Anda di halaman 1dari 3

Nama : ach fauzi

Semester : 2 / iqt.B

Filsafat kritisisme

Filsafat kritisisme merupakan sintesis atau gabungan atau usaha untuk mengabungkan antara filsafat
rasionalisme dan empirisme. Filsafat kritisisme disini merupakan usaha untuk menggabungkan
kelemahan dan kelebihan dari rasionalisme dan empirisme. Dalam filsafat kritisisme yang menjadi
sumber ilmu pengetahuan adalah 2aliran rasionalisme dan empirisme, tokoh utama dalam kritisisme
adalah Immanuel kant.

Ciri-ciri kritisisme Immanuel kant adalah:

1. Objek pengenalan itu berpusat pada subjek

2. Rasio manusia memiliki keterbatasan untuk mengetahui hakikat sesuatu

3. Sumber pengetahuan bisa diperoleh dari perpaduan antara pengetahuan yang bersifat apriori
(bersumber dari rasio) dan juga perpaduan dengan unsur aposteori yang merupakan sifat dari
pengetahuan dari filsafat empirisme.

Tiga tahap dalam filsafat kritisisme untuk mendapatkan pengetahuan

1. melalui indra (bersifat subjektif) 2. mengunakan akal 3. Rasio (rasio lebih dalam dari pada akal).

4kategori Immanuel kant agar objek menjadi sebuah pengetahuan

1. Kuantitas 2. Kualitas 3. Relasi 4. Modalitas.

Filsafat positivisme

Kata positivisme terkait erat dengan kata "positiv" Yang artinya sesuatu berdasarkan fakta objektif yang
nyata dan pasti atau faktual.

Pendiri utama dalam positivisme adalah Hendri de saint simont, tapi yang paling terkenal adalah August
te Comte,

Filsafat positivisme menolak terhadap hal hal yang bersifat spekulatif seperti metafisika, karena tidak
bisa dibuktikan secara empiris berdasarkan indra.

August te Comte membagi tingkat perkembangan ilmu pengetahuan manusia itu melalui tiga tahap.

1. Tahap teologi. Pada tahap ini manusia melihat fenome fenome alam maka manusia beranggapan
bahwa fenomena fenomena yang terjadi itu di gerakan oleh kekuatan supranatural.

2. Tahap metafisika, manusia mulai mengenali alam tapi masih mencari cari penyebab dari fenomena
fenomena alam tersebut.
3. Ilmu pengetahuan/tingkatan positiv. Pada tahap ini manusia mulai bisa menjelaskan gejala-gejala
yang terjadi tampa menyelidiki hal hal yang ada di belakang kejadian2 berdasarkan observasi.

Filsafat positivisme merupakan kerangka berfikir yang berdasarkan logika dan observasi terhadap objek
yang bisa dicerap oleh indra manusia yang bersifat faktual. Prinsip utama dalam positivisme adalah
pengalaman terhadap fakta dan observasi langsung, tidak berdasarkan perkiraan lagi. Dan objek yang di
lihat itu berbentuk fisik, ketahuan bisa di lihat atau wujudnya ada.

Filsafat pragmatisme

4.teori kebenaran yaitu teori

Yaitu 1.teori koherensi 2.teori korespondensi 3.teori pragmatis 4.teori performatif

Dalam filsafat pragmatisme ada teori pragmatis yaitu sesuatu yang dianggap benar adalah sesuatu yang
berfungsi atau sesuatu yang bisa diaplikasikan. Namun jika sesuatu yang tidak berfungsi dan tidak bisa
menghadirkan sesuatu maka sesuatu itu tidak dianggap benar dalam aliran ini. Jadi tolak ukur dalam
filsafat ini adalah apakah sesuatu itu berfungsi atau tidak. Atau bisa diaplikasikan atau tidak.

Kata pragmatisme itu berasal dari kata pragma yang artinya fakta, benda, materi, tindakan atau
pekerjaan. Sedangkan kata pragmatisme itu bisa diartikan sebagai aliran dalam filsafat yang
menekankan berfungsi nya suatu gagasan dalam tindakan arti nya gagasan itu dapat dinyatakan benar
kalau gagasan atau ide itu berfungsi

Filsafat fenomenologis

Fenomenologis adalah aliran filsafat yang di kembangkan oleh seorang filosof berkebangsaan Jerman,
Edmund Husserl. Kata Fenomenologis terdiri dari dua kata bentukan yaitu fenomenon dan logos. Kata
fenomenon yang mempunyai arti yang hampir sama dengan fantasi, fantom, fosfor, foto yang artinya
sinar atau cahaya. Akar kata itu jika dibentuk menjadi kata kerja seperti Nampak, terlihat karena cahaya,
bersinar. Fenomenon, dengan demikian, dapat diartikan sesuatu yang nampak, yang terlihat karena
bercahaya. Dalam Bahasa Indonesia ada juga kata yang digunakan untuk mengartikan fenomena, yaitu
gejala.

Tokoh filsafat fenomenologis adalah edmund husserl (1859-1938) .

Filsafat eksistensialisme

Kata eksistensialisme berasal dari kata "eks" Yaitu keluar kemudian "sisten" Yaitu ada atau eksis atau
berada jadi eksistensialisme itu artinya paham yang berpusat pada manusia sebagai individu atau
personal yang bertanggung jawab atas kemauannya yang bebas arti dari ini yaitu bahwa manusia itu
sendiri sebagai dirinya dirinya sendiri artinya manusia itu sadar bahwa dirinya ada dan karena dirinya
ada itulah dia harus bebas menentukan apa yang harus ia lakukan.

Filsafat ini lahir dari seorang filsuf Denmark yang bernama sorenkirkeigaard. Ia kemudian di kenal
sebagai Bapak eksistensialisme.
Pandangan para filsuf eksistensialisme ini berbeda beda tergantung pola pikir para filsuf yang dianut
para filsuf eksistensialisme. Meskipun demikian ada persamaan pokok utama yang mereka pegang yaitu
bahwa mereka itu tidak mau dengan adanya sistem karena sistem itu bisa membatasi gerak gerik
kebebasan manusia yang merupakan pokok atau ciri utama dalam filsafat eksistensialisme.

Anda mungkin juga menyukai