Anda di halaman 1dari 9

TUGAS 2

Case Study – IlyCaffe

Dibuat oleh:
Welhelmina Vince
2106663755
Kopi adalah salah satu segmen utama dari industri makanan dan minuman. Berdasarkan fakta
mengenai daerah tropis adalah daerah pemasok biji-bijian, kopi diakui sangat penting bagi
perdagangan internasional dunia. Perdagangan kopi juga dianggap penting dalam bidang
pembangunan, karena kopi dapat membantu meningkatkan sumber daya ekonomi dari negara
maju ke negara berkembang (ICO, 2014). Baru-baru ini skema perdagangan kopi mulai
berkembang. Hal ini dikarenakan pelanggan menjadi lebih tertarik untuk minum kopi dengan
kualitas yang lebih baik (Alvarez dkk., 2010; biarawatidkk., 2013). Dibawah ini merupakan
gambaran pendisitribusian biji kopi:

Gambar 1. Diagram Pendistribusian Biji Kopi

Berdasarkan diagram di atas, ada beberapa komponen yang dapat meningkatkan penjualan kopi.
Komponen tersebut diantaranya:
- Biaya untuk menemukan biji kopi yang sesuai dengan kualitas dan kemauan pelanggan
- Jenis operasional yang terbatas jika dibandingkan dengan supply chain kopi untuk
konsumsi massal
- keseimbangan yang antara penjual dan pembeli
- kecanggihan alat-alat dalam pembuatan kopi

Selama 30 tahun terakhir, pasar kopi telah menjadi sangat kompetitif dan mencapai prioritas
kompetitif kualitas produk dan layanan menggunakan praktik SCM merupakan masalah yang
jelas menarik di industri ini. Faktanya, kualitas kopi sangat dipengaruhi baik oleh faktor proses,
yang terkait dengan ciri khas produk dan aktivitas transformasi di setiap mata rantai pasokan,
maupun oleh faktor logistik, seperti kurangnya pasokan kopi yang disebabkan oleh kondisi
geografis. Salah satu perusahaan pasar kopi yang bertahan secara universal dan terus meningkat
adalah Illycaffè.

Illycaffè didirikan pada tahun 1993 oleh Fransesco Illy. Beliau mendirikan perusahaan di Trieste,
sebuah Pelabuhan yang terletak di Pantai Timur Laut India. Perusahaan ini memiliki visi di
dalam inovasi, teknologi, dan kopi berkualitas tinggi. Perusahaan ini terus berkembang di bawah
pemerintahan keturunan dari Fransesco Illy yaitu Ernesto pada tahun 1956, Ricardo, Anna, dan
Andrea Illy.

Sejak awal berdiri, illycaffè dikenal sebagai kopi premium untuk kelas atas. Oleh karena itu
dalam pertumbuhannya, perusahaan mengejar pasar baru untuk menemukan pelanggan yang
bersedia membayar dengan harga yang terbaik. Hal ini menyebabkan perusahaan memperluas
illycaffè ke negara-negara tetangga hingga seluruh Eropa. Selanjutnya illycaffè juga menemukan
mesin espresso baru yang lebih baik sehingga perusahaan menjadi dikenal dengan pembuatan
bentuk kopi khusus ini.

Sebagai seorang CEO, Andrea Illy adalah seorang yang sangat menyukai kopi sesuai dengan
ilmunya, manfaat kesehatannya, rasanya, dan keindahannya. Illy juga bermimpi bahwa suatu saat
nanti pasar kopi bisa berubah menjadi sesuatu yang mendekati pasar anggur dengan pelanggan
yang bersedia membayar mahal untuk pembuatan kopi, para petani dan barista mendapatkan
kompensasi yang sesuai dengan keahlian mereka yang dituangkan pada setiap cangkir kopi.

Harapan Illy adalah terjadi peningkatan kualitas kopi di pasar dunia. Hal ini dapat terjadi apabila
terjadi perubahan pada rantai pasokan kopi diseluruh dunia. Untuk itu, Illy mendefinisikan
karakterisiktik rantai pasokan kopi yang diinginkan sebagai berikut:
 Meningkatkan mata pencaharian petani dan memberi mereka penghargaan untuk kopi
berkualitas lebih tinggi;
 Meningkatkan penikmat kopi dan kemauan membayar di antara pelanggan
 Memiliki pengaruh besar pada struktur pasar kopi saat ini (yaitu berdampak pada lebih
dari beberapa perkebunan dan/atau roaster terpilih).

Dibawah ini merupakan gambaran rantai pasok dari Illycaffè.

Gambar 2. Rantai Pasokan Illycaffè

Rantai pasokan terbagi menjadi 5 baian utama yaitu purchasing, inbound logistics, internal
operations, outbound logistics,dan sales dengan skema sesuai pada gambar 2 di atas. Selanjutnya
dilakukan wawancara terhadap manager dan pekerja pada Illycaffè untuk menjelasakan
mengenai manajemen mutu yang diterapkan serta tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan
kinerja supply chain management. Hasil wawancara tersebut dirangkum seperti pada tabel di
bawah ini:
Tabel 1. Aktivitas Supply Chain pada Illycaffè

Rantai pasokan kopi dapat kita bagi menjadi lima kelompok pelaku yaitu petani, pedagang lokal,
pedagang internasional, roaster dan retailer mulai bergeser ke hilir. Terjadi tawar menawar
harga yang tidak menguntungkan di antara produsen dan petani juga mengakibatkan kualitas
kopi yang dirasakan oleh konsumen menjadi lebih rendah. Para Roaster kopi kemudian membuat
strategi "spesialisasi" terhadap jenis kopi yang akan ditawarkan kepada konsumen. Dengan cara
ini, roaster bertujuan untuk menciptakan “pengalaman konsumen”. Untuk mendukung strategi
ini, perusahaan-perusahaan mulai menerapkan kebijakan “branding” (misalnya Nestlé dan Kraft)
yang mendorong difusi budaya kopi. Salah satu strategi yang berhasil adalah penciptaan
“suasana kafe”, seperti yang dicontohkan oleh Starbucks. Perusahaan lain yang juga ikut
mengembangkan strategi ini adalah Illycaffè . berdasarkan fakta Illycaffè selalu memfokuskan
strateginya pada perubahan produk dengan menawarkan kualitas produk yang tinggi dan
meningkatkan layanan pelanggan.
Oleh karena perkembangan yang terus dilakukan Illycaffè, perusahaan perlu melakukan
peningkatan kualitas produk. Adapun model yang diusulkan untuk meningkatkan kualitas produk
adalah seperti pada gambar di bawah ini:

Gambar 4. Usul Model Peningkatan Produk Illycaffè

Efek keseluruhan dari difusi budaya adalah:


- peningkatan kualitas persediaan dimulai dari raw material hingga produk akhir;
- peningkatan kualitas proses logistik yang dapat mempengaruhi persediaan dan produk;
- peningkatan kualitas produk akhir dalam persepsi konsumen akhir, yang dapat diubah
menjadi harga premium;
- pengurangan upaya dan pemanfaatan sumber daya melalui manajemen kualitas dan
penciptaan pengetahuan yang disebabkan oleh pemilihan sendiri pemasok dan pelanggan
potensial, penyelarasan diri pemasok yang ada, operator logistik dan pelanggan ke
standar kualitas baru melalui pembelajaran dan munculnya praktik-praktik baru untuk
peningkatan kualitas yang akan ditransfer di antara para pelaku Supply Chain.
Berdasarkan data di atas, dapat dikatakan bahwa industri kopi memiliki rantai pasokan yang
panjang mulai dari budidaya hingga kedai kopi. Memproduksi, memproses, dan mengirimkan
kopi memiliki dampak besar terhadap lingkungan karena sampah dan penggunaan bahan kimia
pertanian, bahan bakar, dan air. Selain itu, hampir semua kopi global diproduksi di negara-
negara berkembang di zona khatulistiwa termasuk Brasil, Vietnam, Indonesia dan Ethiopia,
sehingga industri kopi dikaitkan dengan perdagangan yang adil mengenai harga kopi minimum,
upah dan kondisi pekerja. Oleh karena itu, kegiatan corporate social responsibility (CSR) sangat
penting di pasar Coffee Chain (CC).

Jika dilihat dari segi pemasaran kopi, kita dapat melihat pemasaran kopi yang dilakukan di
negara Turki. Rata-rata penduduk muda dari Turki telah mendukung pertumbuhan industri kopi
dengan mempopulerkan kedai kopi, yang digunakan sebagai kafe untuk bertemu teman, tempat
yang nyaman untuk wawancara bisnis atau tempat untuk bekerja. Dengan perpaduan antara
tradisional dan modern, Turki telah menjadi pasar otentik untuk supply chain global dan lokal
dalam industri kopi. Berbagai merek lokal kopi juga mulai diminati oleh konsumen dan sistem
waralab bertumbuh dengan pesat. Dalam lingkungan ini, corporate social responsibility (CSR)
menjadi lebih penting karena keseimbangan antara merek dan kesadaran tentang sustainability
produk meningkat.

Dalam beberapa dekade terakhir, Turki telah melihat peningkatan kegiatan corporate social
responsibility (CSR). Hal ini ditandai dengan meningkatnya konten corporate social
responsibility (CSR) di website coffee chain asing dan lebih besar daripada coffee chain lokal
dan lebih kecil di Turki. Coffee chain memuat lebih banyak informasi tentang lingkungan dan
perdagangan yang adil serta informasi corporate social responsibility (CSR). Oleh sebab itu
corporate social responsibility (CSR) dinggap sebagai alat pemasaran di Turki. Pada perusahaan
kopi lokal yang relatif baru, mencoba tumbuh dalam sistem waralaba. Hal ini kemudian
membuat para pengusaha kopi lokal memanfaatkan website mereka dirancang untuk
menampilkan citra merek, kebijakan waralaba, dan informasi kontak mereka.

Selanjutnya dengan berfokus pada bidang pelatihan sebagai salah satu corporate social
responsibility (CSR) dapat menjadi strategi yang baik untuk Coffee Chain lokal. Karena petugas
layanan di Coffee Chain umumnya adalah remaja atau pelajar di Turki, memberikan mereka
pelatihan yang baik dapat menjadi faktor pembeda. Meskipun banyak Coffee Chain lokal telah
menekankan poin terkait pelatihan di website mereka namun, memberikan pelatihan
berkelanjutan yang melebihi persyaratan waralaba minimum akan menjadi upaya untuk
mendukung pengembangan pribadi karyawan muda. Peluang ini dapat meningkatkan loyalitas
karyawan dan meningkatkan kepuasan pelanggan. Dalam konteks pasar yang sedang
berkembang, sumber daya manusia dapat menjadi cara yang lebih langsung dan efektif untuk
berkontribusi kepada masyarakat. Tentu saja, coffee chain lokal harus meningkatkan proses
bisnis mereka, terlibat dalam praktik berkelanjutan dan mengungkapkannya di situs web mereka.
Di sisi lain, mereka dapat menempatkan sumber daya manusia sebagai salah satu corporate
social responsibility (CSR) mereka. Konsumen akan memiliki persepsi corporate social
responsibility (CSR) yang positif jika mereka mempercayai perusahaan jasa dan melihatnya
terlibat dalam memecahkan masalah sosial (Jose dkk.,2018).

Berdasarkan survei terhadap 327 pelanggan kedai kopi yang beroperasi di Turki dan pasar
internasional menunjukkan bahwa persepsi corporate social responsibility (CSR) konsumen
mempengaruhi kepuasan pelanggan, kepercayaan merek, dan citra merek secara positif (Sak,
2019). Coffee Chain lokal harus menilai reputasi merek mereka dan merencanakan implementasi
corporate social responsibility (CSR) mereka dengan tepat karena perubahan aktivitas
corporate social responsibility (CSR) dari merek yang lemah dapat mempengaruhi loyalitas
pelanggan secara negatif (Li dkk., 2019).

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa corporate social responsibility (CSR) dapat
berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan dan reputasi sebuah merek. Hal ini dapat menjadi
salah satu pertimbangan yang dapat dilakukan oleh illycaffe dalam upaya memasarkan serta
menjaga reputasi produknya.
Reference
José Marcio Carvalho (2016). British Food Journal: Quality Attributes Of A High Specification
Product Evidences From The Speciality Coffee Business, 118 (1), 132-149.

Massimo Biotto (2012). The International Journal Of Logistics Management: Knowledge And
Cultural Diffusion Along The Supply Chain As Drivers Of Product Quality Improvement The
Illycaffe` Case Study, 23 (2), 212-237.

Petek Tosun (2020). International Journal Of Organizational Analysis Emerald Publishing


Limited: Corporate Social Responsibility Disclosure On The Websites Of Coffee Chains In
Turkey, 1-14.

Anda mungkin juga menyukai