Anda di halaman 1dari 10

PANDUAN

PELAKSANAAN RUJUKAN PONEK


RS KRISTEN LENDE MORIPA
TAHUN 2018

RS KRISTEN LENDE MORIPA


JL ELTARI NO 2
WAIKABUBAK- SUMBA BARAT
DAFTAR ISI

Halaman Judul .................................................................................................................... i

Daftar Isi ............................................................................................................................. ii

Lembar Pengesahan ............................................................................................................ iii

BAB I. DEFINISI ............................................................................................................... 1

1.1. Tujuan Rawat Gabung ................................................................................................. 1

1.2. Persyaratan Rawat Gabung .......................................................................................... 2

1.3. Jenis Rawat Gabung di Rumah Sakit ........................................................................... 2

1.4. Manfaat Rawat Gabung ............................................................................................... 2

1.5. Peran Dalam menciptakan Rawat Gabung .................................................................. 4

1.6. Hambatan Dalam Melaksanakan Rawat Gabung ........................................................ 5

BAB II. RUANG LINGKUP`............................................................................................. 6

BAB III. TATA LAKSANA............................................................................................... 7

3.1. Pelaksanaan Rawat Gabung Pada Bayi Baru Lahir ..................................................... 7

BAB IV. DOKUMENTASI ................................................................................................ 10

0
PENGESAHAN DOKUMEN RS.KRISTEN LENDE MORIPA

NAMA KETERANGAN TANDA TANGAN TANGGAL

Yohanis Djaga Ngara Pembuat Dokumen


Amd.Kep

Yohanis Boro,SE Authorized Person

dr .Loeta Lapoe Direktur RS.


Moekoe. Kristen Lende
Moripa

BAB I
DEFINISI

Sesuai SK Menteri Kesehatan No.23/1972 pengertian sistem rujukan adalah suatu


sistem penyelenggaraan pelayanan yang melaksanakan pelimpahan tanggungjawab timbal
balik terhadap suatu kasus penyakit atau masalah kesehatan secara vertikal dalam arti dari
unit berkemampuan kurang kepada unit yang lebih mampu, atau secara horizontal dalam arti
antar unit-unit yang setingkat kemampuannya.

1.1 TUJUAN
a. Terlaksananya semua persalinan di fasilitas kesehatan yang memadai (Puskesmas
PONED dan Rawat Inap Bersalin) yang memenuhi syarat

1
b. Terlaksananya pelayanan kegawatdaruratan obstetri dan neonatal secara tepat waktu,
tepat sasaran dan tepat penanganan di semua pelayanan kesehatan yang berstandar
PONED dan PONEK.
c. Tertanganinya semua kasus komplikasi obstetri dan neonatal di fasilitas kesehatan
yang memadai.
d. Terselenggaranya sistim rujukan obstetri Neonatal yang baik bagi ibu hamil, ibu
melahirkan, ibu Nifas dan bayi baru lahir
e. Meningkatnya peran aktif masyarakat dalam upaya penurunan kematian ibu dan bayi
baru lahir.

1.2 JENJANG SISTEM RUJUKAN


Sistem rujukan kegawatdaruratan maternal dan neonatal mengacu pada prinsip utama
kecepatan dan ketepatan tindakan, efisien, efektif, dan sesuai kemampuan dan kewenangan
fasilitas pelayanan. Masyarakat dapat langsung memanfaatkan semua fasilitas pelayanan
obstetri dan neonatal, sesuai kondisi pasiennya. Bidan di desa (Bides) dan pondok persalinan
desa (Polindes) dapat memberikan pelayanan langsung terhadap ibu hamil/ibu bersalin/ibu
nifas dan bayi baru lahir (BBL), baik yang datang sendiri atau atas rujukan kader/masyarakat.
Bides dan bidan praktek swasta (BPS) memberikan pelayanan persalinan normal, dan
pengelolaan kasus-kasus tertentu sesuai kewenangan dan kemampuannya, atau melakukan
rujukan pada puskesmas, puskesmas PONED, dan RS PONEK sesuai tingkat pelayanan yang
sesuai.
Puskesmas non PONED atau bisa juga disebut puskesmas jejaring PONED
memberikan pelayanan sesuai kewenangannya dan harus mampu melakukan stabilisasi
pasien dengan kegawatdaruratan sebelum melakukan rujukan ke Puskesmas PONED atau RS
PONEK. Puskesmas PONED memiliki kemampuan untuk memberikan pelayanan langsung
dan dapat melakukan pengelolaan kasus dengan komplikasi tertentu sesuai tingkat
kewenangan dan kemampuannya atau melakukan rujukan pada RS PONEK. RS PONEK 24
jam memiliki kemampuan memberikan pelayanan PONEK langsung terhadap ibu hamil/ibu
bersalin/ibu nifas/BBL baik yang datang sendiri atau atas rujukan kader/masyarakat,
Bides/BPS, Puskesmas, dan Puskesmas PONED

1.3 PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT PONEK


Rumah Sakit PONEK ditunjang dengan ketersediaan alat dan tenaga yang mampu
memberikan pelayanan komprehensif kegawatdaruratan obstetri dan neonatal.

Kriteria Rumah Sakit PONEK :

2
● Mempunyai tim PONEK yaitu : 1 Dokter spesialis kebidanan/dokter umum terlatih, 1
dokter spesialis anak/dokter umum terlatih, dokter ahli anastesi, bidan dan perawat.
● Mempunyai prosedur tetap penanganan pasien kegawatdaruratan obstetri dan neonatal.
● Mempunyai standar waktu (Respon Time) yaitu : UGD < 10 menit, kamar bersalin < 30
menit, pelayanan darah < 1 jam, Operasi < 30 menit.
● Mempunyai kamar bersalin siaga 24 jam.
● Mempunyai Unit Transfusi Darah.
● Tersedia pelayanan penunjang siaga 24 jam seperti laboratorium, radiologi, ambulance.
● Perlengkapan dan bahan harus berkualitas tinggi dan berfungsi baik serta mengutamakan
sterilitas.

1.4 PELAYANAN RUJUKAN DI RUMAH SAKIT PONEK


Setiap kasus normal maupun emergensi yang dirujuk oleh puskesmas PONED
atau Non PONED atau datang sendiri langsung ditangani, baru pengurusan administrasi,
pelayanan harus mengikuti protap (Prosedur Tetap).

BAB II
RUANG LINGKUP

Ruang lingkup program ini adalah semua ibu hamil, ibu bersalin dan ibu nifas serta bayi
baru lahir yang ada di daerah sumba barat
Fasilitas kesehatan yang memadai ditinjau dari 2 sisi yaitu:
a. Penyedia pelayanan (Supply Side) yaitu : RS Kristen Lende Moripa (RS PONEK)
b. Penerima Pelayanan (Demand Side) : Ibu hamil yang akan melahirkan, keluarga dan
masyarakat.

3
BAB III
TATA LAKSANA
3.1 Mekanisme Rujukan
a. Bidan di desa/puskesmas yang merujuk ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, maupun
bayi wajib mendampingi ibu selama perjalanan dengan membawa peralatan
pertolongan yang memadai.
b. Untuk mendapatkan pelayanan yang berkualitas pada pasien yang dirujuk agar
diinformasikan secepatnya kepada RS PONEK.
c. Rumah sakit memberikan pelayanan kepada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas yang
datang sendiri ke RS PONEK.
d. Masyarakat dapat langsung ke RS PONEK bila dalam keadaan gawat darurat. Dapat
menghubungi Call Center Emergency Rumah Sakit PONEK

4
3.2 Prinsip Rujukan
a. Prinsip utama adalah mengurangi kepanikan dan kegaduhan yang tidak perlu dengan
cara menyiapkan persalinan (rujukan terencana) bagi yang membutuhkan (pre-
emptive strategy). Sementara itu bagi persalinan emergency harus ada alur yang jelas.
b. Bertumpu pada proses pelayanan KIA yang menggunakan continuum of care dengan
sumber dana.
c. Sarana pelayanan kesehatan dibagi menjadi 3 jenis: RS PONEK 24 jam, Puskesmas
PONED dan Sarana Pelayanan Kesehatan lainnya seperti Puskesmas, bidan praktek,
Rumah Bersalin, Dokter Praktek Umum, dan lain-lain
d. Harus ada RS PONEK 24 jam dengan hotline yang dapat dihubungi 24 jam.
e. Sebaiknya ada hotline di Dinas Kesehatan 24 jam dengan sistem jaga untuk
mendukung kegiatan persalinan di RS.
f. Memperhatikan secara maksimal ibu-ibu yang masuk dalam:
1) Kelompok A. Ibu-ibu yang mengalami masalah dalam kehamilan saat
pemeriksaan kehamilan (ANC) dan di prediksi akan mempunyai masalah dalam
persalinan yang perlu dirujuk secara terencana;
2) Kelompok B. Ibu-ibu yang dalam ANC tidak bermasalah, dibagi menjadi 3:
a) Kelompok B1. Ibu-ibu bersalin yang membutuhkan rujukan emergency ke
RS PONEK 24 jam.
b) Kelompok B2. Ibu-ibu bersalin yang ada kesulitan namun tidak perlu dirujuk
ke RS PONEK 24 jam, dapat dilakukan di puskesmas PONED
c) Kelompok B3. Ibu-ibu yang mengalami persalinan normal.
g. Menekankan pada koordinasi antar lembaga seperti LKMD, PKK, dan pelaku
h. Memberikan petunjuk rinci dan jelas mengenai pembiayaan, khususnya untuk
mendanai ibu-ibu kelompok A dan kelompok B1 dan B2 dan BBL.
i. Juga dilihat bagaimana konsidi bayinya: kelainan lahir, kelainan genetik, gawat
janin, kelainan korgenetik dan anechephali

5
6
3.4 Rujukan Medis
a. Rujukan Pasien
Adalah pengiriman pasien (Maternal dan Neonatal) dilakukan oleh unit pelayanan
yang kurang mampu kepada unit kesehatan yang lebih mampu. Sebaliknya unit
kesehatan yang lebih mampu akan mengembalikan pasien ke unit yang kurang mampu
untuk pengawasan/melanjutkan yang diperlukan.
Persiapan Rujukan pasien :
1) Menyiapkan petugas yang terampil dan terlatih dalam penanganan maternal dan
neonatal
2) Bila sarana dan prasrana tidak memungkinkan dilakukan pertolongan segera buat
surat rujukan dan kartu sehat ke rumah sakit
3) Memberitau/menjelaskan kepada keluarga alasan dirujuk kerumah sakit
4) Alur PONED, bila tidak bisa ditangani rujuk ke RS PONEK

7
5) Mencatat hasil perimeriksaan dari tindakan yang dilaksanakan didalam penanganan
maternal dan neonatal
6) Pasien didampingi oleh petugas kesehatan berangkat ke rumah sakit
Di Rumah Sakit :
Memberi penjelasan kepada pasien dan keluarganya bahwa segala tindakan yang
dilakukan adalah untuk menyelamatkan ibu dan bayinya.
1) Persiapan pihak keluarga untuk memberikan darah bila diperlukan
2) Ibu, suami dan keluarga diberi penjelasan mengenai akhir perawtan/persalinan
3) Buat persetujuan tindakan medis dan simpan dalam status

b. Rujukan Laboratorium
Adalah pengiriman bahan pemeriksaan laboratorium dari laboratorium yang
kurang mampu ke laboratorium yang lebih mampu/lengkap.

BAB IV
PENUTUP

Penguatan sistem rujukan hanya bisa dilakukan kalau dinas kesehatan kabupaten/kota
dengan RS kabupaten/kota berada dalam sebuah tim inti yang kompak dan harmonis.Perlu
peningkatan frekuensi pertemuan pemantapan sistem rujukan untuk menyusun rencana kegiatan
bersama untuk mengembangkan sistem pembinaan teknis kebidanan dan kesehatan neonatal bagi
dokter/bidan puskesmas/bides/perawat, berupa antara lain pertemuan AMP, upaya pemenuhan
kebutuhan darah, kegiatan supervisi/penyeliaan, dll.
Penting adanya laporan rutin RS PONEK ke dinas kesehatan kabupaten/kota yang
meliputi jumlah persalinan, jumlah kasus dan komplikasi kegawatdaruratan obstetri dan neonatal
yang dikelola, jumlah tindakan seksio sesaria, jumlah kematian ibu dan perinatal beserta
penyebabnya.
Dengan adanya sistem rujukan yang baik diharapkan pelayanan kesehatan maternal
neonatal lebih maksimal serta penurunan AKI dan AKB dapat segera mencapai terget.
Kerjasama antara RS PONEK, Puskesmas PONED dan layanan kesehatan lainnya sangat
membantu dalam upaya pencapaian MDGs 2015.

Anda mungkin juga menyukai