Anda di halaman 1dari 76

LAPORAN PRAKTIK KLINIK

KEPERAWATAN GERONTIK MINGGU PERTAMA


DI PKM PUSKESMAS BATOH BANDA ACEH

oleh

Umayra Hijriah
P1337420921208

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

PRODI PROFESI NERS KELAS KERJASAMA

PALANGKARAYA-ACEH

2022
WOC
Patofisiologi
Hipertensi disebabkan oleh
peningkatan tahanan perifer. Gen
yang berpengaruh pada hipertensi
primer meliputi reseptor angiotensin
II, gen angiotensin dan renin, gen
Tanda & Gejala sintetase oksida nitrat endothelial,
Pengertian Individu yang menderita hipertensi
gen protein reseptor kinase G, gen
reseptor adrenergic, gen kalsium
hipertensi secara umum kadang tidak menampakan gejala transport dan natrium hydrogen
dapat didefinisikan sebagai gejala yang lazim muncul seperti: antiporter dan gen yang berhubungan
tekanan darah sistolik lebih kelemahan, letih, napas pendek, dengan resistensi insulin, obesitas,
hyperlipidemia, dan hipertensi
dari 140 mmHg dan tekanan ansietas, pusing, sakit kepala, sebagai kelompok bawaan. Beberapa
darah diastolic lebih dari 90 gangguan penglihatan,dll. teori menerangkan mengenai
mmHg (Manuntung,2018). peningkatan tekanan tahanan perifer
akibat peningkatan vasokontsriktor
(SNS<RAA) atau pengurangan
vasodilator (ANF, adrenome ludin,
PENATALAKSANAN urodilatin, oksidanitrat) dan
Brashers (2008) inti kemungkinan memediasi perubahan
Etiologi penatalaksanaan hipertensi dalam apa yang disebut hubungan
Hipertensi Primer:Penyebab antara lain pencegahan pada tekanan natriuresis yang menyatakan
sasaran individu yang memiliki bahwa individu penderita hipertensi
masih belum diketahui. mengalami ekskresi natrium ginjal
Hipertensi Sekunder: TD tinggi, riwayat keluarga
yang lebih rendah bila ada
Penyebabnya dapat hipertensi, dan satu atau lebih
peningkatakan tekanan darah
diketahui, antara lain gaya hidupyang terkait dengan
usia yang meningkatkan TD,
kelainan pembuluh darah
seperti obesitas, asupan tinggi
ginjal, gangguan kelenjar natrium, inaktivitas fisik, dan
tiroid (hipertiroid), penyakit asupan alcohol berlebihan.
kelenjar adrenal Keputusan terapi pada pasien
hipertensi adalah berdasarkan Klasifikasi Derajat Hipertensi
pada derajat hipertensi  Normal: <120/80 mmHg
KOMPLIKASI (Manuntung, 2018)  Prehipertensi: 120/80 atau
1. Stroke
139/89 mmHg
2. Infark Miokard
 Hipertensi derajat 1:
3. Gagal Ginjal
 140/90 atau 159/99 mmHg
4. Gagal Jantung  Hipertensi derajat II
5. Ensefalopati >160/100
(Manutung, 2018)
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA Tn. J

DENGAN DIAGNOSA HIPERTENSI DI DESA ACEH

Oleh

Umayra Hijriah
P1337420921208

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

PRODI PROFESI NERS KELAS KERJASAMA

PALANGKARAYA-ACEH

2022
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA Ny. R
DENGAN DIAGNOSA HIPERTENSI DI DESA LAMGLUMPANG
KECAMATAN ULEE KARENG ACEH

A. Karakteristik Demografi
1. Identitas Diri Klien
:
Nama Lengkap Tempat
:Banda Aceh, 01-07-1955
/Tanggal Lahir Jenis
:Perempuan
Kelamin
Status Perkawinan :Janda
Pendidikan terakhir: SD
Agama:
Islam Aceh
Suku Bangsa: -

Golongan Darah: DiagnosaHipertensi 150 cm/ 70 kg


Medis (bila ada) : TB/BB; Gp. Mon tujoh, desa lamglumpang, ulee
Alamat:
kareng, banda aceh. Aceh.
:-

No Telpon

2. Keluarga atau Orang lain yang penting/dekat yang dapat


dihubungi: Nama : Murniati
Alamat : Gp. Mon tujoh, desa lamglumpang, ulee
kareng, banda aceh. Aceh.
Hubungan dengan klien : Menantu
No Telp :-

3. Riwayat Pekerjaan dan Status Ekonomi


Pekerjaan Saat ini : Ibu rumah tangga
Pekerjaan sebelumnya : Ibu rumah tangga
Sumber Pendapatan : Dari anak dan dana BLT
Kecukupan pendapatan :-
4. Aktivitas rekreasi

Hobi : Memasak
Bepergian/wisata : Tidak ada
Keanggotaan organisasi :-
Lain-lain :-
5. Riwayat Keluarga
a. Saudara Kandung
Nama Keadaan saat ini Keterangan
Ny. R Sehat -
Ny. M Sakit Asam urat
Tn. Z Sehat -
Ny. R Sakit Hipertensi
Tn. S - Meninggal
b. Riwayat Kematian dalam keluarga ( 1 tahun
terkhir) Nama : Tn. S
Umur : 57 tahun
Penyebab Kematian : Meningitis

c. Genogram
Keterangan :

: laki-laki

: perempuan

: meninggal

: pasien

: menikah

: tinggal serumah

d. Kunjungan keluarga: Klien bertempat tinggal serumah dengan Ny. K, anak


kandungnya. Tetapi anak pertamanya juga bertempat tinggal didaerah yang dekat
dengan rumah Ny. S.
B. Pola kebiasaan sehari-hari
1. Nutrisi
Klien mengatakan bahwa ia makan 3 kali sehari. Dengan porsi satu piring. Klien
tidak makan makanan asin, telur asin, pedas dan asam. Klien mengatakan alergi
makan udang. Klien minum kurang lebih 5 gelas air putih dalam sehari di tambah
dengan teh hangat di pagi hari. Klien mempunyai pantangan makanan yaitu tidak
boleh mengkonsumsi makanan yang asin dan harus rendah garam karena klien
menderita penyakit hipertensi.
2. Eliminasi
Setiap hari Tn. J BAK sebanyak kurang lebih 5 - 6 x per hari dengan konsistensi jernih
kekuningan. Tn. J mengatakan jarang terbangun pada malam hari untuk BAK. Sampai saat
ini belum ada keluhan pada pola eliminasi urinya. Sedangkan pola BAB Tn. J 1 x sehari
sekali dengan konsistensi lunak. Tn. J pernah menggunakan obat pencahar untuk
memperlancar pola BABnya.
3. Personal hygiene

a. Mandi

Tn. J mengatakan setiap hari mandi 2 x sehari dengan menggunakan air dingin dan
sabun untuk tiap kali mandi. Tn. J masih bisa mandi sendiri di kamar mandinya,
walaupun di dalam kamar mandi tidak ada tempat untuk pegangan.
b. Oral hygiene

Tn. J sering gosok gigi sehari 2 x pada saat mandi dengan menggunakan pasta gigi.
c. Cuci rambut

Tn. J mencuci rambut 2x seminggu dengan menggunakan shampo.


d. Kuku dan tangan
Saat di kaji tampak kuku tangan Tn. J pendek dan tidak kotor. Tn. J tidak terbiasa
cuci tangan sebelum atau sesudah makan.
4. Istirahat dan tidur
Tn. J mulai tidur pukul 22.00 malam, klien bangun pada pagi dan jamnya tidak
menentu. Siang hari Tn.J jarang tidur siang. Tn. J tidak memiliki masalah dalam pola
tidurnya.
5. Kebiasaan mengisi waktu luang
Tn. J mengatakan kebiasaannya di waktu luang digunakan untuk istirahat saja atau
mengobrol dengan anaknya di rumah.
6. Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan
Tn. J tidak merokok, tidak mengkonsumsi alkohol, tidak ada ketergantungan obat
tertentu, tetapi jika merasa pusing Tn. J meminum obat yang telah diresepkan oleh
dokter yang dibelinya diapotik.
7. Uraian kronologis kegiatan sehati-hari
Tn. J mengatakan kegiatannya sehari – hari itu hanya seputaruntuk beristirahat dan
mengobrol bersama anaknya saja.
C. Status kesehatan
1. Status kesehatan saat ini
Keluhan utama yang di rasakan Tn. J adalah keterbatasan gerak pada anggota
kaki, kiri dan kanan, sehingga untuk aktivitas masih sedikit susah.
2. Riwayat kesehatan masa lalu

Ny. M mengatakan Tn. J pernah dirawat di rumah sakit, karena lambung, serta
tidak pernah mengalami kecelakaan ataupun mempunyai alergi pada jenis obat
tertentu. Selain itu Tn.J juga menderita penyakit hipertensi.

3. Pemeriksaan fisik

Keadaan umum : composmentis


TD : 160/90 mmHg
N : 84 x/menit
RR : 20 x/menit
S : 36,60C
BB : 70 kg
TB : 150 cm
Rambut : Berwarna putih sebagian, tidak mudah rontok, tidak bau.
Kepala : Mesocepal, bentuk wajah simetris, tidak ada masa, tidak ada
nyeri tekan.
Mata : Gerakan bola mata simetris, kelopak mata dapat menutup dan
membuka dengan baik, tidak ada lesi, tidak ada masa, sedikit
berair, konjungtivatidak anemis, sclera tidak ikterik, bentuk pupil
isokor, Tidak ada nyeri tekan. Tidak menggunakan alat bantu
penglihatan, dan Tn. J tidak mampu melihat jarak jauh, serta mata
sebelah kanan tidak dapat melihat secara jelas karena pasien
mengalami katarak dikedua mata, namun mata sebelah kiri sudah
di operasi dan sudah mampu melihat.
Telinga : Bentuk simetris, tidak ada lesi, tidak ada masa, tidak ada nyeri
tekan, tidak ada kemerahan pada lubang telinga, terdapat kotoran,
tidak terdapat mastoiditis, tidak terdapat gangguan pendengaran.
Hidung : Bentuk lubang hidung simetris,bersih tidak ada rhinorea, tidak
ada sinus pada kedua lubang hidung, tidak ada lesi, tidak ada
masa, tidak ada nyeri tekan, fungsi penciuman baik
Mulut : Bibir simetris, warna bibir kecoklatan, tidak kering, tidak ada
lesi, tidak ada masa, tidak terlihat sianosis, fungsi perasa baik,
tidak ada hiperemi pada faring.
Gigi : Sudah ada yang tanggal, kurang bersih dan terdapat karies.
Dada
a. Paru :
 I : Bentuk dada simetris, ekspansi paru kanan dan kiri simetris, RR
20x/menit, tidak tampak penggunaan penambahan otot bantu
pernafasan,tidak ada lesi.
 Pe : Sonor pada seluruh lapang paru
 Pa : Tidak ada masa, vocal fremitus kanan kiri sama kuat.
 Au : Vesikuler seluruh lapang paru, tidak ada suara nafastambahan.
b. Jantung
o I : IC tidak tampak
o Pe : IC teraba pada mid klavikula intercosta 4 – 5
o Pa : Pekak pada area jantung
o Au : tidak ada bunyi jantung tambahan

Abdomen : Simetris, tidak ada pembesaran hepar, bising usus 24x per
menit.
Kulit : Tidak ada lesi, turgor kulit kembali setelah 3detik.
Ekstremitas : Pada ekstremitas atas dan bawah tidak ada edema, tidak ada lesi.

5 5

3 3
Nyeri pada lutul kiri.
P : karena Usia
Q : ditekan
R : lutut kanan kiri
S:3
T : Hilang timbul
Sistem reproduksi : pasien memiliki 2 anak perempuan dan 3 anak lelaki.

Sistem persyarafan : tidak terdapat kejang, dan tidak pernah mengalami jatuh.

Sistem pengecapan : masih normal, mampu merasakan rasa, asin, manis, asam,

dan pahit

Sitem penciuman : mampu mencium bau, normal.

D. Hasil pengkajian khusus


1. Masalah kesehatan kronis

No Keluhan Kesehatan Selalu Sering Jarang Tidak


dalam Waktu 6 (3) (2) (1) Pernah
bulan terakhir (0)

A Fungsi penglihatan √
1. Penglihatan kabur

2. Mata berair √
3. Nyeri pada mata √
B Fungsi pendengaran √
4. Pendengaran
berkurang
5. Telinga √
berdenging
C Fungsi paru (pernapasan) √
6. Batuk lama disertai
keringat malam
7. Sesak nafas √
8. Berdahak/sputum √

D Fungsi jantung √
9. Jantung berdebar-
debar
10. Cepat lelah √

11. Nyeri dada √

E Fungsi pencernaan √
12. Mual/muntah

13. Nyeri ulu hati √

14. Makanan dan √


minuman banyak
(berlebih)
15. Perubahan kebiasaan √
buang air besar (mencret
/
sembelit)
F Fungsi pergerakan √
16. Nyeri kaki saat
berjalan
17. Nyeri pinggang √
atau tulang belakang

18. Nyeri √
persendian/ bengkak

G Fungsi Pergerakan √
19. Lumpuh/
kelemahan pada kaki
atau tulang
20. Kehilangan rasa √

21. Gemeteran / √
tremor
22. Nyeri/ pegal pada √
daerah
tengkuk
H. Fungsi saluran √
perkemihan
23. Buang air kecil
banyak
24. Sering buang air √
kecil pada malam hari

25. Tidak mampu √


mengontrol pengeluaran
air kemih
(mengompol)
2 3 10 10
Jumlah 6 6 10 0

Analisa hasil:

 Skore : ≤ 25 : Tidak ada masalah kesehatan kronis b.d masalah kesehatan kronis
sampai masalah kesehatan kronis ringan.
 Skore : 25-50 : masalah kesehatan kronis sedangSkore : ≥ 51 : masalah kesehatan
kronis berat
 Hasil pengkajian : skor 20 yaitu masalah kesehatan kronis sedang Secara
keseluruhan kondisi Tn. J sehat hanya kadang kadang Tn. J selalu merasa pusing
jika tekanan darahnya naik.
2. Fungsi kognitif

No. Item pertanyaan Benar Salah


Jam berapa sekarang? √
1.
Jawab : 11.30
Tahun berapa sekarang? √
2.
Jawab : 2022
Kapan ibu lahir? √
3.
Jawab : 1955
Berapa umur ibu sekarang? √
4.
Jawab : 65
Dimana alamat ibu sekarang? √
5.
Jawab : lamglumpang
Berapa jumlah anggota keluarga yang tinggal √
6. bersama ibu sekarang?
Jawab : 3
Tahun berapa hari kemerdekaan RI ? √
7.
Jawab : gatau, lupa
Siapa nama presiden RI? √
8.
Jawab : jokowi
Coba hitung terbalik dari angka 20-1? √
9.
Jawab: mampu
Hari apa sekarang bu? √
10.
Jawab: rabu
JUMLAH BENAR = 2
Analisa hasil:

 Dari hasil pengkajian Tn. J mendapatkan skor salah sebanyak 2


 Skore 0-2 dengan fungsi intelektual utuh, sedangkan 3-5 dengan fungsi intelektual
ringan, skore 6-8 dengan fungsi intelektual sedang, dan 9-10 dengan fungsi intelektual
berat.
3. Status fungsional

NO AKTIFITAS SCORE

DEPEND INDEPEND NILAI


ENCE ENCE
1 PEMELIHARAAN 0 5 5
KESEHATAN DIRI
2 MANDI 0 5 10
3 MAKAN 5 10 10
4 TOILET (AKTIFITAS 5 10 10
BAB &BAB)
5 NAIK/TURUN TANGGA 5 10 5
6 BERPAKAIAN 5 10 10
7 KONTROL BAB 5 10 10
8 KONTROL BAK 5 10 10
9 AMBULASI 15 10
KURSI RODA 10
(BILA PASIEN
AMBULASIDENGAN
KURSI RODA)
10 TRANSFER KURSI/BED 5-10 15 10
TOTAL: 90
100

Analisa hasil:

 Dari hasil pengkajian Tn. J mendapatkan hasil skore 90


 0 – 20 Ketergantungan Penuh, 21 – 61 Ketergantungan Berat (Sangat Tergantung),
62 -90 Ketergantungan Moderat, 91 – 99 Ketergantungan Ringan, 100
Mandiri.
4. Status psikologis

Item Tes Nilai Maks Nilai


ORIENTASI
1. Sekarang (tahun), (musim), (bulan), (tanggal), (hari apa) ? 5 5
2. Kita berada dimana? (negara), (propinsi), (kota), (rumah 5 5
sakit),
(lantai, kamar)

REGISTRASI
3. Sebutkan nama tiga buah benda (pintu, rumah, mawar) tiap 3 3
benda 1 detik, pasien diminta mengulang ketiga nama
benda
tadi. Nilai 1 untuk tiap nama benda yang benar. Ulangi
sampai
pasien dapat menyebutkan dengan benar dan catat jumlah
pengulangan.

ATENSI DAN KALKULASI


4. Kurangi 100 dengan 7. Nilai 1 untuk tiap jawaban yang 5 3
benar.
Hentikan setelah 5 jawaban, atau disuruh mengeja terbalik
kata “INTAN” (Nilai diberi pada huruf yang benar
sebelum
kesalahan, misalnya NTAIN = 2)

MENGINGAT KEMBALI (RECALL)


5. Pasien diminta menyebutkan kembali 3 nama benda diatas 3 3
BAHASA
6. Pasien diminta menyebutkan nama benda yangditunjukkan 2 2
(pensil, jam tangan/gelang)
7. Pasien diminta mengulang rangkaian kata “tanpa kalau, 1 0
dan,
atau tetapi”.
8. Pasien diminta melakukan perintah: “Ambil kertas ini 3 3
dengan
tangan kanan, lipatlah menjadi dua dan letakkan di lantai”.
9. Pasien diminta membaca dan melakukan perintah 1 1
“Angkatlah
tangan kiri Anda!”.
10. Pasien diminta menulis sebuah kalimat (spontan). 1 1
11. Pasien diminta meniru gambar di bawah ini. 1 1

Skor 30 27
Total

Analisa hasil:

 Dari data diatas dapat Tn. J mendapatkan skor nilai 27, yang berarti normal
 Skore nilai 27-30 dinyatakan normal, nilai 21-26 dinyatakan demensia ringan, nilai 10-
20 berada pada demensia sedang sedangkan nilai <10 dikatakan demensia berat.
5. Tes keseimbangan
1) Duduk ke berdiri
Instruksi : Tolong berdiri, cobalah untuk tidak menggunakan sokongan Tn. J
mampu untuk berdiri namun menggunakan bantuan tangan, skor = 3
2) Berdiri tanpa bantuan

Instruksi : Tolong berdiri selama 2 menit tanpa berpegangan Tn. J mampu


berdiri selama 30 detik tanpa bantuan, skor = 2
3) Duduk tanpa sokongan punggung, kaki berpijak sebagai tumpuan di lantai
Tn. J mampu duduk dengan baik selama 2 menit , skor = 4

4) Berdiri ke duduk Instruksi : Silakan duduk


Tn. J mampu duduk dengan baik selama dengan bantuan tangan minimal,
skor = 4
5) Berpindah

Instruksi : Sediakan kursi, minta klien untuk berpindah dari kursi dengan
pegangan tangan ke kursi tanpa pegangan tanganatau dari kursi ke tempat tidur,
Tn. J mampu berpindah dengan bantuan tangan minimal, skor =4
6) Berdiri tanpa bantuan dengan mata tertutup

Instruksi : Tolong tutup mata dan berdiri selama 10 detik Tn. J mampu
berdiri selama 3 detik namun dengan mataterbuka, skor = 1
7) Berdiri tanpa bantuan dengan kedua kaki rapat

Instruksi : rapatkan kedua kaki sebagai tumpuan dan tangan tidak


berpegangan, Tn. J mampu berdiri dengan kaki rapat selama 30 detik tanpa
bantuan, skor = 2
8) Meraih ke depan dengan tangan merentang ke depan sambilberdiri
Instruksi : posisikan tangan 90 derajat, regangkan jari dan raihlah
semampu klien (penguji meletakkan penggaris untuk mengukur jarak antara
ujung jari tubuh). Tn. J mampu meraih ke depan dengan bantuan, skor = 1

Analisa hasil:

 Dari hasil diatas Tn. J mendapatkan nilai skor 21, dimana Tn. J memiliki risiko jatuh
rendah
 Skor nilai 21-28 menyatakan risiko jatuh rendah, 11-20 menyatakan risiko jatuh
menengah, dan 0-10 menyatakan risiko jatuh tinggi.
E. Pengkajian sosial
1. Hubungan dengan keluarga
Klien dekat dengan anggota keluarganya dan merekalah yang paling berpengaruh
dalam hidup klien dan klien meminta bantuan pada keluarga terdekatnya jika
memiliki masalah.
2. Hubungan dengan tetangga
Klien berhubungan baik dengan tetangga disekitar rumah, dan sering duduk
didepan teras rumah bersama tetangga yang lain.
3. Aktivitas dengan lingkungan
Klien sering duduk diteras rumah saat pagi hari atau sore hari, sambil berbincang-
bincang dengan tetangga sekitar atau dengan anggota keluarga sendiri.
F. Pengkajian spiritual
1. Keyakinan akan pengobatan
Tn. J mengatakan yakin dapat berjalan seperti biasanya jika melakukan pantangan
terhadap makanan dan rutin mengkosumsi obat yang diberikan dokter. Serta
hipertensinya dapat terkontrol.
2. Keyakinan akan kesembuhan
Klien selalu berharap setelah menjalani perawatan yaitu Tn.J ingin segera sembuh
dan dapat beraktivitas kembali.
3. Semangat untuk sembuh
Tn.J selalu mengkosumsi obat yang diresepkan dokter, dan melakukan
pengecekan rutin terhadap kesehatannya. Serta tetap beraktivitas, walaupun banyak
keterbatasan yang tidak dapat dilakukan karena meraskan nyeri dibagian lutut.
4. Putus asa dan alasan
Tn. J tidak pernah putus asa karena penyakit yang dialaminya, ia selalu ingin
sembuh dan dapat beraktivitas seperti biasanya.
5. Kegiatan beribadah
Selama merasakan sakit dibagian lutut, Tn. J selalu duduk saat melaksanakan
ibadahnya sebagai seorang muslim yang baik.
G. Lingkungan tempat tinggal
1. Kebersihan dan kerapian ruangan
Rungan terlihat bersih dan tertata dengan rapi
2. Penerangan
Penerangan menggunakan lampu listrik, dan satu jendela, namun masih kurang terang.
3. Sirkulasi udara
Ventilasi kurang sehingga udara kurang bisa masuk, terdapat jendela.
4. Keadaan kamar mandi dan WC
Keadaan kamar mandi bersih, tidak terdapat pegangan pada kamar mandi, kamar mandi
licin dan BAB di WC.
5. Pembuangan air kotor
Limbah rumah tangga di buang di saluran yang telah di buat dibelakang rumah.
6. Sumber air minum
Dari air sumur gali yang di rebus terlebih dahulu.
7. Pembuangan sampah
Sampah di buang di tempat sampah di depan rumah.
ANALISA DATA

NO DATA (Sign/Symptom) INTERPRESTASI MASALAH


(Etiologi) (Problem)
1. S: Adhesi permukaan Gangguan mobillitas
Tn. J mengatakan tidak bisa berjalan sendi fisik
jauh, karena nyeri dibagian lutut
O:
 Tn. J tampak menggunakan alat
bantu jalan
 Kekuatan otot
 Tn. J mengatakan kaku pada
sendi
5 5

3 3

2. S: Gangguan penglihatan Risiko cedera


Tn. J mengatakan tidak bisa melihat
jelas, karena mata sebelah kanan
mengalami katarak
O:
 Pencahayaan rumah tampak
kurang terang
 Tn. J tidak pernah menggunakan
sandal ketika ke kamar mandi

PRIORITAS MASALAH

1. Gangguan mobilitas fisik


2. Risiko cedera

PROSES KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan 1: gangguan mobilitas fisik

Tujuan: setelah dilakukan intervensi keperawatan 3x24 jam mobilitas fisik meningkat

Kriteria hasil:

 pergerakan ekstermitas meningkat (skala 5)


 nyeri menurun (skala 5)
 kaku sendi menurun (skala 5)
 gerakan terbatas menurun (skala

5) intervensi:

 identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya.


 Identifikasi toleransi fisik saat melakukan pergerakan
 Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu
 Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus dilakukan (mis, duduk di kursi dan
berdiri, berjalan jarak 1 m)
 Terapi relaksasi otot progresif
 Terapi relaksasi: rendam air hangat
 Kolaborasi pemberian

amlodipine Diagnosa keperawatan 2:

risiko cedera

Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan mampu melakukan
pencegahan cedera

Kriteria hasil:

 Ketegangan otot meningkat (skala 5)


 Ketajaman penglihatan (skala 3)
 Kemampuan bangkit dari posisi duduk (skala 5)
 Keseimbangan saat berjalan (skala 5)
 Pencahayaan interio (skala

5) Intervensi:

 Mengidentifikasi kebutuhan keselamatan (mis, kondisi fisik, fungsi kognitif, dan


riwayat prilaku)
 Monitor perubahan status keselamatan lingkungan
 Menyediakan alat bantu keamanan lingkungan
 Ajarkan mengenai lingkungan yang aman
 Anjurkan menganti lampu kamar mandi dengan yang lebih terang dan
menggunkan sandal ketika ke kamar mandi dan selama dikamar mandi

CATATAN PERKEMBANGAN KEPERAWATAN

No Hari, No Intervensi SOAP


Tanggal,
Pukul Dx.
1. Rabu, 11-05-22 1  identifikasi adanya S: Tn.J mengatakan belum
11.30 nyeri atau keluhan mampu berjalan jauh karena nyeri
fisik lainnya dibagian lutut
 Identifikasi toleransi O:
fisik saat melakukan  Tn.J. tampak perlahan-lahan
pergerakan saat berjalan, dan memakai
alat bantu tongkat
 Kekuatan otot 3
A: masalah belum teratasi
P: intervensi dilanjutkan
 Fasilitasi aktivitas mobilisasi
dengan alat bantu
 Ajarkan mobilisasi sederhana
yang harus dilakukan (mis,
duduk di kursi dan berdiri,
berjalan jarak 1 m)
 Kolaborasi pemberian
amlodipine

2  Mengidentifikasi S: Tn.J mengatakan tidak bisa


kebutuhan melihat jelas, karena katarak
keselamatan (mis, O:
kondisi fisik, fungsi  Pencahayaan rumah tampak
kognitif, dan riwayat kurang terang
prilaku)  Tn. J tidak pernah
 Monitor perubahan menggunakan sandal ketika
status keselamatan ke kamar mandi
lingkungan A: masalah belum teratasi
P:
 Menyediakan alat bantu
keamanan lingkungan
 Ajarkan mengenai lingkungan
yang aman
 Anjurkan menganti lampu
kamar mandi dengan yang
lebih terang dan menggunkan
sandal ketika ke kamar mandi
dan selama dikamar mandi
2 Kamis, 12-05-22 1  Fasilitasi aktivitas S: Tn.J mengatakan lebih
12.30 mobilisasi dengan mudah bejalan menggunakan
alat bantu tongkat, namun tidak bisa terlalu
 Ajarkan mobilisasi jauh.
sederhana yang O:
harus dilakukan  Pasien berjalan
(mis, duduk di kursi menggunakan alat bantu
dan berdiri, berjalan tongkat
jarak 1 m)  Pemeriksaan time up to go
 Kolaborasi dengan skor 25 detik, tanpa
pemberian menggunakan tongkat, dari
amlodipine depan pintu ke teras
rumah.
 Pasien rutin minum
amlodipine
A: masalah belum teratasi
P: intervensi dilanjutkan
 Pantau tekanan darah
 Terapi relaksasi otot
progresif
 Terapi relaksasi: rendam
air hangat
2  Menyediakan alat S: keluarga mengatakan
bantu keamanan mengerti, dan nanti akan
lingkungan menggantikan lampu kamar mandi
 Ajarkan mengenai lebih terang.
lingkungan yang O:
aman  Tn. J mengatakan akan
 Anjurkan menganti menngunakan sendal saat
lampu kamar mandi kekamar mandi
dengan yang lebih  Tn.J mengatakan akan
terang dan melakukan operasi katarak
menggunkan sandal pada mata sebelah kanan,
ketika ke kamar setelah lebaran nanti
mandi dan selama  Tn.J menggunakan
dikamar mandi tongkat saat berjalan
A: masalah teratasi
P: intervensi dihentikan
3 Juma’t, 13-05- 1  Pantau tekanan S: Tn.J mengatakan lebih releks
22 darah setelah dilakukan rendam air
13.30  Terapi relaksasi hangat dan ototnya lebih renggang
otot progresif setelah terapi otot progresif
 Terapi relaksasi: O:
rendam air hangat  Tn.J terlihat lebih
nyaman
 TD: 140/76 mmhHg
 HR: 86 x/menit
 RR: 20
x/menit A: masalah
teratasi
P: intervensi dihentikan
PROPOSAL DESAIN INOVATIF

PENGARUH PEMBERIAN TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF


DAN RENDAM KAKI AIR HANGAT TERHADAP TEKANAN DARAH
PENDERITA HIPERTENSI

oleh

Umayra Hijriah
P1337420921208

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

PRODI PROFESI NERS KELAS KERJASAMA

PALANGKARAYA-ACEH

2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah sistole 140 mmHg atau
lebih dan diastole 90 mmHg atau lebih, berdasarkan pada dua kali pengukuran atau lebih.
Hipertensi juga dikatakan suatu keadaan dimana pembuluh darah meningkat secara kronis,
dimana jantung bekerja lebih keras untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi dalam
tubuh (S. U. Dewi & Rahmawati, 2019).
Penatalaksanaan hipertensi terdiri dari terapi farmakologi dan non farmakologi.
Terapi farmakologi yaitu dengan minum obat anti hipertensi secara rutin. Kegagalan
terapi farmakologi sering terjadi karena penderita yang kurang patuh minum obat, selain
itu biaya yang dikeluarkan relatif mahal dan dapat menimbulkan efek samping. Dalam
hal ini perawat diharapkan dapat memberikan asuhan keperawatan pada penderita
hipertensi secara non farmakologi. Terapi non farmakologi dapat dilakukan secara
mandiri dengan menjalani pola hidup sehat, salah satunya dengan latihan relaksasi otot
progresif. Selain itu terapi komplementer (pendamping terapi medis) lain yang dapat
menurunkan tekanan darah adalah melakukan rendam kaki air hangat, metode ini sama
dengan berjalan tanpa menggunakan alas kaki selama 30 menit.
Relaksasi otot progresif adalah memusatkan perhatian pada suatu aktifitas otot,
dengan mengidentifikasi otot yang tegang kemudian menurunkan ketegangan dengan
melakukan teknik relaksasi untuk mendapatkan perasaan rileks (Purwanto, 2013 dalam
Tyani, 2015). Latihan relaksasi otot progresif mudah dilakukan dan dapat memberikan rasa
nyaman, tenang, dan rileks pada tubuh (Sulidah, 2016). Relaksasi otot progresif memiliki
beberapa manfaat antara lain dapat mengurangi ketegangan otot, mengurangi tingkat stres
dan kecemasan, meningkatkan toleransi terhadap aktivitas sehari-hari, meningkatkan
imunitas, sehingga status fungsional, dan kualitas hidup meningkat (Tyani, 2015).
Sedangkan terapi merendam kaki dengan air hangat yang bertemperatur 37,7-40,5
C selama 15-25 menit dapat merangsang syaraf yang ada di kaki untuk bekerja, dan
berfungsi memberikan respon lokal terhadap panas melalui stimulasi ini akan
mengirimkan impuls dari perifer ke hipotalamus untuk memperlebar pembuluh darah
sehingga aliran darah menjadi lancar (Asan, Samboring, & Gatum, 2016). Relaksasi
dengan terapi rendam kaki air hangat merupakan metode yang sederhana, mudah
dilakukan, praktis, biaya yang digunakan terjangkau, bisa dilakukan secara mandiri di
rumah dan tidak mempunyai efek yang merugikan bagi kesehatan tubuh (Ibrahimoglu,
2017).
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui pengaruh terapi relaksasi otot progresif dan rendam kaki air
hangat terhadap tekanan darah penderita hipertensi
2. Tujuan khusus
a. Menggambarkan tekanan darah sebelum dan sesudah intervensi pada latihan relaksasi
otot progresif dan terapi rendam kaki air hangat
b. Menganalisis efektivitas penurunan tekanan darah setelah intervensi latihan relaksasi otot
progresif dan terapi rendam kaki air hangat.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi
1. Hipertensi
a. Pengertian
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah sistole 140 mmHg
atau lebih dan diastole 90 mmHg atau lebih, berdasarkan pada dua kali
pengukuran atau lebih. Hipertensi juga dikatakan suatu keadaan dimana pembuluh
darah meningkat secara kronis, dimana jantung bekerja lebih keras untuk
memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi dalam tubuh (S. U. Dewi & Rahmawati,
2019).
b. Etiologi
Menurut Triyanto (2014), Padila (2013), Karyadi (2002) penyebab hipertensi
terbagi menjadi dua, yaitu :
1) Hipertensi Primer atau Esensial
Hipertensi primer sampai saat ini belum dapat diketahui penyebabnya.
Hipertensi primer merupakan hipertensi yang paling banyak terjadi, sekitar
90% kasus hipertensi masuk dalam kategori hipertensi primer. Ada beberapa
faktor yang diduga sering menjadi penyebab hipertensi primer atau esensial,
antara lain genetic (keturunan), usia, jenis kelamin, berat badan/obesitas,
asupan garam berlebih, gaya hidup, faktor stres, dan merokok.
2) Hipertensi Sekunder Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang penyebabnya
dapat diketahui. Sekitar 10% dari seluruh kasus hipertensi tergolong hipertensi
sekunder. Beberapa penyebab hipertensi sekunder antara lain penyakit ginjal,
kelainan endokrin, kehamilan dan obat-obatan.
c. Manifestasi klinik
Menurut (Anies, 2018) tanda dan gejala yang umum dialami penderita
hipertensi antara lain :
1) Biasanya orang yang menderita hipertensi akan mengalami sakit kepala dan
pusing akibat tekanan darah naik melebihi batas
2) Wajah akan kemerahan
3) Pada sebagian orang akan mengalami detak jantung yang berdebardebar
4) Pandangan mata menjadi kabur dan tidak jelas
5) Sering buang air kecil dan sulit berkonsentrasi
6) Mudah mengalami kelelahan saat melakukan aktivitas
7) Sering terjadi perdarahan di hidung atau mimisan
8) Gejala hipertensi yang parah dapat menyebabkan vertigo
9) Orang yang mempunyai darah tinggi biasanya sensitif dan mudah marah
terhadap hal-hal sepele yang tidak disukainya
d. Patofisiologi
1) Perubahan Anatomi dan Fisiologi Pembuluh Darah
Tekanan darah arteri meningkat saat jantung memompa darah dengan
kekuatan yang lebih besar karena dinding arteri yang dilalui menebal, kaku
dan sempit. Dinding pembuluh darah menjadi tebal dan kaku biasanya terjadi
pada orang lanjut usia karena aterosklerosis yang berkembang secara perlahan
Aterosklerosis terjadi karena penumpukan plak disebabkan endothelium
(lapisan sel pada dinding dalam arteri) mengalami kerusakan. Plak yang
menyebabkan aterosklerosis terdiri dari kolesterol, substansi lemak, kalsium,
produk sampah seluler, dan fibrin. Plak akan memperkecil lumen pembuluh
darah dan menyebabkan penyumbatan yang dapat menganggu aliran darah.
Hal tersebut menyebabkan suplai oksigen dari arteri ke organ atau bagian
tubuh tertentu berkurang. Pembuluh darah yang sempit jika dipaksa agar
darah dapat melaluinya menyebabkan tekanan darah naik (Padila, 2013).
2) Sistem Renin-Angiostenin
Ginjal merupakan organ tubuh yang juga berperan penting dalam mengontrol
tekanan darah. Ginjal mengatur volume cairan ekstraseluler dan sekresi renin.
Jika volume cairan dan jumlah natrium dalam tubuh meningkat, maka ginjal
membutuhkan tekanan darah yang tinggi untuk membuangnya (Triyanto,
2014).
3) Sistem Saraf Simpatis
Sistem saraf simpatis merupakan bagian dari sistem saraf otonom, dimana
sistem saraf ini bekerja mengatur jaringan dan organ tubuh yang tidak disadari.
Seseorang dengan hipertensi sangat sensitif terhadap norepinefrin, meskipun
tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut terjadi. Korteks adrenal
juga mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respon
vasokonstriktor pada pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan
penurunan aliran darah ke ginjal menyebabkan pelepasan renin. Pada saat
terjadi vasokonstriksi, tekanan darah juga dapat meningkat dimana arteriola
atau arteri kecil mengalami penyempitan untuk sementara karena adanya
hormon atau rangsangan saraf pada tubuh (Padila, 2013).
2. Terapi relaksasi otot progresif
Relaksasi otot progresif adalah memusatkan perhatian pada suatu aktifitas otot,
dengan mengidentifikasi otot yang tegang kemudian menurunkan ketegangan dengan
melakukan teknik relaksasi untuk mendapatkan perasaan rileks (Purwanto, 2013 dalam
Tyani, 2015). Latihan relaksasi otot progresif mudah dilakukan dan dapat memberikan rasa
nyaman, tenang, dan rileks pada tubuh (Sulidah, 2016).
Relaksasi otot progresif memiliki beberapa manfaat antara lain dapat mengurangi
ketegangan otot, mengurangi tingkat stres dan kecemasan, meningkatkan toleransi
terhadap aktivitas sehari-hari, meningkatkan imunitas, sehingga status fungsional, dan
kualitas hidup meningkat (Tyani, 2015).
3. Terapi rendam kaki air hangat
Terapi air adalah suatu terapi komplementer dengan menggunakan air hangat,
secara ilmiah air hangat memiliki dampak fisiologis bagi tubuh yang bisa mengurangi
beban pada sendi, penopang berat badan dan melancarkan sirkulasi peredaran darah, otot
jantung, paru-paru dan menimbulkan rasa rileks pada tubuh. Terapi merendam kaki
dengan air hangat yang bertemperatur 37,7-40,5 C selama 15-25 menit dapat merangsang
syaraf yang ada di kaki untuk bekerja, dan berfungsi memberikan respon lokal terhadap
panas melalui stimulasi ini akan mengirimkan impuls dari perifer ke hipotalamus untuk
memperlebar pembuluh darah sehingga aliran darah menjadi lancar (Asan, Samboring, &
Gatum, 2016).
Rendam kaki air hangat mempunyai efektivitas dalam menurunkan tekanan darah
karena air hangat dapat mempengaruhi sistem pembuluh darah dengan cara vasodilatasi
dan dapat merileksasi otot-otot pada tubuh terutama pembuluh darah dan otot pada
jantung sehingga dapat memperlancar aliran darah yang ada pada jantung.
B. Manajemen
1. Posisikan klien dengan nyaman
2. Kolaborasi dengan keluarga klien
3. Keamanan dan kenyamanan lingkungan
C. Teknik/cara
1. Terapi relaksasi otot progresif
a. Anjurkan pasien untuk posisi berbaring atau duduk bersandar. (sandaran pada kaki
dan bahu).
b. Bimbing pasien untuk melakukan latihan nafas dalam dan menarik nafas melalui
hidung dan menghembuska dari mulut seperti bersiul.
c. Kepalkan kedua telapak tangan, lalu kencangkan bisep dan lengan bawah selama
lima sampai tujuh detik. Bimbing klien ke daerah otot yang tegang, anjurkan klien
untuk merasakan, dan tegangkan otot sepenuhnya kemudian relaksasi 12-30 detik.
d. Kerutkan dahi ke atas pada saat yang sama, tekan kepala mungkin ke belakang, putar
searah jarum jam dan kebalikannya, kemudian anjurkan klien untuk mengerutkan
otot seperti kenari, yaitu cemburut, mata di kedip – kedipkan, monyongkan kedepan,
lidah di tekan kelangit - langit dan bahu dibungkukan selama lima sampai tujuh detik.
Bimbing klien ke daerah otot yang tegang, anjurkan klien untuk memikirkan rasanya,
dan tegangkan otot sepenuhnya kemudian relaks selama 12-30 detik.
e. Lengkungkan punggung kebelakang sambil menarik nafas napas dalam, dan keluar
lambung, tahan, lalu relaks. Tarik nafas dalam, tekan keluar perut, tahan, relaks.
f. Tarik kaki dan ibu jari ke belakang mengarah ke muka, tahan, relaks. Lipat ibu jari
secara serentak, kencangkan betis paha dan bokong selama lima sampai tujuh detik,
bimbing klien ke daerah yang tegang, lalu anjurkan klien 10 merasakannya dan
tegangkan otot sepenuhnya, kemudian relaks selama 12-30 detik.
g. Selama melakukan teknik relaksasi, catat respons nonverbal klien. Jika klien menjadi
tidak nyaman, hentikan latihan, dan jika klien terlihat kesulitan, relaksasi hanya pada
bagian tubuh. Lambatkan kecepatan latihan latihan dan berkonsentrasi pada bagian
tubuh yang tegang.
2. Terapi rendam kaki air hangat
a. Menganjurkan pasien untuk duduk
b. Memasang tensimeter ke lengan pasien
c. Mencatat hasil tekanan darah awal
d. Siapkan ember lalu isi dengan air dingin dan air pana sampai seengah penuh lalu
ukur suhu air (37,7-40,5 C) dengan thermometer air
e. Jika kaki tampak kotor, maka disarankan untuk mencuci kaki terlebih dahulu.
f. Celupkan dan rendam kaki sampai betis (10 menit)
g. Lakukan pengukuran suhu setiap 5 menit, jika suhu turun maka tambahkan air
panas (kaki diangkat dari ember) dan ukur kembali suhunya dengan thermometr.
Atau bisa dengan langsung menganti ember yang baru dengan suhu yang sudah
diukur dan pindahkan kaki pasien pada ember selanjutnya atau ember kedua
h. Setelah selesai (10 menit), angkat kaki dan keringkan dengan handuk
i. Mencatat hasil tekanan darah
BAB III
METODOLOGI
A. Topik
Gangguan mobilitas fisik
B. Sub topic

Terapi relaksasi otot progresif dan terapi komplementer: rendam kaki air hangat
C. Pelaksana
Munira Ulfa Muna
D. Tujuan umum
Untuk mengetahui pengaruh terapi relaksasi otot progresif dan rendam kaki air hangat
terhadap tekanan darah penderita hipertensi
E. Tujuan khusus
1. Menggambarkan tekanan darah sebelum dan sesudah intervensi pada latihan relaksasi
otot progresif dan terapi rendam kaki air hangat
2. Menganalisis efektivitas penurunan tekanan darah setelah intervensi latihan relaksasi
otot progresif dan terapi rendam kaki air hangat.
F. Waktu
Tanggal : sabtu, 23 april
2022 Jam : 14.00 WIB
G. Tempat
Di rumah anak Ny.R
H. Setting
Di kursi
I. Media/alat yang digunakan
1. Ember
2. Thermometer
3. Kursi
4. Sphygmomanometer
J. Prosedur operasional tindakan yang dilakukan

SOP TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF

Definisi Relaksasi otot progresif adalah mengidentifikasi otot yang tegang


kemudian menurunkan ketegangan dengan melakukan teknik
relaksasi untuk mendapatkan perasaan rileks
Tujuan Meningkatkan kebugaran, mengatasi insomnia, meningkatkan
konsentrasi, mengatasi kelelahan, menurunkan spasme otot, serta
membangun emosi energy positif dari emosi energy negatif
Indikasi 1. Pasien yang mengalami hipertensi
2. Pasien yang sering mengalami stress
3. Pasien dengan kecemasan
4. Pasien yang mengalami insomnia dan depresi

Kontraindikasi Pasien yang mengalami keterbatasan gerak total (tidak bisa


menggerakan badannya).
Prosedur kerja Fase orientasi
1. Lakukan kebersihan tangan sesuai dengan SOP
2. Sampaikan maksud dan tujuan tindakan.
3. Jelaskan langkah dan prosedur tindakan.
4. Kontrak waktu dengan pasien.
5. Tanyakan kesiapan pasien sebelum tindakan dilakukan.
6. Berikan privasi untuk pasien jika pasien membutuhkan.
Tahap kerja
1. Anjurkan pasien untuk posisi berbaring atau duduk bersandar.
(sandaran pada kaki dan bahu).
2. Bimbing pasien untuk melakukan latihan nafas dalam dan
menarik nafas melalui hidung dan menghembuska dari mulut
seperti bersiul.
3. Kepalkan kedua telapak tangan, lalu kencangkan bisep dan
lengan bawah selama lima sampai tujuh detik. Bimbing klien
ke daerah otot yang tegang, anjurkan klien untuk merasakan,
dan tegangkan otot sepenuhnya kemudian relaksasi 12-30
detik.
4. Kerutkan dahi ke atas pada saat yang sama, tekan kepala
mungkin ke belakang, putar searah jarum jam dan
kebalikannya, kemudian anjurkan klien untuk mengerutkan
otot seperti kenari, yaitu cemburut, mata di kedip – kedipkan,
monyongkan kedepan, lidah di tekan kelangit - langit dan
bahu dibungkukan selama lima sampai tujuh detik. Bimbing
klien ke daerah otot yang tegang, anjurkan klien untuk
memikirkan rasanya, dan tegangkan otot sepenuhnya
kemudian relaks selama 12-30 detik.
5. Lengkungkan punggung kebelakang sambil menarik nafas
napas dalam, dan keluar lambung, tahan, lalu relaks. Tarik
nafas dalam, tekan keluar perut, tahan, relaks.
6. Tarik kaki dan ibu jari ke belakang mengarah ke muka, tahan,
relaks. Lipat ibu jari secara serentak, kencangkan betis paha
dan bokong selama lima sampai tujuh detik, bimbing klien ke
daerah yang tegang, lalu anjurkan klien 10 merasakannya dan
tegangkan otot sepenuhnya, kemudian relaks selama 12-30
detik.
7. Selama melakukan teknik relaksasi, catat respons nonverbal
klien. Jika klien menjadi tidak nyaman, hentikan latihan, dan
jika klien terlihat kesulitan, relaksasi hanya pada bagian
tubuh. Lambatkan kecepatan latihan latihan dan berkonsentrasi
pada bagian tubuh yang tegang.

Fase terminasi
Kaji respon klien terhadap teknik relaksasi, dan perubahan tingkat
nyeri pada pasien.
SOP TERAPI RENDAM KAKI AIR HANGAT

Definisi Adalah terapi non farmakologis yang memberikan efek fisiologis


terhadap beberapa bagian tubuh organ manusia seperti jantung

Tujuan 1. Untuk menurunkan tekanan darah secara non farmakologi


2. Untuk meningkatkan sirkulasi darah
3. Untuk meningkatkan relaksasi otot

Indikasi Dilakukan pada pasien hipertensi


Kontraindikasi Pasien yang terdapat luka dibagian kaki

Prosedur kerja Fase orientasi


1. Lakukan kebersihan tangan sesuai dengan SOP
2. Sampaikan maksud dan tujuan tindakan.
3. Jelaskan langkah dan prosedur tindakan.
4. Kontrak waktu dengan pasien.
5. Tanyakan kesiapan pasien sebelum tindakan dilakukan.
6. Berikan privasi untuk pasien jika pasien membutuhkan.
Tahap kerja
1. Menganjurkan pasien untuk duduk
2. Memasang tensimeter ke lengan pasien
3. Mencatat hasil tekanan darah awal
4. Siapkan ember lalu isi dengan air dingin dan air pana sampai
seengah penuh lalu ukur suhu air (37,7-40,5 C) dengan
thermometer air
5. Jika kaki tampak kotor, maka disarankan untuk mencuci kaki
terlebih dahulu.
6. Celupkan dan rendam kaki sampai betis (10 menit)
7. Lakukan pengukuran suhu setiap 5 menit, jika suhu turun
maka tambahkan air panas (kaki diangkat dari ember) dan
ukur kembali suhunya dengan thermometr. Atau bisa dengan
langsung menganti ember yang baru dengan suhu yang sudah
diukur dan pindahkan kaki pasien pada ember selanjutnya
atau ember kedua
8. Setelah selesai (10 menit), angkat kaki dan keringkan dengan
handuk
9. Mencatat hasil tekanan darah

Fase terminasi
Kaji respon klien terhadap teknik relaksasi, dan perubahan tingkat
nyeri pada pasien.
K. Referensi
Anies. (2018). “Buku Ajar Kedokteran & Kesehatan Penyakit Degeneratif”. Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media.
Azizah. O. C., Hasanah. U., dan Pakarti. T. A. (2021). “Penerapan Teknik Relaksasi Otot
Progresif Terhadap Tekanan Darah Pasien Hipertensi”. 4(1).
Fadlilah. S., Amestitasih. T., Pebrianda. B., dan Lanni. F. (2021). “Terapi Komplementer
Kombinasi Rendam Kaki Air Hangat dan Aromaterapi Lemon dalam Menurunkan
Tekanan Darah”. 8(2), 84-91
Firdaus., Pranata. L., Manurung. A. (2018). “Comparison Of Heavy Air Foot Therapy
Therapy And Progressive Muscle Relaxation Technique On Hipertension In Elderly
In The Orphanage Of Tresna Werdha Palembang”. 3(1), 31-40
Nopriani, Y., Prianda, Y., dan Nurul Makiyah S. N. (2018). “Efektivitas Kombinasi
Relaksasi Otot Progresif dan Rendam Kaki Air Hangat terhadap Tekanan Darah
Penderita Hipertensi”. 9(2).
Triyanto, E. (2014). “Pelayanan Keperawatan Bagi Penderita Hipertensi Secara Terpadu”.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Tyani, E. S., Wasito, U., & Yesi, H. N. (2015). “Efektifitas Relaksasi Otot Progresif
Terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi Esensial”. 2.(2), 1068-
1075.
RESUME HARIAN PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN GERONTIK
MINGGU KEDUA DI PKM BATOH BANDA ACEH

Oleh

Umayra Hijriah
P1337420921208

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK

KESEHATAN KEMENKES SEMARANG PRODI PROFESI NERS KELAS

KERJASAMA PALANGKARAYA-ACEH

2022
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN GERONTIK
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
JURUSAN KEPERAWATAN – PRODI KEPERAWATAN SEMARANG
Jalan Tirto Agung Pedalangan Banyumanik Semarang
----------------------------------------------------------------------------------------------------
A. Karakteristik Demografi
1. Identitas Diri Klien
Nama Lengkap : Jamil
Tempat /Tanggal Lahir : Banda Aceh, 12 Mei 1950
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status Perkawinan : Kawin/Belum
: Kawin/Janda/Duda/(Cerai/Hidup)
Pendidikan terakhir : SMA
Agama : islam
Suku Bangsa : Aceh
Golongan Darah :O
Diagnosa Medis (bila ada) : Fraktur Tibia
TB/BB : 160cm / 50Kg
Alamat : Sukadamai
No Telpon :-
2. Keluarga atau Orang lain yang penting/dekat yang dapat dihubungi:
Nama : halimatun
Alamat : Sukadamai
Hubungan dengan klien : Istri
No Telp :-
3. Riwayat Pekerjaan dan Status Ekonomi
Pekerjaan Saat ini : Swasta
Pekerjaan sebelumnya : Swasta
Sumber Pendapatan : Pribadi
Kecukupan pendapatan : Cukup
4. Aktivitas rekreasi
Hobi : Memancing
Bepergian/wisata : Ke taman dank e pantai
Keanggotaan organisasi : Tidak ada

B. Pemahaman dan Penatalaksanaan masalah Kesehatan


Pemahaman pasien tentang penyakit yang diderita yaitu pasien mengalami fraktur pada
esktermitas bawah akibat kecelakaan,dan pasien mengeluh sulit untuk beraktifitas seperti
biasanya. Penatalaksanaan yang pasien lakukan yaitu mendatangi pelayanan kesehatan seperti
puskesmas dan rumah sakit.
C. Pola Kebiasaan sehari-sehari
1. Nutrisi
Frekuensi makan : 3x dalam 1 hari
Nafsu makan : Baik
Jenis makanan : Nasi, ikan, ayam, sayur, dan buah dll.
Kebiasaan sebelum makan :tidak ada
Makanan yang tidak disukai : Tidak Ada
Alergi terhadap makanan : Tidak Ada
Pantangan makanan : tidak ada
Keluhan yang berhubungan dengan makan : Tidak Ada
2. Eliminasi
a. BAK
Frekuensi dan waktu : 2x dalam 1 hari selama puasa yaitu
pagi dan malam
Keluhan BAK pada malam hari : Tidak ada
Keluhan yang berhubungan dengan BAK : Tidak ada
b. BAB
Frekuensi dan waktu : dalam 2 hari pasien hanya 1x
BAB saat puasa
Konsistensi :Padat
Keluhan yang berhubungan dengan BAB : Tidak ada
Pengalaman memakai Laxatif/Pencahar : Tidak ada

3. Personal Higiene
a. Mandi
Frekuensi dan waktu mandi : 2x dalam sehari
Pemakaian sabun(ya/tdk) : Iya
Sendiri/dg bantuan :Mandiri
b. Oral hygiene
Frekuensi dan waktu gosok gigi : 3x dalam sehari
Menggunakan pasta gigi : Iya
c. Cuci rambut
Frekuensi : seminggu 2x
Penggunaan shampo (ya/tdk) : Iya
d. Kuku dan tangan
Frekuensi gunting kuku : 1x seminggu
Kebiasaan mencuci tangan pakai sabun : Iya, sebelum makan dan sesudah
makan
4. Istirahat dan Tidur
Lama tidur malam : 7-8 jam
Tidur siang : Tidak ada
Keluhan yang berhubungan dengan tidur : Tidak ada
5. Kebiasaan mengisi waktu luang
Olahraga : tidak ada selama sakit
Nonton TV : Iya
Berkebun/memasak : Iya
Lain-lain : Menyiram tanaman
6. Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan
Merokok (ya/tidak) : Tidak ada
Minuman keras (ya/tidak) : Tidak
Ketergantungan terhadap obat (ya/tidak) : ya
7. Uraian kronologis kegiatan sehari-hari
Jenis Kegiatan : Lama waktu untuk setiap kegiatan
1) Bekebun : 30
2) Menyiram tanaman: 20 menit
D. Status Kesehatan
1. Status Kesehatan saat ini
Keluhan utama dalam 1 th terakhir : Pasien mengatakan pada satu tahun terakhir
ini pasien mengeluh nyeri.
Faktor pencetus : Nyeri
Timbulnya keluhan : Melakukan aktivitas : ( ) Mendadak ( ü ) bertahap
Waktu mulai timbulnya keluhan: saat melakukan aktifitas
Upaya mengatasi : Istirahat dan minum obat
2. Riwayat kesehatan masa lalu
Penyakit yang pernah diderita : Demam, Cacar
Riwayat alergi (obat, makanan, debu dll) : Tidak ada
Riwayat Kecelakaan : Tidak ada
Riwayat dirawat di rumah sakit : Ada
Riwayat Pemakaian obat : Ada

E. Catatan Perkembangan Keperawatan:

No Hari, Tanggal, Dx. Perkembangan TT


Pukul Keperawatan Keperawatan
1. Senin, 10 Mei Hambatan S: pasien mengeluh sulit
2022 Mobilitas fisik saat beraktifitas.
O:
TD: 120/90 mmHg
HR: 90 x/menit
RR: 20 x/menit
T : 36,1C
A: Intoleransi Aktifitas
P:
1. Terapi latihan
ambulasi.
2. Bantu pasien untuk
menggunakan alas
kaki yang mefalitasi
pasien untuk berjalan
3. Bantu pasien untuk
berpindah
4. Terapkan atau
sediakan alat bantu
(Tongkat, walker, atau
kursi roda)
5. Bantu apsien untuk
berdiri dan ambulasi
dengan jarak tertentu
6. Intruksikan pasien
mengenai pemindahan
dan teknik ambulasi
yang aman.
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN GERONTIK
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
JURUSAN KEPERAWATAN – PRODI KEPERAWATAN SEMARANG
Jalan Tirto Agung Pedalangan Banyumanik Semarang
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
A. Karakteristik Demografi
1. Identitas Diri Klien
Nama Lengkap : Halimatun
Tempat /Tanggal Lahir : Banda Aceh, 20 Januari 1961
Jenis Kelamin : Perempuan,
Status Perkawinan : Kawin/Belum
Pendidikan terakhir : SLTA/Sederajat
Agama : Islam
Suku Bangsa : Aceh
Golongan Darah : B+
Diagnosa Medis (bila ada) : Artritis
TB/BB ; 158cm/60kg
Alamat : Sukadamai, Banda Aceh
No Telpon :-

2. Keluarga atau Orang lain yang penting/dekat yang dapat dihubungi:


Nama : Jamil
Alamat :Sukadamai
Hubungan dengan klien : Suami
No Telp :-

3. Riwayat Pekerjaan dan Status Ekonomi


Pekerjaan Saat ini : IRT
Pekerjaan sebelumnya : IRT
Sumber Pendapatan : Dari hasil pendapatan suami
Kecukupan pendapatan : Cukup
4. Aktivitas rekreasi
Hobi : Berkebun
Bepergian/wisata : Ke taman
Keanggotaan organisasi :Tidak ada
Lain-lain : Tidak ada

5. Riwayat Keluarga
a. Saudara Kandung

Nama Keadaan saat ini Keterangan


Ny. i Sehat Hidup
Tn.P Sehat Hidup
Ny. M Sehat Hidup

b. Riwayat Kematian dalam keluarga ( 1 tahun terkhir)


Nama : Tidak ada
Umur : Tidak ada
Penyebab Kematian : Tidak ada

c. Kunjungan keluarga : Ada


d. Genogram (buatlah 3 generasi)

Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Pasien yang sakit
B. Pemahaman dan Penatalaksanaan Masalah Kesehatan
Pasien mengatakan tidak tahu tentang penyakit yang diderita oleh pasien. Pasien
mengatakan sering nyeri pada sendi tangan dan kaki. Penatalaksanaan yang masalah
kesehatan, pasien mengatakan jika nyeri muncul pasien tidak minum obat tetapi hanya
menggosokkan minya urut pada sendi yang sakit dan riwayat mengunjungi pelayanan
kesehatan jarang dilakukan.

C. Pola Kebiasaan sehari-sehari


1. Nutrisi
Frekuensi makan : Baik, 2x dalam 1 hari
Nafsu makan : Baik
Jenis makanan : Nasi, ikan, sayur, kacang, dll
Kebiasaan sebelum makan : Berdoa
Makanan yang tidak disukai : Tidak ada
Alergi terhadap makanan : Tidak ada
Pantangan makanan : Tidak ada
Keluhan yang berhubungan : Tidak ada
dengan makan

2. Eliminasi
a. BAK
Frekuensi dan waktu : 2x dalam 1 hari
Keluhan BAK pada malam : Tidak ada
hari
Keluhan yang berhubungan : Tidak ada
dengan BAK

b. BAB
Frekuensi dan waktu : 1x dalam 2 hari
Konsistensi : Padat
Keluhan yang berhubungan : Tidak ada
dengan BAB
Pengalaman memakai : Tidak ada
Laxatif/Pencahar

3. Personal Higiene
a. Mandi
Frekuensi dan waktu mandi : 2x dalam 1 hari
Pemakaian sabun(ya/tdk) : Iya
Sendiri/dg bantuan : Mandiri
b. Oral hygiene
Frekuensi dan waktu gosok : 2x dalam 1 hari
gigi
Menggunakan pasta gigi : Iya

c. Cuci rambut
Frekuensi : 2x dalam seminggu
Penggunaan shampo : Iya
(ya/tdk)

d. Kuku dan tangan


Frekuensi gunting kuku : 1x dalam 2 minggu
Kebiasaan mencuci tangan : Iya
pakai sabun

4. Istirahat dan Tidur


Lama tidur malam : 6 jam
Tidur siang : Tidak ada
Keluhan yang berhubungan : Tidak ada
dengan tidur

5. Kebiasaan mengisi waktu luang


Olahraga : Jarang dilakukan
Nonton TV : Iya
Berkebun/memasak : Mengaji
Lain-lain

6. Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan


Merokok (ya/tidak) : Tidak
Minuman keras (ya/tidak) : Tidak
Ketergantungan terhadap obat : Tidak
(ya/tidak)

7. Uraian kronologis kegiatan sehari-hari


Jenis Kegiatan : Lama waktu untuk setiap kegiatan
1. Berkebun : 30 menit
2. Istirahat : 10 menit
3. Mengaji : 30 menit

D. Status Kesehatan
1. Status Kesehatan saat ini
Keluhan utama dalam 1 th : Pasien sering mengeluh nyeri pada
terakhir sendi tanpa tahu penyebabnya
Gejala yang dirasakan : Nyeri
Faktor pencetus : Melakukan aktivitas
Timbulnya keluhan : ( ) Mendadak (  ) bertahap
Waktu mulai timbulnya : Saat beaktifitas
keluhan
Upaya mengatasi : Istirahat dan menggosok degan minyak
urut
2. Riwayat kesehatan masa lalu
Penyakit yang pernah diderita : Demam, Batuk, Cacar
Riwayat alergi (obat, makanan, : Tidak ada
debu dll)
Riwayat Kecelakaan : Ada
Riwayat dirawat di rumah sakit : Ada
Riwayat Pemakaian obat : Ada

3. Pengkajian/Pemeriksaan fisik (Observasi, Pengukuran, Auskultasi, Perkusi, dan Palpasi)


a. Keadaan umum : Baik, composmentis
b. BB/TB : 60kg/ 158cm
c. Rambut : Berwarna Putih
d. Mata : Simetris (Tidak ada strabismus), rabun pada mata
kanan dan kiri
e. Telinga : Bersih, tidak ada serumen
f. Mulut, gigi, dan bibir : Bersih, keadaan gigi tidak lengkap dantampak
kuning, bibir kering
g. Dada : Simetris, tidak ada suara nafas tambahan
h. Abdomen : Simetris, tak terdapat asitesi, tidak ada nyeri tekan
i. Kulit : Sawo matang, tampak kering
j. Ekstremitas atas : Baik, tidak ada udema
k. Ekstremitas bawah : Baik, tidak ada udema
l. Sistem imune : Baik
m. Sistem reproduksi : Baik
n. Sistem Persyarafan : Baik
o. Sistem Pengecapan : Baik
p. Sistem penciuman : Baik
q. Tactil Respon : Baik

No Hari, Tanggal, Dx. Perkembangan TT


Pukul Keperawatan Keperawatan
1. Rabu , 11 Mei Kurang S:
2022 Pengetahuan Pasieng mengatakan
nyeri pada sendi kaki
dan tangan, akan tetapi
pasien tidak
menegtahui penyebab
nyeri itu uncul
O:
TD: 110/70 mmHg
HR: 83 x/menit
RR: 20 x/menit
T : 36,5C
Kurang pengetahuan
terhadap timbulnya
penyakit
Nyeri sendi kaki dan
tangan
A: Kurang Pengetahuan
Nyeri akut
P:

1. Kaji tingkat
pengetahuan tentang
proses penyakit

2. Jelaskan tentang
penyakit

3. Jelaskan tanda dan


gejala

4. Jelaskan tentang
penyeba

5. Jelaskan tentang cara


penularan

6. Jelaskan tentang cara


penanganan

7. Jelaskan tentang cara


pencegahan
Lampirn Refleksi Jurnal BNP
1. Pendidikan Kesehatan Pada Lansia Dengan Diagnosa Medis Artritis:
- Aupia, A. (2021). The Effect of Health Education on The Knowledge and Adherence of
Diet for Gout Arthritis Patients. Media Keperawatan Indonesia, 4(2), 120-126.

- Lumintang, C. T. (2021). Peningkatan Pengetahuan tentang Diet Gout Arthritis Melalui


Pendidikan Kesehatan. Jurnal Indah Sains dan Klinis, 2(3), 52-57.
- Dewi, M., Sovia, S., & Adha, P. D. (2020). Efektifitas Terapi Rendam Air Hangat dengan
Garam terhadap Skala Nyeri Arthritis Pada Lansia Di Panti Sosial Tresna Werdha Budi
Luhur Kota Jambi. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 20(3), 862-870.
Pembahasan:
Prevalensi gout arthritis semakin meningkat dipengaruhi oleh kurangnya informasi
tentang diet gout arthritis. Hal ini dapat dilihat dari kebiasaan hidup penderita yang kurang
memahami tentang jenis makanan yang harus dihindari, konsumsi jenis makanan
dengan kadar purin tinggi, kurang berolahraga dan jarang memeriksakan kondisi
kesehatan ke fasilitas kesehatan. Penyebab terjadinya gout yaitu kebiasaan berlebih
mengkonsumsi daging dan produk makanan laut, minuman beralkohol dan
mengandung pemanis fruktosa, obesitas dan penggunaan obat jenis aspirin dan
diuretika. Hal ini kemudian dapat berdampak terjadinya gagal ginjal . Untuk
mencegah hal tersebut maka perlu dilakukan diet bagi klien dengan diagnose gout
arthritis.
Perilaku diet bagi klien dengan gout dapat dilakukan dengan cara menghindari konsumsi
jenis makanan dengan kandungan tinggi purin (jeroan, ampela dan hati hewani), konsumsi
daging hewan berlebih (daging sapi, domba) konsumsi makanan produk laut (lobster,
udang, kepiting), konsumsi minuman dengan pemanis tinggi (jus buah, minuman jenis
alcohol) dan mengontrol berat badan. Penyakit ini berdampak pada aktifitas harian
penderita sehingga perlu dilakukan upaya untuk memotivasi pola hidup teratur dan sehat
misalnya olahraga sepeda dan berenang, mengatur pola makan, menjaga berat badan, cek
kesehatan secara rutin serta rajin kontrol kadar asam urat ke fasilitas pelayanan kesehatan
terdekat.
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN GERONTIK
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
JURUSAN KEPERAWATAN – PRODI KEPERAWATAN SEMARANG
Jalan Tirto Agung Pedalangan Banyumanik Semarang
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
A. Karakteristik Demografi
1. Identitas Diri Klien
Nama Lengkap : Tn. Aziz
Tempat /Tanggal Lahir : Aceh Besar, 15 Mei 1962
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Status Perkawinan : Kawin/Belum
Pendidikan terakhir : D3
Agama : Islam
Suku Bangsa : Aceh
Golongan Darah : O+
Diagnosa Medis (bila ada) : Pneumonia
TB/BB ; 165cm/60 kg
Alamat : Luengbata, Banda Aceh
No Telpon : 081277262221

2. Keluarga atau Orang lain yang penting/dekat yang dapat dihubungi:


Nama : Ny.Siti
Alamat : Luengbata
Hubungan dengan klien : Istri
No Telp : 082362046296

3. Riwayat Pekerjaan dan Status Ekonomi


Pekerjaan Saat ini : Pensiun
Pekerjaan sebelumnya : PNS
Sumber Pendapatan : Dari uang pensiun
Kecukupan pendapatan : Cukup

4. Aktivitas rekreasi
Hobi : Memancing
Bepergian/wisata : Ke pantai
Keanggotaan organisasi :Tidak ada
Lain-lain : Tidak ada

5. Riwayat Keluarga
a. Saudara Kandung

Nama Keadaan saat ini Keterangan


Tn. U Sehat Hidup
Tn. D Sehat Hidup

b. Riwayat Kematian dalam keluarga ( 1 tahun terkhir)


Nama : Tidak ada
Umur : Tidak ada
Penyebab Kematian : Tidak ada

c. Kunjungan keluarga : Ada


d. Genogram (buatlah 3 generasi)
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Pasien yang sakit
B. Pemahaman dan Penatalaksanaan Masalah Kesehatan
Pemahaman pasien tentang penyakitnya pasien mengatakan tidak tau mengenai penyakit
yang di derita awalnya mengira hanya batuk biasa karena gejala yang dirasakan batuk
namun tidak dapat mengeluarkan dahak dan sesak nafas, pesien mendatangi pelayannan
kesehatan.
C. Pola Kebiasaan sehari-sehari
1. Nutrisi
Frekuensi makan : Baik, 2x dalam 1 hari
Nafsu makan : Baik
Jenis makanan : Nasi, ikan, sayur, dll
Kebiasaan sebelum makan : Berdoa
Makanan yang tidak disukai : Tidak ada
Alergi terhadap makanan : Tidak ada
Pantangan makanan : Tidak ada
Keluhan yang berhubungan : Tidak ada
dengan makan

2. Eliminasi
a. BAK
Frekuensi dan waktu : 3 x dalam 1 hari
Keluhan BAK pada malam : Tidak ada
hari
Keluhan yang berhubungan : Tidak ada
dengan BAK
b. BAB
Frekuensi dan waktu : 1x dalam 2 hari
Konsistensi : Padat
Keluhan yang berhubungan : Tidak ada
dengan BAB
Pengalaman memakai : Tidak ada
Laxatif/Pencahar

3. Personal Higiene
a. Mandi
Frekuensi dan waktu mandi : 2x dalam 1 hari
Pemakaian sabun(ya/tdk) : Iya
Sendiri/dg bantuan : Mandiri
b. Oral hygiene
Frekuensi dan waktu gosok : 2x dalam 1 hari
gigi
Menggunakan pasta gigi : Iya

c. Cuci rambut
Frekuensi : 1x dalam seminggu
Penggunaan shampo : Iya
(ya/tdk)

d. Kuku dan tangan


Frekuensi gunting kuku : 1x dalam 2 minggu
Kebiasaan mencuci tangan : Iya
pakai sabun

4. Istirahat dan Tidur


Lama tidur malam : 8 jam
Tidur siang : Tidak ada
Keluhan yang berhubungan : Tidak ada
dengan tidur

5. Kebiasaan mengisi waktu luang


Olahraga : Jarang dilakukan
Nonton TV : Iya
Berkebun/memasak : Memancing
Lain-lain

6. Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan


Merokok (ya/tidak) : Tidak ( riwayat perokok sebelum sakit)
Minuman keras (ya/tidak) : Tidak
Ketergantungan terhadap obat : Iya
(ya/tidak)

D. Pengkajian/Pemeriksaan fisik (Observasi, Pengukuran, Auskultasi, Perkusi, dan Palpasi)


a. Keadaan umum : Baik, composmentis
b. BB/TB : 60kg/156cm
c. Rambut : Berwarna Putih
d. Mata : Simetris (Tidak ada strabismus), rabun pada mata kanan
dan kiri
e. Telinga : Bersih, tidak ada serumen
f. Mulut, gigi, dan bibir : Bersih, keadaan gigi tidak lengkap dan tampak kuning,
bibir kering
g. Dada : Simetris, tidak ada suara nafas tambahan,tidak ada nyeri
tekan, Frekuensi Nafas cepat 23 x/menit
h. Abdomen : Simetris, tak terdapat asitesi, tidak ada nyeri tekan
i. Kulit : Sawo matang, tampak kering
j. Ekstremitas atas : Baik, tidak ada udema
k. Ekstremitas bawah : Baik, tidak ada udema
l. Sistem imune : Baik
m. Sistem reproduksi : Baik
n. Sistem Persyarafan : Baik
o. Sistem Pengecapan : Baik
p. Sistem penciuman : Baik
q. Tactil Respon : Baik

Catatan Perkembangan Keperawatan:


No Hari, Tanggal, Dx. Perkembangan TT
Pukul Keperawatan Keperawatan
1. Kamis, 12 Mei Bersihan jalan S: pasien mengatakan
2022 nafas tidak batuk namun tidak
efektif dapat mengeluarkan
dahak dan sesak
O:
TD: 130/80 mmHg
HR: 87 x/menit
RR: 23 x/menit
T : 38,9C
A: Bersihan jalan nafas
tidak efektif
P:
1. Latihan batuk
efektif
2. Identifikasi
kemampuan batuk
3. Monitor tanda dan
gejala infeksi
saluran nafas
4. Atur posisi semi
fowler dan fowler
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN GERONTIK
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
JURUSAN KEPERAWATAN – PRODI KEPERAWATAN SEMARANG
Jalan Tirto Agung Pedalangan Banyumanik Semarang

-------------------------------------------------------------------------------------------------------
A. Karakteristik Demografi
1. Identitas Diri Klien
Nama Lengkap : Tn. F
Tempat /Tanggal Lahir : Aceh Besar,14 Januari 1962
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status Perkawinan : Kawin/Belum
Pendidikan terakhir : SMA
Agama : Islam
Suku Bangsa : Aceh
Golongan Darah : B+
Diagnosa Medis (bila ada) : Diare
TB/BB : 160cm/50kg
Alamat : Luengbata,Banda Aceh
No Telpon :-

2. Keluarga atau Orang lain yang penting/dekat yang dapat dihubungi:


Nama : Tn.
Alamat : Luengbata
Hubungan dengan klien : Anak Kandung
No Telp :-

3. Riwayat Pekerjaan dan Status Ekonomi


Pekerjaan Saat ini : Tidak Berkerja
Pekerjaan sebelumnya : Pedagang
Sumber Pendapatan : Pribadi
Kecukupan pendapatan : Cukup

4. Aktivitas rekreasi
Hobi : Memancing
Bepergian/wisata : Ke pantai
Keanggotaan organisasi : Tidak ada
Lain-lain : Tidak ada

5. Riwayat Keluarga
a. Saudara Kandung

Nama Keadaan saat ini Keterangan


Tn.A Meninggal Diabetes Melitus
Tn.A Sehat Hidup
Ny.S Sehat Hidup
Ny.J Sehat Hidup

b. Riwayat Kematian dalam keluarga ( 1 tahun terkhir)


Nama : Tidak ada
Umur : Tidak ada
Penyebab Kematian : Tidak ada

c. Kunjungan keluarga : Ada


d. Genogram (buatlah 3 generasi)
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Pasien yang sakit
B. Pemahaman dan Penatalaksanaan Masalah Kesehatan
Pemahaman pasien tentang penyakit yang sedang diderita yaitu diare, dan pasien
mengeluhkan sudah hampir 5 x dalam sehari dan memutuskan untuk penatalaksanaan
masalah kesehatan ke puskesmas untuk mengambil obat
C. Pola Kebiasaan sehari-sehari
1. Nutrisi
Frekuensi makan : Baik, 2x dalam 1 hari
Nafsu makan : Baik
Jenis makanan : Nasi, telur, sayur, kacang, dll
Kebiasaan sebelum makan : Berdoa
Makanan yang tidak disukai : Tidak ada
Alergi terhadap makanan : Tidak ada
Pantangan makanan : Tidak ada
Keluhan yang berhubungan : Tidak ada
dengan makan

2. Eliminasi
a. BAK
Frekuensi dan waktu : 2x dalam 1 hari
Keluhan BAK pada malam : Tidak ada
hari
Keluhan yang berhubungan : Tidak ada
dengan BAK

b. BAB
Frekuensi dan waktu : 5x dalam 1 hari
Konsistensi : Cair
Keluhan yang berhubungan : Tidak ada
dengan BAB
Pengalaman memakai : Tidak ada
Laxatif/Pencahar

3. Personal Higiene
a. Mandi
Frekuensi dan waktu mandi : 2x dalam 1 hari
Pemakaian sabun(ya/tdk) : Iya
Sendiri/dg bantuan : Mandiri
b. Oral hygiene
Frekuensi dan waktu gosok : 2x dalam 1 hari
gigi
Menggunakan pasta gigi : Iya

c. Cuci rambut
Frekuensi : 2x dalam seminggu
Penggunaan shampo : Iya
(ya/tdk)

d. Kuku dan tangan


Frekuensi gunting kuku : 1x dalam 2 minggu
Kebiasaan mencuci tangan : Iya
pakai sabun

4. Istirahat dan Tidur


Lama tidur malam : 8 jam
Tidur siang : Tidak ada
Keluhan yang berhubungan : Tidak ada
dengan tidur

5. Kebiasaan mengisi waktu luang


Olahraga : Jarang dilakukan
Nonton TV : Iya
Berkebun/memasak : Memancing
Lain-lain

6. Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan


Merokok (ya/tidak) : Iya
Minuman keras (ya/tidak) : Tidak
Ketergantungan terhadap obat : Tidak
(ya/tidak)

7. Uraian kronologis kegiatan sehari-hari


Jenis Kegiatan : Lama waktu untuk setiap kegiatan
a. Memancing : 40 menit
b. Istirahat : 10 menit
c. Berkebun : 30 menit

D. Status Kesehatan
4. Status Kesehatan saat ini
Keluhan utama dalam 1 th : Pasien sering mengeluh sering sakit
terakhir sakit perut dan BAB cair
Gejala yang dirasakan : Nyeri
Faktor pencetus : Melakukan aktivitas
Timbulnya keluhan : ( ) Mendadak ( ) bertahap
Waktu mulai timbulnya : Saat pagi hari
keluhan
Upaya mengatasi : Istirahat
5. Riwayat kesehatan masa lalu
Penyakit yang pernah diderita : Demam, Batuk, Cacar
Riwayat alergi (obat, makanan, : Tidak ada
debu dll)
Riwayat Kecelakaan : Ada
Riwayat dirawat di rumah sakit : Ada
Riwayat Pemakaian obat : Ada

6. Pengkajian/Pemeriksaan fisik (Observasi, Pengukuran, Auskultasi, Perkusi, dan Palpasi)


a. Keadaan umum : Baik, composmentis
b. BB/TB : 50kg/160cm
c. Rambut : Berwarna Putih
d. Mata : Simetris (Tidak ada strabismus), rabun
pada mata kanan dan kiri
e. Telinga : Bersih, tidak ada serumen
f. Mulut, gigi, dan bibir : Bersih, keadaan gigi tidak lengkap dan
tampak kuning, bibir kering
g. Dada : Simetris, tidak ada suara nafas
tambahan,tidak ada nyeri tekan
h. Abdomen : Simetris, tak terdapat asitesi, tidak ada
nyeri tekan
i. Kulit : Sawo matang, tampak kering
j. Ekstremitas atas : Baik, tidak ada udema
k. Ekstremitas bawah : Baik, tidak ada udema
l. Sistem imune : Baik
m. Sistem reproduksi : Baik
n. Sistem Persyarafan : Baik
o. Sistem Pengecapan : Baik
p. Sistem penciuman : Baik
q. Tactil Respon : Baik
FORM EVALUASI CATATAN REFLEKTIF JURNAL
Nama : Umayra Hijriah
NIM : P1337420921208
Hari/ Tanggal: Rabu, 13 Mei 2022

No ASPEK YANG DI NILAI

1. - Pada Tanggal 11Mei 2022 pukul 09.00, di Puskesmas batoh, melakukan pengkajian pada
pasien Tn.F dengan diagnosa medis Diare
- Pukul 09.00 melakukan pemeriksaan TTV pada lansia TD: 110/70 mmHg, N: 89x/ mnt.
RR:19x/menit, T: 36,3̊C
2. Kasus :
- Identitas klien:
Nama : Tn.F
Umur : 62 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Status Perkawinan: Kawin
Pendidikan terakhir: SMA
Pekerjaan : Pedagang
Agama : Islam
Suku bangsa : Aceh
Diagnosa : Diare

- Masalah Klien
Tn. F mengeluh sudah 5x BAB dalam 1 hari ini, dan mengatakan sering mengeluh perut
pasien sakit.
- Tindakan dan alasan
Melakukan Penkes mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, dikarenakan pasien tidak
mengetahui apa yang salah selama mengkonsumsi makanan
- Evaluasi
Pasien dapat menyebutkan kembali apa saja makanan yang tidak diperbolehkan. Dapat
menerapkan dalam kehidupan sehari-hari
- Farmakologi:
3. Pengalaman yang di dapat
Pengalaman yang didapatkan selama stase gerontik di puskesmas batoh ,yaitu dapat
memberikan edukasi kepada pasien sesuai dengan masalah yang sedang dialami sehingga pasien
lebih mengenal penyakit yang dideritai dan latihan apa saja yang dapat dilakukan sesuai dengan
masalah pasien itu sendri berdasarkan bukti (EBNP)
4. Perasaan dalam mengelola kasus
Perasaan dalam mengelola kasus yang di dapatkan pada stase ini yaitu bahagia dapat membantu
sedikit mengenai pemberian edukasi kepada pasien khususnya lansia, serta dapat sekaligus
belajar mengenai masalah apa saja yang muncul pada pasien dengan diagnosa medis Diare

Pembimbing Klinik

(___________________)
Lampirn Refleksi Jurnal BNP
a. Pendidikan Kesehatan Pada Lansia Dengan Diagnosa Medis Diare:
i. Kustantya, N., & Anwar, M. S. (2013). Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Pada Lansia. Jurnal Keperawatan, 4(1).

Pembahasan
Perilaku pada lansia tentunya didahului ketika mereka mengenal dan memahami bahkan
dapat mengaplikasikan suatu objek. Pengetahuan memegang ke arah yang lebih baik.
Terbentuknya perilaku pada lanisa dimulai pada domain pengetahuan kognitif. Menurut
Maryam & Rosidawati , menjelaskan bahwa keberadaan usia lanjut ditandai dengan umur
harapan hidup yang semakin meningkat dari ahun ke tahun, hal tersebut membutuhkan
upaya pemeliharaan serta peningkatan kesehatan dalam rangka mencapai masa tua yang
sehat, bahagia, berdaya guna, dan produktif. Upaya lain yang harus diperhatikan adalah
melatih dan memberikan intervensi untuk mengurangi keluhan yang muncul pada proses
menua.
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN GERONTIK
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
JURUSAN KEPERAWATAN – PRODI KEPERAWATAN SEMARANG
Jalan Tirto Agung Pedalangan Banyumanik Semarang
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
A. Karakteristik Demografi
1. Identitas Diri Klien
Nama Lengkap : Ny. Zulaika
Tempat /Tanggal Lahir : 01 Januari 1959
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Kawin/Belum
Pendidikan terakhir : SLTA/Sederajat
Agama : Islam
Suku Bangsa : Aceh
Golongan Darah : O+
Diagnosa Medis (bila ada) : Diabetes Mellitus
TB/BB : 159cm /65 kg
Alamat : Lungbata
No Telpon : 081377262221

2. Keluarga atau Orang lain yang penting/dekat yang dapat dihubungi:


Nama : Ny.Yati
Alamat : Lungbata
Hubungan dengan klien : Anak kandung
No Telp : 082362036299

3. Riwayat Pekerjaan dan Status Ekonomi


Pekerjaan Saat ini : Ibu Rumah Tangga
Pekerjaan sebelumnya : Swasta
Sumber Pendapatan : Suami
Kecukupan pendapatan : Cukup
4. Aktivitas rekreasi
Hobi : Menjahit
Bepergian/wisata : Ke pantai
Keanggotaan organisasi : Tidak ada
Lain-lain : Tidak ada

5. Riwayat Keluarga
a. Saudara Kandung

Nama Keadaan saat ini Keterangan


Suwarni Sehat Hidup
M.Johan Sehat Hidup
Ruhaina Sehat Hidup
Nurjannah Sehat Hidup

b. Riwayat Kematian dalam keluarga ( 1 tahun terkhir)


Nama : Tidak ada
Umur : Tidak ada
Penyebab Kematian : Tidak ada

c. Kunjungan keluarga : Ada


d. Genogram (buatlah 3 generasi)
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Pasien yang sakit
B. Pola Kebiasaan sehari-sehari
1. Nutrisi
Frekuensi makan : Baik, 2x dalam 1 hari
Nafsu makan : Baik
Jenis makanan : Nasi, telur, sayur, dll
Kebiasaan sebelum makan : Minum air putih
Makanan yang tidak disukai : Tidak ada
Alergi terhadap makanan : Tidak ada
Pantangan makanan : Makanan manis
Keluhan yang berhubungan : Tidak ada
dengan makan

2. Eliminasi
a. BAK
Frekuensi dan waktu : 4x dalam 1 hari
Keluhan BAK pada malam : Tidak ada
hari
Keluhan yang berhubungan : Tidak ada
dengan BAK

b. BAB
Frekuensi dan waktu : 1x dalam 2 hari
Konsistensi : Padat
Keluhan yang berhubungan : Tidak ada
dengan BAB
Pengalaman memakai : Tidak ada
Laxatif/Pencahar

3. Personal Higiene
a. Mandi
Frekuensi dan waktu mandi : 2x dalam 1 hari
Pemakaian sabun(ya/tdk) : Iya
Sendiri/dg bantuan : Mandiri
b. Oral hygiene
Frekuensi dan waktu gosok : 2x dalam 1 hari
gigi
Menggunakan pasta gigi : Iya

c. Cuci rambut
Frekuensi : 1x dalam seminggu
Penggunaan shampo : Iya
(ya/tdk)

d. Kuku dan tangan


Frekuensi gunting kuku : 1x dalam 2 minggu
Kebiasaan mencuci tangan : Iya
pakai sabun

4. Istirahat dan Tidur


Lama tidur malam : 6 jam
Tidur siang : Tidak ada
Keluhan yang berhubungan : Tidak ada
dengan tidur
5. Kebiasaan mengisi waktu luang
Olahraga : Jarang dilakukan
Nonton TV : Iya
Berkebun/memasak : Memasak dan Berkebun
Lain-lain

6. Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan


Merokok (ya/tidak) : Tidak
Minuman keras (ya/tidak) : Tidak
Ketergantungan terhadap obat : Iya
(ya/tidak)

7. Uraian kronologis kegiatan sehari-hari


Jenis Kegiatan : Lama waktu untuk setiap kegiatan
1. Memasak : 1 Jam
2. Istirahat : 30 menit
3. Berkebun : 40 jam
4. Menonton Televisi

C. Status Kesehatan
1. Status Kesehatan saat ini
Keluhan utama dalam 1 th : Pasien sering mengeluh kebas pada
terakhir kakinya
Gejala yang dirasakan : sering kencing, sering haus
Faktor pencetus : Penyakit
Timbulnya keluhan : ( ) Mendadak (  ) bertahap
Waktu mulai timbulnya : Saat siang hari dan malam hari
keluhan
Upaya mengatasi : Istirahat dan minum obat
2. Riwayat kesehatan masa lalu
Penyakit yang pernah diderita : Demam, Batuk, cacar
Riwayat alergi (obat, makanan, : Tidak ada
debu dll)
Riwayat Kecelakaan : Tidak ada
Riwayat dirawat di rumah sakit : Ada
Riwayat Pemakaian obat : Ada

3. Pengkajian/Pemeriksaan fisik (Observasi, Pengukuran, Auskultasi, Perkusi, dan Palpasi)


a. Keadaan umum : Baik, composmentis
b. BB/TB : 65kg/ 169cm
c. Rambut : Berwarna Putih
d. Mata : Simetris (Tidak ada strabismus), menggunakan
kaca mata
e. Telinga : Bersih
f. Mulut, gigi, dan bibir : Bersih, keadaan gigi tidak lengkap, bibir kering
g. Dada : Simetris
h. Abdomen : Simetris
i. Kulit : Sawo matang, tampak kering
j. Ekstremitas atas : Baik, tidak ada udema, tidak ada lesi
k. Ekstremitas bawah : Baik, tidak ada udema, tidak ada lesi
l. Sistem imune : Baik
m. Sistem reproduksi : Baik
n. Sistem Persyarafan : Baik
o. Sistem Pengecapan : Baik
p. Sistem penciuman : Baik, mampu mencium dengan baik
q. Tactil Respon : Baik
FORM EVALUASI CATATAN REFLEKTIF JURNAL

Nama : Umayra Hijriah


NIM : P1337420921208
Hari/ Tanggal: Senin, 14 Mei 2022

No ASPEK YANG DI NILAI

1. - Pada Tanggal 09 Mei 2022 pukul 09.00, di Puskesmas batoh. Saya melakukan pengkajian
pada pasien Ny. Z dengan diagnosa medis Diabetes Mellitus
- Pukul 10.05: melakukan pemeriksaan TTV pada lansia TD: 130/80 mmHg, N: 85x/ mnt.
KGD: 218 g/dL
2. Kasus :
- Identitas klien:
Nama : Ny. Z
Umur : 62 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Kawin
Pendidikan terakhir : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Suku bangsa : Aceh
Diagnosa : Diabetes Mellitus

- Masalah Klien
Keluhannya: Ny. Z mengeluh sering merasakan kebas pada kedua kakinya dan sering buang
air kecil
- Tindakan dan alasan
Melakukan Penkes mengenai penyakit Diabetes Mellitus, untuk memberikan pengetahuan
kepada pasien. Kemudia memberikan terapi komplementer latihan senam kaki diabetes
Mellitus untuk menguatkan otot kaki, mencegah kelainan bentuk kaki dan memperlancar
sirkulasi darah.
- Evaluasi
Pasien dapat menyebutkan kembali apa yang sudah diberikan. Dapat menerapkan terapi
komplementer senam kaki Diabetes Mellitus
- Farmakologi: obat DM
3. Pengalaman yang di dapat
Pengalaman yang didapatkan selama stase gerontik di puskesmas batoh ,yaitu dapat
memberikan edukasi kepada pasien sesuai dengan masalah yang sedang dialami sehingga pasien
lebih mengenal penyakit yang diderita dan latihan apa saja yang dapat dilakukan sesuai dengan
masalah pasien itu sendri berdasarkan bukti (EBNP)
4. Perasaan dalam mengelola kasus
Perasaan dalam mengelola kasus yang di dapatkan pada stase ini yaitu bahagia dapat membantu
sedikit mengenai pemberian edukasi kepada pasien khususnya lansia, serta dapat sekaligus
belajar mengenai masalah apa saja yang muncul pada pasien dengan diagnosa medis Diabetes
Mellitus

Pembimbing Klinik

(___________________
Lampirn Refleksi Jurnal BNP
1. Jurnal EBNP
1. Irwanto, R., Panjaitan, R., Siregar, A. F., & Paranduri, A. I. (2021). Edukasi Penyakit Diabetes Mellitus
Tipe-2 Dan Penerapan Tata Laksana Diet Untuk Mengendalikan Glukosa Darah. Jurnal Pengmas Kestra
(Jpk), 1(1), 92-96.

Pembahasan:
Berdasar hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan perbedaan selisih mean rata-
rata kadar gula darah sebelum dengan sesudah intervensi pada kelompok intervensi lebih
tinggi dibanding selisih mean rata-rata sensitivitas kaki sebelum dengan sesudah intervensi
pada kelompok control. Hal ini menggambarkan bahwa lansia yang diberikan intervensi atau
perlakuan senam kaki relatif memiliki nilai kadar gula darah yang rendah darah. Nilai kadar
gula darah yang rendah ini menggambarkan terjadinya perbaikan nilai kadar gula darah
setelah dilakukan senam kaki. Penurunan kadar gula darah menunjukkan terjadinya penurunan
tingkat gangguan diabetes, karena tingkat keparahan diabetes melitus lansia akan ditunjukkan
dengan adanya kadar gula darah yang semakin tinggi, melebihi nilai ambang batas normal.

Anda mungkin juga menyukai