oleh
Umayra Hijriah
P1337420921208
PALANGKARAYA-ACEH
2022
WOC
Patofisiologi
Hipertensi disebabkan oleh
peningkatan tahanan perifer. Gen
yang berpengaruh pada hipertensi
primer meliputi reseptor angiotensin
II, gen angiotensin dan renin, gen
Tanda & Gejala sintetase oksida nitrat endothelial,
Pengertian Individu yang menderita hipertensi
gen protein reseptor kinase G, gen
reseptor adrenergic, gen kalsium
hipertensi secara umum kadang tidak menampakan gejala transport dan natrium hydrogen
dapat didefinisikan sebagai gejala yang lazim muncul seperti: antiporter dan gen yang berhubungan
tekanan darah sistolik lebih kelemahan, letih, napas pendek, dengan resistensi insulin, obesitas,
hyperlipidemia, dan hipertensi
dari 140 mmHg dan tekanan ansietas, pusing, sakit kepala, sebagai kelompok bawaan. Beberapa
darah diastolic lebih dari 90 gangguan penglihatan,dll. teori menerangkan mengenai
mmHg (Manuntung,2018). peningkatan tekanan tahanan perifer
akibat peningkatan vasokontsriktor
(SNS<RAA) atau pengurangan
vasodilator (ANF, adrenome ludin,
PENATALAKSANAN urodilatin, oksidanitrat) dan
Brashers (2008) inti kemungkinan memediasi perubahan
Etiologi penatalaksanaan hipertensi dalam apa yang disebut hubungan
Hipertensi Primer:Penyebab antara lain pencegahan pada tekanan natriuresis yang menyatakan
sasaran individu yang memiliki bahwa individu penderita hipertensi
masih belum diketahui. mengalami ekskresi natrium ginjal
Hipertensi Sekunder: TD tinggi, riwayat keluarga
yang lebih rendah bila ada
Penyebabnya dapat hipertensi, dan satu atau lebih
peningkatakan tekanan darah
diketahui, antara lain gaya hidupyang terkait dengan
usia yang meningkatkan TD,
kelainan pembuluh darah
seperti obesitas, asupan tinggi
ginjal, gangguan kelenjar natrium, inaktivitas fisik, dan
tiroid (hipertiroid), penyakit asupan alcohol berlebihan.
kelenjar adrenal Keputusan terapi pada pasien
hipertensi adalah berdasarkan Klasifikasi Derajat Hipertensi
pada derajat hipertensi Normal: <120/80 mmHg
KOMPLIKASI (Manuntung, 2018) Prehipertensi: 120/80 atau
1. Stroke
139/89 mmHg
2. Infark Miokard
Hipertensi derajat 1:
3. Gagal Ginjal
140/90 atau 159/99 mmHg
4. Gagal Jantung Hipertensi derajat II
5. Ensefalopati >160/100
(Manutung, 2018)
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA Tn. J
Oleh
Umayra Hijriah
P1337420921208
PALANGKARAYA-ACEH
2022
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA Ny. R
DENGAN DIAGNOSA HIPERTENSI DI DESA LAMGLUMPANG
KECAMATAN ULEE KARENG ACEH
A. Karakteristik Demografi
1. Identitas Diri Klien
:
Nama Lengkap Tempat
:Banda Aceh, 01-07-1955
/Tanggal Lahir Jenis
:Perempuan
Kelamin
Status Perkawinan :Janda
Pendidikan terakhir: SD
Agama:
Islam Aceh
Suku Bangsa: -
No Telpon
Hobi : Memasak
Bepergian/wisata : Tidak ada
Keanggotaan organisasi :-
Lain-lain :-
5. Riwayat Keluarga
a. Saudara Kandung
Nama Keadaan saat ini Keterangan
Ny. R Sehat -
Ny. M Sakit Asam urat
Tn. Z Sehat -
Ny. R Sakit Hipertensi
Tn. S - Meninggal
b. Riwayat Kematian dalam keluarga ( 1 tahun
terkhir) Nama : Tn. S
Umur : 57 tahun
Penyebab Kematian : Meningitis
c. Genogram
Keterangan :
: laki-laki
: perempuan
: meninggal
: pasien
: menikah
: tinggal serumah
a. Mandi
Tn. J mengatakan setiap hari mandi 2 x sehari dengan menggunakan air dingin dan
sabun untuk tiap kali mandi. Tn. J masih bisa mandi sendiri di kamar mandinya,
walaupun di dalam kamar mandi tidak ada tempat untuk pegangan.
b. Oral hygiene
Tn. J sering gosok gigi sehari 2 x pada saat mandi dengan menggunakan pasta gigi.
c. Cuci rambut
Ny. M mengatakan Tn. J pernah dirawat di rumah sakit, karena lambung, serta
tidak pernah mengalami kecelakaan ataupun mempunyai alergi pada jenis obat
tertentu. Selain itu Tn.J juga menderita penyakit hipertensi.
3. Pemeriksaan fisik
Abdomen : Simetris, tidak ada pembesaran hepar, bising usus 24x per
menit.
Kulit : Tidak ada lesi, turgor kulit kembali setelah 3detik.
Ekstremitas : Pada ekstremitas atas dan bawah tidak ada edema, tidak ada lesi.
5 5
3 3
Nyeri pada lutul kiri.
P : karena Usia
Q : ditekan
R : lutut kanan kiri
S:3
T : Hilang timbul
Sistem reproduksi : pasien memiliki 2 anak perempuan dan 3 anak lelaki.
Sistem persyarafan : tidak terdapat kejang, dan tidak pernah mengalami jatuh.
Sistem pengecapan : masih normal, mampu merasakan rasa, asin, manis, asam,
dan pahit
A Fungsi penglihatan √
1. Penglihatan kabur
2. Mata berair √
3. Nyeri pada mata √
B Fungsi pendengaran √
4. Pendengaran
berkurang
5. Telinga √
berdenging
C Fungsi paru (pernapasan) √
6. Batuk lama disertai
keringat malam
7. Sesak nafas √
8. Berdahak/sputum √
D Fungsi jantung √
9. Jantung berdebar-
debar
10. Cepat lelah √
E Fungsi pencernaan √
12. Mual/muntah
18. Nyeri √
persendian/ bengkak
G Fungsi Pergerakan √
19. Lumpuh/
kelemahan pada kaki
atau tulang
20. Kehilangan rasa √
21. Gemeteran / √
tremor
22. Nyeri/ pegal pada √
daerah
tengkuk
H. Fungsi saluran √
perkemihan
23. Buang air kecil
banyak
24. Sering buang air √
kecil pada malam hari
Analisa hasil:
Skore : ≤ 25 : Tidak ada masalah kesehatan kronis b.d masalah kesehatan kronis
sampai masalah kesehatan kronis ringan.
Skore : 25-50 : masalah kesehatan kronis sedangSkore : ≥ 51 : masalah kesehatan
kronis berat
Hasil pengkajian : skor 20 yaitu masalah kesehatan kronis sedang Secara
keseluruhan kondisi Tn. J sehat hanya kadang kadang Tn. J selalu merasa pusing
jika tekanan darahnya naik.
2. Fungsi kognitif
NO AKTIFITAS SCORE
Analisa hasil:
REGISTRASI
3. Sebutkan nama tiga buah benda (pintu, rumah, mawar) tiap 3 3
benda 1 detik, pasien diminta mengulang ketiga nama
benda
tadi. Nilai 1 untuk tiap nama benda yang benar. Ulangi
sampai
pasien dapat menyebutkan dengan benar dan catat jumlah
pengulangan.
Skor 30 27
Total
Analisa hasil:
Dari data diatas dapat Tn. J mendapatkan skor nilai 27, yang berarti normal
Skore nilai 27-30 dinyatakan normal, nilai 21-26 dinyatakan demensia ringan, nilai 10-
20 berada pada demensia sedang sedangkan nilai <10 dikatakan demensia berat.
5. Tes keseimbangan
1) Duduk ke berdiri
Instruksi : Tolong berdiri, cobalah untuk tidak menggunakan sokongan Tn. J
mampu untuk berdiri namun menggunakan bantuan tangan, skor = 3
2) Berdiri tanpa bantuan
Instruksi : Sediakan kursi, minta klien untuk berpindah dari kursi dengan
pegangan tangan ke kursi tanpa pegangan tanganatau dari kursi ke tempat tidur,
Tn. J mampu berpindah dengan bantuan tangan minimal, skor =4
6) Berdiri tanpa bantuan dengan mata tertutup
Instruksi : Tolong tutup mata dan berdiri selama 10 detik Tn. J mampu
berdiri selama 3 detik namun dengan mataterbuka, skor = 1
7) Berdiri tanpa bantuan dengan kedua kaki rapat
Analisa hasil:
Dari hasil diatas Tn. J mendapatkan nilai skor 21, dimana Tn. J memiliki risiko jatuh
rendah
Skor nilai 21-28 menyatakan risiko jatuh rendah, 11-20 menyatakan risiko jatuh
menengah, dan 0-10 menyatakan risiko jatuh tinggi.
E. Pengkajian sosial
1. Hubungan dengan keluarga
Klien dekat dengan anggota keluarganya dan merekalah yang paling berpengaruh
dalam hidup klien dan klien meminta bantuan pada keluarga terdekatnya jika
memiliki masalah.
2. Hubungan dengan tetangga
Klien berhubungan baik dengan tetangga disekitar rumah, dan sering duduk
didepan teras rumah bersama tetangga yang lain.
3. Aktivitas dengan lingkungan
Klien sering duduk diteras rumah saat pagi hari atau sore hari, sambil berbincang-
bincang dengan tetangga sekitar atau dengan anggota keluarga sendiri.
F. Pengkajian spiritual
1. Keyakinan akan pengobatan
Tn. J mengatakan yakin dapat berjalan seperti biasanya jika melakukan pantangan
terhadap makanan dan rutin mengkosumsi obat yang diberikan dokter. Serta
hipertensinya dapat terkontrol.
2. Keyakinan akan kesembuhan
Klien selalu berharap setelah menjalani perawatan yaitu Tn.J ingin segera sembuh
dan dapat beraktivitas kembali.
3. Semangat untuk sembuh
Tn.J selalu mengkosumsi obat yang diresepkan dokter, dan melakukan
pengecekan rutin terhadap kesehatannya. Serta tetap beraktivitas, walaupun banyak
keterbatasan yang tidak dapat dilakukan karena meraskan nyeri dibagian lutut.
4. Putus asa dan alasan
Tn. J tidak pernah putus asa karena penyakit yang dialaminya, ia selalu ingin
sembuh dan dapat beraktivitas seperti biasanya.
5. Kegiatan beribadah
Selama merasakan sakit dibagian lutut, Tn. J selalu duduk saat melaksanakan
ibadahnya sebagai seorang muslim yang baik.
G. Lingkungan tempat tinggal
1. Kebersihan dan kerapian ruangan
Rungan terlihat bersih dan tertata dengan rapi
2. Penerangan
Penerangan menggunakan lampu listrik, dan satu jendela, namun masih kurang terang.
3. Sirkulasi udara
Ventilasi kurang sehingga udara kurang bisa masuk, terdapat jendela.
4. Keadaan kamar mandi dan WC
Keadaan kamar mandi bersih, tidak terdapat pegangan pada kamar mandi, kamar mandi
licin dan BAB di WC.
5. Pembuangan air kotor
Limbah rumah tangga di buang di saluran yang telah di buat dibelakang rumah.
6. Sumber air minum
Dari air sumur gali yang di rebus terlebih dahulu.
7. Pembuangan sampah
Sampah di buang di tempat sampah di depan rumah.
ANALISA DATA
3 3
PRIORITAS MASALAH
PROSES KEPERAWATAN
Tujuan: setelah dilakukan intervensi keperawatan 3x24 jam mobilitas fisik meningkat
Kriteria hasil:
5) intervensi:
risiko cedera
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan mampu melakukan
pencegahan cedera
Kriteria hasil:
5) Intervensi:
oleh
Umayra Hijriah
P1337420921208
PALANGKARAYA-ACEH
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah sistole 140 mmHg atau
lebih dan diastole 90 mmHg atau lebih, berdasarkan pada dua kali pengukuran atau lebih.
Hipertensi juga dikatakan suatu keadaan dimana pembuluh darah meningkat secara kronis,
dimana jantung bekerja lebih keras untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi dalam
tubuh (S. U. Dewi & Rahmawati, 2019).
Penatalaksanaan hipertensi terdiri dari terapi farmakologi dan non farmakologi.
Terapi farmakologi yaitu dengan minum obat anti hipertensi secara rutin. Kegagalan
terapi farmakologi sering terjadi karena penderita yang kurang patuh minum obat, selain
itu biaya yang dikeluarkan relatif mahal dan dapat menimbulkan efek samping. Dalam
hal ini perawat diharapkan dapat memberikan asuhan keperawatan pada penderita
hipertensi secara non farmakologi. Terapi non farmakologi dapat dilakukan secara
mandiri dengan menjalani pola hidup sehat, salah satunya dengan latihan relaksasi otot
progresif. Selain itu terapi komplementer (pendamping terapi medis) lain yang dapat
menurunkan tekanan darah adalah melakukan rendam kaki air hangat, metode ini sama
dengan berjalan tanpa menggunakan alas kaki selama 30 menit.
Relaksasi otot progresif adalah memusatkan perhatian pada suatu aktifitas otot,
dengan mengidentifikasi otot yang tegang kemudian menurunkan ketegangan dengan
melakukan teknik relaksasi untuk mendapatkan perasaan rileks (Purwanto, 2013 dalam
Tyani, 2015). Latihan relaksasi otot progresif mudah dilakukan dan dapat memberikan rasa
nyaman, tenang, dan rileks pada tubuh (Sulidah, 2016). Relaksasi otot progresif memiliki
beberapa manfaat antara lain dapat mengurangi ketegangan otot, mengurangi tingkat stres
dan kecemasan, meningkatkan toleransi terhadap aktivitas sehari-hari, meningkatkan
imunitas, sehingga status fungsional, dan kualitas hidup meningkat (Tyani, 2015).
Sedangkan terapi merendam kaki dengan air hangat yang bertemperatur 37,7-40,5
C selama 15-25 menit dapat merangsang syaraf yang ada di kaki untuk bekerja, dan
berfungsi memberikan respon lokal terhadap panas melalui stimulasi ini akan
mengirimkan impuls dari perifer ke hipotalamus untuk memperlebar pembuluh darah
sehingga aliran darah menjadi lancar (Asan, Samboring, & Gatum, 2016). Relaksasi
dengan terapi rendam kaki air hangat merupakan metode yang sederhana, mudah
dilakukan, praktis, biaya yang digunakan terjangkau, bisa dilakukan secara mandiri di
rumah dan tidak mempunyai efek yang merugikan bagi kesehatan tubuh (Ibrahimoglu,
2017).
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui pengaruh terapi relaksasi otot progresif dan rendam kaki air
hangat terhadap tekanan darah penderita hipertensi
2. Tujuan khusus
a. Menggambarkan tekanan darah sebelum dan sesudah intervensi pada latihan relaksasi
otot progresif dan terapi rendam kaki air hangat
b. Menganalisis efektivitas penurunan tekanan darah setelah intervensi latihan relaksasi otot
progresif dan terapi rendam kaki air hangat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
1. Hipertensi
a. Pengertian
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah sistole 140 mmHg
atau lebih dan diastole 90 mmHg atau lebih, berdasarkan pada dua kali
pengukuran atau lebih. Hipertensi juga dikatakan suatu keadaan dimana pembuluh
darah meningkat secara kronis, dimana jantung bekerja lebih keras untuk
memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi dalam tubuh (S. U. Dewi & Rahmawati,
2019).
b. Etiologi
Menurut Triyanto (2014), Padila (2013), Karyadi (2002) penyebab hipertensi
terbagi menjadi dua, yaitu :
1) Hipertensi Primer atau Esensial
Hipertensi primer sampai saat ini belum dapat diketahui penyebabnya.
Hipertensi primer merupakan hipertensi yang paling banyak terjadi, sekitar
90% kasus hipertensi masuk dalam kategori hipertensi primer. Ada beberapa
faktor yang diduga sering menjadi penyebab hipertensi primer atau esensial,
antara lain genetic (keturunan), usia, jenis kelamin, berat badan/obesitas,
asupan garam berlebih, gaya hidup, faktor stres, dan merokok.
2) Hipertensi Sekunder Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang penyebabnya
dapat diketahui. Sekitar 10% dari seluruh kasus hipertensi tergolong hipertensi
sekunder. Beberapa penyebab hipertensi sekunder antara lain penyakit ginjal,
kelainan endokrin, kehamilan dan obat-obatan.
c. Manifestasi klinik
Menurut (Anies, 2018) tanda dan gejala yang umum dialami penderita
hipertensi antara lain :
1) Biasanya orang yang menderita hipertensi akan mengalami sakit kepala dan
pusing akibat tekanan darah naik melebihi batas
2) Wajah akan kemerahan
3) Pada sebagian orang akan mengalami detak jantung yang berdebardebar
4) Pandangan mata menjadi kabur dan tidak jelas
5) Sering buang air kecil dan sulit berkonsentrasi
6) Mudah mengalami kelelahan saat melakukan aktivitas
7) Sering terjadi perdarahan di hidung atau mimisan
8) Gejala hipertensi yang parah dapat menyebabkan vertigo
9) Orang yang mempunyai darah tinggi biasanya sensitif dan mudah marah
terhadap hal-hal sepele yang tidak disukainya
d. Patofisiologi
1) Perubahan Anatomi dan Fisiologi Pembuluh Darah
Tekanan darah arteri meningkat saat jantung memompa darah dengan
kekuatan yang lebih besar karena dinding arteri yang dilalui menebal, kaku
dan sempit. Dinding pembuluh darah menjadi tebal dan kaku biasanya terjadi
pada orang lanjut usia karena aterosklerosis yang berkembang secara perlahan
Aterosklerosis terjadi karena penumpukan plak disebabkan endothelium
(lapisan sel pada dinding dalam arteri) mengalami kerusakan. Plak yang
menyebabkan aterosklerosis terdiri dari kolesterol, substansi lemak, kalsium,
produk sampah seluler, dan fibrin. Plak akan memperkecil lumen pembuluh
darah dan menyebabkan penyumbatan yang dapat menganggu aliran darah.
Hal tersebut menyebabkan suplai oksigen dari arteri ke organ atau bagian
tubuh tertentu berkurang. Pembuluh darah yang sempit jika dipaksa agar
darah dapat melaluinya menyebabkan tekanan darah naik (Padila, 2013).
2) Sistem Renin-Angiostenin
Ginjal merupakan organ tubuh yang juga berperan penting dalam mengontrol
tekanan darah. Ginjal mengatur volume cairan ekstraseluler dan sekresi renin.
Jika volume cairan dan jumlah natrium dalam tubuh meningkat, maka ginjal
membutuhkan tekanan darah yang tinggi untuk membuangnya (Triyanto,
2014).
3) Sistem Saraf Simpatis
Sistem saraf simpatis merupakan bagian dari sistem saraf otonom, dimana
sistem saraf ini bekerja mengatur jaringan dan organ tubuh yang tidak disadari.
Seseorang dengan hipertensi sangat sensitif terhadap norepinefrin, meskipun
tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut terjadi. Korteks adrenal
juga mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respon
vasokonstriktor pada pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan
penurunan aliran darah ke ginjal menyebabkan pelepasan renin. Pada saat
terjadi vasokonstriksi, tekanan darah juga dapat meningkat dimana arteriola
atau arteri kecil mengalami penyempitan untuk sementara karena adanya
hormon atau rangsangan saraf pada tubuh (Padila, 2013).
2. Terapi relaksasi otot progresif
Relaksasi otot progresif adalah memusatkan perhatian pada suatu aktifitas otot,
dengan mengidentifikasi otot yang tegang kemudian menurunkan ketegangan dengan
melakukan teknik relaksasi untuk mendapatkan perasaan rileks (Purwanto, 2013 dalam
Tyani, 2015). Latihan relaksasi otot progresif mudah dilakukan dan dapat memberikan rasa
nyaman, tenang, dan rileks pada tubuh (Sulidah, 2016).
Relaksasi otot progresif memiliki beberapa manfaat antara lain dapat mengurangi
ketegangan otot, mengurangi tingkat stres dan kecemasan, meningkatkan toleransi
terhadap aktivitas sehari-hari, meningkatkan imunitas, sehingga status fungsional, dan
kualitas hidup meningkat (Tyani, 2015).
3. Terapi rendam kaki air hangat
Terapi air adalah suatu terapi komplementer dengan menggunakan air hangat,
secara ilmiah air hangat memiliki dampak fisiologis bagi tubuh yang bisa mengurangi
beban pada sendi, penopang berat badan dan melancarkan sirkulasi peredaran darah, otot
jantung, paru-paru dan menimbulkan rasa rileks pada tubuh. Terapi merendam kaki
dengan air hangat yang bertemperatur 37,7-40,5 C selama 15-25 menit dapat merangsang
syaraf yang ada di kaki untuk bekerja, dan berfungsi memberikan respon lokal terhadap
panas melalui stimulasi ini akan mengirimkan impuls dari perifer ke hipotalamus untuk
memperlebar pembuluh darah sehingga aliran darah menjadi lancar (Asan, Samboring, &
Gatum, 2016).
Rendam kaki air hangat mempunyai efektivitas dalam menurunkan tekanan darah
karena air hangat dapat mempengaruhi sistem pembuluh darah dengan cara vasodilatasi
dan dapat merileksasi otot-otot pada tubuh terutama pembuluh darah dan otot pada
jantung sehingga dapat memperlancar aliran darah yang ada pada jantung.
B. Manajemen
1. Posisikan klien dengan nyaman
2. Kolaborasi dengan keluarga klien
3. Keamanan dan kenyamanan lingkungan
C. Teknik/cara
1. Terapi relaksasi otot progresif
a. Anjurkan pasien untuk posisi berbaring atau duduk bersandar. (sandaran pada kaki
dan bahu).
b. Bimbing pasien untuk melakukan latihan nafas dalam dan menarik nafas melalui
hidung dan menghembuska dari mulut seperti bersiul.
c. Kepalkan kedua telapak tangan, lalu kencangkan bisep dan lengan bawah selama
lima sampai tujuh detik. Bimbing klien ke daerah otot yang tegang, anjurkan klien
untuk merasakan, dan tegangkan otot sepenuhnya kemudian relaksasi 12-30 detik.
d. Kerutkan dahi ke atas pada saat yang sama, tekan kepala mungkin ke belakang, putar
searah jarum jam dan kebalikannya, kemudian anjurkan klien untuk mengerutkan
otot seperti kenari, yaitu cemburut, mata di kedip – kedipkan, monyongkan kedepan,
lidah di tekan kelangit - langit dan bahu dibungkukan selama lima sampai tujuh detik.
Bimbing klien ke daerah otot yang tegang, anjurkan klien untuk memikirkan rasanya,
dan tegangkan otot sepenuhnya kemudian relaks selama 12-30 detik.
e. Lengkungkan punggung kebelakang sambil menarik nafas napas dalam, dan keluar
lambung, tahan, lalu relaks. Tarik nafas dalam, tekan keluar perut, tahan, relaks.
f. Tarik kaki dan ibu jari ke belakang mengarah ke muka, tahan, relaks. Lipat ibu jari
secara serentak, kencangkan betis paha dan bokong selama lima sampai tujuh detik,
bimbing klien ke daerah yang tegang, lalu anjurkan klien 10 merasakannya dan
tegangkan otot sepenuhnya, kemudian relaks selama 12-30 detik.
g. Selama melakukan teknik relaksasi, catat respons nonverbal klien. Jika klien menjadi
tidak nyaman, hentikan latihan, dan jika klien terlihat kesulitan, relaksasi hanya pada
bagian tubuh. Lambatkan kecepatan latihan latihan dan berkonsentrasi pada bagian
tubuh yang tegang.
2. Terapi rendam kaki air hangat
a. Menganjurkan pasien untuk duduk
b. Memasang tensimeter ke lengan pasien
c. Mencatat hasil tekanan darah awal
d. Siapkan ember lalu isi dengan air dingin dan air pana sampai seengah penuh lalu
ukur suhu air (37,7-40,5 C) dengan thermometer air
e. Jika kaki tampak kotor, maka disarankan untuk mencuci kaki terlebih dahulu.
f. Celupkan dan rendam kaki sampai betis (10 menit)
g. Lakukan pengukuran suhu setiap 5 menit, jika suhu turun maka tambahkan air
panas (kaki diangkat dari ember) dan ukur kembali suhunya dengan thermometr.
Atau bisa dengan langsung menganti ember yang baru dengan suhu yang sudah
diukur dan pindahkan kaki pasien pada ember selanjutnya atau ember kedua
h. Setelah selesai (10 menit), angkat kaki dan keringkan dengan handuk
i. Mencatat hasil tekanan darah
BAB III
METODOLOGI
A. Topik
Gangguan mobilitas fisik
B. Sub topic
Terapi relaksasi otot progresif dan terapi komplementer: rendam kaki air hangat
C. Pelaksana
Munira Ulfa Muna
D. Tujuan umum
Untuk mengetahui pengaruh terapi relaksasi otot progresif dan rendam kaki air hangat
terhadap tekanan darah penderita hipertensi
E. Tujuan khusus
1. Menggambarkan tekanan darah sebelum dan sesudah intervensi pada latihan relaksasi
otot progresif dan terapi rendam kaki air hangat
2. Menganalisis efektivitas penurunan tekanan darah setelah intervensi latihan relaksasi
otot progresif dan terapi rendam kaki air hangat.
F. Waktu
Tanggal : sabtu, 23 april
2022 Jam : 14.00 WIB
G. Tempat
Di rumah anak Ny.R
H. Setting
Di kursi
I. Media/alat yang digunakan
1. Ember
2. Thermometer
3. Kursi
4. Sphygmomanometer
J. Prosedur operasional tindakan yang dilakukan
Fase terminasi
Kaji respon klien terhadap teknik relaksasi, dan perubahan tingkat
nyeri pada pasien.
SOP TERAPI RENDAM KAKI AIR HANGAT
Fase terminasi
Kaji respon klien terhadap teknik relaksasi, dan perubahan tingkat
nyeri pada pasien.
K. Referensi
Anies. (2018). “Buku Ajar Kedokteran & Kesehatan Penyakit Degeneratif”. Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media.
Azizah. O. C., Hasanah. U., dan Pakarti. T. A. (2021). “Penerapan Teknik Relaksasi Otot
Progresif Terhadap Tekanan Darah Pasien Hipertensi”. 4(1).
Fadlilah. S., Amestitasih. T., Pebrianda. B., dan Lanni. F. (2021). “Terapi Komplementer
Kombinasi Rendam Kaki Air Hangat dan Aromaterapi Lemon dalam Menurunkan
Tekanan Darah”. 8(2), 84-91
Firdaus., Pranata. L., Manurung. A. (2018). “Comparison Of Heavy Air Foot Therapy
Therapy And Progressive Muscle Relaxation Technique On Hipertension In Elderly
In The Orphanage Of Tresna Werdha Palembang”. 3(1), 31-40
Nopriani, Y., Prianda, Y., dan Nurul Makiyah S. N. (2018). “Efektivitas Kombinasi
Relaksasi Otot Progresif dan Rendam Kaki Air Hangat terhadap Tekanan Darah
Penderita Hipertensi”. 9(2).
Triyanto, E. (2014). “Pelayanan Keperawatan Bagi Penderita Hipertensi Secara Terpadu”.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Tyani, E. S., Wasito, U., & Yesi, H. N. (2015). “Efektifitas Relaksasi Otot Progresif
Terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi Esensial”. 2.(2), 1068-
1075.
RESUME HARIAN PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN GERONTIK
MINGGU KEDUA DI PKM BATOH BANDA ACEH
Oleh
Umayra Hijriah
P1337420921208
KERJASAMA PALANGKARAYA-ACEH
2022
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN GERONTIK
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
JURUSAN KEPERAWATAN – PRODI KEPERAWATAN SEMARANG
Jalan Tirto Agung Pedalangan Banyumanik Semarang
----------------------------------------------------------------------------------------------------
A. Karakteristik Demografi
1. Identitas Diri Klien
Nama Lengkap : Jamil
Tempat /Tanggal Lahir : Banda Aceh, 12 Mei 1950
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status Perkawinan : Kawin/Belum
: Kawin/Janda/Duda/(Cerai/Hidup)
Pendidikan terakhir : SMA
Agama : islam
Suku Bangsa : Aceh
Golongan Darah :O
Diagnosa Medis (bila ada) : Fraktur Tibia
TB/BB : 160cm / 50Kg
Alamat : Sukadamai
No Telpon :-
2. Keluarga atau Orang lain yang penting/dekat yang dapat dihubungi:
Nama : halimatun
Alamat : Sukadamai
Hubungan dengan klien : Istri
No Telp :-
3. Riwayat Pekerjaan dan Status Ekonomi
Pekerjaan Saat ini : Swasta
Pekerjaan sebelumnya : Swasta
Sumber Pendapatan : Pribadi
Kecukupan pendapatan : Cukup
4. Aktivitas rekreasi
Hobi : Memancing
Bepergian/wisata : Ke taman dank e pantai
Keanggotaan organisasi : Tidak ada
3. Personal Higiene
a. Mandi
Frekuensi dan waktu mandi : 2x dalam sehari
Pemakaian sabun(ya/tdk) : Iya
Sendiri/dg bantuan :Mandiri
b. Oral hygiene
Frekuensi dan waktu gosok gigi : 3x dalam sehari
Menggunakan pasta gigi : Iya
c. Cuci rambut
Frekuensi : seminggu 2x
Penggunaan shampo (ya/tdk) : Iya
d. Kuku dan tangan
Frekuensi gunting kuku : 1x seminggu
Kebiasaan mencuci tangan pakai sabun : Iya, sebelum makan dan sesudah
makan
4. Istirahat dan Tidur
Lama tidur malam : 7-8 jam
Tidur siang : Tidak ada
Keluhan yang berhubungan dengan tidur : Tidak ada
5. Kebiasaan mengisi waktu luang
Olahraga : tidak ada selama sakit
Nonton TV : Iya
Berkebun/memasak : Iya
Lain-lain : Menyiram tanaman
6. Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan
Merokok (ya/tidak) : Tidak ada
Minuman keras (ya/tidak) : Tidak
Ketergantungan terhadap obat (ya/tidak) : ya
7. Uraian kronologis kegiatan sehari-hari
Jenis Kegiatan : Lama waktu untuk setiap kegiatan
1) Bekebun : 30
2) Menyiram tanaman: 20 menit
D. Status Kesehatan
1. Status Kesehatan saat ini
Keluhan utama dalam 1 th terakhir : Pasien mengatakan pada satu tahun terakhir
ini pasien mengeluh nyeri.
Faktor pencetus : Nyeri
Timbulnya keluhan : Melakukan aktivitas : ( ) Mendadak ( ü ) bertahap
Waktu mulai timbulnya keluhan: saat melakukan aktifitas
Upaya mengatasi : Istirahat dan minum obat
2. Riwayat kesehatan masa lalu
Penyakit yang pernah diderita : Demam, Cacar
Riwayat alergi (obat, makanan, debu dll) : Tidak ada
Riwayat Kecelakaan : Tidak ada
Riwayat dirawat di rumah sakit : Ada
Riwayat Pemakaian obat : Ada
5. Riwayat Keluarga
a. Saudara Kandung
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Pasien yang sakit
B. Pemahaman dan Penatalaksanaan Masalah Kesehatan
Pasien mengatakan tidak tahu tentang penyakit yang diderita oleh pasien. Pasien
mengatakan sering nyeri pada sendi tangan dan kaki. Penatalaksanaan yang masalah
kesehatan, pasien mengatakan jika nyeri muncul pasien tidak minum obat tetapi hanya
menggosokkan minya urut pada sendi yang sakit dan riwayat mengunjungi pelayanan
kesehatan jarang dilakukan.
2. Eliminasi
a. BAK
Frekuensi dan waktu : 2x dalam 1 hari
Keluhan BAK pada malam : Tidak ada
hari
Keluhan yang berhubungan : Tidak ada
dengan BAK
b. BAB
Frekuensi dan waktu : 1x dalam 2 hari
Konsistensi : Padat
Keluhan yang berhubungan : Tidak ada
dengan BAB
Pengalaman memakai : Tidak ada
Laxatif/Pencahar
3. Personal Higiene
a. Mandi
Frekuensi dan waktu mandi : 2x dalam 1 hari
Pemakaian sabun(ya/tdk) : Iya
Sendiri/dg bantuan : Mandiri
b. Oral hygiene
Frekuensi dan waktu gosok : 2x dalam 1 hari
gigi
Menggunakan pasta gigi : Iya
c. Cuci rambut
Frekuensi : 2x dalam seminggu
Penggunaan shampo : Iya
(ya/tdk)
D. Status Kesehatan
1. Status Kesehatan saat ini
Keluhan utama dalam 1 th : Pasien sering mengeluh nyeri pada
terakhir sendi tanpa tahu penyebabnya
Gejala yang dirasakan : Nyeri
Faktor pencetus : Melakukan aktivitas
Timbulnya keluhan : ( ) Mendadak ( ) bertahap
Waktu mulai timbulnya : Saat beaktifitas
keluhan
Upaya mengatasi : Istirahat dan menggosok degan minyak
urut
2. Riwayat kesehatan masa lalu
Penyakit yang pernah diderita : Demam, Batuk, Cacar
Riwayat alergi (obat, makanan, : Tidak ada
debu dll)
Riwayat Kecelakaan : Ada
Riwayat dirawat di rumah sakit : Ada
Riwayat Pemakaian obat : Ada
1. Kaji tingkat
pengetahuan tentang
proses penyakit
2. Jelaskan tentang
penyakit
4. Jelaskan tentang
penyeba
4. Aktivitas rekreasi
Hobi : Memancing
Bepergian/wisata : Ke pantai
Keanggotaan organisasi :Tidak ada
Lain-lain : Tidak ada
5. Riwayat Keluarga
a. Saudara Kandung
2. Eliminasi
a. BAK
Frekuensi dan waktu : 3 x dalam 1 hari
Keluhan BAK pada malam : Tidak ada
hari
Keluhan yang berhubungan : Tidak ada
dengan BAK
b. BAB
Frekuensi dan waktu : 1x dalam 2 hari
Konsistensi : Padat
Keluhan yang berhubungan : Tidak ada
dengan BAB
Pengalaman memakai : Tidak ada
Laxatif/Pencahar
3. Personal Higiene
a. Mandi
Frekuensi dan waktu mandi : 2x dalam 1 hari
Pemakaian sabun(ya/tdk) : Iya
Sendiri/dg bantuan : Mandiri
b. Oral hygiene
Frekuensi dan waktu gosok : 2x dalam 1 hari
gigi
Menggunakan pasta gigi : Iya
c. Cuci rambut
Frekuensi : 1x dalam seminggu
Penggunaan shampo : Iya
(ya/tdk)
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
A. Karakteristik Demografi
1. Identitas Diri Klien
Nama Lengkap : Tn. F
Tempat /Tanggal Lahir : Aceh Besar,14 Januari 1962
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status Perkawinan : Kawin/Belum
Pendidikan terakhir : SMA
Agama : Islam
Suku Bangsa : Aceh
Golongan Darah : B+
Diagnosa Medis (bila ada) : Diare
TB/BB : 160cm/50kg
Alamat : Luengbata,Banda Aceh
No Telpon :-
4. Aktivitas rekreasi
Hobi : Memancing
Bepergian/wisata : Ke pantai
Keanggotaan organisasi : Tidak ada
Lain-lain : Tidak ada
5. Riwayat Keluarga
a. Saudara Kandung
2. Eliminasi
a. BAK
Frekuensi dan waktu : 2x dalam 1 hari
Keluhan BAK pada malam : Tidak ada
hari
Keluhan yang berhubungan : Tidak ada
dengan BAK
b. BAB
Frekuensi dan waktu : 5x dalam 1 hari
Konsistensi : Cair
Keluhan yang berhubungan : Tidak ada
dengan BAB
Pengalaman memakai : Tidak ada
Laxatif/Pencahar
3. Personal Higiene
a. Mandi
Frekuensi dan waktu mandi : 2x dalam 1 hari
Pemakaian sabun(ya/tdk) : Iya
Sendiri/dg bantuan : Mandiri
b. Oral hygiene
Frekuensi dan waktu gosok : 2x dalam 1 hari
gigi
Menggunakan pasta gigi : Iya
c. Cuci rambut
Frekuensi : 2x dalam seminggu
Penggunaan shampo : Iya
(ya/tdk)
D. Status Kesehatan
4. Status Kesehatan saat ini
Keluhan utama dalam 1 th : Pasien sering mengeluh sering sakit
terakhir sakit perut dan BAB cair
Gejala yang dirasakan : Nyeri
Faktor pencetus : Melakukan aktivitas
Timbulnya keluhan : ( ) Mendadak ( ) bertahap
Waktu mulai timbulnya : Saat pagi hari
keluhan
Upaya mengatasi : Istirahat
5. Riwayat kesehatan masa lalu
Penyakit yang pernah diderita : Demam, Batuk, Cacar
Riwayat alergi (obat, makanan, : Tidak ada
debu dll)
Riwayat Kecelakaan : Ada
Riwayat dirawat di rumah sakit : Ada
Riwayat Pemakaian obat : Ada
1. - Pada Tanggal 11Mei 2022 pukul 09.00, di Puskesmas batoh, melakukan pengkajian pada
pasien Tn.F dengan diagnosa medis Diare
- Pukul 09.00 melakukan pemeriksaan TTV pada lansia TD: 110/70 mmHg, N: 89x/ mnt.
RR:19x/menit, T: 36,3̊C
2. Kasus :
- Identitas klien:
Nama : Tn.F
Umur : 62 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Status Perkawinan: Kawin
Pendidikan terakhir: SMA
Pekerjaan : Pedagang
Agama : Islam
Suku bangsa : Aceh
Diagnosa : Diare
- Masalah Klien
Tn. F mengeluh sudah 5x BAB dalam 1 hari ini, dan mengatakan sering mengeluh perut
pasien sakit.
- Tindakan dan alasan
Melakukan Penkes mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, dikarenakan pasien tidak
mengetahui apa yang salah selama mengkonsumsi makanan
- Evaluasi
Pasien dapat menyebutkan kembali apa saja makanan yang tidak diperbolehkan. Dapat
menerapkan dalam kehidupan sehari-hari
- Farmakologi:
3. Pengalaman yang di dapat
Pengalaman yang didapatkan selama stase gerontik di puskesmas batoh ,yaitu dapat
memberikan edukasi kepada pasien sesuai dengan masalah yang sedang dialami sehingga pasien
lebih mengenal penyakit yang dideritai dan latihan apa saja yang dapat dilakukan sesuai dengan
masalah pasien itu sendri berdasarkan bukti (EBNP)
4. Perasaan dalam mengelola kasus
Perasaan dalam mengelola kasus yang di dapatkan pada stase ini yaitu bahagia dapat membantu
sedikit mengenai pemberian edukasi kepada pasien khususnya lansia, serta dapat sekaligus
belajar mengenai masalah apa saja yang muncul pada pasien dengan diagnosa medis Diare
Pembimbing Klinik
(___________________)
Lampirn Refleksi Jurnal BNP
a. Pendidikan Kesehatan Pada Lansia Dengan Diagnosa Medis Diare:
i. Kustantya, N., & Anwar, M. S. (2013). Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Pada Lansia. Jurnal Keperawatan, 4(1).
Pembahasan
Perilaku pada lansia tentunya didahului ketika mereka mengenal dan memahami bahkan
dapat mengaplikasikan suatu objek. Pengetahuan memegang ke arah yang lebih baik.
Terbentuknya perilaku pada lanisa dimulai pada domain pengetahuan kognitif. Menurut
Maryam & Rosidawati , menjelaskan bahwa keberadaan usia lanjut ditandai dengan umur
harapan hidup yang semakin meningkat dari ahun ke tahun, hal tersebut membutuhkan
upaya pemeliharaan serta peningkatan kesehatan dalam rangka mencapai masa tua yang
sehat, bahagia, berdaya guna, dan produktif. Upaya lain yang harus diperhatikan adalah
melatih dan memberikan intervensi untuk mengurangi keluhan yang muncul pada proses
menua.
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN GERONTIK
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
JURUSAN KEPERAWATAN – PRODI KEPERAWATAN SEMARANG
Jalan Tirto Agung Pedalangan Banyumanik Semarang
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
A. Karakteristik Demografi
1. Identitas Diri Klien
Nama Lengkap : Ny. Zulaika
Tempat /Tanggal Lahir : 01 Januari 1959
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Kawin/Belum
Pendidikan terakhir : SLTA/Sederajat
Agama : Islam
Suku Bangsa : Aceh
Golongan Darah : O+
Diagnosa Medis (bila ada) : Diabetes Mellitus
TB/BB : 159cm /65 kg
Alamat : Lungbata
No Telpon : 081377262221
5. Riwayat Keluarga
a. Saudara Kandung
2. Eliminasi
a. BAK
Frekuensi dan waktu : 4x dalam 1 hari
Keluhan BAK pada malam : Tidak ada
hari
Keluhan yang berhubungan : Tidak ada
dengan BAK
b. BAB
Frekuensi dan waktu : 1x dalam 2 hari
Konsistensi : Padat
Keluhan yang berhubungan : Tidak ada
dengan BAB
Pengalaman memakai : Tidak ada
Laxatif/Pencahar
3. Personal Higiene
a. Mandi
Frekuensi dan waktu mandi : 2x dalam 1 hari
Pemakaian sabun(ya/tdk) : Iya
Sendiri/dg bantuan : Mandiri
b. Oral hygiene
Frekuensi dan waktu gosok : 2x dalam 1 hari
gigi
Menggunakan pasta gigi : Iya
c. Cuci rambut
Frekuensi : 1x dalam seminggu
Penggunaan shampo : Iya
(ya/tdk)
C. Status Kesehatan
1. Status Kesehatan saat ini
Keluhan utama dalam 1 th : Pasien sering mengeluh kebas pada
terakhir kakinya
Gejala yang dirasakan : sering kencing, sering haus
Faktor pencetus : Penyakit
Timbulnya keluhan : ( ) Mendadak ( ) bertahap
Waktu mulai timbulnya : Saat siang hari dan malam hari
keluhan
Upaya mengatasi : Istirahat dan minum obat
2. Riwayat kesehatan masa lalu
Penyakit yang pernah diderita : Demam, Batuk, cacar
Riwayat alergi (obat, makanan, : Tidak ada
debu dll)
Riwayat Kecelakaan : Tidak ada
Riwayat dirawat di rumah sakit : Ada
Riwayat Pemakaian obat : Ada
1. - Pada Tanggal 09 Mei 2022 pukul 09.00, di Puskesmas batoh. Saya melakukan pengkajian
pada pasien Ny. Z dengan diagnosa medis Diabetes Mellitus
- Pukul 10.05: melakukan pemeriksaan TTV pada lansia TD: 130/80 mmHg, N: 85x/ mnt.
KGD: 218 g/dL
2. Kasus :
- Identitas klien:
Nama : Ny. Z
Umur : 62 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Kawin
Pendidikan terakhir : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Suku bangsa : Aceh
Diagnosa : Diabetes Mellitus
- Masalah Klien
Keluhannya: Ny. Z mengeluh sering merasakan kebas pada kedua kakinya dan sering buang
air kecil
- Tindakan dan alasan
Melakukan Penkes mengenai penyakit Diabetes Mellitus, untuk memberikan pengetahuan
kepada pasien. Kemudia memberikan terapi komplementer latihan senam kaki diabetes
Mellitus untuk menguatkan otot kaki, mencegah kelainan bentuk kaki dan memperlancar
sirkulasi darah.
- Evaluasi
Pasien dapat menyebutkan kembali apa yang sudah diberikan. Dapat menerapkan terapi
komplementer senam kaki Diabetes Mellitus
- Farmakologi: obat DM
3. Pengalaman yang di dapat
Pengalaman yang didapatkan selama stase gerontik di puskesmas batoh ,yaitu dapat
memberikan edukasi kepada pasien sesuai dengan masalah yang sedang dialami sehingga pasien
lebih mengenal penyakit yang diderita dan latihan apa saja yang dapat dilakukan sesuai dengan
masalah pasien itu sendri berdasarkan bukti (EBNP)
4. Perasaan dalam mengelola kasus
Perasaan dalam mengelola kasus yang di dapatkan pada stase ini yaitu bahagia dapat membantu
sedikit mengenai pemberian edukasi kepada pasien khususnya lansia, serta dapat sekaligus
belajar mengenai masalah apa saja yang muncul pada pasien dengan diagnosa medis Diabetes
Mellitus
Pembimbing Klinik
(___________________
Lampirn Refleksi Jurnal BNP
1. Jurnal EBNP
1. Irwanto, R., Panjaitan, R., Siregar, A. F., & Paranduri, A. I. (2021). Edukasi Penyakit Diabetes Mellitus
Tipe-2 Dan Penerapan Tata Laksana Diet Untuk Mengendalikan Glukosa Darah. Jurnal Pengmas Kestra
(Jpk), 1(1), 92-96.
Pembahasan:
Berdasar hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan perbedaan selisih mean rata-
rata kadar gula darah sebelum dengan sesudah intervensi pada kelompok intervensi lebih
tinggi dibanding selisih mean rata-rata sensitivitas kaki sebelum dengan sesudah intervensi
pada kelompok control. Hal ini menggambarkan bahwa lansia yang diberikan intervensi atau
perlakuan senam kaki relatif memiliki nilai kadar gula darah yang rendah darah. Nilai kadar
gula darah yang rendah ini menggambarkan terjadinya perbaikan nilai kadar gula darah
setelah dilakukan senam kaki. Penurunan kadar gula darah menunjukkan terjadinya penurunan
tingkat gangguan diabetes, karena tingkat keparahan diabetes melitus lansia akan ditunjukkan
dengan adanya kadar gula darah yang semakin tinggi, melebihi nilai ambang batas normal.