JUDUL PAPER
OLEH
Nim :163201021010
3Page
KATA PENGANTAR
Penulis
3Page
DAFTAR ISI
SAMPUL.......................................................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
3.1 Kesimpulan..........................................................................................24
3.2 Saran....................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA
3Page
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
3Page
6. Dapat mengetahui Makna Konsep Gotong Royong
7. Dapat mengetahui Aktifitas Gotong Royong Dalam
Masyarakat Desa
8. Dapat mengetahui Sistem Gotong Royong
Daftar pustaka
https://ruangguruku.com/kumpulan-contoh-makalah-pendidikan/
3Page
BAB II
LANDASAN TEORI
suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih
luas dari itu yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil
latihan melainkan pengubahan kelakuan.
Dengan demikian belajar bukan hanya berupa kegiatan mempelajari
suatu mata pelajaran di rumah atau di sekolah secara formal. Disamping
itu belajar merupakan masalahnya setiap orang. Hampir semua
kecakapan, ketrampilan, pengetahuan, kebiasaan, kegemaran, dan sikap
manusia terbentuk, dimodifikasi dan berkembang karena belajar. Kegiatan
yang disebut belajar dapat terjadi dimana-mana, baik di lingkungan
keluarga, masyarakat maupun di lembaga pendidikan formal. Di lembaga
pendidikan formal usaha-usaha dilakukan untuk menyajikan pengalaman
belajar bagi anak didik agar mereka belajar hal-hal yang relevan baik bagi
kebudayaan maupun bagi diri masing-masing.
Belajar memainkan peran penting dalam mempertahankan kehidupan
sekelompok umat manusia (bangsa) di tengah-tengah persiapan yang
semakin ketat di antara bangsa-bangsa lainnya yang lebih maju karena
belajar. Dalam perspektif keagamaanpun belajar merupakan kewajiban
bagi setiap muslim dalam rangka memperoleh ilmu pengetahuan sehingga
derajat kehidupannya meningkat. Hal ini dinyatakan dalam (QS. Al-
Mujadalah ayat
11,)
2. Tahap-tahap dalam Proses Belajar
Menurut Jerome S. Brunner, salah seorang penentang teori S-R Bond,
dalam proses pembelajaran siswa menempuh tiga fase, yaitu
a. Fase Informasi ( Tahap Penerimaan Materi )
3Page
bergaya dengan mimic tersendiri.
b. Tahap Penyimpanan dalam ingatan (pretention phase)
Tahapan ini penginformasian berupa materi dan contoh perilaku model
itu ditangkap, diproses dan disimpan dalam memori. Dengan tahapan ini
peserta didik akan lebih baik dalam menangkap dan menyimpan segala
informasi yang disampaikan dan memberikan contoh perbuuatan yang
akurat.
c. Tahap Reproduksi (Reproduction phase)
Pada Tahap ini Segala bayangan atau kode simbolis yang berisi informasi
3Page
long term memory.
c. Retrieval (tahap mendapatkan kembali informasi)
Pada tingkat ini siswa akan mengaktifkan kembali fungsi-fungsi system
memorinya, misalnya ketika ia menjawab pertanyaan atau memecahkan
masalah. Proses ini pada dasarnya adalah upaya mental dalam
mengungkapkan dan memproduksi kembali apa-apa yang
tersimpandalam
memori berupa informasi, symbol, pemahaman dan perilaku tertentu
sebagai
respon atas stimulus yang sedang dihadapi.
3. Aktivitas Belajar
Menurut Ahmadi Abu dalam bukunya psikologi belajar, aktivitas belajar
dibagi menjadi 11 yaitu :
a. Mendengarkan
Adalah salah satu aktivitas belajar, setiap orang belajar di sesekolah pasti
ada aktivitas mendengarkan. Ketika seorang guru menggunakan metode
cerama, maka setiap siswa atau mahasiswa di haruskan mendengarkan
apa
yang guru (dosen) sampaikan.
b. Memandang
Yang di magsud di sini adalah mengarahkan suatu penglihatan ke suatu
objek. Di kelas, seorang pelajar memandang papan tulis yang berisikan
tulisan
yang baru saja di guru tulis, tulisan yang pelajar pandang itu menimbulkan
3Page
untuk
mendapatkan ilmu pengetahuan, maka membaca salah jalan menuju pintu
kita dalam hal mengingat atau mencari kembali materi dalam buku untuk
masa-masa yang akan datang. Untuk keperluan belajar yang intensif,
bagaimanapun juga hanya membuat ikhtisar adalah belum cukup.
Sementara
membaca, pada hal-hal yang penting kita beri garis bawah (under lining)
hal
ini sangat membantu kita dalam usaha menemukan kembali materi itu di
kemudian hari.
3Page
Mengingat dengan maksut agar ingat tentang sesuatu belum termasuk
sebagai aktivitas belajar. Mengingat yang didasari atas kebutuhan dan
kesadaran untuk mencapai tujuan belajar lebih lanjut adalah termasuk
aktivitas belajar, apalagi jika mengingat itu berhubungan dengan aktivitas-
aktivitas belajar lainya.
j. Berfikir
Berfikir adalah termasuk aktifitas belajar. Dengan berfikir,orang
memperoleh penemuan baru,setidak - tidaknya orang menjadi tau tentang
3Page
atau
lengkap. ( Prayitno, 2009 : 27 )
Dalam mewujudkan kondisi pembelajaran yang efektif, maka perlu
dilakukan langkah-langkah berikut ini ( Ngalim Purwanto, 1996 : 35 ) :
a. Melibakan Sisiwa Secara Aktif
Mengajar adalah membimbing kegiatan belajar siswa sehingga ia mau
belajar. Dengan demikian aktifitas siswa sangat diperlukan dalam kegiatan
3Page
dan
kecerdasan siswa merupakan pembelajaran yang diminati.
e. Membangkitkan Motivasi Siswa
Motif adalah semacam daya yang terdapat dalam diri seseorang yang
dapat mendorongnya untuk melakukan sesuatu. Sedang motivasi adalah
suatu
proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah
laku
mesti dilakukan. Setiap sub materi pelajaran yang disajikan harus dapat
dimengerti oleh semua siswa, tanpa terkecuali. Oleh karena itu dalam
pembelajaran tuntas, materi pelajaran tidak boleh diteruskan sebelum
materi
yang sedang diajarkan dapat diserap oleh seluruh siswa.
g. Menyiapkan Dan Menggunakan Berbagai Media Dalam Pembelajaran
Alat peraga/media pembelajaran adalah alat-alat yang digunakan guru
ketika mengajar untuk membantu memperjelas materi pelajaran yang
disampaikan kepada siswa dan mencegah terjadinya verbalisme pada diri
siswa. Sebab, pembelajaran yang mengggunakan banyak verbalisme
tentu
akan membosankan. Sebaliknya pembelajaran akan lebih menarik, bila
siswa
merasa senang dan gembira setiap menerima pelajaran dari gurunya.
3Page
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan
BAB IV
PENUTUP
3Page
DAFTAR ISI
Hadi, Hardono, 1996, Jatidiri Manusia Berdasar Filsafat
Organisme Whitehead,
Kanisius, Yogyakarta
-----------, 1996, Hakikat dan Muatan Filsafat Pancasila,
Kanisius, Yogyakarta.
Notonagoro, 1975,Pancasila Secara Ilmiah Populer, \
Pantjuran Tujuh, Yogyakarta
3Page
3Page