Anda di halaman 1dari 2

Achmad Gustian Andis

Hukum Ekonomi Syariah


1120200001
Pemateri : Redi & Nazmi

Jarimah Syurb Al Khamr


Jarimah Syurb Al-Khamr
Pengertian Khamr Kata Al-Khamru berasal dari kata Khamara-Yakhmuru-Khomron yang berarti
Satara menutup. Kalau ada kalimat Khomrussyahadah berarti Katamahaa seseorang menyembunyikan
kesaksian. Dalam menjelaskan arti kata khamr ini, Al Qurthubi mengemukakan : Kata Khamar berasal
dari kata khamara atau satara yang berarti menutup. Oleh karena itu, ada istilah kerudung Wanita. Setiap
benda yang menutup sesuatu yang lain, selalu disebut khamr, seperti dalam kalimat “tutuplah wadah-
wadah kalian ini”. Jadi khamr dapat menutup akal, menyumbat, dan membungkusnya.
Asyirbah adalah bentuk jama’ dari kata syurbun. Yang dimaksud asyirbah atau minum minuman keras
adalah minuman yang bisa membuat mabuk, apapun asalnya. Imam Malik, Imam Syafi’I dan Imam
Ahmad seperti dikutip H.A. Djazuli, berpendapat bahwa yang dimaksud khamr adalah minuman yang
memabukkan, baik disebut khamr atau dengan nama lain.
Adapun Abu Hanifah membedakan antara khamr dan mabuk. Khamr diharamkan meminumnya, baik
sedikit maupun banyak, dan keharamannya terletak pada dzatnya. Minuman lain yang bukan khamr tetapi
memabukkan, keharamannya tidak terletak pada minuman itu sendiri (dzatnya), tetapi pada minuman
terakhir yang menyebabkan mabuk. Jadi, menurut Abu Hanifah, minum minuman memabukkan selain
khamr, sebelum minum terakhir tidak diharamkan.
Dasar Hukum Proses Pengharaman Khamr
1. QS. An-Nahl ayat 67
2. QS. Al-Baqarah ayat 219
3. QS. An-Nisa ayat 43
4. QS. Al-Maidah ayat 90
Batasan Syurb Al-Khamr dan Sanksinya Ulama kalangan Hanafiah, sebagaimana dipaparkan Al-
Zuhaili, membedakan antara sanksi sekedar meminum khamr dan sanksi mabuk. Artinya, sedikit atau
banyaknya tetap saja haram dan peminum yang tidak mabuk dapat dikenai sanksi hukum. Jika
mengonsumsi saja sudah dapat dikenai sanksi, terlebih lagi sampai mabuk. Sanksi yang dikenakan
pastilah lebih besar.
Sementara itu jumhur ulama tidak memisahkan antara sanksi sekedar meminum dan sanksi
mabuk. Menurut mereka, setiap meminum (memakan) suatu zat yang dalam jumlah besarnya
memabukkan maka sedikitnya tetap saja haram, baik mabuk ataupun tidak. Mengenai sanksi pidana
pemabuk, tidak disebutkan secara jelas dalam rangkaian ayat tentang pengharaman khamr, namun
demikian dalam hadits disebutkan tentang sanksi bagi pemabuk, yaitu : Dari Annas bin Malik,
bahwasanya Nabi didatangi oleh seseorang yang yang telah meminum khamr. Beliau lalu mencambuknya
dengan dua pelepah kurma sebanyak empat puluh kali. (H.R. Muslim) Perbedaan pendapat mengenai
sanksi jarimah syurb al-khamr adalah jumlah cambukan yang harus dikenakan kepada pelaku. Apakah
cukup diberi sanksi empat puluh kali cambukan atau harus delapan puluh kali.
Abu Daud meriwayatkan hadits sebagai berikut : Dari Ali, ia berkata, “Nabi mencambuk pelaku jarimah
syurb al-khamr sebanyak empat puluh kali demikian juga Abu Bakafr. Sementara itu, Umar
menyempurnakannya menjadi delapan puluh kali. Kedua-duanya merupakan sunnah (H.R. Abu Daud). 40
Dera ( Rasulullah, Abu Bakar, Syafi’iyah), 80 Dera (Umar bin Khatab, Jumhur Fuqoha).
Cara Pembuktian Jarimah Khamr
1. Saksi ( 2 orang laki-laki atau 4 orang perempuan yang memenuhi syarat persaksian)
2. Pengakuan ( dari pelaku, dan cukup dilakukan 1 kali)
3. Qarinah
 Bau minuman ( menurut Imam Malik )
 Mabuk ( menurut Imam Malik & Imam Hanafi )
 Muntah ( menurut Imam Malik)
Imam Malik berpendapat bahwa muntah merupakan alat bukti yang lebih kuat daripada sekedar bau
minuman, karena pelaku tidak akan muntah kecuali setelah meminum minuman keras. akan tetapi Imam
Abu Hanifah, Imam Syafi‟i, dan Imam Ahmad dalam salah satu pendapatnya tidak menganggap muntah
sebagai alat bukti, kecuali apabila ditunjang dengan bukti-bukti yang lain, misalnya terdapatnya bau
minuman keras dalam muntahnya.

Evaluasi
1. Masih banyak kata-kata yang salah dalam penulisan
2. Penulisan pada daftar pustaka bisa disesuaikan lagi dengan standar penulisan daftar pustaka yang
benar.

Pertanyaan
1. Bagaimana hukumnya jika kita tidak tau dalam minuman yang kita minum itu mengandung
khamr, dan baru tau setelah beberapa waktu, kemudian apa yang harus kita lakukan, apakah harus
berkumur kumur atau bagaimana?
2. Kenapa kalau minum sedikit saja dari khamr dosa padahal kan tidak mabuk dan tidak
mengganggu ketertiban?
3. Bagaimana dengan pengguanaan khamr dalam makanan apakah masih haram atau halal?

Anda mungkin juga menyukai