I
BADAN PPSDM KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU
Direktorat : Jln. Thalua Koncihi No. 19 Mamboro Telp. (0451) 492518 fax (0451) 491451 Palu Utara
Website :www.poltekkespalu.ac.id
e-mail : poltekkeskemenkespalu@yahoo.com
SULAWESI TENGAH
A. LANDASAN TEORI
1. PENGERTIAN
Mioma uteri, dikenal juga dengan sebutan fibromioma, fibroid, atau leiomioma
merupakan neoplasma jinak yang berasal dari otot polos uterus dan jaringan ikat
yang menumpanginya. Mioma uteri berbatas tegas, tidak berkapsul, dan berasal dari
otot polos jaringan fibrous sehingga mioma uteri dapat berkonsistensi padat jika
jaringan ikatnya dominan, dan berkonsistensi lunak jika otot rahimnya yang
dominan
2. ETIOLOGI
Etiologi pasti belum diketahui sampai saat ini. Tumor ini mungkin berasal dari sel
otot yang normal, dari otot imatur yang ada didalam miometrium atau dari sel
embrional pada dinding pembuluh darah uterus. Darimanapun asalnya, mioma mulai
dari benih-benih multipel yang sangat kecil dan tersebar pada miometrium. Benih ini
tumbuh sangat lambat tetapi progressif, dibawah pengaruh estrogen sirkulasi.
Terdapat juga korelasi antara pertumbuhan tumor dengan peningkatan reseptor
estrogen-progesteron pada jaringan mioma uteri, serta adanya faktor predisposisi
yang bersifat herediter dan faktor hormon pertumbuhan dan Human Placental
Lactogen. Para ilmuwan telah mengidentifikasi kromosom yang membawa 145 gen
yang diperkirakan berpengaruh pada pertumbuhan fibroid. Beberapa ahli
mengatakan bahwa mioma uteri diwariskan dari gen sisi paternal. Mioma biasanya
membesar pada saat kehamilan dan mengecil pada saat menopause, sehingga
diperkirakan dipengaruhi juga oleh hormon-hormon reproduksi seperti estrogen dan
progesteron. Selain itu juga jarang ditemukan sebelum menarke, dapat tumbuh
dengan cepat selama kehamilan dan kadang mengecil setelah menopause. Apakah
estrogen secara langsung memicu pertumbuhan mioma uteri atau memakai mediator
masih menimbulkan silang pendapat. Dimana telah ditemukan banyak sekali
mediator di dalam mioma uteri, seperti estrogen growth factor, insulin growth
factor-1, (IGF-1), connexin-43-Gapjunction protein dan marker proliferasi.
B. TINJAUAN KASUS
1. Pengkajian
Tanggal: 9 Februari 2021
Nama : Ny. R
Data Subyektif :
a. Ada benjolan sebesar kepalan tangan di bagian perut, keluhan dirasakan sejak 2 tahun
yang lalu dan ibu takut untuk memeriksakan penyakitnya
b. Ada keluar darah dari jalan lahir sedikit dan ibu sudah tidak haid
c. Nyeri perut (+)
d. Anak 5 dan lama pernikahan 53 tahun
Data Objektif :
a. Ku: sedang, kesadaran: komposmentis,
b. Keluhan: teraba massa (+) di atas simphisis, perd/vag (+) sedikit, Nyeri perut (+)
c. Td: 100/70mmhg, N: 78x/m, S: 36,7 derajat, R: 20x/m
d. Data Pendukung / laboratorium : Hb: 9,8g/dl, wbc: 15,25 (10^3/uL), Hbsag: non
reaktif, HIV: non reaktif, plano test: negative.
Assesment (A)
Diagnosa Kebidanan: Ny.R Dengan Suspek mioma uteri
Planing:
Jam 10.00
a. Lakukan pemeriksaan fisik, anamnesa dan TTV
Hasil tercatat lengkap distatus pasien
b. Kolaborasi dengan dokter obgyn di polik Obgyn
Ibu sudah diUSG oleh dokter dengan hasil ibu dengan diagnosa mioma uteri
Ibu dianjurkan untuk dioperasi
c. Menjelaskan pada pasien kondisinya saat ini
Ibu mengerti dengan penjelasan dokter dan bidan
d. Melakukan infont consent dan meminta persetujuan tindakan
Ibu
e. Melakukan observasi terhadap keluhan yang dirasakan pasien selama dalam
perjalanan melakukan rujukan.
Palu, ...................................................2021
Mengetahui
Mahasiswa Pembimbing/ CI Lahan Praktik
(.............................................................) (.............................................................)
NIM ....................................................... NIP .......................................................
Pembimbing Akademik
(.............................................................)
NIP .......................................................