Penerapan dekonstruksi merupakan sebuah kegiatan penafsiran teks dalam menunda
makna atau menolak adanya kebenaran pusat yang diimplementasikan oleh adanya “kehadiran”. Dekonstruksi sendiri pada hakikatnya bukanlah satu teori, dekonstruksi hanya satu mekanisme yang bersifat diskursif sehingga dapat disimpulkan bahwa proses dekonstruksi membutuhkan kemampuan nalar secara logis dalam mengamati suatu persoalan yang terdapat pada teks Jika memahami proses dekonstruksi, maka istilah differance adalah sebuah kunci strategi pembacaan dekonstruktif yang akan selalu digunakan. Difference hanyalah strategi untuk memperlihatkan perbedaan-perbedaan yang implisit sekaligus menyodorkan tantangan terhadap totalitas makna dalam teks. Maksudnya, dalam hal ini jejak differance merupakan strategi yang membedakan dan menunda makna pada suatu teks, karena pada hakikatnya bahasa dan makna bersifat tidak stabil dan selalu berubah. Melihat hal tersebut, penerapan difference memiliki suatu tujuan untuk memberikan berbagai perspektif interpretasi pada proses pemaknaan dalam suatu teks. Karena penerapan dekonstruksi adalah mencari jejak (trace), dan jejak itu salah satunya berfungsi menemukan sebuah oposisi biner dan membalikkannya serta memberikannya makna, maka dalam hal ini dekonstruksi lebih memilih sesuatu yang berkaitan dengan inferior, atau sesuatu yang terpinggirkan. Dalam hal ini, Derrida beranggapan bahwa apa yang terdapat di dalam teks, semuanya kembali pada teks itu sendiri.
Adpun sistematika penerapan dekonstruksi dalam berhadapan dengan teks, adalah:
1. Mengidentifikasi hirarki oposisional dalam teks, di mana biasanya terlihat peristilahan mana yang diistimewakan secara sistematis dan mana yang tidak. 2. Oposisi-oposisi tersebut dibalik dengan menunjukkan adanya saling ketergantungan di antara yang saling bertentangan atau privilesenya dibalik. 3. Memperkenalkan sebuah istilah atau gagasan baru yang ternyata tidak bisa dimasukkan ke dalam kategori oposisional lama. Dengan langkah-langkah semacam ini, pembacaan dekonstruktif berbeda dari pembacaan biasa. Pembacaan biasa selalu mencari makna sebenarnya dari teks, atau bahkan terkadang berusaha menemukan makna yang lebih benar, yang teks itu sendiri barangkali tidak pernah memuatnya. Sedangkan pembacaan dekonstruktif ingin mencari ketidakutuhan atau kegagalan setiap upaya teks menutup diri dengan makna atau kebenaran tunggal.