0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
35 tayangan16 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang standar kompetensi kemandirian peserta didik pada sekolah menengah pertama yang terdiri dari 10 aspek perkembangan yang harus dicapai, yaitu landasan hidup religius, landasan perilaku etis, kematangan emosi, kematangan intelektual, kesadaran gender, pengembangan diri, perilaku kewirausahaan, wawasan dan kesiapan karier, serta kematangan hubungan dengan teman sebaya. Dokumen juga
Dokumen tersebut membahas tentang standar kompetensi kemandirian peserta didik pada sekolah menengah pertama yang terdiri dari 10 aspek perkembangan yang harus dicapai, yaitu landasan hidup religius, landasan perilaku etis, kematangan emosi, kematangan intelektual, kesadaran gender, pengembangan diri, perilaku kewirausahaan, wawasan dan kesiapan karier, serta kematangan hubungan dengan teman sebaya. Dokumen juga
Dokumen tersebut membahas tentang standar kompetensi kemandirian peserta didik pada sekolah menengah pertama yang terdiri dari 10 aspek perkembangan yang harus dicapai, yaitu landasan hidup religius, landasan perilaku etis, kematangan emosi, kematangan intelektual, kesadaran gender, pengembangan diri, perilaku kewirausahaan, wawasan dan kesiapan karier, serta kematangan hubungan dengan teman sebaya. Dokumen juga
STANDAR KOMPETENSI KEMANDIRIAN (SKK) PESERTA DIDIK PADA
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
Dalam konteks pembelajaran, Standar Kompetensi peserta didik disebut
Standar Kompetensi Lulusan (SKL), sementara dalam konteks Bimbingan dan Konseling Standar Kompetensi ini dikenal dengan istilah (Standar Kemandirian Peserta Didik) sebagai salahsatu acuan untuk menyusun program BK yang baik. Untuk sekolah menengah pertama (SMP), tujuan perkembangan yang harus dicapai dalam SKKPD ada 10 diantaranya adalah Landasan hidup religius, Landasan perilaku etis, kematangan emosi, kematangan intelektual, kesadaran gender, pengembangan diri, perilaku kewirausaan, wawasan dan kesiapan karier, serta kematangan hubungan dengan teman sebaya. Berikut ini rumusan Standar Kompetensi Kemandirian Peserta Didik pada tahap SMP.
Standar Kompetensi Kemandirian Peserta Didik
Pada Sekolah Menengah Pertama NO Aspek Tataran/Internalisasi Tujuan Perkembangan Pengenalan Akomodasi Tindakan 1. Landasan hidup Mengenal arti dan Berminat Melaksanakan religious tujuan ibadah mempelajari arti dan berbagai tujuan ibadah kegiatan ibadah dengan kemauan sendiri 2. Landasan Mengenal alasan Memahami Berperilaku atas perilaku etis perlunya mentaati keragaman pertimbangan aturan/norma aturan/patokan diri terhadap berperilaku dalam berperilaku norma yang dalam konteks berlaku budaya 3. Kematangan Mengenal cara-cara Memahami Mengekspresika emosi mengekspresikan keragaman ekspresi n perasaan atas perasaan secara perasaan diri dan dasar wajar perasaan orang lain pertimbangan kontekstual 4. Kematangan Mempelajari cara- Menyadari adanya Mengambil intelektual cara pengambilan resiko dari keputusan keputusan dan pengambilan berdasarkan pemecahan keputusan pertimbangan masalah resiko yang mungkin terjadi 5. Kesadaran Mempelajari cara- Menghargai nilai- Berinteraksi tanggung jawab cara memperoleh nilai persahabatan dengan orang social hak dan memenuhi dan keharmonisan lain atas dasar kewajiban dalam dalam kehidupan nilai-nilai lingkungan sehari-hari persahabatan kehidupan sehari- dan hari keharmonisan hidup 6. Kesadaran Mengenal peran- Menghargai peranan Berinteraksi gender peran social diri dan orang lain dengan lain jenis sebagai laki-laki/ sebagai secara perempuan laki-laki/perempuan kolaboratif dalam kehidupan dalam sehari-hari memerankan peran jenis 7. Pengembangan Mengenal Menerima keadaan Meyakini diri kemampuan dan diri secara positif keunikan diri keinginan diri sebagai asset yang harus dikembangkan secara harmonis dalam kehidupan 8. Perilaku Mengenal nilai- Menyadari manfaat Membiasakan kewirausahaan nilai perilaku perilaku hemat, ulet, diri hidup (kemandirian hemat, ulet, sungguh-sungguh hemat, ulet, perilaku sungguh-sungguh dan kompetitif sungguh- ekonomis) dan kompetitif dalam kehidupan sungguh dan dalam kehidupan sehari-hari kompetitif sehari-hari dalam kehidupan sehari-hari 9. Wawasan dan Mengekspresikan Menyadari Mengidentifikas kesiapan karier ragam pekerjaan, keragaman nilai, i ragam Pendidikan dan persyaratan dan alternatif aktivitas dalam aktivitas yang pekerjaan, kemampuan diri menuntut Pendidikan dan pemenuhan aktivitas yang kebutuhan tertentu mengandung relevansi dengan kemampuan diri 10. Kematangan Mempelajari Menyadari Bekerjasama hubungan norma-norma keragaman latar dengan teman dengan teman pergaulan dengan belakang teman sebaya yang sebaya teman sebaya yang sebaya yang beragam latar beragam latar mendasari pergaulan belakangnya belakangnya
Sumber: Depdiknas.2007.Rambu-Rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal.Jakarta. TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
Tugas perkembangan menurut Robert J. Havighurs adalah sebagian tugas yang
muncul pada suatu periode tertentu dalam kehidupan individu, yang merupakan keberhasilan yang dapat memberikan kebahagian serta memberi jalan bagi tugas- tugas berikutnya.Tugas-tugas perkembangan tersebut yaitu: 1. Mengembangkan hubungan sosial dengan teman sebaya baik pria maupun wanita, yatu mampu bekerja sama dalam kelompok, menerima teman dari lawan jenis, dan tidak memaksakan kehendak pada kelompoknya. Hakikat Tugas perkembangan ini adalah: (1) belajar melihat kenyataan; (2) berkembang menajdi orang dewasa diantara orang dewasa lainnya; (3) belajar bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama; (4) belajar memimpin orang lain tanpa mendominasinya. 2. Melaksanakan peran sosial sebagai pria atau wanita sesuai dengan norma masyarakat, yaitu mengetahui dan memahami peran sosial pria atau wanita sesuai norma masyarakat, menerima peran sosial sebagai pria atau wanita, mau mengerjakan pekerjaan pria atau wanita, dan mampu mengerjakan pekerjaan pria atau wanita sesuai norma masyarakat. Hakikat Tugas perkembangan ini adalah bahwa remaja dapat menerima dan belajar peran sosial sebagai pria atau wanita dewasa yang dijunjung tinggi oleh masayarakat. 3. Menerima keadaan diri dan menggunakannya secara efektif yaitu menerima keadaan fisiknya, menerima bakatnya, memelihara fisiknya, mengembangkan bakatnya dan menghargai keadaan dirinya (self-esteem). Hakikat dari tugas perkembangan ini bertujuan agar remaja merasa bangga atau bersikap toleran terhadap fisiknya, menggunakan dan memelihara fisiknya secara efektif, dan merasa puas dengan fisiknya tersebut. 4. Memiliki sikap dan perilaku emosional yang mantap yaitu tidak cepat putus asa, tidak manja, berani mengambil resiko, menyayangi orang tua dengan tulus dan menghormati guru dengan tulus. Hakikat Tugas. Tujuannya (1) membebaskan diri dari sikap dan perilaku yang kekanak-kanakan atau bergantung pada orang tua, (2) mengembangkan afeksi (cinta kasih) kepada orang tua, tanpa bergantung padanya, dan (3) mengembangkan sikap respek terhadap orang dewasa lainnya tanpa bergantung padanya. 5. Mempersiapkan ke arah kemandirian ekonomi yaitu penuh perhitungan dalam membelanjakan uang, berusaha untuk menabung, membantu pekerjaan orang tua, berusaha agar dapat menyelesaikan sekolah tepat waktu, memilih kegiatan ekstrakurikuler yang nantinya dapat menghasilkan nafkah. Hakikat Tugas. Tujuanya adalah agar remaja merasa mampu menciptakan suatu kehidupan ( mata pencaharian). 6. Memilih dan mempersiapkan pekerjaan yaitu mampu memilih jurusan yang sesuai dengan cita-cita pekerjaannya, mampu memilih kegiatan ekstrakurikuler yang akan mendukung terhadap cita-cita pekerjaannya, memahami program studi yang ada di perguruan tinggi yang sesuai dengan cita-cita pekerjaannya, memahami jenis kursus yang akan mendukung cita-cita pekerjaannya, dan memahami syarat-syarat yang diperlukan untuk pekerjaan yang dicita-citakan. Hakikat Tugas. Tujuan (1). Memilih suatu pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan. (2). Mempersiapkan diri, memiliki pengetahuan dan keterampilan. 7. Memiliki sikap yang positif terhadap perkawinan dan hidup berkeluarga, yaitu menghargai hak dan kewajiban sebagai anggota keluarga. Hakikat tugas. (1). Mengembangkan sikap positif terhadap pernikahan dan hidup berkeluarga. (2). Memperoleh pengetahuan yang tepat tentang pengelolaaan keluarga dan pemeliharaan anak. 8. Memiliki keterampilan intelektual dan memahami konsep-konsep yang diperlukan untuk menjadi warga negara yang baik yaitu mampu membuat pilihan secara sehat, mampu membuat keputusan secara efektif, dapat menyelesaikan konflik atau masalah lainnya, memahami konsep hukum, ekonomi, politik yang berlaku. Hakikat Tugas. (1). Mengembangkan konsep-konsep hukum, ekonomi, politik, geografi, hakekat manusia, dan lembaga-lembaga sosial. (2). Mengembangkan kemampuan berbahasa dan kemampuan berpikir. 9. Memiliki sikap dan perilaku sosial yang bertanggung jawab, yaitu berpartisipasi aktif dalam kegiatan sosial di masyarakat, berpartisipasi aktif dalam kegiatan sosial di sekolah, menolong teman yang perlu bantuan, menyantuni fakir miskin, menengok teman yang sakit dan sebagainya. Hakikat Tugas. (1). Berpartisipasi sebagai orang dewasa yang bertanggung jawab sebagai masyarakat, (2). Memperhitungkan nilai-nilai sosial dalam tingkah laku dirinya. 10. Memahami nilai-nilai dan etikahidup bermasyarakat yaitu sopan dalam bergaul, jujur dalam bertindak, dan menghargai perasaan orang lain. Hakikat Tugas. (1). Memebentuk seperangkat nilai yang mungkin dapat direalisasikan. (2). Mengembangkan kesadaran untuk merealisasikan nilai-nilai. (3). Mengembangkan kesadaran akan hubungannya dengan sesama manusia dan alam. (4). Memahami gambaran hidup dan nilai-nilai secara harmonis dan selaras. LANDASAN: KOMPETENSI UTUH KONSELOR PROFESIONAL
Pelaksanaan layanan berdasarkan standar kompetensi kemandirian peserta didik
SMP membutuhkan peran utuh seorang guru Bimbingan dan Konseling/Konselor. Hal ini diperlukan agar pelaksanaan layanan memberi dampak positif pada peserta didik. Sosok utuh kompetensi konselor mencakup kompetensi akademik dan profesional sebagai satu keutuhan. Kompetensi akademik konselor yang utuh diperoleh melalui Program S-1 Pendidikan Profesional Konselor Terintegrasi. Kompetensi akademik seorang konselor profesional (Kartadinata dkk, 2008), yaitu kemampuan mengenal konseli yang hendak dilayani, menguasai khasanah teoretik dan prosedural termasuk teknologi dalam bimbingan dan konseling, menyelenggarakan layanan ahli bimbingan dan konseling yang memandirikan, serta mengembangkan profesionalitas sebagai konselor secara berkelanjutan. Sedangkan, kompetensi profesional merupakan penguasaan kiat penyelenggaraan bimbingan dan konseling yang memandirikan, yang ditumbuhkan serta diasah melalui latihan menerapkan kompetensi akademik yang telah diperoleh dalam konteks otentik dalam Pendidikan Profesi Konselor (PPK) yang berorientasi pada pengalaman lapangan. Jika dijabarkan dari setiap aspek, maka akan tergambar tabel seperti dibawah ini:
SOSOK UTUH KOMPETENSI KONSELOR
1. MEMAHAMI SECARA MENDALAM KONSELI YANG HENDAK DILAYANI KOMPETENSI SUB KOMPETENSI a. Menghargai dan menjunjung 1) Mengaplikasikan pandangan positif tinggi nilai-nilai kemanusiaan, dan dinamis tentang manusia sebagai individualitas, kebebasan makhluk spiritual, bermoral, sosial, memilih, dan mengedepankan individual, dan berpotensi. kemaslahatan konseli dalam 2) Menghargai dan mengembangkan konteks kemaslahatan umum. potensi positif individu pada umumnya dan konseli pada khususnya. 3) Peduli terhadap kemaslahatan manusia pada umumnya dan konseli pada khususnya. 4) Menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sesuai dengan hak asasinya. 5) Toleran terhadap permasalahan konseli. 6) Bersikap demokratis. b. Mengaplikasikan perkembangan 1) Mengaplikasikan kaidah-kaidah fisiologis dan psikologis serta perilaku manusia, perkembangan fisik perilaku konseli. dan psikologis individu terhadap sasaran layanan bimbingan dan konseling dalam upaya pendidikan. 2) Mengaplikasikan kaidah-kaidah kepribadian, individualitas dan perbedaan konseli terhadap sasaran layanan bimbingan dan konseling dalam upaya pendidikan. 3) Mengaplikasikan kaidah-kaidah belajar terhadap sasaran layanan bimbingan dan konseling dalam upaya pendidikan. 4) Mengaplikasikan kaidah-kaidah keberbakatan terhadap sasaran layanan bimbingan dan konseling dalam upaya pendidikan. 5) Mengaplikasikan kaidah-kaidah kesehatan mental terhadap sasaran layanan bimbingan dan konseling dalam upaya pendidikan. 2. MENGUASAI LANDASAN TEORETIK BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPETENSI SUB KOMPETENSI a. Menguasai teori dan praksis 1) Menguasai ilmu pendidikan dan pendidikan. landasan keilmuannya. 2) Mengimplementasikan prinsip- prinsip pendidikan dan proses pembelajaran. 3) Menguasai landasan budaya dalam praksis pendidikan. b. Menguasai esensi pelayanan 1) Menguasai esensi bimbingan dan bimbingan dan konseling dalam konseling pada satuan jalur jalur, jenjang, dan jenis satuan pendidikan formal, nonformal dan pendidikan. informal. 2) Menguasai esensi bimbingan dan konseling pada satuan jenis pendidikan umum, kejuruan, keagamaan, dan khusus. 3) Menguasai esensi bimbingan dan konseling pada satuan jenjang pendidikan usia dini, dasar dan menengah. c. Menguasai konsep dan praksis 1) Memahami berbagai jenis dan metode penelitian dalam bimbingan dan penelitian. konseling. 2) Mampu merancang penelitian bimbingan dan konseling. 3) Melaksaanakan penelitian bimbingan dan konseling. 4) Memanfaatkan hasil penelitian dalam bimbingan dan konseling dengan mengakses jurnal pendidikan dan bimbingan dan konseling. d. Menguasai kerangka teoretik dan 1) Mengaplikasikan hakikat pelayanan praksis bimbingan dan konseling. bimbingan dan konseling. 2) Mengaplikasikan arah profesi bimbingan dan konseling. 3) Mengaplikasikan dasar-dasar pelayanan bimbingan dan konseling. 4) Mengaplikasikan pelayanan bimbingan dan konseling sesuai kondisi dan tuntutan wilayah kerja. 5) Mengaplikasikan pendekatan /model/jenis layanan dan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling. 6) Mengaplikasikan dalam praktik format pelayanan bimbingan dan konseling. 3. MENYELENGGARAKAN BIMBINGAN DAN KONSELING YANG MEMANDIRIKAN KOMPETENSI SUB KOMPETENSI a. Merancang program Bimbingan 1) Menganalisis kebutuhan konseli. dan Konseling. 2) Menyusun program bimbingan dan konseling yang berkelanjutan berdasar kebutuhan peserta didik secara komprehensif dengan pendekatan perkembangan. 3) Menyusun rencana pelaksanaan program bimbingan dan konseling. 4) Merencanakan sarana dan biaya penyelenggaraan program bimbingan dan konseling. b. Mengimplementasikan program 1) Melaksanakan program bimbingan Bimbingan dan Konseling yang dan konseling. komprehensif. 2) Melaksanakan pendekatan kolaboratif dalam layanan bimbingan dan konseling. 3) Memfasilitasi perkembangan akademik, karier, personal, dan sosial konseli. 4) Mengelola sarana dan biaya program bimbingan dan konseling. c. Menilai proses dan hasil kegiatan 1) Melakukan evaluasi hasil, proses, dan Bimbingan dan Konseling. program bimbingan dan konseling. 2) Melakukan penyesuaian proses layanan bimbingan dan konseling. 3) Menginformasikan hasil pelaksanaan evaluasi layanan bimbingan dan konseling kepada pihak terkait. 4) Menggunakan hasil pelaksanaan evaluasi untuk merevisi dan mengembangkan program bimbingan dan konseling. d. Menguasai konsep dan praksis 1) Menguasai hakikat asesmen. asesmen untuk memahami 2) Memilih teknik asesmen, sesuai kondisi, kebutuhan, dan masalah dengan kebutuhan layanan bimbingan konseli. dan konseling. 3) Menyusun dan mengembangkan instrumen asesmen untuk keperluan bimbingan dan konseling. 4) Mengadministrasikan asesmen untuk mengungkapkan masalah-masalah konseli. 5) Memilih dan mengadministrasikan teknik asesmen pengungkapan kemampuan dasar dan kecenderungan pribadi konseli. 6) Memilih dan mengadministrasikan instrumen untuk mengungkapkan kondisi aktual konseli berkaitan dengan lingkungan. 7) Mengakses data dokumentasi tentang konseli dalam pelayanan bimbingan dan konseling. 8) Menggunakan hasil asesmen dalam pelayanan bimbingan dan konseling dengan tepat. 9) Menampilkan tanggung jawab profesional dalam praktik asesmen. 4. MENGEMBANGKAN PRIBADI DAN PROFESIONALITAS SECARA BERKELANJUTAN KOMPETENSI SUB KOMPETENSI a. Beriman dan bertakwa kepada 1) Menampilkan kepribadian yang Tuhan Yang Maha Esa. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. 2) Konsisten dalam menjalankan kehidupan beragama dan toleran terhadap pemeluk agama lain. 3) Berakhlak mulia dan berbudi pekerti luhur. b. Menunjukkan integritas dan 1) Menampilkan kepribadian dan stabilitas kepribadian yang kuat. perilaku yang terpuji (seperti berwibawa, jujur, sabar, ramah, dan konsisten). 2) Menampilkan emosi yang stabil. 3) Peka, bersikap empati, serta menghormati keragaman dan perubahan. 4) Menampilkan toleransi tinggi terhadap konseli yang menghadapi stres dan frustasi. 5) Menampilkan tindakan yang cerdas, kreatif, inovatif, dan produktif. 6) Bersemangat, berdisiplin, dan mandiri . 7) Berpenampilan menarik dan menyenangkan. 8) Berkomunikasi secara efektif. c. Memiliki kesadaran dan 1) Memahami dan mengelola kekuatan komitmen terhadap etika dan keterbatasan pribadi dan profesional. profesional. 2) Menyelenggarakan layanan sesuai dengan kewenangan dan kode etik profesional konselor. 3) Mempertahankan objektivitas dan menjaga agar tidak larut dengan masalah konseli. 4) Melaksanakan referal sesuai dengan keperluan. 5) Peduli terhadap identitas profesional dan pengembangan profesi. 6) Mendahulukan kepentingan konseli daripada kepentingan pribadi konselor. d. Mengimplementasikan 1) Memahami dasar, tujuan, organisasi, kolaborasi intern di tempat dan peran pihak-pihak lain (konselor, bekerja. wali kelas, pimpinan sekolah/madrasah, komite sekolah/madrasah) di tempat bekerja. 2) Mengkomunikasikan dasar, tujuan, dan kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling kepada pihak-pihak lain di tempat bekerja. 3) Bekerja sama dengan pihak-pihak terkait di dalam tempat bekerja (seperti konselor, orang tua, tenaga administrasi). e. Berperan dalam organisasi dan 1) Memahami dasar, tujuan, dan kegiatan profesi bimbingan dan AD/ART organisasi profesi konseling. bimbingan dan konseling untuk pengembangan diri dan profesi. 2) Menaati Kode Etik profesi bimbingan dan konseling. 3) Aktif dalam organisasi profesi bimbingan dan konseling untuk pengembangan diri dan profesi. f. Mengimplementasikan 1) Mengkomunikasikan aspek-aspek kolaborasi antarprofesi. profesional bimbingan dan konseling kepada organisasi profesi lain. 2) Memahami peran organisasi profesi lain dan memanfaatkannya untuk suksesnya pelayanan bimbingan dan konseling. 3) Bekerja dalam tim bersama tenaga paraprofesional dan profesional profesi lain. STANDAR KOMPETENSI KEMANDIRIAN (SKK) PESERTA DIDIK PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA LANDASAN: KOMPETENSI UTUH KONSELOR PROFESIONAL RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)
Intelijen: Pengantar psikologi kecerdasan: apa itu kecerdasan, bagaimana cara kerjanya, bagaimana kecerdasan berkembang, dan bagaimana kecerdasan dapat memengaruhi kehidupan kita