TENTANG KURANGNYA GURU SMK DI INDONESIA Analisis sosial berita berita dari pemberitaan tentang kurangnya guru SMK di Indonesia yang di publikasikan Kompas.com dengan judul “Indonesia Masih Butuh Banyak Guru SMK” terbit 29 November 2017, pukul 07.09 WIB secara online. Di Indonesia saat ini sudah kekurangan guru produktif. Sebelumya Presiden Jokowi mengatakan, pembangunan fisik harus diikuti dengan pembangunan sumber daya manusia (SDM). Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menjadi tulang punggung pembentukan SDM berkualitas. Namun, kendala yang dihadapi SMK saat ini adalah keterbatasan jumlah guru produktif. Sekira 80 persen guru SMK merupakan guru normatif yang mengampu pelajaran Bahasa Indonesia, Agama, Bahasa Inggris dan PKN. Beliau meminta SMK harus banyak guru yang mumpuni mengajrkan ketrampilan sesuai kebutuhan dunia industri. Dengan begitu, lulusan SMK dapat erseah di dunia kerja. Presiden Jokowi menegaskan ketersediaan tenaga kerja terampil sangat dibutuhkan untuk operasional sejumlah infstruktur yang dibangun pemerintah. “Pendidikan kita ke depan harus mau berubah total, bukan normatif rutinitas. Karena tantangannya sudah berbeda,” katanya (28/11/2017). Indonesia kekurangan guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) produktif. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mendata kebutuhan guru produktif sejumlah 94.553 orang. Sementara, guru produktif yang ada saat ini hanyalah 52.692 orang. Dengan demikian, kekurangan guru produktif mencapai 41.861 orang. Plt Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud Hamid Muhamad mengatakan, pemerintah membuat program khusus untuk bisa menutup kekurangan itu melalui Program Keahlian Ganda bagi guru normatif. Praktisi pendidikan, Sumarna Surapranata menuturkan, progam guru keahlian ganda menjadi solusi untuk menutupi kekurangan pengajar dengan cepat. Mantan Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan ini mengesahkan. Pemerintah harus melanjutkan program keahlian ganda. Program keahlian ganda bagi guru normatif SMK tahap pertama berhasil menyeleksi 12.741, dan akan bertambah 15.000 pada tahap kedua tahun 2017 ini. Dalam program keahlian ganda tahap kedua, ada 53 bidang keahlian yang bisa dipilih calon peserta program keahlian ganda. Jadi pada 53 bidang keahlian ganda tersebut adalah bidang keahlian yang termasuk di dalam empat bidang prioritas. Melalui prora tersebut, guru normatif bisa mendapatkan sertifikat keahlian sebagai guru produktif. Mereka akan mengikuti pelatihan yang dibagi menjadi lima tahap, sebelum mendapat sertifikat keahlian. Sertifikat tersebut diterbitkan oleh lembaga sertifikasi profesi (LSP) yang telah mendapatkan lisensi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Tahapan yang mesti dijalani para guru adalah ON-1, IN-1, ON-2, IN-2, dan magang kerja industri. Pada tahap ON-1, para peserta selama 12 minggu diberikan materi pengalaman dasar kompetensi kejuruan dan belajar secara mandiri dengan modul. Pada tahap IN-1, peserta akan diberi materi penyusunan perangkat pembelajaran dan penguatan materi melalui modul. Materi itu diberikan selama delapan minggu. Kemudian, para guu yang ikut program keahlian ganda akan magang mengajar sebagai guru produktif di kelas (SMK), di bengkel atau labolatorium, sekaligus belajar mandiri melalui modu pada tahap ON-2. Materi-materi tersebut diberikan selama 12 minggu. Tahap berikutnya yaitu IN-2, peserta akan menerima penguatan materi, penajaman kompetensi keahlian dan uji kompetensi oleh LSP. Dan pada tahap terakhir guru akan menjalani magang kerja industri selama dua bulan. Pemerintah seharusnya memperpanjang program guru keahlian ganda. Bahkan diperluas, tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan guru produktif saja. Tapi juga untuk memenuhi kebutuhan guru mata pelajaran umum yang dikenal dengan program keahlian ganda mayor minor. Berharap saja, dirjen GTK yang baru bisa melanjutkan program yang sudah ada dengan dibarengi beragam kebijakan inovatif dan solutif. Karena permasalahan jumlah pengajar menjadi yang paling mendasar dan laten dalam dunia pendidikan nasional. Kedepan program keahlian ganda bukan produktif saja. Tetapi kelas keahlian ganda untuk mata pelajaran. Saat ini, badan kepegawaian Negara (BKN) masih menghitung jumlah kekurangan pengajar di setiap daerah, terutama untuk penempatan di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). Bapak Pranata menjelaskan, wacana merekrut dengan sistem pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) juga harus dikaji komprehensif. P3K memang harus menjadi opsi realistis utuk menutupi kekurangan guru. Program Guru Garis Depan, selain program guru keahlian ganda dan wacana P3K, pemerintah juga sudah menjalankan program Guru Garis Depan (GGD) dengan mencetak 6.296 pengajar. Masalah krusial pada guru adalah tenaga PNS di tanah air sudah berlebih namun distribusinya tidak merata. Rasio guru di Indonesia termasuk termewah di dunia. Yakni; 1;9 utuk SMK 1;14 dan untuk SMA. Dalam pihak pakar pendidikan sudah berusaha untuk mendistribusikan tapi perlu dukungan pemerintah kabupaten/kota dan provinsi Sebelumnya, kepla BKN Bima Haria Wibisiana menuturkan, sistem P3K akan mendukung upaya redistribusi. Menurut dia, dengan sistem kontrak, guru ak bisa meminta dimutasi karena telah terikat kontrak kerja. Wacana P3K ini karena banyak masalah pengajar kehilangan motivasi ketika sudah PNS. Mereka minta pindah dan tidak ada motivasi mengajar lagi. Supaya tidak terjadi ada formasi P3K, para pengajar harus mengabdi sesuai perjanjian mereka.