Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

SEMINAR PENDIDIKAN FISIKA


Perkembangan masalah atau isu dunia pendidikan secara umum atau
pendidikan Fisika Secara Khususnya

Disusun oleh :
Camiliana Hartini Leki
(2019005013)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA
2022
KATA PENGANTAR

Segala Puji Bagi Tuhan telah menolong penulis menyelesaikan makalah


ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan, penulis tidak akan bisa
menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Seminar
Pendidik Fisika yang diberikan oleh Dosen mengenai Perkembangan masalah
atau isu dunia pendidikan secara umum atau pendidikan Fisika Secara
Khususnya.
Penulis berharap agar makalah ini dapat menambahkan pengetahuan
para pembaca. Namun terlepas dari itu penulis memahami bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna, Sehingga kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang
lebih baik lagi.

Yogyakarta, 30 Maret 2022

Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam proses pelaksanaan kegiatan pembelajaran Juga tidak


luput dari permasalahan-permasalahan yang sering ditemukan.
Permasalah ini ditemukan saat salah satu pelajar mengalami kesulitan
dalam belajar.
Sasmita (1989: 64) mengatakan bahwa kesulitan belajar dapat
diartikan sebagai suatu kondisi dalam proses belajar yang di tandai oleh
adanya hambatan-hambatan tertentu untuk memperoleh hasil belajar.
Hambatan-hambatan yang timbul itu mungkin disadari dan mungkin
tidak disadari oleh orang yang mengalaminya dan itu dapat bersifat
psikologis, sosiologis ataupun fisiologis dalam keseluruhan proses
belajarnya. Murid yang mengalami kesulitan belajar akan mengalami
hambatan dalam proses mencapai hasil belajarnya, sehingga prestasi yang
dicapainya berada dibawah yang seharusnya atau kemampuannya.
Zakir (2007) mengatakan Kesulitan belajar merupakan gejala
yang timbul dalam Proses pembelajaran yang timbul dengan berbagai
tingka laku yang berlatar belakang dari dalam diri atau pun dari luar diri
siswa tersebut. The National Joint Committee for Learning Disabilities
(NJCLD) mendefinisikan pengertian kesulitan belajar sebagai istilah
umum terkait dengan sekelompok variasi atau berbagai gangguan.
Heterogenitas gangguan ini dimanifestasikan pada kesulitan yang
signifikan dalam menggunakan dan memperoleh berbagai kemampuan,
seperti mendengar, berbicara, membaca, menulis atau matematika.
Kesulitan yang dialami merupakan gangguan proses psikologikal dasar
yang bersifat internernal, dikarenakan tidak sempurnanya fungsi sistem
syaraf pusat (otak) dan berlangsung sepanjang rentan kehidupan.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut di atas dapat
ditegaskan oleh peneliti bahwa; Kesulitan belajar adalah kesulitan yang
dialami oleh seseorang dalam proses pembelajaran yang tidak dapat
belajar sebagaimana mestinya. Kesulitan belajar terjadi karena adanya
ancaman, hambatan-hambatan dan gangguan dalam belajar. Kesulitan
belajar terjadi karena kesukaran mendapat perubahan tingkah laku (siswa
yang bandel atau nakal). Kesulitan belajar terjadi karena hambatan-
hambatan dalam usaha memperoleh hasil belajar, seperti siswa yang
malas belajar serta tingkat IQ rendah.
Kemudian hambatan-hambatan tersebut bisa disadari dan bisa
tidak di sadari oleh orang yang mengalaminya, hal ini biasanya terjadi
pada anak yang mengalami depresi atau tekanan yang disebabkan ada
masalah pribadi dalam keluarga. Hambatan-hambatan tersebut dapat
bersifat psikologis, sosiologis maupun fisiologis. Hambatan-hambatan
tersebut menyebabkan siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya,
sehingga prestasi yang diperoleh berada dibawah yang
seharusnya/kemampuannya.

Salah satu mata pelajaran di sekolah yangng seringkali dianggap


sulit oleh siswa adalah mata pelajaran fisika. Tidak hanya siswa, tetapi
juga masyarakat umum memiliki interpretasi yang sama terhadap mata
pelajaran fisika. Hasil wawancara awal dengan beberapa siswa
menunjukkan bahwa fisika merupakan salah satu mata pelajaran yang
sulit untuk dipelajari. Tidak hanya sulit dipelajari, fisika bahkan menjadi
salah satu mata pelajaran yang dibenci oleh siswa. Opini/pandangan
umum siswa dan masyarakat ini didukung oleh hasil penelitian Hari
(2008) yang menemukan bahwa Fisika merupakan pelajaran yang sulit
dan paling dibenci oleh siswa khususnya siswa SMA.
Target penting dari pendidikan modern khususnya pendidikan
fisika Adalah mendidik individu agar dapat mengatasi masalah-masalah
yang ditemukan Di dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sejalan dengan
Selcuk (2008 : 151) yang Menyatakan bahwa program pendidikan
memiliki tujuan utama dalam mengajar Peserta didik yaitu untuk
mengatasi masalah matematika, masalah fisika, masalah Kesehatan,
masalah sosial dan masalah pembentukan kepribadian. Pendidikan Yang
baik adalah pendidikan yang tidak hanya mempersiapkan peserta didik
untuk Suatu profesi, tetapi jauh lebih penting mempersiapkan
kemampuan Menyelesaikan masalah yang dihadapinya.
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui Perkembangan
masalah atau isu dunia pendidikan secara umum atau pendidikan Fisika
Secara Khususnya.

B. Rumusan masalah
1. Bagaimana ciri-ciri pendidikan saat ini?
2. Bagaimana kualitas pendidikan saat ini terkhusus di Indonesia
3. Bagaimana solusi yang dapat diberikan dari permasalahan-
permasalahan pendidikan di Indonesia terlebih dalam pendidikan
Fisika

C. Tujuan
1. Mendeskripsikan ciri-ciri pendidikan saat ini
2. Mendeskripsikan kualitas pendidikan di Indonesia saat ini.
3. Mendeskripsikan solusi yang dapat diberikan dari permasalahan-
permasalahan pendidikan di Indonesia dalam pendidikan Fisika.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Ciri-ciri Pendidikan di Indonesia Terkhusus Pendidikan Fisika


Cara melaksanakan pendidikan di Indonesia sudah tentu tidak
terlepas dari tujuan pendidikan di Indonesia, sebab pendidikan Indonesia
yang dimaksud di sini ialah pendidikan yang dilakukan di bumi Indonesia
untuk kepentingan bangsa Indonesia.
Aspek ketuhanan sudah dikembangkan dengan banyak cara
seperti melalui pendidikan-pendidikan agama di sekolah maupun di
perguruan tinggi, melalui ceramah-ceramah agama di masyarakat,
melalui kehidupan beragama di asrama-asrama, lewat mimbar-mimbar
agama dan ketuhanan di televisi, melalui radio, surat kabar dan
sebagainya. Bahan-bahan yang diserap melalui media itu akan
berintegrasi dalam rohani para siswa/mahasiswa.
Pengembangan pikiran sebagian besar dilakukan di sekolah-
sekolah atau perguruan-perguruan tinggi melalui bidang studi-bidang
studi yang mereka pelajari. Pikiran para siswa/mahasiswa diasah melalui
pemecahan soal-soal, pemecahan berbagai masalah, menganalisis sesuatu
serta menyimpulkannya.
Salah satu mata pelajaran di sekolah Yang seringkali dianggap
sulit oleh siswa Adalah mata pelajaran fisika. Tidak hanya Siswa, tetapi
juga masyarakat umum Memiliki interpretasi yang sama terhadap Mata
pelajaran fisika. Hasil wawancara Awal dengan beberapa siswa
Menunjukkan bahwa fisika merupakan Salah satu mata pelajaran yang
sulit untuk Dipelajari. Tidak hanya sulit dipelajari, Fisika bahkan menjadi
salah satu mata Pelajaran yang dibenci oleh siswa. Opini/pandangan
umum siswa dan Masyarakat ini didukung oleh hasil Penelitian Hari
(2008) yang menemukan Bahwa Fisika merupakan pelajaran yang Sulit
dan paling dibenci oleh siswa Khususnya siswa SMA.

2. Kualitas Pendidikan di Indonesia


Seperti yang telah kita ketahui, kualitas pendidikan di
Indonesia semakin memburuk. Hal ini terbukti dari kualitas guru,
sarana belajar, dan murid-muridnya. Guru-guru tentuya punya harapan
terpendam yang tidak dapat mereka sampaikan kepada siswanya.
Memang, guru-guru saat ini kurang kompeten. Banyak orang yang
menjadi guru karena tidak diterima di jurusan lain atau kekurangan
dana. Kecuali guru-guru lama yang sudah lama mendedikasikan
dirinya menjadi guru. Selain berpengalaman mengajar murid, mereka
memiliki pengalaman yang dalam mengenai pelajaran yang mereka
ajarkan. Belum lagi masalah gaji guru. Jika fenomena ini dibiarkan
berlanjut, tidak lama lagi pendidikan di Indonesia akan hancur
mengingat banyak guru-guru berpengalaman yang pensiun.
Pendidikan ini menjadi tanggung jawab pemerintah sepenuhnya,” kata
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono usai rapat kabinet terbatas di
Gedung Depdiknas, Jl Jenderal Sudirman, Jakarta, Senin (12/3/2007).
Presiden memaparkan beberapa langkah yang akan
dilakukan oleh pemerintah dalam rangka meningkatkan kualitas
pendidikan di Indonesia, antara lain yaitu:
a. Yang akan dilakukan pemerintah, yakni meningkatkan akses
terhadap masyarakat untuk bisa menikmati pendidikan di
Indonesia. Tolak ukurnya dari angka partisipasi.
b. menghilangkan ketidakmerataan dalam akses pendidikan, seperti
ketidakmerataan di desa dan kota, serta gender.
c. meningkatkan mutu pendidikan dengan meningkatkan kualifikasi
guru dan dosen, serta meningkatkan nilai rata-rata kelulusan dalam
ujian nasional.
d. pemerintah akan menambah jumlah jenis pendidikan di bidang
kompetensi atau profesi sekolah kejuruan. Untuk menyiapkan
tenaga siap pakai yang dibutuhkan.
e. pemerintah berencana membangun infrastruktur seperti menambah
jumlah komputer dan perpustakaan di sekolah-sekolah.
f. pemerintah juga meningkatkan anggaran pendidikan. Untuk tahun
ini dianggarkan Rp 44 triliun.
g. adalah penggunaan teknologi informasi dalam aplikasi
pendidikan.Langkah terakhir, pembiayaan bagi masyarakat miskin
untuk bisa menikmati fasilitas penddikan.

Mengenai masalah guru fisika dan pembelajaran fisika di


Indonesia memang masih rendah. Hal tersebut dapat dilihat
dilapangan yaitu fisika masih merupakan salah satu mata pelajaran
yang menjadi momok menakutkan bagi para siswa, guru yang hanya
menjelaskan sekilas tanpa memberi keterangan yang rinci bagi siswa
dan bahkan ada guru yang tidak menguasai materi pelajaran fisika itu
sendiri. Sebuah fenomena yang mestinya harus direformasi dalam
upaya meningkatkan kualitas pendidikan khususnya dalam bidang
fisika serta peningkatan mutu guru fisika.
Kualitas mutu seorang guru fisika mutlak harus dimiliki,
sebab akan sangat menentukan hasil dari proses pembelajaran fisika.
Namun saat ini, kualitas mutu seorang guru fisika masih rendah. hal
tersebut terlihat dengan anak didik yang merasa jenuh dalam
pembelajaran fisika, merasa sulit dalam belajar, banyak guru
dilapangan yang hanya mengajar tanpa memperhatikan akan
dikemanakan ilmu tersebut oleh peserta didik. Masalah tersebut
memberikan sebuah keprihatinan yang harus diselesaikan dengan
memfokuskan permasalahan pada mutu guru fisika.
Peningkatan mutu pendidikan dapat dilakukan dari permasalahan guru
fisika yang berkaitan dengan kualitas mutu guru. Hal tersebut sangat
berpengaruh dalam penentuan mutu pendidikan, sebab dengan mutu
guru yang berkualitas maka mutu pendidikannya juga akan berkualitas
dan akan tercipta generasi bangsa yang memiliki sumber daya yang
bermutu.
Telah banyak upaya yang dilakukan dalam peningkatan
kualitas mutu guru fisika yang salah satunya melalui sertifikasi,
namun solusi ini tidaklah cukup karena hanya dipandang dari
eksternalnya saja. Untuk itu perlu dilakukan suatu peningkatan
kualitas mutu guru fisika khusunya yang berasal dari diri pribadi
(internal) dengan meningkatkan kualitas guru fisika dilakukan melalui
pembentukan guru fisika efektif powerful, yaitu guru fisika yang bisa
menguasai prakondisi pemelajaran, dimensi pemelajaran serta sasaran
(goal) dalam proses pembelajaran fisika. Oleh sebab itu, pembinaan
dan peningkatan kualitas guru fisika hendaknya diorientasikan pada
pembentukan guru fisika efektif, yaitu guru fisika yang mau dan
mampu mendayagunakan segenap potensi internal maupun eksternal
secara optimal untuk mencapai tujuan pendidikan.

3. Solusi untuk mengatasi permasalahan-permasalahan dalam


pendidikan terkhusus Pendidikan Fisika
a. Meningkatkan kwalitas tenaga Pendidik
Tenaga pendidik tentunya memiliki peranan yang sangat
penting dalam mengatasi permasalahan pendidikan di
Indonesia. Sebenarnya Indonesia memiliki banyak jumlah
pengajar, hanya saja banyaknya kuantitas ini tidak diimbangi
dengan kualitas.
Permasalahannya adalah tidak semua pengajar mampu
mengajarkan materi sesuai kompetensi masing-masing.
Berdasarkan data UNESCO dalam Global Education
Monitoring (GEM) Report di tahun 2016, masih ada 52 persen
guru yang belum mempunyai sertifikat profesi. Sementara ada
25 persen guru yang belum memenuhi kualifikasi akademik.
Untuk itu, sangat diperlukan upaya pengembangan kualitas
tenaga pendidik Indonesia. Misalnya seperti melakukan
beberapa strategi berikut ini:
 Memfasilitasi guru untuk mengikuti berbagai macam
pelatihan demi meningkatkan skill.

 Mendukung guru untuk memanfaatkan teknologi sebagai


alat untuk belajar mengajar.

 Meningkatkan program beasiswa bagi guru yang ingin


memperdalam ilmu mengajarnya melalui kuliah.

 Meningkatkan kesejahteraan guru.

 Menerapkan mindset bahwa guru adalah siswa yang juga


harus terus belajar.

Dari faktor-faktor dan cara mengatasi penyebab


siswa yang kesulitan belajar yang dijelaskan di atas,
sebagai guru atau tenaga pengajar yang baik, kita harus
dapat dan bisa memahami apa penyebab dari siswa yang
bersangkutan kesulitan belajar. Secara khususnya
kesulitan belajar dalam Mata Pelajaran Fisika. Dilihat
dari materi fisika itu sendiri, fisika mempelajari berbagai
rumus-rumus yang tidak sedikit harus siswa pelajari,
mengerti serta pahami. Dengan demikian, sebagai guru
atau tenaga pengajar Mata Pelajaran Fisika yang
menghadapi siswa yang kesulitan belajar fisika harus bisa
dan dapat mengatasinya.
Rumus-rumus atau pengertian dari materi fisika
yang akan disampaikan kepada siswa harus dibuat secara
menarik dan tidak membosankan bagi siswa yang
menerima materi tersebut, contohnya rumus-rumus atau
pengertian materi fisika tersebut dibuat dengan animasi-
animasi atau karikatur yang lucu yang dapat menarik
perhatian siswa dan dibuat secara semenarik mungkin
dengan menggunakan metode animasi kartun. Dengan
demikian, siswa yang semula beranggapan bahwa fisika
itu adalah mata pelajaran yang mumet, tidak
menyenangkan, membosankan bahkan mual
mendengarnya, tidak lagi beranggapan seperti itu. Akan
tetapi, mereka menjadi beranggapan kalau mata pelajaran
fisika itu adalah mata pelajaran yang menyenangkan,
mengasyikan, dan sangat menarik untuk dipelajari.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Banyak sekali factor yang menjadikan rendahnya
kualitas pendidikan di Indonesia. Factor-faktor yang bersifat
teknis diantaranya adalah rendahnya kualitas guru,
rendahnya sarana fisik, mahalnya biaya pendidikan,
rendahnya prestasi siswa, rendahnya kesejahteraan guru,
rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan,
kurangnya pemerataan kesempatan pendidikan. Namun
sebenarnya yang menjadi masalah mendasar dari pendidikan
di Indonesia adalah sistem pendidikan di Indonesia itu
sendiri yang menjadikan siswa sebagai objek, sehingga
manusia yang dihasilkan dari sistem ini adalah manusia yang
hanya siap untuk memenuhi kebutuhan zaman dan bukannya
bersikap kritis terhadap zamannya. Maka disinilah
dibutuhkan kerja sama antara pemerintah dan mesyarakat
untuk mengatasi segala permasalahan pendidikan di
Indonesia.
Gejala yang menunjukkan adanya kesulitan belajar
Fisika dapat diamati dalam berbagai bentuk. Seperti
munculnya perilaku yang menyimpang atau menurunnya
hasil belajar. Faktor utama yang melandasi adanya kesulitan
belajar Fisika adalah menurunnya hasil belajar peserta didik.
Menurunnya hasil belajar dapat diidentifikasi dari rendahnya
hasil belajar mulai dari latihan di kelas, pekerjaan rumah,
maupun ulangan harian di sekolah. Cara untuk mengenali
kesulitan belajar Fisika dapat dilakukan sebagai berikut:
observasi, interview, dokumentasi, tes diagnostik.
DAFTAR PUSTAKA

Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Pedoman Ilmu


Jaya, 1996),

Anda mungkin juga menyukai