Anda di halaman 1dari 96

Lampiran 7

LEMBAR KERJA SISWA


A. PROGRAM 1 : PEMBELAJARAN ASPEK MAKROSKOPIS ZAT DAN CAMPURAN
BERBASIS KEGIATAN LABORATORIUM UNTUK SISWA KELAS VII

Pendahuluan
Materi atau benda dapat digolongkan ke dalan zat dan campuran. Campuran dapat
digolongkan lebih lanjut atas campuran homogen (kelihatan serbasama) dan campuran
heterogen (kelihatan serbaneka). Campuran homogen juga disebut larutan. Penggolongan
materi ke dalam campuran heterogen cukup dilakukan berdasarkan pengamatan materi.
Namun penggolongan suatu materi yang kelihatan homogen ke dalam zat atau campuran
homogen harus dibuktikan melalui usaha pemisahan secara fisika zat-zat yang mungkin
menyusunnya materi tersebut. Beberapa teknik pemisahan secara fisika seperti melalui
dekantasi, penyaringan, penguapan, kristalisasi, kromatografi lapis tipis, dan sublimasi.
Cara pemisahan yang dipilih harus disesuaikan dengan sifat zar-zat yang diduga menyusun
materi itu. Pemisahan zat sekaligus juga merupakan cara untuk meningkatkan kemurnian
bahan.
Walaupun kegiatan pemisahan zat-zat penyusun suatu campuran itu penting, proses
sebaliknya yaitu pembuatan campuran yang homogen (melarutkan) juga sangat diperlukan
dalam kehidupan sehari-hari. Dalam praktikum, penggunan larutan yang tidak baik (tampak
agak keruh) dapat berakibat kegagalan praktikum itu. Demikian juga proses melarut dari
suatu zat banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Walaupun materi yang berupa campuran sering dapat digunakan langsung untuk
memenuhi kebutuhan hidup, tetapi komposisinya sering tidak sesuai dengan keinginan.
Mempunyai kopi dan gula secara terpisah lebih banyak manfaatnya dibandingkan dengan
mempunyai sebungkus campuran kopi-gula. Pembuatan campuran dari bahan murni lebih
mudah dikontrol, sesuai dengan kadar atau perbandingan yang diinginkan seperti Ibu
membuat kopi manis untuk Ayah dan kopi kurang manis untuk Kakek. Kegiatan pemisahan
zat-zat dari campuran dan sebaliknya pembuatan campuran dari zat-zat, keduanya banyak
dilakukan dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan kebutuhan.
Petunjuk Pengumpulan Hasil Kerja :
1. Setiap kelompok mengumpulkan satu berkas catatan hasil pengamatan, jawaban
pertanyaan, dan kesimpulan pada akhir setiap kegiatan kepada guru/pembimbing.
2. Setiap siswa harus menulis kembali (memeperbaiki) hasil pengamatan, jawaban
pertayaan, dan kesimpulan setiap kegiatan setelah guru menegaskan hasil pengamatan,
jawaban pertanyaan, dan kesimpulan yang benar.
3. Hasil pemeriksaan dari guru terhadap laporan hasil kegiatan kelompok dapat diambil
dua hari berikutnya dan dikumpulkan kembali pada kegiatan praktikum berikutnya untuk
ditaruh pada map yang berisi kumpulan hasil-hasil kerja anda (portofolio).
4. Jawaban dari tugas pengayaan dikumpulkan pada kegiatan praktikum berikutnya
bersamaan dengan pengumpulan kembali hasil kerja yang sudah dikoreksi guru.
5. Kumpulan hasil-hasil kerja anda (portofolio) dapat dilihat kapan saja dalam kotak
atau map bimbingan.

297
Kegiatan 1 : Mengamati Sifat Konkrit Materi

Masalah : Seperti mengenal orang, zat dan campuran sering dapat dikenali melalui
sifat konkrit (seperti warna, kekeruhan, dan jumlah komponen penyusun).
Sifat konkrit materi minimal berguna untuk menentukan langkah-langkah
selanjutnya dalam mempelajari atau menggunakan bahan itu. Informasi
apa saja yang dapat kita peroleh melalui sifat konkrit materi ?
* Dari buku-buku, kita tahu bahwa air suling (aquades), logam besi, garam dapur
(yang putih bersih), masing-masing merupakan bahan murni atau disebut zat.
Sedangkan tanah, air garam, air kapur, dan minyak-air, masing-masing
merupakan campuran.

Alat dan Bahan :

1. 4 buah glas Kimia (wadah bening)


2. 2 buah cawan (wadah bermulut lebar)
3. Amplas
4. 100 ml aquades
5. 1 buah potongan besi atau paku besi
6. Garam dapur murni (putih bersih)
7. Campuran minyak dan air secukupnya (kira-kira 100 ml).

Langkah Percobaan :
a. Sifat Konkrit Zat (Aquades, Besi, dan Garam Dapur)
1. Menyediakan tiga buah materi yang tergolong zat (aquades, besi atau paku
yang sudah diamplas, dan 1-5 gram garam dapur yang bersih) seperti gambar
berikut.

Aquades Batang Besi Garam Dapur


yang Diamplas
2. Mengamati warna-warna, kekeruhan, dan jumlah komponen penyusun
materi.
* Jumlah kompoen adalah jumlah macam bagian yang kelihatan dapat
dibedakan. Sebagai contoh, materi yang seluruhnya kelihatan tidak
berwarna, atau berwarna tunggal tertentu, bening, dan tidak ada bagian dari
materi tersebut yang diamati berbeda, maka materi tersebut terdiri dari satu
komponen. Materi yang terdiri dari dua lapisan bening dikatakan terdiri
dari dua kompoen. Cairan keruh dikatankan terdiri dari dua komponen
yaitu komponen cairan dan komponen padatan (butiran-butiran padatan
yang melayang dalam caira).

298
* Hasil pengamatan di catat pada lembar pengamatam!
3. Mengglongkan materi ke dalam materi homogen dan materi heterogen
berdasarkan jumlah macam warna dan/atau jumlah komponen penyusun materi
tersebut.
* Homogen adalah sifat yang seragam atau serbasama
* Heterogen adalah sifat yang tidak seragam atau serbaneka

Data Hasil Pengamatan :

Materi/Benda Warna-Warna *Jumlah ** Penggolongan


/Lapisan/Kekeruhan Komponen yang Sifat Konkrit
yang Dapat Diamati Tampak Berbeda
Aquades
Paku besi yang
diamplas
Garam dapur

Tanah

Minyak-air

Air kapur

Air garam
Keterangan : * diisi satu, dua, atau lebih dari dua komponen sesuai pengamatan
** diisi dengan homogen atau heterogen sesuai pengamatan

b. Sifat Konkrit dari Campuran (Tanah, Minyak-Air, Air Kapur, dan Larutan
Garam Dapur)

1. Menyediakan empat buah materi yang tergolong campuran (tanah, air-


minyak, air-kapur, dan air garam yang disaring bening) seperti gambar
berikut.

Tanah Air dan Minyak Air-Kapur Air Garam yang


Berlebih Bening
2. Mengamti materi dan menggolongkan sifat konkrit materi ke dalam
homogen atau heterogen (seperti langkah a2 dan a3 di atas). Hasil
pengamatan dicatatat pada lembar pengamatan di atas.

299
Pertanyaan :

1. Apa kesamaan ciri sifat konkrit zat-zat aquades, besi, dan garam dapur (pilih
homogen atau heterogen) ? _____________________________
____________________________________________________
2. Apa ciri sifat konkrit campuran yang tidak dimiliki zat ?
________________________________________________________________
3. Sifat konkrit yang bagaimana (pilih homogen atau heterogen) dari materi yang
masih memerlukan cara lain untuk membedakannya (ke dalam zat atau
campuran)? ________________________ karena _______________________
________________________________________________________________

Simpulan :

1. Zat kelihatan _______________________________


2. Campuran ada yang kelihatan _____________________________ dan ada
pula yang kelihatan _____________________________

Rangkuman sifat konkrit zat dan campuran

Besi yang diamplas, garam dapur, dan air (aquades) merupakan contoh materi
(bahan/benda) murni atau disebut dengan zat. Masing-masing materi ini kelihatan
serbasama, tidak mempunyai bagian yang kelihatan berbeda atau dikatakan mempunyai
satu bentuk komponen (kata kata bentuk sering tidak ditulis). Materi yang kelihatan
demikian disebut homogen. Jadi semua zat kelihatan homogen. Apakah sebaliknya
semua materi yang kelihatan homogen merupakan zat ? Tidak semua, air garam yang
kelihatan homogen merupakan campuran homogen (dikenal dengan larutan).
Minyak-air, tanah, dan air garam adalah beberapa contoh materi yang berupa
campuran. Minyak-air terdiri dari dua komponen yang kelihatan berbeda yaitu lapisan
minyak dan lapisan air (disebut serbaneka atau tidak seragam). Tanah terdiri dari
bagian-bagian dengan berbagai warna mempunyai lebih dari dua komponen. Materi
yang kelihatan terdiri dari dua komponen atau lebih (bagian-bagian kelihatan berbeda)
dikatakan serbaneka atau heterogen. Sedangkan air garam merupakan campuran dari
dua zat (air dan garam) yang kelihatan homogen (serbasama atau seragam) atau
mempunyai satu komponen yaitu hanya komponen cair. Dengan demikian terdapat dua
jenis campuran yaitu campuran heterogen dan campuran homogen (yang disebut
larutan).
Campuran heterogen terdiri dari dua komponen. Seperti faktanya yang telah
diidentifikasi di atas, komponen adalah bentuk-bentuk bagian dalam materi yang dapat
dibedakan seperti macam warna, kekeruhan, dan lapisan-lapisan cairan. Materi

300
campuran air dan minyak dikatakan terdiri terdiri dari dua komponen yaitu komponen
cairan air yang berada pada lapisan bawah dan komponen cairan minyak yang berada
pada lapisan atas. Air keruh terdiri dari dua komponen yaitu komponen air dan
komponen padatan (padatan berupa butiran-butiran padatan melayang dalam air).
Sementara tanah yang kelihatan beraneka warna mempunyai lebih dari dua komponen
(tergantung jumlah komponen yang tampak berbeda).
Campuran heterogen kelihatan serbaneka disebabkan oleh zat-zat penyusunnya
mempunyai sifat-sifat konkrit yang berbeda. Satu kompon minimal terdiri dari satu zat
seperti padatan garam dapur. Ada juga satu komponen terdiri dari dua zat atau lebih,
seperti air garam yang homogen (larutan air garam) terdiri dari dua zat yaitu garam dan
air. Dengan demikian mudah dipahami bahwa campuran heterogen terdiri dari dua zat
atau lebih.
Air garam kelihatan homogen terdiri dari satu komponen yaitu cairan.
Akantetapi materi dengan satu komponen ini (yaitu komponen cairan) terdiri dari dua
zat yaitu garam dan air. Olehkarena air garam terdiri dari dua zat, maka air garam
yang homogen termasuk campuran homogen (larutan). Demikian juga air kapur yang
homogen terdiri dari dua zat yaitu kapur dan air, maka air kapur yang kelihatan
homogen juga termasuk campura homogen (larutan).

Tugas Pengayaan (dikerjakan di rumah) :

1. Lakukanlah di rumah pengamatan sifat konkrit terhadap a) air bekas cucian dari
pakaian yang kotor, b) minuman sprite, c) bongkahan batu bata, d) kawat tembaga
yang diamplas, dan e) sebuah materi lain yang sering anda lihat. Gunakan lembar
pengamatan berikut (sama dengan yang digunakan pada Kegiatan 1)!

Materi/Benda Warna-Warna *Jumlah ** Penggolongan


/Lapisan/Kekeruhan Komponen yang Sifat Konkrit
yang Dapat Diamati Tampak Berbeda
a. Kuah sayur,

b. Minuman
sprite
c. Bongkahan
batu bata
d. Kawat
tembaga yang
diamplas
e. . ………….

301
Penggolongan Zat dan Campuran Melalui Pemisahan Zat-Zat
yang Diduga Menyusun Campuran

Pengantar

Dari rangkuman Kegiatan 1 di atas dapat diduga zat merupakan materi murni
(materi tunggal terdiri dari partikel-partikel yang sama). Sementara campuran
merupakan campuran dua zat atau lebih. Penggolongan materi ke dalam zat dan
campuran biasanya menuntut suatu pembuktian apakah materi tersebut terdiri dari satu
zat (bahan murni atau tunggal) atau terdiri lebih dari dua zat, terutama untuk materi
yang kelihatan homogen. Cara pembuktian biasanya melalui usaha pemisahan
komponen-komponen dan zat-zat yang diduga menyusun materi tersebut. Zat-zat hasil
pemisahan tidak merupakan zat baru.
Teknik pemisahan yang tidak menghasilkan zat baru digolongkan dalam
pemisahan secara fisika. Satu contoh pemisahan yang tidak menghasilkan zat baru
adalah pemisahan garam dapur dari air garam melalui penguapan. Rasa padatan garam
hasil penguapan/pemisahan dan rasa larutan garam sama yaitu berasa asin garam dapur.
Demikian juga uap air hasil pemisahan jika diembunkan menghasilkan air. Sejumlah
teknik pemisahan secara fisika : 1) dekantasi, 2) penyaringan, 3) penguapan, 4)
pengkristalan (kristalisasi), 5) kromatografi, dan 6) sublimasi.
Penggolongan materi yang kelihatan heterogen cukup dilakukan dengan
pengamatan sifat konkrit. Penggolongan suatu materi yang kelihatan homogen
memerlukan teknik pemisahan lanjutan yang mampu memisahkan zat-zat yang diduga
menyusun materi yang yang akan digolongkan. Teknik pemisahan yang dipilih dalam
usaha penggolongan materi biasanya disesuaikan dengan perbedaan sifat fisika zat-zat
yang diduga menyusun materi terssebut.
Informasi awal sifat zat-zat yang diduga menyusun suatu materi dapat diperoleh
dari buku-buku, label bahan, dan/atau pengalaman sehari-hari. Sebagai contoh, air
tanah dekat pantai biasanya tercampur air laut, yang mana air laut mengandung garam.
Air mudah menguap dan garam dapur tidak mudah menguap. Dari informasi tersebut,
penggolongan air sumur dekat pantai ke dalam zat atau campuran dapat dilakukan
dengan penguapan melalui pemanasan. Sementara cairan tebu yang terasa manis dapat
diduga mengandung gula dan air. Untuk membuktikan cairan tebu terdiri dari gula dan
air tidak bisa dilakukan dengan penguapan melalui pemanasan sampai kering, karena
gula akan rusak jika dipanaskan sampai kering. Untuk pemisahan gula dan air dalam
cairan tebu harus dipilih teknik pemisahan yang lain.
Dalam rangka pemilihan teknik yang dapat digunakan untuk penggolongan
materi, keenam teknik pemisahan di atas perlu dipelajari. Demikian juga keterampilan
menggunakan keenam teknik pemisahan tersebut berguna dalam kehidupansehari-hari.

302
Kegiatan 2 : Memisahkan Cairan dari Campurannya dengan Dekantasi

Masalah : Untuk kebutuhan cepat, dalam jumlah yang tidak terlalu banyak cairan atau
larutan yang terpisah dengan baik dapat dipisahkan dengan mengambil
langsung bagian cairan (dekantasi) dengan menuangkan cairan dan/atau
memipet secara hati-hati. Apa saja yang mempengaruhi keberhasilan
dekantasi? Bagaimana melakukan dekantasi yang baik sehingga diperoleh
cairan yang bersih (homogen) ?

Alat dan Bahan :


1. 4 buah glas kimia atau gelas biasa yang bening
2. 2 buah pipet tetes
3. 2 buah batang pengaduk
4. 100 ml campuran bersih air dan pasir
5. 100 ml campuran bersih air dan kapur berlebih
6. 100 ml campuran bersih minyak-air

Langkah Percobaan :
1. Ambilah tiga buah campuran yaitu: campuran air yang berisi pasir bersih,
campuran minyak-air, dan air-kapur (bahan dalam kegiatan percobaan 1).
2. Diamkan masing-masing campuran hingga bagian-bagian penyusun campuran
berpisah dengan mantap (baik).
3. Sediakan tiga wadah bersih untuk menampung cairan atau larutan hasil
dekantasi. Satu untuk wadah minyak, satu untuk bagian cairan air kapur, dan
satu lagi untuk air dari campuran air dan pasir.
4. Sediakan dua buah pipet tetes yang bersih. Satu untuk mengambil minyak dan
satu lagi dapat digunakan untuk mengambil bagian cairan air kapur dan
mengambil air dalam campuran pasir dan air. Pipet digunakan untuk
mengambil cairan yang berbeda harus dicuci terlebih dahulu.
5. Batang pengaduk disiapkan untuk mengendalikan aliran cairan agar tidak
tumpah bebas dan tidak merembes pada dinding gelas pada saat penuangan
cairan.

a. Mengambil bagian air dari dalam campuran air dan pasir.

1. Tempelkan batang pengaduk pada mulut gelas kimia dan kemudian tuangkan
bagian cairan melalui mulut gelas kimia secara hati-hati. Bagian padatan atau
komponen lain dihindarkan ikut tertuang. Penuangan dihentikan jika cairan
tersisa setengah bagian dari volume cairan atau cairan menjadi keruh atau.
2. Campuran sisa didiamkan kembali agar bagian cairan memisah kembali dengan
baik (mantap). Kemudian cairan yang sisa diambil dengan cara memipet.

303
3. Sebelum dimasukkan ke bagian bagian air, udara dalam pipet dikeluarkan di
luar (jangan menguluarkan udara dalam pipet di dalam cairan atau larutan).
4. Dalam keadaan kosong (kempes), ujung pipet dimasukkan ke dalam bagian air
dan ujungnya ditempelkan pada dinding wadah.
5. Kemudian secara perlahan air diisap (diambil) secara hati-hati dengan pipet
tersebut. Setelah penuh atau tidak bisa mengisap air lagi, pipet dikeluarkan
dan isinya ditampung dalam wadah air. Kemiringan pipet saat memindahkan
cairan antara 60o sampai dengan 90o.

Menuangkan Bagian Air Memipet Bagian Air Air


dari Campuran Pasir-Air dari Campuran Pasir-Air

Catatan : Cairan hasil destilasi tidak boleh keruh.


Pipet yang kotor harus dicuci (bagian karet dari pipet dapat dibuka)
6. Langkah 3 s.d. 5 diulang, tetapi jika bagian padatan dalam bagian bawah
berhamburan (cairan menjadi keruh), pengambilan dihentikan.
7. Pengambilan dilanjutkan jika bagian padat dan cairan (larutan) sudah terpisah
lagi dengan mantap (baik). Dekantasi dihentikan jika cairan sisa sudah sulit
diambil lagi dengan pemipetan.

Data Hasil Pengamatan :

Dekantasi *Kemudahan Pengamatan Lain

Pengambilan air dari


campuran pasir-air

Pengambilan bagian cair


dari campuran air- kapur
Pengambilan minyak dari
campuran minyak-air
* diisi : mudah, agak sulit, atau sulit

304
b. Mengambil bagian larutan dalam campuran air-kapur.

1. Langkah-langkah nomor a.1 s.d. a.7 diulang untuk mengambil bagian bening
(larutan) air kapur. Hasil pengamatan dicatat dalam lembar jawaban di atas.

Menuangkan Bagian Cairan Memipet Bagian Cairan Air Kapur Hasil


dari Campuran Air-Kapur dari Campuran Air-Kapur Dekantasi

c. Mengambil minyak dari campuran minyak-air

1. Langkah nomor a.1 s.d. a.7 diulang untuk memisahkan minyak dari campuran
minyak-air. Hasil pengamatan dicatat dalam lembar jawaban di atas.

Menuangkan Campuran Campuran Minyak-Air Minyak Hasil


Minyak-Air
* Bandingkan tingkat kesulitan mengambil komponen cairan dalam campuran
pasir-air, kapur-air, dan minyak-air.
* Semua bahan jangan dibuang akan digunakan untuk kegiatan penyaringan.
Pertanyaan :
1. Apakah ketiga cairan atau larutan yang diinginkan dapat dipisahkan dengan
cara dekantasi ? __________________
2. Apakah keterpisan komponen-komponen dalam campuran dan teknik
penuangan cairan dan pemipetan mempengaruhi hasil dekantasi :
a. kemantapan keterpisahan komponen ?
______________________________
b. pengosongan pipet di luar dan di dalam cairan?
______________________
c. kecepatan penuangan atau pengisapan cairan?
______________________

305
d. goyangan pada campuran? _____________________________
3. Urutkan ketiga campuran berdasarkan tingkat kemudahannya untuk didekantasi
dari yang paling mudah menuju yang paling sulit ! _____________________
_________________________________________________________________
Kesimpulan :

1. Pengambilan bagian cair yang terpisah dalam campuran dapat diambil dengan
cara _____________________________________________________________
2. Tingkat kesulitan pengambilan bagian cairan dalam campuran dengan dekantasi
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu _________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________

Rangkuman pemisahan dengan dekantasi :


Dekantasi merupakan teknik pemisahan suatu cairan yang terpisah jelas dalam
campuran dengan cara menuangkan langsung bagian cairan dan/atau menggunakan alat
penyedot cairan seperti pipet.. Cairan yang terpisah baik atau mantap (tidak
berhamburan ketika disedot) seperti campuran air dan pasir dapat diambail dengan baik
melalui dekantasi. Sedangkan cairan yang terpisah tetapi kurang mantap (mudah
berhamburan atau keruh) seperti air kapur dapat diambil dengan cara dekantasi, tetapi
harus dilakukan secara hati-hati. Penyedotan dihentikan jika terjadi kekeruhan dan
ditunggu hingga cairan memisah kembali. Penyedotan dapat dilakukan setelah cairan
memisah kembali dengan mantap (cairan bening).
Keberhasilan atau hasil dekantasi yang baik juga dipengaruhi oleh teknik
pengosongan udara dalam pipet penyedot untuk mengisap cairan, posisi ujung pipet,
dan kecepatan pengisapan cairan, di samping kemantapan keterpisahan komponen-
komponen dalam campuran. Pengosongan udara dalam pipet dilakukan sebelum pipet
dimasukkan ke dalan cairan. Posisi ujung pipet sebaiknya menempel pada dinding dan
jauh dari bidang batas kedua komponen dalam campuran. Dalam dekantasi bagian
cairan yang mudah keruh seperti air kapur atau sifat keterpisahan campuran kurang
mantap, pengisapan cairan dilakukan dengan pelan (jangan terlau cepat). Cairan yang
homogen hasil dekantasi dari campuran air dan pasir bersih berupa zat (yaitu air) dan
juga dari campuran minyak-air berupa zat. Sedangkan cairan homogen hasil dekantasi
dari campuran kapur-air adalah larutan air kapur.
Cairan hasil pemisahan dengan dekantasi mungkin berupa zat atau larutan
tergantung dari zat penyusun bagian cairan. Dekantasi hanya mampu memisahkan
komponen cairan (kelihatan terpisah mantap) dari dalam campuran heterogen.
Dekantasi tidak bisa memisahkan zat-zat penyusun suatu materi yang kelihatan

306
homogen seperti zat-zat penyusun larutan air garam. Keterampilan dekantasi banyak
dilakukan dalam pembuatan minyak kelapa oleh masyarakat.

307
Tugas Pengayaan :

1. Bagaimana pengaruh faktor-faktor berikut terhadap hasil dekantasi :


a. kemantapan keterpisahan kompoen ?
________________________________________________________________
________________________________________________________________
a. pengosongan pipet di luar dan di dalam cairan?
________________________________________________________________
________________________________________________________________
b. kecepatan penuangan atau pengisapan cairan?
________________________________________________________________
________________________________________________________________
c. goyangan pada campuran saat mendekantasi?
________________________________________________________________
________________________________________________________________

Kegiatan 3 : Menyaring

Masalah : Dalam kegiatan rumah tangga (di dapur), kegiatan IPA di laboratorium
sekolah, dan kegiatan lain sering melibatkan penggunaan cairan bening atau
larutan yang baik. Untuk itu, kita sering dituntut mampu melakukan
penyaringan dengan baik. Penyaringan merupakan salah satu teknik
pemisahan. Campuran yang bagaimana dapat dipisahkan dengan
penyaringan dan bagaimana cara menyaring yang baik ?

Alat dan Bahan :

1. 5 buah gelas kimia (wadah lain untuk campuran)


2. 2 buah labu Erlenmeyer (atau wadah penampung hasil penyarinran)
3. 4 buah wadah hasil penyaringan (filtrat)
4. 2 buah corong
5. 2 batang pengaduk
6. 2 perangkat statif atau penyangga lain
7. 5 lembar kertas saring bergaristengah 10 cm

308
Langkah Percobaan :

1. Mengamati materi yang telah disedian di meja praktikum dan telah disertai
identitasnya masing-masing. Memilih campuran yang dapat dipisahkan dengan
penyaringan

Pasir-Air Bersih Air-Garam Dapur Air - Kapur Air Kotor Minyak-Air


Berlebih Berlebih
2. Memasang corong pada penyangga (statif) dan labu Erlenmeyer atau wadah lain
penampung hasil saringan. Semua alat harus sudah dibersihkan.
3. Mencocokkan posisi wadah penampung hasil penyaringan dengan corong. Ingat
tersedia lubang untuk udara keluar dari wadah penampung ketika penyaringan.
4. Memasang kertas saring pada corong. Ukuran dan cara melipat kertas saring
didemonstrasikan oleh guru/tutor.
5. Memasang wadah penampung hasil penyaringan (filtrat).
6. Batang pengaduk disiapkan untuk mengendalikan aliran cairan agar tidak
tumpah bebas dan tidak merembes pada dinding gelas pada saat penuangan
cairan.
7. Penyaringan campuran pasir - air bersih : batang pengaduk ditempelkan pada
mulut gelas, kemudian cairan dituangkan perlahan. Permukaan cairan dalam
corong tidak boleh melampaui tepi atas kertas saring (sebaiknya sekitar 1 cm
dibawah tepi atas kertas saring). Kehomogenan filtrat dan padatan yang
mungkin tersisa di atas kertas saring (residu) dicatat.

Cara Menyaring
* Setiap penyaringan materi yang berbeda, corong dan batang pengaduk dicuci,
kertas saring diganti. Setiap filtrat ditampung pada wadah masing-masing.
8. Langkah 1 s.d. 7 diulang untuk penyaringan masing-masing campuran yang
cairannya dapat dipisahkan dengan penyaringan.

309
Data Hasil Pengamatan :

*Kehomogenan Hasil Penyaringan


Materi Materi Sebelum Filtrat Residu
Disaring
*Kehomogenan Zat/Larutan
#
Ada /Tidak
Campuran pasir dan
air
Campuran air dan
garam dapur berlebih

Campuran air dan


kapur bertlebih

...

...

Keterangan :
* Diisi homogen atau heterogen
#
Pilih berupa zat atau larutan (campuran). Apabila diperlukan, informasi
golongan filtrat berupa zat atau larutan dapat ditanyakan pada
guru/pembimbing.

Pertanyaan :

1. Jenis materi apa yang efektif (baik) dipisahkan dengan penyaringan ?


_________________________________________________________________
2. Apa saja jenis filtrat yang mungkin didapat (pilih: zat atau larutan) ?
______________________________________ (pilihan boleh lebih dari zatu).
3. Dari bahan-bahan di atas, campuran yang bagaimana tidak bisa dipisahkan
dengan penyaringan? ______________________________________________

Kesimpulan :

1. Penyaringan hanya dapat memisahkan ______________________________


dari
________________________________________________________________
2. Jenis cairan (golongan materi) yang dapat diperoleh sebagai hasil penyaringan
(filtrat) dapat berupa ________________________________________________
tergantung pada __________________________________________________

310
Rangkuman :

Dalam penyaringan komponen cairan dilewatkan melalui pori-pori bahan


penyaring seperti kertas saring atau penyaring lain. Cairan hasil penyaringan disebut
filtrat dan padatan yang tersisa di atas bahan penyaring disebut residu. Kualitas hasil
penyaringan (kejernihan filtrat) ditentukan oleh ukuran pori-pori bahan penyaring.
Kertas saring biasanya mempunyai pori-pori yang lebih kecil (halus) dari kain saring,
sehingga hasil penyaringannya lebih jernih. Kertas saring juga tersedia dengan ukuran
pori (tingkat kehalusan) yang berbeda. Kejernihan filtrat juga dipengaruhi oleh ukuran
atau kehalusan partikel-partikan padatan dalam campuran. Campuran yang
mengandung butiran-butiran padatan yang sangat halus (kecil) lebih sukar disaring dan
akan memberikan filtrat yang kurang jernih. Keterampilan memasang kertas saring dan
batas atas cairan dalam corong selama penyaringan juga akan mempengaruhi hasil
penyaringan.
Penyringan hanya mampu memisahkan komponen cairan dari campuran
heterogen antara komponen cair dan komponen padatan. Sama dengan dekantasi,
filtrat hasil penyaringan dapat berupa zat atau larutan tergantung dari macam-macam
zat yang terdapat dalam komponen cairan. Penyaringan tidak bisa untuk memisahkan
zat-zat penyusun suatu komponen seperti zat-zat dalam larutan air kapur.

Tugas Pengayaan :

1. Jika hasil penyaringan masih tetap keruh, usulkan suatu cara mengatasinya untuk
mendapatkan filtrat yang bening! Berbagai macam kertas saring atau alat
penyaring lain yang terbuat dari berbagai bahan dan ukuran pori-pori yang berbeda
bisa diperoleh di pasaran.
___________________________________________________________________

___________________________________________________________________

___________________________________________________________________

___________________________________________________________________

311
Kegiatan 4 : Penguapan dan Kristalisasi

Masalah : Penguapan hampir tidak pernah berhenti di alam. Penguapan ada yang
diharapkan (seperti dalam menjemur pakaian, mengeringkan gabah,
pembuatan garam dapur oleh petani garam, dan dalam banyak kegiatan
IPA). Penguapan ada juga yang tidak diharapkan seperti penguapan bensin
dalam wadah penyimpanannya. Penguapan dapat dilakukan dengan
pemanasan dan/atau penganginan tergantung dari tujuan dan sifat bahan.
Bagaimana kedua cara penguapan ini digunakan secara efektif ?
Penguapan suatu larutan yang mendukung zat terlarut yang tidak mudah
menguap biasanya diikuti dengan pengendapan atau pengkristalan.
Penguapan dapat digunakan untuk mengenali apakan suatu bahan cairan
bening merupakan zat atau campuran homogen (larutan).

a. Penguapan dengan Penganginan dan Kristalisasi Garam


Dapur

Penguapan dengan penganginan biasanya dilakukan :


1. untuk menghindari kerusakan bahan, seperti pengeringan gula pasir,
menjemur pakaian, menjemur gabah dan sebagainya.
2. jika hasil penguapan tidak diharapkan untuk segera diperoleh
3. bahan tidak rusak jika dibiarkan agak lama dalam keadaan terlarut atau
basah.
4. pembuatan kristal.
** Untuk mempercepat penguapan, penganginan sering dibantu dengan
penjemuran atau penyedotan udara dipermukaan bahan yang dikeringkan
(pemakuman).

Alat dan Bahan :

1. 1 buah cawan atau wadah lain yang bermulut lebar dengan volume 50-100 ml
untuk skala kecil (bahan tidak harus tahan panas)
2. 1 buah corong
3. 1 lembar kertas saring bergaris tengah 10 cm.
4. 70-100 ml larutan jenuh garam dapur dalam air.
5. Sebuah tudung saji yang berpori halus.

312
Langkah Percobaan:
Kegiatan dilakukan di rumah atau di sekolah selama 3-4 hari. Jika dilakukan di
rumah, tiap kelompok melakukan pengkristalan dalam dua wadah (dua buah). Langkah
kerja sebagai berikut :
1. Menyiapkan cawan petri (wadah pengkristalan) yang diberi label nama
kelompok.
2. Larutan jenuh air garam ( bahan percobaan kegiatan 3) disaring. Bila filtrat
belum jernih, filtrat disaring lagi. Jika tidak tersedia larutan jenuh dan hanya
tersedia larutan air garam yang encer (kadar garam rendah), larutan encer perlu
dijenuhkan dahulu melalui penguapan dengan panas sampai mendekati jenuh,
kemudian disaring. Jika tidak dijenuhkan, pengkristalan akan sangat lama
3. Sekitar 30 sampai dengan 50 ml larutan jenuh garam dapur yang bening (filtrat)
dituangkan secukupnya ke dalam cawan petri atau wadah bermulut lebar (volume
wadah sekitar 75-100 ml).
4. Larutan diletakkan di tempat aman dan terdapat pertukaran udara yang cukup.
Tempat pengkristalan dilindungi dengan tudung saji yang berpori halus. Kristal
yang relatif besar akan diperoleh jika tidak ada banyak gangguan goyangan selama
pengkristalan.
5. Peretumbuhan kristal dan bentuk kristal diamati setalah 2-3 jam pertama, 1 hari,
2 hari, dan setelah dipanen. Kristal dapat berbentuk kotak (seperti kubus), jarum,
atau segi enam tergantung dari zat yang mengkristal.
6. Kristal atau padatan dipanen ketika bagian cair masih tersisa sedikit atau jumlah
kristal yang diperoleh sudah cukup banyak.
7. Kristal dipanen dengan menuangkan atau mendekantasi bagian cairan. Jika
terdapat pengotor, kristal dapat dibilas dengan larutan jenuh air garam. Filtrat
hasil pembilasan dapat dicampur dengan filtrat sisa pengkristalan, kemudian
disaring lagi dan dapat diuapkan lebih lanjut untuk memperoleh garam yang masih
tersisa.

Larutan Jenuh Kristal Garam dan


Air Garam Air Garam Jenuh
8. Kristal yang didapat dikeringkan lebih lanjut dengan penganginan.
Data Hasil Pengamatan Kristalisasi
Penguapan Sifat Konkrit
dengan *Kehomogenan Selama Penguapan Setelah Pemanenan
Penganginan Filtrat Sebelum *Kehomo- Bentuk * Cairan Bentuk
(Pengkristalan) Diuapkan genan Materi Padatan Sisa Kristal
Larutan Jenuh
Garam Dapur
dalam Air

313
* Diisi homogen atau heterogen

b. Penguapan dengan Pemanasan

Alat dan Bahan :

1. 1 buah cawan penguap atau wadah lain yang bisa dipanaskan


2. 1 buah corong
3. 1 buah lampu seperitus atau pemanas
4. 1 lembar kertas saring bergaris tengah 10 cm.
5. 5-10 ml larutan jenuh garam dapur dalam air.

Langkah Percobaan :

1. Perangkat alat pemanas dipasang. Untuk skala kecil di sekolah, perangkat alat
pemanas dapat terdiri dari lampu seperitus, kaki tiga pengyangga, dan kasa asbes.
2. Lakukan latihan mengeluar dan masukkan lampu seperitus berkali-kali ke
dalam kaki tiga dan di bawah kasa penyangga. Demikian juga latihan memasang
dan mengeluarkan balok alas lampu seperitus untuk meninggikan atau
merendahkan posisi nyala dari kasa. Kedua kemampuan ini dilatihkan sampai
siswa terampil dalam rangka kemampuan mengatur besar nyala lampu selama
proses penguapan.
3. Cawan penguap dari keramik atau gerabah (bisa dipanaskan) diisi sekitar 5 ml
larutan garam dapur (bahan yang telah digunakan pada kegiatan 2 di atas)
4. Cawan diletakkan di atas pemanas, seperti pada gambar di bawah.

Larutan Garam Dapur Hasil Penguapan dengan Pemanasan


5. Untuk menghindari letupan, 2 atau 3 butir kecil pecahan porselin (kramik) yang
bersih perlu dimasukkan ke dalam larutan.
6. Larutan diuapkan dengan menyalakan lampu sepertitus. Jika airnya sudah
hampir habis, pemanas dikecilkan agar tidak terjadi letupan.
7. Pemanasan dimatikan jika semua air sudah berhasil diuapkan, dan hasil
penguapan dipanen (diambil).
8. Catat bentuk padatan yang terjadi.
9. Langkah 1 s.d. 6 diulang, tetapi larutan garam diganti dengan sekitar 5 ml
aquades.

314
10. Bandingkan hasil yang diperoleh dari penguapan air garam dan aquades.

315
Data Hasil Pengamatan Penguapan dengan Pemanasan:

Penguapan Sebelum Diuapkan Bentuk Padatan Hasil


dengan Bentuk / Setelah Komponen Cair
*Kehomogenan
Pemanasan Wujud Habis Menguap

Air garam

Aquades

* Diisi homogen atau heterogen

Pertanyaan :

1. Apakah padatan garam dapur dapat diperoleh kembali dari larutan dengan
kedua cara penguapan? ______________________
2. Apa bentuk padatan dari hasil pengkristalan ?
____________________________
3. Apa bentuk padatan dari hasil penguapan ? ___________________________
4. Apa fungsi wadah bermulut lebar dalam penguapan ? ___________________
______________________________________________________________

Kesimpulan :

1. Garam dapur dapat diperoleh kembali melalui penguapan larutan dengan


__________________________ dan _________________________________
2. Garam dapur yang diperoleh melalui penguapan dengan pemanasan berbentuk
____________________, sedangkan garam dapur yang diperoleh melaui
penguapan dengan penganginan (kristalisasi) berbentuk __________________

Rangkuman :

Garam dapur (zat) dapat memisah dari larutannya membentuk padatan kristal
berbentuk kotak (bentuk tertentu) yang cukup besar jika pelarut dari larutan jenuhnya
menguap secara perlahan. Pristiwa memisahnya suatu zat terlarut dari suatu larutan
membentuk padatan dengan bentuk tertentu disebut pengkristalan. Kristal yang baik
dan besar-besar terbentuk dari pengkristalan yang lambat biasanya melalui penguapan
dengan penganginan. Kristalisasi suatu zat juga dapat terjadi ketika suhu larutan

316
jenuhnya dari zat tersebut menurun, seperti yang terjadi pada penurunan suhu larutan
jenuh kalium nitrat yang panas.
Dalam pembentukan kristal, beberapa molekul-molekul zat terlarut mengumpul
(bergabung) secara teratur menghasilkan bentuk tertentu (cikal bakal kristal yang lebih
besar). Bentuk ini kemudian tumbuh melalui penempelan sendiri molekul-molekul
yang satu persatu melepaskan diri dari larutan jenuhnyanya. Pelepasan molekul dari
larutannya didorong oleh pendinginan atau penguapan pelarut. Ketika pelarut
menguap, larutan tidak kuat lagi menampung kelebihan kadar zat terlarut (melebihi
kelarutan) akibat dari pengurangan jumlah pelarutnya oleh penguapan.
Bentuk kristal suatu zat khas, misalnya garam dapur mempunyai bentuk kristal
berupa kotak atau kubus. Terjadinya bentuk kristal yang khas (tertentu) dari suatu zat
dapat disamakan atau serupa (dapat dianalogikan) dengan perbedaan susunan tumpukan
batubata dan batu. Susunan (tumpukan) batubata yang baik akan teratur berupa kubus
atau tumpukan dengan dasar segi empat, sedangkan susunan batu kurang teratur. Hal
ini disebabkan oleh perbedaan bentuk satuan (unit) penyusun kedua tumpukan bahan
itu. Bata berbentuk kotak (dasar segi empat) dan batu berbentuk tidak teratur. Molekul
dari zat-zat yang berbeda biasanya mempunyai bentuk dan ukuran berbeda. Dengan
demikian zat tertentu (mempunyai bentuk partikel-partikel sama ) jika mengkristal akan
menghasilkan bentuk tertentu. Molekul zat lain (pelarut atau pengotor) dengan bentuk
yang berbeda tidak akan cocok berada atau terpasang dalam pertumbuhan kristal zat
terlarut. Oleh karena itu, kristalisasi juga merupakan salah satu cara pemurnian zat.
Kalium nitrat mengkristal dari larutan jenuhnya yang panas seiring dengan
penurunan suhu larutan. Hal ini terjadi karena besar perbedaan kelarutan (jumlah
maksimum zat yang dapat larut dalam volum tertentu) dari kalium nitrat dalam air
dingin dan dalam air panas. Pada umumnya kelarutan suatu zat menurun jika suhunya
larutan semakin rendah. Akantetapi pembentukan kristal garam dapur tidak cukup
dengan penurunan suhu (pendinginan), karena kelarutan garam dapur dalam larutan
yang panas dan larutan yang dingin tidak jauh berbeda. Pengkristalan garam dapur
dilakukan dengan penguapan pelarut (air) secara perlahan. Penguapan dapat dilakukan
dengan penganginan. Pengkristalan yang lambat akan menghasilkan kristal yang
besar.
Penguapan merupakan pemisahan atau pelepasan zat (biasanya cairan) yang
mudah menguap dalam materi. Penguapan juga sering bertujuan untuk mengeringkan
materi. Penguapan dapat dilakukan dengan pemanasan atau dengan penganginan.
Penguapan dengan pemanasan biasanya dilakukan untuk mengeringkan bahan dengan
cepat. Akantetapi bahan yang dikeringkan tidak mudah rusak jika dipanaskan,
misalnya pembuatan garam dapur dengan pendidihan air laut. Garam dapur yang
dihasilkan dari penguapan air garam dengan pemanasan berupa serbuk (berbentuk
butiran-butiran kecil/halus).

317
Penguapan dengan penganginan dilakukan pada bahan yang mudah rusak jika
dipanaskan (seperti gula pasir) atau untuk memperoleh padatan dengan bentuk tertentu
(kristal). Pertukaran udara atau kecepatan angin yang kuat akan terus membawa pergi
uap air dipermukaan bahan yang dikeringkan. Pengosongan uap air pada permukaan
bahan oleh angin akan terus menerus diikuti pelepasan uap air dari bahan, hingga pada
akhirnya bahan menjadi kering.
Teknik penguapan dan pengkristalan dapat memisahkan zat-zat tertentu dari
campuran yang homogen (larutan). Teknik penguapan juga dapat menunjukkan
aquades sebagai materi homogen yang terdiri dari satu zat atau berupa zat. Penguapan
dan peng-kristalan dapat digunakan dalam penggolongan suatu materi ke dalam zat dan
campuran.

Tugas Pengayaan :

1. Anda telah membuat 2 buah persediaan 250 ml aquades dan 250 ml larutan kalium
klorida. Label kedua persediaan hilang dan keduanya tidak dapat dibedakan dari
kehomogenannya (penampakannya). Apa yang anda lakukan untuk mengenali
kedua cairan tersebut ? Dalam buku diketahui bahwa kalium klorida sukar
menguap.
___________________________________________________________________
___________________________________________________________________

2. Jika tidak tersedia panas matahari yang cukup (musim hujan), usulkan cara yang baik
untuk pengeringan hasil pertanian seperti gabah atau bawang dengan cara
penganginan?
___________________________________________________________________
___________________________________________________________________
___________________________________________________________________

3. Usulkan bagaimana cara membuat kristal dari gula pasir (pembuatan gula
batu) !
___________________________________________________________________
___________________________________________________________________

318
Kegiatan 5 : Kromatografi Kertas (Lapis Tipis)

Masalah : Suatu cara untuk mengetahui dengan cepat jumlah jenis zat penyusun suatu
bahan sering diperlukan. Sebagai contoh, seseorang kekurangan cat
berwarna tertentu, tetapi warna itu tidak tersedia lagi di pasaran.
Pengetahuan tentang jenis zat-zat warna penyusun cat itu dapat membantu
membuat kombinasi beberapa zat warna untuk menghasilkan warna yang
dicari. Bagaimana cara mengetahui jumlah jenis zat penyusun suatu
bahan dengan cepat?

Alat dan Bahan :

1. 1 buah gelas kimia (tabung) bergaris tengah sekitar 8 cm dan tinggi


sekitar 11 cm atau wadah lain serupa yang bening.
2. 1 lembar kertas saring berukuran 6 x 10 cm
3. 1 batang lidi
4. Sedikit bahan pewarna makan dengan warna tunggal
5. Sedikit bahan pewarna makanan dengan gabungan beberapa warna
6. 1 buah gunting dan sebuah penggaris
7. 1 batng tusuk gigi yang tidak terlau runcing dan tidak terlalu tumpul
8. Air secukupnya (sekitar 100 ml)

Langkah Perobaan :

1. Membuat kertas saring berukuran 6 x 10 cm atau disesuaikan dengan


wadah yang digunakan. Dapat disiapkan oleh laboran.
2. Pada posisi 2 cm dari ujung bawah kertas dibuat dua titik (noda) dari
bahan pewarna makanan yang bergaris tengah sekitar 1 milimeter. Jarak antar
kedua noda 3 cm dan masing-masing 1,5 cm dari tepi samping kertas. Kedua
noda tinta dikeringkan
3. Coba pasang (masukkan) potongan kertas saring tegak lurus ke dalam
tabung atau gelas kimia kering (belum diisi air) dan digantung dengan lidi.
Ujung dekat noda berada sekitar 1 cm diatas dasar tabung. Kertas saring yang
dipasang mudah (anggak longgar) dimasukkan dan dikeluarkan. Yakinkan
setelah digantung, kertas tidak mudah miring ! Lihat peragaan guru
4. Kertas diangkat, kemudian tabung (gelas kimia) diisi air setinggi 1,5 cm.
5. Ujung bawah kertas saring (yang dekat dengan noda tinta) dimasukkan
dengan hati-hati secara tegaklurus ke dalam air, dan titik tinta tidak masuk ke
dalam air (noda sekitar 1 cm di atas permukaan air).

319
6. Air dibiarkan merembes ke atas pada kertas membawa serta tinta
bergerak ke atas. Kertas ditahan (digantung) beberapa saat. Kertas diangkat
ketika rembesan air sudah mencapai sekitar 1,5 – 1 cm dari ujung atas kertas.
7. Kertas kemudian dikeringkan.

Noda Terbawa Rembesan Air (Kromatografi)


8. Noda-noda hasil penguraian noda bahan pewarna dilingkari dan
ditentukan titik pusatnya. Jumlah jenis noda hasil penguraian masing-masing
titik tinta diamati dan ketinggian (jarak tempuh) setiap noda hasil penguraian
(jarak titik pusat noda hasil penguraian dari titik asal noda) diukur.
Data Hasil Pengamatan :
Tinta Hasil Penguraian Noda
yang Jumlah Komponen 1 Komponen 2 Komponen ...
Diuraikan Kom- Warna Jarak Warna Jarak Warna Jarak
ponen Tempuh Tempuh Tempuh
Titik/noda
pewarna A
Titik/noda
pewarna B

Pertanyaan :
1. Apa yang terjadi terhadap noda bahan pewarna selama air bergerak merembes
ke atas pada permukaan kertas saring ? ________________________________
________________________________________________________________
2. Berapa jumlah komponen zat penyusun dari setiap tinta? __________________
________________________________________________________________
3. Apakah noda-noda hasil penguraian menunjukkan jenis zat yang menyusun bahan
pewarna? ________ alasan _______________________________________

Kesimpulan :
1. Jenis zat komponen penyusun tinta dapat dipisahkan dengan cara ___________
_________________________________________________________________
2. Jenis zat penyusun tinta ditunjukkan oleh _____________________________
________________________________________________________________

320
Rangkuman :

Zat-zat penyusun suatu noda bahan pewarna makanan dapat dipisahkan dengan
teknik kromatografi kertas. Pada pemisahan dengan deknik kromatografi kertas,
materi dari noda bahan pewarna pada permukaan kertas (lapisan tipis) digerakkan
mengikuti gerakan rembesan zat cair (cairan pembawa) yang melalui noda tersebut.
Kecepatan gerakan setiap zat penyusun noda biasanya berbeda-beda. Perbedaan
kecepatan gerakan zat-zat inilah yang menyebabkan zat-zat penyusun noda terpisah.
Perbedaan kecepatan gerakan zat-zat disebabkan oleh perbedaan kekuatan noda
itu tertahan pada kertas saring. Kebanyakan macam zat cendrung ditarik (adesi) oleh
permukaan bahan lapis tipis (seperti kertas saring). Kekuatan zat-zat ditarik oleh
bahan suatu lapis tipis tergantung dari jenis zat-zat tersebut. Ada zat yang lebih kuat
dan ada yang lebih lemah ditarik oleh bahan lapis tipis. Perbedaan kekuatan tarik-
menarik zat-zat penyusun noda dengan bahan lapis tipis menyebabkan perbedaan
besarnya hambatan terhadap kecepatan zat-zat bergerak terbawa oleh rembesan
cairan pembawa pada permukaan lapis tipis tersebut.
Kecepatan partikel-partikel suatu zat akan sama, tetapi berbeda dengan
partikel-partikel zat lain. Dengan demikian, pada saat percobaan atau perembesan air
dihentikan, noda materi (yang semula satu buah) tersebut akan tampak dipisahkan
menjadi sejumlah noda pada lapis tipis yang digunakan dalam pemisahan
(kromatogram). Satu noda merupakan kumpulan dari partikel-partikel dengan
kecepatan sama biasanya partikel-partikel yang sama (partikel-partikel satu jenis zat).
Jadi jumlah noda yang muncul dalam kromatogram menunjukkan jumlah jenis zat
penyusun campuran tersebut. Jumlah zat yang menyusun campuran paling sedikit
sama dengan jumlah noda hasil penguraian dalam kromatogram materi tersebut.
Dengan demikikian, teknik kromatografi juga dapat digunakan menggolongkan
materi tertentu ke dalam zat dan campuran. Di samping itu, pemisahan dengan
kromatografi kertas (lapis tipis) biasanya digunakan dalam analisis awal secara cepat
terhadap zat-zat penyusun bahan seperti obat dan makanan.
Tugas Pengayaan :

Untuk memndapatkan hasil pemisahan yang baik dengan teknik kromatografi


biasanya tergantung dari keterampilan membuat noda dan pemilihan jenis cairan
pembawa/perembes (bahkan boleh menggunakan campuran cairan). Coba sarankan
masing-masing satu syarat yang berkaitan dengan kedua faktor tersebut untuk
memperoleh hasil pemisahan yang baik!
1. ________________________________________________________________

2. ________________________________________________________________

321
Kegiatan 6 : Sublimasi

Masalah : Beberapa jenis zat padat dapat menguap langsung jika dipanaskan dan
sebaliknya uap zat itu langsung memadat jika melepaskan panas atau
didinginkan. Peristiwa perubahan uap zat padat langsung menjadi padat
disebut menyublim. Bebeberapa contoh zat yang mudah menyublim adalah
kamper, iodium, dan aluminium klorida. Bagaimana cara mendapatkan zat
yang mudah menyublim dari campuran padatnya seperti dalam tanah atau
dalam pasir ?

Alat dan Bahan :

1. 1 buah crucible (cawan penguap yang bisa ditutup rapat) atau wadah
serupa yang bisa dipanaskan
2. 1 corong terbuat dari bahan gelas (kaca)
3. 1 prangkat alat pemanas (kaki tiga penyangga, kawat kasa, dan lampu
seperitus)
4. 1 lembar kertas saring berukuran sedikit lebih besar dari diameter mulut
crucible/cawan dan diberi sejumlah lubang kecil-kecil
5. Padatan yang mengandung sedikit zat padat yang mudah menyublim
(serbuk kamper dan tanah).

Langkah Percobaan :

1. Satu perangkat alat pemanas (kaki tiga, kasa asbes, dan lampu seperitus)
dipasang.
2. Sebuah cawan penguap (crucible) atau wadah serupa yang dapat dipanaskan
dan corong terbalik yang bersih disiapkan.
3. Padatan campuran yang mengandung sedikit kamper dimasukkan ke dalam
cawan penguap dan diletakkan di atas pemanas. Zat lain dapat dipisahkan
dengan sublimasi seperti iodium atau aluminium klorida, tetapi dilakukan dalam
lemari asap (uap iodium dan aluminium klorida beracun).
4. Cawan yang berisi campuran tersebut ditutup kertas saring yang berlubang
kecil-kecil dan kemudian dengan corong terbalik. Yakinkan penutup tidak
bocor ke arah samping.
5. Lakukan latihan mengeluar dan masukkan lampu seperitus berkali-kali ke
dalam kaki tiga dan di bawah kasa penyangga. Demikian juga latihan
memasang dan mengeluarkan balok alas lampu seperitus untuk meninggikan
atau merendahkan posisi nyala dari kawat kasa. Kedua kemampuan ini
dilatihkan sampai siswa terampil dalam rangka kemampuan mengatur besar
nyala lampu selama proses penguapan.

322
6. Mintalah kepada pembimbing/guru untuk memeriksa rangkaian alat yang sudah
anda susun sebelum mulai menyalakan lampu seperitus.
7. Lampu seperitus dinyalakan kecil (lemah). Proses dan hasil yang terjadi dalam
ruang di atas kertas saring di dalam corong diamati. Pemanas dikecilkan atau
dimatikan jika penguapan terlalu cepat.

Campuran serbuk Padatan Kamper


Pasir & Kamper (dalam corong)

8. Pemanasan dihentikan apabila sudah cukup banyak padatan yang terbentuk


pada bagian bawah tutup cawan atau zat yang mudah menyublim diperkirakan
sudah habis.
9. Hasil pengamatan terhadap campuran sebelum sublimasi, proses dalam ruang
sublimasi (didalam corong diatas kertas yang diberi lubang kecil-kecil), hasil
sublimasi dicatat.
Data Hasil Pengamatan :

Proses dan Hasil


*Kehomogenan
Bahan Proses yang Terjadi * Kehomogenan
Campuran
Sebelum di Dalam Corong di Hasil di dalam Sisa dalam
Diuapkan Atas Kertas Corong Cawan
Campuran Serbuk
Kamper dalam
Pasir

* Diisi hmogen atau heterogen

Pertanyaan :

1. Apa yang terjadi ketika campuran padatan itu dipanaskan? _________________


________________________________________________________________
2. Bagaimana padatan hasil sublimasi di dalam corong di atas kertas saring
terjadi?
________________________________________________________________

323
________________________________________________________________
3. Apakah zat yang diinginkan dapat dipisahkan dari campuran padatnya melalui
sublimasi? ____ Pada bagian mana zat tersebut dihasilkan ________________

Kesimpulan :

1. Kamper dapat dipisahkan dari padatan yang mengandungnya dengan


_________ _______________________________________
2. Pada pemisahan zat dengan sublimasi terjadi perubahan __________________
menjadi ________________ dan _________________ menjadi _____________

Rangkuman :

Zat kamper dapat dipisahkan dari campurannya dengan tanah melalui sublimasi.
Walaupun sama-sama berupa padatan, sifat kamper sangat jauh berbeda dengan tanah.
Tanah berupa padatan berwarna gelap (hitam-coklat) dan mempunyai titik leleh dan
titik didih sangat tinggi. Sementara kamper merupakan zat putih yang mudah
menyublim. Sublimasi merupakan proses perubahan padat menjadi uap/gas atau
sebaliknya gas/uap menjadi padat. Zat kamper yang terkotori tanah sangat mudah
dipisahkan (dimurnikan kembali) kembali melalui alat sublimasi sederhana. Perubahan
uap kamper menjadi padatan cukup dilakukan dengan memerangkap uap di dalam
corong yang terbalik. Penguapan kamper dari campurannya cukup dilakukan pada
crucible atau cawan penguap.
Padatan kamper jika dipanaskan mudah menguap (titik didih cukup rendah) dan
uapnya mudah melepaskan sedikit panas kemudian langsung mengkristal (memadat).
Pelepasan panas oleh uap kamper cukup mudah disalurkan oleh corong. Beberapa zat
lain yang mudah menyublim seperti iodium dan aluminium klorida. Zat-zat demikian
dari campurannya dengan zat lain (kotoran lain) yang tidak mudah menyublim dapat
dipisahkan (dimurnikan) melalui sublimasi. Teknik sublimasi dapat digunakan untuk
memisahkan zat-zat tertentu dari dalam suatu campuran yang mengandungnya.
Dengan demikian teknik sublimasi dapat juga digunakan dalam usaha penggolongan
materi tertentu ke dalam zat atau campuran.
Tugas Pengayaan :

Ingatlah sifat-sifat pasir dan gula jika dipanaskan. Apakahan campuran pasir dan
gula dapat dipisahkan dengan sublimasi ? Jelaskan alasannya !
__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

324
Rangkuman kegiatan 1 s.d. 6.

Dengan tersedianya berbagai cara pemisahan zat dari suatu campuran yang
dapat disesuaikan dengan perbedaan sifat fisika zat-zat penyusun campuran, maka
penggolongan suatu materi ke dalam zat atau campuran dapat dilakukan. Teknik
dekantasi dan penyaringan dapat digunakan untuk menegaskan suatu materi yang
termasuk campuran heterogen (seperti air keruh bila disaring menghasilkan filtrat yang
bening dan meninggalkan padatan atau residu di atas diatas kertas saring). Sementara
teknik penguapan, pengkristalan, kromatografi, dan sublimasi, dapat dipilih dalam
membuktikan suatu materi yang homogen apakah berupa zat atau campuran
homogen.

Hasil Kegiatan 1 s.d.6 dapat dirangkum dalam tabel berikut.

Rangkuman Hasil Kegiatan 1 s.d. 6 :


Penggolongan Materi ke dalam Zat dan Campuran

No Materi *Sifat Hasil pemisahan Klasifikasi Sumber Data


Konkrit secara Fiska
1 Besi yang Homogen - tidak dapat Zat Buku & Sifat
diamplas dipisahkan konkrit
2 Aquades Homogen - tidak dapat Zat Buku , Sifat Knkrit
dipisahkan dan Penguapan)
3 Garam dapur yg Homogen - tidak dapat Zat Buku & Sifat
putih bersih dipisahkan Konkrit
6 Air-minyak Heterogen  Air Campuran Buku, Sifat Konkrit,
 Minyak & Dekantasi
4 Tanah Heterogen - pemisahan tidak Campuran Buku & Sifat
dilakukan Konkrit
5 Kamper-pasir Heterogen  Kamper Campuran Sifat Konkrit &
 Pasir Sublimasi
sisa
6 Air garam bening Homogen  Uap air Campuran Buku, Sifat konkrit,
 Garam Penguapan, &
dapur Kristalisasi)
5 Air kapur bening Homogen  Uap air Campuran Buku, & Sifat
 Kapur Konkrit
8 Bahan Pewarna Homogen Beberapa noda Campuran Sifat Konkrit &
makanan zat Kromatografi
Keterangan : klasifikasi materi sudah diketahui dari buku (diberitahukan pada awal
kegiatan) dan dibuktikan kembali melalui kegiatan.

325
Kesimpulan Kegiatan 1:
 Materi dapat digolongkan atas materi homogen (serbasama) dan
heterogen (serbaneka) berdasarkan pengamatan sifat konkrit materi seperti
jumlah macam warna, kekeruhan, dan/atau jumlah komponen penyusuan
suatu materi.

Kesimpulan Kegiatan 1 s.d. 6.:

Walaupun data di atas belum lengkap, tetapi sudah bisa digunakan untuk
mendefinisikan zat dan campuran.
Zat adalah materi yang tampak homogen dan tidak dapat
dipisahkan secara fisika (zat tunggal).

Campuran adalah materi yang dapat dipisahkan secara fisika


menjadi zat-zat penyusunnya atau materi yang terdiri dari dua zat
atau lebih.
Campuran dibedakan atas campuran heterogen dan campuran homogen
(larutan)

Catatan : Sifat heterogen cendrung hanya dimiliki oleh campuran, sementara


sifat homogen dapat dimiliki oleh zat maupun campuran.

Peta Konsep Zat dan Campuran

Peta konsep dalam penggolongan materi ke dalam zat dan campuran sebagai
berikut.

Materi
dapat berupa

Zat Campuran
adalah terdiri dari
Tunggal atau
Murni Campuran Dua Zat atau Lebih

contoh kelihatan homogen kelihatan heterogen

Air Besi Garam Dapur Larutan Campuran Heterogen

contoh contoh
Air garam yang  Minyak-
bening Air
 Tanah

326
Kegiatan 7 : Membuat Larutan Jenuh dan Kelarutan

Masalah : Banyak penggunaan bahan terutama campuran dalam bentuk cairan


menuntut kejernihan atau kehomogenan campuran (larutan yang baik),
seperti obat suntik, infus, larutan air kapur untuk pengujian gas karbon
dioksida, (atau pengujian suatu zat), dan pembuatan kristal yang baik.
Bagaimana cara membuat atau menyiapkan larutan yang baik sebelum
digunakan?
* Larutan terdiri dari zat yang terlarut (disebut zat terlarut) dan zat yang
melarutkan (disebut pelarut). Zat terlarut dan pelarut bercampur secara
homogen (merata). Contoh-contoh larutan seperti di atas semestinya disaring
sebelum digunakan.

Alat dan Bahan :


1. Timbangan ohause (jika tersedia sejumlah kelompok).
2. 2 buah kaca arloji atau wadah lain untuk menimbang bahan.
3. 2 buah gelas kimia berukuran 150 ml atau wadah lain sejenis
4. 2 buah labu Erlenmeyer berukuran 150 ml atau wadah sejenis
5. 1 buah gelas ukur
6. 1 buah batang pengaduk
7. 1 buah corong
8. 1 set penyangga
9. Kertas saring secukupnya
10. Garam dapur
11. Kapur (kalsium oksida)

Langkah Percobaan :

A. Membuat larutan jenuh air garam dan larutan jenuh air kapur

1. Latihan melakukan penimbangan dan membaca skala penimbangan


menggunakan neraca ohouse.
2. Menimbang sekitar 25 gram garam dapur dan sekitar 1 gram kapur
(kalsium oksida) secara terpisah. Pertama wadah kosong (kaca arloji)
ditimbang (dicatat), kemudian wadah di isi bahan dan ditimbang (dicatat).
Massa isi adalah massa wadah dan isi dikurangi massa wadah kosong.
3. Membuat larutan jenuh air garam :
a. Menuangkan 95 ml air ke dalam gelas kimia berukuran 150 ml.

327
b. Ke dalam air dimasukkan sedikit demi sedikit garam dapur sambil
diaduk. Penambahan garam dihentikan ketika garam tidak larut lagi.
Kemudian ke dalam camuran ditambahkan lagi beberapa milliliter air
hingga volume campuran mencapai 100 ml.
c. Memasang Erlenmeyer dan corong pada alat penyangga penyaringan,
kemudian campuran di saring hingga bening (homogen). Kemudian filtrat
dipindahkan ke dalam wadah penyimpan dan ditutup. Erlermeyer, corong
dan batang pengaduk dicuci untuk digunakan kembali menyaring campuran
kapur-air yang akan dibuat berikutnya.

Garam atau kapur Campuran


Larutan
d. Massa garam sisa ditimbang. Kemudian massa garam dapur yang
terlarut dalam 100 ml larutan dihitung yaitu massa garam dapur yang mula-
mula disiapkan dikurangan massa garam dapur yang sisa.
4. Membuat larutan jenuh air kapur
Langkah nomor tiga (a,b,c, dan d) diulang dengan menggunakan wadah lain,
corong, dan batang pengaduk yang bersih, tetapi garam dapur diganti dengan
kapur yang telah disediakan pada langkah nomor 2 di atas. Kapur yang
ditambahkan pertama kali harus sangat sedikit (karena besar kemungkinan
dengan sekali penambahan air sudah tidak mampu melarutkan kapur lagi).

Data Hasil Pengamatan Pembuatan larutan jenuh :

Serbuk *Kehomogenan Campuran setelah Diaduk Massa Zat (gram) Kelarutan


Padatan Sebelum Pada- Saat Padatan Setelah Disediakan Sisa Terlarut Gram / Liter
tan berlebih tidak larut lagi disaring Mula-mula

Garam
Dapur

Kapur

* : diisi homogen atau heterogen sesuai hasil pengamatan

328
B. Membandingkan kemampuan garam dapur dan kapur melarut dalam air.

1. Massa garam dapur dan massa kapur yang diperlukan untuk membuat masing-
masing 100 ml larutan jenuhnya diambil dari data dalam pembuatan larutan
jenuh di atas. Ingat massa zat yang terlarut sama dengan massa zat zat yang
disediakan mula-mula dikurangi massa zat sisa.
** Kadar suatu zat dalam satu liter larutan jenuhnya biasanya digunakan
sebagai ukuran kemampuan maksimum suatu zat melarut (kelarutan) dalam
suatu pelarut.
2. Menghidung kadar garam dan kapur pada masing-masing larutan jenuhnya
dengan cara berikut.
Kadar = ____Gram zat terlarut____ = _Gram zat terlarut_
Volume larutan dalam liter Satu liter larutan

Dari data di atas :

a. Kadar garam dalam larutan jenuh, jika volume larutan garam


yang dibuat Vg = ............ ml dan massa garam yang terlarut Xg = .............
gram :

Kadar garam = __Xg__gram_ Karena V ml = _V_ liter


(Vg/1000) liter 1000

= __......_gram_ = ......... x 1000 gram


(.../1000) liter ...... liter

= ........ garam
liter

b. Kadar kapur dalam larutan juga dihitung dengan cara yang sama,
tetapi massa garam yang terlarut diganti dengan massa kapur yang terlarut.

Jika volume larutan air kapur Vk = ..... ml dan massa kapur yang terlarut Xk
= .... gram, maka

Kadar kapur = __Xk__gram_


(Vg/1000) liter

= __......_gram_ = ......... gram


(.../1000) liter liter

3. Menyimpulkan : dari kedua perhitungan di atas bahwa dalam air kelarutan


(kemudahan larut) garam dapur lebih ..............................dibanding dengan
kelarutan kapur.

329
Pertanyaan:
1. Apakah suatu zat mempunyai batas kemampuan untuk melarut ?
_____________
2. Suatu keadaan yang mana larutan tidak mampu melarutkan zat lagi disebut
larutan ______________________________
3. Bagaimana kemampuan maksimun garam dapur melarut dalam air dibanding
dengan kapur ? ____________________________________________________

Kesimpulan :

1. Larutan jenuh dibuat dengan melarutkan


________________________________ ke dalam pelarut dan terus diaduk.
Penambahan zat terlarut dihentikan ketika
_____________________________________________ (hanya berlebih sedikit),
kemudian campuran _______________ sampai bening bersih. Wadah yang
berisi larutan jenuh homogen (bening) segera ditutup.
2. Kemampuan maksimum garam dapur melarut dalam air ________________
dibanding dengan _______________________

Rangkuman :

Telah dijelaskan sebelumnya bahwa campuran yang tampak homogen disebut


larutan. Larutan tampak homogen karena partikel-partikel zat-zat dalam campuran
sangat kecil dan menyebar (terdistribusi) merata. Proses pencampuran (penyebaran)
zat-zat secara merata sehingga tampak homogen disebut melarut.
Larutan terdiri dari zat yang akan dilarutkan (disebut zat terlarut) dan zat yang
melarutkan (disebut pelarut). Dalam larutan garam dalam air, garam sebagai zat
terlarut dan air sebagai pelarut. Banyak macam zat lain yang dapat larut dalam air
seperti gula pasir, soda kue (untuk pengembang kue), soda api (untuk membuat sabun),
asam cuka, alkohol, dan sebagainya.
Kadar suatu zat dapat terlarut dalam larutan biasanya dinyatakan dalam satuan
gram per liter. Kadar garam dalam larutan dapat di buat berbeda-beda, sesuai
kebutuhan. Akan tetapi garam mempunyai kadar maksimum yang dapat larut dalam
air. Saat suatu larutan tidak mampu melarutkan tambahan zat terlarut lagi disebut
larutan jenuh. Seperti halnya garam, zat-zat lain juga mempunyai batas massa
maksimum (kadar maksimum) dalam suatu larutannya. Kadar maksimum (kelarutan)
garam dalam air jauh lebih besar dari kelarutan kapur. Zat yang berbeda biasanya
mempunyai kemampuan maksimum (kelarutan) berbeda dalam suatu pelarut.
Kemudahan suatu zat melarut sering digunakan mengenali zat itu. Sebagai contoh,
suatu zat yang mudah larut dalam air, maka zat tidak mungkin minyak. Atau

330
sebaliknya, jika suatu zat mudah larut dalam minyak, maka zat itu adalah salah satu
jenis minyak.
Informasi Tambahan

Kadar suatu zat dalam larutan yang tidak jenuh masih bisa diperbesar atau
diperkecil. Kadar suatu zat dalam larutan dapat diperbesar dengan menguapkan pelarut
atau menambahkan zat terlarut. Sebaliknya kadar suatu zat dapat diperkecil melalui
pengenceran atau penambahan pelarut ke dalam larutan tersebut. Larutan biasanya
dibuat dengan melarutkan langsung sejumlah tertentu zat terlarut (sesuai kadar yang
diinginkan) ke dalam pelarut sampai volume larutan sesuai dengan yang diinginkan.
Kadar maksimum zat dalam larutan jenuh dapat ditentukan dengan beberapa
cara. Untuk mengerti makna kelarutan, seorang pemula belajar kimia dapat
memperkirakan kemampuan maksimum suatu zat melarut melaui pembuatan larutan
jenuh zat itu dengan menimbang zat yang akan dilarutkan, kemudian menambahkan zat
itut sedikit demi sedikit ke dalam sejumlah volume pelarut diikuti dengan pengadukan.
Penambahan zat dihentikan saat penambahan zat tidak mampu larut lagi. Massa zat
sisa ditimbang, dan kemudian massa zat yang dilarutkan dihitung seperti yang
dilakukan dalam kegiatan 7 di atas.
Bagi orang yang sudah banyak belajar kimia, mengetahui bahwa cara di atas
kurang teliti. Satu cara lain yang lebih teliti untuk menentukan kelarutan zat adalah
dengan penguapan larutan jenuhnya (dengan syarat zat terlarut didak mudah menguap
dan tidak mudah rusak jika dipanaskan). Misalkan 100 ml larutan garam dapur jenuh
(filtrat yang homogen) diuapkan hingga diperoleh garam dapur yang kering. Garam
yang diperoleh kembali dari larutan jenuh tersebut ditimbang. Kadar larutan jenuh
garam per liter ditentukan berdasarkan massa zat yang didapat tersebut (lihat cara
perhitungan di atas).
Disamping dalam gram per liter, kadar zat juga dapat dinyatakan dalam persen
massa.
Kadar = Massa zat terlarut x 100% = _______Massa zat terlarut_______ x
100%
Massa larutan Massa zat pelarut + massa zat terlarut
Keterampilan membuat larutan yang baik sangat berguna dalam penyiapan
larutan terutama untuk kerja IPA (sains) yang memerlukan ketelitian seperti dalam
kegiatan IPA disekolah, perawat melarutkan obat suntik, pembuatan beberapa jenis
minuman, pengujian-pengujian obat-obatan, dan sebagainya. Pengujian gas karbon
dioksida dengan larutan air kapur yang dilakukan siswa SMP sering gagal. Kegagalan
atau penipuan terhadap hasil percobaan cendrung terjadi jika dalam pengujian gas
karbon dioksida di gunakan cairan air kapur yang keruh. Gas yang diuji betul berupa
gas karbon dioksida, jika gas tersebut menyebabkan kekeruhan dalam larutan air
kapur (cairan yang mula-mula bening). Kekeruhan yang diamati tidak dapat

331
digunakan untuk menyimpulkan adanya gas karbon dioksida, jika kekeruhan cairan air
kapur sudah terjadi sejak awal (sebelum dilalui gas karbon dioksida).

332
Tugas Pengayaan :

1. Mengapa dalam membuat larutan jenuh harus diikuti dengan penyaringan?


___________________________________________________________________
___________________________________________________________________
2. Ingatlah peristiwa pengkristalan dan penguapan larutan jenuh air garam.
Baikkah larutan jenuh untuk disimpan ? _______________________ karena
__________
___________________________________________________________________

3. Dalam 500 ml liter larutan terlarut 50 gram gula pasir


c. Berapa gram per liter kadar gula pasir dalam larutan ?

d. Jika setelah ditimbang massa larutan 525 gram, berapa persen massa
(kadar) gula pasir dalam larutan tersebut ?

4. Gunakan pengalaman bahwa zat yang mudah larut dalam air biasanya sukar
larut dalam minyak. Coba buat satu pernyataan perkiraan (hipotesis) tentang
kemampuan maksimum (kelarutan) garam dapur larut dalam minyak tanah
dibanding dengan kelarutan bensin dalam minyak tanah! Contoh hipotesis “dalam
air kelarutan alkohol lebih besar dari pada bensin”.
Hipotesis anda : _____________________________________________________

___________________________________________________________________

333
Kegiatan 8 : Kegunaan Prinsip Melarut dalam Masyarakat

Masalah : Di samping kegunaan larutan, prinsip melarut juga banyak digunakan


dalam masyarakat. Apa saja kegunaan prinsip melarut dalam masyarakat?

Alat dan Bahan :


1. 2 buah gelas kimia besar atau ember plastik kecil
2. batang pengaduk
3. Sedikit pelumas bekas (kotor)
4. 2 lembar kain berukuran kecil (boleh kain bekas) sebaiknya dari kain yang
sama
5. Bahan pewarna makanan
6. Air dan minyak tanah secukupnya

Langkah Percobaan :

a. Membandingkan penghilangan noda pelumas dengan air dan


minyak tanah
1. Dua lembar berukuran kecil, bersih, dari bahan yang sama disiapkan. Pada
setiap kain dibuat satu noda dari satu tetes pelums bekas yang sama. Ukuran
penyebaran noda diusahakan sama.
2. Air dan minyak tanah disediakan secukupnya (sekitar 150 ml) dalam wadah
masing-masing (ember kecil).
3. Merendam noda pelumas dalam air dan dalam minyak tanah (bila perlu sedikit
digoyang atau diremas dengan batang pengaduk)

Noda pelumas dalam Air Noda pelumas dalam Minyak Tanah

4. Kemudahan noda pelumas pada kain menghilang dalam air dan dalam minyak
tanah dicatat.
5. Perubahan warna noda pelumas pada kain, air dan minyak yang digunakan
menghilangkan noda dicatat.

334
Lembar Pengamatan :

Menghilangkan noda pelumas pada kain


Jenis Noda Pelumas dalam Air Noda Pelumas dalam Minyak Tanah
Noda #
Kemudahan * Perubahan #
Kemudahan * Perubahan
Noda pada Kain Warna Air Noda pada Kain Warna Air
Menghilang dalam Menghilang dalam
Perendaman Perendaman

Pelumas

Bahan
pewarna
makanan
#
Diisi mudah, agak mudah, atau sulit
* Diisi besar (sangat berubah), sedikit, atau tidak berubah.

b. Membandingkan penghilangan noda bahan pewarna dengan air dan


minyak

1) Langkah nomor a (1 s.d. 5) diulang tapi noda pelumas diganti dengan bahan
pewarna pada kain. Hasil pengamatan dicatat dalam lembar catatan di atas.
2) Noda pelumas mudah dihilangkan dengan ................................., tetapi sukar
dhilangkan oleh ...................................... Hal sebaliknya, noda bahan pewarna
makanan mudah dihilangkan dengan ......................., tetapi sukar dihilangkan
dengan ............................

Pertanyaan :

1. Mengapa noda pelumas mudah dihilangkan dengan minyak tanah, tetapi sukar
dihilangkandengan air? _____________________________________________
__________________________________________________________________

2. Dua contoh bahan yang mudah larut dalam air adalah _____________________

3. Dua contoh bahan yang mudah larut dalam minyak tanah


____________________

Kesimpulan :
1. Noda _________________ dapat dihilangkan dengan minyak tanah melalui
penerapan prinsip ________________________________

2. Noda ___________________ dapat dihilangkan dengan air melalui penerapan


prinsip ___________________________________

335
3. Prinsip melarut banyak digunakan oleh masyarakat seperti (beri tiga contoh
lain)
________________________________________________________________

Rangkuman :

Proses pencampuran (penyebaran) zat-zat secara merata sehingga tampak


homogen disebut melarut. Banyak zat-zat yang dapat melarut dalam air. Melalui
proses pelarutan, noda pelumas pada kain dapat dihilangkan dengan minyak tanah.
Melalui proses yang sama, noda pewarna makanan pada kain dapat dihilangkan dengan
air. Kegunaan prinsip melarut juga mendasari proses dalam tubuh kita untuk
mendapatkan berbagai zat yang dibutuhkan baik secara normal melalui pencernaan atau
secara tidak normal melalui suntikan larutan atau infus. Campuran yang heterogen
pasti tidak diharapkan sebagai obat yang disuntikkan ke dalam tubuh. Prinsip melarut
juga banyak digunakan dalam kegiatan sehari-hari, seperti dan melarutkan zat-zat
dalam pembuatan banyak jenis minuman, pewarnaan minuman, dan pelarutan cat agar
mudah dioleskan.

Tugas Pengayaan :

Berikan minimal masing-masing tiga contoh noda bahan-bahan yang dapat


dihilangkan (dibersihkan) dengan air dan minyak tanah/bensin!

1. Contoh noda yang dapat dihilangkan dengan air :

a) ______________________________,

b) ______________________________, dan

c) ____________________________

2. Contoh noda yang dapat dihilangkan dengan minyak tanah atau kerosin :

a) ______________________________,

b) ______________________________, dan

c) ____________________________

336
B. PROGRAM 2 : PEMBELAJARAN UNSUR, SENYAWA, DAN CAMPURAN
BERBASIS PRGRAM INTERAKTIF KOMPUTER UNTUK KELAS VIII

Pengantar

Materi dapat dibedakan menjadi zat dan campuran. Zat lebih jauh dapat
dibedakan atas unsur dan senyawa. Untuk dapat menggolongkan zat ke dalam unsur
dan senyawa, diperlukan pengetahuan tentang reaksi kimia dan atau model partikel
penyusun materi. Setiap zat mempunyai rumus kimia yang sangat berguna dalam
penggolongan unsur dan senyawa.
Dengan mengamati dan mengkaji tayangan proses dan informasi, serta
menjawab pertanyaan dalam program interaktif komputer (Kegiatan 3), anda dapat
membedakan unsur, senyawa, dan campuran tanpa harus menghafal. Program
ineteraktif zat dan campuran dibagi menjadi tiga bagian : Bagian A tentang
pengetahuan prasyarat, Bagian B tentang zat, Bagian C tentang campuran. Pengetahuan
yang diperoleh dari program interaktif digunkan dalam praktek pengelompokan materi
ke dalan unsur, senyawa, dan campuran. Sebelum mengerjakan program interaktif,
anda diminta mempelajari sejarah penemuan gas hidrogen, oksigen, reaksi
pembentukan air dari gas hidrogen dan gas oksigen (Kegiatan 1 dan 2).

Petunjuk Pengumpulan Hasil Kerja :

6. Hasil pengamatan, jawaban pertanyaan, dan kesimpulan diisi selama kegiatan dan
dikumpulkan pada akhir kegiatan.
7. Hasil pemeriksaan dan perbaikan dari guru terhadap pekerjaan anda dapat diambil
dua hari berikutnya dan dikumpulkan kembali pada kegiatan praktikum
berikutnya untuk ditaruh pada map yang berisi kumpulan hasil-hasil kerja anda
(portofolio).
8. Usulan atau jawaban dari tugas pengayaan dikumpulkan pada kegiatan
praktikum berikutnya bersamaan dengan pengumpulan kembali hasil kerja
yang sudah dikoreksi oleh guru.
9. Kumpulan hasil-hasil kerja anda (portofolio) dapat dilihat kapan saja dalam kotak
atau map bimbingan

337
Kegiatan 1 (Tugas Baca Awal) : Penemuan-Penemuan yang Berkaitan dengan
Perkembangan penggolongan Materi

** Tugas Baca di Rumah

1. Naskah bacaan (teks) yang menyajikan upaya penggolongan materi (terlampir).


2. Temuan-temuan kimia yang berkaitan dengan perkembangan penggolongan
materi dari sumber lain.
3. Menganjurkan untuk membuat ringkasan perkembangan penggolongan materi.
** Diberikan seminggu sebelum pertemuan diskusi kegiatan 1.

Masalah: Manusia dari sejak dahulu sudah berusaha dan terus berkeinginan dapat
menentukan materi-matri dasar yang membentuk materi lain. Penggolongan
materi dasar pada zaman lampau tidak berdasarkan eksperimn yang dapat
dipercaya atau diuji secara beulang-ulang kebenarannya. Kapan dan temuan-
temuan apa yang mengarahkan penggolongan materi atas unsur, senyawa, dan
campuran yang digunakan sekarang?

Tugas (isisan) Perorangan :

Carilah pandangan atau penemuan yang terkait dengan perkembangan


penggolongan materi, penemunya, dan proses / prinsip cara kerja yang digunakan
menemukan dengan mengisi lembar isian berikut !

Lembar Kerja Tugas Baca (dikerjakan di rumah)

No Pandangan/Penemuan Penemu Proses/Cara Kerja Penemuan


terkait dengan
Penggolongan Materi
1. Materi dasar menurut
pandangan zaman
dulu adalah tanah, air,
dan api
2. Temuan-temuan pada abad XVIII-XIX yang menyumbang pada perkembangan
penggolongan materi atas unsur, senyawa, dan campuran

a. Reaksi penguraiaan
dan pembentukan
oksida raksa

b. Reaksi pembakaran
adalah penggabu-
ngan secara kimia zat
yang dibakar dengan
oksigen
No Pandangan/Penemuan Penemu Proses/Cara Kerja Penemuan

338
terkait dengan
Penggolongan Materi
c. Reaksi gas hidrogen
dan gas oksigen
menghasilkan air

d. Reaksi kimia
merupakan
penggabungan atom-
atom

e. Gas oksigen
merupakan bagian dari
udara

3. Penemuan manakah secara ilmiah mendukung bahwa materi dapat berupa


materi dasar (unsur) ?
_______________________________________________________
___________________________________________________________________

4. Salah satu penemuan manakah yang kiranya mendukung bahwa materi dapat
berupa kombinasi (penggabungan) materi-materi dasar melalui reaksi kimia ?
___________________________________________________________________

5. Penemuan dan fakta apa yang mengungkap bahwa udara merupakan materi
yang berupa campuran dari gas-gas (tanpa terjadi reaksi kimia) ?
__________________

___________________________________________________________________

Simpulan :

Penemuan jenis dan cara materi bergabung dalam reaksi kimia mengarahkan
penggolongan materi atas _______________________________________________

339
Kegiatan 2: Penggolongan Materi ke dalam Unsur, Senyawa, dan Campuran
Melalui Program Interaktif Komputer

Masalah : Dalam belajar ilmu kimia banyak digunakan simbol-simbol seperti rumus
kimia. Simbol-simbol itu berkaitan dengan partikel materi yang menentukan
sifat zat yang bersangkutan. Partikel-partikel materi sangat kecil dan tidak
dapat dilihat dengan mikroskop biasa. Bagaimana model dan simbol-
simbol kimia berguna untuk memahami penggolobngan materi tanpa
harus banyak menghafal? Simulasi proses kimia dan model partikel
materi dalam program interaktif komputer dirancang untuk memecahkan
masalah ini

Alat atau Bahan :

1. 1 buah komputer setara P2 (Pentium 2) ke atas.


2. 1 buah program interaktif yang dirancang khusus dalam unit pembelajaran ini

Langkah-Langkah Kerja :

a. Menginstall program jika program belum ada dalam komputer anda :

1. Hidupkan komputer hingga dalam keadaan siap membuka program


2. Masukkan CD program ke dalam CD-driver. Penginstallan akan terjadi
secara otomatis (autorun), anda tinggal mengisi kotak dialog sesuai dengan
permintaan. Nomor kunci diisi dengan atom-07-03 (semua huruf kecil).
3. Jika autorun tidak berfungsi, gunakan penginstallan melalui langkah :
start – setting – add/remove program – install – browse (F: atau G:
tergantung letak CD-driver yang berisi program yang akan diinstallkan) dalam
komputer anda – ketik nomor kunci – kemudian OK. Ikon progam “Atom“
akan muncul pada layar desk-top anda.

b. Membuka program bisa dilakukan dengan beberapa cara berikut

1. Langsung dari menu program atom dalam layar desk-top


 Klik duakali program bernama atom pada layar desk-top dan program
akan terbuka.
 Isi kotak identitas nama (isi nama salah satu anggota kelompok), nomor
absen (diisi nomor kelompok), kelas, dan sekolah. Kemudian kelik lanjut.
 Setelah kotak lanjut diklik akan muncul menu utama di mana sub-program
Zat dan Campuran terdapat.

340
 Pilih sub-program Zat dan Campuran dengan mengklik pada kotak itu dan
tiga bagian progran (Bagian A, B, dan C) dalam sub-program Zat dan
Campuran akan muncul.
 Program dikerjakan mulai dari Bagian A. Kesimpulan dalam Bagian A
harus dikuasai dengan baik karena akan mempengaruhi kelancaran anda
mengerjakan program berikutnya. Jika belum mengerti minta kepada
guru/tutor untuk menjelaskannya. Cara mengerjakan program lihat
petunjuk c dan d di bawah

2. Membuka melalui Window explorer.

 Kelik window explorer – driver C (atau yang lain dimana program atom
berada).
 Program biasanya masuk ke dalam drive C dalam Program Files (klik
program files).
 Pilih (klik) program atom
 Pilih Atom “Application” dan kelik dua kali (atau open dalam menu file)
dan program akan muncul. Lanjutkan mengisi kotak identitas dan kelik
lanjut. Pada menu berikutnya secara berurutan pilih sub program Zat dan
Campuran – program Bagian A, B, dan C seperti nomor b di atas.

c. Petunjuk Mengerjakan atau Menjawab Pertanyaan Interaktif

* Semua hasil kerja direkam secara otomatis dalam file. Hasil kerja akan
diperiksa oleh guru dan pada akhir program akan diberitahukan kepada anda.
Bekerjalah dengan sungguh-sungguh.

Pengerjaan program latihan terdiri dari dua printah yaitu mengklik kotak lanjut
atau OK untuk melanjutkan program dan menjawab pertanyaan (memilih atau
mengisi dalam kotak) yang kemudian disusul dengan mengklik kotak OK.
Beberapa hal berikut perlu diperhatikan.
 Apabila jawaban anda salah, program tidak mau dilanjutkankan dan
anda harus memperbaiki jawaban.
 Jawaban sudah dirancang singkat sehingga anda mudah menemukan
jawa-bannya yang benar. Pikirkan jawaban dengan baik (jangan terburu-
buru), karena jawaban yang benar dan salah direkam langsung dalam
komputer.
 Jawaban pertanyaan selama latihan diberi skor untuk menggambarkan
kemajuan belajar anda melalui program interaktif. Skor benar dengan sekali
jawab lebih besar dari skor benar yang diperoleh dengan perbaikan jawaban.
Kriteria pemberian skor selama latihan sebagai berikut.

341
Jenis pertanyaan Skor Betul untuk Jawaban yang dikelik
Pertama Kedua Ketiga Keempat
1.Pilihan ganda dengan
a. dua pilihan 100 0
b. tiga pilihan 100 50 0
c. empat pilihan 100 50 25 0
2. Mengisi 100 75 50 25

 Program Zat dan campuran juga dilengkapi dengan soal evaluasi


formatif dalam bentuk interaktif. Tidak ada pengulangan dalam menjawab
pertanyaan soal-soal evaluasi, jika jawaban anda salah. Apapun jawaban
anda diterima, tetapi apakah jawaban anda benar atau salah dapat dilihat
pada file data.

d. Mengerjakan Program
1. Kerjakan program Bagian A dengan memilih atau mengisi tahapan
(rangkaian) kotak dialog. Setelah mengisi setiap kotak dialog, lanjutkan
mengklik OK atau lanjut. Jika jawaban berupa isian (mengetik kata), jangan
salah mengetik huruf dalam kata (jawaban dengan salah ketik huruf dianggap
salah).
2. Jika jawaban salah, maka anda akan disuruh mencoba lagi dengan mengklik
OK pada kotak dialog yang meminta anda, kemudian isi kembali atau pilih
kembali jawaban yang lain.
3. Setelah selesai bagian A, program akan langsung kembali pada menu Bagian
A, B, dan C. Setelah menguasai bagian A, anda boleh mengerjakan bagian
selanjutnya (B dan C). Sekali bagian A sudah tertutup, ia (bagian A) tidak
akan dapat dibuka kembali. Pikirkan jawaban dengan baik.
4. Jika ingin melanjutkan mengerjakan bagian B, klik kotak B, kemudian
lanjutkan bekerja seperti langkah 1 s.d. 2.

d. Menutup Program dan Mematikan Komputer


Jika setelas selesai mengerjakan program Bagian A, B, C, atau evaluasi anda ingin
keluar (berhenti), kelik kotak selesai secara bertahap. Pertama klik kotak selesai
pada sub-menu dimana program bagian A, B, dan C berada. Selanjutnya klik
kotak selesai yang muncul berikutnya dimana terdapat sub program Zat dan
Campuran atau Evaluasi. Akhirnya klik kotak lanjut sebagai jawaban terhadap
pertanyaan “anda yakin mau keluar”? Matikan komputer mengikuti prosedur shut
down.

342
Rangkuman Informasi

Beberapa nama unsur dan lambang atomnya


Lambang Lambang
Nama Atom atau Nama Atom atau
Unsur Lambang
Aluminium Al Belerang (dari sulphur) S
Hidrogen H Flor F
Kalium K Fosfor (dari phosphor) P
Magnesium Mg Karbon (dari Carbonium) C
Natrium Na Klor (dari Chlorium) Cl
Seng (dari Zincum) Zn Nitrogen N
Oksigen O Iodium I

Zat, Unsur, dan Senyawa

Gas hidrogen Gas oksigen Uap air


Partikel : molekul terdiri Partikel : molekul terdiri Partikel : molekul terdiri
dari dua atom hidrogen dari dua atom oksigen dari satu atom oksigen
& dua atom hidrogrn.
Lambang atom hidrogen Lambang atom oksigen
(sama dengan lambang (sama dengan lambang
unsur hidrogen) yaitu H unsur oksigen) yaitu O
Rumus kimia: H2 Rumus kimia: O2 Rumus kimia: H2O
Indeks dalam rumus kimia: Indeks dalam rumus kimia: Indeks dalam rumus kimia:
Untuk H adalah 2 Untuk O adalah 2 untuk H adalah 2 &
untuk O adalah 1
(angka satu tidak ditulis)
Materi berupa zat dan Materi berupa zat dan Materi berupa zat dan
tergolong unsur tergolong unsur tergolong senyawa

343
Zat, Unsur, Senyawa, dan Campuran

Gas oksigen Gas neon Campuran gas


oksigen dan neon
Partikel : molekul terdiri dari Partikel : atom neon Partikel : tidak sama yaitu
dua atom oksigen campuran molekul oksigen
dan atom neon yg tersebar
merata (campuran homogen
atau larutan)
Lambang atom oksigen Lambang atom neon (sama
(sama dengan lambang dengan lambang unsur
unsur oksigen) yaitu O neon) yaitu Ne
Rumus kimia: O2 Rumus kimia: Ne Rumus kimia: tidak punya
Indeks dalam rumus kimia: Indeks dalam rumus kimia:
Untuk O adalah 2 Untuk Ne adalah 1 (angka
satu tidak ditulis)
Materi tergolong zat dan Materi tergolong zat dan Materi tergolong
berupa unsur berupa unsur campuran

Air Emas Campuran Air & Emas


Partikel : molekul terdiri dari Partikel : molekul terdiri dari Partikel : tidak sama yaitu
dua atom hidrogen dan atom emas campuran molekul air &
satu atom oksigen atom emas yg tersebar tidak
meratan (campuran
heterogen)
Lambang atom hidrogen Lambang atom emas (sama
adalah H dan lambang dengan lambang unsur
atom oksigen adalah O emas) yaitu Au
Rumus kimia: H2O Rumus kimia: Au Rumus kimia: tidak punya
Indeks dalam rumus kimia: Indeks dalam rumus kimia:
Untuk Hadalah 2 dan untuk Untuk Au adalah 1 (angka
O adalah 1 satu tidak ditulis)
Materi berupa zat & Materi berupa zat & Materi tergolong
tergolong senyawa tergolong unsur campuran

344
Tugas Pengayaan Kegiatan 2 : Unsur, Senyawa, dan Campuran
Berikut adalah gambar model partikel sejumlah materi.

a. Amonia b. Udara c. Gas helium

d. Besi dalam air e. Iodium f. Gas oksigen dalam air


Dari gambar model partikel materi di atas, isilah pernyataan dari soal no. 1 s.d. 6
berikut dengan menulis nomor gambar (misalnya b, e, dan/atau yang lain) dan jawaban
dapat lebih dari satu. !
1. Materi di atas yang termasuk zat :
2. Materi yang termasuk unsur :
3. Materi yang termasuk senyawa :
4. Materi yang termasuk campuran :
5. Materi yang partikelnya berupa atom :
6. Zat yang partikelnya berupa molekul :

Jika lambang atom klor (Cl), oksigen (O), nitrogen (N), dan seng (Zn), maka :

7. Rumus kimia dari gas nitrogen dioksida dimana partikelnya berupa molekul
yang terbentuk satu atom nitrogen dan dua atom oksigen, adalah
________________
8. Rumus kimia dari gas klor dimana partikelnya berupa molekul yang terbentuk
dari dua atom klor, adalah ____________________
9. Rumus kimia dari seng dimana partikelnya berupa atom-atom seng, adalah
10. Apakah udara mempunyai rumus kimia (punya/tidak)?
Jika punya, rumus kimia udara adalah ________________

345
11. Berilah masing-masing contoh materi untuk klasifikasi/golongan yang diminta di
bawah! Setiap contoh dilengkapi dengan model partikel materi dan rumus
kimianya jika ada!

Model Partikel Model Partikel Model Partikel


Unsur .................. Unsur .................... Senyawa : ..........
(yg partikelnya (yg partikelnya .........................
berupa atom). berupa molekul). Rumus kimia ....
Rumus kimia .... Rumus kimia ....

Model Partikel Model Campuran Model Campuran Homogen


Senyawa ................ Heterogen (larutan) ..............................
. ........................................... ..
Rumus kimia .... Rumus kimia ................... Rumus kimia ....
12. Berilah tiga contoh rumus kimia (unsur dan senyawa) disertai lambang
unsur-unsur penyusunnya serta indeks dalam rumus kimia dari golongan
materi berikut !

Golongan Materi Contoh Rumus Lambang-Lambang Indeks dalam Rumus


Kimia dan Nama Unsur– Kimia
unsur Penyusun

Unsur yang partikel-


nya berupa atom

Unsur yang partikel-


nya berupa molekul

Senyawa

346
Kegiatan 3 : Memadukan Sifat Konkrit, Model Partikel, dan Rumus Kimia dalam
Pengelompokan Materi ke dalam Unsur, Senyawa, dan Campuran

Masalah : Model partikel unsur, senyawa, dan campuran hanya merupakan tayangan
gambar melalui komputer yang mana ukuran partikel materi diperbesar.
Ukuran partikel materi yang sesungguhnya tidak dapat dilihat mata.
Sementara materi adalah benda konkrit yang dapat kita lihat (amati).
Bagaimana menggunakan model partikel materi (informasi mikroskopis)
dan simbol-simbol (rumus kimia) dalam memeperkuat hasil pengamatan
dalam penggolongan materi ?

Alat dan Bahan :

1. 5 buah gelas kimia atau wadah yang transparan (bening)


2. Bahan A, B, C, D, dan E dalam wadah gelas kimia masing-masing (identitas
materi materi hanya diketahui oleh guru).
3. Lembaran informasi tambahan terkait dengan bahan yang demonstrasikan

Materi A Materi B Materi C Materi D Materi E


 Ti  Tidak  Tidak menyisakan  Jika  Ter
dak ada dapat diuraikan cairan setelah dipanaskan dipanas-kan diri dari
informasi dengan pema-  titik didih cairan terjadi molekul-
tambahan nasan atau cara tetap selama pemanasan penguapan molekul
zat pelarut yang sama
fisika lainnya  partikelnya berupa
dan menyi-  Jika
 mempun molekul-molekul yang sama sakan
yai rumus kimia  dapat diuraikan dipa-
padatan putih naskan
yaitu Cu dengan elektrolisis (cara yang sifatnya menghasil-
kimia) menghasilkan dua sama dengan kan zat
gas yang mempunyai sifat sifat zat itu baru berupa
berbeda dalam materi padatan
 mempunyai rumus asalnya hitam dan
kimia tertentu uap air

Langkah-Langkah Percobaan :

a. Sifat konkrit materi

1. Amati keanekaan warna/kilap, jumlah komponen dari masing-masing materi


A,B, C, D, dan E yang dipajang pada meja.
* Jumlah komponen adalah jumlah bagian/fase yang dapat dibedakan dari
pengelihatan, misalnya campuran air dan garam yang berlebih terdiri dari
dua komponen yaitu komponen larutan (cairan) dan komponen padatan
garam yang tidak larut.
2. Golongkan hasil pengamatan ke dalam pemilikan sifat homogen atau
heterogen!

347
 Homogen jika materi kelihatan serbasama seperti tidak berwarna atau ber-
warna tunggal (sama) dan bening (tidak ada komponen yang tampak berbeda)
 Heterogen jika materi tampak serbaneka (terditi dari dua atau lebih jumlah
komponen yang tampak berbeda) seperti tampak mempunyai warna lebih dari
satu, keruh (cairan dan butiran-butiran), terdiri dari komponen-komponen
berwujud berbeda, atau terdiri dari beberapa lapisan cairan.

Data Hasil Pengamatan :

Materi *Jumlah Komponen Warna / Kilap ** Sifat Konkrit


Tampak Berbeda

Keterangan : * diisi satu, dua, atau lebih dari dua komponen sesuai
pengamatan
** diisi dengan homogen atau heterogen

1. Penggolongan materi

Golongkan masing-masing materi ke dalam zat, unsur, senyawa, larutan, dan cam-
puran heterogen dengan menggunakan kombinasi hasil pengamamatan sifat konkrit
materi dan informasi kimia masing-masing materi dalam lembar informasi di atas.

Data :
* Sifat Jumlah Jenis Rumus Golongan
Materi Partikel
Konkrit Zat Penyusun Kimia Materi
A

* diisi dengan homogen atau heterogen

348
Pertanyaan :

1. Manakah dari kelima materi terbut termasuk :

Zat : _____________________

Unsur : _____________________

Senyawa : _____________________

Larutan : _____________________

Campuran (heterogen) : ____________________

Kesimpulan :

1. Zat adalah _________________________________________________________

_________________________________________________________________

2. Unsur adalah ______________________________________________________

_________________________________________________________________

3. Senyawa adalah ____________________________________________________

_________________________________________________________________

4. Campuran _________________________________________________________

_________________________________________________________________

5. Larutan adalah _____________________________________________________

_________________________________________________________________

349
Pengayaan Kegiatan 1 s.d 3 : Unsur, Senyawa, dan Campuran

Isilah kotak-kotak yang belum diisi dengan konsep dan hubungan antar konsep yang
belum diisi dalam peta konsep klasifikasi materi berikut !
Peta Konsep Penggolongan Materi
Materi
dapat berupa

Campuran

adalah terdiri dari

Tunggal atau
Murni

tersusun dari tidak


mempunyai mempunyai tersusun dari

berupa Partikel yang Rumus Partikel yang


Sama Kimia Berbeda

……………. ? yg kelihatan
Senyawa homogen ……………
Molekul ……………
contoh contoh .
Campuran
contoh
Heterogen
Gas Neon contoh
(Ne) contoh
dapat
tersusun dari tersusun dari berupa Air Garam
tersusun
dari yang Jernih
Molekul yg Molekul yg
terbentuk dari terbentuk dari
atom sama atom berbeda

2. Bagaimana perkembangan sains (IPA) dan teknologi setelah penggolongan materi


ke dalam unsur, senyawa, dan campuran berhasil dilakukan ? _________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
3. Apakah ringkasan sejarah penemuan-penemuan dan penemunya yang berkaitan
dengan pengetahuan yang dipelajari perlu diberikan dalam bahan pelajaran (beri
alasan)? ____________________________________________________________
___________________________________________________________________

350
INFORMASI (MATERI PELAJARAN)

Sejarah Penggolongan Materi

1. Usaha Penggolongan Materi (Benda)


Dari sejak dahulu orang telah percaya bahwa kebanyakan materi terbentuk dari
hanya beberapa jenis materi dasar. Dahulu, orang memandang bahwa tanah, air, dan
api merupakan materi dasar. Kebutuhan pengetahuan tentang materi yang bersifat
dasar sudah dirasakan sejak zaman dahulu. Dengan mengetahui materi-materi dasar
orang akan lebih mengetahui lebih banyak dan lebih baik kegunaan dari suatu materi.
Keinginan orang untuk mengetahui materi-materi yang bersifat dasar tidak pernah
lenyap sepanjang sejarah. Saat ini, air, api, angin, udara, dan tanah yang dulu dianggap
sebagai materi dasar (unsur), ternyata tidak benar (tidsk merupakan materi
dasar/unsur). Sekarang air dapat dibuat dari reaksi antara gas hidrogen dan gas oksigen.
Ilmuwan masih terus berusaha menentukan materi-materi yang bersifat dasar
dan mempelajari bagaimana materi-materi dasar itu berkombinasi membentuk zat-zat
lain. Eksperimen-eksperimen dan teori tentang adanya materi-materi dasar yang diakui
saat saat ini sudah dimulai pada abab ke XVIII. Antoine Laurent Lavoisier pada tahun
1783 menemukan hasil pembakaran sebagai kombinasi bahan bakar dengan oksigen,
dimana gas oksigen merupakan materi dasar (unsur). Pembakaran merupakan salah
satu bentuk reaksi kimia. Temuan ini menggugurkan pandangan Alchemy yang
memandang bahwa logam sejenis timah hitam dapat diubah menjadi emas, yang mana
emas saat ini diketahui sebagai materi dasar (unsur) dan timah hitam juga berupa unsur.
Timah tidak mungkin dapat diubah menjadi emas .
Sekarang, penentuan materi-materi dasar (unsur) dan penggolongan materi yang
lain didasarkan pada cara-cara materi tersebut terbentuk (pelibatan reaksi kimia) dan
bagaimana materi-materi bercampur. Sampai saat ini telah berhasil ditemukan
sebanyak 108 buah jenis materi dasar (unsur) dan jutaan materi lain yang dapat
dibentuk dari kombinasi kimia unsur-unsur. Kebanyakan materi di alam berupa materi
tidak murni (campuran).
Suatau materi (benda) dapat berupa unsur, senyawa, atau campuran. Unsur
merupakan bahan murni yang berupa materi dasar seperti gas oksigen. Senyawa
terbentuk dari penggabungan unsur-unsur melalui rekasi kimia. Contoh senyawa adalah
air yang terbentuk dari penggabungan unsur hidrogen dan unsur oksigen melalui reaksi
kimia. Air (aquades) juga berupa materi murni, tetapi tidak berupa materi dasar.
Unsur dan senyawa keduanya berupa materi murni (tidak dapat dipisahkan secara
fisikan menjadi zat-zat) yang disebut dengan zat. Sementara campuran terdiri dari
beberapa zat dengan pencampuran biasa (tidak terjadi reaksi kimia). Air laut
merupakan satu contoh campuran yang dengan cara fisika (dengan penguapan) dapat
dipisahkan menjadi garam dan uap air. Jadi campuran merupakan materi tidak murni.
Beberapa penemuan berikut berperan dalam pengembangan upaya penggolongan
materi/benda, hingga saat ini materi dapat digolongkan atas unsur, senyawa, dan
campuran

351
2. Penemuan Beberapa Gas dan Teori Oksidasi Pembakaran

Pada tahun 1774, Joseph Priestly (rohaniawan dan ilmuwan Inggris)


mempublikasi temuannya tentang hawa yang dihasilkan dari kapur raksa (sekarang
raksa oksida atau merkuri oksida) yang disinari dengan sinar matahari melalui lensa
cekung (surya kanta). Hawa ini mempunyai sifat memperhebat pembakaran yang
sekarang kita kenal dengan gas oksigen yang berupa unsur.
Sesungguhnya gas yang sama (gas memperhebat pembakaran atau hawa hidup)
ditemukan antara tahun 1770 – 1773 dengan cara yang berbeda oleh Karl Wilhelm
Scheele (Kimiawan Swedia) dari gas hasil pemanasan campuran asam nitrat dengan
potas (sekarang kalium karbonat) yang ditampung dalam wadah yang mengandung air
kapur. Gas tidak bereaksi dengan air kapur. Namun temuannya baru dikirim kepada
penerbit tahun 1775, sehingga yang diakui sebagai penemu gas oksigen adalah Joseph
Priestly.
Sebelum penemuan gas oksigen, Henry Cavendish (ilmuwan Inggris) pada
tahun 1766 telah menemukan hawa yang mudah terbakar yang dihasilkan dari reaksi
antara logam dengan asam. Hawa ini sebelas kali lebih ringan dari hawa biasa (udara).
Hawa ini sekarang dikenal sebagai gas hidrogen yang berupa unsur.
Setelah gas oksigen ditemukan, Henry Cavendish (yang menemukan gas
hidrogen), pada tahun 1783 mereaksikan gas hidrogen dengan gas oksigen dengan
bantuan bungan api listrik. Ia menemukan bahwa air sebagai hasil reaksi dari
pembakaran dalam campuran gas hidrogen dan gas oksigen. Dari eksperimen itu, ia
juga menemukan udara mengandung 20,3 % persen hawa hidup (oksigen). Dengan
menggunakan teori flogiston, Cavendish belum berhasil menjelaskan hasil
eksperimennya. Menurut teori flogiston benda terbakar karena mengeluarkan flogiston
yang mudah terbakar, sehingga semestinya massa (berat) zat yang terbakar akan
berkurang. Teori fllgiston tidak mampu menjelaskan penambahan massa (berat) hasil
hasil pembakaran suatu logam. Penggolongan air sebagai senyawa belum diketahui
oleh Cavendish. Ia tidak menikah selama hidupnya.
Antoine Laurent Lovoisier (kimiawan Prancis) adalah seorang pemikir besar
yang merenungkan temuan-temuan kimia pada waktu itu (termasuk ketiga temuan di
atas). Ia mengulang percobaan penemuan-penemuan yang sudah dilakukan ahli pada
masa itu, tetapi dengan rancangan yang lebih terkontrol dan lebih memperhatikan
jumlah (volume) gas dalam percobaan reaksi. Reaksi yang melibatkan gas ditutup
(diisolasi) agar tidak ada penambahan atau pelepasan massa zat dari sistem reaksi (zat-
zat yang direaksikan).
Ia mengulang percobaan pemanasan raksa (air raksa atau merkuri) dalam udara
di dalam ruang yang tertutup. Pemanasan campuran menghasilkan kapur raksa dan
udara sisa disebut “azote”. Kapur raksa yang dihasilkan kemudian dipindahkan dan
dipanaskan. Pemanasan kapur raksa balik menghasilkan raksa dan gas yang disebut
“air eminemment pur” atau udara murni (nama pertama kali dari gas oksigen).
Apabila azote dan air eminemment pur dicampur terjadi udara biasa. Sekarang udara

352
kita kenal sebagai campuran dari berbagai gas tanpa terjadi reaksi kimia (udara
mengandung gas oksigen, gas nitogen, gas karbon dioksida, dan sebagainya).
Dalam percobaan ini merkuri (air raksa) yang berwarna abu-abu bereaksi kimia
dengan oksigen yang ada di udara membentuk kapur raksa (sekarang dikenal sebagai
oksida raksa yang berwarna merah). Kapur raksa jika dipanaskan akan terurai
menghasilkan zat baru (reaksi kimia) yaitu merkuri (air raksa) yang berwarna abu-abu
dan gas oksigen. Dalam reaksi kimia tidak ada massa yang hilang, hanya terjadi
pertukaran kombinasi kimia atom-atom dalam partikel-partikel penyusun zat-zat yang
terlibat dalam reaksi kimia. Dari percobaan ini juga dibuktikan bahwa udara
merupakan campuran gas-gas (bukan materi murni atau zat).
Reaksi pembentukan air dari pembakaran gas hidrogen dan oksigen juga
diulang. Semua hasil percobaannya menunjukkan tidak ada massa zat yang hilang.
Dari eksperimennya tentang pembakaran, Lavoisier menyimpulkan teori pembakaran
sebagai berikut.
1. Benda hanya dapat terbakar dalam “air eminemment pur” (sekarang gas oksigen)
2. Zat yang bukan logam, misalnya belerang, forsfor, dan karbon, pada pembakaran
menghasilkan asam. Karena itu udara murni (air eminemment pur) dinamakan
oksigen (oxus = asam, dan gen = membuat)
3. Logam berubah menjadi kapur logam (sekarang oksida logam) dengan jalan
mengikat oksigen.
4. Proses pembakaran ialah penggabungan kimia antara benda yang dibakar dengan
oksigen. Jadi bukanlah keluarnya flogiston dari dalam benda.
Setelah diketahui bahwa zat dapat terbentuk dari penggabungan unsur-unsur
melalui reaksi kimia, pada tahun 1787, Lovoisier (1787) bersama dengan tiga orang
pengikutnya Berthollet, Guyton de Morveau, dan Fourcroy menyusun buku tentang
tatanama kimia (cara memberi nama zat) dengan judul “Methode de Nomenclature
Chimique”. Sebagai contoh, garam dapur bernama natrium klorida, karena berupa zat
yang terbentuk dari penggabungan unsur natrium dan klor.
Lovoisier (lahir pada tahun 1743 dari keluarga pengacara kaya) sangat giat
membantu memecahkan problema yang dihadapi masyarakat. Setelah revolusi Francis
pecah, ia diangkat sebagai anggota panitia pembentukan sistem satuan (metrik) dan
sekretaris Bendahara Negara. Ia juga menjadi anggota Fermier General. Tetapi sayang
pada bulan November 1793 semua anggota Fermier general ditangkap dan dihukum
mati (dengan guilotine) karena dituduh mencampur tembakau untuk tentara dengan air.
Penemuan gas oksigen menghantarkan penemuan teori oksidasi dalam
pembakaran yang membuka rahasia tentang reaksi kimia (khususnya tentang
pembakaran) yang belum dapat dijelaskan secara ilmiah sejak manusia mengenal
peristiwa kebakaran (api). Teori oksidasi pembakaran ditemukan oleh Antonie Lairent
Lovoisier yang didasarkan pada eksperimen (kerja ilmiah yang terkontrol). Teori
oksidasi ini berhasil menjelaskan secara ilmiah reaksi kimia pada pembakaran.
Berdasarkan reaksi kimia kemudian penggolongan materi dapat ditentukan secara

353
konsisten (lebih pasti), seperti penggolongan materi saat ini ke dalam unsur, senyawa,
dan campuran.
Gas yang sekarang dikenal dengan oksigen, pada saat ditemukan (1774) nama
dan klasifikasinya ke dalam unsur belum diketahui. Gas oksigen diketahui sebagai
materi dasar (unsur) setelah reaksi antara oksigen dengan berbagai materi lain dipelajari
dan teori oksidasi ditemukan. Teori oksidasi berhasil mengungkap cara materi-materi
dasar berkombinasi (bergabung/berikatan) membentuk materi lain (materi baru), yang
selanjutnya dikenal dengan reaksi kimia. Gas hidrogen juga bereaksi dengan gas
oksigen. Reaksi gas hidrogen dengan materi-materi lain juga dipelajari secara teliti,
ternyata kemudian gas hidrogen juga diketahui sebagai materi dasar (unsur).
Teori oksidasi pembakaran mengungkap reaksi kimia melibatkan penggabungan
secara kimiawi zat-zat yang bereaksi. Dalam pembakaran gas hidrogen terjadi
penggabungan secara kimia unsur hidrogen dengan unsur oksigen menghasilkan air
(materi baru yang bukan materi dasar) yang kemudian dikenal sebagai senyawa. Sifat
air (materi baru) sangat jauh dari materi dasar pembentuknya. Gas hidrogen sangat
mudah terbakar dan gas oksigen mempercepat pembakaran. Sebaliknya air (zat hasil)
mempunyai sifat memadamkan api (pemadam kebakaran). Perubahan materi yang
menghasilkan zat baru kemudian diakui sebagai suatu ciri terjadinya reaksi kimia.
Kemudian berdasarkan keterlibatan atau ketidakterlibatan reaksi kimia dalam
pembentukan suatu materi, penggolongan materi tersebut ke dalam unsur, senyawa,
atau campuran ditetapkan.
Setelah penemuan teori oksidasi dalam pembakaran yang menumbangkan teori
flogiston (yang tidak dirumuskan berdasarkan eksperimen/ilmiah), bidang kimia
berkemabang dengan pesat. Temuan-temuan besar kimia menyusul. Beberapa temuan
di bawah mengarahkan pada penemuan rumus kimia yang sangat berguna dalam
pemahaman penggolongan materi yang digunakan saat ini (unsur, senyawa, dan
campuran).
Joseph Louis Proust pada tahun 1805 menemukan bahwa zat mempunyai
susunan kimia yang tetap. Kemudian pada tahun 1807, John Dalton (orang Inggris)
mengembangkan teori atom yang dikenal dengan “teori atom Dalton”. Teori atom
Dalton dengan baik dapat menerangkan susunan kimia zat adalah tertentu. Menurut
teori atom Dalton unsur terdiri dari partikel-partikel kecil yang tidak dapat dibagi-bagi
lagi disebut atom. Atom-atom setiap unsur berbeda dengan atom unsur lain. Reaksi
kimia dianggap sebagai penggabungan atom-atom dari unsur-unsur yang bereaksi.
Walaupun saat ini diketahui bahwa partikel-partikel unsur dapat berupa molekul
(gabungan beberapa atom yang terikat secara kimia).
Menurut teori atom Dalton unsur terdiri dari partikel-partikel sangat kecil yang
tidak dapat dibagi-bagi lagi yang disebut dengan atom. Sebagai contoh unsur gas neon
terdiri dari atom-atom neon dan unsur emas terdiri dari atom-atom emas. Atom-atom
suatu unsur adalah sama, tetapi berbeda dengan atom-atom unsur lain. Atom unsur
emas lebih berat dari atom unsur neon. Reaksi kimia dianggap sebagai penggabungan
atom-atom dari unsur-unsur yang bereaksi. Dalam reaksi pembentukan air dari gas

354
hidrogen dan gas oksigen terjadi penggabungan atom-atom unsur hidrogen dengan
atom-atom unsur oksigen. Teori atom Dalton dalam mengarahkan model partikel-
partikel materi, walaupun kemudian (saat ini) diketahui bahwa partikel-partikel unsur
tidak harus berupa atom.
Partikel-partikel unsur dapat juga berupa molekul yang terdiri dari gabungan
beberapa atom yang sama, seperti partikel-partikel unsur gas hidrogen adalah molekul-
molekul gas hidrogen yang terdiri dari dua atom hidrogen (terikat secara kimia)
sehingga rumus kimia gas hidrogen adalah H 2 (bukan H). Demikian juga gas oksigen
part8ikel-partikelnya berupa molekul-molekul oksigen yang terdiri dari dua atom
oksigen, sehingga rumus kimia gas unsur oksigen adalah O 2 (bukan (O). Jadi reaksi
kimia pembentukan air dari gas hidrogen dan gas oksigen terjadi karena penguraian
atom-atom sejenis dari molekul unsur hidrogen dan oksigen, kemudian penggabungan
atom-atom hidrogen dengan atom-atom oksigen (penggabungan jenis atom yang
berbeda) membentuk senyawa air.
Pada tahun 1805 Gay-Lussac (orang Prancis) bersama Alexander von Humbolt
mempelajari kembali apa yang dilakukan Cavendish yaitu reaksi antara gas hidrogen
dan gas oksigen dengan bantuan bungan api listrik. Mereka menemukan bahwa 100
bagian volume gas oksigen bereaksi dengan 200 bagian volume gas hidrogen. Jadi
perbandingan volume gas hidrogen dan gas oksigen dalam membentuk air adalah 2 :
1. Kemudian juga diketahui perbanding volume gas nitrogen dan gas hidrogen dalam
membentuk amonia adalah 1 : 3. Gas nitrogen juga sekarang diketahui berupa unsur.
Fakta ini kemudian mengungkap bahwa rumuskimia air adalah H2O dan rumus kimia
amonia adalah NH3.

Zat, Unsur, Senyawa, dan Campuran

Pembelajaran zat dan campuran di kelas I hanya membahas sifat-sifat konkrit


zat dan campuran. Unit ini membahas penggolongan materi ke dalam unsur, senyawa,
dan campuran. Untuk dapat menggolongkan materi ke dalam unsur, senyawa, atau
campuran diperlukan pengetahuan tentang reaksi kimia dan model partikel-partikel
penyusun materi yang bersangkutan. Sesungguhnya jika informasi rumus kimia suatu
zat tersedia, maka kiata dapat dengan mudah menggolongkan zat tersebut ke
dalamunsur atau senyawa. Akantetapi informasi rumus kimia sering tidak dicantumkan
dalam kemasan bahan atau tidak diketahui.
Beberapa fakta dan sekilas pengertian tentang unsur, senyawa, dan campuran
sudah disajikan di depan. Uraian lebih jelas tentang penggolongan materi perlu
dipahami, mengingat istilah unsur, senyawa, dan campuran hampir selalu digunakan
dalam pembahasan aspek kimia. Sesungguhnya, jika informasi rumus kimia dari suatu
materi di ketahui (tersedia), kita dengan mudah dapat menggolongkan materi tersebut
ke dalan unsur atau senyawa.

355
1. Zat
Sebelum membahas unsur dan senyawa, kita perlu memahami pengertian
tentang zat. Materi atau bahan/benda murni terdiri dari jenis bahan yang sama disebut
dengan zat tunggal atau zat (kata tunggal tidak disebutkan/ditulis). Satu gelas
aquades (air murni) hanya terdiri dari partikel-partikel air (molekul-molekulair).
Aquades tidak dapat dipisahkan lagi menjadi zat-zat lain dengan cara fisika, seperti
dengan penguapan (pendidihan) dan kemudian uapnya diembunkan. Aquades kalau
diuapkan dan kemudian diembunkan tidak menghasilkan zat baru (tetap aquades atau
airmurni). Contoh zat yang lain seperti emas, gas oksigen, dan gas neon. Aquades
berbeda dengan air laut yang berupa campuran (tidak murni). Air laut atau air garam
dapat dipisahkan secara fisika (dengan penguapan) menghasilkan uap air dan garam.
Udara juga berupa campuran. Beberapa gas (seperti gas nitrogen, oksigen, gas
karbondioksida) dalam udara dapat dipisahkan misalnya dengan pencairan udara secara
bertahap (karena titik embun atau suhu pengembunan gas-gas berbeda-beda). Gas yang
mempunyai titik embun paling tinggi akan akan mencair dan memisah pertama kali,
kemudian disusul oleh gas-gas yang titik embunya lebih rendah kedua (berikutnya).
Secara praktis (dalam kehidupan sehari-hari) materi dengan kemurnian yang
sangat tinggi juga disebut zat, karena sangat sulit mendapatkan zat yang benar-benar
murni. Zat kelihatan serbasama (seragam) atau dikatakan homogen, karena partikel-
partikel penyusun zat adalah sama. Partikel-partikel penyusun suatu zat dapat berupa
molekul-molekul yang sama. Sebagai contoh satu milliliter air terdiri dari jutaan
molekul air, yang mana satu molekul air merupakan gabungan dua atom hidrogen dan
satu atom oksigen yang terikat cukup kuat (secara kimia). Partikel-partikel penyusun
zat dapat juga berupa atom-atom yang sama, tetapi tidak berikatan secara kimia.
Sebagai contoh satu batang paku besi tersusun dari miliaran buah atom besi. Gas
neon juga berupa zat yang partikelnya berupa atom-atom.

Gas Neon Gas Hidrogen Gas Oksigen Air (senyawa) Udara


Ne H2 O2 H2O
(unsur) (unsur) (unsur) (senyawa) (campuran)
Gambar 1. Gambar Model Beberapa Materi
* Atom digambar sebagai satu bulatan. Molekul merupakan gabungan dari dua
atom atau lebih melalui ikatan kimia. Atom yang sama dalam gambar model
partikel materi (seperti dalam suatu molekul) biasanya diberi warna dan/atau
ukuran yang sama. Setiap atom mempunyai lambang atom. Lambang-lambang
atom yang dilibatkan dalam Gambar 1 adalah Ne untuk atom neon, H untuk atom
hidrogen, O untuk ataom oksigen, N untuk atom nitrogen, dan C untuk atom
karbon.

356
Materi yang mempunyai partikel (atom atau molekul) yang sama adalah gas
neon (berupa atom-atom neon), gas hidrogen (berupa molekul-molekul hidrogen), gas
oksigen (berupa molekul-molekul oksigen), dan air (berupa molekul-molekul air).
Ingatlah di depan bahwa materi yang tersusun dari partikel-partikel yang sama disebut
zat. Dengan demikian gas neon, gas hidrogen, gas oksigen, dan air merupakan zat-zat.
Kalau diperhatikan lebih teliti zat dapat berupa unsur dan senyawa. Sementara udara
tidak merupakan zat karena partikel-partikelnya tidak sama (ada atom, ada molekul,
dan bahkan ada jenis molekul yang berbeda). Udara termasuk campuran.

2. Unsur
Unsur termasuk zat. Unsur mempunyai partikel-partikel atau molekul-molekul
yang terbentuk dari atom-atom yang sama. Dalam Gambar 1 gas neon (Ne), gas
hidrogen (H2), dan gas oksigen (O2} termasuk unsur. Beberapa contoh unsur yang lain
adalah emas 24 karat (Au), tembaga (Cu), besi (Fe), dan gas helium (He).
Partikel-partikel suatu unsur dapat berupa atom-atom yang sama atau molekul-
molekul yang sama. Unsur yang partikelnya berupa atom-atom adalah gas neon (Ne).
Beberapa contoh lain dari unsur yang partikel-partikelnya berupa atom (ingat model
interaktif dalam komputer) yaitu gas helium (He), besi (Fe), dan emas Au).
Sementara beberapa contoh unsur yang partikelnya berupa molekul adalah gas
hidrogen, gas oksigen, dan gas nitrogen.
Oleh karena unsur tersusun dari atom yang sama (baik tersusun dari atom-atom
bebas seperti gas neon maupun molekul-molekul seperti gas hidrogen), dapatkah suatu
unsur diuraikan secara kimia menjadi unsur-unsur lain atau zat lain yang lebih
sederhana? Tentu saja tidak, unsur-unsur lain mempunyai atom yang berbeda,
sedangkan unsur hanya terdiri dari satu jenis atom. Jadi unsur adalah zat yang tidak
dapat diuraikan lagi menjadi zat-zat yang lebih sederhana dengan cara kimia (reaksi
kimia).

3. Senyawa
Seperti unsur, senyawa juga termasuk zat. Partikel-partikel suatu senyawa
berupa molekel-molekul yang sama, tetapi molekulnya terdiri dari jenis atom berbeda
yaitu terdiri dari atom-atom dari unsur-unsur yang membentuknya. Air tesusun dari
molekul-molekul air (lihat Gambar 1). Setiap molekul air (H 2O) terdiri dari dua atom
hidrogen dan satu atom oksigen yang terikat secara kimia. Molekul air terbentuk dari
penggabungan dua atom hidrogen dengan satu atom oksigen melalui reaksi kimia
seperti pembakaran gas hidrogen (reaksi antara gas hidrogen dan gas oksigen). Jadi
senyawa adalah zat yang terbentuk dari unsur-unsur yang berbeda melalui reaksi kimia.
Dalam elektrolisis air yakni reaksi kimia penguraian air dengan listrik (tenaga
listrik), molekul-molekul air dapat diuraikan menjadi molekul-molekul gas hidrogen
dan molekul gas oksigen. Denagan demikian, senyawa dapat juga didefinisikan
sebagai suatu zat yang dapat diuraikan lagi menjadi unsur-unsur penyusunnya atau zat-
zat yang lebih sederhana dengan menggunakan reaksi kimia. Reaksi kimia

357
sesungguhnya merupakan pemutusan dan/atau penggabungan atom-atom yang
bergabung secara kimia (molekul). Sementara pada perubahan fisika (sepertipada
penguapan) hanya terjadi perenggangan (pemisahan) partikel-partikel materi yang tidak
disertai dengan pemutusan atau penggaungan atom-atom membentuk jenis partikel
baru.
Pada reaksi penguraian senyawa menjadi unsur-unsurnya seperti penguraian air
menjadi gas hidrogen dan gas oksigen dengan cara elektrolisis (cara kimia), atom-atom
dari molekul-molekul senyawa (air) diuraikan lagi menjadi atom unsur-unsur
penyusunnya. Dua atau lebih dari atom-atom unsur yang sejenis dapat bergabung lagi
membentuk molekul unsur. Jumlah atom yang membentuk kembali satu molekul unsur
bergantung pada jenis unsur. Sebagai contoh, molekul hidrogen hanya mampu terdiri
dari dua atom hidrogen. Demikian juga molekul oksigen hanya mampu terdiri dari dua
atom oksigen. Sedangkan delapan atom unsur belerang mampu membentuk molekul
belerang yang terdiri dari empat atom belerang (S8).
Atom-atom dari molekul-molekul senyawa juga dapat diputuskan dengan
mereaksikan senyawa tersebut dengan zat lain, seperti atom-atom besi dalam oksida
besi (atau bijih besi) dapat dilepaskan dengan pemanasan campuran oksida besi dan
arang (karbon) pada suhu yang sangat tinggi. Setiap atom arang/karbon (dengan
lambang atom C) mengambil dua atom oksigen membentuk molekul karbon dioksida
(CO2). Besi yang dihasilkan berupa unsur yang partikelnya berupa atom-atom dan
bukan molekul. Atom-atom unsur dapat atau tidak bergabung membentuk molekul
unsur tergantung dari sifat unsur yang bersangkutan. Gas helium dan gas neon yang
dikenal dengan gas mulia partikel-partikelnya berupa atom-atom (tidak dapat
membentuk molekul).
Sifat atom-atom berbeda-beda tergantung dari jenis atomnya yakni ada yang
sangat stabil (tanpa membentuk ikatan) atau menyendiri seperti atom-atom gas mulia
(seperti gas neon) dan ada yang stabil setelah bergabung (berikatan) dengan atom lain
sejenis (seperti gas hidrogen) atau dengan atom jenis lain (seperti air). Kekuatan
bergabung dengan atom lain jugan berbeda-beda seperti kekuatan ikatan atom besi
dengan oksigen lebih lemah dari kekuatan ikatan atom karbon dan oksigen. Sifat
atom-atom mirip dengan sifat manusia ada yang stabil menyendiri (seperti orang
suci/pendeta) dan ada juga yang stabil dengan membentuk pasangan kerjasama seperti
pasangan suami istri.

4. Rumus Kimia dan Lambang Atom


a. Rumus Kimia
Dalam belajar kimia sering ditemukan lambang-lambang kimia seperti rumus
kimia, lambang atom atau lambang unsur. Rumus kimia suatu zat melibatkan lambang
atom sebagai informasi jenis unsur yang membentuk zat itu dan komposisi atau
perbandingan jumlah jenis atom-atom yang membentuk satu molekul zat itu. Oleh
karena zat (unsur atau senyawa) tersusun dari partikel-aprtikel yang sama, maka ada
hubungan antara rumus kimia dengan partikel suatu zat (materi). Misalnya satu tetas

358
air terdiri dari satu juta molekul air, yang mana setiap molekul air terdiri dari dua atom
hidrogen dan satu atom oksigen (H2O). Keseluruhan air yang misalnya terdiri dari satu
juta molekul air tersebut memiliki perbandingan jumlah atom hidrogen dan atom
oksigen sama dengan perbandingan jumlah atom hidrogen dan atom oksigen yang
membentuk satu molekul (partikel) air yaitu 2 : 1, sehingga rumus kimia air secara
keseluruhan juga H2O. Rumus kimia sama dengan lambang kimia satu molekul (satuan
partikel) zat itu. Hanya zat (unsur atau senyawa) mempunyai susunan kimia
(perbandingan atom-atom penyusun) yang tetap, sehingg hanya zat dapat diberi
rumus kimia. Dengan demikian, hanya unsur dan senyawa yang memiliki rumus
kimia.
Rumus kimia mengambarkan jenis dan susunan atom-atom yang membentuk
satu molekul (partikel) zat itu dan juga menyatakan perbandingan jumlah jenis atom-
atom yang mementuk zat itu secara keseluruhan. Sebagai contoh, air mempunyai
rumus kimia H2O karena partikel-partikel air (molekul-molekul air) terdiri dari dua
atom hidrogen (atom hidrogen mempunyai lambang atom H) dan satu atom oksigen
(atom oksigen mempunyai lambang atom O). Gas hidrogen mempunyai rumus kimia
H2, karena partikel-partikel gas hidrogen (molekul-molekul gas hidrogen) terdiri dari
dua atom hidrogen. Sedangkan besi mempunyai rumus kimia Fe karena besi
merupakan unsur yang partikel-partikelnya berupa atom-atom besi (atom besi
mempunyai lambang atom Fe). Angka dibelakan lambang unsur dalam rumus kimia
disebut indeks dalam rumus kimia.
Rumus kimia suatu zat terdiri dari lambang dari atom-atom penyusunnya dan
indeks. Indeks dalam rumus kimia adalah angka yang ditulis agak ke bawah
dibelakang lambang atom yang menyusun molekul (partikel zat) itu. Indeks
menyatakan jumlah atom dengan lambang atom di depan indeks tersebut yang
menyusun satu molekul zat itu. Setiap lambang atom dalam rumus kimia mempunyai
indeks, tetapi indeks satu (1) tidak dituliskan.

b. Lambang atom
Lambang atom diambil dari hurf pertama (hurup besar/kapital) dari nama latin
dari unsur yang memiliki atom tersebut. Jumlah huruf adalah terbatas (26) sedangkan
jumlah unsur lebih dari 26. Untuk unsur dengan huruf pertama dalam namanya yang
sudah dipakai sebagai lambang unsur lain, maka lambang unsur tersebut terdiri dari dua
huruf yaitu huruf pertama berupa huruf besar dari huruf pertama nama latin unsur itu
dan hurup kedua berupa hurup kecil yang diambil dari salah satu hurup berikut (setelah
huruf pertama) dalam nama latin tersebut. Seperti pada contoh di atas, atom besi
mempunyai lambang unsur Fe (diambil dari nama unsurnya Ferum), karena lambang F
sudah dipakai oleh unsur flour.
Lambang atom juga digunakan sebagai lambang unsur, karena atom-atom
penyusun suatu unsur sama. Unsur tersusun dari atom-atom atau molekul-molekul
yang terbentuk dari atom yang sama. Dengan demikian lambang atom sama dengan
lambang unsur. Atom merupakan satu unit terkecil dari suatu unsur yang masih

359
memiliki ciri unsur tersebut (seperti massa atom). Massa atom suatu unsur tidak akan
berubah jika ia mengalami reaksi kimia atau membentuk zat baru. Nama unsur dan
lambang atom beberapa unsur dapat dilihat dalam LKS.
Dalam keadaan bebas (belum bersenyawa), unsur juga berupa zat sehingga
mempunyai rumus kimia. Rumus kimia suatu unsur sama dengan lambang atom dari
unsur tersebut, jika partikel-partikel unsur tersebut berupa atom-atom. Sebagai contoh,
rumus kimia unsur neon sama dengan lambang atom/unsur neon yaitu Ne (lihat Gamar
1). Akantetapi, rumus kimia suatu unsur berbeda dengan lambang atom/unsurnya, jika
partikel-partikel unsur tersebut berupa molekul. Sebagai contoh, lambang unsur
hidrogen adalah H, tetapi rumus kimia unsur hidrogen adalah H 2 (partikel unsur gas
hidrogen adalah molekul yang terbentuk dari dua atom hidrogen --- lihat Gambar 1).
Jika rumus kimia suatu zat diberikan, kita dengan mudah mendapatkan
imformasi atom-atom penyusun partikel atau unsur-unsur penyusun zat tersebut.

5. Campuran
Materi dapat juga berupa campuran dua zat atau lebih seperti udara (lihat
Gambar 1), tanah, minyak-air, air laut, dan air gula. Materi demikian disebut
campuran. Campuran dapat dibedakan menjadi dua yaitu campuran yang kelihatan
serbasama ) (homogen)dan campuran yang kelihatan serbaneka (heterogen. Khusus
untuk campuran homogen disebut larutan (ingat model partikel campuran homogen dan
heterogen dalam program interaktif komputer).

Larutan Air garam Besi dalam Air


(campuran homogen) (campuran heterogen)
Gambar 2. Model Partikel Materi yang Berupa Campuran
Pada larutan zat-zat penyusun campuran tersebar merata. Sebagai contoh, udara
(gambar 1) sebagai campuran berbagai gas (seperti gas oksigen, hidrogen, nitrogen, dan
karbon dioksida yang tersebar merata). Oleh karena partikel-partikel materi sangat
kecil, penyebarannya yang merata menyebabkan larutan kelihatan serbasama atau zat-
zat penyusunnya tidak dapat dibedakan dengan mata. Beberapa contoh materi lain
yang dapat digolongkan ke dalam larutan yaitu air garam yang jernih, air gula yang
jernih (disaring), dan air kapur yang jernih.
Adanya dua zat atau lebih dalam larutan dapat diketahui melalui beberapa
informasi yang terkait dengan bahan itu atau dengan melalukan kegiatan pemisahan
zat yang mungkin menyusun zat itu. Informasi yang menunjukkan adanya lebih dari
satu zat seperti kadar zat dalam larutan atau sifat yang terkait dengan kadar seperti
massa jenis larutan. Pada suhu tertentu aquades (air murni = zat) mempunyai massa
jenis tetap, sedangkan larutan seperti air garam mempunyai massa jenis yang tidak

360
tetap. Sebagai contoh air laut dalam satu wadah yang sebagian airnya sudah menguap
memiliki massa jenis lebih besar dari air laut yang baru diambil dari laut. Tidak
demikian dengan aquades (zat), walaupun sudah sebagian volumnya menguap, aquades
yang tersisa akan memiliki massa jenis yang tetap. Oleh karena larutan terdiri dari dua
zat atau lebih dan komposisi kimianya dapat berubah-ubah, larutan tidak memiliki
rumus kimia.
Pada campuran heterogen (seperti emas dalam air --- ingat model partikel
campuran dalam interaktif komputer), partikel zat-zat yang ada dalam campuran tidak
tersebar merata dalam campuran. Partikel-partikel zat yang sama mengelompok tidak
bercampur dengan partikel-partikel zat yang lain dalam campuran itu. Masing-masing
komponen (zat penyusun) biasanya mempunyai sifat konkrit (sifat yang dapat dilihat)
yang berbeda. Hal inilah yang menyebabkan campuran itu kelihatan serbaneka
(heterogen). Golongan materi yang termasuk campuran heterogen paling mudah
dikenali, cukup melalui sifatnya yang heterogen. Beberapa contoh materi lain yang
berupa campuran heterogen seperti besi dalam air, lumpur, dan air garam yang berleih.
Ada tiga kemungkinan penyebabab campuran tampak heterogen. Pertama, zat-
zat penyusunnya tidak mau bercampur saling melarutkan, seperti campuran minyak dan
air. Kedua, campuran tidak diaduk. Ketiga kadar zat terlarut sudah melebihi
kemampuan pelarut untuk melarutkan zat itu, seperti garam yang berlebihan dalam air
akan meyisakan garam yang tidak larut (garam yang tidak larut jelas kelihatan atau
dapat dibedakan dengan larutannya).
Komponen-komponen yang dapat dibedakan dalam suatu campuran disebut
fase. Sebagai contoh, campuran air dan minyak mempunyai dua komponen fase yaitu
komponen fase minyak dan komponen fase air. Campuran pasir dengan air memiliki
fase lebih dari satu yaitu komponen air (cair) dan komponen padatan (pasir). Fase
padatan pasir masih bisa mengandung lebih dari dua fase, jika pasir itu terdiri dari
bebrapa bahan yang kelihatan berbeda. Campuran padatan garam dapur dan arang
terdiri dari dua fase yaitu fase padatan putih dari garam dan fase padatan hitam dari
arang (jika arangnya terdiri dari satu fase). Campuran garam dan air yang tampak
homogen (larutan) disebut memiliki satu fase yaitu komponen fase cairan. Sedangkan
campuran garam dapur yang berlebih dalam air (ada garam yang tidak larut) dikatakan
terdiri dari dua fase yaitu fase padatan garam (yang tidak larut) dan fase larutan air
garam (air dan garam yang larut).

6. Cara Penggolongan Materi


Penggolongan materi ke dalam unsur, senyawa, larutan, dan campuran dapat
dilakukan secara bertahap. Langkah kerja biasanya dimulai dari pengamatan
kehomogenan materi. Jika materi kelihatan heterogen maka materi itu sudah dapat
dipastikan berupa campuran. Jika materi kelihatan homogen, berbagai cara yang sering
dilakukan sebagai berikut.

361
1. Mengumpulkan informasi dari pengalaman atau dari buku-buku atau sumber
informasi lain tentang kemungkinan kandungan zat-zat penyusun materi dan sifat-
sifat zat penyusunnya.
2. Melakukan pemisahan secara fisika zat yang mungkin menyusun materei tersebut.
Jika diperoleh dua zat atau lebih yang tidak memiliki sifat zat yang baru, maka
materi tersebut adalah larutan (campuran homogen).
3. Jika materi homogen tidak dapat dipisahkan secara fisika, penguraian secara
kimia dilakukan. Jika dengan reaksi kimia, materi dapat diuraikan menjadi dua
atau lebih zat yang memiliki sifat zat yang baru, maka materi tersebut tregolong
senyawa. Jika materi tersebut tidak dapat diuraikan menghasilkan zat baru
melalui reaksi kimia, maka materi itu termasuk unsur.

C. PROGRAM 3 : PEMBELAJARAN ASPEK KIMIA DALAM MASYARAKAT


BERBASIS PROYEK UNTUK KELAS IX

Pengantar

Dalam unit ini dilakukan pengungkapan sifat-sifat fisika dan kimia dari zat atau
komponen yang menentukan kualitas suatu bahan atau proses. Kemudian siswa secara
berkelompok mencoba mengerjakan kegiatan proyek penerapan teknologi kimia untuk
membuat suatu produk dalam rangka meningkatkan mutu atau nilai tambah suatu bahan
yang kita butuhkan. Beberapa contoh penerapan konsep kimia: 1) pembuatan garam
meja ( garam putih bersih yang banyak digunakan di hotel/restoran), 2) pembuatan telur
asin, dan 3) pengunaan natrium bikarbonat (soda kue) untuk pengembang kue.

Petunjuk Pengumpulan Hasil Kerja :

1. Hasil pengamatan, jawaban pertanyaan, dan


kesimpulan diisi selama kegiatan dan dikumpulkan pada akhir kegiatan.
2. Hasil pemeriksaan dan perbaikan dari guru
terhadap pekerjaan anda dapat diambil dua hari berikutnya dan dikumpulkan
kembali pada kegiatan praktikum berikutnya untuk ditaruh pada map yang
berisi kumpulan hasil-hasil kerja anda (portofolio).
3. Usulan atau jawaban dari tugas pengayaan
dikumpulkan pada kegiatan berikutnya bersamaan dengan pengumpulan
kembali hasil kerja yang sudah dikoreksi oleh guru.
4. Kumpulan hasil-hasil kerja anda (portofolio)
dapat dilihat kapan saja dalam kotak atau map bimbingan

362
Nama : ________________________ Kelas/No Absen : ________________
Tanggal : _____________________ Kelompok : ___________________

Kegiatan 1 : Mengenal Kimia dalam Masyarakat ( Diskusi )

Masalah : Kita semua bergantung pada kimia. Kita tidak bisa hidup tanpa oksigen, air,
dan bahan makanan. Demikian juga bahan-bahan kimia lain yang telah
membuat hidup lebih nyaman, seperti penggunaan sabun untuk mandi dan
ditergen untuk mencuci pakaian. Kebanyakan bahan kimia di masyarakat
termasuk campuran. Zat atau proses kimia utama apa yang menentukan
mutu suatu bahan atau teknologi kimia yang dimanfaatkan masyarakat?

Langkah-Langkah Diskusi :

1. Setiap anggota kelompok berusaha menemukan bahan-bahan atau proses kimia


untuk memenuhi kebutuhan (kimia dalam masyarakat)
2. Kemudian diskusikan dalam kelompok, zat atau proses kimia utama yang
menentukan fungsi dan mutu dari bahan atau proses yang diungkap tersebut.
Sumber informasi dapat berdasarkan pengalaman pengamatan sendiri
(penggunaan panca indera), hasil membaca buku, atau dari sumber lain!
Lembar Kerja Diskusi :

No Nama Bahan Kegunaan Zat atau Proses Cara Memperbaiki Mutu atau
atau Teknologi Kimia Penentu Memberi Nilai Tambah pada Bahan
Kimia Kualitas atau Proses
1

363
Proyek Sains
Proyek sains merupakan suatu kegiatan pemecahan masalah yang direncanakan.
Panda intinya proyek sains terdiri dari penemuan ide, rumusan masalah, rancangan
pemecahan masalah, melakukan percobaan (eksperimen), dan menarik kesimpulan.
Contoh rancangan proyek sains disajikan dalam bagian informasi pada bagian belakang
LKS ini.

** Minta guru menjelaskan komponen-komponen dalam contoh rancangan proyek.

Tugas Rumah Awal

Nama : ________________________ Kelas/No Absen : ________________


Tanggal : _____________________ Kelompok : ___________________

Tugas perorangan

** Setiap siswa membuat dan mengumpulkan pada guru sebelum bimbingan


pembuatan rancangan proyek

1. Dalam Kegiatan 1 sudah didiskusikan banyak contoh kimia dalam masyarakat.


Pilih satu bahan/produk atau proses kimia yang menarik perhatian anda !
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________

2. Apakah bahan atau proses itu penting ? _____________ alasan _______________


_________________________________________________________________
_________________________________________________________________

3. Apakah bahan/produk itu merupakan bahan dasar atau benda yang langsung
dipakai/dikonsumsi ? __________________

4. Apakah keberadaan bahan atau proses itu alami atau buatan? _________________

5. Bagaimana mutu bahan atau proses itu di masyarakat ? ______________________


_________________________________________________________________

6. Apakah perlu meningkatkan mutu bahan atau proses itu di masyarakat ? _______
karena ___________________________________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
7. Apakah bahan itu mencukupi kebutuhan masyarakat ? _______________________

364
8. Apakah pemenuhan kebutuhan bahan atau proses/teknologi itu dapat diganti? Jika
ya, apa kiranya bahan atau proses/teknologi penggantinya ? ________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________

9. Dari cara pembuatan produk atau cara peningkatan mutu bahan, mana yang kiranya
anda bisa kerjakan sendiri atau dengan meminta bimbingan dari
guru/pembimbing?
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________

Tugas Diskusi Kelompok Kecil (dilakukan di rumah atau di luar jam pelajaran) :

** Hasil diskusi ditunjukkan kepada pembimbing/guru pada saat bimbingan


pembuatan rancangan proyek di mulai
Langkah-langkah :
1. Setiap anggota mengajukan sebuah ide atau masalah (misalnya ide ditemukan
pada tugas perorangan di atas) kepada kelompoknya untuk dipertimbngkan
menjadi ide yang akan dikerjakan oleh kelompoknya.
2. Diskusikan dalam kelompok, sehingga diperoleh hanya satu ide untuk diangkat
sebagai masalah yang akan dipecahkan melalui kegiatan proyek kelompok anda!
Semua ide yang diajukan anggota kelompok dan nama anggota yang
mengusulkan, dicatat untuk dilaporkan kepada guru.
Ide-ide dari Anggota Kelompok ......
No. Ide Nama Pengusul Ide

3. Lingkari nomor ide atau judul yang disetujui kelompok !

365
4. Uraikan secara singkat (inti-intinya saja) alasan kelompok memilih ide atau judul
tersebut !
Alasan (hasil diskusi) : _______________________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________

5. Coba tuliskan rumusan masalah yang ingin dipecahkan melalui kegiatan proyek
oleh kelompok anda. Rumusan masalah proyek kelompok anda :
1) ___________________________________________________________
______________________________________________________________
___

2) ___________________________________________________________
______________________________________________________________
___

...

6. Tujuan Proyek :

1) ______________________________________________________________
______________________________________________________________

2) ______________________________________________________________
______________________________________________________________

7. Perlakuan yang dipilih untuk mencapai tujuan proyek :

_________________________________________________________________

8. Hasil pemberian perlakuan yang diamati yang akan menjadi


ukuran keberhasilan percobaan proyek anda :

_________________________________________________________________

_________________________________________________________________

366
Kelompok : _____________________ Tanggal : ________________________

Kegiatan 2 : Membuat Rancangan Kegiatan Proyek

Masalah : Cara membuat rancangan kegiatan proyek sudah didiskusikan pada kegiatan
I di atas dan dapat dilihat kembali dalam informasi pada bagian belakang
LKS. Apa rumusan rancangan kegiatan proyek anda?

Penyusunan Rancangan Percobaan

Buat atau sempurnakan rancangan percobaan (eksperimen) untuk proyek anda


melalui diskusi kelompok yang didampingi pembimbing untuk membantu mengatasi
masalah-masalah yang dihadapi kelompok. Komponen-kompnen poyek dapat
mengikuti sususan rancangan proyek sebagai berikut.

1. Judul Proyek (Percobaan) :


_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
2. Alasan atau Latar Belakang Masalah :
1). _______________________________________________________________
______________________________________________________________
2). _______________________________________________________________
______________________________________________________________
..). _______________________________________________________________

3. Rumusan Masalah :
1). _______________________________________________________________
______________________________________________________________
..). _____________________________________________________________
_____________________________________________________________

4. Tujuan Proyek :

1). ________________________________________________________________
________________________________________________________________
5. Hipotesis Percobaan (minta pengarahan
guru/pembimbing) :
1). _______________________________________________________________
______________________________________________________________

367
... _____________________________________________________________

6. Rancangan Percobaan (Eksperimen):


 Bentuk perlakuan :
_______________________________________________
______________________________________________________________
 Hasil yang diamati atau diukur :
_____________________________________
______________________________________________________________
a. Rancangan percobaan (eksperimen):

Subyek Perlakuan Hasil yang Diamati atau diukur


................ ................. ..................
Kelompok Diisi nanti Diisi nanti Diisi nanti
Percobaan ................... dengan data dengan data dengan data
(eksperimen) hasil hasil hasil
percobaan percobaan percobaan

Kelompok Diisi nanti Diisi nanti Diisi nanti


Pembanding ................... dengan data dengan data dengan data
hasil hasil hasil
percobaan percobaan percobaan

b. Teknik penentuan sampel

 Cara pengambilan sampel dari populasi : _____________________________


_____________________________________________________________
 Cara penempatan sampel ke dalam kelompok percobaan dan kelompok
pembanding:
____________________________________________________

c. Cara (prosedur) pemberian perlakuan percobaan dalam proyek anda (dirinci


dan diberi nomor sesuai urutan langkah kerja, sertakan ukuran jumlah bahan-
bahan yang digunkan) :
1) _______________________________________________________________

2). misalnya : masing-masing 250 ml susu dimasukkan ke dalam wadah adonan


pembuatan yoghurt A dan B
3). ______________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________

368
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________

d. Jenis data yang akan didapat dalam percobaan anda: ______________________


________________________________________________________________
________________________________________________________________

 Cara mengambil data :


____________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________

 Alat pengambil (pengukur) data :


__________________________________

_____________________________________________________________
_____________________________________________________________

 Lembar pencatatan data disesuakan dengan rancangan percobaan


anda :

Tabel : ..........

e. Cara pengolahan (analisis) data hasil percobaan :


________________________________________________________________
________________________________________________________________

Kegiatan 3 : Melaksanakan Proyek


Masalah : setelah rancangan kegiatan prosek disusun, kegiatan proyek siap mulai
dikerjakan. Bagaimana cara mengerjakan proyek ?

Langkah-Langakah Kerja :

369
Langkah-langkah pengerjaan proyek sesuai dengan langkah-langkah kerja
dalam rancangan proyek. Walaupun penyelenggaraan diharapkan sesuai dengan
rancangan yang telah dirumuskan, langkah-langkah kerja yang masih belum
sempurna dapat diperbaiki. Pengamatan dan pencatatan data hasil percobaan
ditulis dalam rancangan tabel pencatatan data.

Kegiatan 4 : Membuat Laporan Hasil Kegiatan


 Hasil pengamatan pada setiap langkah kerja sesuai rancangan
percobaan dicatat dan dilaporkan secara sistematis (komponen-komponen dan
urutannya disesuaikan dengan rancangan percoaan).
 Setelah data dan hasil pengolahan data disajikan, tulislah
pembahasan yang menjelaskan arti (intepretasi) hasil percobaan anda dan
kesesuaian dengan kajian pustaka (dasar teori yang digunakan).
* Sebagai contoh, jika dari hasil percobaan anda mendapatkan bahwa kadar garam
yang terlalu tinggi dalam media pemeraman pembuatan telur asin memang benar
menghasilkan telur asin yang sangat cepat, tetapi rasa asin telur terlalu asin
(mutunya rendah). Sebaliknya anda mendapatkan telur sangat lama menjadi asin dan
bahkan telur menjadi rusak jika diperam dalam media dengan kadar garam yang
terlalu rendah. Dari hasil temuan anda, kadar garam yang efektif untuk membuat
telur asin memang benar pada kadar garam yang tidak terlalu tinggi atau tidak terlalu
rendah. Akan sangat bagus dan berguna jika dari hasil percobaan pada berbagai
kadar garam anda menemukan kadar garam tertentu (misalnya 15 %) yang efektif
mengsilkan telur asin yang bermutu (telur asin dihasilkan cukup cepat, tidak rusak, &
tidak terlalu asin).
Jika belum ada orang lain yang menemukan hal ini, temuan anda merupakan temuan
baru, dimana anda punya hak untuk mengakuinya (bisa diusulkan untuk memperoleh
hak cipta).
 Setelah pembahasan buat simpulan dan saran dari percobaan anda :
- Simpulan merupakan rumusan jawaban dari setiap rumusan masalah atau
tujuan yang telah dirumuskan dalam rancangan percoaan dalam proyek anda.
- Saran dapat diajukan untuk peneliti (misalnya siswa lain) yang tertarik untuk
mempelajari pembuatan telur asin dan juga terhadap pengusaha (misanya usaha
rumah tangga dalam pembuatan telur asin). Saran berisi hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam pembuatan telur asin yang efektif.

Kegiatan 5 : Mengkomunikasikan Hasil Proyek (Bentuk diskusi Panel)


Masalah : Setelah anda mendapatkan temuan atau kesimpulan dari hasil percobaan
(penelitian), maka hasil temuan anda perlu dikomunikasi. Komunikasi

370
temuan dapat berupa penyebaran laporan tertulis (melalui majalah atau
pemameran/pemajangan hasil pada majalah dinding sekolah) atau melalui
presentasi (penyajian di depan forum seminar/diskusi ilmiah). Komunikasi
melalui presentasi sangat penting untuk mendapatkan masukan dan
penghargaan langsung dari para peserta terhadap temuan anda.
Bagaimanakan cara menyiapkan bahan-bahan dan melakukan komunikasi
melalui pemajangan dan presentasi hasil ?

371
Alat dan bahan :

Bahan-bahan uraian dalam tulisan untuk pajangan pada majalah dinding dan
presentasi hampir sama, hanya saja tulisan yang ditempel pada majalah sebaiknya
dilengkapi dengan gambar agar lebih menarik. Sajian informasi dalam majalah
dinding ditulis dalam kertas yang menarik, sedangakan dalam presentasi ditulis dalam
plastik transparan. Hurup ditulis agak besar. Jika diketik dengan komputer, ukuran
huruf lebih besar dari 20 agar bisa dibaca oleh peserta yang duduk jauh tempat
pajangan atau layar tampilan.

a. Bahan-bahan untuk dokumentasi pada majalah dinding atau ruang


kelas :
- papan atau karton untuk tempat menempel naskah
- alat-alat tulis yang diperlukan
- karet tempel atau jarum tempel
b. Bahan-bahan presentasi biasanya :
- Transparan
- Spidol untuk transparan
- OHP
- Layar OHP

Membuat Persiapan

Waktu yang biasanya disediakan oleh pembaca baik untuk majalah dinding dan
mendengarkan presentasi biasanya tidak lama (sering hanya disediakan 10 sampai 15
menit). Untuk mengatasi masalah ini, materi yang ditayangkan sebaiknya memuat
hanya inti-inti dari isi laporan hasil penelitian. Komponen-komponen materi sajian
biasanya sebagai berikut.

1) Judul proyek/penelitian
2) Alasan melakukan proyek (latar belakang) secara singkat --- intinya saja.
3) Rumusan masalah atau tujuan percobaan dalam proyek
4) Prinsip pengetahuan yang mendasari temuan
5) Ringkasan rancangan proyek sebaiknya berupa tabel atau skema
6) Ringkasan prosedur kerja (langkah-langkah kerja yang utama/penting saja)
7) Data hasil pengamatan
8) Kesimpulan dan saran-saran.

372
Persiapan Khusus untuk Presentasi.

Hal-hal yang hendaknya dilakukan dalam mempersiapkan suatu presentasi


dapat mengacu pada daftar pengamatan yang biasanya digunakan menilai suatu
presentasi. Daftar pengamatan terhadap kemampuan kelompok penyaji dalam diskusi
panel yang dikembangkan dalam LKS ini dapat ditanyakan pada pembimbing.
Presentasi yang baik dan lancar biasanya memerlukan latihan berulang-ulang
(minimal tiga kali dan dapat dilakukan di rumah). Jika OHP tidak tersedia dalam
latihan, anggap materi saji sudah ditayangkan pada layar. Penunjukan bahan sajian
pada layar dapat dilakukan dengan menunjuk bagian tersebut pada transparan atau
menunjuk langsung bagian tersebut pada layar dengan menggunakan batang
penunjuk atau alat khusus (pointer = sejenis lampu senter kecil yang menggunakan
sinar berwarna sebagai penunjuk atau pointer).
Beberapa hal yang perlu anda lakukan sebagi berikut.
 Pahami atau kuasai materi yang anda akan sajikan. Minta kepada
pembimbing atau guru untuk menjelaskan materi yang belum anda kuasai
dengan baik.
 Saat presentasi jangan gugup, anggaplah anda mengetahui lebih banyak
tentang temuan anda dari pada para peserta diskusi. Jangan takut salah yang
penting anda sudah berusaha.
 Dalam presentasi jangan berkesan membaca dan/atau menghafal.
Membaca akan menghambat presentasi anda, anggap peserta bisa membaca
tayangan dengan cepat. Tidak perlu semua yang ditulis dibaca atau diucapkan
dalam presentasi (katakan inti-intinya saja jika waktu yang tersedia sangat
singkat). Anda juga bisa memberi penjelasan tambahan, jika dipandang
sangat perlu (pendengar belum mengerti terhadap bagian sajian yang anda
sudah sampaikan). Latihan berkali-kali akan membuat anda mampu
melakukannya.
 Berusahalah selalu menempatkan penunjuk (pointer) pada bagian
tayangan yang sedang dibicarakan. Berusahalah selalu memandang semua
peserta/pendengar.
Buat persiapan presentasi anda seperti komponen-komponen persiapan yang
telah dijelaskan di atas! Minta bimbingan dari guru/pembimbing !

Langkah-Langkah Presentasi

1. Ucapkan terima kasih atas kesempatan yang diberikan


pada anda untuk melakukan presentasi
2. Memulai presentasi dengan menayangkan judul proyek.
Jika waktu yang tersedia cukup lama (lebih dari 15 menit) tayangkan urutan

373
(sistematika) tayangan anda (judul-judul dari bagian-bagian atau komponen-
komponen dari keseluruhan tayangan secara ringkas).
3. Kemudian lanjutkan sesuai dengan urutan komponen-
komponen penyajian di atas.
4. Penutup : ucapkan terimakasih atas perhatian
peserta/pendengar terhadap penyajian anda.

Melaksanakan Tanya-Jawab

a. Ikuti aturan pelaksanaan tanya jawab yang ditetapkan oleh moderator (yang
mengatur jalannya tanya-jawab).
b. Peserta/pendengar mengajukan pertanyaan atau tanggapan.
c. Kelompok Penyaji :
 Mencatat inti-inti semua pertanyaan dan tanggapan yang diajukan
peserta. Ingat memberi nomor dan jika memungkinkan nama/indentitas dari
yang mengajukannya. Kelompok bisa meminta kepada penanya agar
pertanyaan diperjelas atau dipersingkat.
Lembar catatan dalam tanya jawab dapat dipersiapkan seperti berikut

No Inti Isi Pertanyaan atau Penanya Anggota Kelompok yang


Tanggapan Menjawab
1

..

 Usahakan memberi penghargaan pada semua pertanyaan/tanggapan dari peserta


 Kompromikan pada anggota tim siapa yang akan menjawab atau menanggapi
kembali pertanyaan atau tanggapan dari peserta. Jika jawaban dari anggota

374
dirasakan masih kurang atau belum jelas, anggota yang lain dapat
menambahkan jawaban. Usahakan semua anggota mendapat kesempatan
memberi jawaban.
 Tanggapan yang berupa saran yang baik diterima dan ucapkan terimakasih.
 Jika ada pertanyaan atau komentar yang tidak berkaitan dengan temuan anda,
katakan pertanyaan itu diluar cakupan sajian anda dan jangan dijawab atau
ditanggapi.
 Pertanyaan yang sama sekali tidak bisa dijawab, katakan pertanyaan itu belum
bisa dijawab dan katakan kelompok anda akan berusaha mempelajari lagi.

Berlatihlah secara kelompok di rumah (di luar jam pelajaran) untuk menyajikan
hasil proyek anda. Presentasi dan tanya-jawab dilatihkan di luar jam pelajaran, yang
mana anggota kelompok saling mengjukan pertanyaan dan saling menanggapi.

PASTI SUKSES !!! SELAMAT BERLATIH !

Informasi (Bahan Pelajaran)


Rancangan Kegiatan Proyek :
Seperti telah diungkapkan di depan, panda intinya proyek sains terdiri dari
penemuan ide, rumusan masalah, rancangan pemecahan masalah, melakukan percobaan
(eksperimen), dan menarik kesimpulan. Penemuan ide sudah dilakukan pada kegiatan
1 (LKS) di depan. Penyusunan rancangan proyek lebih lanjut dilakukan dengan
merumuskan komponen-komponen kerja ilmiah. Contoh rumusan rancangan
percobaan (penelitian) yang lengkap disajikan di bawah, tetapi beberapa komponen
seperti dasar teori cukup anda ketahui prinsipnya saja. Komponen-komponen
rancangan percobaan (penelitian) untuk proyek anda, cukup hanya komponen-
komponen yang diminta dalam LKS di depan.

1. Judul Proyek (penelitian)


Judul proyek sebaiknya menggambarkan ciri khusus produk atau teknologi
yang akan dihasilkan proyek, singkat, dan menarik. Sebagai contoh “Kadar Garam
yang Efektif dalam Media Pembuatan Telur Asin”.
2. Alasan atau Latar Belakang Masalah
Uraikan alasan mengapa ide yang anda ingin kerjakan melalui proyek itu
penting. Dalam contoh, ide proyek “Kadar Garam dalam Media Pembuatan Telur
Asin” muncul dari beberapa alasan. Telur asin lebih awet dan lebih disukai
masyarakat dibandingkan dengan telur tanpa perlakuan, sehingga harga telur asin
lebih mahal. Telur asin yang bermutu terasa cukup asin (tidak terlalu asin) dan
tidak berbau busuk. Telur asin bisa dibuat dengan memeram telur dengan media

375
yang mengandung garam. Kandungan garam dalam media dapat berbeda-beda
(bervariasi). Kecepatan telur menjadi asin dan tingkat rasa asin produk (telur asin)
bergantung pada kadar garam dalam media pembuatan telur asin.

3. Rumusan Masalah
Rumusan masalah berupa rumusan pertanyaan yang nantinya akan terjawab
dari hasil kegiatan percobaan dadalam proyek. Sebagai contoh :
 Bagaimana hubungan kadar garam dalam
bahan pemeraman (media pembuatan) telur asin dengan lama pemeraman sampai
diperoleh telur asin dengan mutu yang baik ?
 Berapa kadar garam dalam media untuk
menghasilkan telur asin dengan cepat, tetapi mutunya baik?
 Berapa lama batas pemeraman telur agar
tidak terjadi kerusakan (pembusukan) ?.

4. Tujuan Percobaan (Eksperimen)


Tujuan percobaan permenegaskan sasaran yang ingin dicapai dengan
melakukan kegiatan eksperimen atau penelitian, misalnya “untuk menemukan kadar
garam yang tepat (efektif) dalam bahan pembuatan (media pembuatan) telur asin”.
Pembuatan telur asin yang efektif adalah waktu pembuatan paling cepat dan telur
asin yang dihasilkan bermutu baik. Telur asin yang baik adalah telur asin yang
tidak terlalu asin dan tidak berbau busuk.

5. Dasar teori

Dasar teori berupa pengetahuan yang digunakan untuk mendukung


pencapaian tujuan percobaan proyek anda. Dasar teori dapat diperoleh dengan
membaca sumber pustaka atau minta bimbingan atau sumber informasi dari guru
atau pembimbing. Sebagai contoh, pembutan telur asin didasarkan pada teori
perembesan (difusi) garam dalam suatu bahan pembuatan (media pembuatan) yang
lembab. Media biasanya berupa fasta (seperti bubur kental) yang terbuat dari
campuran serbuk bata, abu, garam dapur, dan air. Garam dalam media yang
lembab (mengandung air) dapat merembes menembus kulit telur dan terus
merembes hingga mencapai kuning telur. Perembesan garam dalam media lembab
terjadi dari bagian medium dengan kadar garam tinggi menuju kadar garam rendah.
Kecepatan perembesan garam akan semakin cepat jika kadar garam dalam media
semakin besar. Telur mentah yang baik tenggelam dalam air, sedangkan telur yang
rusak terapung. Sudah disebutkan di atas, telur asin yang baik adalah telur yang
rasa asinnya mencapai kuning telur dan rasa asin pada telur tidak terlalu asin, serta
tidak berbau busuk.

376
6. Hipotesis
Hipotesis berupa jawaban sementara didasarkan pada prinsip pengetahuan
(dasar teori) yang digunakan mendasari percobaan dalam proyek. Contoh
beberapa hipotesis dalam pembuatan telur asin sebagai berikut.
1) Makin tinggi kadar garam dalam media pembuatan makin cepat pematangan
telur asin, tetapi rasa telur cendrung semakin asin.
2) Telur akan rusak jika sangat lama diperam dalam media dengan kadar garam
yang terlalu rendah .
3) Kadar garam dalam media untuk membuat telur asin dengan cepat dan bermutu
baik mempunyai rentangan kadar garam tertentu (tidak telalu pekat/tidak terlau
rendah).
* Keterangan : eksperimen sesungguhnya bertujuan untuk menguji hipotesis.
Hipotesis mungkin benar atau mungkin juga salah. Kita tidak perlu khawatir jika
hipotesis nanti tidak sesuai dengan hasil percobaan. Jika hipotesis tidak sesuai
dengan percobaan, mungkin cara kerja yang digunakan dalam percobaan perlu
diperbaiki. Jika cara kerja sudah benar, tetapi hipotesis tetap tidak sesuai dengan
hasil percobaan, mungkin pengetahuan yang digunakan mendasari percobaan tidak
sesuai dan perlu dicarikan prinsip pengetahuan lain yang cocok. Tidak menutup
kemungkinan kita menemukan teori baru akibat dari ketidaksesuaian hipotesis
dengan hasil percobaan.

7. Rancangan Percobaan
Untuk merumuskan rancangan percobaan (eksperimen) perlu terlebih
dahulu menentukan jenis perlakuan, ciri atau sifat yang diamati sebagai akibat
dari perlakuan, dan sampel (kelompok percobaan dan kelompok pembanding/
kontrol). Kemudian rancangan percobaan disusun. Sebagai contoh, salah satu
rancangan yang dapat dipilih dalam percobaan pembuatan telur asin sebagai
berikut.
 Bentuk perlakuan : beberapa bahan pemeram telur (media pembuatan) dengan
kadar garam yang berbeda-beda.
 Hal yang diamati : lama pemeraman, keasinan telur, kerusakan telur (daya
apung telur mentah dan terjadinya bau busuk).
 Sampel :
- kelompok percobaan (eksperimen) yaitu kelompok telur yang diperam
dalam bahan yang berisi kadar garam yang berbeda-beda (bervariasi)
- kelompok kontrol yaitu kelompok telur yang disimpan bebas tanpa
direndam dalam media.

377
a. Bentuk Rancangan percobaan sebagai berikut.

Subyek Hasil yang Diamati


Perlakuan Lama * Rasa
Percobaan Pemeraman Bau Asin
10 telur 10 gram garam dapur per
500 gram media
Kelompok
Percobaan

10 telur 50 gram garam dapur per


500 gram media

10 telur 100 gram garam dapur


per 500 gram media
10 Telur Tanpa perlakuan
Kelompok
Kontrol

(disimpan dalam udara


bebas)

Catatan : Semua telur berumur sama (dihasilkan oleh induk-induk pada hari-
hari yang sama) dan besar telur diusahakan sama.
*diisi kurang tidak asin, kurang asin, asin, atau sangat asin sesuai
dengan hasil yang diperoleh dalam percobaan anda.

b. Teknik Penentuan Sampel:


Pengambilan sampel dapat dilakukan secara acak atau dengan
pertimbangan tertentu tergantung dari tujuan percobaan dan sifat pupulasi
(sumber) dari mana sampel di ambil. Demikian juga penempatan sampel yang
telah diambil ke dalam kelompok percobaan dan kelompok pembanding dapat
ditentukan secara acak atau pemasangan. Sebagai contoh, penentuan sampel
dalam pembuatan telur asin ditentukan dengan pertimbang umur telur yang
sama (dikeluarkan/dihasilkan oleh induk-induk pada hari yang sama) dan
ukuran/besar telur tidak berbeda jauh. Penempatan sampel ke dalam kelompok
percobaan dan kontrol ditentukan secara acak.

c. Prosedur Pemberian Perlakuan Percobaan (cara kerja)


Uraikan bagaimana pemberian perlakuan dilakukan, misalnya dalam
proyek pembuatan telur asin. Setelah pengambilan sampel secara pertimbangan
(umur dan ukuran yang sama) dan penempatan sampel ke dalam kelompok
percobaan dan kontrol dilakukan secara acak, kemudian dilakukan langkah-
langkah sebagai berikut.
1) Pemebersihan (pencucian) semua telur yang digunakan sebagai
sampel.
2) Pembuatan 1500 gram pasta dari campuran 1000 gram abu yang
telah dihaluskan, 500 gram tepung bata, dan air secukupnya.
3) Empat wadah (kotak pelastik A, B, C, D) disiapkan. Wadah A, B,
dan C dilengkapi dengan tutup, sementara wadah D tanpa tutup (untuk
kontrol).

378
4) Ke dalam wadah A dimasukkan 490 gram pasta dan 10 gram
garam dapur, kemudian diaduk hingga garam bercampur merata.
5) Ke dalam wadah B dimasukkan 450 gram pasta dan 50 gram
dapur, kemudian diaduk hingga garam bercampur merata.
6) Ke dalam wadah C dmasukkan 400 gram pasta dan 100 gram
garam dapur, kemudian diaduk hingga garam bercampur merata.
7) Masing-masing 10 buah telur diperam (dimasukkan/dibungkus)
dengan pasta dalam masing-masing wadah A, B, dan C. Pasta diatur
sedemikian rupa sehingga jumlah pasta yang membungkus setiap telur sama
banyak, dan kemudian ditutup (untuk menghindari penguapan air dalam
pasta) seperti pada gambar berikut.

A B C Pembanding
8) Sebuah telur dari masing-masing wadah A, B, dan C pertama
dipanen pada hari ke-5 dan kemudian setiap dua hari berikutnya. Ketiga
telur asin dari setiap pemanenan dibandingkan massa jenis (daya apung)
dari masing-masing telur asin, bau busuk, dan rasa asinnya.

d. Teknik Pengumpul Data


Teknik pengumpulan data menjelaskan jenis data hasil percobaan, cara
(bagaimana) data diambil, alat yang digunakan mengambil data tersebut, dan
bentuk lembar pencatatan data tersebut.
 Jenis data dapat berupa data kualitatif (seperti telur yang belum
direbus terapung/tenggelam, timbulnya bau busuk, dan tingkat rasa asin telur
yang sudah direbus).
 Cara mengambil data bisa dengan pengamatan (kualitatif) atau
dapat dengan pengukuran (kuantitatif). Dengan pengamatan (kualitatif)
misalnya dengan mengamati telur pada saat pemanennan yakni telur sebelum
direbus terapung/tenggelam, timbul atau tidak bau busuk, dan tingkat rasa
asin telur setelah direbus (telur yang tepat matang dikupas, dicium baunya,
dan dicicipi).
 Alat pengumpul data bisa berupa panca indera (pengelihatan,
penciuman, atau pengecap/lidah) atau dengan alat ukur (seperti timbangan,
meteran, dan gelas ukur). Dalam contoh proyek di atas, pengumpulan data
dilakukan secara kualitatif yakni pengamatan daya apung, penciuman bau
busuk, dan mencicipi rasa asin) dari telur.
 Lembar pencatatan data disesuaikan dengan rancangan percobaan.
Lembar pencatatan data hasil percobaan sebaiknya dirancang dalam bentuk

379
tabel. Sebagai contoh, rancangan tabel pencatatan data percobaan untuk
proyek pembuatan telur asin sebagai berikut.

No Lama * Telur * Timbul Bau *Rasa Asin Men- @ Rasa Asin


Peme- Terapung Busuk capai Kuning Telur Putih telur
raman
(Hari) A B C P A B C P A B C P A B C P
1 5
2 7
3 9
.. ...
Keterangan cara pengisian :
A, B, C, P = secara berurutan sampel kelompok A, B, C, & Pembanding
* D iisi tanda rumput ( ) jika gejala diamati
@ Diisi TA = tidak asin; KA = kurang asin; A = asin ; atau SA = sangat asein.

e. Cara Pengolahan (Analisis) Data


Penglahan (analisis) data menguraikan cara yang digunakan mengolah data
hingga diperoleh hasil perhitungan atau pengolahan yang dapat memberikan
jawaban atas rumusan masalah. Dari data hasil penelitian ini, kemudian tujuan
dinyatakan tercapai atau tidak. Dari hasil penelitian ini juga hipotesis
dinyatakan , diterima atau ditolak. Dalam kesempatan ini analisis data cukup
dilakukan dengan penyusunan dan pemaparan data secara sederhana saja
(deskriptif) tidak perlu menggunakan matematika yang sulit. Dalam contoh
proyek pembuatan telur asin di atas, analisis data dilakukan dengan
mengolah/menyusun data dan memberi arti data (intepretasi data) yang telah
tersusun apa adanya (deskriptif) sebagai berikut.
Pengolahan Data
Tabel Pengolahan Data
No Sampel Lama (Hari) Tingkat Rasa Lama Penyimpanan
Pemeraman Sampai Asin Putih Telur Hingga Rusak
Kelompok Rasa Asin Mencapai Telur Terapung Bau Busuk
Kuning Telur
1 Percobaan A
Percobaan B
Percobaan C
2 Kontrol

Pemberian Arti (Intepretasi) Data


Pemberian arti atau penjelasan data dalam rangka mencapai kesimpulan
didasarkan pada alasan (logika):

380
 Media pembuatan telur asin yang paling baik adalah kondisi percobaan
yang menghasilkan waktu pemeraman paling cepat menghasilkan rasa asin
pada telur mencapai kuning telur dengan rasa asin yang cukup (tidak terlalu
asin).
 Media yang menyebabkan telur paling cepat rusak (telur mentah terapung
atau timbul bau busuk) adalah kondisi yang paling jelek.

Kimia Bagian Dari Hidup

Kita semua bergantung pada kimia. Kita tidak bisa hidup tanpa oksigen, air, dan
bahan makanan. Demikian juga bahan-bahan kimia lain yang telah membuat hidup
lebih nyaman, seperti penggunaan sabun untuk mandi dan ditergen untuk mencuci
pakaian. Walaupun kebanyakan bahan kimia di masyarakat termasuk campuran.
Fungsi dan kualitas suatu bahan atau produk untuk pemenuhanan kebutuhan
masyarakat sering ditentukan oleh kandungan satu zat atau proses tertentu saja, seperti
garam dapur.
Tubuh kita merupakan pabrik kimia yang sangat kompleks dan mampu bekerja
dalam waktu yang sangat lama, tetapi sangat rentan (sensitif). Hampir tak terhitung
jumlah reaksi kimia yang berlangsung dalam tubuh untuk mendukung tubuh dapat
berfungsi dengan baik seperti untuk pertumbuhan, menimbulkan tenaga untuk bekerja,
belajar, dan mengganti sel yang rusak. Kelangsungan atau terjadinya gangguan sistem
kimia dalam tubuh sangat bergantung dari bahan-bahan kimia yang kita makan.
Dengan demikian keberadaan tubuh kita tidak dapat dipisahkan dari bahan-bahan yang
ada di dalam lingkungan. Tidak hanya makanan, sandang, pangan, dan bahan
pembersihpun turut mempengaruhi kualitas hidup kita.
Kesehatan dan kualitas hidup manusia sangat ditentukan oleh kemampuan
setiap orang untuk menjaga dan mengontrol kelangsungan sistem kimia dalam tubuh
maupun dalam lingkungan. Makanan dan bahan lain yang akan masuk ke dalam tubuh
semestinya dipahami dengan benar. Apakah makanan bergizi atau akan menjadi
sampah atau racun dalam tubuh? Demikian juga kualitas kimia dari lingkungan sekitar
kita. Apakah air baik untuk diminum dan mandi?
Bahan kebutuhan yang tersedia atau yang mudah kita dapatkan sering memiliki
kualitas yang tidak sesuai dengan yang kita inginkan. Garam yang tersedia di pasar
sering kelihatan kotor (tidak putih bersih), terasa pahit, dan mudah menyerap uap air
(lembab). Telur jika disimpan lebih dari seminggu di udara terbuka akan rusak. Buah
tertentu berlimpah saat musim panen dan cepat busuk. Tangkapan ikan tertentu di
suatu daerah melimpah dan mudah busuk. Di pasar tidak tersedia bahan pencuci yang
dengan baik mempu membersihkan kotoran lemak atau vaselin (malem) pada peralatan
gelas atau kaca. Banyak barang yang dijual lebih mahal karena harus menanggung
biaya promosi (iklan), padahal mutunya sering sama dengan bahan lain sejenis
(fungsinya sama) dengan barang tertentu yang harganya lebih murah.

381
Berbagai produk yang dihadirkan oleh kemajuan teknologi cendrung terus
meningkat jumlah dan macamnya. Setiap warga masyarakat dituntut mampu berpikir
dan berbuat sains (termasuk aspek kimia) untuk dapat memahami dunia alam dan
memilih bahan-bahan kebutuhan secara lebih baik.
Dalam menghadapi masalah-masalah di atas, pemahaman bahan dan teknologi
kimia dalam masyarakat sangat membantu kita. Kita sering bisa mengetahui harga
barang yang tidak wajar jika dilihat dari fungsi dan mutunya. Kita dapat mengolah
bahan dengan menggunakan teknologi kimia untuk meningkatkan mutu atau memberi
nilai tambah pada bahan seperti pembuatan garam meja, telur asin, dan manisan buah
dari bahan yang kurang mempunyai nilai ekonomis. Belajar kimia tidak perlu
dijauhkan dari pengalaman hidup sehari-hari. Belajar kimia akan memperkaya
pengalaman hidup kita sekarang dan sampai kapanpun.
Kimia dalam masyarakat terlalu banyak. Dalam kesempatan ini hanya akan
dibahas beberapa teknologi kimia dalam masyarakat untuk merangsang aktivitas siswa
belajar memecahkan masalah-masalah kimia yang sering ditemukan dalam masyarakat.
Sejumlah contoh teknologi kimia dalam masyarakat seperti (1) membuat garam meja
atau pemurnian garam rakyat, (2) menghilangkan kesadahan air, (3) membuat ikan
asin, (4) membuat telur asin, (5) membembuat manisan bauh, (6) menghambat
pertumbungan jamur atau bakteri pada pembuatan kue, (7) mengembangkan kue
dengan natrium bikarbonat (soda kue), (8) membuat cuka dari sari buah, 9) membuat
sirup dengan aroma buah tertentu, (10) membuat sabun, dan (11) membuat pembersih
kotoran lemak dan malem pada alat-alat gelas atau kaca. Bahan-bahan baku untuk
kegiatan ini mudah didapat di alam maupun di toko-toko bahan kimia atau toko-toko
yang menjual bahan-bahan industri rumah tangga.

Pembuatan Garam Meja


Garam dapur atau natrium klorida (NaCl) pada umumnya digunakan sebagai
bahan penyedap makanan. Penambahan garam pada makanan di hotel dan restoran
pada umumnya menggunakan garam meja (table salt). Garam meja berwarna putih
bersih, tidak berasa pahit, dan tidak mudah menyerap uap air dari udara. Garam meja
dibuat dengan memurnikan atau menghilangkan zat-zat pengotor yang masih
terkandung dalam garam rakyat. Keberadaan garam dapur di alam sangat melimpah
jumlahnya dan merupakan komponen zat terlarut yang paling banyak dalam air laut.
Petani garam memperoleh garam dapur dari penguapan air laut. Penguapan air laut
sering dilakukan dalam hamparan tanah yang dipadatkan. Garam yang dihasilkan
sering agak kotor, terasa pahit, dan mudah menyerap uap air. Warna agak kotor
biasanya disebabkan oleh tanah pengotor yang ikut terbawa. Sementara rasa pahit dan
mudah menyerap uap air dari udara disebabkan oleh ion kalsium dan magnesium dalam
air laut yang turut terbawa dalam pembuatan garam oleh petani garam.
Ion pengotor kalsium dan maganesium dapat dipisahkan dari larutan garam
dengan penambahan natrium karbonat (Na2CO3) atau natrium bikarbonat (NaHCO3) ke
dalam larutan garam yang sudah dipekatkan (air laut yang sebagian airnya sudah

382
diuapkan). Ion-ion pengotor ini akan bereaksi dengan ion karbonat akan membentuk
endapan kalsium karbonat (CaCO3) dan magnesium karbonat (MgCO3). Sementara
garam dapur atau natrium klorida akan tetap larut. Bagian cairan (larutan) dalam
campuran kemudian dipisahkan melalui penyaringan. Larutan hasil penyaringan juga
terbebas dari tanah pengotor yang tertinggal sebagai residu (padatan di atas alat saring).
Larutan yang sudah bebas dari pengotor, kemudian diuapkan kembali akan
menghasilkan garam meja. Jumlah natrium karbonat atau natrium bikarbonat yang
digunakan untuk memurnikan garam rakyat akan tergantung dari air laut dari mana
garam rakyat tersebut dihasilkan. Hal ini dapat diteliti melalui kegiatan proyek.
Dengan memperhatikan rumus kimia garam dapur (NaCl), juga sangat mudah
dipahami bahwa garam dapur juga merupakan bahan baku dari pembuatan logam
natrium dan gas klor melalui elektrolisis.

Penghilangan Kesadahan Air (Water Softener)


Air sadah biasanya mengandung pengotor ion-ion positif yang menyebabkan
sabun sukar berbuih. Ion-ion positif yang menyebabkan kesadahan air terutama ion
kalsium dan magnesium. Ion-ion ini berekasi dengan partikel-partikel dari sabun dan
menghasilkan endapan atau kekeruhan. Air tanah dekat pantai biasanya bersifat sadah.
Tingkat kesadahan air ditentukan olek kandungan (kadar) ion-ion pengotor tersebut
dalam air. Air sadah dapat berupa air sadah tetap dan air sadah tidak tetap.
Kesadahan tidak tetap disebabkan ion kalsium dan/atau magnesium pengotor
dalam bentuk ion bikarbonatnya. Kesadahan tidak tetap ini dapat dihilangkan dengan
pemanasan dengan menghasilkan endapan putih. Hal ini yang sering menimbulkan
kerak pada ketel. Sementara kesadahan tetap tidak bisa dihilangkan melalui
pemanasan. Kesadahan tetap dapat dihilangkan dengan penambahan natrium karbonat,
natrium bikarbonat, atau natrium aluminium silikat. Penghilangan kesadahan air
merupakan prinsip kerja water softeners.
Seperti dalam pemurnian garam rakyat. Efektifitas pemanasan dan penambahan
bahan pengendap tersebut perlu diteliti melalui proyek sains.

Pembuatan Manisan Buah


Gula biasanya digunakan sebagai pemanis. Kadar gula yang tinggi dalam
bahan dapat juga berfungsi sebagai pengawet. Kadar gula yang tinggi dalam suatu
bahan mampu menarik air dalam sel mikroorganisme keluar dinding sel sehingga sel
mikroorganisme mengalami plasmolisis dan akhirnya mati.
Dinding sel mahluk hidup biasanya sangat mudah ditembus air dan biasanya
tidak bisa dilewati oleh zat-zat yang terlarut dalam air. Bahan atau dinding yang
mampu ditembus hanya oleh partikel-partikel pelarut dan tidak bisa ditembus oleh
partikel-partikel zat terlarut disebut bahan atau dinding semipermiabel. Jika dua buah
medium larutan (biasanya pelarutnya sama) dengan kadar zat terlarut yang berbeda
dibatasi oleh selaput/dinding semipermiabel, maka partikel-partikel zat pelarut akan
merembes menembus dinding semipermiabel hingga kepekatan (kadar zat terlarut)

383
dalam kedua media larutan (media di dalam dan diluar sel) tersebut sama. Peristiwa ini
disebut dengan osmosis. Peristiwa inilah yang menyebabkan plasmolisis pada
mikroorganisme dalam suatu bahan yang mengandung kadar gula yang cukup tinggi.
Kadar gula di luar sel jauh lebih besar dari kadar gula di dalam sel mikroorganisme.
Suatu buah yang mempunyai rasa tidak cukup manis seperti buah bekul atau
cereme yang hampir tidak mempunyai nilai ekonomis (sangat murah) sangat
menguntungkan jika dibuat menjadi manisan buah. Dalam produk manisan buah, gula
sekaligus berfungsi sebagai pemanis dan pengawet. Manisan buah dari buah yang
berukuran kecil sering digunkan sebagai kismis dalam roti dan disukai oleh banyak
orang.
Cara pembuatan manisan buah biasanya tergantung dari jenis buah. Buah yang
tersturnya (strukturnya) lembek dan mudah mengering sperti bekul yang sudah matang,
cukup ditaburi atau direndam dengan sirup gula kental (pekat) dan kemudian
dikeringkan. Sementara buah yang teksturnya keras seperti cereme, sebelum ditaburi
atau direndam dengan sirup gula kental, buah perlu direbus lebih dahulu. Kemudian
prosedur selanjutnya sama.

Pembuatan Ikan Asin


Garam dapur juga digunakan untuk mengawetkan ikan melalui pembuatan ikan
asin. Ikan-ikan tertentu yang produksinya cukup tinggi dan mudah rusak mempunyai
nilai jual rendah. Hal ini merupakan masalah bagi petani ikan. Teknologi kimia
mampu membantu mengatasi masalah ini dengan menjadikan ikan-ikan tersebut
sebagai ikan asin yang mempunyai harga jual yang baik. Ikan asin yang bermutu baik
(bersih dan tidak terlalu asin) mempunyai harga yang jauh lebih tinggi dari harga
bahan bakunya. Walaupun nilai gizi ikan asin tidak setinggi nilai cizi bahan bakunya
yang masih segar, pengasinan ikan minimal dapat mencegah/mengurangi pembusukan
ikan yang terlalu cepat. Kerusakan ikan biasanya disebabkan oleh kandungan air yang
cukup tinggi pada bahan atau ikan.
Mikroorganisme biasanya mampu menguraikan zat-zat dalam bahan untuk
memperoleh kebutuhan zat-zat dan energi untuk kebutuhan hidupnya. Penguraian
bahan oleh mikroorganisme atau aktivitas mikroorganisme terjadi jika kandungan air
pada bahan melampaui harga tertentu (biasanya di atas 10 %) Penguraian bahan oleh
mikroorganisme biasanya menghasilkan gas yang berbau busuk dan perusakan
berbagai kandungan zat dalam bahan.
Ikan asin dibuat dengan beberapa cara. Ikan asin dapat dibuat dengan
penaburan garam pada ikan atau perendaman daging ikan dengan larutan garam, dan
kemudian ditindak lanjuti dengan pengeringan. Disamping dari kadar garamnya, mutu
ikan asin juga sangat dipengaruhi oleh tingkat pemanasan dan kecepatan pengeringan.
Pengeringan yang cepat, tetapi dengan pemanasan yang tidak terlau tinggi biasanya
akan menghasilkan ikan asin yang bermutu baik.

Pembuatan Telur Asin

384
Telur merupakan sumber protein yang baik. Telur akan mengalami kerusakan
biasanya jika telah disimpan lebih dari satu minggu dalam udara bebas. Ciri kerusakan
telur mudah dikenali yakni telur yang rusak akan terapung dalam air sebelum direbus
dan menimbulkan bau busuk jika dikupas setelah direbus. Bau busuk juga tercium
pada cairan telur yang masih mentah jika tingkat kerusakan telur sudah parah.
Telur dapat diolah menjadi suatu produk yang berharga lebih mahal. Telur
yang diasinkan (telur asin) cukup disukai oleh masyarakat dan laku dibeli dengan harga
yang lebih mahal. Telur asin yang bermutu mempunyai rasa yang tidak terlalu asin
dan tidak berbau busuk.
Telur asin dibuat dengan pemeraman telur dalam fasta (adonan bahan padat dan
sedikit air) yang mengandung garam dapur. Kadar garam dapur tidak terlalu rendah
dan tidak terlalu tinggi. Kadar yang terlalu rendah akan lama menghasilkan telur asin
dan mungkin terjadi pembusukan selama pemeraman. Sementara kadar garam yang
terlalu tinggi akan menyebabkan telur berasa sangat asin, walaupun produk dapat
dihasilkan lebih cepat. Telur selama pemeraman dalam pembuatan telur asin biasanya
tidak mengalami kerusakan (pembusukan), sehingga mempunyai waktu simpan lebih
lama.
Dalam proses pemeraman, garam akan merembes ke dalam bahan (medium)
yang mempunyai kadar garam lebih rendah. Peristiwa ini disebut difusi. Putih telur dan
kuning telur mempunyai kadar garam yang lebih rendah dari medium (bahan)
pemeraman. Pori-pori kulit telur (yang masih mentah) mampu ditembus partikel-
partikel garam dapur dalam media yang lembab. Jadi dalam pemeraman terjadi difusi
garam dari medium pemeraman menuju putih telur dan akhirnya mencapai kuning
telur. Dalam pembuatan telur asin, perembesan (difusi) terjadi secara perlahan
(lambat), biasanya memerlukan waktu beberapa hari. Kecepatan perembesan juga
dipengaruhi oleh kadar garam dalam media pemeraman.

Menghambat Pertumbungan Jamur dan Bakteri pada Pembuatan Kue

Jenis kue yang agak lembab (basah) seperti roti, dodol, dan donat biasasanya
cepat menjadi basi. Makanan basi disebabkan oleh pertumbuhan jamur atau bakteri.
Jamur atau bakteri masih bisa berkembang (tumbuh) dalam makanan yang belum
kering atau lembab. Teknologi kimia menawarkan pemecahan masalah yang cukup
berarti dalam mencegah pertumbuhan jamur atau baktari selama pengeringan atau
penyimpanan sehingga masa simpan kue lebih lama. Penambahan suatu zat seperti
natrium propionat (C3H5O2Na), asam sorbat (C6H8O2), dan natrium benzoat (C7H6O2Na)
dapat menghambat pertumbuhan jamur dan bakteri. Penambahan sedikit zat ini pada
adonan kue dalam proses pembuatannya dapat menghambat pertumbuhan jamur atau
bakteri.

Pengembangan Kue dengan Natrium Bikarbonat

385
Banyak kue diharafkan mempunyai struktur yang mengembang seperti roti,
cake atau bolu, dan apem. Masyarakat di desa mencampurkan nira atau minuman
bersoda (seperti sprite) dalam adonan bakal apem atau jajan kembang (roti kukus).
Cara ini sering tidak berhasil dengan baik. Kue mengembang disebabakan oleh
timbulnya gas (biasanya gas karbon dioksida) pada saat pemanasan/pengkukusan. Gas
yang dihasilkan menyebabkan terjadinya pori-pori atau pengembangan kue (produk).
Penggunaan nira memerlukan nira yang masih aktif melakukan fermentasi dan
kandungan glukosanya masih cukup tinggi, serta harus menunggu cukup lama sehingga
gas karbon dioksida (CO2) yang terbetuk dari hasil fermentasi sudah cukup banyak.
Jika gas belum mencukupi, kue tidak (kurang) mengembang ketika adonan dipanaskan
(dimasak). Hal ini sangat memerlukan pengalaman untuk memperkirakan kecukupan
gas karbon dioksida yang terbentuk sebelum adonan dimasak/dipanaskan. Jika
dibiarkan terlalu lama gas yang telah terbentuk akan lepas ke udara. Produksi gas
karbon dioksida ketika adonan dipanaskan terhenti karena mikroorganisme
penghasilnya mati (fermentasi terhenti). Penggunaan natrium bikarbonat atau soda kue
(NaHCO3) sebagai pengembang kue dapat mengatasi masalah tersebut.
Penggunaan natrium bikarbonat dalam pengembangan kue tidak memerlukan
penafsiran apakah dalam adonan sudah dihasilkan gas yang cukup banyak. Natrium
bikarbonat akan terurai menghasilkan gas karbon dioksida ketika dipanaskan
bersamaan dengan pemanasan/pematangan dalam pembuatan kue. Pembentukan gas
akan terus terjadi dalam pemanasan selama natrium bikarbonat masih tersisa dalam
adonan yang dipanaskan. Dengan demikian kemungkinan kue mengembang akan lebih
besar daripada pengembangan kue secara tradisional di atas. Jumlah natrium
bikarbonat yang diperlukan untuk menghasilkan tingkat pengembangan kue yang
baik/diharapkan dapat diteliti melalui proyek.

Fermentasi
Banyak makanan hasil fermentasi mempunyai nilai gizi tinggi atau memiliki waktu
simpan lebih lama (lebih awet). Produk fermentasi tergantung dari bakteri atau mikroor-
ganisme yang ada dalam ragi dan dapat tumbuh dalam bahan yang difermentasi.
Beberapa contoh fermentasi yang meliputi bahan (substrat yang difermentasi,
mikroorgaisme yang berperan, dan hasil fermentasi disajikan pada tabel berikut .

Mikrorganisme yang
No Substrat Produk Fermentasi
Berperan
1 Kedelai Rhizophus orzae Tempe
2 Kedelai Aspergilus wentii Kecap
3 Bahan yang Saccharomyces Tape
mengandung
banyak karbohidrat
4 Bahan yang Aspergilus oryzae Sake/arak (alkohol)
mengandung
banyak karbohidrat

386
5 Susu Lactobacillus bulgaricus Yoghurt
dan Streptococcus
thermophilus
6 Glukosa Acetobacter Cuka
Suatu mikroorganisme dalam fermentasi dapat menghasilkan produk tertentu
karena mikroorganisme tersebut menghasilkan enzim tertentu yang digunakan untuk
mengubah bahan makanannya untuk menghasilkan energi yang diperlukan oleh
mikroorganisme tersebut. Enzim biasanya mengandung zat kimia dengan molekul
besar dan mempunyai bentuk tertentu yang mampu dijadikan tempat untuk
melangsungkan reaksi kimia tertentu. Hal inilah yang menyebabkan dalam suatu
fermentasi dapat dihasilkan produk tertentu, seperti ragi yang mengandung
saccharomyces dapat menghasilkan tape yang mempunyai rasa khas (manis beraroma
alkohol). Rasa manis disebabkan oleh penguraiaan karbohidrat menjadi glukosa,
sementara aroma alkohol disebabkan dari hasil penguraian glukosa lebih lanjut
menghasilkan alkohol. Dalam kesempatan ini hanya disajikan uraian ringkas beberapa
contoh fermentasi yaitu pembuatan yoghurt dan pembuatan cuka dari sari buah.

Yoghurt
Saat ini yoghurt (berbentuk seperti puding) banyak dijual supermarket dan toko-
toko penjual makanan. Yoghurt merupakan makanan atau minuman tradisional yang
penting di beberapa negara seperti Balkan, Eropa Selatan, Mesir, Asia Selatan, dan
Mediterania. Kata yoghurt berasal dari bahasa Turki (yugurt). Yoghurt dikenal dengan
berbagai nama, misalnya leben (di Mesir), mazum (di Amerika), dadhi (di India).
Yoghurt banyak mengandung zat-zat yang mempunyainilai gizi seperti protein, lemak,
karbohidrat, vitamin A, dan vitamin B1.
Yoghurt dapat dikonsumsi orang yang tidak tahan terhadap gula susu (laktosa)
misalnya oleh penderita lactose intolerance. Proses pembuatan yoghurt dapat menurun-
kan seperempat dari kadar gula susu yang dikandung. Proses kimia utama yang
dilibatkan dalam penguraian laktosa menjadi glukosa dan kemudia glukosa diubah
menjadi asam laktat (CH3CHOHCOOH). Produk asam laktat menyebabkan kenaikan
keasaman atau penurunan pH susu (semakin banyak asam semakin rendah pH) produk.
Prinsip dasar pembuatan yoghurt adalah memfermentasi susu dengan
menggunakan lactobacillus bulgaricus thermophyllus. Susu yang difermentasi harus
dipanaskan terlebih dahulu dengan tujuan untuk menurunkan populasi mikrobia dalam
susu dan memberikan kondisi yang baik bagi pertumbuhan biakan yoghurt, serta
mengurangi kandungan air dalam susu hingga berkurang sepertiga hingga setengah
volume susu. Susu yang telah dipanaskan kemudian didinginkan hingga suhunya 45 oC
dan kemudian ditambahkan biakan (ragi) yoghurt. Adonan diinkubasi pada suhu 45
selama 4 – 6 jam (biasanya hingga mengandung 0,7 – 1,0 % asam laktat. Keasaman
dapat membantu mengawetkan yoghurt.

Pembuatan Cuka dari Sari Buah


Masayarakat biasanya membuat cuka (bahan yang mengandung asam asetat)
dari fermentasi nira (tuak). Fermentasi merupakan perubahan zat kimia dengan
molekul besar (seperti glukosa/sejenis gula atau karbohidrat) oleh mikroorganisme

387
menjadi molelekul kecil seperti alkohol atau asam asestat. Dalam baham alam seperti
nira, biasanya terdapat lebih dari satu jenis mikroorganisma. Mikroorganisme tertentu
biasanya mengeluarkan enzim yang khas (berbeda dengan yang dihasilkan dari
mikroorganisme lain) untuk mencerna bahan makanannya.
Sedikitnya ada dua jenis mikroorganisme dalam nira yang mampu
menggunakan zat-zat yang mungkin ada dalam nira. Mikroorganisme jenis pertama
(species dari jamur saccharomyces) mampu mengubah glukosa (C6H12O6) menjadi
alkohol (C2H6O). Mikroorganisme jenis kedua (species bakteri acetobacter) mampu
mengubah alkohol yang terjadi menjadi asam asetat (C2H4O2). Dalam pembuatan suatu
produk tertentu, kehadiran suatu organisme yang mampu mengubah produk lebih
lanjut dicegah misalnya dengan membunuh mikroorganisme tersebut. Cara lain untuk
untuk menghindari mikroorganisme yang tidak diharapkan adalah dengan
menggunakan ragi khusus. Ragi untuk pembuatan tape (produk beralkohol) yang baik
biasanya tidak mengandung bakteri jenis accetobacter.
Ragi merupakan bahan yang mengandung mikroorganisme tertentu dalam
keadaan tidak aktif (incubasi) dan siap membiak jika ditaburkan pada bahan yang
mengandung makanannya. Cobalah anda melakukan survey di pasar, jenis ragi apa
saja yang dijual di toko atau yang bisa anda dapatkan. Kemudian coba membuat produk
dengan menggunakan ragi itu, seperti pembuatan cuka dari sari buah.
Buah yang berasa manis mengandung glukosa (sejenis gula) seperti apel. Buah
tersebut dapat digunakan sebagai bahan atau substrat untuk membuat cuka beraroma
buah tersebut. Prinsip kerjanya sederhana. Buah diblender/dihaluskan dalam air
(jangan terlalu encer), kemudian sari buahnya (bagian cairnya) di saring. Ragi khusus
untuk pembuatan cuka (biasanya mengandung saccharomyces dan accetobacter)
dimasukkan ke dalam sejumlah kecil volum sari buah untuk penyemaian. Setelah
mikroorganisme dalam penyemaian teramati aktif kembali (amati bau yang terjadi),
bahan tersebut siap di tambahkan ke dalam sari buah yang lain dengan volum yang
lebih besar. Bahan kemudian dibiarkan mengalami fermentasi (penguraian) hingga
mengasilkan produk yang diharapkan.
Pada tahap penguraian glukosa menjadi alkohol oleh saccaromyces tidak
memerlukan oksigen. Akantetapi pada tahap perubahan alkohol menjadi asam asetat
(cuka) oleh accetobacter diperlukan oksigen. Wadah tempat peragian dalam
pembuatan cuka jangan ditutup rapat. Tutup yang digunakan hanya untuk mencegah
kemungkinan terjadi pengotor dari luar.

Pembuatan Sirup dengan Aroma Buah Tertentu,


Orang sering menginginkan minuman dengan aroma buah tertentu. Akantetapi
orang sering malas membuat sari buah tersebut atau harga buah tersebut mahal atau
sukar didapat di daerahnya. Para kimiawan telah berhasil mempelajari dan membuat
zat-zat yang memiliki aroma buah tertentu. Zat-zat ini boleh digunakan dalam
makanan atau minuman. Di pasaran zat ini dikenal dengan istilah essence. Beberapa
contoh essence adalah oktil asetat (CH3CO2C4H9) memberi aroma buah jeruk, amil

388
valerat (C4H9CO2C5H11) memberi aroma buah apel, dan etil butirat (C 3H7CO2C2H5)
memberi aroma arbei. Sekarang minuman beraroma buah tertentu sudah bisa dibuat
dengan cepat tanpa harus membuat sari buah dari buah yang bersangkutan, cukup
dengan menambahkan sedikit essence yang memberikan aroma buah tersebut pada
sirup (larutan gula) atau bahan sar minuman tersebut.

Pembuatan Sabun
Saat ini, sabun masih digunakan sebagai alat pembersih badan. Telah
disebutkan di atas, sabun sukar berbuih dalam air sadah dan meimbulkan endapan
seperti noda lemak (kelemahan sabun). Walaupun dapat digunakan sebagai pembersih
pakaian dalam air yang tidak bersifat sadah, kedudukan sabun dalam mencuci pakaian
sudah secara luas diganti dengan ditergen. Beberapa contoh merek bahan pencuci
yang termasuk ditergen seperti Rinso, Wing, Byclin, dan Surf. Keunggulan ditergen
adalah tidak menimbulkan endapan dalam penggunaannya. Keunggulan ditergen ini
dibanding dengan sabun, juga telah mengganti kedudukan sabun sebagai bahan utama
dalam pembuatan sampo. Ditergen untuk sampo orang dewasa berbeda dengan
ditegen untuk sampo anak-anak. Detergen untuk sampo anak-anak biasanya tidak
menimbulkan perih di mata (jenis ampoterik).
Ditergen dibuat dari bahan dasar sintetik. Banyak jenis ditergen (seperti ABS)
sangat sukar diuraikan oleh mikroorganisme. Di lain pihak sabun yang terbuat dari
bahan dasar alami mempunyai kelebihan dibanding dengan ditergen yaitu mudah
diurakan oleh mikroorganisme.
Sabun dibuat dengan pemanasan minyak nabati (seperti minyak kelapa),
kemudian setelah panas ditambah dengan larutan soda api (natrium hidroksida) sambil
diaduk. Jumlah larutan natrium hidroksida yang ditambahan tergantung dari kadar
natrium hidroksida dalam larutan yang ditambahkan dan jumlah minyak. Jumlah
natrium hidroksida yang diperlukan sesungguhnya bisa dihitung. Hal ini bisa
dilakukan, tetapi harus mempelajari persamaan reaksi lebih dahulu. Bagi yang belum
memiliki kemampuan menggunakan persamaan reaksi, dapat menggunakan resep
pembuatan sabun yang biasanya terdapat dalam buku-buku industri rumah tangga atau
menanyakan pada pembimbing. Setelah semua larutan soda ditambahkan (sesuai
resep), segera ditambahkan bahan pendukung (seperti tepung oksida zeng atau bahan
lain), bahan pewangi dan pewarna seperlunya jika diperlukan, dan diaduk sampai rata.
Ketika masih dalam bentuk pasta (biasanya masih hangat), hasil dituangkan ke dalam
cetakan sesuai dengan bentuk yang dikehendaki. Agar tidak lengket, wadah pencetak
dilapisi dengan cairan lilin atau malem. Hasil akan memadat dalam cetakan dan siap
dipanen.

Pembersih Kotoran Lemak dan Malem dalam Alat-Alat Glas.


Alat-alat dari gelas, misalnya alat-alat laboratorium kimia menuntut tingkat
kebersihan yang tinggi. Kotoran dari lemak dan malem dalam alat-alat gelas, atau
bekas grace (sejenis vaselin yang digunakan pelicin dan sekaligus mencegah kebocoran

389
dalam rangkaian alat-alat gelas) sukar dibersihkan dengan pembersih biasa (hanya
dengan sabun). Pembersihkan kotoran lemak, malem, atau grace dalam alat-alat gelas
dilakukan dengan merendam alat-alat tersebut dalam larutan yang terbuat dari
campuran isopropil alkohol dalam air yang ditambah dengan amonia atau asam asetat.
Setelah direndam beberapa lama, alat-alat diangkat dan dibilas dengan air bersih.
Semua zat dalam campuran (larutan) pencuci ini mudah menguap dan dapat mengiritasi
kulit. Mencuci alat-alat glas dengan pembersih ini hendaknya menggunakan pakaian
yang menutupi seluruh tubuh, kaca mata pengaman, dan slop tangan.

Penyulingan

Penyulingan atau destilasi adalah pemisahan zat cair (pelarut) dari larutanya
melalui pendidihan, dan kemudian uap didinginkan.

Pendingin

Cam-
puran
yang
dipisah
kan

Pena-
ngas
Hot Plate
(pemanas)

Rangkaian Destilasi
Rangkaian alat destilasi trediri dari dua bagian utama. Bagian pertama adalah
bagian (ruang) pendidihan. Bagian pendidihan terdiri dari labu atau ketel penguapan
yang pada bagian atasnya dilengkapi dengan tabung penyalur uap cairan menuju ruang
pendingin. Ruang pendidihan biasanya dilengkapi dengan termometer untuk mengukur
titik didih larutan. Pada bagian bawah labu dipasang pemanas.
Bagian kedua adalah bagian pendingin. Ruang pendingin terdiri dari dua ruang
yaitu ruang bagian dalam dan ruang bagian luar yang terpisah, tetapi bersentuhan
(berbatasan). Ruang bagian dalam pendingin adalah ruang dalam pipa bagian dalam
dimana uap zat cair dari ruang pendidih lewat. Pada ujung luar pipa ini
ditempatkan wadah penampung hasil destilasi (destilat). Ruang bagian luar (pendingin)
sebagai pembungkus pipa bagian dalam mepunyai dua lubang keluar, satu pada ujung
atas dan satu pada ujung bawah. Air pendingin dialirkan melalui ujung bawah dan
keluar melalui ujung atas. Aliran air pendingin dalam ruang inilah yang mendinginkan

390
uap zat cair sepanjang pipa aliran uap pada bagian dalam sehingga terjadi
pengembunan. Embun yang terjadi dalam pipa pendingin bagian dalam kemudian
mengalir dan menetes sebagai destilat.
Cairan hasil destilasi dapat berupa zat (cairan murni) atau larutan. Hasil
destilasi berupa larutan jika campuran yang didestilasi mengandung dua atau lebih zat
yang mudah menguap seperti dalam destilasi campuran alkohol-air. Kadar zat atau
kemurnian zat dalam hasil destilasi berubah-ubah. Kadar zat yang mempunyai titik
didih lebih rendah akan lebih besar pada destilat yang dihasilkan pada beberapa volum
destilat awal, dan sebaliknya kadar zat yang lebih sukar mendidih akan membesar
dalam destilat yang didapat selanjutnya.
Titik didih (suhu saat cairan mendidih) untuk larutan alkohol akan berubah-
ubah tergantung dari kadar alkohol dalam air. Makin tinggi kadar alkohol, titik didih
larutannya dalam air semakin rendah karena titik didih alkohol lebih rendah dari titik
didih air. Sementara titik didih materi murni seperti air murni (aquades) adalah tetap
karena partikel-partikelnya sama yaitu molekul-molekul air (tidak ada partikel materi
lain). Perbedaan pola titik didih (apakah tetap atau berubah-ubah) dapat digunakan
untuk menentukan apakah apakah materi terseut berupa zat atau campuran. Zat akan
akan mempunyai titik didih tetap, sedangkan larutan (campuran) akan mempunyai titik
didik berubah-ubah.

Bahan Makanan dan Media Pertumbuhan


Tumbuhan atau hewan memerlukan makanan atau media untuk tumbuh dan
berkemang. Semua bahan makanan sesungguhnya merupakan bahan kimia. Zat-zat
yang terkandung dalam bahan makanan atau media tempat tanaman tumbuh umumnya
berupa persenyawaan dari unsur-unsur. Dengan demikian kandungan unsur-unsur
dalam suatu bahan makanan (unsur-unsur hara) tergantung dari jenis zat-zat yang ada
dalam makanan atau media tumbuh.
Kemajuan pengetahuan sains telah berhasil mengungkap sistem kimia dan
komposisi kimiawi kebutuhan berbagai mahluk hidup. Perbedaan sistem kimia yang
berkembang dalam berbagai jenis mahluk hidup (baik secara alami atau karena
keberhasilan adaptasi ligkungan) menyebabkan perbedaan komposisi keperluan unsur-
unsur hara oleh berbagai mahluk hidup. Perbedaan komposisi unsur-unsur yang
diperlukan dan jenis-jenis makanan dari mahluk menyebabkan suatu jenis mahluk
hidup memerlukan media tumbuh tetentu. Sebagai contoh komposisi kimia media yang
baik untuk pertumbuhan anggrek berbeda dengan komposisi kimia media
pertumbungan tomat.
Kemajuan sains di atas telah berdampak pada perkembangan teknologi,
terutama dalam penumbuhan dan pengembangiakan mahluk hidup untuk memenuhi
kebutuhan manusia pada khususnya. Pengetahuan komposisi kimia kebutuhan
tumbuhan telah memungkinkan orang mengembangkan tanaman dengan sistem
hidroponik. Demikian juga pertumbuhan dan pembiakan dengan sistem kultur
jaringan. Bahan apa dan berapa banyak yang kita perlu tambahkan ke dalam media

391
tumbuh agar tumbuhan cukup mendapatkan unsur K (kalium), unsur N (nitrogen)
yang penting dalam pemebntukan daun, dan unsur P (fospor ) yang penting dalam
pemebentukan bunga, buah, dan biji dapat diteliti melalui proyek sains.

392

Anda mungkin juga menyukai