Anda di halaman 1dari 3

Nama : Annisa Dewi Anggraeni

Nim : 19320084
Tugas : Islam Ulil Albab (BAB VI dan BAB VII)

Soal Latihan bab VI (islam pada abasiyah)

1. Jelaskan apa saja faktor yang melatarbelakangi kemunculan Dinasti Abbasiyah?

Runtuhnya Dinasti Umayah di Damaskus menjadi awal berdirinya Daulah Abbasiyah. Nama
Abbasiyah diambil dari salah satu paman Nabi Muhammad SAW yang bernama Al-Abbas bin Abdul
Muthalib bin Hasyim. Dinasti ini didirikan oleh Abdullah Al-Saffah bin Ali bin Abdullah bin Al-Abbas atau
lebih dikena dengan nama Abu Al-Abbas Al-Saffah. Selama 5 abad lebih dinasti ini telah berdiri. Sejak
tahun 132-656 H/750-1258 M Dinasti Abbasiyah yang beribu kota di Baghdad telah menguasai Islam.
Dinasti Abbasiyah yang saat itu berkuasa merupakan kelanjutan pemerintahan Bani Umayah sebagai
representasi kekhalifahan terbesar dan terpanjang dalam sejarah Islam klasik.

Daulah Abbasiyah muncul karena adanya dukungan dari rakyat yang mengangkat isu-isu
kebobrokan pemerintahan pada masa Dinasti Umayah. Untuk mendirikan Dinasti Abbasiyah, Abu Al-
Abbas Al-

Saffah mendapatkan dukungan dari orang-orang mawali dan Syi’ah. Montgomery juga memberikan
catatan bahwa mayoritas pendukung gerakan Abbasiyah adalah orang non-Arab yang menginginkan
persamaan hak sebagai sesama Muslim sehingga tidak lagi dianggap sebagai warga negara kelas dua.
Gerakan revolusi Abbasiyah menggunakan ideologi keagamaan dalam meruntuhkan legitimasi
kekuasaan Umayah. Gerakan revolusi Abbasiyah untuk menggulingkan Daulah Umayah Timur berjalan
dengan baik karena pengelolaan organisasi ketentaraan yang dipersenjatai dan diorganisir dengan baik.
gerakan revolusi Abbasiyah mulai melakukan pemberontakan secara terbuka pada tahun 747 M di
Khurasan dan berhasil menaklukannya. Setelah ditaklukan, wilayah ini menjadi basis kekuatan untuk
menguasai daerah-daerah lainnya. Dengan demikian berakhirlah sudah kekuasaan Daulah Umayah
Timur dan digantikan dengan Dinasti Abbasiyah sebagai penguasa baru dengan format dan ideologi yang
baru.

2. Sebutkan dan siapa saja khalifah Dinasti Abbasiyah! Bagaimana cara mereka memimpin?
 Abdulla As Saffah
memulai kepemimpinannya berawal dari memperkuat pilar-pilar kerajaan bani abbasiyah yang
di karenakan pada saat kepemimpinan Abdullah as saffah adalah baru berdirinya khilafah ini.
Walaupun pada masa itu terjadi pergolakan peperangan antara turki dan asia tengah, namun
Abdullah tidak ingin melakukan penaklukan daerah.
 Abu Ja’far Al-Manshur
dalam kepemimpinannya banyak terjadi pemberontakan, dan ia berhasil menyelesaikannya. Di
antaranya adalah pemberontakan khawarij, dan pemberontakan ali bin Abdullah bin ali. Dalam
upayanya, ia mengirim pasukan militer ke negeri romawi dan membangun basis militer di sana
yang di kenal dengan shawaif dan shawati.
 Muhammad Al-Mahdi
Pada masanyalah kondisi Negara sangat stabil dan tidak ada pergerakan yang signifikan. Ia
sangat geram dengan gerakan zinqiq, yaitu paham agamanya menyembah cahaya dan
kegelapan.
 Musa Al-Hadi
Merupakan pemerintahan yang sangat singkat di bandingkan yang lainnya sekitar 3 bulan saja.
Selama ia memimpin, ia berusaha untuk mencabut gelar putra mahkota dari ayahnya (Al-Mahdi)
kepada Harun Ar-Rasyid untuk di berikan pada anaknya. Namun, upaya itu gagal. Ia berhasil
menaklukan pemberontakan yang di lakukan husein bin ali ibnul hasan bin ali di mekah dan
madinah atau yang di kenal dengan perang fakh.
 Harun Ar-Rasyid
Pada masa harunlah islam mengalami puncak kejayaan yang sangat menggigit, harun ialah raja
yang paling agung dalam sejarah peradaban islam. Pada usianya yang ke 20 tahun penaklukan
dan penyerbuan ke romawi telah di lakukannya. Pemahaman akan agama dan ilmu
pengetahuannya sangat kental.pembangunan baitu’l hikmah sebuah pusat ilmu pengetahuan
dan peradaban dunia pada masa itu merupakan salah satu bentuk dari jasa yang telah di
lakukannya.
 Muhammad Al-Amien
Terjadi perang saudara antara Al-amien dan Al-makmun pada masa ini. Karena masalah
pembagian kekuasaan dari ayahnya, yakni harun Ar-Rasyid. Dalam kepemimpinannya yang
tercatat dalam sejarah bahwa ia di kenla sebagai sosok yang banyak terlena dengan kenikmatan
yang ia rasakan dan lalai terhadap tugas Negara.
 Abdullah Al-Makmun
Pada masanya terjadi pemberontakan, yang paling timbul ialah fitnah yang mengatakan bahwa
al-quran adalah makhluk dan bukanlah wahyu yang di turunkan, sedang kala itu al-makmun
meyakini pendapat yang di keluarkan kaum mu’tazilah ini. Al makmun mengambil banyak
pelajaran dari sejrah khilafah, ia sadar bahwa khilafah bukanlah miliknya secara khusus.
 Abdul Ishaq Al-Muqtashim
Padamasa kekuasaanya ia lebih memilih orang-orang turki untuk bekerja di pemerintahan di
banding orang arab dan Persia. Keputusan ini merupakan sebuah dilema bagi keturunan dan
anak-anaknya yang berasal dari golongan arabi, secara tidak langsung juga ia menyerahkan
kekuasan pada orang turki sepenuhnya.
 Harun Al- Watsiq
Para pembesar turki mencapai posisi yang terhormat pada masanya dan memeberikan gelar
“sultan” kepada seorang panglima turki yang bernama asynas, yang membuat panglima turki
memiliki kekuasaan yang sangat luas.
 Ja’far Al-Mutawakkil
Pada zamannya bangsa turki mulai menguasai kunci pemerintahan, ia berusaha untuk
menghapus kekuasan orang-orang turki namun upayanya tidak tercapai. Al-mutawakkil sangat
tidak setuju dengan pendapat vahwa al-quran adalah makhluk. Sehingga ia menaruh hormat
pada imam ahmad bin hanbal yang telah menentang pendapat itu. Dan akibatnya meluasnya
pengaruh bangsa turki terhadap pemerintahan.
3. Jelaskan apa saja kemajuan yang ditorehkan Dinasti Abbasiyah!
 Kemajuan di bidang keamanan
Usaha untuk mempertahankan wilayah kekuasaan tetap merupakan hal penting yang harus di
lakukan. Salah satu cara agar segala urusan militer berjalan dengan rapid an sesuai harapan
maka di buatlah departemen keamanan yaitu Diwanul jundi. Departemen inilah yang mengatur
semua yang berkaitan dengan keimiliteran dan pertahanan keamanan.
 Kemajuan dalam bidang pengetahuan
Banyak dari berbagai keberhasilan dinasti bani abbasiyah salah satunya dalam bidang
pengembangan ilmu pengetahuan pengembangan ilmu pengetahuan sains dan peradaban islam
secara menyeluruh.
 Kemajuan dalam bidang agama
Kemajuan ilmu pengetahuan dan peradaban islam ini khususnya tidakterlepas dari dukungan
penuh dan dorongan para ulama pemerintahan yang memberi dukungan kua, baik dukungan
moral, material, finansial, kepada para ulama. Hal itu membuat para ulama mempunyai motivasi
yang kuat dalam mengembangkan ilmu pengertahuan.
 Dll

Anda mungkin juga menyukai