Latar Belakang
dahak yang dikeluarkan oleh pasien tuberkulosis. Sementara, HIV atau human
immunodeficiency virus adalah jenis virus yang menyerang dan menginfeksi sel
yang terjadi akibat infeksi virus HIV. Akibat turunnya kekebalan tubuh maka
seseorang yang terinfeksi HIV sangat mudah terkena berbagai penyakit infeksi
(infeksi oportunistik) yang sering berakibat fatal. Infeksi TB-HIV yang terjadi pada
anak-anak biasanya disebabkan oleh penularan dari orang dewasa atau orang
tua mereka, dapat dikatakan bahwa TB-HIV pada anak dapat diketahui dari pola
Masalah fisik sering terjadi pada orang dengan sistem kekebalan yang
lemah. Banyak infeksi oportunistik yang terjadi akibat infeksi HIV, banyak
penelitian melaporkan berbagai jenis infeksi oportunistik yang terjadi pada pasien
HIV/AIDS. Selain masalah fisik yang paling terlihat pada pengidap penyakit
HIV/AIDS masih ada masalah psikologis, sosial dan ekonomi yang kurang
masyarakat dan juga penderita penyakit itu sendiri. Pada penulisan ini, akan
dipaparkan mengenai dampak dampak psikologis dan dampak sosial dari
Pembahasan
30% kematian pada populasi AIDS. Koinfeksi TB dan HIV terjadi ketika
seseorang menderita infeksi aktif atau laten TB dan infeksi HIV. Orang dengan
HIV memiliki risiko 30 kali lebih tinggi untuk tertular TB dibandingkan orang yang
HIV-negatif. Setiap infeksi, baik itu infeksi TB atau HIV, akan mempercepat
proses memperburuk yang lain. Infeksi HIV akan mempercepat proses dari TB
pada penderita dan masyarakat, dampak sosial, dan psikologis yang dirasakan
yang sangat luas pada hubungan sosial, dalam keluarga, hubungan dengan
teman, dan hubungan kerja akan berubah baik kuantitas maupun kualitas. Orang
Perubahan dalam hubungan sosial dapat memiliki efek positif atau negatif pada
perasaan itu atau jauh suka dan tidak sukanya seseorang terhadap orang yang
terkena.
Dampak Sosial
terhadap individu dalam melakukan interaksi sosial. Selain itu adanya stigma dari
adalah tindakan memberikan label sosial yang bertujuan untuk memisahkan atau
kecemasan, rasa bersalah, perasaan ingin dihukum dan ingin menarik diri dari
didasarkan pada dua aspek, yaitu perilaku situasional yang membuat orang yang
terjadi adalah munculnya perilaku secara konstruktif dan optimis. Sebaliknya, jika
menampilkan dirinya sebagai orang yang menarik diri, mengasingkan diri dan
Sehingga dibutuhkan dukungan secara sosial dari orang tua kepada anak
terkena TB-HIV.
Dampak Psikologis
individu tidak saja terdiri atas perbuatan-perbuatan yang dapat dilihat, akan tetapi
juga semua reaksi terhadap semua keadaan didalam dan pengaruh dari
dampak psikologis dapat dianggap sebagai hasil rangsangan dan jawaban yang
efek adalah yang ditentukan agar perubahan nyata terjadi oleh tindakan.
Dampak psikologis dapat dilihat sebagai akibat dari stimulus dan respon yang
menderita beban berat penyakit fisik yang terkait dengan penyakit kronis, tetapi
terjadi pada penderita TB-HIV anak yang paling sering menyerang adalah
HIV ini. Depresi adalah suatu sindrom yang terdiri dari beberapa gejala yang
pada anak dengan HIV memiliki efek negatif pada berbagai aspek kualitas hidup
mereka dan memiliki efek yang sangat merusak pada masyarakat. Penelitian
sebelumnya telah menunjukkan bahwa anak dengan HIV dengan depresi lebih
mungkin untuk mengembangkan hasil dan perilaku maladaptif, termasuk putus
kegiatan sosial, serta perilaku seksual berisiko tinggi akan meningkat. Depresi
berdampak pada perkembangan penyakit dan kualitas hidup pada anak yang
penyakit, serta penyebaran dan kematian HIV/AIDS. Selain itu, Terdapat dampak
adalah alat paling efektif yang membantu anak-anak dan remaja yang terinfeksi
Kesimpulan
global. Tuberkulosis (TB) dan HIV adalah penyakit terkait dan sering
tuberkulosis dan infeksi HIV secara bersamaan. Diagnosis infeksi dan sakit TB
pada anak yang terinfeksi HIV sangat sulit, sehingga dibutuhkan peran orang tua
untuk selalu mengecek atau skrining pada anak penderita TB. Penderita TB-HIV
TB-HIV ini. Dalam hal ini yang paling penting dibutuhkan oleh penderita adalah
dukungan moral dan sosial dari orang tua dan masyarakat sekitar dalam upaya
memberikan dukungan kepada penderita keluar dari kondisi tersebut. Selain itu
DAFTAR PUSTAKA
Bankole, K., Bakare, M., Edet, B., Igwe, N., Ewa, A., Bankole, I., & Olose, I. (2017).
Psychological complications associated with HIV/AIDS infection among children
in South-South Nigeria, sub-Saharan Africa. Cogent Medicane, 1-16.
Hong, Y., Li, X., Fang, X., Zhao, G., Lin, X., Zhang, J., . . . Zhang, L. (2010). Perceived
Social Support and Psychosocial Distress Among Children Affected by AIDS in
China. Community Ment Health Journal, 46(1), 33-43.
Kusumawati, P., Saraswati, L., Martini, & Retno, H. (2021). Gambaran Pengetahuan
Petugas Tb-Hiv Dalam Penemuan Dan Akses Pengobatan (Studi Di Layanan
Komprehensif Berkesinambungan Di Puskesmas Kota Semarang). Jurnal
Kesehatan Masyarakat, 9(4), 497-503.
Limalvin, N., Putri, W., & Sari, K. (2020). Gambaran dampak psikologis, sosial dan
ekonomi pada ODHA di Yayasan Spirit Paramacitta Denpasar. Intisari Sains
Medis, 11(1), 81-91.
Pardita, P., & Sudibia, I. (2014). Analisis Dampak Sosial, Ekonomi, Dan Psikologis
Penderita Hiv Aids Di Kota Denpasar. Jurnal Buletin Studi Ekonomi, 19(2), 193-
199.
Zhou, E., Qiao, Z., Cheng, Y., Zhou, Z., Wang, W., & Zhao, M. (2019). Factors
associated with depression among HIV/AIDS children in China. International
Journal of Mental Health System, 13(10), 1-9.