Anda di halaman 1dari 15

TUGAS PAPER

MATA KULIAH PENGORGANISASIAN DAN PENGEMBANGAN


MASYARAKAT

DOSEN PENGAJAR : Teti Suslisyanti Hasiu, SKM., M.Kes

JUDUL PAPER

SITUASI – SITUASI BELAJAR DALAM MASYARAKAT

OLEH

Nama Mahasiswi : Lili Jumiati

Nim :163201021010

PROGRAM PENDIDIKAN S1 KESEHATAN MASYARAKAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IST
BAU – BAU
2021

3Page
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbilalamin, segala Puji dan Syukur Saya


panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala Karunia dan Ridhonya
sehingga Makalah dengan Judul ₺Situasi – situasi Belajar dalam
Masyarakat₺ dapat di selesaikan dalam rangka memenuhi salah satu
tugas saya sebagai Mahasiswa di STIKES IST BUTON pada Mata Kuliah
PENGORGANISASIAN DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT.

Paper ini berisi uraian singkat tentang Makna dan


Pengertian Proses Belajar, Makna Perubahan Sebagai Bagian dari Proses
Belajar, Belajar dan Jenis Perubahan dalam proses Belajar, Bentuk situasi
Belajar dalam Masyarakat Dan harapan saya semoga Paper ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman


saya, saya yakin masih banyak kekurangan dari Paper ini .oleh karna itu
saya sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata saya mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini khusunya kepada Ibu Teti Susliyanti Hasiu,
M.Kes selaku Dosen Mata Kuliah PENGORGANISASIAN DAN
PENGEMBANGAN MASYARAKAT, semoga Paper ini dapat bermanfaat
bagi penulis dan pembaca khususnya dan semoga amal baik semua pihak
mendapat imbalan yang setimpal dari Allah SWT.

Bau - bau, 02 November 2021

Penulis

3Page
DAFTAR ISI

SAMPUL.......................................................................................................i

KATA PENGANTAR...................................................................................ii

DAFTAR ISI................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG................................................................................1


1.2 RUMUSAN MASALAH...........................................................................1
1.3 TUJUAN..................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Makna Hakikat manusia ...................................................................2

2.2 Pandangan Aliran Psikoanalitik..............................................................7


2.2.1 Kesadaran (consciousness) danKetidaksadaran (unconsciousn
ess).............................................................................................8
2.2.2 Struktur kepribadian...................................................................9
2.2.3 Kecemasan (anxiety)................................................................10
2.2.4 Mekanisme pertahanan diri (defense mechanism)..................11
2.2.5 Tahap perkembangan psikoseksual (psychosexual stage).....12
2.3 PANDANGAN ALIRAN HUMANISTIK.................................................13
2.3.1 Aplikasi Teori Humanistik Terhadap Pembelajaran Siswa......16
2.4 PANDANGAN BEHAVIORISTIK..........................................................17
2.4.1 Konsep Manusia Pada Behavioristik........................................19
2.5 PANDANGAN PANCASILA..................................................................20
2.5.1 Hakikat Pancasila.....................................................................21
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan..........................................................................................24

3.2 Saran....................................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA

3Page
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana Community sebagai Subyek dan Obyek


Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat
2. Bagaimana Makna Community
3. Bagaimana Syarat – syarat Suatu Community
4. Bagaimana Jenis – Jenis Community
5. Bagaimana Ciri – Ciri dan Perbedaan Rural dan Urban Community
6. Bagaimana Ciri – Ciri Proses Sosial dan Masyarakat Desa
7. Bagaimana Makna Konsep Gotong Royong
8. Bagaimana Aktifitas Gotong Royong Dalam Masyarakat Desa
9. Bagaimana Sistem Gotong Royong

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum :


Dapat Memahami Community sebagai Subyek dan Obyek
dalam Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat

1.3.2 Tujuan Khusus :


1. Dapat Mengetahui Makna Community
2. Dapat mengetahui Syarat – Syarat Suatu Community
3. Dapat Mengetahui Jenis – Jenis Community
4. Dapat Mengetahui Ciri – Ciri dan Perbedaan Rural dan
Urban Community
5. Dapat mengetahui Ciri – Ciri Proses Sosial dan
Masyarakat Desa

3Page
6. Dapat mengetahui Makna Konsep Gotong Royong
7. Dapat mengetahui Aktifitas Gotong Royong Dalam
Masyarakat Desa
8. Dapat mengetahui Sistem Gotong Royong

Daftar pustaka
https://ruangguruku.com/kumpulan-contoh-makalah-pendidikan/

3Page
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Makna dan Pengertian Proses Belajar

1. Pengertian Proses belajar

Dalam pengertian lainnya, belajar adalah modifikasi atau


memperteguh kelakuan melalui pengalaman (leaning is defined as the
modification or strengthening of behavior though experiencing), menurut
pengertian ini, belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan

suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih
luas dari itu yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil
latihan melainkan pengubahan kelakuan.
Dengan demikian belajar bukan hanya berupa kegiatan mempelajari
suatu mata pelajaran di rumah atau di sekolah secara formal. Disamping
itu belajar merupakan masalahnya setiap orang. Hampir semua
kecakapan, ketrampilan, pengetahuan, kebiasaan, kegemaran, dan sikap
manusia terbentuk, dimodifikasi dan berkembang karena belajar. Kegiatan
yang disebut belajar dapat terjadi dimana-mana, baik di lingkungan
keluarga, masyarakat maupun di lembaga pendidikan formal. Di lembaga
pendidikan formal usaha-usaha dilakukan untuk menyajikan pengalaman
belajar bagi anak didik agar mereka belajar hal-hal yang relevan baik bagi
kebudayaan maupun bagi diri masing-masing.
Belajar memainkan peran penting dalam mempertahankan kehidupan
sekelompok umat manusia (bangsa) di tengah-tengah persiapan yang
semakin ketat di antara bangsa-bangsa lainnya yang lebih maju karena
belajar. Dalam perspektif keagamaanpun belajar merupakan kewajiban
bagi setiap muslim dalam rangka memperoleh ilmu pengetahuan sehingga
derajat kehidupannya meningkat. Hal ini dinyatakan dalam (QS. Al-
Mujadalah ayat
11,)
2. Tahap-tahap dalam Proses Belajar
Menurut Jerome S. Brunner, salah seorang penentang teori S-R Bond,
dalam proses pembelajaran siswa menempuh tiga fase, yaitu
a. Fase Informasi ( Tahap Penerimaan Materi )

mengekspresikan suara dengan intonasi khas ketika menyajikan materi


atau

3Page
bergaya dengan mimic tersendiri.
b. Tahap Penyimpanan dalam ingatan (pretention phase)
Tahapan ini penginformasian berupa materi dan contoh perilaku model
itu ditangkap, diproses dan disimpan dalam memori. Dengan tahapan ini
peserta didik akan lebih baik dalam menangkap dan menyimpan segala
informasi yang disampaikan dan memberikan contoh perbuuatan yang
akurat.
c. Tahap Reproduksi (Reproduction phase)
Pada Tahap ini Segala bayangan atau kode simbolis yang berisi informasi

pengetahuan dan perilaku yang telah tersimpan dalam memory para


peserta
didik itu di produksi kembali. Misalnya dengan menggunakan sarana post-
test. (Membuat,melakukan lagi apa yang telah mereka serap).
d. Tahap Motivasi (Motivation phase)
Tahap ini adalah tahap penerimaan dorongan yang dapat berfunsi
debagai
Reinforcement “ Penguatan” bersemayamnya segala informasi dalam
memori
para peserta didik.
Pada tahapan ini guru di anjurkan untuk memberikan pujian atau nilai
kepada para peserta didik yang berkinerja memuaskan.
Menurut Wittig (1981) dalam bukunya psychology of learning, setiap
proses belajar selalu berlangsung dalam 3 tahapan, antara lain :
a. Acquisition (tahap perolehan/penerimaan informasi)
Pada tingkatan ini seorang siswa mulai menerima informasi sebagai
stimulus dan melakukan respon terhadapnya, sehingga menimbulkan
pemahaman dan perilaku baru. Pada tahap ini terjadi pula asimilasi antara

pemahaman degan perilaku baru dalam keseluruhan perilakunya. Proses


Acquisition dalam belajar merupakan tahapan yang paling mendasar,

kegagalan dalam tahap ini akan mengakibatkan kegagalan pada tahap-


tahap
sebelumnya.
b. Storage (tahap penyimpanan informasi)
Pada tingkat ini siswa secara otomatis akan mengalami proes
penyimpanan pemahaman dan perilaku baru yang ia peroleh ketika
menjalani
proses acquisition. Peristiwa ini sudah tetntu melibatkan fungsi short term
dan

3Page
long term memory.
c. Retrieval (tahap mendapatkan kembali informasi)
Pada tingkat ini siswa akan mengaktifkan kembali fungsi-fungsi system
memorinya, misalnya ketika ia menjawab pertanyaan atau memecahkan
masalah. Proses ini pada dasarnya adalah upaya mental dalam
mengungkapkan dan memproduksi kembali apa-apa yang
tersimpandalam
memori berupa informasi, symbol, pemahaman dan perilaku tertentu
sebagai
respon atas stimulus yang sedang dihadapi.
3. Aktivitas Belajar
Menurut Ahmadi Abu dalam bukunya psikologi belajar, aktivitas belajar
dibagi menjadi 11 yaitu :
a. Mendengarkan
Adalah salah satu aktivitas belajar, setiap orang belajar di sesekolah pasti
ada aktivitas mendengarkan. Ketika seorang guru menggunakan metode
cerama, maka setiap siswa atau mahasiswa di haruskan mendengarkan
apa
yang guru (dosen) sampaikan.
b. Memandang
Yang di magsud di sini adalah mengarahkan suatu penglihatan ke suatu
objek. Di kelas, seorang pelajar memandang papan tulis yang berisikan
tulisan
yang baru saja di guru tulis, tulisan yang pelajar pandang itu menimbulkan

kesan dan selanjutnya tersimpan dalam otak.

c. Meraba, Membau, dan Mencicipi / Mencecap


Adalah indra manusia yang dapat di jadikan sebagai alat untuk
kepentingan belajr, artinya aktivitas meraba, membau. Dan mencecap
dapat
memberikan kesempatan bagi orang untuik belajar. Tentu saja
aktivitasnya
harus di sadari oleh suatu tujuan.
d. Menulis atau mencatat
Catatan sangat berguna untuk menampung sejumlah informasi, yang
tidahanya bersifat fakta-fakta, melainkan juga terdiri atas materi hasil dari
bahan bacaan.
e. Membaca
Aktivitas membaca adalah aktivitas yang paling banyak di melakukan
selama belajar di sekolah atau di perguruan tinggi. Kalau belajar adalah

3Page
untuk
mendapatkan ilmu pengetahuan, maka membaca salah jalan menuju pintu

ilmu pengetahuan, maka membaca adalah jalan menuju pintu ilmu


pengetahuan ini berarti untuk mendapatkan ilmu pengetahuan tidak ada
cara
lain yang harus di lakukan kecuali memperbanyak membaca. Kalau begitu

membaca identik dengan mencari ilmu pengetahuan agar menjadi cerdas


dan
mengabaikan berarti kebodohan.
f. Membuat ikhtisar atau ringkasan dan menggaris bawahi.
Banyak orang yang merasa terbantu dalam belajar karena menggunakan
ikhtisar-ikhtisar materi yang di buatnya. Ikhtisar memang dapat membantu

kita dalam hal mengingat atau mencari kembali materi dalam buku untuk
masa-masa yang akan datang. Untuk keperluan belajar yang intensif,
bagaimanapun juga hanya membuat ikhtisar adalah belum cukup.
Sementara
membaca, pada hal-hal yang penting kita beri garis bawah (under lining)
hal
ini sangat membantu kita dalam usaha menemukan kembali materi itu di
kemudian hari.

g. Mengamati table-table, diagram- diagram dan bagan-bagan


Dalam buku ataupun di lingkungan lain sering kita jumpai table-tabel,
diagram ataupun bagan-bagan. Materi non-verbal semacam ini sangat
berguna
bagi kita dalam mempelajari materi yang relevan itu. Demikian pila
gambar-
gambar, peta-peta dll dapat menjadi bahan ilustratif, yang membantu
pemahaman kita tentang sesuatu hal.
h. Menyusun paper atau kertas kerja
Dalam membuat paper, pertama yang perlu mendapat perhatian ialah
rumusan topic paper itu. Dari rumusan paper itu kita akan dapat
menentukan
materi yang relevan. Kemudian kita perlu mengumpulkan materi yang
akan
ditulis kedalam paper dengan mencatatkan pada buku notes/ kartu-kartu
catatan.
i. Mengingat

3Page
Mengingat dengan maksut agar ingat tentang sesuatu belum termasuk
sebagai aktivitas belajar. Mengingat yang didasari atas kebutuhan dan
kesadaran untuk mencapai tujuan belajar lebih lanjut adalah termasuk
aktivitas belajar, apalagi jika mengingat itu berhubungan dengan aktivitas-
aktivitas belajar lainya.
j. Berfikir
Berfikir adalah termasuk aktifitas belajar. Dengan berfikir,orang
memperoleh penemuan baru,setidak - tidaknya orang menjadi tau tentang

hubungan antar sesuatu.


k. Latihan atau praktek latihan atau praktek termasuk aktifitas belajar.
Orang yang melaksanakan kegiatan berlatih tentunya sudah mempunyai
dorongan untuk mencapai tujuan tertentu yang dapat mengembangkan
suatu
aspek pada dirinya. Orang yang berlatih sesuatu tentunya menggunakan
set
tertentu sehingga setiap gerakan terarah pada suatu tujuan. Dalam
berlatih

terjadi interaksi yang interaktif antar subjek dan lingkungan. Dalam


kegiatan
berlatih, segenap tindakan subjek terjadi secara integrative dan terarah
kepada
suatu tujuan. Hasil latihan berupa pengalaman yang dapat mengubah diri
subjek serta merubah lingkungannya.
4. Kondisi efektif dalam proses pembelajaran
Guru sebagai pembimbing diharapkan mampu menciptakan kondisi
yang strategi yang dapat membuat peserta didik nyaman dalam mengikuti
proses pembelajaran tersebut. Dalam menciptakan kondisi yang baik,
hendaknya guru memperhatikan dua hal: pertama, kondisi internal
merupakan
kondisi yang ada pada diri siswa itu sendiri, misalnya kesehatan,
keamanannya, ketentramannya, dan sebagainya. Kedua, kondisi
eksternal
yaitu kondisi yang ada di luar pribadi manusia, umpamanya kebersihan
rumah, penerangan serta keadaan lingkungan fisik yang lain. Untuk dapat
belajar yang efektif diperlukan lingkungan fisik yang baik dan teratur,
misalnya ruang belajar harus bersih, tidak ada bau-bauan yang dapat
mengganggu konsentrasi belajar, ruangan cukup terang, tidak gelap dan
tidak
mengganggu mata, sarana yang diperlukan dalam belajar yang cukup

3Page
atau
lengkap. ( Prayitno, 2009 : 27 )
Dalam mewujudkan kondisi pembelajaran yang efektif, maka perlu
dilakukan langkah-langkah berikut ini ( Ngalim Purwanto, 1996 : 35 ) :
a. Melibakan Sisiwa Secara Aktif
Mengajar adalah membimbing kegiatan belajar siswa sehingga ia mau
belajar. Dengan demikian aktifitas siswa sangat diperlukan dalam kegiatan

pembelajaran. Aktivitas belajar siswa dapat digolongkan ke dalam


beberapa
hal, antara lain :
b. Aktivitas visual, seperti membaca, menulis, melakukan eksprimen dsb.
c. Aktivitas lisan, seperti bercerita, tanya jawab, dsb.

d. Aktivitasme mendengarkan, seperti mendengarkan penjelasan guru,


mendengarkan pengarahan guru dsb.
e. Aktivitas gerak, seperti melakukan praktek di tempat praktek.
f. Aktivitas menulis, seperti mengarang, membuat surat, membuat karya
tulis dsb.
aktivitas kegiatan pembelajaran siswa di kelas hendaknya lebih banyak
melibatkan siswa, atau lebih memperhatikan aktivitas siswa. Berikut ini
cara
meningkatkan keterlibatan siswa ( Djiwandono, 2002 : 19 )
a. Tingkatkan partisifasi siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan cara
menggunakan berbagai teknik mengajar.
b. Berikanlah materi pelajaran yang jelas dan tepat sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
c. Usahakan agar pembelajaran lebih menarik minat siswa. Untuk itu guru
harus mengetahui minat siswa dan mengaitkannya dengan bahan
pembelajaran.
d. Menarik Minat Dan Perhatian Siswa
Kondisi pembelajaran yang efektif adalah adanya minat dan perhatian
siswa dalam belajar. Minat merupakan suatu sifat yang relatif menetap
pada
diri seseorang. Minat ini besar sekali pengaruhnya terhadap belajar,
sebab
dengan minat seseorang akan melakukan sesuatu yang diminatinya.
Sebaliknya tanpa minat seseorang tidak mungkin melakukan sesuatu.
Keterlibatan siswa dalam pembelajaran erat kaitannya dengan sifat, bakat
dan
kecerdasan siswa. Pembelajaran yang dapat menyesuaikan sifat, bakat

3Page
dan
kecerdasan siswa merupakan pembelajaran yang diminati.
e. Membangkitkan Motivasi Siswa
Motif adalah semacam daya yang terdapat dalam diri seseorang yang
dapat mendorongnya untuk melakukan sesuatu. Sedang motivasi adalah
suatu
proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah
laku

untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan. Tugas guru adalah


bagaimana membangkitkan motivasi siswa sehingga ia mau belajar.
f. Memberikan Pelayanan Individu Siswa
Memberikan pelayanan individual siswa bukanlah semata-mata ditujuan
kepada siswa secara perorangan saja, melainkan dapat juga ditujukan
kepada
sekelompok siswa dalam satu kelas tertentu. Sistem pembelajaran
individual
atau pembelajaran privat, belakangan ini memang cukup marak dilakukan
melalui les-les privat dan atau melalui lembagalembaga pendidikan yang
memang khusus memberikan pelayanan yang bersifat individual. Dalam
sistem pembelajaran tuntas, pelayanan individu merupakan kegiatan yang

mesti dilakukan. Setiap sub materi pelajaran yang disajikan harus dapat
dimengerti oleh semua siswa, tanpa terkecuali. Oleh karena itu dalam
pembelajaran tuntas, materi pelajaran tidak boleh diteruskan sebelum
materi
yang sedang diajarkan dapat diserap oleh seluruh siswa.
g. Menyiapkan Dan Menggunakan Berbagai Media Dalam Pembelajaran
Alat peraga/media pembelajaran adalah alat-alat yang digunakan guru
ketika mengajar untuk membantu memperjelas materi pelajaran yang
disampaikan kepada siswa dan mencegah terjadinya verbalisme pada diri
siswa. Sebab, pembelajaran yang mengggunakan banyak verbalisme
tentu
akan membosankan. Sebaliknya pembelajaran akan lebih menarik, bila
siswa
merasa senang dan gembira setiap menerima pelajaran dari gurunya.

3Page
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Kesimpulan

1. Community sebagai Subyek dan Obyek dalam Pengorganisasian dan


Pengembangan Masyarakat, Manusia sebagai subyek yaitu
manusialah yang mengkaji bagaimana perkembangan pembangunan
kesehatan sedangkan manusia yang kedudukannya sebagai objek
adalah manusia juga sebagai titik acuan yang kemudian dikaji terkait
kedudukan dan fungsinya di masyarakat.

BAB IV
PENUTUP

3Page
DAFTAR ISI
Hadi, Hardono, 1996, Jatidiri Manusia Berdasar Filsafat
Organisme Whitehead,
Kanisius, Yogyakarta
-----------, 1996, Hakikat dan Muatan Filsafat Pancasila,
Kanisius, Yogyakarta.
Notonagoro, 1975,Pancasila Secara Ilmiah Populer, \
Pantjuran Tujuh, Yogyakarta

3Page
3Page

Anda mungkin juga menyukai