Anda di halaman 1dari 6

STANDAR KOMPETENSI KEMANDIRIAN

(SKK)
Standar Kompetensi Bimbingan dan Konseling di SD

Dalam Permendiknas No. 23/2006 telah dirumuskan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang harus
dicapai peserta didik, melalui proses pembelajaran berbagai mata pelajaran. Namun, sungguh sangat
disesalkan dalam Permendiknas tersebut sama sekali tidak memuat Standar Kompetensi yang harus
dicapai pesertadidik melalui pelayanan Bimbingan dan Konseling. Oleh karena itu, Asosiasi Bimbingan
dan Konseling Indonesia (ABKIN) mengambil inisiatif untuk merumuskan Standar Kompetensi yang harus
dicapai oleh peserta didik, mulai tingkat SD sampai dengan Perguruan Tinggi, dalam bentuk naskah
akademik, untuk dijadikan sebagai bahan pertimbangan Depdiknas dalam menentukan kebijakan
Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Indonesia.

Dalam konteks pembelajaran Standar Kompetensi ini disebut Standar Kompetensi


Lulusan (SKL), sementara dalam konteks Bimbingan dan Konseling Standar Kompetensi ini dikenal
dengan istilah Standar Kompetensi Kemandirian (SKK), yang di dalamnya mencakup sepuluh aspek
perkembangan individu (SD dan SLTP) dan sebelas aspek perkembangan individu (SLTA dan PT).
Kesebelas aspek perkembangan tersebut adalah:

1. Landasan hidup religius;


2. Landasan perilaku etis;
3. Kematangan emosi;
4. Kematangan intelektual;
5. Kesadaran tanggung jawab sosial;
6. Kesadaran gender;
7. Pengembangan diri;
8. Perilaku kewirausahaan (kemandirian perilaku ekonomis);
9. Wawasan dan kesiapan karier;
10. Kematangan hubungan dengan teman sebaya; dan
11. Kesiapan diri untuk menikah dan berkeluarga (hanya untuk SLTA dan PT).

Masing-masing aspek perkembangan memiliki tiga dimensi tujuan, yaitu:

1. Pengenalan/penyadaran (memperoleh pengetahuan dan pemahaman tentang aspek dan tugas


perkembangan [standar kompetensi] yang harus dikuasai);
2. Akomodasi (memperoleh pemaknaan dan internalisasi atas aspek dan tugas perkembangan
[standar kompetensi] yang harus dikuasai) dan
3. Tindakan (perilaku nyata dalam kehidupan sehari-hari dari aspek dan tugas perkembangan
[standar kompetensi] yang harus dikuasai).

Aspek perkembangan dan beserta dimensinya tampaknya sudah disusun sedemikian rupa dengan
mengikuti dan diselaraskan dengan prinsip-prinsip, kaidah-kaidah dan tugas-tugas perkembangan yang
harus dicapai individu.
Standar Kompetensi Bimbingan Konseling di SMP
Dalam Permendiknas No. 23/2006 telah dirumuskan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang
harus dicapai peserta didik, melalui proses pembelajaran berbagai mata pelajaran. Namun,
sungguh sangat disesalkan dalam Permendiknas tersebut sama sekali tidak memuat Standar
Kompetensi yang harus dicapai peserta didik melalui pelayanan Bimbingan dan Konseling. Oleh
karena itu, Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN) mengambil inisiatif untuk
merumuskan Standar Kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik, mulai tingkat SD
sampai dengan Perguruan Tinggi, dalam bentuk naskah akademik, untuk dijadikan sebagai
bahan pertimbangan Depdiknas dalam menentukan kebijakan Pelayanan Bimbingan dan
Konseling di Indonesia.

Dalam konteks pembelajaran Standar Kompetensi ini disebut Standar Kompetensi Lulusan
(SKL), sementara dalam konteks Bimbingan dan Konseling Standar Kompetensi ini dikenal
dengan istilah Standar Kompetensi Kemandirian (SKK), yang di dalamnya mencakup sepuluh
aspek perkembangan individu (SD dan SLTP) dan sebelas aspek perkembangan individu (SLTA
dan PT). Kesebelas aspek perkembangan tersebut adalah: (1) Landasan hidup religius; (2)
Landasan perilaku etis; (3) Kematangan emosi; (4) Kematangan intelektual; (5) Kesadaran
tanggung jawab sosial; (6) Kesadaran gender; (7) Pengembangan diri; (8 ) Perilaku
kewirausahaan (kemandirian perilaku ekonomis); (9) Wawasan dan kesiapan karier; (10)
Kematangan hubungan dengan teman sebaya; dan (11) Kesiapan diri untuk menikah dan
berkeluarga (hanya untuk SLTA dan PT). Masing-masing aspek perkembangan memiliki tiga
dimensi tujuan, yaitu:(1) pengenalan/penyadaran (memperoleh pengetahuan dan pemahaman
tentang aspek dan tugas perkembangan [standar kompetensi] yang harus dikuasai); (2)
akomodasi (memperoleh pemaknaan dan internalisasi atas aspek dan tugas perkembangan
[standar kompetensi] yang harus dikuasai) dan (3) tindakan (perilaku nyata dalam kehidupan
sehari-hari dari aspek dan tugas perkembangan [standar kompetensi] yang harus dikuasai).
Aspek perkembangan dan beserta dimensinya tampaknya sudah disusun sedemikian rupa
dengan mengikuti dan diselaraskan dengan prinsip-prinsip, kaidah-kaidah dan tugas-tugas
perkembangan yang harus dicapai individu.
Berikut ini rumusan Standar Kompetensi Kemandirian Peserta Didik pada Sekolah Lanjutan
Tingkat Pertama
Standar Kompetensi Kemandirian Peserta Didik pada SLTP

Aspek Tataran/Internalisasi Tujuan


No
Perkembangan Pengenalan Akomodasi Tindakan
Melakukan berbagai
Mengenal arti Berminat
Landasan hidup kegiatan ibadah
1 dan tujuan mempelajari arti
religius dengan kemauan
ibadah dan tujuan ibadah
sendiri
Memahami
Mengenal alasan
keragaman Bertindak atas
perlunya
Landasan perilaku aturan/patokan pertimbangan diri
2 mentaati
etis dalam berperilaku terhadap norma
aturan/norma
dalam konteks yang berlaku
berperilaku
budaya
Mengenal cara- Memahami
Mengekspresikan
cara keragaman
perasaan atas dasar
3 Kematangan emosi mengekspresikan ekspresi perasaan
pertimbangan
perasaan secara diri dan perasaan
kontekstual
wajar orasaan orang lain
Mempelajari Mengambil
cara-cara Menyadari adanya keputusan
Kematangan pengambilan resiko dari berdasarkan
4
intelektual keputusan dan pengambilan pertimbangan
pemecahan keputusan resiko yang
masalah mungkin terjadi.
Mempelajari
cara-cara Berinteraksi dengan
Menghargai nilai-
memperoleh hak orang lain atas
nilai persahabatan
Kesadaran tanggung dan memenuhi dasar nilai-nilai
5 dan keharmonisan
jawab sosial kewajiban dalam persahabatan dan
dalam kehidupan
lingkungan keharmonisan
sehari-hari
kehidupan hidup.
sehari-hari
Menghargai
peranan diri dan Berinteraksi dengan
Mengenal peran-
orang lain sebagai lain jenis secara
peran sosial
6 Kesadaran gender laki-laki atau kolaboratif dalam
sebagai laki-laki
perempuan dalam memerankan peran
atau perempuan
kehidupan sehari- jenis
hari
Meyakini keunikan
diri sebagai aset
Mengenal Menerima
yang harus
7 Pengembangan diri kemampuan dan keadaan diri
dikembangkan
keinginan diri secara positif
secara harmonis
dalam kehidupan
Mengenal nilai-
Menyadari
nilai perilaku Membiasakan diri
manfaat perilaku
Perilaku hemat, ulet hidup hemat, ulet
hemat, ulet
kewirausahaan sungguh- sungguh-sungguh
8 sungguh-sungguh
(kemandirian sungguh dan dan konpetitif
dan konpetitif
perilaku ekonomis) konpetitif dalam dalam kehidupan
dalam kehidupan
kehidupan sehari-hari.
sehari-hari.
sehari-hari.
Menyadari Mengidentifikasi
Mengekspresikan keragaman nilai ragam alternatif
ragam pekerjaan, dan persyaratan pekerjaan,
Wawasan dan pendidikan dan dan aktivitas yang pendidikan dan
9
kesiapan karier aktivitas dalam menuntut aktifitas yang
dengan pemenuhan mengandung
kemampuan diri kemampuan relevansi dengn
tertentu kemampuan diri
Mempelajari
Menyadari
norma-norma Bekerja sama
keragaman latar
Kematangan pergaulan dengan teman
belakang teman
10 hubungan dengan dengan teman sebaya yang
sebaya yang
teman sebaya sebaya yang beragam latar
mendasari
beragam latar belakangnya
pergaulan
belakangnya
Sumber:
Depdiknas.2007.Rambu-Rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur
Pendidikan Formal.Jakarta.
Menghargai norma-
norma pernikahan dan Mengekspresikan
Kesiapan diri Mengenal norma- berkeluarga sebagai keinginannya untuk
11 untuk menikah norma pernikahan landasan bagi mempelajari lebih intensif
dan berkeluarga dan berkeluarga terciptanya kehidupan tentang norma pernikahan
masyarakat yang dan berkeluarga
harmonis

Sumber: Depdiknas.2007.Rambu-Rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling dalam


Jalur Pendidikan Formal.Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai