OLEH :
STIFA D III 019
KELOMPOK III GOLONGAN II
1. PUTRI MAULIDINA 19023049
2. RAMLA AMALIA 19023052
3. DINA BOKKO 19023047
4. RISNAWATI 19023051
5. ROSALI BAGENDA 18055
6. CHRISTIEN MOMONGAN 17073
7. YUNITA NTOY 19023048
LABORATORIUM FARMAKOLOGI
PROGRAM STUDI DIPLOMA III FARMASI
SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI MAKASSAR
MAKASSAR
2020
BAB I
PENDAHULUAN
l.1 Latar Belakang
Anestesi istilah ini diturunkan dari dua kata Yunani yang secara
bersamaan berarti hilangnya rasa atau rasa atau sensasi, istilah ini
digunakan oleh para ahli saraf dengan maksud untuk menyatakan
bahwa terjadi kehilangan rasa secara patologis pada bagian tertentu
dari tubuh. Anestesi juga dilakukan oleh John Elliotson dari Rumah
Sakit London Utara (sekarang Kolose Universitas) yang melakukan
hipnosis untuk mengendalikan nyeri sewaktu pembedahan pada
permulaan abad kesembilan belas, tepat sebelum dilakukannnya
anestesi umum secara farmakologis (Boulton dan Colin,1994).
Pemakaian istilah anestesi secara teknis pada masa kini yang
berarti (pengurangan nyeri sewaktu pembedahan) dihubungkan dengan
Penggunaan istilah oleh dokter Amerika Oliver Wendell Holmes (1809-
1894) yang memakainya untuk penemuan ‘eterisasi’ Morton segera
setelah pertunjukannya. Kata ‘anestesi’ jika digunakan tunggal pada
masa kini berarti anestesi ‘umum’ (Boulton dan Colin,1994).
Anestesi umum menunjukkan bahwa penderita telah dibuat tidak
sadar dengan obat-obatan namun dapat disadarkan kembali pada
pelaksanaan tindakan pembedahan yang menyakitkan. Anestesi
inhalasi, intravena, intramuskular, dan rektum merupakan subdivisi
anestesi umum kata sifat menerangkan jalur yang digunakan obat
untuk dapat masuk ke dalam tubuh sehingga melalui aliran darah dapat
diteruskan ke otak (Boulton dan Colin,1994).
Anestesi lokal atau analgesik lokal menunjukkan anestesi pada
sebagian tubuh saja. Penderita yang bebas nyeri dalam keadaan sadar,
kecuali dilakukan suatu teknik gabungan anestesi umum dengan
anestesi lokal atau digunakan sedasi (Boulton dan Colin,1994).
Anestesi regional atau analgesi seringkali digunakan secara
sinonim dengan anestesi lokal. Anestesi ini dengan tepat digunakan
hanya jika anestesi lokal dipergunakan untuk saraf atau medula spinalis
yang terletak jauh dari daerah yang dibuat tidak peka (Boulton dan
Colin,1994).
Hipnosis secara harfiah berarti keadaan menjadi tertidur tetapi bagi
para ahli anestesi mempunyai lebih banyak arti secara teknik.
1. Keadaan penurunan sifat kritis yang ditimbulkan oleh hipnotisme
2. Tidur secara farmakologis dimana penderita tidak dapat
dibangunkan menjadi keadaan sadar melalui rangsangan fisik,
tetapi dalam keadaan tersebut masih dapat bereaksi secara tidak
sadar dengan penarikan diri atau refleksi otonomi jika penderita
diberi tidak cukup analgesi yang baik (Boulton dan Coulin,1994).
Hipnotik merupakan penjelasan tradisional bagi setiap obat yang
dapat membantu penderita untuk tidur. Sedasi dipergunakan untuk
menyatakan segala sesuatu yang dapat menghilangkan kecemasan
dengan cara menimbulkan tidur yang hampir alamiah dengan obat-
obatan. Walaupun sedatif secara tepat digunakan hanya untuk agen-
agen yang sudah lama seperti fenobarbital yang menghilangkan
kecemasan dengan menekan pusat kritis, serebri yang paling tinggi di
otak juga dipakai secara longgar untuk agen ansiolitik yang lebih
modern (Boulton dan Colin,1994).
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Sub filum : Vertebrata
Class : Mamalia
Sub class : Theria
Ordo : Rodentia
Sub ordo : Myomorpha
Famili : Muridae
Sub : Murinae
family
Genus : Mus
Spesies : Mus musculus
(Rudy Agung Nugroho, 2018)
III.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan yaitu diazepam, eter, fenobarbital, Na CMC.
V= ×Vmax
1. Eter
Mencit 1 = × 0,5 ml = 0,825 ml
2. Fenobarbital
3. Diazepam
4. Na CMC
= 0,73mg / kg BB
= 0,008 / 35 g mencit
= = 0,006
= 0,0073mg / kg BB
= 33 g
= 0,0024 / 33 g mencit
2. Na CMC
= = 16,66 mg
= 2,049 mg / kg BB
= 31 g
= 0,0635 / 31 mencit
Mencit 2 : Dosis untuk mencit =
= =16,66
=2,049 mg / kg BB
= 37
= 0,075 / 37 mencit
3. Fenobarbital
= = 0,333
=4,095 mg / kg BB
= 36
= 0,147 / 36 mencit
= 0,333
= 4,095 mg / kg BB
= 35
= 0,1433 / 35 mencit
V.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari percobaan ini yaitu mengetahui efek yang di
hasilkan dari obat yang di gunakan pada percobaan dan obat-obat yang
diberikan pada hewan coba pada praktikum ini adalah fenobarbital,
diazepam, Na CMC yang diberikan secara oral, dan eter. Efek yang
dihasilkan obat fenobarbital yaitu dapat berupa penurunan kesadaran dan
gangguan keseimbangan, efek yang dihasilkan diazepam yaitu adanya
rasa kantuk, kelelahan dan lemah otot, efek yang dihasilkan Na CMC yaitu
tidak terjadi perubahan atau reaksi karena merupakan agen pensuspensi
dan efek yang dihasilkan eter yaitu kontraksi pada otot jantung dan
meningginya aktifitas simpatis.
V.2 Saran
V.2.1 Saran Untuk Dosen
Diharapkan dosen dapat memantau praktikan agar praktikan bisa
bertanya secara langsung jika ada yang tidak dimengerti.
DAFTAR PUSTAKA