Abstrak
Pajanan yang dialami di tempat kerja dapat menimbulkan suatu penyakit akibat kerja, Salah satu
pajanan yang sering ditemui adalah kebisingan yang merupakan bagian dari pajanan fisik.
Kebisingan merupakan suatu bunyi yang tidak dikehendaki dan dapat menimbulkan gangguan
kesehatan pada manusia, yaitu gangguan pendengaran. Gangguan pendengaran dapat bersifat
sensorineural dan juga konduktif campuran. Noise Induced Hearing Loss (NIHL) merupakan
gangguan pendengaran sensorineural yang sering dikaitkan dengan pajanan kebisingan di tempat
kerja. Pendekatan diagnosis okupasi perlu dilakukan untuk memastikan apakah NIHL yang
diderita merupakan penyakit akibat kerja atau disebabkan oleh faktor individu atau faktor lain di
luar tempat kerja. Tindakan yang penting untuk dilakukan saat ini adalah melakukan pencegahan
di tempat kerja karena modalitas terapi medikamentosa belum ada.
Kata kunci: pajanan fisik, pajanan kebisingan, gangguan pendengaran, penyakit akibat kerja
Abstract
Exposure experienced in the workplace can cause occupational disease. One of the most
common exposures is noise which is part of physical exposure. Noise is a sound that is unwanted
and can cause health problems in humans, namely hearing loss. Hearing loss can be both
sensorineural and mixed conductive. Noise Induced Hearing Loss (NIHL) is a sensorineural
hearing loss that is often associated with occupational noise exposure. An occupational
diagnosis approach needs to be taken to ascertain whether the NIHL suffered is a disease
caused by work or caused by individual factors or other factors outside the workplace. The
action that is important to do at this time is to take precautions in the workplace because
medical therapy modalities do not yet exist.
Key words: physical exposure, noise exposure, hearing loss, occupational disease
Pendahuluan
Pajanan yang berhubungan dengan pekerjaan dapat menimbulkan suatu penyakit akibat
kerja (PAK). Salah satu pajanan yang sering ditemui adalah kebisingan yang merupakan bagian
dari pajanan fisik. Kebisingan merupakan suatu bunyi yang tidak dikehendaki dan dapat
menimbulkan gangguan kesehatan pada manusia. Gangguan yang ditimbulkan dapat berupa non-
auditori dan auditori. Gangguan non-auditori seperti gangguan keseimbangan, sistem
kardiovaskular, gangguan tidur dan gangguan kejiwaan. Sedangkan gangguan auditori berupa
tinnitus atau telinga berdengung, susah membedakan frekuensi bunyi, dan hearing loss atau
ketulian yang bersifat sensorineural. 1 Kebisingan pada tempat kerja merupakan faktor risiko
terjadinya gangguan pendengaran sensorineural paling parah yaitu Noise Induced Hearing Loss
(NIHL) yang merupakan ketulian yang diakibatkan oleh pajanan bising yang cukup keras dan
dalam jangka waktu yang cukup lama.2,3
Penutup
Pajanan kebisingan di tempat kerja yang dialami dalam waktu yang cukup lama dan
intensitas yang tinggi dapat mengakibatkan gangguan pendengaran berupa NIHL. Perlu
pendekatan 7 langkah diagnosis okupasi untuk memastikan apakah diagnosis klinis yang diderita
merupakan PAK. Klasifikasi dan derajat kepadahan NIHL dipengaruhi oleh intensitas pajanan
kebisingan dan durasi pemaparan pajanan tersebut sehingga perusahaan harus menyesuaikan
NAB kebisingan. Tindakan pencegahan merupakan hal yang terpenting untuk dilakukan saat ini
karena modalitas terapi medikamentosa belum ada.
Daftar Pustaka
1. Andriani S, Subhi M, Suprijanto D, Handayani WD, Chodir A, Sukma F, et al. Prevalensi
dan Faktor Risiko Tuli Akibat Bising pada Operator Mesin Kapal Feri Prevalence and
Risk Factors Noise Induced Hearing Loss on the Ferry Machine Operator. J Kesehat
Masy. 2013;7 No. 12:545–50.
2. Salawati L. Noise-induced hearing loss. J Occup Environ Med. 2013;45(6):579–81.
3. Stucken EZ, Hong RS. Noise-induced hearing loss: An occupational medicine
perspective. Curr Opin Otolaryngol Head Neck Surg. 2014;22(5):388–93.
4. Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat; Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga
Republik Indonesia. Konsensus Tatalaksana Penyakit Akibat Kerja di Indonesia.
Indonesia: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2019. 46 p.
5. Mirza R, Kirchner DB, Dobie RA, Crawford J. Occupational Noise-Induced Hearing
Loss. J Occup Environ Med. 2018;60(9):e498–501.
6. Olusanya BO, Davis AC, Hoffman HJ. Hearing loss grades and the international
classification of functioning, disability and health. Bull World Health Organ.
2019;97(10):725–8.
7. Ketenagakerjaan PM, Indonesia R, Dan K, Kerja K, Kerja L, Rahmat D, et al. Permenaker
Nomor 5 tahun 2018. 2018;(567).
8. Sakat MS, Kilic K, Bercin S. Pharmacological agents used for treatment and prevention in
noise-induced hearing loss. Eur Arch Oto-Rhino-Laryngology. 2016;273(12):4089–101.