Anda di halaman 1dari 17

PROPOSAL SOSIODRAMA

AKTIFITAS FISIK BERUJUNG COVID-19


DI BANJAR PADANGSAMBIAN

Oleh : Kelompok 5
Kelas : VI B Keperawatan

Nama Kelompok :
1. Ni Kadek Heny Mahadewiswari (C1118045)
2. Luh Widia Verawati (C1118056)
3. Ayu Nanda Rosma Dewi (C1118058)
4. A.A Made Agus Dwi Suprastha (C1118067)
5. Ni Made Indah Cahyani (C1318107)

PROGRAM STUDI PROFESI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA USADA BALI
2021
Proposal Sosiodrama
Aktifitas Fisik Berujung Covid-19

Tema Kegiatan : Aktifitas Fisik Lansia Selama Pandemi


Sasaran : Lansia usia 60 – 70 tahun
Waktu : 60 menit.
Hari/Tanggal : Minggu, 6 Juni 2021
Tempat : Di Banjar PadangSambian, Desa Pekraman
Padangsambian,Kecamatan Denpasar Barat
Observer : Mahasiswa.

1. Latar Belakang
Usia lanjut atau lanjut usia adalah seseorang yang berusia 60 tahun atau
lebih, yang secara fisik terlihat berbeda dengan kelompok umur lainnya
(Depkes RI, 2003). Menurut rumusan WHO, batasan lanjut usia adalah usia
pertengahan (middle age) yaitu antara usia 45-59 tahun, lanjut usia (elderly)
yaitu antara usia 60-74 tahun, lanjut usia tua (old) yaitu antara usia 75-90
tahun, usia sangat tua (very old) yaitu di atas usia 90 tahun (439-908-1-PB)
Lanjut usia menurut Undang-Undang Nomor 13 tahun 1998 adalah
mereka yang telah memasuki usia 60 tahun ke atas. Diseluruh dunia penduduk
lansia (usia 60 tahun ke atas) tumbuh sangat cepat bahkan tercepat
dibandingkan kelompok usia lainnya. Badan kesehatan dunia WHO
menunjukan bahwa presentase penduduk lanjut usia akan mencapai 9,77
persen dari total penduduk pada tahun 2010 dan menjadi 11,34 persen pada
tahun 2020 (439-908-1-PB)
Aktifitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot
rangka yang memerlukan pengeluaran energi. Kurangnya aktifitas fisik
merupakan faktor risiko indepeden untuk penyakit kronis dan secara
keseluruhan diperkirakan dapat menyebabkan kematian secara global (155-
278-1-PB). Aktivitas fisik diduga dapat menstimulasi pertumbuhan saraf yang
kemungkinan dapat menghambat penurunan fungsi kognitif pada lansia
(106770)
Aktivitas fisik merupakan beberapa pergerakan tubuh yang dibentuk dari
otot-otot skeletal dan menghasilkan pengeluaran energi yang diekspresikan
dengan kilokalori serta dapat dilakukan pada lingkup pekerjaan, waktu luang
dan aktivitas rutin sehari-hari (Untitled-2)

2. Analisis Situasi
Desa Pakraman Padangsambian merupakan salah satu desa yang
terletak di Kota Denpasar , tepatnya di Kecamatan Denpasar Barat,
Provinsi Bali. Sebagai suatu desa yang berada di pinggiran perkotaan Kota
Denpasar, bentang alam Desa Padangsambian Kaja sebagian besar
merupakan areal pemukiman warga, namun pada beberapa wilayah masih
terdapat area budidaya, seperti sawah (Subak Pagutan dan Subak
Srogsogan), tegalan, kebun, kawasan usaha dan pergudangan dan
sebagainya., Banjar Pekraman Padangsambian terdiri dari 19 Banjar
meliputi Banjar Padangsambian, Banjar Minggir, Banjar Anyar, Banjar
Balun, Banjar Bhuana Agung, Banjar Bhuana Desa, Banjar Bhuana Kubu,
Banjar Padang Udayana, Banjar Teges, Banjar Umaklungkung, Banjar
Tegallinggah, Banjar Batukandik, Banjar Robokan, Banjar Batuparas,
Banjar Pagutan, Banjar Dukuh sari, Banjar Lepang, Banjar Tegeh Sari,
Banjar Penamparan. Dari data yang terpapar diatas di Desa Pekraman
Padangsambian Memiliki puluhan KK, puluhan lansia dan sebagian besar
aktif disetiap kegiatannya. Serta memiliki pengurus inti seperti Kepala
Lingkungan di setiap Banjar Desa Pekraman Padangsambian. Sehingga
sangat efektif untuk dilakukan pementasan sosiodrama tentang Aktivitas
lansia dimasa pandemi.
3. Pengertian
Metode Sosiodrama adalah suatu metode pembelajaran yang
dilakukan dengan cara mendramatisasikan suatu tindakan atau tingkah
laku dalam hubungan sosial (PENGGUNAAN METODE
SOSIODRAMA).
Romlah (2001:104) menyatakan bahwa sosiodrama adalah permainan
peranan yang ditunjukkan untuk memecahkan masalah sosial yang timbul
dalam hubungan sosial antar manusia (3326-5602-1-PB).
Winkel, W. S. (2012: 571) mengungkapkan sosiodrama merupakan
dramatisasi dari persoalan-persoalan yang dapat timbul dalam pergaulan
dengan orang-orang lain, termasuk konflik yang sering dialami dalam
pergaulan sosial (319-593-1-SM).
Aktifitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot
rangka yang memerlukan pengeluaran energi. Kurangnya aktifitas fisik
merupakan faktor risiko indepeden untuk penyakit kronis dan secara
keseluruhan diperkirakan dapat menyebabkan kematian secara global
(155-278-1-PB). Aktivitas fisik diduga dapat menstimulasi pertumbuhan
saraf yang kemungkinan dapat menghambat penurunan fungsi kognitif
pada lansia (106770)
Aktivitas fisik merupakan beberapa pergerakan tubuh yang dibentuk
dari otot-otot skeletal dan menghasilkan pengeluaran energi yang
diekspresikan dengan kilokalori serta dapat dilakukan pada lingkup
pekerjaan, waktu luang dan aktivitas rutin sehari-hari (Untitled-2)
4. Tujuan
a. Tujuan umum
Setelah menyaksikan sosiodrama tentang Aktifitas Fisik Lansia
Selama Pandemi diharapkan lansia dapat mematuhi protokol kesehatan
b. Tujuan khusus
Setelah diberikan pementasan sosiodrama tentang Aktifitas Fisik
Lansia Selama Pandemi diharapkan lansia mampu :
1) Lansia dapat mematuhi protokol kesehatan
2) Lansia memakai masker saat bepergian keluar rumah
3) Lansia sering mencuci tangan
4) Lansia dapat menerapkan physical distancing

5. Karakteristik Klien
a. Lansia di Banjar Padangsambian
b. Lansia yang mampu melakukan aktivitas fisik
c. Lansia yang kooperatif

6. Masalah Keperawatan
a. Defisien pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi

7. Metode dan Media


a. Metode
Pementasan sosiodrama akan ditampilkan dalam betuk opera
dimana salah satu mahasiswa berperan sebagai narrator yang akan
membawakan alur cerita dan mahasiswa lainnya akan berperan sesuai
alur cerita yang akan dibawakan oleh narrator.
b. Media
1) Make Up
2) Laptop
3) Busana
8. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi struktur
1) Kegiatan akan dilaksanakan pada tanggal 6 Juni 2021
2) Kegiatan akan diawali dengan perkenalan dan pemaparan tujuan
kegiatan
3) Dilanjutkan dengan penampilan sosiodrama tentang aktifitas
fisik lansia selama pandemi
4) Mahasiswa menyiapkan semua media yang dibutuhkan pada
sehari sebelumnya
b. Evaluasi proses
1) Lansia antusias dan tertarik untuk menyaksikan sosiodrama
tentang aktifitas fisik lansia selama pandemi
2) Lansia berperan aktif dalam mengikuti pelaksanaan sosiodrama
tentang aktifitas fisik lansia selama pandemi
c. Evaluasi hasil
1) 70% lansia dapat menyebutkan penyebab gout arthritis
2) 70% lansia dapat menyebutkan cara mencegah gout arthritis

9. Pengorganisasian Sosiodrama
a. Peran dan fungsi :
 Leader : Ni Made Indah Cahyani
 Co-leader : Ayu Nanda Rosma Dewi
 Observer : Luh Widia Verawati
 Narator : A.A Made Agus Dwi Suprastha
 Fasilitator : Ni Kadek Heny Mahadewiswari
b. Pembagian Kelompok Peran:
 Luh Widia Verawati : Nenek kejod
 Ayu Nanda Rosma Dewi : Komang nanda
 Ni Made Indah Cahyani : Men sampik
 Ni Kadek Heny Mahadewiswari : Ns, henny
 A.A Made Agus Dwi Suprastha : Kameramen
10. Rencana Pelaksanaan
a. Persiapan
1) Pemain
Pemeran atau pemain dalam sosiodrama tersebut diberi
pengarahan tentang garis besar cerita tersebut. Pemain juga
diberikan naskah masing – masing peran dan diharapkan dapat
mengimprovisasi peran masing – masing.
2) Media
Persiapan media dilakukan pada sehari sebelum pementasan
sosiodrama
b. Proses
Pementasan sosiodrama ini akan dipentaskan oleh kelompok 5 dari
kelas VI B Keperawatan STIKES Bina Usada Bali tanggal 6 Juni 2021
di Banjar…..
c. Evaluasi
1) Evaluasi struktur
a) Kegiatan akan dilaksanakan pada tanggal 6 Juni 2021
b) Kegiatan akan diawali dengan perkenalan dan pemaparan
tujuan kegiatan
c) Dilanjutkan dengan penampilan sosiodrama tentang aktifitas
fisik lansia selama pandemic
d) Mahasiswa menyiapkan semua media yang dibutuhkan pada
sehari sebelumnya
2) Evaluasi proses
a) Lansia antusias dan tertarik untuk menyaksikan sosiodrama
tentang aktifitas fisik lansia selama pandemic
b) Lansia berperan aktif dalam mengikuti pelaksanaan
sosiodrama tentang aktifitas fisik lansia selama pandemi
3) Evaluasi hasil
a) 70% lansia dapat menyebutkan penyebab gout arthritis
b) 70% lansia dapat menyebutkan cara mencegah gout arthritis

11. Proses Sosiodrama


Susunan Acara
No Tahap Waktu Kegiatan Teknik Peserta
1 Pembukaan 10 1. Salam perkenalan Menjawab salam
menit 2. Menjelaskan tujuan Mendengarkan
dari pertemuan Mendengarkan
3. Kontrak waktu Doa bersama
4. Doa
2 Isi 40 1. Penampilan Menyaksikan
menit sosiodrama Menjawab pertanyaan
2. Tanya jawab

3 Penutup 10 1. Doa Doa


menit 2. Memberikan salam Menjawab salam
penutup dan kontrak
waktu

LAYOUT

: Panggung

: kursi peserta

: observer
12. Antisipasi Masalah
a. Bila klien tidak menyimak pertunjukan dengan baik
- Panggil nama klien
- Minta klien untuk fokus ke pertunjukan yang ditampilkan
- Memberikan penjelasan menyimak pertunjukan terkait kesehatan
lansia khusunya lansia yang menderita gout arthritis
b. Bila klien meninggalkan tempat pertunjukan tanpa izin
- Panggil nama klien
- Tanyakan alasan klien meninggalkan pertunjukan
- Klien diperkenankan meninggalkan tempat bila ada hal yang
mendesak dan tidak dapat ditinggalkan. Namun, usahakan klien
tetap ditempat
c. Bila klien tidak mau berpartisipasi dalam pertunjukan
- Tanyakan alasan klien tidak mau berpartisipasi dalam pertunjukan
- Motivasi klien agar mau ikut berpartisipasi dalam pertunjukan
- Berikan penjelasan terkait manfaat ikut berpartisipasi dalam
pertunjukan
- Bila klien tetap tidak mau ikut biarkan klien dan instruksikan klien
untuk tetap menyimak pertunjukan
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN MATERI
A. Pengertian Covid-19
Coronavirus adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit
mulai dari gejala ringan sampai berat. Ada setidaknya dua jenis coronavirus
yang diketahui menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat
seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute
Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)
adalah penyakit jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya
pada manusia (Kemenkes)

B. Penyebab Covid-19
Virus penyebab COVID-19 ini dinamakan Sars-CoV-2. Virus corona
adalah zoonosis (ditularkan antara hewan dan manusia). Penelitian
menyebutkan bahwa SARS ditransmisikan dari kucing luwak (civet cats) ke
manusia dan MERS dari unta ke manusia. Adapun, hewan yang menjadi
sumber penularan COVID-19 ini sampai saat ini masih belum diketahui.

C. Tanda dan Gejala Covid-19


Tanda dan gejala yang umum ditemukan adalah gangguan pernapasan
akut seperti demam, batuk, dan sesak napas. Pada kasus yang berat dapat
menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan
bahkan kematian. Tandatanda dan gejala klinis yang dilaporkan pada
sebagian besar kasus adalah demam, dengan beberapa kasus mengalami
kesulitan bernapas, dan hasil rontgen menunjukkan infiltrat pneumonia luas
di kedua paru. (NIVAR)
Gejala yang dirasakan oleh penderita COVID-19 mirip dengan
penderita SARS. Gejala serupa dengan flu, namun gejala yang timbul dapat
berbeda-beda pada setiap individu. Kebanyakan orang yang terinfeksi akan
mengalami gejala ringan hingga sedang. Center for Disease Control (CDC)
menyatakan saat ini dilaporkan dapat terjadi gejala tambahan berupa
kehilangan bau dan rasa. (NIVAR)
D. Komplikasi Covid-19
Komplikasi yang paling sering ditemukan adalah pada jantung dan
paru, sehingga dapat menyebabkan kematian pada penderita COVID-19.
(26) Penderita COVID-19 yang mengalami ARDS mencapai 41.8%. Hal ini
disebabkan sel alveolar memiliki banyak reseptor ACE2, sehingga virus ini
akan menyerang alveoli. Selain ARDS dapat terjadi myocardial injury yang
mekanisme terjadinya melalui dua mekanisme. Pertama, sebagai akibat
jantung memiliki reseptor ACE2 seperti yang terdapat di paru-paru, sehingga
virus menyerang sel jantung. Mekanisme kedua yaitu melalui badai sitokin
yang terjadi pada infeksi COVID-19 dapat secara langsung menyebabkan
myocardial injury.
Pada kasus infeksi COVID-19 yang berat dapat timbul acute kidney
injury. Teori yang sama dengan komplikasi sebelumnya yaitu dapat
diakibatkan karena ginjal memiliki reseptor ACE2 atau dapat karena badai
sitokin. Pada penderita COVID-19 dapat terjadi co-infection yaitu infeksi
oleh mikroba patogen lainnya. Bakteri lebih sering ditemukan sebagai co-
infection dibandingkan virus. Berdasarkan literatur, mikroba yang dapat
menyebabkan co-infection adalah adalah respiratory syncytial virus (RSV),
Influenza A, dan Influenza B. (NIVAR)
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN NASKAH

Pada suatu sore, dirumah Nenek kejod yang sepi dan sunyi karena ia
hanya hidup berdua saja dengan cucunya yang masih duduk dibangku
SMA,
Nenek Kejod : “Mang , Mang Nanda mai je malu tulungin kejep dadong ngae
tipat pesenan, pragat plalian hp gen komang (nenek membuat
tipat seraya menggerutu)
Komang Nanda : “Nden nake malu dong mang nu masuk ne, sing je plalian hp
mare ngisi hp kadenne be plalian hp gen ajak i dadong”
Nenek Kejod : “Nah Nah sorry kaden je plalian hp, mu be lanjutang malu
masuk nyanan bantuin dadong nah?”
Komang Nanda : “Nah dong CGT to, ngae banten gen ape kewehne”

Nenek kejod meneruskan pekerjaannya membuat banten dan tiba-


tiba datanglah komang nanda untuk membantu nenek kejod membuat tipatp
pesanannya.
Komang Nanda : “Apa yang perlu saya bantu dong kejod? ”(bertanya
sembari menaikkan alisnya)
Nenek Kejod : “Emih gaya gen, ne ne ne gae jep tipat bantuin dadong
liman dadonge sube kenjel uli tuni nyait”
Komang Nanda : “Ken mai nae abe muh dadong istirahat malu, to sube mang
jemak ang minum”
Nenek Kejod : “Kene nae uling tuni kan demen dadong”
Komang Nanda : “Nah dong enahh”

Nenek Kejod pun beristirahat sembari meminum air yang sudah


disuguhi oleh cucunya, setelah itu Nenek Kejod kembali meneruskan
pekerjaannya
Nenek Kejod : “Engken mang sube suud ? adi mekelo sajan komang ngae
tipat”
Komang Nanda : “Mare komang ngae ne dong, dadong kejep adanne istirahat”
Nenek Kejod : “Ae pang enggal gen suud pesenan anake ne, kan enggal maan
istirahat ajak dadue” (Nenek langsung duduk sembari mengambil
tipat)

Mereka asyik membuat pesanan tipat hingga larut sore, setelah itu
Nenek Kejod ingin mengantarkan pesanan tipatnya kepada sang pemesan,
Nenek Kejod : “Mang, ne kan be suud tipat e
Jani dadong lakar ngabe tipay e sik umah men sampik e nah!
Jage umahe ” (merapikan tipat dan mengikatnya jadi satu)
Komang Nanda : “Nah dong, mu nake adeng-adeng dijalan
Awak be tue batis lemet”

Nenek kejod berjalan dari rumahnya menuju kerumah pemesan tipat


tidak jauh dari rumahnya kira-kira 100 meter dari rumah sang nenek,
Sampailah dirumah pemesan ceper
Nenek Kejod : “OM Swastyastu, Men sampik niki tipat e sampun pragat”
Men Sampik : “OM Swastyastu, yeh dadong
Kude gaenang tyang tipat dong? Aji kude hargane”
Nenek Kejod : “ 1 kelan nike, aji 12 ribu”
Men Sampik : “Ohh nah dong, antos jebos nah dong jani lakar jemakang
pipis Adi sing memasker dadong?” (mengambil uang kedalam
sembari bertanya kepada dadong)
Nenek Kejod : “Ow, pengab dadong males masi memasker e” (Sembari
memperagakan seakan-akan pengab)
Men Sampik : “Ne dong 12 ribu konyangan kan ?”
Nenek Kejod : “Nggih, suksma nggih” (dadong menerima uang dan
meninggalkan rumah pembeli)

Nenek kejod berjalan pulang menuju rumahnya dengan membawa


uang dikantong bajunya, tiba-tiba seseorang berbaju putih melihat-lihat
sang nenek hingga sampai rumahnya nenek, sesampainya dirumah, Nenek
kejod pun curiga dan menegur seseorang berbaju putih tersebut
Nenek Kejod : “Kenapi niki? Adi terus nepukin tyang?
Uling dijalan neked dijumah”
Ns. Heny : “ Dadong ten ngangge masker nggih ? anggen nak e masker
dong
apang ten sakit kene virus corona”
Nenek Kejod : “Tyang sing percaye keto-ketoan, nelahang pipis gen meli
masker”
Ns. Heny : “Yeh adi keto dong? Melah nyen dadong kene corona,
sing memasker, sing ngumbah lime”
Nenek Kejod : “ Dadong sing percaye corona, Uling pidan dadong daki kene
sing je sakit”

Dari dalam rumah komang nanda melihat nenek kejod ribut dengan
seseorang yang tak dikenal, komang nanda pun keluar
Komang Nanda : “Anak engken niki ? adi uyut diumah yang e”
Ns. Heny : “Ne i dadong sing memasker, limane daki masi”
Komang Nanda : “ I dadong anak mule bengkung orahin mbok, baang gen nyen
sakit corona mare je kapok”
Ns. Heny : “ sinqqg dadi keto dik,
Dong orainne men nah, dadong harus memasker yen pesu, sering
cuci tangan, jaga jarak, nak ube liu ne kene virus corona
Nenek Kejod :“Mih aeng gati, ape to virus corona? Ape gen gejalane?” (nenek
kejod berbicara sembari merasa panas dan tidak mencium bau pada
hidungnya)
Ns. Heny : “Gejalane panas, batuk, pilek, sesak nafas, sing ngidang nyium
bau ape-ape, sing ngidang ngerasaain makanan”
Nenek Kejod : “Mimih masak keto, dadong be uli 3 hari yang lalu be ngerasain
gejalane to”
Ns. Heny : “ Adaah dadong, mai ajake ke puskesmas malu mepriksa
Nenek Kejod pun diantar ke Puskesmas oleh Ns, Heny. Setelah
diperiksa sang Nenek Kejod pun positif covid-19

Anda mungkin juga menyukai