Anda di halaman 1dari 4

A.

Penjenisan Makna
Penggunaan kata yang beragam dalam keseharian menimbulkan makna kata yang
beragam pula dilihat dari sudut pandang yang berbeda beda. Jenis jenis makna kata yang
secara umum banyak di kenal di masyarakat antara lain: makna konotasi, makna denotasi,
makna leksikal, makna gramatikal, makna kontekstual, dan sebagainya. Tidak ada
penggolongan pasti tentang jenis jenis makna kata. Berbagai ahli di dunia telah
mengemukakan pendapatnya mengenai penggolongan makna kata, beberapa di antaranya
adalah Abdul Chaer, Geoffrey Leech, serta Dr. Muhammad Mukhtar Umar.
Abdul Chaer menggolongkan makna kata menjadi 13 jenis, yang meliputi: makna
leksikal, makna gramatikal, makna kontekstual, makna referensial, makna non-referensial,
makna denotatif, makna konotatif, makna konseptual, makna asosiatif, makna kata, makna
istilah, makna idiom, dan makna peribahasa.
1. Makna Leksikal
Makna Leksikal dapat juga disebut makna sebenarnya. Makna Leksikal merupakan
makna yang sesuai dengan hasil observasi indra yang dimiliki manusia, sehingga makna
yang tercipta merupakan makna yang sebenarnya, apa adanya, dan terdapat dalam
kamus (makna dalam kamus sering disebut dengan makna dasr atau makna konkret).
Makna ini bersifat tetap dan pasti karena mengikuti kamus yang ada. Kamus yang
menjadi acuan dalam bahasa Indonesia yakni Kamus Besar Bahasa Indonesia. Misalnya
leksem ‘kuda’ merupakan sejenis binatang berkaki empat yang digunakan sebagai alat
transportasi atau ‘air’ bermakna sejenis barang cair yang biasa digunakan untuk
keperluan sehari-hari.
Contoh lain makna leksikal:
 Makan : (dalam KBBI) – memasukkan makanan pokok ke dalam mulut serta
menguyahnya dan menelannya; arti lainnya – memakai, memerlukan, atau
menghabiskan (waktu, biaya, dan lain sebagainya).
 Lari : (dalam KBBI) – melangkah dengan kecepatan tinggi; arti lainnya – hilang atau
senyap; arti lainnya – pergi (keluar) tidak dengan cara baik (tidak sah), kabur.
 Tidur : (dalam KBBI) – dalam keadaan berhenti (mengaso) badan dan kesadarannya
(biasanya dengan memejamkan mata).
 Meja : (dalam KBBI) – perkakas (perabot) rumah yang mempunyai bidang datar
sebagai daun mejanya dan berkaki sebagai penyangganya (bermacam – macam
bentuk dan gunanya).
 Anak : (dalam KBBI) – keturunn yang kedua; arti lainnya – manusia yang masih
kecil; binatang yang masih kecil; arti lainnya – orang yang berasal dari atau
dilahirkan di (suatu negeri, daerah dan sebagainya).
 Ajar : (dalam KBBI) – petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui
(diturut)Buah : (dalam KBBI) – bagian tumbuhan yang berasal dari bunga atau pitik
(biasanya berbiji).
 Mandi : (dalam KBBI) – membersihkn tubuh dengan air dan sabun (dengan cara
menyiramkan, merencamkan diri dalam air dan sebagainya).
 Tenggelam : (dalam KBBI) – masuk terbenam ke dalam air; arti lainnya – karam
(tentang perahu atau kapal).
2. Makna Gramatikal
Sesuai namanya, makna gramatikal merupakan makna yang muncul akibat dari
adanya proses gramatikal atau proses tata bahasa. Proses gramatikal antara lain: proses
kompisisi, proses reduplikasi, proses afiksasi, serta proses komposisi atau kalimatisasi.
Misalnya, proses aplikasi awalan (prefiks) ber- pada kata ‘baju’, menjadi ‘berbaju’,
melahirkan makna gramatikal ‘mengenakan atau memakai baju’. Lalu pada kata
‘berkuda’ memiliki makna gramatikal mengendarai kuda. Contoh lain pada proses
komposisi kata dasar ‘sate’ dan ‘lontong’, menjadi kata ‘sate lontong,’ menimbulkan
makna gramatikal ‘sate bercampur lontong’.

3. Makna Kontekstual
Makna kontekstual merupakan makna dari sebuah kata atau leksem yang muncul
berdasarkan suatu konteks tertentu. Misalnya makna konteks kata ‘kepala’ akan
berbeda antara frasa ‘kepala nenek’, dengan ‘kepala surat’, maupun ‘kepala sekolah’,
atau ‘kepala jarum’, dan lain sebagainya. Contoh lainnya, Misal pada kalimat ‘tiga kali
empat berapa?’, apabila ditanyakan pada murid sekolah dasar, maka kalimat tersebut
memiliki makna menanyakan hasil perkalian matematik antara bilangan tiga dan
empat. Sedangkan, apabila pertanyaan tersebut dilontarkan kepada tukang foto, maka
kalimat tersebut memiliki makna kontekstual menanyakan harga cetak foto ukuran tiga
kali empat centimeter.

4. Makna Referensial
Makna referensial memiliki arti, yakni maka yang memiliki referensi atau acuannya
dalam dunia nyata. Misalnya kata ‘saya’, pada kalimat (“Tadi saya bertemu dengan
Ani”, Kata Anwar pada Budi) makna kata ‘saya’ mengacu pada Ani, sedangkan pada
kalimat (“Saya ingin berjumpa dengan dia”, kata Budi) makna kata ‘saya’ mengacu
pada Budi.

5. Makna Non-referensial
Makna non-referensial merupakan lawan dari makna referensial. Makna non-
referensial merupakan makna pada kata yang tidak memiliki acuan di dunia nyata.
Sebagai contoh kata ‘dan’, ‘atau’, ‘karena’, ‘maka’, ‘sebab’, ‘jika’. Kata kata tersebut
tidak memiliki acuan yang jelas.
6. Makna Denotatif
Makna denotatif seperti yang telah kita ketahui merupakan makna asli, makna asal,
atau pun makna sebenarnya yang diimiliki sebuah kata dan tidak memiliki makna
tersembunyi lain di dalamnya. Hampir sama dengan makna leksial, makna denotatif
mengacu pada makna yang ada pada kamus atau literatur bahasa lain. Contoh kata
‘bunga’ memiliki artian denotatif tanaman bunga yang tumbuh di taman.
Contoh lain makna denotatif:
(1) Sikat : (dalam KBBI) – pembersih yang dibuat dari bulu (ijuk, serabut, dan
sebagainya) diberi berdasar dan berpegangan (bermacam – macam rupa).
 Sikat gigi merek X diklaim oleh produsennya sebagai sikat gigi yang
direkomendasikan oleh empat dari lima dokter gigi di dunia.
 Noda rendang di bajuku sulit hilang meski telah aku rendam semalaman dan
aku sikat berkali – kali.
(2) Sapu : (dalam KBBI) – alat rumah tangga dibuat dari ijuk (lidi, sabut, dan
sebagainya) yang diikat menjadi berkas, diberi bertangkai pendek atau panjang
untuk membersihkan debu, sampah dan sebagainya.
 Setiap pagi dan sore hari, ia rutin menyapu halaman rumahnya.
 Sapu yang dibeli Dita di pasar tadi ternyata kualitasnya jelek, buktinya baru
dipakai beberapa jam ijuknya sudah lepas kemana – mana.
 Sapu terbang hanya ada di dongeng – dongen sihir seperti Harry Potter
karangan J.K. Rowling.

7. Makna Konotatif
Makna konotatif merupakan kebalikan dari makna denotative. Makna konotatif
merupakan makna lain yang ditambahkan pada sebuah kata yang berhubungan dengan
nilai rasa seseorang atau kelompok yang menggunakan kata tersebut. Misalnya, kata
‘kurus’, ‘ramping’, dan ‘kerempeng’ merupakan kata-kata yang bersinonim. Kata
‘kurus’ mengacu pada keadaan tubuh seseorang yang lebih kecil dari ukuran normal.
Kata ‘ramping’ yang bersinonim dengan kata ‘kurus’ memiliki konotasi positif, yaitu
nilai yang mengenakkan, atau dengan kata lain oerang akan senang apabila dikatakan
ramping. Sedangkan kata ‘kerempeng’ merupakan sinonim kata ‘kurus’ yang memiliki
makna konotatif negative, atau orang akan merasa tidak senang atau tidak nyama jika
dikatakan kerempeng. Contoh lainnya kata ‘bunga’ yang berarti tanaman yang cantik
akan memiliki makna yang sama dengan kata ‘bunga’ pada frasa ‘bunga desa’ yang
memiliki arti gadis tercantik atau yang menjadi incaran pemuda di suatu desa.
Contoh lain makna konotatif:
 Lagu ‘Gugur Bunga’ diciptakan untuk menghormati dan mengenang jasa
para bunga bangsa yang gugur di medan (Artinya: Lagu ‘Gugur Bunga’ diciptakan
untuk menghormati dan mengenang jasa para pahlawan yang gugur di medan
perang.)
 Dia merupakan tangan kanan pimpinan organisasi tersebut, sehingga
kemampuannya tidak perlu diragukan lagi. (Artinya: Dia merupakan orang
kepercayaan pimpinan organisasi tersebut, sehingga kemampuannya tidak perlu
diragukan lagi.)
 SMA 3 Jayakarsa menyapu bersih semua medali emas di ajang Olimpiade Sains
Nasional (OSN) tahun ini (Artinya: SMA 3 Jayakarsa memenangkan semua medali
emas di ajang Olimpiade Sains Nasional (OSN) tahun ini.)
 Ari berkeringat dingin menunggu giliran wawancara kerjanya siang ini. (Artinya :
Ari gugup menunggu giliran wawancara kerjanya siang ini.)
 Rubah itu tertangkap tangan ketika akan memangsa telur – telur ayam milik warga.
(Rubah itu tertangkap langsung saat kejadian ketika akan memangsa telur – telur
ayam milik warga.)
8. Makna Konseptual
Makna konseptual merupakan makna yang dimiliki oleh sebuah kata yang terlepas
dari konteks maupun asosiasi apapun. Dengan kata lain makna konseptual merupakan
makna yang terkandung pada kata yang berdiri sendiri. Misal kata ‘sawah’ memiliki
makna ladang atau tempat untuk bercocok tanam padi.

9. Makna Asosiatif
Makna asosiatif merupakan makna kata yang muncul karena adanya hubungan kata
tersebut dengan hal lain di luar bahasa. Misal pada kata ‘hitam’ yang berasosiasi pada
sesuatu yang jahat atau negatif. Begitu pula dengan kata ‘putih’ yang berasosiasi
dengan hal hal yang suci, kebenaran, ataupun kebaikan.

Anda mungkin juga menyukai