Bab Ii
Bab Ii
KAJIAN PUSTAKA
Terkait dengan penelitian yang dilakukan penulis, maka penelitian terdahulu menjadi
sangat penting agar dapat diketahui hubungan anatara penelitian yang dilakukan sebelumnya
dengan penelitian yang dilakukan pada saat ini sehingga dapat diketahui kontribusi penelitian
ini terhadap perkembangan ilmu pengetahuan. Terdapat beberapa penelitian sebelumnya yang
berkaitan dengan penempatan pos pemadam kebakaran, metode yang digunakan sebelumnya
dan ditinjau dari berbagai sudut pandang para penelitinya.
Penelitian tentang penempatan unit pos pemadam kebakaran di lakukan oleh Endah
Purwanti (2015) yang meneliti tentang “Evaluasi Terhadap Lokasi Penempatan Pos
Pemadam Kebakaran di Wilayah Kota Surabaya”, dalam penelitia ini Purwanti menggunakan
metode Nearest Neighbor Analysis (NNA), Deskriptif kuantitatif, Overlay. Penelitian ini
bertujuan untuk :1) Mengetahui pola sebaran pos pemadam kebakaran di wilayah Kota
Surabaya, 2) Mengetahui mekanisme penangan laporan kebakaran oleh pos pemadam
kebakaran di wilayah kota Surabaya, 3) Mengevaluasi kesesuain lokasi penempatan pos
pemadam kebakaran di wilayah Kota Surabaya.
Definisi menurut Peraturan Daerah DKI Jakarta No.8 Tahun 2008, adalah suatu
peristiwa atau timbulnya kejadian yang tidak terkendali yang dapat membahayakan
keselamatan jiwa maupun harta benda. Sedangkan Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum No.26/PRT/M/2008, bahaya kebakaran adalah bahaya yang diakibatkan oleh adanya
ancaman potensial dan derajat terkena pancaran api sejak awal kebakaran hingga penjalaran
api menimbulkan asap dan gas.
Dalam menentukan lokasi pos pemadam, terdapat factor-faktor yang dijadikan kriteria
penentuan lokasi pos pemadam kebakaran, kriteria tersebut adalah :
1) Jalan arteri adalah jalan mu yang berfungsi melayani angkutan utama dengan ciri
perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi dan jumlah jalan masuk dibatasi
secara berdaya guna (kasih contoh visualnya jalan arteri seperti apa?).
2) Jalan kolektor adalah jalan umum yang berfunsi melayani angkutan pengumpulan
datau pembagi dengan ciri perjalana jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan
jumlah jalan masuk dibatasi (kasih contoh visualnya jalan arteri seperti apa?).
3) Jalan local adalah jalan umum yang berfungsi melayani angkutan setempat dengan
ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah dan jumlah jalan masuk tidak
dibatasi. (kasih contoh visualnya jalan arteri seperti apa?)
2.2.4 Aksesibilitas Jalan
Menurut Black (1981) Aksesibiltas adalah suatu ukuran kenyamanan atau kemudahan
lokasi tata guna lahan berinteraksi satu sama lain, dan mudah atau sulitnya lokasi tersebut
dicapai melalui transportasi. Sedangkan Menurut Magribi bahwa aksesibilitas adalah ukuran
kemudahan yang meliputi waktu, biaya, dan usaha dalam melakukan perpindahan antara
tempat0tempat atau kawasan dari sebuah system (Magribi, 1999).
Menurut Peraturan Pemerintah No.82 tahun 2001 tentang pelolaan kulitas air dan
pengedalian pencemaran air bahwa yang dimaksud dengan air adalah semua air yang terdapat
pada m diatas ataupun dibawah permukaan tanah, termasuk dalam pengertian air permukaan,
air tanah, air hujan, air laut yang berada didarat. Yyang termasuk dalam sumber air adalah
mata air, sungai, rawa, danau, situ, waduk, dan muara.
Gambar 2.1 Denah Bangunan Pos Pemadam Kebakaran Luas Bangunan 200 m2
Rata-rata (mean) adalah nilai yang mewaikili himpunan atau sekelompok data. Nilai
rata-rata umumnya cenderung terletak data yang disusun menurut besar kecilnya nilai
(Supranto, 2000). Untuk menghitung nilai rata-rata digunakan persamaan berikut :
n
1
x x (2.3)
i
n i1
Keterangan :
x = rata-rata (mean)
n = jumlah data
xi = data ke-i
Nearest Neighbor Analysis (NNA) disebut jugas sebagai analisis tetangga terdekat
merupakan salah satu analisis yang digunakan untuk menjelaskan pola persebaran dari titik-
titik lokasi/tempat dengan menggunakan perhitungan yang mempertimbangkan, jarak, jumlah
titik lokasi dan luas wilayah. Analisis ini memiliki hasil akhir berupa indeks, dimana indeks
yang dihasilkan akan memiliki hasil antara 0-2,15. Dengan menggunakan perhitungan
Analisa tetangga terdekat, keberadaan pos pemadam kebakaran dapat ditentukan polanya.
Untuk menghitung besar nilai parameter tetangga terdekat (nearest neighbor statistic) T
dapat menggunakan persamaan (Hagget, 1975) :
Ju
T , (2.4)
Jh
untuk menghitung nilai Jh dapat menggunakan persamaan :
1
Jh , (2.5)
2 P
N
P , (2.6)
A
Keterangan :
Ju = Jarak rata-rata yang diukur antara satu titik dengan titik tetangganya
yang terdekat.
Jh = Jarak rata-rata yang diperoleh andai kata semua titik mempunyai pola acak.
N =Jumlah titik/lokasi.
Dari nilai T yang didapatkan pada persaaman 3.2 diatas, selanjutnya untuk menentukan pola
diguanakan Continum Nearest Neighbor Analysis, sebagai berikut :
Gambar 2.7 Continum nilai nearest neighbor statistic T (Hagget, 1975)
Dari gambar diatas, untuk menentukan pola penyebaran titik/lokasi mengikuti aturan berikut :
1. Nilai T yang berada dalam interval 0 sampai 0.7 menunjukan bahwa polanya
cenderung memiliki tipe mengelompok.
2. Nilai T yang berada dalam interval 0.7 samapai 1.4 menunjukan bahwa pola
cenderung memiliki tipe acak
3. Nilai T yang berada dalam interval 1.4 sampai 2.15 menunjukan bahwa pola
cenderung memiliki tipe seragam.