Anda di halaman 1dari 8

Summary Jurnal

“KARAKTERISTIK DIODA”
Irwansyah Ramadhani, Adis Prasetyo

Dosen Pengampu:
Iwan Kurniawan, S.Kom.

Disusun oleh :
Isyu Rizha Ade Alfira (20040131)
S1 Teknik Informatika

ITB INDONESIA KABANJAHE


Jl. Jamin Ginting Simpang Kaban Desa Sumber Mufakat
Kec. Kabanjahe Kab. Karo
ABSTRAK

Telah dilakukan percobaan yang berjudul penyearah yang bertujuan untuk mengetahui karakteristik
penyearah setengah gelombang dan gelombang penuh dengan tapis (filter) dan tanpa tapis. Prinsip
kerja dari penyearah setengah gelombang ini adalah mengambil sisi sinyal positif dari gelombang AC
dari transformator. Sedangkan prinsip kerja dari penyearah gelombang penuh dengan 2 dioda ini
dapat bekerja karena menggunakan transformator dengan CT. Alat-alat yang digunakan dalam
peraktikum ini adalah transformator CT 2 Amp, dua buah dioda 1N4002, resistor 33Ω, kapasitor
100µF 25 V dan 1000µF 25 V, osiloskop, project boar, dan kabel penghubung. Dalam percobaan ini
menggunakan dua jenis gelombang, yaitu full wave dan half wave. Untuk tiap jenis gelombang
tersebut menggunakan variasi filter dan tanpa filter. Dalam percobaan ini juga digunakan variasi
resistor, yaitu sebesar 100µF 25 V dan 1000µF 25 V. Langkah kerja dalam peraktikum ini yaitu alat
yang telah disiapkan dirangkai sesuai gambar rangkaian. Rangkaian yang dibentuk adalah rangkaian
half wave dengan menggunakan filter dan tanpa menggunakan filter. Untuk variasi dengan
penggunaan filter, digunakan pula variasi kapasitor. Percobaan ini dilakukan dengan lima kali
perulangan. Rangkaian yang kedua adalah rangkaian full wave dengan menggunakan filter dan tanpa
filter. Untuk variasi dengan penggunaan filter, digunakan pula variasi kapasitor. Percobaan ini
dilakukan dengan lima kali perulangan. Maka dari kedua rangkaian diatas, akan didapatkan data nilai
dari Vpp, V max, V rms, Periode, dan Frekuensi.

I. PENDAHULUAN

D ioda merupakan komponen elektronika yang mempunyai dua elektroda(terminal), dapat


berfungsi sebagai penyearah arus listrik. ada dua jenis dioda, yaitu dioda tabung dan
dioda semikonduktor. Dioda yang paling banyak digunakan adalah dioda semikonduktor.
Simbol dioda adalah sebagai berikut [1],

Gambar 1. Simbol dioda pada rangkaian

Berdasarkan tingkat kemurniaannya, semikonduktor dibedakan menjadi dua, yaitu


semikonduktor intrinsik dan semikonduktor ekstrinsik. Semikonduktor intrinsik adalah
semikonduktor murni yang tidak mendapatkan pengotoran dari atom-atom asing. Sedangkan
semikonduktor ekstrinsik adalah semikonduktor yang mendapatkan pengotoran dari atom-
atom asing dari luar semikonduktor. Untuk kelompok ekstrinsik terdapat dua jenis/tipe
semikonduktor, aitu tipe p dan tipe n. Bahan semikonduktor yang banyak dipelajari dan
secara luas telah dipakai adalah bahan sikikon(Si). Semikonduktor tipe n dibuat dari bahan
silikon murni dengan menambahkan sedikit pengotor berupa atom-atom asing yang memiliki
elektron valensi lima. Empat elektron terluar dari donor ini berikatan kovalen dan menasakan
satu elektron lainnya yang dapat meninggalkan atom induknya sebagai elektron bebeas.
Dengan demikian pembawa muatan mayoritas dari bahan ini adalah elektron. Hal yang sama,
semjikonduktor tipe p dibuat dengan mengotori silikon murni dengan atom-atom asing yang
memiliki elektorn valensi tiga, sehingga meninggalkan kemungkinan untuk menarik elektron.
Pengotor sebagai aseptor menghasilkan proses konduksi dengan lubang sebagai pembawa
muatan mayortas[2].
Jika suatu semikonduktor separuh dikotori sehingga menjadi semikonduktor tipe P dan
separunya lagi dikotori lagi sehingga menjadi semikonduktor tipe n, maka bidang yang
membatasi kedua tipe semikonduktor ini disebut sambungan tipe p-n. Ada beberapa sifat
yang dimiliki sambungan semikonduktor ini. Yang pertama adalah juka kedua ujung yang
tidak tersambung tidak dihubungkan dengan rangkaian luar maka dikatakan sambungan p-n
dalam keadaan terbuka. Dalam keadaan ini, maaka disekitar sambungan akan terjadi daerah
pengosongan pembawa muatan bebas yang juga disebut sebbagai daerah muatan ruang serta
terbentuk potensial penghalang. Sifat yang kedua adalah bila terminal P dihubungkan dengan
kutup positif baterai, sedangkan terminal N dihubungkan dengan kutub negatif baterai, maka
dikatakan sambungan tersebut diberi prasikap maju. Dan sifat yang ketiga adalah jika
terminal p dihubungkan dengan kutub negatif baterai, sedangkan terminal n dihubungkan
dengan kutub positif baterai, maka dikatakan sambungan diberi prasikap balik[3].
Dioda digunakan untuk mendapatkan arus searah dari suatu arus bolak-balik. Arus dan
tegangan tersebut harus benar-benar rata tidak boleh berdenyut-denyut agar tidak
menimbulakan gangguan bagi peralatan ang dicatu. Dioda sebagai salah satu komponen aktif
sangat populer digunakan dalam rangkaian elektronika, karena bentuknya sederhana dan
penggunaannya sangat luas. Ada beberapa macam rangkaian dioda, diantaranya adalah
penyearah setengah gelombang, penyearah gelombang penuh, rangkaian pemotong, rangka
penjepit maupun rangkaian pengganda tegangan. Sisi positif pada dioda disebut anoda dan
sisi negatifnya disebut sebagai katoda. Ada beberapa jenis dioda, yaitu dioda germanium,
silikon, selenium, zener, dan led. Karakteristik dioda dapat dilihat pada hubungan antara arus
yang lewat dengan beda potensial ujung-ujungnya[1].
Pengertian dari panjar maju adalah sebagai berrikut. Besarnya komponen arus difusi
sangat sensitif terhadap besarnya potensial penghalang V0. Pembawa muatan mayoritas yang
memiliki energi lebih besar dari eV0 dapat melewati potensial penghalang. Jika
keseimbangan potensial terganggu oleh berkurangny ketinggian potensial penghalang
menjadi VO-V, probabilitas pembawa muatan mayortas mempunyai cukup energi unuk
melewati sambungan akan meningkat dengan drastis. Sebagai akibat turunnya potensial
penghalang, terjadi aliran arus lubang dari material tipe p ke tipe n, demikiannya untuk
elektron. Dengan kata lain menurunnya potensial penghalang memberi kesempatan pada
pembawa muatan untuk mengalir dari daerah mayoritas ke daerah minoritas. Jika potensial
penghalangnya diturunkan dengan pemasangan panjar maju eksternal V, maka arus akan
mengalir[1].
Penjelasan dari panjar mundur adalah sebagai berikut. Jika potensial penghalang dinaikkan
menjadi V0+V dengan memeasang panjar munjur sebesar V, maka probabilitas pembawa
muatan mayoritas memiliki cukup energi untuk melewati potensial penghalang akan turun
secara drastis. Jumlah pembawa muatan maoritas yang melewati sambungan praktis turun ke
nol dengan memasang panjar munjur sebesar sekitar sepersepuluh volt. Pada kondisi panjar
mundur, terjadi aliran arus munjur ang sanat kecil dari pembawa muatan minoritaspembawa
muatan minoritas hasil generasi termal didekat sambungan akan mengalami drift searah
medan listrik. Arus mundur akan mencapai harga jenuh pada harga panjar mundur yang
rendah.[1]

II. METODELOGI PERCOBAAN

Mula-mula, peralatan yang dibutuhkan untuk melakukan percobaan disiapkan terlebih dahulu.
Peralatan yang dibutuhkan adalah dioda, power suppl, resistor variabel 50 kilo ohm dan 10 kilo ohm,
ampermeter DC, dan voltmeter DC. Peralatan yang telah disiapkan dirangkai seperti gambar berikut,

Gambar 2. Rangkaian percobaan

Dalam percobaan ini, digunakan dua sifat dari diode, yaitu forward bias dan reverse bias. Dengan
sifat dioda forward bias ini , digunakan tegangan cut-in sebesar 0,25 volt. Dan untuk sifat diode
reverse bias, digunakan tegangan cut-in sebesar 0 volt. Mula-mula power supply di nyalakan dan
diatur tegangan yang keluar pada power supply sebesar 5 volt. Lalu dengan menggunakan resistor
variabel, tegangan yang masuk pada dioda diatur dengan menggunakan resistor variabel. Cara
mengaturnya yaitu dengan memutar pemutar pada resistor variabel lalu diamati skala yang
terbaca pada voltmeter yang dirangkai paralel dengan dioda. Setelah mendapatkan nilai
tegangan yang diinginkan, lalu amati skala yang terbaca pada ampermeter yang dipasang
secara seri dengan dioda untuk mengetahui berapa arus yang masuk ke dioda. Pada
percobaan ini, digunakan variasi tegangan yang masuk pada dioda yaitu 0,1 V; 0,2 V; 0,4 V;
0,8 V; 1 V; 3V; dan 5 V. Setiap kita mengubah tegangan yang masuk pada dioda, maka amati
pula besarnya arus yang masuk pada dioda. Maka dari percobaan ini akan didapatkan data
nilai tegangan dan nilai arus yang masuk pada dioda dengan menggunakan dua sifat dioda,
yaitu forward bias dan reverse bias. Selain itu juga akan didapatkan grafik hubungan antara
nilai tegangan dan arus tersebut.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Setelah dilakukan percobaan karakteristik dioda, didapatkan data nilai tegangan dan arus
yang masuk pada dioda dengan sifat forward bias dan reverse bias. Dalam percobaan ini
digunakan variasi tegangan input ke dioda. Datanya adalah sebagai berikut

Tabel 1. Data Hasil Percobaan Karakteristik Dioda Forward

Bias Dengan cut-in 0,25 V

Tegangan (V) Arus (µA)

0,1 0

0,2 0

0,4 5

0.8 44

1 65

3 254

5 450

Dari tabel 1 diatas, diketahui bahwa semakin besar tegangannya, maka semakin
besar pula arus yang masuk ke dioda. Hal ini disebabkan oleh sifat dioda yaitu panjar maju
(forward bias). Panjar maju (forward bias) terjadi apabila terminal P pada dioda
dihubungkan dengan kutub positif baterai, sedangkan terminal N dihubungkan dengan
kutub negatif baterai. Besarnya komponen arus difusi sangat sensitif terhadap besarnya
potensial penghalang V0 . Bila pembawa muatan mayoritas yang memiliki energi lebih besar
dari eV0 dapat melewati potensial penghalang. Bila ketinggian potensial penghalang
bekurang akibat terganggunya keseimbangan potensial (V 0 – V), maka pembawa muatan
mayoritas akan memiliki energi yang cukup untuk melewati potensial penghalang tersebut.
Sebagai akibat turunnya ptensial penghalang, maka arus listrik dapat mengalir. Dengan kata
lain, menurunnya potensial penghalang memberi kesempatan pembawa muatan untuk
mengalir dari daerah mayoritas menuju daerah minoritas.
Tabel 2. Data Hasil Percobaan Karakteristik Dioda Reverse

Bias Dengan cut-in 0 V

Tegangan (V) Arus (µA)

0,1 0

0,2 0
0,4 0

0.8 0

1 0

3 0

5 0

Dari data diatas, dapat diketahui bahwa semakin besar nilai tegangan, nilai arusnya
tetap konstan yaitu sebesar 0 µA. Hal ini disebabkan karena sifat diode yaitu Reverse bias.
Panjar mundur (reverse bias) dapat terjadi apabila terminal P dihubungkan dengan kutub
negatif baterai, sedangkan terminal N dihubungkan dengan kutub positif baterai. Jika
potensial penghalang dinaikkan mnjadi (V 0 + V) dengan memasang panjar mundur sebesar ,
maka pembawa muatan mayoritas memiliki cukup eneri untuk melewati potensial
penghalag akan turun drastis. Jumlah pembawa muatan mayoritas yang melewati
sambungan praktis turun ke nol dengan memasang panjar mundur. Pada kondisi panjar
mundur, terjadi aliran arus mundur yang sangat kecil dari pembawa muatan minoritas.
Dari tabel 1 dan 2 diatas, dapat dibuat grafik hubungan antara tegangan dan arus yaitu
sebagai berikut

Gambar 3. Grafik Hubungan Tegangan (V) dan Arus Pada

Dioda Forward Bias

Dari grafik diatas, dapat diketahui bila semakin besar nilai tegangan, maka semakin besar pula nilai
arusnya. Inim merupakan salah satu sifat dari dioda, yaitu sebagai forward bias. Apabila dioda
memiliki nilai arus yang semakin meningkat apabila tegangannya dinaikkan, maka diode tersebut
bersifat sebagai konduktor.
Gambar 4. Grafik Hubungan Tegangan (V) dan Arus Pada

Dioda Reverse Bias

Dari grafik diatas, dapat diketahui bila semakin besar nilai tegangan, maka nilai arusnya tetap
konstan yaitu sebesar 0 µA. Ini merupakan salah satu sifat dari dioda, yaitu sebagai reverse bias.
Apabila dioda memiliki nilai arus yang nilainya konstan sedangkan nilai tegangannya semakin
meningkat, maka diode tersebut bersifat sebagai isolator.

IV. KESIMPULAN
Kesimpulan yang didapatkan dari percobaan karakteristik dioda ini adalah apabila dioda bersifat
Forward bias, maka dioda dapat di masuki oleh arus listrik. Sedangkan apabila dioda bersifat Reverse
bias, maka dioda tidak dapat dilewati arus listrik. Forward bias dan Reverse bias.

UCAPAN TERIMA KASIH


Penulis mengucapkan terima kasih kepada asisten laboratorium Elektronika, Adis Prasetyo sebagai
asisten dalam percobaan karakteristik dioda, karena telah bersedia membantu baik sebelum
maupun pada saat percobaan hingga jurnal ini selesai ditulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada rekan-rekan tim atas kerja samanya dalam melaksanakan praktikum ini.

DAFTAR PUSTAKA

[1]Sadiku. 2000. “Fundamentals of Electric Circuit Fourth Edition”. New York: McGraw-Hill

Companies, Inc.

[2] Sutrisno. 1986. “Elektronika Teori dan Penerapannya”. Bandung: ITB


[3] Yohanes, H. C. 1979. “Dasar-Dasar Elektronika”. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai