Anda di halaman 1dari 9

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/339509092

TEKNIK MENGHITUNG JUMLAH ERITROSIT DAN LEUKOSIT PADA MANUSIA

Article · February 2020

CITATIONS READS

0 40,181

1 author:

Muhammad A'tourrohman
Walisongo State Islamic University
20 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

analisis enzim pencernaan View project

All content following this page was uploaded by Muhammad A'tourrohman on 26 February 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Praktikum Fisiologi Hewan (2019)

TEKNIK MENGHITUNG JUMLAH ERITROSIT

DAN LEUKOSIT PADA MANUSIA

Muhammad A’tourrohman*

Laboratorium Biokimia
Jurusan Biologi
Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Walisongo
*Corresponding Author: athoqsara11@gmail.com

Abstrak. Eritrosit merupakan sel yang paling sederhana yang ada di dalam tubuh. Eritrosit
tidak memiliki nukleus dan merupakan sel terbanyak dalam darah. Eritrosit mengandung
hemoglobin, yaitu protein yang mengandung besi, berperan dalam transpor oksigen dan
karbondioksida di dalam tubuh. Leukosit adalah sel darah yang mengandung inti, disebut
juga sel darah putih. Leukosit mempunyai peranan dalam pertahanan seluler dan humoral
organisme terhadap zat-zat asingan. Untuk menghitung eritrosit, Pertama-tama disiapkan alat
dan bahan yang akan digunakan. Diambil darah probandus, diletakkan pada plat tetes yang
sudah diberi larutan EDTA. Darah dihisap dengan “pipet darah” sampai tanda 0,5. Kemudian,
larutan hayem dihisap juga sampai tanda 101. Dilepaskan pipet kater penghisap, lalu
dipegang ujung pipet antara ibu jari dan telunjuk. Lalu dikocok dengan memutar pergelangan
tangan. Diteteskan satu atau dua tetes pada kamar hitung neubaeur yang sudah ada kaca
penutupnya. Dilihat dibawah mikroskop. Sedangkan untuk menghitung leukoit hamper sama,
hanya saja batas hisap darah sampai angka 1, dan digunakan larutan Turk dengan
pengenceran 10x. Hasil hitung eritrosit pada probandus Fatim 7.160.000/mm3 dan pada
probandus Niam 3.546.000/mm3. Sedangkan hasil hitung leukosit pada probandus Nurul
225/mm3 dan Farid 50/mm3.
Kata Kunci: Eritrosit, Leukosit, Hemositometer

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Darah merupakan suatu suspense partikel dalam suatu larutan koloid cair yang
mengandung elektrolit.[3] Darah mempunyai peran penting dalam proses sirkulasi. Secara
umum, fungsi darah adalah sebagai alat transportasi zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan
oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolism dan juga untuk sebagai
pertahanan tubuh dengan mengedarkan antibody dan sel darah putih.[1]
Sel darah merah atau eritrosit merupakan sel yang paling sederhana yang ada di dalam
tubuh. Eritrosit tidak memiliki nukleus dan merupakan sel terbanyak dalam darah. Eritrosit
mengandung hemoglobin, yaitu protein yang mengandung besi, berperan dalam transpor
oksigen dan karbondioksida di dalam tubuh. Oleh karena itu eritrosit sangat diperlukan dalam
proses oksigenasi organ tubuh. Dengan mengetahui keadaan eritrosit, secara tidak langsung
dapat diketahui juga keadaan organ tubuh seseorang.[2]

1
Praktikum Fisiologi Hewan (2019)

Beberapa pemeriksaan yang dapat menggambarkan parameter penting dari fungsi dan
struktur eritrosit di dalam tubuh antara lain hitung eritrosit, hemoglobin dan hematokrit.
Hitung eritrosit atau red blood cell count (RBC) adalah menghitung jumlah total eritrosit
dalam darah. Nilai rujukan normal eritrosit adalah 4-5 juta/mm3.[1] Hemoglobin (Hb) adalah
protein dalam eritrosit yang bertugas mengangkut oksigen. Hematokrit (Ht) adalah jumlah
eritrosit dalam 100 ml darah. Ketiga parameter di atas biasa digunakan untuk menegakkan
adanya anemia. Anemia secara fungsional didefinisikan sebagai penurunan massa eritrosit
dengan akibat oksigenasi jaringan tidak dapat terpenuhi Secara praktis ada 3 parameter untuk
menegakkan adanya anemia yaitu: kadar hemoglobin, hematokrit dan jumlah eritrosit.[3]
Leukosit adalah sel darah yang mengandung inti, disebut juga sel darah putih. Rata-
rata jumlah leukosit dalam darah manusia normal adalah 5000-9000/mm3, bila jumlahnya
lebih dari 10.000/mm3, keadaan ini disebut leukositosis, bila kurang dari 5000/mm3 disebut
leukopenia.[6]
Leukosit terdiri dari dua golongan utama, yaitu agranular dan granular. Leukosit
agranular mempunyai sitoplasma yang tampak homogen, dan intinya berbentuk bulat atau
berbentuk ginjal. Leukosit granular mengandung granula spesifik (yang dalam keadaan hidup
berupa tetesan setengah cair) dalam sitoplasmanya dan mempunyai inti yang memperlihatkan
banyak variasi dalam bentuknya. Terdapat 2 jenis leukosit agranular yaitu; limfosit yang
terdiri dari sel-sel kecil dengan sitoplasma sedikit, dan monosit yang terdiri dari sel-sel yang
agak besar dan mengandung sitoplasma lebih banyak.[8] Terdapat 3 jenis leukosit granular
yaitu neutrofil, basofil, dan asidofil (eosinofil).[2]
Leukosit mempunyai peranan dalam pertahanan seluler dan humoral organisme
terhadap zat-zat asingan. Leukosit dapat melakukan gerakan amuboid dan melalui proses
diapedesis leukosit dapat meninggalkan kapiler dengan menerobos antara sel-sel endotel dan
menembus kedalam jaringan penyambung.[1]

Tujuan

Menghitung jumlah eritrosit dan leukosit pada manusia

METODE
Waktu dan Tempat
Praktikum Fisiologi Hewan tentang Analisis enzim pencernaan ini dilaksanakan pada
hari senin, 13 Mei 2019, pukul 10.20-12.00 WIB bertempat di Laboratorium Biokimia.

2
Praktikum Fisiologi Hewan (2019)

Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada praktikum Mengukur jumlah eritrosit adalah mikroskop,
hemositometer, mikrohematokrit, EDTA, plat tetes, larutan hayem, larutan turk, alcohol 70%,
dan darah probandus.

Cara Kerja
Mengukur Eritrosit
Pertama-tama disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Diambil darah probandus,
diletakkan pada plat tetes yang sudah diberi larutan EDTA. Darah dihisap dengan “pipet
darah” sampai tanda 0,5. Kemudian, larutan hayem dihisap juga sampai tanda 101.
Dilepaskan pipet kater penghisap, lalu dipegang ujung pipet antara ibu jari dan telunjuk. Lalu
dikocok dengan memutar pergelangan tangan. Diteteskan satu atau dua tetes pada kamar
hitung neubaeur yang sudah ada kaca penutupnya. Dilihat dibawah mikroskop. Untuk
menghitung sel darah merah/eritrosit, dipilih 5 bujur sangkar (4 disudut dan 1 ditengah) dari
25 bujur sangkar pada daerah hitung.
Mengukur Leukosit
Pertama-tama disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Diambil darah probandus,
diletakkan pada plat tetes yang sudah diberi larutan EDTA. Darah dihisap dengan “pipet
darah” sampai tanda 1. Kemudian, larutan turk dihisap juga sampai tanda 11. Dilepaskan
pipet kater penghisap, lalu dipegang ujung pipet antara ibu jari dan telunjuk. Lalu dikocok
dengan memutar pergelangan tangan. Diteteskan satu atau dua tetes pada kamar hitung
neubaeur yang sudah ada kaca penutupnya. Dilihat dibawah mikroskop. Untuk menghitung
sel darah merah/eritrosit, dipilih 4 bujur sangkar dikeempat sudut neubauer.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Tabel 1.1 Data Kloter Hasil Penghitungan eritrosit
NO Kelompok Probandus Jumlah eritrosit

1. Kelompok 1 Fatim 7.160.000/mm3


2. Kelompok 2 Niam 3.546.000/mm3

3
Praktikum Fisiologi Hewan (2019)

Tabel 1.2 Data Kloter Hasil Penghitungan Leukosit


NO Kelompok Probandus Jumlah Leukosit

1. Kelompok 3 Nurul 225/mm3


2. Kelompok 4 Farid 50/mm3

Pada praktikum kali ini digunakan darah manusia untuk menghitung jumlah eritrosit
dan leukositnya. Menurut Isnaeni (2006) jumlah eritrosit normal pada manusia yaitu 4-6
juta/mm3 untuk pria, 4,2-5,4 juta/mm3 untuk wanita dan 4,0-5,5 juta/mm3 untuk anak-anak.
Berdasarkan hasil pengamatan, bahwa untuk probandus kelompok 1 (Fatim) memiliki jumlah
eritrosit yang tinggi atau melebihi batas normal. Hal ini bisa jadi probandus memiliki gejala
penyakit tertentu atau bisa jadi karena human error dalam menghitung jumlah eritrosit. Pada
probandus 2 (Niam) diperoleh jumlah eritrosit sebesar 3.546.000/mm3. Beradasarkan teori
terkait jumlah eritrosit normal manusia, maka jumlah eritrosit dari probandus ini rendah,
karena dibawah batas normalnya.
Leukosit adalah sel darah yang mengandung inti, disebut juga sel darah putih. Rata-
rata jumlah leukosit dalam darah manusia normal adalah 5000-9000/mm3, bila jumlahnya
lebih dari 10.000/mm3, keadaan ini disebut leukositosis, bila kurang dari 5000/mm3 disebut
leukopenia. Berdasarkan hasil pengamatan, bahwa leukosit dari probandus kelompok 3 dan 4
dalam hal ini Nurul dan Farid, masing-masing memiliki jumlah leukosit dibawah normal.
Menurut Leukosit rendah (disebut juga leukopenia) dapat disebabkan oleh
agranulositosis, anemia aplastik, AIDS, infeksi atau sepsis hebat, infeksi virus (misalnya
dengue), keracunan kimiawi, dan postkemoterapi. Penyebab dari segi obat antara lain
antiepilepsi, sulfonamid, kina, kloramfenikol, diuretik, arsenik (terapi leishmaniasis), dan
beberapa antibiotik lainnya.
Hemasitometer terdiri dari gelas objek kamar hitung (counting chamber) dan pipet
pengisap-pengencer Thoma. Pada percobaan ini digunakan counting chamber jenis
“Improved Neubauer”. Dalam kamar hitung terdapat gelas objek yang tebal. Counting
chamber tipe “Improved Neubauer” mempunyai ukuran 3 mm x 3 mm x 0,1 mm dan terdiri
dari 9 bagian kotak masing-masing dengan luas 1 mm2. Pipet pengisap-pengencer Thoma
terbagi atas 2 bagian yaitu bagian atas yang menggelembung yang berfungsi sebagai tempat
pengocok serta bagian bawah yang berskala. Pipet Thoma ini ada dua macam, yaitu jenis
pertama yang berskala 101 digunakan untuk pengukuran jumlah eritrosit dan jenis kedua

4
Praktikum Fisiologi Hewan (2019)

yang berskala 11 digunakan untuk pengukuran jumlah leukosit. Alasan digunakannya dua
ukuran pipet Thoma ini adalah karena jumlah eritrosit jauh lebih banyak (5 juta/mm3 darah¬)
dibandingkan dengan leukosit yang jumlahnya hanya 8000 sel/mm3 darah.
Menurut Tyas (2016) dalam menghitung jumlah eritrosit digunakan 80 bujur sangkar
kecil (5x16 bujur sangkar kecil). Volume dari bujur sangkar kecil tersebut adalah 1/4000
m3.Pengenceran dilakukan sebanyak 200 kali. Untuk menghitung jumlah eritrosit digunakan
rumus sebagai berikut;

Rumus hitung eritrosit


Jumlah eritrosit : E/80 x 4000 x 200
Ket. E: Jumlah eritrosit dalam 80 bujur sangkar kecil

Sedangkan untuk menghitung jumlah eritrosit digunakan 64 bujur sangkar kecil.


Volume bujur sangkar kecil tersebut adalah 1/160 m3. Pengenceran dilakukan sebanyak 10
kali. Untuk menghitung jumlaha leukosit digunakan rumus sebagai berikut;

Rumus hitung leukosit


Jumlah eritrosit : L/64 x 160 x 10
Ket. E: Jumlah leukosit dalam 64 bujur sangkar kecil

Menurut Nuryati (2006) Pengenceran yang dilakukan pada penghitungan eritrosit


menggunakan larutan Hayem. Larutan ini merupakan larutan yang isotonik dengan
sitoplasma eritrosit dan memiliki kemampuan untuk melisis sel darah putih. Salah satu
komposisi larutan hayem adalah HgCl2 yang berfungsi untuk melisiskan leukosit dan
trombosit sehingga eritrosit menjadi terlihat. HgCl2 yang terkandung dalam larutan hayem
merupakan logam berat, juga termasuk Hg anorganik yang sangat toksik, ini menyebabkan
HgCl2 mudah larut dalam air.
Menurut Nuryati (2006) Larutan pengencer yang digunakan pada penghitungan
leukosit adalah larutan Turk. Larutan ini merupakan larutan yang isotonis dengan sitoplasma
sel darah putih sekaligus memberikan pewarnaan (ungu muda) dan dapat menghemolisiskan
eritrosit.

5
Praktikum Fisiologi Hewan (2019)

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa jumlah eritrosit pada probandus 1
(Fatim) sebesar 7.160.000/mm3. Hal ini menunjukkan bahwa kandungan atau jumlah dsel
darah merah pada probandus Fatim sangat tinggi/melebihi batas normal. Karena batas normal
jumlah eritrosit pada wanita adalah 4,2-5,5 juta/mm3. Pada probandus 2 (Niam) diperoleh
jumlah eritrosit sebesar 3.546.000/mm3. Beradasarkan teori terkait jumlah eritrosit normal
manusia, maka jumlah eritrosit dari probandus ini rendah, karena dibawah batas normalnya.
Pada penghitungan jumlah leukosit didapatkan hasil untuk probandus 3 (Nurul) sebesar
225/mm3 dan probandus 4 (Farid) jumlah leukositnya sebesar 50/mm3, dari kedua probandus
tersebut memiliki leukosit yang rendah karena dibawah batas normal.

UCAPAN TERIMA KASIH

Saya ucapkan banyak terimakasih kepada Laboratorium Biokimia yang telah


memberikan fasilitas untuk melakukan praktikum,.serta terima kasih pada asisten
pembimbing praktikum yang telah membimbing saya sehingga dapat berjalan dengan lancar.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Isnaeni, Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta: PT Kanisius
[2] Kimbal. 1984. Biologi. Jakarta: Erlangga
[3] Campbell, N. A., Reece, J. B. 2004. Biologi. Jakarta: Erlangga.
[4] Tyas, Dian Ayuning dan Bekti Sulistya Utami. 2016. Petunjuk Praktikum Fisiologi
Hewan. Semarang: UIN Walisongo.
[5] Nuryati, S., Kuswardani, Y., & Hadiroseyani, Y. (2006). Pengaruh pemberian resin lebah
terhadap gambaran darah ikan koki Carassius auratus yang terinfeksi bakteri Aeromonas
hydrophila. Jurnal Akuakultur Indonesia, 5(2), 191-199.
[6] DI RSUD KOTA, K. E. N. D. A. R. I., ASRAT, D. E., INDONESIA, K. K. R.,
KENDARI, P. K., & KESEHATAN, J. D. I. A. PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN
HITUNG JUMLAH LEUKOSIT ANTARA METODE MANUAL IMPROVED
NEUBAUER DENGAN METODE AUTOMATIC HEMATOLOGY ANALYZER PADA
PASIEN RAWAT JALAN.
[7] Harahap, D. H., Fahrimal, Y., & Budiman, H. (2013). Gambaran darah tikus yang
diinfeksikan Trypanosoma evansi dan diberi ekstrak daun sernai (Wedelia biflora). Jurnal
Medika veterinaria, 7(2).

6
Praktikum Fisiologi Hewan (2019)

[8] Nurrachmat, H. (2005). Perbedaan Jumlah Eritrosit, Leukosit Dan Trombosit Pada
Pemberian Antikoagulan Edta Konvensional Dengan Edta Vacutainer (Doctoral dissertation,
Program Pascasarjana Universitas Diponegoro).
[9] Rastogi, S.C. 1976. Essentials of Animal Physiology. UK: New Age International
Publishers.

7
Praktikum Fisiologi Hewan (2019)

LAMPIRAN

Leukosit Nurul Eritrosit Fatim Eritrosit Niam


Perbesaran 10x40 Perbesaran 10x40 Perbesaran 10x40

Leukosit Farid

Perbesaran 10x40

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai