan permintaan barang ke
depo farmasi.
2) Penyediaan alat/fasilitas ruangan dapat dilakukan melalui
prosedur permintaan barang yang diajukan kebagian
administasi rumah sakit.
3) Penetapan tarif dengan memperhatikan unit cost
4) Penggunaan sistem keuangan menggunakan aplikasi berbasis
sistem informasi khususnya untuk pembayaran dan informasi
pendapatan demi ketepatan, kecepatan, keakuratan data
5) Melakukan kemitraan dan kerja sama operasi yang saling
menguntungkan denga pihak ketiga dengan memanfaatkan
sumber daya yang ada di rumah sakit
6) Pendekatan dengan stakeholder kabupaten, propinsi maupun
pusat dalam rangka mendapatkan dukungan dana untuk
pengembangan sarana praarana rumah sakit.
18
7) Pengelolaan keuangan yang transparan, professional dan
akuntabel
e. Pemasaran (M5-Marketing)
1) Mempermudah masyarakat untuk mendapatkan mendapatkan
informasi pelayanan RSUD Sambas dengan memanfaatkan media
cetak/elektronik terutama pelayanan yang sifatnya khusus, spesifik
dan baru
2) Mengembangkan kemitraan dengan pesusahaan/institusi swasta
untuk mengembangkan jaminan kesehatan karyawan
2. Fungsi Manajemen di Ruangan
a. Perencanaan
1) Visi
Tempat pemberian pelayanan kesehatan bagi tercapainya
kepuasan pasien dan keluarganya serta menjadi pusat rujukan
di kabupaten sambas dan sekitarnya
2) Misi
a) Memberikan pelayanan kesehatan secara professional dan
menjunjung tinggi nilai kemanusian
b) Memberikan pelayanan prima yang berorientasi kepada
pengingkatan mutu dan keselamatan pasien
c) Menciptalan suasana yang harmonis dinamis
kebersamaan rasa memiliki serta disiplin yang tinggi
d) Menjalin kerjasama yang baik dengan semua mitra kerja
di unit di semua RSUD Sambas
3) Filosofi
Kami melayani bukan dilayani (Kaya Budi)
4) Standar operasional prosedur
Rumah sakit merupakan suatu institusi yang fungsi utamanya
memberikan pelayanan kepada pasien secara diagnostik dan
terapeutik untuk berbagai masalah kesehatan baik yang bersifat
bedah dan non bedah (American hospital association, 1978).
Upaya kesehatan dilakukan dengan melakukan pendekatan,
pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan
penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan
pemulihan (rehabilitatif) yang dilaksanakan secara serasi,
terpadu, dan berkesinambungan.
Dalam menjalankan tugasnya setiap Rumah Sakit memiliki
suatu aturan dan pelaksanaan pelayanan medis maupun non
medis, yang biasanya disebut dengan manajemen Rumah Sakit.
Dalam manajemen rumah sakit yang diatur salah satunya
adalah Standar Operasional Prosedur adalah Standar
Operasional Prosedur disetiap bagian rumah sakit. Standar
Operasioanal Prosedur adalah suatu standar atau pedoman
19
tertulis yang dipergunakan untuk mendorong dan menggerakan
suatu kelompok untuk mencapai tujuan organisasi.
Rumah Sakit memiliki berbagai bentuk pelayanan salah
satunya pelayanan rawat inap, rawat inap merupakan pelayanan
kesehatan perorangan yang meliputi observasi, diagnose,
pengobatan, keperawatan, rehabilitas medis dengan menginap
diruangan rawat inap pada sarana kesehatan rumah sakit
pemerintah dan swasta serta puskesmas perawatan dan rumah
bersalin, oleh karena penyakitnya penderita harus menginap.
Dalam menjalankan kegiatan diruang rawat inap membutuhkan
berbagai fasilitas, tenaga medis dan non medis.
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan dimana
dalam memberikan pelayanan keperawatan di Penyakit Dalam
mengacu pada standar prosedur operasional yang belum
diperbaharui. Setelah dilakukan observasi buku panduan
standar prosedur operasional masih belum diperbahurui.
20
sehingga dapat ditentukan tindakan yang harus di ambil
untuk mengatasi masalah tersebut yang menyangkut
aspek fisik, mental, sosial dan spiritual serta faktor
lingkungan yang mempengaruhinya. Data tersebut harus
akurat dan mudah dianalisis. Jenis data antara lain, data
objektif, yaitu data yang diperoleh melalui suatu
pengukuran, pemeriksaan, dan pengamatan, misalnya
suhu tubuh, tekanan darah, serta warna kulit. Data
subjekyif, yaitu data yang diperoleh dari keluhan yang
dirasakan pasien, atau dari keluarga pasien/saksi lain
misalnya, kepala pusing, nyeri dan mual.
Adapun fokus dalam pengumpulan data meliputi :
Status kesehatan sebelumnya dan sekarang
Pola koping sebelumnya dan sekarang
Fungsi status sebelumnya dan sekarang
Respon terhadap terapi medis dan tindakan
keperawatan
Resiko untuk masalah potensial
Hal-hal yang menjadi dorongan atau kekuatan klien
b. Analisa data
Analisa data adalah kemampuan dalam
mengembangkan kemampuan berpikir rasional sesuai
dengan latar belakang ilmu pengetahuan.
c. Perumusan masalah
Setelah analisa data dilakukan, dapat dirumuskan
beberapa masalah kesehatan. Masalah kesehatan tersebut
ada yang dapat diintervensi dengan asuhan keperawatan
(masalah keperawatan) tetapi ada juga yang tidak dan
lebih memerlukan tindakan medis. Selanjutnya disusun
diagnosis keperawatan sesuai dengan prioritas. Prioritas
masalah ditentukan berdasarkan criteria penting dan
segera. Penting mencakup kegawatan dan apabila tidak
diatasi akan menimbulkan komplikasi, sedangkan segera
mencakup waktu misalnya pada pasien stroke yang tidak
21
sadar maka tindakan harus segera dilakukan untuk
mencegah komplikasi yang lebih parah atau kematian.
Prioritas masalah juga dapat ditentukan berdasarkan
hierarki kebutuhan menurut Maslow, yaitu : Keadaan
yang mengancam kehidupan, keadaan yang mengancam
kesehatan, persepsi tentang kesehatan dan keperawatan.
2) Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang
menjelaskan respon manusia (status kesehatan atau resiko
perubahan pola) dari individu atau kelompok dimana
perawat secara akontabilitas dapat mengidentifikasi dan
memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status
kesehatan menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah
(Carpenito,2000). Perumusan diagnosa keperawatan :
a. Actual : menjelaskan masalah nyata saat ini sesuai
dengan data klinik yang ditemukan.
b. Resiko: menjelaskan masalah kesehatan nyata akan
terjadi jika tidak di lakukan intervensi.
c. Kemungkinan : menjelaskan bahwa perlu adanya data
tambahan untuk memastikan masalah keperawatan
kemungkinan.
d. Wellness : keputusan klinik tentang keadaan
individu,keluarga,atau masyarakat dalam transisi dari
tingkat sejahtera tertentu ketingkat sejahtera yang lebih
tinggi.
e. Syndrom : diagnose yang terdiri dar kelompok diagnosa
keperawatan actual dan resiko tinggi yang diperkirakan
muncul/timbul karena suatu kejadian atau situasi
tertentu.
3) Rencana tindakan keperawatan
Semua tindakan yang dilakukan oleh perawat untuk
membantu klien beralih dari status kesehatan saat ini
22
kestatus kesehatan yang di uraikan dalam hasil yang di
harapkan (Gordon,1994).
Rencana tindakan keperawatan merupakan pedoman
tertulis untuk perawatan klien. Rencana perawatan
terorganisasi sehingga setiap perawat dapat dengan cepat
mengidentifikasi tindakan perawatan yang diberikan.
Rencana asuhan keperawatan yang di rumuskan dengan
tepat memfasilitasi kontinuitas asuhan perawatan dari satu
perawat ke perawat lainnya. Sebagai hasil, semua perawat
mempunyai kesempatan untuk memberikan asuhan yang
berkualitas tinggi dan konsisten. Rencana asuhan
keperawatan tertulis mengatur pertukaran informasi oleh
perawat dalam laporan pertukaran dinas. Rencana perawatan
tertulis juga mencakup kebutuhan klien jangka panjang.
(potter,1997)
4) Tindakan keperawatan
Merupakan inisiatif dari rencana tindakan untuk
mencapai tujuan yang spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai
dimulai setelah rencana tindakan disusun dan ditujukan pada
nursing orders untuk membantu klien mencapai tujuan yang
diharapkan. Oleh karena itu rencana tindakan yang spesifik
dilaksanakan untuk memodifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi masalah kesehatan klien. Adapun tahap-
tahap dalam tindakan keperawatan adalah sebagai berikut :
Tahap 1 : persiapan yaitu tahap awal tindakan
keperawatan ini menuntut perawat untuk mengevaluasi
yang diindentifikasi pada tahap perencanaan.
Tahap 2 : intervensi yaitu fokus tahap pelaksanaan
tindakan perawatan adalah kegiatan dan pelaksanaan
tindakan dari perencanaan untuk memenuhi kebutuhan
fisik dan emosional. Pendekatan tindakan keperawatan
meliputi tindakan : independen, dependen dan
interdependen.
23
Tahap 3 : dokumentasi yaitu pelaksanaan tindakan
keperawatan harus diikuti oleh pencatatan yang lengkap
dan akurat terhadap suatu kejadian dalam proses
keperawatan.
5) Evaluasi tindakan keperawatan
Perencanaan evaluasi memuat criteria keberhasilan
proses dan keberhasilan tindakan keperawatan. Keberhasilan
proses dapat dilihat dengan jalan membandingkan antara
proses dengan pedoman/rencana proses tersebut. Sedangkan
keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan membandingkan
antara tingkat kemandirian pasien dalam kehidupan sehari-
hari dan tingkat kemajuan kesehatan pasien dengan tujuan
yang telah dirumuskan sebelumnya. Sasaran evaluasi adalah
sebagai berikut :
Proses asuhan keperawatan, berdasarkan criteria/ rencana
yang telah disusun.
Hasil tindakan keperawatan ,berdasarkan criteria
keberhasilan yang telah di rumuskan dalam rencana
evaluasi.
Terdapat 3 kemungkinan hasil evaluasi yaitu :
Tujuan tercapai,apabila pasien telah menunjukan
perbaikan/kemajuan sesuai dengan criteria yang telah di
tetapkan.
Tujuan tercapai sebagian,apabila tujuan itu tidak tercapai
secara maksimal, sehingga perlu di cari penyebab dan
cara mengatasinya.
Tujuan tidak tercapai, apabila pasien tidak menunjukan
perubahan/kemajuan sama sekali bahkan timbul masalah
baru.dalam hal ini perawat perlu untuk mengkaji secara
lebih mendalam apakah terdapat data, analisis, diagnosa,
tindakan, dan faktor-faktor lain yang tidak sesuai yang
menjadi penyebab tidak tercapainya tujuan.
24
6) Dokumentasi keperawatan
Dokumentasi adalah segala sesuatu yang tertulis atau
tercetak yang dapat diandalkan sebagai catatan tentang bukti
bagi individu yang berwenang. (potter 2005)
Banyak para ahli menyusun sistem dokumentasi
keperawatan. Sistem dokumentasi ini masing-masing
memiliki keunikan tersendiri, namun pada dasarnya tidak
banyak perbedaan. Ada beberapa sistem pendokumentasian
yang sering dipakai antara lain : Catatan Berorientasi Pada
Sumber (Source Oriented Record ISOR). Sistem ini
memberi kemudahan dalam menempatkan catatan mengenai
data yang diperoleh karena biasanya masing-masing format
telah dibuat secara spesifik. Namun demikian sistem ini
memiliki kelemahan antara lain informasi menjadi sulit
dipelajari secara lengkap karena masing-masing data berada
pada format yang berbeda. Komponen SOR meliputi hal
berikut :
a. Lembar penerimaan
Lembar ini berisi data demografi pasien/klien,
seperti, nama, alamat, tempat dan tanggal lahir, status
perkawinan serta,diagnosis pada saat masuk rumah sakit.
b. Lembar instruksi dokter
Lembar ini digunakan untuk mencatat setiap
instruksi dokter yang dilengkapi dengan tanggal dan,
tanda tangan dokter yang bersangkutan.
c. Lembar riwayat medik.
Lembar ini berisi catatan tentang hasil pemeriksaan
fisik, kondisi kesehatan klien, perkembangan, dan tindak
lanjut.
d. Catatan perawat
Catatan ini mencakup catatan, pengkajian, diagnosis,
intervensi dan evaluasi.
e. Catatan dan laporan khusus
25
Catatan ini berisi tentang hasil konsultasi,
pemeriksaan laboratorium, laporan operasi, berbagai
terapi fisik, tanda-tanda vital, masukan dan haluaran
cairan serta pengobatan.
Terdapat 3 model dokumentasi yang saling
berhubungan, saling ketergantungan dan dinamis, yaitu
komunikasi, proses keperawatan dan standar dokumentasi.
a. Ketrampilan komunikasi secara tertulis
adalah ketrampilan perawat dalam mencatat dengan
jelas, mudah dimengerti. Dalam kenyataannya dengan
kompleknya pelayanan keperawatan dan peningkatan
kualitas, keperawatan, perawat dituntut untuk dapat
mendokumentasikan secara benar. Keterampilan
dokumentasi yang efektif memungkinkan perawat untuk
mengkomunikasikan kepada tenaga kesehatan lain.
b. Dokumentasi proses keperawatan
Perawat memerlukan ketrampilan dalam mencatat
proses keperawatan. Pencatatan proses keperawatan
merupakan, metode yang tepat untuk pengambilan,
keputusan yang sistematis, problem solving, dan riset
lebih lanjut. Format proses keperawatan merupakan
kerangka atau dasar keputusan dan tindakan termasuk
juga pencatatan hasil berfikir dan tindakan keperawatan.
Dokumentasi adalah bagian integral proses, bukan
sesuatu yang berbeda dan metode problem solving.
c. Standar Dokumentasi
Perawat memerlukan suatu, ketrampilan untuk dapat
memenuhi standar yang sesuai. Standar dokumentasi
adalah suatu pernyataan tentang kualitas dan kuantitas
dokumentasi yang dipertimbangkan secara adekuaat
dalam suatu situasi tertentu. Dengan adanya standar
dokamentasi memberikan informasi bahwa adanya suatu
ukuaran terhadap kualitas dokumentasi keperawatan.
d. Keterampilan Dalam Dokumentasi
26
Ketrampilan dalam dokumentasi sangat bergantung
pada 5 komponen yaitu :
1. Novice (orang baru)
Dengan keberadaan orang baru akan diharapkan
membawa perubahan dan pembaharuan.
2. Advanced Beginer (pemula lanjut)
Pola pikir yang maju. ilmiah dan dilandasi motivasi
yang tinggi terhadap keprofesian mudah untuk
menunjang ketrampilan dan kemampuan
pendokumentasian.
3. Competent (mampu)
Merupakan ciri yang harus dimiliki oleh perawat yang
bertugas memberikan arahan keperawatan.
4. Proficient (cakap)
Kemampuan tanpa diikuti kecakapan akan menjadikan
diri terbelakang dan kemajuan.
5. Expert (ahli)
Keahlian dalam melakukan dokumentasi proses
keperawatan sangat diperluakan oleh seorang perawat.
6) Standar kinerja
27
Perawat memperoleh dan mempertahankan pengetahuan saat
ini dalam praktik keperawatan. Banyak negara sekarang
memerlukan kredit pendidikan berkelanjutan harus diterima
oleh perawat. Jumlah kredit pendidikan berkelanjutan. Kredit
ini membantu untuk menjaga perawat saat ini dengan media
baru / kemajuan nursing berkaitan dengan perawatan pasien.
Standar IV. Kolegialitas
Perawat berinteraksi dan berkonstribusi terhadap profesi
keperawatan dengan bertemu dengan para profesional lain di
bidang medis seperti dokter dan koordinator home care untuk
bertukar pikiran dan saling menghormati dan mendorong
lingkungan bersandar bahwa semua akan menguntungkan.
Standar V. Etika
Keputusan dan tindakan perawat dalam membantu dan
merawat individu di dasarkan pada prinsip-prinsip etika dan
pedoman kelembagaan
Standar VI. Kolaborasi
Perawat bekerja sama dengan profesional medis lainya dalam
menciptakan lingkungan untuk klien yang memfasilitasi suatu
kontinum peningkatan kesehatan mental dan fisik.
Standar VII. Pebelitian
Perawat tidak akan berhasil untuk memperluas cakrawala
pendidikan dan terus mencari dan menjelajahi daerahbaru
penelitian dan statistic.
Standar VIII. Pemanfaatan Sumber Daya
Perawat akan berpartisipasi dalam komite organisasi untuk
mengevaluasi dan meningkatkan efektifitas keamanan biaya
dalam merencanakan dan memberikan perawatan pasien.
7) Pengorganisasian
RSUD Sambas tipe C adalah unit pelaksana teknis kesehatan
dibidang pelayanan kesehatan di kabupaten. RSUD Sambas
dipimpin oleh seorang direktur yang secara teknis medis
berkoordinasi dengan kepala dinas kesehatan kabupaten
Sambas dan secara teknis operasional kepada bupati melalui
sekretaris daerah kabupaten Sambas.
Peraturan Bupati Sambas Nomor 17 Tahun 2017
mengamanatkan bahwa RSUD Sambas berbentuk UPTD pada
Dinas Kesehatan Kabupaten Sambas sehingga RSUD Sambas
dalam pengelolaannya dipimpin oleh seorang Direktur yang
berada dibawah dan bertanggungjawab kepada kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten Sambas. Sebagaimana yang telah
dijelaskan dalam peraturan Bupati nomor 17 tahun 2017 telah
ditetapkan kedudukan yang jelas mengenai kedudukan RSUD
28
Sambas Struktur organisasi dapat diartikan sebagai susuanan
dan hubungan antar komponen bagian – bagian dan posisi
dalam satu organisasi.
Rumah Sakit Umum Daerah Sambas adalah merupakan Unit
Pelaksana Teknis Daerah Dinas Kesehatan Kabupaten Sambas
sesuai Peraturan Bupati Sambas No. 17 Tahun 2017 tentang
Pembentukan Susunan Organisasi Unit Pelaksana Teknis
Daerah Rumah Sakit Umum Daerah Pada Dinas Kesehatan
Kabupaten Sambas. Sesuai dengan Keputusan Bupati Sambas
seperti tersebut diatas, struktur organisasi RSUD Sambas
dipimpin oleh seorang Direktur yang membawahi 1 (satu)
Kepala Bagian Tata Usaha, 3 (tiga) Kepala Bidang dan 2 (dua)
Komite yaitu Komite Medis dan Komite Keperawatan. Kepala
Bagian Tata Usaha membawahi 3 (tiga) sub Bagian, Kepala
Bidang Pelayanan medis membawahi 2 (dua) Sub Bidang,
Kepala Bidang Penunjang medis membawahi 2 (dua) Sub
Bidang, dan Kepala Bidang Pelayanan Perawatan membawahi
2 (dua) Sub Bidang.
29
8) Struktur Organisasi
9) Uraian tugas
a) Kepala Ruangan
1) Peran Fungsi
• Menentukan standar pelaksanaan kerja
• Member pengaruh kepada ketua dan anggota tim
• Supervisi dan evaluasi tugas staf
2) Uraian Tugas Perencanaan
Menunjuk ketua tim yang bertugas di kamar
masing-masing
Mengikuti serah terima pasien dari seift sebelumnya
Mengidentifikasi tingkat ketergantungan pasien
Mengidentifikasi jumlah perawatn yang di butuhkan
berdasarkan aktifitas dan kebutuhan pasien
Merencanakan metode penugasan dan penjadwalan
staf
Merencanakan straregi pelaksanaan asuhan
keperawatan
Merencanakan kebutuhan logistic dan fasilitas
ruangan kelolaan
30
Melakukan pelaporan dan pendokumentasiaan
Pengorganisasian dan ketenagaan
Menugaskan metode penugasan keperawatan
Merumuskan tujuan dari metode penugasan
keperawatan
Merumuskan rincian tugas ketua tim dan anggota
tim secara jelas
Membuat rentang kembali di ruangan rawat
Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan,
missal : membuat roster dinasm mengatur tenaga
yang ada setiap hari sesuai dengan jumlah dan
kondisi pasien
Mengatur dan mengendalikan pelaksanaan asuhan
keperawatan dalam bentuk diskusi, bimbingan dan
penyampaian informasi
Mengatur dan mengendalikan logistic dan fasilitas
ruangan
Mengatur dan mengendalikan situasi lahan prakter
Mendelegasikan tugas kepada ketua tim
Melakukan koordinasi dengan tim kesehatan lain
31
Membimbing bawahan yang kesulitan dalam
melaksanakan tugasnya
Memberikan pujian kepada bawahan yang
melakukan tugas dengan baik
Member teguran kepada bawahan yang melakukan
kesalahan
Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir
kegiatan
Melakukan pelaporan dan pendokumentasian
Pengawasan
Melalui komunikasi : megawasi dan berkomunikasi
langsung dengan ketua tim maupun anggota
tim/pelaksana mengenai asuhan keperawatan yang
di berikan secara langsung kepada pasien
Melalui evaluasi :l mengevaluasi upaya/kerja ketua
tim/pelaksana dan membandingkan dengan peran
masing-masing serta dengan rencana keperawatan
yang telah disusun
Member umpan balik kepada ketua tim
Mengatasi masalah dan menetapan upaya tindak
lanjut
Pengendalian logistic dan fasilitas ruangan
Memperhatikan aspek etik dan legal dalam
pelayanan keperawatan
2. Ketua Tim
1) Fungsi
a) Membuat perencanaan berdasarajan tugas dan
kewenangan yang di delegasikan oleh kepala
ruangan
b) Membuat penugasan, supervisi dan evaluasi kinerja
anggota/tim pelaksana
c) Mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai kebutuhan
pasie
d) Mengembankan kemampuan anggota/tim pelaksana
e) Menyelenggarakan konferensi
Uraian tugas Perencanaan
f) Mengikuti serah terima pasien dari shift sebelumnya
bersana kepala ruangan
g) Bersama kepala ruangan melakukan pembagian tugas
untuk anggota tim/pelaksana
32
h) Menyusun rencana asuhan keperawatan
i) Menyiapkan keperluan untuk pelaksanaan asuhan
keperawatan
j) Member pertolongan segera kepada pasien dengan
masalah kedaruratan
k) Melakukan ronde keperawatan bersana kepala ruangan
l) Mengorientasikan pasien baru
m) Melakukan pelaporan dan pendokumentasian
Pengorganisasian dan ketanagaan
n) Merumuskan tujuan dan metode penugasan kepeprawatan
tim
o) Bersama kepala ruangan membuat rincian tugas untuk
anggota tim/pelaksana sesuai dengan perencanaan
terhadap pasien yang menjadi tanggung jawab dalam
pemberian asuhan keperawatan
p) Melakukan koordinasi pekerjaan dengan tim kesehatan
lain
q) Mengatur waktu istirahat untuk anggota tim/pelaksana
r) Mendelegasikan tugas pelaksanaan proses keperawatan
kepada anggota tim/pelaksana
s) Melakukan pelaporan dan pendokumentasian Pengarahan
t) Member pengarahan tentang tugas setiap tim/pelaksana
3. Perawat Pelaksana
1) Fungsi
u) Kebenaran dan ketepatan dalam memberikan asuhan
keperawatan sesuai standar
v) Kebenaran dan ketepatan dalam mendokumentasikan
pelaksanaan asuhan keperawatan atau kegiatan lain yang
dilakukan
2) Uraian tugas
- Memelihara kebersihan ruangan rawat dan
lingkungannya
- Menerima pasien baru sesuai prosedur dan ketentuan
yang berlaku
- Memelihara peralatan keperawatan dan medis agar
selalu dalam keadaan siap pakai
- Melakukan pengkajian keperawatan dan menentukan
diagnose keperawatan
- Menyusun rencana keperawatan sesuai dengan
kemampuannya
- Melakukan tindakan keperawatan kepada pasien sesuai
kebutuhan dan batas kemampuannya
- Melaksanakan evaluasi tindakan keperawatan sesuai
batas kemampunnya
33
- Mengobservasi kondisi pasien, selanjutnya melakukan
tindakan yang tepat berdasarkan hasil observasi tersebut
sesuai batas kemampuannya
- Berperan serta dengan anggota tim kesehatan dalam
membahas kasus dalam upaya meningkatkan mutu
asuhan keperawatan
- Melaksakan tugas pagi, sore, malam dan libur secara
bergilir sesuai jadwal dinas
- Mengikuti pertemuan berlaka yang di adakan oleh
kepala ruang rawat
- Melaksanakan system pencatatn dan pelaporan asuhan
keperawatan yang tepat dan benar sesuai standar asuhan
keperawatan
- Melaksanakan serah terima tugas kepada petugas
pengganti secara lisan maupun tulisan pada saat
mengganti dinas
10) Pengaturan jadual dinas
Didalam rumah sakit keputusan yang paling penting yang harus
dibuat diantaranya adalah perencanaan kebutuhan dan
penjadwalan perawat. Ada tiga hal yang berkaitan dengan
proses dan pengambilak keputusan perencanaan kebutuhan dan
penjadwalan perawat :
1) Stafing decision
Yaitu merencanakan tingkat atau jumlah kebutuhan akan
perawatn prakualifikasinya
2) Scheduling decision
Yaitu menjadwalkan hari masuk dan libur juga sifht kerja untuk
setiap harinya sepanjang periope penjadwalan dalam rangka
memenuhi kebutuhan minimum tenaga perawat yang harus
tersedia
3) Alloction decision
Yaitu membentuk kelompok perawat untuk dialokasikan ke
sifht-sifht atau hari- hari yang kekurangan tenaga akibat adanya
variasi demand yang tidak prediksi, misalnya absennya perawat
11) Pengaturan daftar pasien
Pengelolaan pasien yaitu dengan menggunakan metode
berdasarkan prioritas (P1, P2, P3, P0)
12) Pengorganisasian perawatan pasien
Dalam sistem perorganisasian perawat di ruang menggunakan
metode tim karena lebih efektif dalam memberikan pelayanan
kepada pasien, oleh karena itu setiap tim mempunyai
wewenang dan tanggung jawab dalam mengelola fungsi dan
tugas, yang terdiri dari anggota yang berbeda-beda dalam
memberikan Asuhan keperawatan terhadap sekelompok klien.
34
Di ruangan penyakit dalam terdiri dari 2 tim dalam
pengelolaan pasien dimana Tim 1 bertanggung jawab terhadap
ruangan.
13) Sistem penghitungan tenaga
2) Metode Need
Metode ini di hitung berdasarkan kebutuhan menurut beban kerja.
Untuk menghitung kebutuhan tenaga, diperlukan gambaran tentang
jenis pelayanan yang diberikan kepada pasien selama di rumah sakit.
Sebagai contoh untuk pasien yang menjalani rawat jalan, ia akan
mendapatkan pelayanan, mulai dari pembelian karcis, pemeriksaan
perawat/dokter, penyuluhan, pemeriksaan laboratorium, apotik, dan
sebagainya. Kemudian dihitung standar waktu yang di perhatikan
pelayanan itu berjalan dengan baik.
a) Douglas
Douglas (1984) menyampaikan standar waktu pelayanan pasien
rawat inap sebagai berikut:
35
(1).Perawatan minimal memerlukan waktu 1-2 jam/ 24 jam
(2).Perawatan intermediet memerlukan waktu 3-4 jam/24 jam
36
Table 10. Nilai Standar jumlah Perawat Pershift berdasarkan
klasifikasi pasien
b. Pengarahan
1) Operan
Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan, untuk operan
terapi dan obat pasien dilakukan di Nurse Station begitupun
dengan pergantian shift hanya dilakukan di Nurse Station
bukan didepan pasien mengingat masih dalam masa pandemic.
Proses operan tidak menggunakan SBAR hanya menggunakan
buku operan sehingga untuk operan diruangan Penyakit Dalam
sudah dilakukan secara optimal tetapi terkendala karena adanya
pandemic. Sehingga operan hanya dilakukan di Nurse Station
2) Pre dan post conference
Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan dan perawat di
ruangan bahwa Pre dan Post Conference sudah pernah
dilakukan tapi sejak terjadinya pandemic sudah tidak rutin
dilakukan. Dan berdasarkan wawancara dengan katim
mengatakan bahwa pre dan post conference tidak dilakukan
secara optimal.
3) Iklim motivasi
Dajri hasil wawancara dengan perawat diruangan bahwa
motivasi kepada perawat dilakukan oleh kepala ruangan.
4) Pendelegasian
Dari hasil wawancara dengan perawat diruangan bahwa
pendelegasian oleh kepala ruangan dilakukan hanya dalam
bentuk lisan.
5) Supervise
Dari hasil wawancara supervisi dilakukan secara langsung oleh
bidang keperawatan di ruangan instalasi Penyakit Dalam
kepada kepala ruangan dan ketua tim yang ada di ruangan, dan
ketua tim secara langsung melakukan supervisi pada perawat
pelaksana. Kemudian ketua tim melaporkan hasil supervisi
pada kepala ruangan dan perawat pelaksana (supervisi tidak
langsung) dan hasil ini dijadikan dokumentasi untuk ruangan
37
6) Ronde keperawatan
Dari hasil observasi tanggal 13 Februari 2022 didapatkan di
ruangan instalasi Penyakit Dalam belum pernah dilakukan
Ronde keperawatan.
c. Pengendalian
1) Indikator mutu
a) Tingkat Kepuasaan pasien
Tidak ditemukan data mengenai kepuasan pasien selama 3
bulan terakhir.
b) Keamanan pasien
Indicator penilaian peningkatan mutu pelayanan dapat dilihat
dari angka kejadian phlebitis, kejadian kesalahan pemberian
obat dan kejadian jatuh. Dari pengukuran indicator mutu
pelayanan keperawatan klinik yang dilakukan pada bulan
agustus, Februari dan oktober tidak ditemukan dan menurut
wawancara kepala ruangan indicator mutu sudah berjalan baik
mengenai kejadian phlebitis, kejadian kesalahan pemberian
obat, kejadian dekubitus dan kejadian jatuh.
2) Audit dokumentasi asuhan keperawatan
Menurut kepala ruangan audit dokumentasi asuhan
keperawatan dilakukan setiap bulan oleh bidang keperawatan.
3) Survey kepuasan pasien, keluarga dan tenaga kesehatan lain
Dari hasil survey dengan menggunakan kuisioner tingkat
kepuasan pasien 100% dari 9 keluarga pasien yang menjadi
responden mengatakan bahwa perawat memperkenalkan diri
perawat dalam melayani bersikap sopan dan ramah, perawat
menjelaskan peraturan dan tata tertib Rumah Sakit saat pertama
kali masuk Rumah Sakit, perawat menjelaskan dimana tempat-
tempat yang penting untuk kelancaran perawatan, perawat
menjelaskan tujuan perawatan pada pasien, perawat
menjelaskan sebelum melakukan tindakan dan meminta
persetujuan kepada pasien dan keluarga, perawat menjelaskan
resiko atau bahaya suatu tindakan sebelum melakukan tindakan
perawat selalu memantau atau mengobservasi keadaan pasien
selama diruang Penyakit Dalam, perawat selalu menjaga
kebersihan Rumah Sakit, perawat melakukan tindakan
keperawatan dengan terampil dan percaya diri, dalam
melakukan tindakan keperawatan, perawat selalu berhati-hati,
setelah melakukan tindakan keperawatan, perawat selalu
menilai kembali keadaan pasien.
38
4) Survey masalah keperawatan/diagnose keperawatan pasien
39
C. Analisa Data
40
Strenght Opportunity
KODE KODE
(Kekuatan) (Peluang)
M1 0,9 M1 1,8
M2 3 M2 1,8
M3 1,2 M3 1,2
M5 3,1 M5 2,4
Weakness
KODE KODE Threats (Ancaman)
(Kelemahan)
M1 0,6 M1 1,2
M2 2,4 M2 0,9
M3 0,6 M3 1,6
M5 2,4 M5 1,6
M1 MAN
M2 MATERIAL
M3 METODE
M5 MARKETING
41
M5
M1 M3
M5
42
D. Identifikasi Masalah
43
E. Prioritas Masalah
1 Man
Kurangnya pendidikan dan pelatihan tambahan bagi tenaga
4 3 1 1 1 10 VII
perawat
Struktur organisasi belum disesuaikan dengan MPKP metode
3 2 5 3 5 18 I
Tim
2 Material
Tidak ada daftar pasien yang dirawat inap di Ruang Penyakit
3 2 5 3 4 17 II
Dalam
3 Methods
Belum adanya pendelegasian secara tertulis dari Kepala
Ruangan kepada kepala Tim, pada saat kepala ruangan 4 3 3 3 3 16 III
berhalangan.
Pendokumentasian asuhan keperawatan belum optimal 5 3 2 4 2 16 IV
Keterangan :
Magnitud (Mg) : kecenderungan besar dan seringnya kejadian masalah
Severity (Sv) : besarnya kerugian yang ditimbulkan
Manageability (Mn) : kemungkinan masalah bisa dipecahkan
Nursing Consent (Nc) : melibatkan pertimbangan dan perhatian perawat
Affordability (Af) : ketersediaan sumber daya.
44
F. Rencana Strategis (POA)
45
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pelaksanan kegiatan praktek manajemen di Ruangan Instalasi Rawat Inap penyakit Dalam
RSUD Sambas dimulai pada tanggal 13 Februari 2022 s/d 27 Februari 2022. Kelompok
melakukan pengkajian selama 4 hari, kemudian data diolah/analisa dan merumuskan masalah
dimana kelompok menemukan beberapa masalah yang perlu diintervensi. Dari masalah –
masalah tersebut kelompok sudah melakukan intervensi yaitu :
Beberapa masalah lain yang ditemukan kelompok di ruangan Penyakit Dalam RSUD Sambas
tidak dapat diintervensi karena keterbatasan kemampuan kelompok dalam mengatasi masalah
tersebut, seperti pengadaan beberapa bahan logistik fisik dan material yang dibutuhkan
beberapa ruangan Penyakit Dalam yang disesuaikan dengan standart Depkes, dan lain – lain.
Saran
Menindak lanjuti rekomendasi untuk kelengkapan bahan logistik fisik dan materi al yang
dibutuhkan beberapa ruangan Penyakit Dalam RSUD Sambas
46
d. Tetap mensosialisasikan slogan anjuran yang telah ditempelkan dan
mempertegas peraturan rumah sakit pada klien dan anggota keluarga.
e. Sosialisasi dalam penyusunan – penyusunan status pasien tidak hanya pada
perawat tetapi juga kepada semua tenaga medis
f. Sebaiknya seluruh pegawai ruangan sebelum masuk ruangan sudah memakai
atribut yang lengkap dan rapi.
g. Seluruh warga rumah sakit (tenaga medis dan non medis, pasien dan keluarga
pasien) menjaga fasilitas yang sudah disediakan oleh RS.
47
Lampiran
48
49
50
51
52
53
54
55
Outline
56