J A K A R TA
2018
D A F TA R I S I
MUKADIMAH................................................................... 1
Kata gereja berasal dari kata dalam bahasa Portugis yaitu igreya. Kata
igreya memiliki keterkaitan dengan kata kyriake, yang berarti milik
Tuhan. Kata ini memang belum terdapat dalam Perjanjian Baru.
Dalam Perjanjian Baru, kata yang menunjuk persekutuan orang
percaya adalah ekklesia. Kata ini berasal dari bahasa Yunani yang
artinya dipanggil keluar. Kata ekklesia berasal dari dua kata ek dan
kaleo, ek artinya keluar dan kaleo artinya dipanggil atau memanggil.
Jadi ekklesia berarti dipanggil keluar. Barangkali dari kata ekklesia ini
muncullah kata kirche dalam bahasa Jerman dan kerk dalam bahasa
Belanda.
PA S A L 2
DEFINISI
Kata/ kalimat/ pengertian yang terdapat di dalam Tata Gereja ini
harus diartikan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ini.
PA S A L 3
DASAR DAN ASAS GEREJA
1. Dasar Gereja Suara Kebenaran Injil adalah Firman Allah yang
hidup, yaitu Tuhan Yesus Kristus yang dinyatakan dalam Alkitab,
yaitu Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, yang dijabarkan
dalam pengajaran dasar Gereja Suara Kebenaran Injil yang harus
diamalkan secara konsekuen dan konsisten bagi seluruh anggota
Gereja Suara Kebenaran Injil.
2. Asas Gereja Suara Kebenaran Injil dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara adalah Pancasila.
PA S A L 4
VISI GEREJA
Menjadi anggota keluarga Kerajaan Surga yang berkualifikasi serupa
dengan Yesus.
PA S A L 5
MISI GEREJA
Untuk mencapai visinya, Gereja Suara Kebenaran Indonesia
memiliki misi sebagai berikut:
a. Melakukan tugas didaskalia, yaitu mengajarkan kebenaran yang
sesuai dengan Alkitab yang berpusat kepada Perjanjian Baru,
agar dapat memperagakan kehidupan Tuhan Yesus.
b. Melakukan tugas marturia, yaitu memberitakan injil keselamatan
kepada seluruh umat manusia, serta menjadikan mereka murid
Kristus, sehingga dilayakkan untuk menjadi anggota keluarga
Kerajaan Allah.
c. Melakukan tugas diakonia, yaitu melayani dan memberdayakan
umat Tuhan menjadi manusia yang memiliki martabat seperti
Kristus.
d. Melakukan tugas koinonia, yaitu membangun persekutuan yang
kuat antar sesama umat Tuhan dan sesama umat manusia.
PA S A L 6
NILAI-NILAI GEREJA
PA S A L 7
PIMPINAN GSKI
Dalam organisasi Gereja Suara Kebenaran Injil terdapat pimpinan
gereja yang terdiri dari unsur-unsur sebagai berikut:
1. Badan Pengurus Pusat (BPP) sebagai badan pengambil putusan
dan kebijakan tertinggi sinode GSKI.
2. Badan Pengurus Daerah (BPD) sebagai badan pengawas
pelaksanaan putusan dan kebijakan BPP GSKI serta mengawasi
jalannya pelayanan Jemaat GSKI di daerah.
3. Gembala Jemaat GSKI memimpin pelaksanaan putusan dan
kebijakan BPP di Jemaat GSKI.
PA S A L 8
DISIPLIN GEREJA
1. BPP mengambil keputusan disiplin gereja atas pejabat GSKI
yang melakukan pelanggaran terhadap Tata Gereja, putusan, dan
kebijakan BPP GSKI, serta pelanggaran moral, dan pelanggaran
terhadap hukum yang berlaku.
2. Pengawasan terhadap pelaksanaan disiplin gereja dilakukan oleh
BPD di daerah.
PA S A L 9
H A L - H A L Y A N G B E LU M D I AT U R
Hal-hal yang belum diatur di dalam Tata Dasar akan diatur dalam
Tata Tertib.
TATA T E RT I B
G E R E J A S UA R A
KEBENARAN INJIL
BAB I
GEREJA
PA S A L 1
S I S T E M P E M E R I N TA H A N G S K I
1. GSKI menganut sistem pemerintahan Episkopal Sinodal. Yang
dilaksanakan dengan cara sebagai berikut:
a. Pemimpin Jemaat GSKI adalah Gembala Jemaat.
b. Seluruh Anggota Jemaat GSKI menundukkan diri kepada
Gembala Jemaat yang bersangkutan.
c. Seluruh Gembala Jemaat menundukkan diri kepada Sinode
yang dilaksanakan oleh BPP.
2. Penggembalaan Jemaat GSKI dilakukan secara otonom dalam
hal keuangan, kepemilikan aset, kepengurusan setempat,
penatalayanan, program, pembinaan warga gereja, dan
pembukaan cabang.
3. Otonomi Jemaat GSKI tidak berlaku dalam hal Pengakuan
Iman, Visi, Misi dan Nilai-nilai, Tata Gereja, Ajaran Dasar,
liturgi ibadah, dan kepejabatan.
PA S A L 2
J E M A AT G S K I
1. Jemaat GSKI adalah persekutuan orang-orang yang percaya
kepada Tuhan Yesus Kristus dan digembalakan oleh seorang
Gembala Jemaat.
2. Dalam melaksanakan pelayanannya, Jemaat GSKI terlebih
dahulu harus ditahbiskan oleh Badan Pengurus Pusat GSKI.
3. Jemaat GSKI dapat membuka cabang di seluruh wilayah Indonesia
maupun di luar wilayah Indonesia, dengan melaporkannya
kepada BPD yang selanjutnya diteruskan kepada BPP GSKI
untuk disetujui.
4. Jemaat GSKI wajib menyelenggarakan ibadah raya hari Minggu,
ibadah hari raya khusus, dan dapat menyelenggarakan ibadah
kategorial (anak, remaja, pemuda, dewasa muda, wanita, lansia,
dan komunitas), serta ibadah-ibadah kategorial lainnya yang
disesuaikan dengan kebutuhan Jemaat GSKI setempat.
5. Jemaat GSKI yang tidak memiliki Gembala Jemaat, akan
digembalakan oleh pejabat yang ditunjuk oleh BPD dengan
persetujuan BPP sampai mendapatkan penggantinya.
6. Jemaat GSKI wajib memberikan persembahan kepada BPP
sesuai dengan kemampuannya yang akan digunakan untuk
penyelenggaraan pelayanan dalam Sinode GSKI.
7. Papan nama Jemaat GSKI, logo, kepala surat, stempel, dan kartu
anggota harus mengikuti ketentuan yang sudah ditetapkan oleh
BPP.
8. Jemaat GSKI berhak menerima pembinaan dari BPD dan BPP.
9. Masa pelayanan Gembala Jemaat berlangsung selama Gembala
Jemaat dapat melaksanakan tugasnya dengan baik serta kondisi
jasmani dan rohaninya mendukung.
10. Masa pelayanan Gembala Jemaat GSKI dapat berakhir karena:
a. Kematian,
b. Mengundurkan diri,
c. Kondisi jasmani dan/atau rohaninya tidak memungkinkan
untuk melaksanakan tugasnya dengan baik,
d. Gembala Jemaat sudah tidak menjabat sebagai Pejabat GSKI
PA S A L 3
P E M B E N T U K A N J E M A AT G S K I
1. Jemaat GSKI dapat terbentuk karena:
a. Penggabungan dari Jemaat lain,
b. Perintisan Jemaat baru,
2. Syarat umum pembentukan Jemaat GSKI:
a. Memiliki alamat yang jelas,
b. Digembalakan oleh seorang pejabat GSKI,
c. Memiliki kepengurusan setempat,
d. Memiliki Anggota Jemaat,
e. Disetujui oleh BPP,
f. Bersedia menundukkan diri kepada Pengakuan Iman, Visi,
Misi dan Nilai-nilai, Tata Gereja, Ajaran Dasar, liturgi ibadah,
dan kepejabatan GSKI.
g. Melalui proses pembinaan Jemaat baru oleh BPP.
3. Dalam hal perintisan Jemaat baru, proses pembinaan Jemaat
baru dilakukan oleh seorang pendeta pembina yang ditunjuk
atau disetujui oleh BPP.
PA S A L 4
A N G G O TA J E M A AT
1. Syarat keanggotaan Jemaat GSKI:
a. Mendaftarkan diri sebagai anggota Jemaat GSKI,
b. Bersedia dibina menurut Tata Gereja dan Ajaran Dasar GSKI,
c. Bersedia menundukkan diri kepada Gembala Jemaat setempat.
2. Kewajiban Anggota Jemaat GSKI:
a. Menghadiri ibadah GSKI.
b. Menaati kebijakan Jemaat GSKI setempat, Tata Gereja, dan
Ajaran Dasar
c. Mendukung pelayanan Jemaat GSKI setempat dan sinode.
3. Hak-hak Anggota Jemaat GSKI:
a. Menerima pelayanan pastoral berupa pembinaan, konseling,
pemberkatan nikah, penyerahan anak, pembaptisan,
pelayanan kematian, dan lainnya.
b. Mengambil bagian dalam pelayanan di Jemaat GSKI setempat
maupun sinode.
BAB II
P E J A B AT G S K I
PA S A L 5
P E J A B AT G S K I
1. Syarat menjadi Pejabat GSKI:
a. Memenuhi syarat-syarat menjadi pelayan jemaat sesuai
dengan kebenaran Firman Tuhan.
b. Telah menjadi anggota GSKI selama minimal tiga tahun atau
dalam pertimbangan khusus BPP.
c. Memiliki pengetahuan yang memadai mengenai kebenaran
Alkitab dan memiliki pendidikan umum yang memadai.
d. Memahami dan menaati Pengakuan Iman, Visi, Misi dan
Nilai-nilai, Tata Gereja, dan Ajaran Dasar GSKI.
e. Bersedia mengikuti pembinaan oleh BPP.
f. Bersedia menundukkan diri kepada Sinode GSKI yang
dilaksanakan oleh BPP.
g. Berusia minimal 23 tahun.
h. Tidak menjadi pejabat di sinode gereja lain.
2. Kewajiban Pejabat GSKI:
a. Membela kepentingan Tuhan di atas segala kepentingan.
b. Terlibat aktif dalam pelayanan dalam Jemaat GSKI setempat.
c. Menaati kebijakan Jemaat GSKI setempat, Tata Gereja, dan
Ajaran Dasar.
d. Menghadiri pertemuan atau sidang yang diadakan oleh BPD
atau BPP.
e. Memberikan persembahan setiap bulan kepada BPP sesuai
dengan kemampuannya.
f. Pendeta Pratama dan Pendeta Madya wajib dibina oleh
seorang Pendeta Pembina.
3. Hak-hak Pejabat GSKI:
a. Menerima pembinaan dan pelayanan dari BPD dan BPP.
b. Mengambil bagian dalam pelayanan di Jemaat GSKI setempat
maupun sinode.
PA S A L 6
P E N A H B I S A N P E J A B AT
1. Pendeta Pratama, Pendeta Madya, dan Pendeta ditahbiskan oleh
BPP setelah memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh BPP.
2. Pengangkatan pejabat GSKI diusulkan oleh Gembala Jemaat
kepada BPD untuk selanjutnya diteruskan kepada BPP untuk
mendapat pembinaan dari BPP apabila disetujui.w
PA S A L 7
P E R P I N D A H A N P E J A B AT
1. Pendeta yang berpindah tempat pelayanan wajib melaporkannya
kepada BPD dan BPD akan melaporkannya kepada BPP
2. Pendeta Pratama dan Pendeta Madya yang berpindah tempat
harus mendapat persetujuan dari Pendeta Pembina yang
bersangkutan
3. Kebijakan mengenai mutasi pejabat dari sinode lain akan
diputuskan oleh BPP
PA S A L 8
MASALAH INTERNAL
A N TA R P E J A B AT
1. Masalah-masalah antarpejabat ditangani secara musyawarah
berlandaskan nilai-nilai Kebenaran Alkitab.
2. Dalam hal masalah-masalah antarpejabat tersebut tidak dapat
diselesaikan secara musyawarah, maka masalah tersebut akan
ditangani oleh BPD, jika tidak bisa diselesaikan oleh BPD, maka
akan diputuskan dan diselesaikan oleh BPP.
PA S A L 9
DISIPLIN GEREJA TERHADAP
P E J A B AT
Gereja Suara Kebenaran Injil membina para Pejabat GSKI
yang melakukan pelanggaran. Pembinaan dilakukan dengan
memberi teguran dan/atau nasihat yang dilakukan oleh
Ketua BPD dalam arahan BPP. Dalam hal Ketua BPD tidak
dapat menyelesaikan masalah tersebut, maka pemberian
disiplin akan ditangani oleh BPP sesuai kebijakan BPP.
BAB III
PA S A L 1 0
STRUKTUR KEPENGURUSAN BPP
BPP adalah Badan Pengurus Pusat yang memimpin seluruh kegiatan
sinode GSKI dengan struktur kepengurusan sebagai berikut:
1. Ketua Umum
• Ketua Umum untuk pertama kalinya adalah pendiri dari
GSKI.
• Ketua Umum adalah pemimpin tertinggi GSKI yang
bertanggung jawab kepada Tuhan dalam penyelenggaraan
GSKI.
• Ketua umum memiliki hak prerogatif dalam mengambil
keputusan demi kemajuan GSKI.
2. Dewan Pertimbangan
• Dewan Pertimbangan adalah orang-orang yang ditunjuk dan
diangkat oleh Ketua Umum yang bertugas mendampingi
Ketua Umum dalam melaksanakan tugasnya.
• Dewan Pertimbangan memberikan pertimbangan-
pertimbangan kepada Ketua Umum demi kemajuan GSKI.
3. Staf Ahli
• Staf Ahli adalah orang-orang yang memiliki keahlian khusus
yang ditunjuk dan diangkat oleh Ketua Umum untuk
membantu Ketua Umum dalam melaksanakan tugasnya.
• Staf Ahli memberikan masukan sesuai dengan bidang
keahliannya.
4. Sekretaris Umum
• Sekretaris Umum adalah orang yang ditunjuk dan diangkat
oleh Ketua Umum untuk membantu Ketua Umum dalam
menjalankan tugas-tugas sinode sebagai penghubung dalam
urusan-urusan internal dan eksternal.
5. Sekretaris 1 dan 2
• Sekretaris 1 dan 2 adalah orang yang ditunjuk dan diangkat
oleh Ketua Umum dengan pertimbangan Sekretaris Umum
untuk membantu Sekretaris Umum dalam menjalankan
tugas-tugasnya.
6. Bendahara Umum
• Bendahara Umum adalah orang yang ditunjuk dan diangkat
oleh Ketua Umum untuk membantu Ketua Umum dalam
mengelola keuangan sinode.
7. Bendahara 1 dan 2
• Bendahara 1 dan 2 adalah orang yang ditunjuk dan diangkat
oleh Ketua Umum dengan pertimbangan Bendahara Umum
untuk membantu Bendahara Umum dalam menjalankan
tugas-tugasnya.
8. Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang)
• Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) adalah
orang-orang yang ditunjuk dan diangkat oleh Ketua Umum
untuk membantu Ketua Umum dalam melakukan penelitian
dan pengembangan yang berkaitan dengan perbaikan untuk
kemajuan sinode.
9. Ketua 1
• Ketua 1 adalah orang yang ditunjuk dan diangkat oleh
Ketua Umum untuk membantu Ketua Umum dalam
mengoordinasikan tugas-tugas dari Departemen Anak,
Remaja, Pemuda, Dewasa Muda, Wanita, dan Lanjut Usia.
10. Ketua 2
• Ketua 2 adalah orang yang ditunjuk dan diangkat oleh
Ketua Umum untuk membantu Ketua Umum dalam
mengoordinasikan tugas-tugas dari Departemen Pendidikan
Umum dan Teologi, Teologi, Pelatihan dan Pemberdayaan,
Musik, Perwakilan Daerah, dan Hukum.
11. Ketua Departemen Anak
• Ketua Departemen Anak adalah orang yang ditunjuk dan
diangkat oleh Ketua Umum dengan masukan Ketua 1 untuk
membantu Ketua Umum dalam membuat, menyusun, dan
mengoordinasikan program pelayanan anak.
12. Ketua Departemen Remaja
• Ketua Departemen Remaja adalah orang yang ditunjuk dan
diangkat oleh Ketua Umum dengan masukan Ketua 1 untuk
membantu Ketua Umum dalam membuat, menyusun, dan
mengoordinasikan program pelayanan remaja.
13. Ketua Departemen Pemuda
• Ketua Departemen Pemuda adalah orang yang ditunjuk dan
diangkat oleh Ketua Umum dengan masukan Ketua 1 untuk
membantu Ketua Umum dalam membuat, menyusun, dan
mengoordinasikan program pelayanan pemuda.
14. Ketua Departemen Dewasa Muda
• Ketua Departemen Dewasa Muda adalah orang yang ditunjuk
dan diangkat oleh Ketua Umum dengan masukan Ketua 1
untuk membantu Ketua Umum dalam membuat, menyusun,
dan mengoordinasikan program pelayanan dewasa muda.
• Ditunjuk dan diangkat oleh Ketua Umum dengan masukan
Ketua 1.
• Membantu Ketua Umum dalam melaksanakan Pelayanan
Dewasa Muda.
15. Ketua Departemen Wanita
• Ketua Departemen Wanita adalah orang yang ditunjuk dan
diangkat oleh Ketua Umum dengan masukan Ketua 1 untuk
membantu Ketua Umum dalam membuat, menyusun, dan
mengoordinasikan program pelayanan wanita.
16. Ketua Departemen Lanjut Usia
• Ketua Departemen Lanjut Usia adalah orang yang ditunjuk
dan diangkat oleh Ketua Umum dengan masukan Ketua 1
untuk membantu Ketua Umum dalam membuat, menyusun,
dan mengoordinasikan program pelayanan lanjut usia.
17.
Ketua Departemen Pendidikan Umum dan Pendidikan
Teologi
• Ketua Departemen Pendidikan Umum dan Pendidikan
Teologi adalah orang yang ditunjuk dan diangkat oleh Ketua
Umum dengan masukan Ketua 2 untuk membantu Ketua
Umum dalam melaksanakan Pelayanan Pendidikan Umum
dan Pendidikan Teologi.
18. Ketua Departemen Teologi
• Ketua Departemen Teologi adalah orang yang ditunjuk
dan diangkat oleh Ketua Umum dengan masukan Ketua 2
untuk membantu Ketua Umum dalam penyampaian dan
pengawasan pengajaran kebenaran di GSKI.
19. Ketua Departemen Pelatihan dan Pemberdayaan
• Ketua Departemen Pelatihan dan Pemberdayaan adalah
orang yang ditunjuk dan diangkat oleh Ketua Umum dengan
masukan Ketua 2 untuk membantu Ketua Umum dalam
melaksanakan pelayanan pelatihan dan pemberdayaan.
20. Ketua Departemen Hukum
• Ketua Departemen Hukum adalah orang yang ditunjuk dan
diangkat oleh Ketua Umum dengan masukan Ketua 2 untuk
membantu Ketua Umum dalam melaksanakan pelayanan
hukum.
21. Ketua Departemen Musik
• Ketua Departemen Musik adalah orang yang ditunjuk dan
diangkat oleh Ketua Umum dengan masukan Ketua 2 untuk
membantu Ketua Umum dalam melaksanakan pelayanan
musik.
22. Ketua Departemen Perwakilan Daerah
• Ketua Departemen Perwakilan Daerah adalah orang
yang ditunjuk dan diangkat oleh Ketua Umum dengan
masukan Ketua 2 untuk membantu Ketua Umum dalam
mengkoordinasikan tugas-tugas dan pelayanan daerah.
PA S A L 1 1
P E RG A N T I A N K E T UA U M U M
Ketua Umum dapat digantikan oleh orang yang ditunjuk oleh
Ketua Umum dengan mempertimbangkan masukan dari Dewan
Pertimbangan dan Staf Ahli.
PA S A L 1 2
BPD
1. BPD adalah perpanjangan tangan BPP dalam seluruh kegiatan
di wilayah.
2. Ketua BPD ditunjuk oleh Ketua BPP dengan masa jabatan
yang ditentukan oleh BPP.
3. Susunan Kepengurusan BPD disesuaikan dengan kebutuhan
daerah.
BAB IV
PENUTUP
PA S A L 1 3
H A L Y A N G B E LU M D I AT U R
Hal-hal yang belum diatur di dalam Tata Tertib akan diputuskan
dan ditetapkan oleh BPP.
LAMPIRAN I
PENJELASAN LOGO
LAMPIRAN 2
CONTOH STEMPEL