Anda di halaman 1dari 35

TATA G E R E J A

GEREJA SUARA KEBENARAN INJIL

J A K A R TA
2018
D A F TA R I S I

MUKADIMAH................................................................... 1

PENGAKUAN IMAN GEREJA SUARA KEBENARAN INJIL �� 4

PASAL 1. NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN..................... 5

PASAL 2. DEFINISI............................. ............................... 5

PASAL 3. DASAR DAN ASAS GEREJA................................... 6

PASAL 4. VISI GEREJA....................................................... 7

PASAL 5. MISI GEREJA...................................................... 7

PASAL 6. NIL AI-NIL AI GEREJA.......................................... 8

PASAL 7. PIMPINAN GSKI ................... ............................... 8

PASAL 8. DISIPLIN GEREJA............................................... 8

PASAL 9. HAL-HAL YANG BELUM DIATUR......................... 9

TATA TERTIB GEREJA SUARA KEBENARAN INJIL

BAB I. GEREJ A................................... ..............................12

PASAL 1. SISTEM PEMERINTAHAN GSKI..........................12

PASAL 2. JEMAAT GSKI....................... ..............................13

PASAL 3. PEMBENTUKAN JEMAAT GS KI...........................14

PASAL 4. ANGGOTA JEMAAT .............. ..............................15

BAB II. PEJABAT GSKI .....................................................16


PASAL 5. PEJABAT GSKI ............................ ........................16

PASAL 6. PENAHBISAN PEJABAT ............... ........................17

PASAL 7. PERPINDAHAN PEJABAT....................................17

PASAL 8. MASAL AH INTERNAL ANTARPEJABAT ................18

PASAL 9. DISIPLIN GEREJA TERHADAP PEJABAT..............18

BAB III. BPP DAN BPD....................................................19

PASAL 10. STRUK TUR KEPENGURUSAN BPP .....................19

PASAL 11. PERGANTIAN KETUA UMUM... ........................23

PASAL 12. BPD.................................................................24

BAB IV. PENUTUP............................................................25

PASAL 13. HAL YANG BELUM DIATUR..............................25

L AMPIRAN I. PENJEL ASAN LOGO ....................................26

L AMPIRAN 2. CONTOH STEMPEL............ ........................26

L AMPIRAN 3. CONTOH KEPAL A SURAT...........................27


MUKADIMAH

Kata gereja berasal dari kata dalam bahasa Portugis yaitu igreya. Kata
igreya memiliki keterkaitan dengan kata kyriake, yang berarti milik
Tuhan. Kata ini memang belum terdapat dalam Perjanjian Baru.
Dalam Perjanjian Baru, kata yang menunjuk persekutuan orang
percaya adalah ekklesia. Kata ini berasal dari bahasa Yunani yang
artinya dipanggil keluar. Kata ekklesia berasal dari dua kata ek dan
kaleo, ek artinya keluar dan kaleo artinya dipanggil atau memanggil.
Jadi ekklesia berarti dipanggil keluar. Barangkali dari kata ekklesia ini
muncullah kata kirche dalam bahasa Jerman dan kerk dalam bahasa
Belanda.

Dalam pengertian sekularnya, ekklesia menunjuk kepada kumpulan


rakyat yang merdeka (bukan budak atau hamba) di dalam negara-
kota Yunani. Yaitu orang-orang yang dipanggil keluar melalui
utusan kerajaan untuk berkumpul di tengah kota untuk sebuah
rapat rakyat. Dalam penggunaan yang umum kata ini menunjuk
kepada ‘rakyat yang berkumpul’ atau ‘pertemuan umum.’ Dapat
juga berarti ‘kumpulan rakyat sebagai kekuatan politik.’ Di dalam
Septuaginta (Alkitab PL berbahasa Yunani), ekklesia digunakan
untuk mengacu kepada suatu perkumpulan yang didorong oleh
tujuan-tujuan religius (Bil. 23:2-3; 1 Raja-raja 8:5, 14, 22; Mzm.
21:26). Kata ini digunakan sebanyak 81 kali untuk menerjemahkan
istilah Ibrani qahal. Qahal digunakan di dalam kebanyakan kasus
untuk menunjuk kepada suatu perkumpulan religius. Suatu
penggunaan yang secara khusus menonjol di dalam kitab Bilangan,
Tawarikh dan Mazmur. Qahal juga diterjemahkan dengan istilah
lain di dalam Septuaginta, khususnya dengan istilah sunagoge.
Sedikit banyak diakui bahwa keserupaan di dalam pengertian qahal
dan ekklesia, yaitu ‘dipanggil keluar’ dipengaruhi oleh penerjemah-
penerjemah yang memproduksi Septuaginta. Dalam bahasa Inggris
kata ekklesia diterjemahkan church. Kata ekklesia digunakan dalam
kitab Septuaginta yaitu kitab Perjanjian Lama yang diterjemahkan
dalam bahasa Yunani. Untuk menunjuk umat pilihan yaitu bangsa
Israel, kata ekklesia ini digunakan.

Ditinjau dari asal usul kata gereja, gereja adalah persekutuan


orang pilihan Tuhan yang dipanggil keluar. Dipanggil keluar
menunjuk suatu proses atau gerakan. Dalam hal ini antara umat
pilihan dalam Perjanjian Lama yaitu bangsa Israel dan umat pilihan
dalam Perjanjian Baru yaitu orang Kristen memiliki kesamaan
atau kesejajaran. Umat Perjanjian Lama yaitu bangsa Israel, yang
dipanggil keluar dari Mesir untuk menuju tanah Kanaan, umat
pilihan Perjanjian Baru yaitu orang percaya, yang dipanggil keluar
dari dunia ini. Maksudnya meninggalkan cara hidup anak-anak
dunia. Kedua-duanya adalah anak Abraham, orang Israel keturunan
Abraham oleh darah daging dan orang percaya keturunan Abraham
oleh iman. Keduanya mengikuti jejak Abraham yaitu dipanggil
untuk keluar dari Urkasdim, ke negri yang Tuhan janjikan.

Di dalam Perjanjian Baru, ekklesia pertama kali muncul di dalam


Mat. 16:18, suatu ucapan agung Yesus mengenai gereja. Adalah
alami bahwa Yesus, di dalam membentuk suatu Perjanjian yang baru
dan dengan demikian suatu umat Allah yang baru, yang memiliki
kontinuitas dengan umat yang lama, akan menyebut umat ini dengan
suatu nama yang alkitabiah untuk suatu perkumpulan religius.
Di dalam bahasa Aram, Ia akan menggunakan edta atau kenista
(keduanya diterjemahkan sunagoge dalam bahasa Yunani), atau
qehala (ekklesia di dalam bahasa Yunani). Ketika pemisahan antara
orang-orang Kristen dan Yahudi menjadi definitif, istilah ekklesia
menjadi murni istilah Kristen dan sunagoge menjadi istilah Yahudi.
Gereja adalah persekutuan orang percaya artinya: Gereja adalah
kumpulan orang-orang yang telah memiliki satu visi, satu tujuan
dan satu kepentingan (Fil. 1:27; 2:2 ; Ef. 4:3-4). Gereja adalah
tempat dimana jemaat Tuhan dipersiapkan untuk menjadi umat
yang layak masuk kerajaan sorga (Ef. 4:11-13).
P E N G A K UA N I M A N
G E R E J A S UA R A
KEBENARAN INJIL

Gereja Suara Kebenaran Injil menerima Pengakuan Iman Rasuli.

Aku percaya kepada Allah Bapa Yang Mahakuasa, Khalik langit


dan bumi,
Dan kepada Yesus kristus, Anak-Nya Yang Tunggal, Tuhan kita,
Yang dikandung daripada Roh Kudus, lahir dari anak dara Maria,
Yang menderita sengsara di bawah pemerintahan Pontius Pilatus.
Disalibkan, mati dan dikuburkan, turun ke dalam kerajaan maut.
Pada hari yang ke tiga, bangkit pula dari antara orang mati,
Naik ke surga, duduk di sebelah kanan Allah, Bapa Yang
Mahakuasa,
Dan akan datang dari sana untuk menghakimi orang yang hidup
dan yang mati.
Aku percaya kepada Roh Kudus; Gereja yang kudus dan am;
Persekutuan orang kudus; Pengampunan dosa; Kebangkitan
orang mati; Dan hidup yang kekal.
Amin.
PA S A L 1
N A M A D A N T E M PAT
KEDUDUKAN
Sinode gereja ini bernama Gereja Suara Kebenaran Injil yang
disingkat dengan GSKI, berkedudukan di Jakarta.

PA S A L 2
DEFINISI
Kata/ kalimat/ pengertian yang terdapat di dalam Tata Gereja ini
harus diartikan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ini.

1. Tata Gereja adalah aturan sistematis yang ditetapkan oleh GSKI


yang terdiri dari Tata Dasar dan Tata Tertib.
2. Tata Dasar adalah dasar penyusunan Tata Tertib dari GSKI.
3. Tata Tertib adalah aturan sistematis yang dibuat oleh GSKI
yang digunakan untuk menyelenggarakan organisasi dan/atau
kegiatan pelayanan GSKI.
4. Sinode GSKI adalah persekutuan seluruh jemaat GSKI.
5. Gembala Jemaat adalah pejabat GSKI yang diberikan wewenang
untuk menggembalakan Jemaat GSKI.
6. Jemaat GSKI adalah komunitas yang terdiri dari kelompok
orang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus yang bernaung
dan terdaftar di bawah Sinode GSKI.
7. Anggota Jemaat GSKI adalah orang-orang yang bersedia
mengikuti jejak hidup Yesus, yaitu meninggalkan kesenangan
dunia, belajar kebenaran Injil, berjuang terus untuk menjadi
sempurna seperti Bapa atau serupa dengan Yesus. Memberikan
segenap hidupnya tanpa batas bagi kepentingan Kerajaan Allah
dan memiliki fokus hanya ke langit baru dan bumi yang baru,
sebagai perwujudan Kerajaan Tuhan Yesus Kristus.
8. Pelayan Jemaat adalah orang percaya yang mengambil bagian
dalam penatalayanan Jemaat GSKI.
9. Pejabat GSKI adalah pelayan jemaat yang memiliki panggilan
khusus dan disahkan sebagai pejabat oleh sinode GSKI dengan
jenjang kepejabatan sebagai berikut: Pendeta Pratama (Pdp.),
Pendeta Madya (Pdm.), dan Pendeta (Pdt.).
10. Penahbisan adalah suatu peresmian, pengesahan, pengakuan
yang dilakukan oleh BPP GSKI untuk terhisabnya suatu Jemaat
dan/atau pejabat menjadi bagian dari GSKI.

PA S A L 3
DASAR DAN ASAS GEREJA
1. Dasar Gereja Suara Kebenaran Injil adalah Firman Allah yang
hidup, yaitu Tuhan Yesus Kristus yang dinyatakan dalam Alkitab,
yaitu Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, yang dijabarkan
dalam pengajaran dasar Gereja Suara Kebenaran Injil yang harus
diamalkan secara konsekuen dan konsisten bagi seluruh anggota
Gereja Suara Kebenaran Injil.
2. Asas Gereja Suara Kebenaran Injil dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara adalah Pancasila.
PA S A L 4
VISI GEREJA
Menjadi anggota keluarga Kerajaan Surga yang berkualifikasi serupa
dengan Yesus.

PA S A L 5
MISI GEREJA
Untuk mencapai visinya, Gereja Suara Kebenaran Indonesia
memiliki misi sebagai berikut:
a. Melakukan tugas didaskalia, yaitu mengajarkan kebenaran yang
sesuai dengan Alkitab yang berpusat kepada Perjanjian Baru,
agar dapat memperagakan kehidupan Tuhan Yesus.
b. Melakukan tugas marturia, yaitu memberitakan injil keselamatan
kepada seluruh umat manusia, serta menjadikan mereka murid
Kristus, sehingga dilayakkan untuk menjadi anggota keluarga
Kerajaan Allah.
c. Melakukan tugas diakonia, yaitu melayani dan memberdayakan
umat Tuhan menjadi manusia yang memiliki martabat seperti
Kristus.
d. Melakukan tugas koinonia, yaitu membangun persekutuan yang
kuat antar sesama umat Tuhan dan sesama umat manusia.
PA S A L 6
NILAI-NILAI GEREJA

Pengajaran dan pelayanan yang disampaikan oleh GSKI dilaksanakan


dengan membentuk budaya pelayanan yang menjunjung tinggi:
1. Kesucian
2. Kekekalan
3. Tanggung jawab

PA S A L 7
PIMPINAN GSKI
Dalam organisasi Gereja Suara Kebenaran Injil terdapat pimpinan
gereja yang terdiri dari unsur-unsur sebagai berikut:
1. Badan Pengurus Pusat (BPP) sebagai badan pengambil putusan
dan kebijakan tertinggi sinode GSKI.
2. Badan Pengurus Daerah (BPD) sebagai badan pengawas
pelaksanaan putusan dan kebijakan BPP GSKI serta mengawasi
jalannya pelayanan Jemaat GSKI di daerah.
3. Gembala Jemaat GSKI memimpin pelaksanaan putusan dan
kebijakan BPP di Jemaat GSKI.

PA S A L 8
DISIPLIN GEREJA
1. BPP mengambil keputusan disiplin gereja atas pejabat GSKI
yang melakukan pelanggaran terhadap Tata Gereja, putusan, dan
kebijakan BPP GSKI, serta pelanggaran moral, dan pelanggaran
terhadap hukum yang berlaku.
2. Pengawasan terhadap pelaksanaan disiplin gereja dilakukan oleh
BPD di daerah.

PA S A L 9
H A L - H A L Y A N G B E LU M D I AT U R
Hal-hal yang belum diatur di dalam Tata Dasar akan diatur dalam
Tata Tertib.
TATA T E RT I B
G E R E J A S UA R A
KEBENARAN INJIL
BAB I

GEREJA

PA S A L 1
S I S T E M P E M E R I N TA H A N G S K I
1. GSKI menganut sistem pemerintahan Episkopal Sinodal. Yang
dilaksanakan dengan cara sebagai berikut:
a. Pemimpin Jemaat GSKI adalah Gembala Jemaat.
b. Seluruh Anggota Jemaat GSKI menundukkan diri kepada
Gembala Jemaat yang bersangkutan.
c. Seluruh Gembala Jemaat menundukkan diri kepada Sinode
yang dilaksanakan oleh BPP.
2. Penggembalaan Jemaat GSKI dilakukan secara otonom dalam
hal keuangan, kepemilikan aset, kepengurusan setempat,
penatalayanan, program, pembinaan warga gereja, dan
pembukaan cabang.
3. Otonomi Jemaat GSKI tidak berlaku dalam hal Pengakuan
Iman, Visi, Misi dan Nilai-nilai, Tata Gereja, Ajaran Dasar,
liturgi ibadah, dan kepejabatan.
PA S A L 2
J E M A AT G S K I
1. Jemaat GSKI adalah persekutuan orang-orang yang percaya
kepada Tuhan Yesus Kristus dan digembalakan oleh seorang
Gembala Jemaat.
2. Dalam melaksanakan pelayanannya, Jemaat GSKI terlebih
dahulu harus ditahbiskan oleh Badan Pengurus Pusat GSKI.
3. Jemaat GSKI dapat membuka cabang di seluruh wilayah Indonesia
maupun di luar wilayah Indonesia, dengan melaporkannya
kepada BPD yang selanjutnya diteruskan kepada BPP GSKI
untuk disetujui.
4. Jemaat GSKI wajib menyelenggarakan ibadah raya hari Minggu,
ibadah hari raya khusus, dan dapat menyelenggarakan ibadah
kategorial (anak, remaja, pemuda, dewasa muda, wanita, lansia,
dan komunitas), serta ibadah-ibadah kategorial lainnya yang
disesuaikan dengan kebutuhan Jemaat GSKI setempat.
5. Jemaat GSKI yang tidak memiliki Gembala Jemaat, akan
digembalakan oleh pejabat yang ditunjuk oleh BPD dengan
persetujuan BPP sampai mendapatkan penggantinya.
6. Jemaat GSKI wajib memberikan persembahan kepada BPP
sesuai dengan kemampuannya yang akan digunakan untuk
penyelenggaraan pelayanan dalam Sinode GSKI.
7. Papan nama Jemaat GSKI, logo, kepala surat, stempel, dan kartu
anggota harus mengikuti ketentuan yang sudah ditetapkan oleh
BPP.
8. Jemaat GSKI berhak menerima pembinaan dari BPD dan BPP.
9. Masa pelayanan Gembala Jemaat berlangsung selama Gembala
Jemaat dapat melaksanakan tugasnya dengan baik serta kondisi
jasmani dan rohaninya mendukung.
10. Masa pelayanan Gembala Jemaat GSKI dapat berakhir karena:
a. Kematian,
b. Mengundurkan diri,
c. Kondisi jasmani dan/atau rohaninya tidak memungkinkan
untuk melaksanakan tugasnya dengan baik,
d. Gembala Jemaat sudah tidak menjabat sebagai Pejabat GSKI

PA S A L 3
P E M B E N T U K A N J E M A AT G S K I
1. Jemaat GSKI dapat terbentuk karena:
a. Penggabungan dari Jemaat lain,
b. Perintisan Jemaat baru,
2. Syarat umum pembentukan Jemaat GSKI:
a. Memiliki alamat yang jelas,
b. Digembalakan oleh seorang pejabat GSKI,
c. Memiliki kepengurusan setempat,
d. Memiliki Anggota Jemaat,
e. Disetujui oleh BPP,
f. Bersedia menundukkan diri kepada Pengakuan Iman, Visi,
Misi dan Nilai-nilai, Tata Gereja, Ajaran Dasar, liturgi ibadah,
dan kepejabatan GSKI.
g. Melalui proses pembinaan Jemaat baru oleh BPP.
3. Dalam hal perintisan Jemaat baru, proses pembinaan Jemaat
baru dilakukan oleh seorang pendeta pembina yang ditunjuk
atau disetujui oleh BPP.
PA S A L 4
A N G G O TA J E M A AT
1. Syarat keanggotaan Jemaat GSKI:
a. Mendaftarkan diri sebagai anggota Jemaat GSKI,
b. Bersedia dibina menurut Tata Gereja dan Ajaran Dasar GSKI,
c. Bersedia menundukkan diri kepada Gembala Jemaat setempat.
2. Kewajiban Anggota Jemaat GSKI:
a. Menghadiri ibadah GSKI.
b. Menaati kebijakan Jemaat GSKI setempat, Tata Gereja, dan
Ajaran Dasar
c. Mendukung pelayanan Jemaat GSKI setempat dan sinode.
3. Hak-hak Anggota Jemaat GSKI:
a. Menerima pelayanan pastoral berupa pembinaan, konseling,
pemberkatan nikah, penyerahan anak, pembaptisan,
pelayanan kematian, dan lainnya.
b. Mengambil bagian dalam pelayanan di Jemaat GSKI setempat
maupun sinode.
BAB II

P E J A B AT G S K I

PA S A L 5
P E J A B AT G S K I
1. Syarat menjadi Pejabat GSKI:
a. Memenuhi syarat-syarat menjadi pelayan jemaat sesuai
dengan kebenaran Firman Tuhan.
b. Telah menjadi anggota GSKI selama minimal tiga tahun atau
dalam pertimbangan khusus BPP.
c. Memiliki pengetahuan yang memadai mengenai kebenaran
Alkitab dan memiliki pendidikan umum yang memadai.
d. Memahami dan menaati Pengakuan Iman, Visi, Misi dan
Nilai-nilai, Tata Gereja, dan Ajaran Dasar GSKI.
e. Bersedia mengikuti pembinaan oleh BPP.
f. Bersedia menundukkan diri kepada Sinode GSKI yang
dilaksanakan oleh BPP.
g. Berusia minimal 23 tahun.
h. Tidak menjadi pejabat di sinode gereja lain.
2. Kewajiban Pejabat GSKI:
a. Membela kepentingan Tuhan di atas segala kepentingan.
b. Terlibat aktif dalam pelayanan dalam Jemaat GSKI setempat.
c. Menaati kebijakan Jemaat GSKI setempat, Tata Gereja, dan
Ajaran Dasar.
d. Menghadiri pertemuan atau sidang yang diadakan oleh BPD
atau BPP.
e. Memberikan persembahan setiap bulan kepada BPP sesuai
dengan kemampuannya.
f. Pendeta Pratama dan Pendeta Madya wajib dibina oleh
seorang Pendeta Pembina.
3. Hak-hak Pejabat GSKI:
a. Menerima pembinaan dan pelayanan dari BPD dan BPP.
b. Mengambil bagian dalam pelayanan di Jemaat GSKI setempat
maupun sinode.

PA S A L 6
P E N A H B I S A N P E J A B AT
1. Pendeta Pratama, Pendeta Madya, dan Pendeta ditahbiskan oleh
BPP setelah memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh BPP.
2. Pengangkatan pejabat GSKI diusulkan oleh Gembala Jemaat
kepada BPD untuk selanjutnya diteruskan kepada BPP untuk
mendapat pembinaan dari BPP apabila disetujui.w

PA S A L 7
P E R P I N D A H A N P E J A B AT
1. Pendeta yang berpindah tempat pelayanan wajib melaporkannya
kepada BPD dan BPD akan melaporkannya kepada BPP
2. Pendeta Pratama dan Pendeta Madya yang berpindah tempat
harus mendapat persetujuan dari Pendeta Pembina yang
bersangkutan
3. Kebijakan mengenai mutasi pejabat dari sinode lain akan
diputuskan oleh BPP

PA S A L 8
MASALAH INTERNAL
A N TA R P E J A B AT
1. Masalah-masalah antarpejabat ditangani secara musyawarah
berlandaskan nilai-nilai Kebenaran Alkitab.
2. Dalam hal masalah-masalah antarpejabat tersebut tidak dapat
diselesaikan secara musyawarah, maka masalah tersebut akan
ditangani oleh BPD, jika tidak bisa diselesaikan oleh BPD, maka
akan diputuskan dan diselesaikan oleh BPP.

PA S A L 9
DISIPLIN GEREJA TERHADAP
P E J A B AT
Gereja Suara Kebenaran Injil membina para Pejabat GSKI
yang melakukan pelanggaran. Pembinaan dilakukan dengan
memberi teguran dan/atau nasihat yang dilakukan oleh
Ketua BPD dalam arahan BPP. Dalam hal Ketua BPD tidak
dapat menyelesaikan masalah tersebut, maka pemberian
disiplin akan ditangani oleh BPP sesuai kebijakan BPP.
BAB III

BPP DAN BPD

PA S A L 1 0
STRUKTUR KEPENGURUSAN BPP
BPP adalah Badan Pengurus Pusat yang memimpin seluruh kegiatan
sinode GSKI dengan struktur kepengurusan sebagai berikut:
1. Ketua Umum
• Ketua Umum untuk pertama kalinya adalah pendiri dari
GSKI.
• Ketua Umum adalah pemimpin tertinggi GSKI yang
bertanggung jawab kepada Tuhan dalam penyelenggaraan
GSKI.
• Ketua umum memiliki hak prerogatif dalam mengambil
keputusan demi kemajuan GSKI.
2. Dewan Pertimbangan
• Dewan Pertimbangan adalah orang-orang yang ditunjuk dan
diangkat oleh Ketua Umum yang bertugas mendampingi
Ketua Umum dalam melaksanakan tugasnya.
• Dewan Pertimbangan memberikan pertimbangan-
pertimbangan kepada Ketua Umum demi kemajuan GSKI.
3. Staf Ahli
• Staf Ahli adalah orang-orang yang memiliki keahlian khusus
yang ditunjuk dan diangkat oleh Ketua Umum untuk
membantu Ketua Umum dalam melaksanakan tugasnya.
• Staf Ahli memberikan masukan sesuai dengan bidang
keahliannya.
4. Sekretaris Umum
• Sekretaris Umum adalah orang yang ditunjuk dan diangkat
oleh Ketua Umum untuk membantu Ketua Umum dalam
menjalankan tugas-tugas sinode sebagai penghubung dalam
urusan-urusan internal dan eksternal.
5. Sekretaris 1 dan 2
• Sekretaris 1 dan 2 adalah orang yang ditunjuk dan diangkat
oleh Ketua Umum dengan pertimbangan Sekretaris Umum
untuk membantu Sekretaris Umum dalam menjalankan
tugas-tugasnya.
6. Bendahara Umum
• Bendahara Umum adalah orang yang ditunjuk dan diangkat
oleh Ketua Umum untuk membantu Ketua Umum dalam
mengelola keuangan sinode.
7. Bendahara 1 dan 2
• Bendahara 1 dan 2 adalah orang yang ditunjuk dan diangkat
oleh Ketua Umum dengan pertimbangan Bendahara Umum
untuk membantu Bendahara Umum dalam menjalankan
tugas-tugasnya.
8. Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang)
• Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) adalah
orang-orang yang ditunjuk dan diangkat oleh Ketua Umum
untuk membantu Ketua Umum dalam melakukan penelitian
dan pengembangan yang berkaitan dengan perbaikan untuk
kemajuan sinode.
9. Ketua 1
• Ketua 1 adalah orang yang ditunjuk dan diangkat oleh
Ketua Umum untuk membantu Ketua Umum dalam
mengoordinasikan tugas-tugas dari Departemen Anak,
Remaja, Pemuda, Dewasa Muda, Wanita, dan Lanjut Usia.
10. Ketua 2
• Ketua 2 adalah orang yang ditunjuk dan diangkat oleh
Ketua Umum untuk membantu Ketua Umum dalam
mengoordinasikan tugas-tugas dari Departemen Pendidikan
Umum dan Teologi, Teologi, Pelatihan dan Pemberdayaan,
Musik, Perwakilan Daerah, dan Hukum.
11. Ketua Departemen Anak
• Ketua Departemen Anak adalah orang yang ditunjuk dan
diangkat oleh Ketua Umum dengan masukan Ketua 1 untuk
membantu Ketua Umum dalam membuat, menyusun, dan
mengoordinasikan program pelayanan anak.
12. Ketua Departemen Remaja
• Ketua Departemen Remaja adalah orang yang ditunjuk dan
diangkat oleh Ketua Umum dengan masukan Ketua 1 untuk
membantu Ketua Umum dalam membuat, menyusun, dan
mengoordinasikan program pelayanan remaja.
13. Ketua Departemen Pemuda
• Ketua Departemen Pemuda adalah orang yang ditunjuk dan
diangkat oleh Ketua Umum dengan masukan Ketua 1 untuk
membantu Ketua Umum dalam membuat, menyusun, dan
mengoordinasikan program pelayanan pemuda.
14. Ketua Departemen Dewasa Muda
• Ketua Departemen Dewasa Muda adalah orang yang ditunjuk
dan diangkat oleh Ketua Umum dengan masukan Ketua 1
untuk membantu Ketua Umum dalam membuat, menyusun,
dan mengoordinasikan program pelayanan dewasa muda.
• Ditunjuk dan diangkat oleh Ketua Umum dengan masukan
Ketua 1.
• Membantu Ketua Umum dalam melaksanakan Pelayanan
Dewasa Muda.
15. Ketua Departemen Wanita
• Ketua Departemen Wanita adalah orang yang ditunjuk dan
diangkat oleh Ketua Umum dengan masukan Ketua 1 untuk
membantu Ketua Umum dalam membuat, menyusun, dan
mengoordinasikan program pelayanan wanita.
16. Ketua Departemen Lanjut Usia
• Ketua Departemen Lanjut Usia adalah orang yang ditunjuk
dan diangkat oleh Ketua Umum dengan masukan Ketua 1
untuk membantu Ketua Umum dalam membuat, menyusun,
dan mengoordinasikan program pelayanan lanjut usia.
17.
Ketua Departemen Pendidikan Umum dan Pendidikan
Teologi
• Ketua Departemen Pendidikan Umum dan Pendidikan
Teologi adalah orang yang ditunjuk dan diangkat oleh Ketua
Umum dengan masukan Ketua 2 untuk membantu Ketua
Umum dalam melaksanakan Pelayanan Pendidikan Umum
dan Pendidikan Teologi.
18. Ketua Departemen Teologi
• Ketua Departemen Teologi adalah orang yang ditunjuk
dan diangkat oleh Ketua Umum dengan masukan Ketua 2
untuk membantu Ketua Umum dalam penyampaian dan
pengawasan pengajaran kebenaran di GSKI.
19. Ketua Departemen Pelatihan dan Pemberdayaan
• Ketua Departemen Pelatihan dan Pemberdayaan adalah
orang yang ditunjuk dan diangkat oleh Ketua Umum dengan
masukan Ketua 2 untuk membantu Ketua Umum dalam
melaksanakan pelayanan pelatihan dan pemberdayaan.
20. Ketua Departemen Hukum
• Ketua Departemen Hukum adalah orang yang ditunjuk dan
diangkat oleh Ketua Umum dengan masukan Ketua 2 untuk
membantu Ketua Umum dalam melaksanakan pelayanan
hukum.
21. Ketua Departemen Musik
• Ketua Departemen Musik adalah orang yang ditunjuk dan
diangkat oleh Ketua Umum dengan masukan Ketua 2 untuk
membantu Ketua Umum dalam melaksanakan pelayanan
musik.
22. Ketua Departemen Perwakilan Daerah
• Ketua Departemen Perwakilan Daerah adalah orang
yang ditunjuk dan diangkat oleh Ketua Umum dengan
masukan Ketua 2 untuk membantu Ketua Umum dalam
mengkoordinasikan tugas-tugas dan pelayanan daerah.

PA S A L 1 1
P E RG A N T I A N K E T UA U M U M
Ketua Umum dapat digantikan oleh orang yang ditunjuk oleh
Ketua Umum dengan mempertimbangkan masukan dari Dewan
Pertimbangan dan Staf Ahli.
PA S A L 1 2
BPD
1. BPD adalah perpanjangan tangan BPP dalam seluruh kegiatan
di wilayah.
2. Ketua BPD ditunjuk oleh Ketua BPP dengan masa jabatan
yang ditentukan oleh BPP.
3. Susunan Kepengurusan BPD disesuaikan dengan kebutuhan
daerah.
BAB IV

PENUTUP

PA S A L 1 3
H A L Y A N G B E LU M D I AT U R
Hal-hal yang belum diatur di dalam Tata Tertib akan diputuskan
dan ditetapkan oleh BPP.
LAMPIRAN I
PENJELASAN LOGO

Buku yang terbuka : Kebenaran yang Alkitabiah


Kaki Dian : Kehadiran Allah
Salib : Pusat iman Kristen; yaitu Kristus
Yesus

Warna yang dipakai dan arti:


Emas : Kemuliaan
Biru : Kekekalan; langit baru bumi baru

LAMPIRAN 2
CONTOH STEMPEL

Ukuran stempel untuk keperluan surat menyurat, lingkaran bergaris


tengah 2,5 cm. Sedangkan untuk stempel yang dipergunakan bagi
kepentingan perbankan (bilyet, giro, atau lainnya), dapat disesuaikan.
LAMPIRAN 3
C O N T O H K E PA L A S U R AT

Anda mungkin juga menyukai