Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS KEBUTUHAN AIR PADA TANAMAN SAYURAN ORGANIK

DENGAN IRIGASI CURAH (SPRAY) SEDERHANA

Giovanni Putera Tomi Pradana Tumbaz1, Sunik2, Anna Catharina Sri Purna3
1
Program Studi Teknik Sipil-Fakultas Teknik-Universitas Katolik Widya Karya
Email: giovanniputera99@gmail.com

ABSTRACT
In a pandemic, an alternative to meet the food needs of the community is by planting
organic vegetables in the community's yard. One of the irrigation systems for growing
organic vegetables that can be used is simple sprinkler irrigation. But in planting
organic vegetables, it is necessary to take into account the water needs of plants so that
plants can grow optimally and healthy. This research on water needs uses the Blanney
Criddle method and is carried out in the author's yard at the end of November 2021
until the end of December 2021. The results of this study obtained that the theoretical
total water requirement is 44 liters/30 days and the actual total water need is as much
as 44 liters/30 days. 54 liters/30 days, so it can be concluded that the theoretical water
needs have been met.

Keywords: Water demand, sprinkler irrigation, Blanney Criddle method

PENDAHULUAN khususnya terkait pangan. Masyarakat


Dalam masa pandemi seperti yang cenderung takut untuk melakukan pemesanan
terjadi pada saat ini, masyarakat dituntut pangan melalui aplikasi dan umumnya
untuk melakukan sebagian besar kegiatan di memasak kebutuhan sehari-hari sendiri. Hal
rumah seperti bekerja, kuliah, maupun ini menimbulkan berkembangnya penanaman
melakukan aktifitas lainnya di rumah. Dalam sayuran organik di masyarakat.
kondisi pandemi ini terjadi pembatasan sosial Pertimbangannya adalah tidak memerlukan
sehingga masyarakat tidak memungkinkan lahan yang tidak terlalu luas, penanamannya
untuk berinteraksi satu dengan lainnya, mudah karena dapat ditempatkan pada
disamping itu terdapat protokol kesehatan polybag atau menggunakan paralon, bibit
yang harus dipenuhi. Hal ini berdampak juga mudah didapatkan, sistem irigasi tanaman
pada pemenuhan kebutuhan sehari-hari yang digunakan lebih mudah, bila
menggunakan pupuk organik dapat karena membutuhkan pipa dan sprinkler yang
memanfaatkan sampah rumah tangga berupa relatif banyak sesuai luas lahan. Namun jika
sisa-sisa makanan atau daun-daun kering. area penanaman tidak terlalu luas (pekarangan
rumah atau teras rumah), kekurangan dari
Penanaman sayuran organik bisa
sistem irigasi curah tidak berlaku karena alat
dikatakan mudah tetapi bisa juga dikatakan
yang digunakan bisa digantikan menggunakan
sulit. Kesulitan perihal kebutuhan air yang
alat siram sederhana dan tidak harus
sering dialami adalah :
menggunakan sprinkler (Pair, 1969).
1. Penyiraman yang kurang ataupun berlebih
akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman.

2. Pertumbuhan tanaman juga bergantung


pada kondisi cuaca, seperti pada saat musim
hujan tanaman akan menerima air yang
berlebih sehingga akar tanaman cepat
membusuk, tetapi pada saat musim panas
Gambar 1. Irigasi Curah
tanaman tidak bisa tumbuh sehat (keriput).
2. Irigasi Permukaan (Surface Irrigation)
Berdasarkan beberapa uraian di atas,
Sistem irigasi permukaan merupakan
maka dilakukan penelitian tentang “Analisis
sistem irigasi yang mengalirkan air ke lahan
Kebutuhan Air Pada Tanaman Sayuran
dengan saluran yang dibuat pada lahan
Organik Dengan Irigasi Curah (Spray)
melalui saluran terbuka. Sistem irigasi
Sederhana”.
permukaan merupakan Sistem ini menyirami
TINJAUAN PUSTAKA tanaman dengan cara menggenangi tanah
Jenis-jenis Sistem Irigasi dengan air hingga mencapai ketinggian
1. Irigasi Curah (Sprinkler Irrigation) tertentu. Irigasi permukaan biasanya
Sistem irigasi curah merupakan digunakan pada tanah yang memiliki tekstur
pemberian air dengan air yang di semprotkan halus sampai dengan tekstur sedang
ke udara seperti air hujan. Tujuannya agar air (Taufiqullah, 2021).
dapat diberikan pada tanaman dapat merata
dan lebih efisien. Sistem irigasi curah biasa
digunakan pada daerah dengan kecepatan
angin rendah. Dengan demikian, penggunaan
air irigasi menjadi lebih efisien.
Kekurangan dari sistem irigasi curah
adalah biaya investasi alat yang relatif mahal
jika area lahan yang digunakan sangat luas
air yang dialirkan tidak melewati atas
permukaan, melainkan melewati bawah
permukaan. Sistem ini juga adalah salah satu
bentuk dari irigasi mikro yang dimana alat
penyiramannya terletak di bawah permukaan
tanah. Alat yang digunakan pada irigasi ini
berupa sambungan pipa-pipa berdiameter 10
cm dengan tebal dinding 1 cm. Sistem irigasi
Gambar 2. Irigasi Permukaan bawah permukaan biasa digunakan pada
daerah yang memiliki tekstur tanah kasar,
3. Irigasi Mikro Atau Irigasi Tetes
sehingga air yang keluar tidak tersumbat oleh
Sistem irigasi mikro atau tetes
tanah (Alwie, 2001).
merupakan cara pemberian air pada tanaman
melalui tetesan air secara perlahan pada tanah.
Sistem ini menggunakan alat yang yang
disebut emiter. Emiter dalam sistem irigasi ini
dibentangkan baik di atas atau di dalam tanah
tanaman. Sistem ini bertujuan agar pemberian
air dapat langsung diterima oleh tanaman.
Sistem irigasi tetes cocok untuk tanah yang
Gambar 4. Irigasi Bawah Permukaan
tidak terlalu kering. Luas lahan yang akan
dialiri sistem irigasi ini bergantung dari debit Sawi Hijau (Brassica Chinensis)
air, jenis, kelembaban dan permeabilitas tanah Sawi merupakan yang dimanfaatkan
(Kalsim, 2003). daun atau bunganya sebagai bahan. Di
Indonesia terdapat beberapa spesies sawi yang
mirip satu sama lain seperti: sawi putih, sawi
hijau dan sawi huma. Sedangkan sawi hijau
sendiri memiliki ciri-ciri batang pendek, daun
berwarna hijau keputih-putihan, serta
memiliki rasa sedikit pahit (Rukmana, 1994).
Gambar 3. Irigasi Tetes
Tanaman sawi tumbuh dengan syarat curah
4. Irigasi Bawah Permukaan (Sub-Surface hujan yang mencukupi karena ketersediaan air
Irrigation) tanah yang mencukupi. Penanaman sawi hijau
Sistem irigasi bawah permukaan pada musim hujan masih dapat dilakukan
merupakan sistem irigasi yang hampir sama karena tanaman sawi hijau tergolong tanaman
dengan sistem irigasi permukaan, hanya saja yang dapat hidup dengan curah hujan sedang,
dimana curah hujan yang sesuai untuk sangat cepat (Aditya,2009). Selain itu,
tanaman sawi hijau berkisar antara 1000-1500 pertumbuhan kangkung membutuhkan lahan
mm/tahun (Cahyono, 2003). terbuka atau mendapat sinar matahari yang
cukup. Pada umumnya kangkung akan
tumbuh memanjang dan batang yang kurus
jika ditanam pada tempat yang kurang sinar
matahari.

Gambar 5. Sawi Hijau


Kangkung (Ipomoea aquatic)
Kangkung merupakan tanaman yang
Gambar 6. Kangkung
dikonsumsi masyarakat dan banyak beredar di
Evapotranspirasi
pasar tradisional Indonesia. Kangkung
Menurut Ginting (2014)
merupakan tumbuhan yang hampir dijumpai
evapotranspirasi merupakan gabungan
terutama di kawasan berair. Kangkung
penguapan dari penguapan pada tanaman dan
memiliki dua jenis tanaman yaitu, pertama
penguapan pada permukaan tanah. Menurut
merupakan kangkung yang memiliki daun
Manik (2012), salah satu faktor untuk dapat
licin dan berbentuk seperti mata anak panah
mengetahui besarnya kebutuhan air tanaman
dengan panjang 10–15 cm, batang berongga
dan bahan dasar untuk penjadwalan irigasi
yang menjalar, daun bewarna hijau pucat dan
adalah evapotranspirasi. Ada beberapa faktor
memiliki bunga berwarna putih. Kemudian
yang mempengaruhi evapotranspirasi
yng kedua adalah kangkung berdaun sempit
sehingga dikembangkan beberapa mETode
dan memanjang yang menyirip tiga, terdapat
untuk menganalisa evapotranspirasi.
tunas yang dapat tumbuh menjadi cabang
Kebutuhan Air METode Blaney Criddle
baru pada ketiak daun, daun bagian atas
Kebutuhan air tanaman dapat dihitung
berwarna hijau tua dan permukaan daun
menggunakan mETode Blaney Cridle.
bagian bawah berwarna hijau muda (Maria,
Dimana mETode ini hanya memerlukan data
2009). Kangkung merupakan tumbuhan yang
suhu rata-rata harian saja. METode Blaney
dapat hidup pada daerah dengan curah hujan
Criddle adalah sebagai berikut :
berkisar antara 1500-2500 mm/tahun.
ET0 = P [0,46 T + 8]
Kangkung dapat tumbuh pada musim hujan
dimana pertumbuhan tanaman kangkung akan
Dimana : Perhitungan Kebutuhan Air Konsuntif
ETo = evapotranspirasi potemsial (mm/hari) Dalam Jurnal Ilmiah Teknik Pertanian
T = suhu harian rata-rata pada bulan yang ditulis oleh Novalia, Desi (2020) dalam
tertentu (˚C) Jurnal Ilmiah Teknik Pertanian Vol. 12. No.
P = koefisien harian rata-rata dari total 02. Hal. 78 Politeknik Negeri Lampung,
jam siang hari tahunan untuk bulan dan garis perhitungan kebutuhan air konsumtif dihitung
lintang tertentu menggunakan rumus sebgai berikut :

ETc’ = ETc . (volume media tanam) . (total


Tabel 1. Nilai faktor P mETode Blaney
hari penanaman)
Criddle
sehingga, dapat diketahui kebutuhan air
konsumtif tanaman selama masa tanam.

Perbandingan Kebutuhan Data Minimal


Dari Tiap METode
Tabel 2. Perbandingan dari Beberapa
METode Evapotranspirasi

Kebutuhan air konsumtif (ETc) tanaman


dapat dihitung dengan persamaan berikut :
ETc = Kc . ET0
Dimana :
ETc = evapotranspirasi tanaman (mm/hari)
Kc = Koefisien tanaman
4. Serbuk kayu
METODE PENELITIAN
Serbuk kayu merupakan media tanam pada
Diagram Alir Penelitian tray sebagai pengganti tanah dan juga
Pada penelitian ini dapat digambarkan pupuk organik.
melalui diagram alir sebagai berikut: 5. Sekam
Sekam merupakan bahan pupuk organik.
6. Polybag
Polybag atau pot dari kantong plastik
sebagai wadah tanaman.
7. Air bersih
Air bersih sebagai bahan menyiram
tanaman.
Alat-alat yang digunakan dalam
penelitian adalah sebagai berikut:
1. Kalender dan alarm.
Kalender atau alarm bertujuan untuk
menjadwalkan penyiraman tanaman.
2. Kamera
Kamera bertujuan untuk mengamati dan
mendokumentasikan pertumbuhan
Gambar 7. Diagram Alir Penelitian
tanaman.
Bahan dan Alat 3. Alat Penyiram
Bahan-bahan yang digunakan dalam Alat siram digunakan untuk menyirami
penelitian adalah sebagai berikut: tanaman yang dibuat dari botol minuman
1. Bibit sawi hijau dan kangkung yang sudah dicuci dan diberi alat semprot.
Bibit sawi hijau dan kangkung merupakan 4. Sumpit
komponen utama dalam penelitian ini Sumpit digunakan untuk memindahkan
sebagai objek penelitian. bibit tanaman yang sudah bertunas dari
2. Tanah humus fabrikasi tray ke polybag.
Tanah sebagai media untuk menanam bibit 5. Penggaris
setelah disemai. Penggaris digunakan untuk mengukur
3. Tray ukuran 10x20 pertumbuhan tinggi tanaman tiap minggu.
Tray merupakan wadah untuk menyemai
bibit-bibit tanaman sebelum dipindahkan
ke polybag.
Tahapan Penelitian 5. Menganalisis evapotranspirasi sawi hijau
Tahapan penelitian adalah sebagai berikut: dan kangkung.
1. Persiapan bibit sawi hijau dan kangkung. 6. Menganalisis kebutuhan air sawi hijau dan
- Membeli bibit sawi hijau dan kangkung. kangkung.
- Menyiapkan media tanam bibit tanaman 7. Menganalisis kebutuhan air konsumtif
pada tray. sawi hijau dan kangkung
- Melakukan persemaian terhadap bibit- Variabel dan Parameter Penelitian
bibit sawi hijau dan bibit-bibit Variabel
kangkung. Variabel penelitian ini ditentukan
- Membagi kelompok tanaman menjadi berdasarkan dari perbedaan penyiraman
dua kelompok berdasarkan waktu tanaman. Penyiraman tanaman dibedakan
penyiraman berdasarkan waktu penyiraman. Waktu
- Kelompok tanaman yang disiram pagi penyiraman tanaman dilakukan pada jam 8
hari di beri kode 1 (S1 dan K1), pagi dan jam 2 siang, sedangkan sore hari
sedangkan kelompok tanaman yang tanaman tidak disiram, dikarenakan pada
disiram siang hari diberi kode 2 (S2 dan akhir Bulan November hingga pada akhir
K2) Bulan Desember pada sore hari rata-rata turun
2. Menyiapkan media tanam tanaman. hujan, sehingga tidak diperlukan untuk
- Menyiapkan tanah humus fabrikasi menyiram tanaman. Jika tanaman kelebihan
yang sudah dicampur sekam padi untuk air, akan meyebabkan tanaman mati
bibit sawi hijau dan kangkung yang membusuk.
sudah bertunas. Parameter
- Meyiapkan media tanam berupa pot Parameter pada penelitian ini adalah
kecil/polybag. dengan mengukur tinggi tanaman tiap
- Memindahkan bibit yang sudah polybag dan diambil dari tanaman yang
bertunas dari tray ke polybag paling tinggi pada tiap-tiap polybag. Ada
menggunakan sumpit beberapa cara untuk menghitung koefisien
Proses Pengamatan tanaman, diantaranya adalah dari mengukur
1. Mengamati proses pertumbuhan tanaman tinggi pertumbuhan tanaman, banyaknya
tiap minggu. tunas yang tumbuh dari tiap tanaman, lebar
2. Mengukur tinggi tanaman tiap polybag. daun, berat basah dan berat kering tanaman
3. Menganalisis koefisien sawi hijau dan dan panjang akar tanaman. Sedangkan untuk
kangkung. penelitian ini, parameter yang diambil adalah
4. Menganalisis suhu harian rata-rata dari dari ketinggian tanaman karena ketinggian
akhir bulan November 2021. tanaman lebih mudah diukur, meskipun
ketinggian tanaman tidak terlalu akurat
dibandingkan dengan mETode yang lain.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Perhitungan kebutuhan air tanaman
dapat dilakukan dengan tahapan sebagai
berikut :
1. Menganalisis suhu harian rata-rata (T).
2. Menganalisis evapotranspirasi potensial
(ETo).
3. Menganalisis koefisien masing-masing
jenis tanaman (Kc).
4. Menganalisis evapotranspirasi aktual
tanaman (ETc).

Dari beberapa tahapan di atas, maka ada


beberapa yang perlu didapatkan terlebih
dahulu. Data yang perlu diperoleh adalah
sebagai berikut :
3. Koefisien Tanaman (Kc) Tiap Minggu
1. Letak geografis lokasi penelitian yang
Tabel 4. Koefisien tanaman sawi per
dilakukan berada pada 8° Lintang Selatan
minggu
dan 112° Bujur Timur.
2. Suhu rata-rata minimal pada bulan
November 2021 adalah 21°C dan suhu
rata-rata maksimal pada bulan November
2021 adalah 30°C.
T = (Tmax+Tmin)/2
= (30+21)/2
= 25,5°C

Tabel 3. Suhu Rata-rata Harian Bulan


November 2021
Tabel 5. Koefisien tanaman kangkung per ETc’ = ETc . (volume media tanam) . (total
minggu hari penanaman)
Karena sawi hijau ditanam pada
polybag kapasitas 2 liter dengan ukuran
diameter 20 cm (0,2 m) dan tinggi 30 cm (0,3
m) dan masa penelitian 30 hari, maka ETc
dalam liter/hari sebagai berikut:
ETc’ = ETc x (πr2t) x 30 hari
ETc’ = 0,073 x (3,14 x 0,12 x 0,3) x 30 hari
ETc’ = 0,021 m3/30 hari
ETc’ = 21 liter/30 hari
Jadi kebutuhan air sawi hijau dalam 30
hari dengan jumlah 10 polybag adalah 21 liter
atau (21 liter/10 polybag)/30 hari = 0,07

4. Pada tabel II – 1, nilai faktor P dengan liter/sawi hijau (70 ml/polybag) tiap harinya.

Merode Blaney Criddle dengan 8° Lintang Kebutuhan Air Sawi Hijau (Teoritis)

Selatan didapat P = 0,28. Koefisien tanaman sawi hijau per mingu


didapat sebesar 14,65.
ETo = P (0,46 T + 8) ETc = Kc . ETo
ETo = 0,28 (0,46 (25,5) + 8)) ETc = 14,65 x 5,53
ETo = 5,53 mm/hari ETc = 81,02 mm/hari
Pembahasan ETc = 0,081 m/hari
Kebutuhan Air Sawi Hijau (Teoritis) Kebutuhan Air Konsumtif Kangkung
Koefisien tanaman sawi hijau per mingu (Teoritis)
didapat sebesar 13,14. Rumus yang digunakan untuk
ETc = Kc . ETo menghitung kebutuhan air konsumtif
ETc = 13,14 x 5,53 kangkung yang ditulis oleh Novalia, Desi dkk
ETc = 72,7 mm/hari (2020), adalah sebagai berikut :
ETc = 0,073 m/hari ETc’ = ETc . (volume media tanam) . (total
Kebutuhan Air Konsumtif Sawi Hijau hari penanaman)
(Teoritis) Karena kangkung ditanam pada polybag
Rumus yang digunakan untuk kapasitas 2 liter dengan ukuran diameter 20
menghitung kebutuhan air konsumtif sawi cm (0,2 m) dan tinggi 30 cm (0,3 m) dan
hijau yang ditulis oleh Novalia, Desi dkk masa penelitian 30 hari, maka ETc dalam
(2020), adalah sebagai berikut : liter/hari sebagai berikut:
ETc’ = ETc x (πr2t) x 30 hari polybag dengan ukuran diameter 20 cm
ETc’ = 0,081 x (3,14 x 0,12 x 0,3) x 30 hari dan tinggi 30 cm :
3
ETc’ = 0,023 m /30 hari Sawi hijau adalah sebanyak 70 ml/polybag
ETc’ = 23 liter/30 hari tiap hari atau 21 liter/30 hari dan kangkung
Jadi kebutuhan air kangkung dalam 30 adalah sebanyak 80 ml/polybag tiap hari
hari dengan jumlah 10 polybag adalah 23 liter atau 23 liter/30 hari.
atau (23 liter/10 polybag)/30 hari = 0,08 Jadi, total kebutuhan air secara teori adalah
liter/kangkung (80 ml/polybag) tiap harinya. 44 liter dalam 30 hari.
2. Jumlah kebutuhan air konsumtif aktual
Total Penggunaan Air Tanaman (Teoritis)
pada tiap polybag dengan ukuran diameter
Total kebutuhan air tanaman sawi hijau 20 cm da tinggi 30 cm : Penggunaan air
dan kangkung dalam 30 hari secara teoristis tiap hari per polybag sebanyak 0,09 liter
yaitu 21 liter + 23 liter = 44 liter. (90 ml) atau sebanyak 54 liter dalam 30

Penggunaan Air Aktual Tanaman hari.


3. Dengan menggunakan sistem irigasi curah
Tanaman sawi hijau dan kangkung
(spray) sederhana dengan wadah air yang
disiram menggunakan semprotan burung yang
sudah dimodifikasi dengan botol air
sudah dimodifikasi wadah airnya. Wadah air
minuman berkapasitas 2 liter sudah
yang digunakan adalah botol air minuman
mencukupi kebutuhan air untuk menyirami
bekas berukuran 2 liter, namun air yang
tanaman sebanyak 20 polybag.
diisikan pada botol air minuman hanya + 1,8
Saran
liter tiap harinya. Jumlah tanaman sawi hijau
Dari penelitian ini, peneliti ingin
dan kangkung yang disiram sebanyak masing-
memberikan beberapa saran sebagai berikut:
masing 10 polybag. Sehingga jumlah air yang
1. Dalam menghitung kebutuhan air tanaman
digunakan pada tanaman sawi hijau dan
data-data yang diperlukan harus lengkap
kangkung dapat dihitung total konsumsi air =
dan detail.
1,8 liter x 30 hari = 54 liter/30 hari atau 1,8
2. Diperlukan ketelitian dalam menghitung
liter/20 polybag = 0,09 liter (90 ml) per hari
kebutuhan air tanaman.
tiap tanaman.
3. Mahasiswa yang meneliti lebih lanjut dapat
PENUTUP menggunakan metode lainnya sebagai
Kesimpulan perbandingan.
Dari hasil penelitian, peneliti
mengambil simpulan sebagai berikut:
1. Jumlah kebutuhan air konsumtif teoritis
dengan metode Blaney Criddle pada tiap
DAFTAR PUSTAKA Ginting, M. 2014. Rekayasa Irigasi Teori dan
Perencanaan. USU Press. Medan.
Aditya, DP. 2009. Budidaya Kangkung.
http://dimasadityaperdana.blogspot.com Kalsim, D.K. 2003. Prosedur Desain Irigasi
. Diakses pada tanggal 03 Agustus Tetes (Tricle Irrigation). Jurusan
2021. Teknik Pertanian. Fakultas Teknologi
Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Alwie, B.M.S. 2001. Sistim Irigasi Bawah
Tanah Bahan Semen untuk Tanaman Manik, T. K., Rosadi, R.B., danKaryanto, A.
Semangka (Citrullus vullgaris). 2012. Evaluasi Metode Penman-
Universitas Lampung. Bandar Lampung Monteith dalam Menduga Laju
Evapotranspirasi Standar (ET0) di
Anonim. 2020. Jenis-jenis Irigasi.
Dataran Rendah Propinsi Lampung,
https://dpu.kulonprogokab.go.id/detil/32
Indonesia. JTEP Jurnal Keteknikan
0/jenis-jenis-irigasi. Diakses pada 03
Pertanian 2: 121-128.
Agustus 2021.
Maria, G.M. 2009. Respon Produksi Tanaman
Blaney, H.F., Criddle, W. D. 1962.
Kangkung Darat (Iphomea reptans
Determining Cunsumptive Use and
Poir.) Terhadap Variasi Waktu
Irrigation Water Requirement.
Pemberian Pupuk Kotoran Ayam.
Technical. Agricultural Research
Jurnal Ilmu Tanah 7(1): 18-22
Service United States Department Of
Agriculture in cooperation with The Novalia, Desi., Idrus, Muhammad.,
Office of Utah State Engineer. Utah Darmaputra, I Gede. 2020. Kajian
Waktu Irigasi pada Tanaman Selada
Cahyono, B. 2003. Teknik dan Strategi
(Lactuva Sativa) Organik Untuk
Budidaya Sawi Hijau (Pai-Tsai). Hal
Budidaya Tanaman dengan Naungan
12- 62. Yogyakarta : Yayasan Pustaka
dan Tanpa Naungan di Yayasan Bina
Nusatama.
Sarana Bakti Cisarua Bogor. Jurnal

Fausan, Ahmad. 2020. Analisa Model Ilmiah Teknik Pertanian Vol. 12. No.

Evaporasi dan Evapotranspirasi 02. Hal. 78. Politeknik Negeri

Menggunakan Pemodelan Matematika Lampung. Lampung.

pada Visual Basic di Kabupaten Maros.


Pair, C. H. 1969. Sprinkler Irrigation. 3rd ed.
Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan
Editor’s Press, Hyattsville, Md USA
Vol. 05, No. 03. Hal 183. Bogor :
Institut Pertanian Bogor. Jawa Barat. Rukmana, Rahmat. 1994. Bertanam
Kangkung. Jakarta: Kanisius.
Taufiqullah. 2021. Pengertian Sistem Irigasi
Permukaan.
https://www.tneutron.net/sipil/pengerti
an-sistem-irigasi-permukaan/. Diakses
pada 03 Agustus 2021.

Anda mungkin juga menyukai