Kelas:1C
Nim:2100005103
Lampiran
Bale beleq jerowaru sekitar akhir abad ke-15 yang lalu seorang waliyullah bernama pangeran
sungguh Pati yang berasal dari Cirebon (tanam jawe) datang ke desa jerowaru yang pada saat itu
masih berbentuk hutan. Tempat itu diberi nama jelo Aru oleh pangeran Songopati yang datang ke
pulau Lombok seorang diri melalui labuan tereng (lembar). Pada tahun itu pula pangeran Songopati
menetap dan mendirikan rumah yang diberikan nama Bale beleq yang pada saat itu merupakan
satu-satunya rumah di tempat itu.
Menurut keterangan TGH.Muh.Nuh. (Alm),dan Amaq Nurulan, itu dibangun seorang diri oleh
pangeran Songopati, sehingga pekerjaan pembangunan nya mengalami berbagai hambatan. Konon
setelah pangeran Songopati membawakan tanah haram (Makkah) barulah pembangunan rumah
tersebut berjalan lancar tanpa adanya hambatan apapun. Kemudian setelah bale beleq berdiri
pangeran Songopati mengundang (1) Datu pene yang bernama Surodjaya Supene (2) Datu sekilat
bernama kyai shakilat (3) Datu pandan bernama Sigar penyalin (4) Datu batu bawi bernama siger
pendamping (5) Satu kulon bernama Sudarman, dan terakhir (6) Datu sermongkot atau Mesir
sorongan bernama Sukety untuk mengadakan musyawarah tentang rencana pembangunan masjid
juluaru (jerowaru).Dalam musyawarah tersebut disepakati untuk memulai pembangunan masjid
juluaru yang bersamaan waktunya dengan pembangunan masjid kopang, masbagik, dan rambitan.
Manfaat bale beleq pada saat itu adalah (1) sebagai tempat pemondokan pada saat pembangunan
masjid juluaru (2) sebagai tempat penyebaran agama Islam (3) tempat pertemuan, atau musyawarah
untuk penyebaran agama Islam (4) musyawarah desa, dan terakhir (5) tempat penyimpanan barang-
barang peralatan perang.
Setelah 40 tahun pangeran songopati memelihara bale-bale kemudian pangeran Songopati hilang
diculik lantaran melukis istri Datu parue lukisan itu dianggap terlalu berlebihan sebab, lukisan itu
sampai memperlihatkan kemaluan istri Datu parue tersinggung dan murka yang kemudian
memerintahkan Patih dan beberapa panglimanya untuk menculik pangeran songopati dan semenjak
saat itu ia menghilang.
Setelah kurang lebih 60 tahun lamanya datu-datu tersebut memeliharanya, tepatnya pada tahun
1589 M, rumah peninggalan tersebut diserahkan kepada Gde (istilah sekarang kepala desa), dan
pada waktu itu rumah peninggalan tersebut dipergunakan sebagai tempat musyawarah para
penggelensir, Pasek-pasek, penoak-penoak Desa jerowaru.
Pada tahun 1789 desa jerowaru dipegang oleh Datuk sidemen, rumah peninggalan tersebut
dipergunakan sebagai tempat memandikan orang-orang yang akan dikirim menghadapi musuh yang
ingin merusak adat game.
Keanehan Bale beleq;(1) rumah tersebut selalu dihindari dari bencana kebakaran (2) tembok
serambi bangunan terdiri dari kepalan kepalan tanah yang bekasnya masih bisa disaksikan (3)
bangunan rumah ini selalu miring; arah kemiringan nya berubah-ubah menurut keadaan atau
peristiwa seperti bencana alam, kekurangan pangan, menjangkitnya penyakit menular atau wabah,
keributan atau keamanan desa, kekeringan, gagal panen. (4) di tengah-tengah bangunan terdapat
batu hitam, ukuran lebar 37 cm, panjang 40 cm yang disebut batu leleh. Batu tersebut tidak boleh
dipindahkan atau diinjak, apabila dipindahkan atau diinjak akan terjadi kericuhan dan sakit yang
amat sangat bagi yang menginjak.
Manfaat bale beleq saat ini; bangunannya sendiri merupakan peninggalan sejarah yang sudah
berumur ratusan tahun. (1) sebagai tempat penyimpanan benda-benda pusaka seperti; tombak,
keris, candekan, gong, Kaling gandek, Bunut belingker, jungkat, Kelewang, pedang, barang-barang
pecah belah seperti; keramik,gong, alat tenun, bokor, keben, takepan, Bulu putri nyale.
Lokasi penelitian dusun jerowaru RT/03 RW/05,Desa jerowaru, kecamatan jerowaru kabupaten
Lombok timur NTB
1.Juru kunci
Nama :Nurulan
Pendidikan akhir:SMP
Profesi: Mahasiswa
Usia :18 & 19 thn
Pendidikan: Kuliah
d) Apakah di bale beleq sering terjadi hal mistik yang menyebabkan adanya kepercayaan spiritual
Seseorang
g) Apa saja yang tidak boleh kita lakukan dalam perumahan bale beleq
h) Bagaimana pandangan masyarakat terhadap nilai spiritual yang ada di bale beleq
i) Bagaimana sistem perizinan bagi para pengunjung atau perilaku ritual yang berasal dari luar desa
Jerowaru
j) Apakah bale beleq sendiri berperan dalam perkembangan ekonomi dan keadaan sosial bagi
masyarakat jerowaru
a) Apakah di sini kita diberi izin untuk menari secara leluasa atau ada batasan tertentu