Gelar Operasi Keselamatan Jaya, Dirlantas: Mengedepankan Preemtif dan Preventif
H ari ini, 24 September 2021, tepat
dua tahun lalu terjadi gelombang unjuk rasa penolakan Revisi UU KPK hasil revisi di Surabaya. Unjuk rasa ini digawangi seratusan aktivis HMI di depan kinerja anggota dewan yang mengesahkan revisi undang-undang KPK. "Kenapa dalam pembahasan RUU KPK yang justru menyulitkan pemberantasan korupsi, tidak ada oposisi? Semuanya Gedung Negara Grahadi, Selasa, 24 setuju," kata Kepala Departemen Kajian September 2019. Strategis Badan Eksekutif Mahasiswa UI, Selain menolak Revisi UU KPK, massa aksi Elang M.Lazuardi, saat itu. unjuk rasa juga menolak RKUHP dan Para mahasiswa juga kecewa terhadap sejumlah Undang-Undang bermasalah pembahasan RKUHP, RUU Pertahanan, dan lainnya. Mereka berunjuk rasa dengan cara RUU Minerba. Mereka menganggap semua melakukan orasi dan mengemukakan undang-undang ini alih-alih memihak pada tuntutan melalui poster-poster yang rakyat, malah memihak pada kepentingan mengkritik kinerja DPR. sekelompok tertentu. Ketua HMI Cabang Surabaya waktu itu, Dalam aksi ini, aksi massa juga menyoroti Andi Setyawan, mengatakan bahwa pemilihan Firli Bahuri sebagai Ketua KPK. pengesahan revisi UU KPK dan RKUHP Padahal, Firli adalah tokoh yang membuat DRP kehilangan marwahnya kontroversial dan mendapat banyak sebagai penyambung lidah rakyat. Selain itu, penolakan dari banyak penggiat anti korupsi. pengesahan revisi KPK juga akan melemahkan lembaga antirasuah. "Karena Sayangnya, aksi yang berjalan dari siang itu kami mendesak presiden segera hingga sore hari itu tidak direspons oleh mengeluarkan Perppu,” kata Andi. anggota parlemen. Tidak ada satupun anggota DPR yang bersedia menemui para Andi juga mendesak DPR dan pemerintah pengunjuk rasa kecuali Sekjen DPR, Indra untuk mengkaji ulang materi RUU KUHP Iskandar. Hal ini membuat mahasiswa agar sesuai dengan cita-cita konstitusional. kecewa. “Saya sangat kecewa. Pertama kami Sebelumnya, Kamis, 19 September 2019, datang ingin bertemu dengan anggota atau mahasiswa juga melakukan demo pimpinan DPR secara langsung, tapi menentang berbagai revisi undang-undang diterima oleh Sekjen,” kata Manik bermasalah yang akan disahkan oleh DPR. Marganamahendra, Ketua BEM UI. Mahasiswa dari berbagai Universitas Terkait revisi UU KPK, terdapat 18 memadati gedung parlemen di kawasan mahasiswa dari Universitas Indonesia, Senayan, Jakarta Selatan. Universitas Kristen Jakarta, Universitas Dalam aksi unjuk rasa ini, mahasiswa Padjajaran dan Universitas Atmajaya yang menyampaikan mosi tidak percaya kepada mengajukan gugatan judicial review ke DPR RI. Mosi ini diberikan kepada DPR Mahkamah Konstitusi, Rabu, 18 September akibat kekecewaan mahasiswa terhadap 2019. Mereka menganggap Revisi UU KPK cacat secara formil maupun materiil. “Kami melihat ada masalah dalam pembentukan =UU KPK yang baru,” kata kuasa pemohon,
https://metro.tempo.co/ Page 1 Gelar Operasi Keselamatan Jaya, Dirlantas: Mengedepankan Preemtif dan Preventif