Anda di halaman 1dari 3

NAMA : Akhmad Yusron Fuad

NIM : 041493054
MATA KULIAH : Manajemen Perubahan (EKMA4565 )
PROGRAM STUDI : Manajemen

TUGAS 1 MANAJEMEN PERUBAHAN


1. a. Jelaskan perbedaan karakteristik perubahan pada era industri dan era informasi dari
aspek: pemasaran, teknologi, informasi, komoditas, produksi, dan distribusi.
Jawab :
Berikut perbedaan Karakteristik pada masing – masing Era :

Era Industri Informasi


Pemasaran Product centric Consumer centric
Teknologi Elektro mekanikal Digital/Genetik
Informasi Massa Interaktif
Komoditas Modal Data
Produksi Massa/pertukaran Prosumptive
Distribusi Massa Spesialisasi

Sumber :
Baloch & Kareem,2007

b. Berikan contoh rill pada perusahaan yang Anda ketahui, tentang gambaran
karakteristik suatu perusahaan di era informasi pada aspek pemasaran, informasi,
komoditas, produksi, dan distribusinya
Jawab :
Contoh perusahaan yang bertransformasi di era informasi atau digital salah satunya
adalah Gojek Online dengan aspek pemasarannya melalui pemesanan online,informasi
penyediaanya dapat di akses melalui aplikasi online yang berbasis digital Dengan
komoditas Data,Produksi bersifat presumptive dan distribusinya mudah karena di
setiap daerah ada gojek online dan mudah untuk penggunaannya dan siap untuk
menggantarkan pelanggan

Sumber :
EKMA4565 Edisi 2, ”ManajemenPerubahan” Modul 1

2. Jelaskan dengan contoh tekanan lingkungan penyebab organisasi berubah dari


faktor persaingan yang tinggi (hypercompetition), khususnya karena kondisi pada
era globaliasi dan perkembangan teknologi informasi!
Jawab :
Globalisasi dan teknologi informasi adalah dua terminologi yang sejak tahun 1990an
menjadi bahan pembicaraan sehari-hari para pelaku bisnis dan akademisi. Dua
terminologi yang sangat fenomenal tersebut boleh jadi menjadi angin surga bagi pelaku
bisnis yang biasa memanfaatkannya tetapi bisa pula menjadi monster bagi para pelaku
bisnis yang tidak siap meresponsnya. Globalisasi misalnya di satu sisi dianggap membuka
peluang bisnis bagi pelaku bisnis yang sebelumnya hanya bermain pada pasar lokal.
Banyak pengrajin tradisional yang sekarang bias menjual produknya di pasar global
setelah mampu berinteraksi dengan mitra bisnis di luar negeri. Mereka dengan bangga
mengatakan bahwa pasar luar negeri masih terbuka lebar. Namun di sisi lain globalisasi
juga menjadi ancaman bagi pelaku bisnis yang memiliki energi terbatas. Pedagang retail
dan pasar tradisional dewasa ini mulai tersisih misalnya gara-gara Carrefour yang
notabenenya adalah perusahaan global merangsek sampai kemana-mana. Demikian juga
dengan alasan uang tidak memiliki kewarganegaraan yang bisa dengan mudah bergerak
dari satu Negara ke Negara lain, tak pelak industri perbankan juga larut dalam globalisasi.
Bisa dikatakan bahwa hampir tidak ada bank swasta di Indonesia yang tidak dimiliki
perusahaan asing. Sebut saja Bank Niaga, Bank Buana, Bank NISP dan Bank Bumiputra
yang semula adalah perusahaan milik orang Indonesia sekarang sebagian besar saham
milik asing sehingga nama-nama bank tersebut mendapat embel-embel nama asing.

Pengaruh teknologi informasi terhadap kegiatan bisnis di Indonesia kurang lebih juga
sama seperti pengaruh globalisasi seperti disebutkan di atas. Brick-and-mortar-business
untuk sebutan bisnis tradisional sekarang sudah mulai beralih ke click-and-mortar-
business untuk menyebut bisnis melalui internet. Sekarang perusahaan penerbitan
misalnya mulai mendapat pesaing baru - e-book. Semua ini dimungkinkan sekali lagi
karena kemajuan teknologi. Akibatnya, masyarakat lebih suka membaca berita melalui
internet ketimbang harus berlangganan media cetak

Walhasil globalisasi dan kemajuan teknologi informasi menjadikan peta bisnis berubah
dan perubahannya mengarah pada tingkat persaingan yang begitu tajam. Oleh karena itu
perusahaan yang tidak siap dengan perubahan tersebut pasti akan tersisih. Sebaliknya,
jika perusahaan tersebut mau merubah dirinya bukan tidak mungkin globalisasi dan
kemajuan teknologi justru memberi peluang bisnis bagi dirinya.

Sumber :
BMP EKMA4565 Edisi 2,”Manajemen Perubahan” Modul 2

3. Jelaskan dengan singkat apa pola perilaku dan proses perubahan yang terjadi pada
kondisi tahapan Unfreezing, Movement, Refreezing dari model perubahan Lewin!
Jawab :
Tahap pertama proses perubahan adalah unfreezing.
Pada tahap ini proses perilaku pada kondisi yang sekarang berlangsung (status quo)
diguncang, sehingga orang merasa kurang nyaman sebagai upaya awal untuk mengelola
resistensi terhadap perubahan. Bergantung pada level perubahan yang diinginkan,
unfreezing pada level individu misalnya dilakukan dengan mempromosikan atau
sebaliknya memecat beberapa orang secara selektif, pada level struktural mendesain
ulang struktur organisasi, misalnya dari functional menuju process based structure dan
mengembangkan model pelatihan sebagai tindak lanjutnya; atau pada level organisasi
menyediakan database sebagai umpan balik tentang iklim kerja atau iklim organisasi dan
pandangan karyawan terhadap praktik manajemen. Pada level manapun proses unfreeze
dilakukan, tujuan dari intervensi ini adalah untuk menyadarkan para anggota organisasi
akan adanya kebutuhan untuk berubah, meningkatkan perhatian mereka terhadap pola
perilaku yang selama ini menjadi pedoman bertindak dan membuat mereka lebih terbuka
terhadap perubahan organisasi. Sederhananya, pada tahap ini proses perubahan lebih
ditujukan untuk mengatasi terjadinya resistensi terhadap perubahan yang secara
keseluruhan dilakukan dengan membuka kelemahan dari sistem yang sedang digunakan.
Kadang-kadang upaya ini harus ditempuh dengan jalan konfrontasi langsung atau tidak
langsung dengan karyawan dan dilanjutkan dengan mengadakan pelatihan ulang untuk
merubah perilaku lama menuju perilaku yang diharapkan.

Pada tahap kedua movement atau change, meliputi proses perubahan sesungguhnya di
mana organisasi akan bergerak dari kondisi sekarang ke kondisi yang diharapkan. Pada
level individu misalnya kita berharap para anggota organisasi sudah memiliki perilaku
yang berbeda katakanlah memiliki keterampilan baru atau cara baru dalam mensupervisi
karyawan. Pada level struktur diharapkan ada perubahan pada struktur organisasi, sistem
pelaporan dan sistem imbalan yang pada akhirnya mempengaruhi cara kerja dan perilaku
karyawan. Terakhir pada level organisasi sangat diharapkan tercipta iklim organisasi baru
dan pola perilaku baru yang bisa menciptakan terjadinya saling percaya dalam hubungan
kerja, keterbukaan dan meminimalisir interaksi yang disfungsi.

Terakhir, adalah refreezing. Pada tahap ini dilakukan stabilisasi dan institusionalisasi
perubahan dengan cara membangun sistem yang memungkinkan pola perilaku yang baru
relatif aman atau tidak mudah goyah terhadap perubahan-perubahan lebih lanjut jika
perubahan tersebut memang dianggap perlu. Beberapa kegiatan atau intervensi yang
termasuk pada tahap ini misalnya desain ulang sistem rekrutmen karyawan. Dengan
desain sistem yang baru diharapkan diperoleh calon pegawai yang sejalan dengan gaya
manajemen dan nilai-nilai organisasi yang baru. Di samping itu, diharapkan pula pola
perilaku karyawan yang baru menjadi norma kerja yang permanen yang didukung oleh
sistem imbalan yang sesuai dan memungkinkan karyawan bisa lebih berpartisipasi aktif
dalam kegiatan organisasi dan dalam proses pengambilan keputusan.

Sumber :
BMP EKMA4565 Edisi 2,”Manajemen Perubahan” Modul 3

Anda mungkin juga menyukai