Anda di halaman 1dari 13

Laporan Sistem Produksi – Modul 5 - Kelompok E3

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Persediaan merupakan salah satu elemen yang penting dalam operasianal
perusahaan. Tanpa adanya persediaan, perusahaan dihadapakan pada risiko tidak
dapat memenuhi kebutuhankonsumensehingga akan kehilangan kesempatan
mendapatkan keuntungan dan mengakibatkan target pelayanan
terhadapkonsumentidak terpenuhi. Masalah persediaan muncul jika diperlukan
simpanan untuk memenuhi permintaan (demand) di masa mendatang selama
horizon perencanaan tertentu. Keputusan yang menyangkut berapa banyak dan
kapan harus melakukan pemesanan, merupakan hal yang diperhatikan dalam
masalah persediaan, terutama bila kebutuhan terdiri dari beberapa jenis produk atau
part dengan supplier yang berbeda serta anggaranyang terbatas.(Fogarty, 1991)
PT. Krakatau Steel sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
yang bergerak dalam bidang industribaja. Selain untuk konsumsi dalam negeri, PT.
Krakatau Steel juga melakukan eksport produk ke luar negeri, di mana persaingan
baja dunia saat ini sangatlah ketat. O leh karena itu, untuk mengimbangi persaingan
kelas dunia, PT. Krakatau Steel harus benar-benar memperhatikan produknya agar
dapat bersaing di pasar internasional
Tingkat persaingan yang tinggi tersebut menuntut perusahaan untuk
menghasilkanproduk yang berkualitas tinggi dengan harga yang terjangkau,
sehingga perusahaan perlu memberikan perhatian dari setiap tahapan produksinya
untuk meningkatkan hasil produksi. Pabrik Direct Reduction merupakan bagian
awal dari proses pembuatan baja. Di mana bahan baku berupa pellet atau bijih besi
diolah menjadi besi spons yang digunakan sebagai bahan baku untuk memproduksi
baja billet dan baja slab. Pellet digunakan sebagai bahan baku utama pembuatan
besi spons, sehingga persediaan pelletmenjadi penting untuk keberlangsungan
produksi di divisi lainnya. Untuk mencegah terjadinya ketidakseimbangan antara

Teknik Industri – Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta


E-1
Laporan Sistem Produksi – Modul 5 - Kelompok E3

produksi dan permintaan pasar, perencanaan bahan baku merupakan hal yang
penting. Perencanaan persediaan bahan baku meliputi: penentuan estimasi
kebutuhan bahan baku untuk periode mendatang dengan metode peramalan yang
tepat, menetapkan jumlah bahan baku yang harus dipesan dan jangkawaktu
pemesanan yang optimal sehingga dapat meminimalkan biaya pemesanan dan
biaya penyimpanan.
1.2 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
a. Mengetahui perencanaan bahan baku kayu yang dapat meminimasi total biaya
persediaan dengan menerapkan metode silver meal, least cost unit, dan
economic quantity order
b. Mengetahui perbandingan total biaya persediaan antara perhitungan oleh
perusahaan dengan perhitungan metode lot sizing terpilih.
1.3 Tujuan Praktikum
Adapun Manfaat dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
a. Dapat menambah wawasan mengenai hal yang akan di teliti berikutnya, lebih
khusus dalam menerapkan metode lot sizing yang digunakan
b. Mampu merencanakan kebutuhan bahan baku sesuai dengan ilmu yang
didapatkan di kuliah

Teknik Industri – Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta


E-2
Laporan Sistem Produksi – Modul 5 - Kelompok E3

BAB II
DASAR TEORI
2.1 Definisi Perencanaan Produksi dan Pengendalian Persediaan
Pengertian mengenai Production Planning and Inventory control (PPIC) akan
dikemukakan berdasarkan konsep sistem. Produksi adalah suatu proses
pengubahan bahan baku menjadi barang jadi. Sistem produksi adalah sekumpulan
aktivitas untuk pembuatan suatu produk, dimana dalam pembuatan ini melibatkan
tenaga kerja, bahan baku, mesin, energi, informasi, modal dan tindakan
manajemen. Dalam Praktik, aktivitas dalam sistem produksi ini dapat
dikelompokan ke dalam dua kategori yaitu “Perencanaan Produksi” dan
“Pengendalian Persediaan” dikutip dari (Everett, 1998). Proses produksi adalah
aktivitas bagaimana membuat produk jadi dari bahan baku yang melibatkan mesin,
energi, pengetahuan teknis, dan lain-lain. Proses produksi merupakan tindakan
nyata dan dapat dilihat. Proses produksi ini terdiri atas beberapa subproses
produksi misalnya proses pengolahan bahan baku menjadi komponen, proses
perakitan komponen menjadi sub-assembly dan proses perakitan sub-assembly
menjadi produk jadi, dikutip dari (Adegoke, 2012).
2.2 Perencanaan Produksi
Perencanaan produksi merupakan suatu proses penetapan tingkat output
manufaktur secara keseluruhan guna memenuhi tingkat penjualan yang
direncanakan dan inventori yang diinginkan. Rencana produksi mendefinisikan
tingkat manufaktur, biasanya dinyatakan sebagai tingkat bulanan untuk periode
satu tahun lebih baik, untuk setiap kelompok produk. Rencana produksi harus
konsisten dengan rencana bisnis (Brown, 1996).
2.3 Pengendalian Persediaan
Secara umum, persediaan adalah segala sumber daya organisasi yang disimpan
dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan. Persediaan adalah
komponen, material atau produk jadi yang tersedia di tangan, menunggu untuk

Teknik Industri – Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta


E-3
Laporan Sistem Produksi – Modul 5 - Kelompok E3

digunakan atau dijual. (Groebner (1992) Introduction to Management Science


USA : Macmillan.) Persediaan merupakan suatu hal yang tidak terhindar.
Penyebab timbulnya persediaan adalah sebagai berikut:
a. Mekanisme pemenuhan atas persediaan. Permintaan terhadap suatu barang
tidak dapat dipenuhi seketika bila barang tersebut tidak tersedia.
b. Keinginan untuk meredam ketidakpastian. Ketidakpastian terjadi akibat
permintaan yang bervariasi dan tidak pasti dalam jumlah maupun waktu
kedatangan, waktu pembuatan yang cenderung tidak konstan antara suatu
produk dengan produk berikutnya, waktu tenggangn (lead time) yang
cenderung tidak pasti karena banyak faktor yang tidak dikendalikan.
c. Keinginan untuk melakukan spekulasi yang bertujuan mendapatkan
keuntungan besar dari kenaikan harga di masa mendatang. (Smith, 1989)
2.4 Perencanaan Kebutuhan Material dan Biaya Kebutuhan Material
Dalam suatu industri, permintaan terhadap item-item produksi dapat dibedakan
ke dalam dua tipe, permintaan yang tidak bergantung (independent demand) dan
permintaan yang bergantung (dependent demand). Suatu item dianggap memiliki
independent demand bila permintaan terhadap item tersebut tidak dipengaruhi oleh
permintaan terhadap item yang lain, permintaan hanya dipengaruhi oleh faktor
pasar. (Bassey, 2008). Permintaan pada produk jadi atau produk akhir umumnya
bersifat independent. Artinya permintaan terhadapnya hanya dipengaruhi oleh
kondisi pasar dan tidak dipengaruhi oleh permintaan terhadap barang lain yang
diproduksi di perusahaan tersebut.

Teknik Industri – Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta


E-4
Laporan Sistem Produksi – Modul 5 - Kelompok E3

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Soal
Untuk menentukan jumlah material yang harus dipesan kepada supplier dan
kapan pemesanannya, PT. TAMIYA AKPRIND membutuhkan perencanaan
kebutuhan material, Material Requirement Planning (MRP). Salah satu langkah
dalam perhitungan MRP adalah proses lotting (penentuan ukuran/lot yang akan
dipesan ke supplier). Data yang dibutuhkan, meliputi status inventory, bill of
material (BOM), dan daftar komponen beserta biaya-biaya yang bersangkutan,
juga Master Production Schedule (MPS) sudah didapatkan pada Modul
sebelumnya (Modul 4). Berdasarkan data tersebut, Anda sebagai perencana sistem
produksi, silahkan membuat perencanaan kebutuhan materialnya sesuai petunjuk..
Tabel 3.1 Pilihan Komponen dan Metode Lotting
Level BOM Tipe Soal E3
0 TMY
1 C1 Assy
2 RBKa
Sumber : Pratikum Sispro II 2021
Tabel 3.2 Input Lotting
Level Input Tipe Soal E3
Biaya Simpan / Bulan $7
Biaya set up $10
Biaya kehabisan persediaan $22
Total persediaan awal 1600
Lead time 1
Sumber : Pratikum Sispro II 2021
3.2 Perhitungan Manual
3.2.1 Lot for lot
Order Receipt1 = Demand – Inventory
= 6625 – 1600
= 5025
Holding Cost1 = $0 habis dipakai kebutuhan persediaan

Teknik Industri – Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta


E-5
Laporan Sistem Produksi – Modul 5 - Kelompok E3

Set up cost1 = $10


Net Receruitment P1 = GR – OH
= 6625 – 1600
= 5025
3.2.2 Economic Order Quantity
Inventory1 = Order Receipt – (Demand – Inventory)
= 5106 – (6625 – 1600)
= 81
Holding Cost1 = Inventory1 x Biaya Simpan
= 81 x 7
= 567
Net Receruitment P2 = GR – OH
= 6625 – 81
= 6544
3.2.3 Periode Order Quantity
2 x OC x TD
EOQ = √
HC

= 138
POQ = EOQ/rata-rata Demand
= 138 / 120
= 1,15 = 1
Net Receruitment P3 = GR – OH
= 6625 – 0
= 6625
3.3 Perhitungan dengan aplikasi POMQMv5
Sebelum memulai perhitungan terlebih dahulu buka aplikasi POMQMv5 dan
pada menu module untuk melakukan perencanaan agregate menggunakan bantuan
software QM for Window, buka aplikasi QM for Windows dan pilih Module
kemudian Lot Sizing dan file klik new. Kemudian untuk pengisian title sesuai

Teknik Industri – Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta


E-6
Laporan Sistem Produksi – Modul 5 - Kelompok E3

kebutuhan, number periods yang akan kita hitung adalah sebanyak 12 bulan di row
names kita pilih periode yang bulan january, february, march, dst dan klik OK.

Gambar 3.1 Membuka model Lot Sizing


Sumber : POMQMv5 2021
3.3.1 Lot For Lot
Pengisian data pada tabel berdasarkan soal yang telah ditentukan, Pengisian
nilai demand diambil dari nilai GR komponen dari materi MRP dan untuk
produce kosongkan saja, karena produce digunakan pada metode User
Defined.

Gambar 3.2 Pengisian Lot for lot


Sumber : POMQMv5 2021

Teknik Industri – Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta


E-7
Laporan Sistem Produksi – Modul 5 - Kelompok E3

Gambar 3.3 Solve Lot for lot


Sumber : POMQMv5 2021

Gambar 3.4 Net Receruitment Plan Lot for lot


Sumber : POMQMv5 2021

Teknik Industri – Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta


E-8
Laporan Sistem Produksi – Modul 5 - Kelompok E3

3.3.2 Economic Order Quantity

Gambar 3.5 Solve EOQ


Sumber : POMQMv5 2021

Gambar 3.6 Net Receruitment Plan EOQ


Sumber : POMQMv5 2021

Teknik Industri – Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta


E-9
Laporan Sistem Produksi – Modul 5 - Kelompok E3

3.3.3 Periode Order Quantity

Gambar 3.7 Solve POQ


Sumber : POMQMv5 2021

Gambar 3.8 Net Receruitment Plan POQ


Sumber : POMQMv5 2021
3.4 Pembahasan
Perhitungan menggunakan metode Lot for lot, dapat diketahui untuk order
receipt di bulan januari adalah 5025, ini diperoleh dari Order Receipt januari sama
dengan demand dikurangi dengan inventory (6625 – 1600) maka dihasilkan 5025.
Holding Cost pada bulan januari sama dengan $0 karena habis dipakai untuk
kebutuhan persediaan dan set up cost pada bulan januari $10 didapat dari biaya
pemesanan setiap sekali pesan. Net Receruitment periode 1 didapatkan dari

Teknik Industri – Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta


E - 10
Laporan Sistem Produksi – Modul 5 - Kelompok E3

persamaan Gross Recuirements dikarangi dengan On Hand yaitu 6625 dikurangi


1600 maka dihasil sebesar 5025.
Pada perhitungan menggunakan metode Economic Order Quantity, jumlah
order release dengan demand akan berbeda, karena perusahaan melakukan
pemesanan sesuai dengan jumlah kelipatan EOQ. Bisa di atas jumlah demand atau
di bawah, tergantung inventory yang tersedia. Inventory januari di dapatkan dari
Order Receipt dikurangi (Demand – Inventory) yaitu 5106 – (6625 – 1600)
sehingga didapatkan hasil 81. Sedangkan untuk Holding Cost januari dihitung dari
Inventory januari dikali biaya simpan (81 x 7) sehingga didapatkan 567. Net
Receruitment periode 2 metode EOQ didapatkan dari persamaan Gross
Recuirements perido 2 dikarangi dengan On Hand periode 2 yaitu 6625 dikurangi
81 maka dihasil sebesar 6544.
Metode POQ ini digunakan untuk menentukan jumlah berapa periode yang
akan di pesan, jika hasilnya 1, maka order dilakukan setiap 1 bulan. Dapat dilihat
hasil yang ada nilai EOQ dan POQ, untuk mencari EOQ digunakan persamaan
EOQ, sedangkan untuk mencari POQ yakni Nilai EOQ/rata-rata Demand dengan
hasil sama dengan 1. Untuk mecari nilai net requirement pada setiap metode
menggunakan persamaan yang yaitu GR dikurangi dengan OH periode tersebut.
Net Receruitment periode 3 menggunakan metode POQ didapatkan dari
persamaan Gross Recuirements peridoe tiga dikarangi dengan On Hand periode 3
yaitu 6625 dikurangi 0 maka dihasil sebesar 6625.

Teknik Industri – Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta


E - 11
Laporan Sistem Produksi – Modul 5 - Kelompok E3

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pada hasil perhitungan manual dan dengan menggunakan aplikasi didapatkan
bahwa produk total cost pada setiap metode berbeda – beda. Pada metode lot for
lot dapat total cost 120, pada metode Economic Order Quantity yaitu sebesar 6462
dan pada metode Periode Order Quantity yaitu sebesar 120. Perhitungan
menggunakan ke tiga metode dapat dibandingkan bahwa metode dengan total cost
terkecil adalah lot for lot dan POQ, jadi disarankan menggunakan ke dua metode
sebagai alternatif dalam perhitungan lotting atau lot sizing.
4.2 Saran
4.2.1 Lot for lot adalah pertimbangan minimasi ongkos simpan, sehingga di
inventori ini dihabiskan untuk memenuhi kebutuhan permintaan dan
otomatis nilai inventori kosong atau habis saja.
4.2.2 Pada saat menggunakan aplikasi perhatikanlah method dan jenis EOQ yang
dipilih saat data akan diproses antara menggunakan diskon atau tanpa
diskon.

Teknik Industri – Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta


E - 12
Laporan Sistem Produksi – Modul 5 - Kelompok E3

DAFTAR PUSTAKA

I Nyoman Yudha Astana, ANALISIS KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


DALAM PENGELOLAAN RISIKO PADA PT ADHI KARYA (Persero)
Tbk. , Jurnal Ilmiah Teknik Sipil: Vol. 15, No. 2 Juli 2011
Heizer, Jay & Barry Render.2010. Manajemen Operasi. Edisi Ketujuh Buku 1. Jakarta:
Salemba Empa
Schroeder, R.G. (1994) A Theory of Quality Management Underlying the Deming
Management Method. Academy of Management Review, 19, 472-509.

Teknik Industri – Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta


E - 13

Anda mungkin juga menyukai