NIM : 041493054
MATA KULIAH : Manajemen Perubahan (EKMA4565 )
PROGRAM STUDI : Manajemen
Sumber :
Baloch & Kareem,2007
b. Berikan contoh rill pada perusahaan yang Anda ketahui, tentang gambaran
karakteristik suatu perusahaan di era informasi pada aspek pemasaran, informasi,
komoditas, produksi, dan distribusinya
Jawab :
Contoh perusahaan yang bertransformasi di era informasi atau digital salah satunya
adalah Gojek Online dengan aspek pemasarannya melalui pemesanan online,informasi
penyediaanya dapat di akses melalui aplikasi online yang berbasis digital Dengan
komoditas Data,Produksi bersifat presumptive dan distribusinya mudah karena di
setiap daerah ada gojek online dan mudah untuk penggunaannya dan siap untuk
menggantarkan pelanggan
Sumber :
EKMA4565 Edisi 2, ”ManajemenPerubahan” Modul 1
Pengaruh teknologi informasi terhadap kegiatan bisnis di Indonesia kurang lebih juga
sama seperti pengaruh globalisasi seperti disebutkan di atas. Brick-and-mortar-business
untuk sebutan bisnis tradisional sekarang sudah mulai beralih ke click-and-mortar-
business untuk menyebut bisnis melalui internet. Sekarang perusahaan penerbitan
misalnya mulai mendapat pesaing baru - e-book. Semua ini dimungkinkan sekali lagi
karena kemajuan teknologi. Akibatnya, masyarakat lebih suka membaca berita melalui
internet ketimbang harus berlangganan media cetak
Walhasil globalisasi dan kemajuan teknologi informasi menjadikan peta bisnis berubah
dan perubahannya mengarah pada tingkat persaingan yang begitu tajam. Oleh karena itu
perusahaan yang tidak siap dengan perubahan tersebut pasti akan tersisih. Sebaliknya,
jika perusahaan tersebut mau merubah dirinya bukan tidak mungkin globalisasi dan
kemajuan teknologi justru memberi peluang bisnis bagi dirinya.
Sumber :
BMP EKMA4565 Edisi 2,”Manajemen Perubahan” Modul 2
3. Jelaskan dengan singkat apa pola perilaku dan proses perubahan yang terjadi pada
kondisi tahapan Unfreezing, Movement, Refreezing dari model perubahan Lewin!
Jawab :
Tahap pertama proses perubahan adalah unfreezing.
Pada tahap ini proses perilaku pada kondisi yang sekarang berlangsung (status quo)
diguncang, sehingga orang merasa kurang nyaman sebagai upaya awal untuk mengelola
resistensi terhadap perubahan. Bergantung pada level perubahan yang diinginkan,
unfreezing pada level individu misalnya dilakukan dengan mempromosikan atau
sebaliknya memecat beberapa orang secara selektif, pada level struktural mendesain
ulang struktur organisasi, misalnya dari functional menuju process based structure dan
mengembangkan model pelatihan sebagai tindak lanjutnya; atau pada level organisasi
menyediakan database sebagai umpan balik tentang iklim kerja atau iklim organisasi dan
pandangan karyawan terhadap praktik manajemen. Pada level manapun proses unfreeze
dilakukan, tujuan dari intervensi ini adalah untuk menyadarkan para anggota organisasi
akan adanya kebutuhan untuk berubah, meningkatkan perhatian mereka terhadap pola
perilaku yang selama ini menjadi pedoman bertindak dan membuat mereka lebih terbuka
terhadap perubahan organisasi. Sederhananya, pada tahap ini proses perubahan lebih
ditujukan untuk mengatasi terjadinya resistensi terhadap perubahan yang secara
keseluruhan dilakukan dengan membuka kelemahan dari sistem yang sedang digunakan.
Kadang-kadang upaya ini harus ditempuh dengan jalan konfrontasi langsung atau tidak
langsung dengan karyawan dan dilanjutkan dengan mengadakan pelatihan ulang untuk
merubah perilaku lama menuju perilaku yang diharapkan.
Pada tahap kedua movement atau change, meliputi proses perubahan sesungguhnya di
mana organisasi akan bergerak dari kondisi sekarang ke kondisi yang diharapkan. Pada
level individu misalnya kita berharap para anggota organisasi sudah memiliki perilaku
yang berbeda katakanlah memiliki keterampilan baru atau cara baru dalam mensupervisi
karyawan. Pada level struktur diharapkan ada perubahan pada struktur organisasi, sistem
pelaporan dan sistem imbalan yang pada akhirnya mempengaruhi cara kerja dan perilaku
karyawan. Terakhir pada level organisasi sangat diharapkan tercipta iklim organisasi baru
dan pola perilaku baru yang bisa menciptakan terjadinya saling percaya dalam hubungan
kerja, keterbukaan dan meminimalisir interaksi yang disfungsi.
Terakhir, adalah refreezing. Pada tahap ini dilakukan stabilisasi dan institusionalisasi
perubahan dengan cara membangun sistem yang memungkinkan pola perilaku yang baru
relatif aman atau tidak mudah goyah terhadap perubahan-perubahan lebih lanjut jika
perubahan tersebut memang dianggap perlu. Beberapa kegiatan atau intervensi yang
termasuk pada tahap ini misalnya desain ulang sistem rekrutmen karyawan. Dengan
desain sistem yang baru diharapkan diperoleh calon pegawai yang sejalan dengan gaya
manajemen dan nilai-nilai organisasi yang baru. Di samping itu, diharapkan pula pola
perilaku karyawan yang baru menjadi norma kerja yang permanen yang didukung oleh
sistem imbalan yang sesuai dan memungkinkan karyawan bisa lebih berpartisipasi aktif
dalam kegiatan organisasi dan dalam proses pengambilan keputusan.
Sumber :
BMP EKMA4565 Edisi 2,”Manajemen Perubahan” Modul 3