KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKINIK KESEHATAN MALANG
TIM PENYUSUN:
1. Kissa Bahari, S.Kep, Ns. M.Kep, PhD.NS
2. Dr. Tri Anjaswarni, S.Kp, M.Kep
3. Dr. Farida Halis, S.Kp, M.Pd
4. Dr. Dyah Widodo, S.Kp, M.Kes
5. Dr. Imam Sunarno, SPd, M.Kes
6. Eddi Sujarwo, S.Kep, Ns. M.Kep
7. Miftahul Ulum, SST, S.Sos, M.Kes
8. Abdul Hanan, S.Kep Ns, M.Kes
9. Esti Widiani, S.Kep, Ns, M.Kep
10. Elok Yulidaningsih, S.Kep., Ns, M.Kep
BUKU PANDUAN
PENGKAJIAN KOMPREHENSIF
1
KEPERAWATAN JIWA
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKINIK KESEHATAN MALANG
FORMAT
PENGKAJIAN KOMPREHENSIF
2
KEPERAWATAN JIWA
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
I. IDENTITAS KLIEN
Inisial: Sdr. I (L / P) Tanggal Pengkajian : 10 Februari 2021
Umur: 24 Tahun RM No. : -
Alamat: Pasuruan Pekerjaan: Pedagang Kecil-kecilan
Suku bangsa : Indonesia Agama: Islam
Pendidikan: SMA Informan:
Px mengeluh cemas dan merasa kehilangan karena 1 bulan yang lalu px di PHK dari
salah satu pabrik sepatu karena Covid-19, px khawatir takut kalau penghasilnnya saat
ini tidak dapat mencukupik kehidupannya bersama ke 4 keluarganya. Setelah diPHK
dari pabrik px mengatakan mendiskusikan dengan keluarga untuk menangani maslah
yang dihadapi saat ini dan akhirnya px memutuskan untuk berdangang kecil-kecilan di
rumahnya meskipun px tahu kalau di masa pandemi saat inipenghaslan dari berdangang
pasti tidak cukup untuk menghidupi keluarganya.
III. STRESSOR PRESIPITASI (Masalah/kejadian yang dialami klien saat ini sehingga klien
dirawat)
1. Masalah Biologis
Penyakit fisik (alergi, trauma, infeksi, keganasan, degenerative, genetik, bawaan,
dll)
Tidak ada
Ada akut kronis terminal
Jelaskan :
Penggunaan zat
Tidak Ya
Kafein tembakau Alkohol obat-
obatan
Jelaskan :
Terpapar racun/polutan
Tidak Ya, Jelaskan :
Masalah seksual (aktifitas, fungsi, gangguan, perilaku)
Tidak Ya, Jelaskan :
1
Gangguan tidur
Tidak ya, Jelaskan : Px mengatakan sulit mengalami tidur,
dan tidur tidak nyenyak sering terbangun, dan yang
biasanya tidur lama kina hanya sebentar sekitar 4-5
jam saja
2. Masalah Psikologis
Abuse/Penganiayaan
Tidak ada Jelaskan ____
ada
Pelak Korba Saksi
u n
Aniaya fisik
Aniaya seksual
Aniaya
emosional
Tindakan
kriminal
Neglect/penelantaran
Tidak ada , Jelaskan :
ada
Bullying/perundungan
Tidak ada ada Jelaskan :
3. Masalah Sosiobudaya
Masalah Pendidikan:
Tidak Ada, jelaskan _
ada
Masalah Penghasilan/ekonomi
Tidak Ada, jelaskan: px mengatakan penghasilannya
ada menurun dibandingkan dengan sebelum px di PHK
dari pabrik, px mengatakan cemas takut kalau
penghasilan dari berdagangnya tidak dapat
mencukupi kebutuhan hidup keluarganya
Masalah Pekerjaan :
2
Konflik Budaya :
Tidak ada Ada, jelaskan _
Konflik Keyakinan/agama :
Tidak Ada, jelaskan _
ada
Kegagalan dalam kegiatan politik :
Tidak Ada, jelaskan _
ada
Masalah dengan keluarga
Tidak Ada, jelaskan __________________
ada
Masalah dengan masyarakat
Tidak ada Ada, jelaskan _
IV. FAKTOR PREDISPOSISI (Riwayat masalah/kondisi masa lalu yang pernah dialami
klien)
1. Riwayat biologis
Riwayat penyakit fisik yang lalu
Tidak Ada Masalah
3
Riwayat reproduksi (kehamilan, persalinan, jumlah anak)
Jelaskan : Tidak Ada
Kebiasaan/Gaya hidup
Jelaskan : px mengatakan sangat berbeda, ada perubahan antara gaya hidup
sebelum di PHK dengan setelah di PHK
2. Faktor Psikologis
Riwayat Gangguan jiwa yang lalu
Tidak ada
ada (Waktu/lama, gejala, & penanganannya) ______________
Jelasakan
Pertahanan psikologi : Kebiasaan koping yang digunakan
Adaptif Maladaptif
Jelaskan : __________________
Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Jelaskan : Tidak Ada
3. Faktor Sosiobudaya-spiritual
Riwayat masalah dalam Pendidikan
tidak Ada, jelaskan _
Riwayat masalah dalam penghasilan/ekonomi
tidak Ada, jelaskan _
Riwayat masalah pekerjaan
Jelaskan : Tidak Ada
Karakteristik hubungan sosial
Dengan Keluarga: Ibu
Dengan Masyarakat : Tetangga
Peran sosial :
Di Keluarga: Baik
Di Masyarakat: Baik
4
Genogram (min, tiga generasi)
2
4
Keterangan:
: Meninggal 24 : Usia
Jelaskan: Dalam 1 keluarga ada 5 anggota keluarga tetapi kepala keluarga sudah
meninggal, jadi satu rumah sekarang tinggal 4 orang dalam 1 keluarga yaitu ibu
px, px, dan kedua adik perempuan px, pasien sangat dekat dengan ibu pasien.
Pasien seoarang perempuan denga usia 24 tahun
5
V. STATUS PSIKOSOSIAL (untuk klien dengan masalah psikososial)
7
VI. PENGKAJIAN FISIK
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran neurologis
Compos mentis Apati/sedasi somnolensia
stupor subkoma koma
8
VII. AKTIFITAS SEHARI-HARI
1. Makan
Frekwensi : 2x/ hari jenis: Nasi+Lauk+sayur Kesukaan:Tahu tempe
Mandiri Bantuan minimal Bantuan Sebagian Bantuan total
2. BAB / BAK
Frekwensi : BAB : 1-2 x / hari keluhan : Tidak Ada
Mandiri Bantuan minimal Bantuan Sebagian Bantuan total
3. Personal Hygiene
Frekwensi : 3x / hari kualitas:Baik
Mandiri Bantuan minimal Bantuan Sebagian Bantuan total
4. Berpakaian / berhias
Frekwensi ganti : 3x / hari kualitas: Baik
Mandiri Bantuan minimal Bantuan Sebagian Bantuan total
5. Istirahat dan tidur
Lama Tidur : kurang lebih 4-5 jam
Aktivitas sebelum / sesudah tidur : Bekerja dan melakukan pekerjaan rumah
Kualitas tidur
Baik Tidak baik
6. Pemberian obat
Mandiri Bantuan minimal Bantuan Sebagian Bantuan total
7. Pemeliharaan Kesehatan
ada Tidak
Perawatan lanjutan
Sistem pendukung
8. Aktivitas di rumah
Bisa Tidak
Mempersiapkan makanan
Menjaga kerapihan rumah
Mencuci pakaian
Pengaturan keuangan
9. Aktivitas di luar rumah
Bisa Tidak
Belanja
Transportasi
Lain-lain _
Jelaskan : _
9
VIII. PENILAIAN TERHADAP STRESSOR/MASALAH
Penilaian klien terhadap masalah yang sedang dihadapi
tantangan Ancaman membahayakan
Jelaskan : Px mengatakan bahwa masalah yang kini px alami dengan
keluarga merupakan suatu tantangan, karena semua madalah pasti ada
hikmahnya, dan semuanya diambil pelajarannya
10
3. Aset material
Kecukupan penghasilan untuk kebutuhan
kurang cukup lebih
kekayaan yang dimiliki
Tidak cukup cukup
Pelayanan kesehatan :
terjangkau Tidak terjangkau Tidak ada
4. Keyakinan
Keyakinan dan nilai : Px mengatakan bahwa ia yakin ini semua merupakan
cobaaat, tetapi px mengatakan akan tetap terus Semangat untuk memenuhi
kebutuhan perekonomian keluarga
Motivasi : Menurut Px Motivasi yang di terima dan dimiliki sangat tinggi untuk
tetap semangat dalam mengadapi masalah yang dialaminya
Orientasi kesehatan : Preventif
11
XIII. ANALISA DATA
NO DATA MASALAH
1 DS : Px mengatakan cemas akan Cemas (Ansietas)
kondisinya saat ini, ia khawatir kalau
penghasilannya kali ini tidak dapat
mencukupi perekonomian keluarganya,
karena di kondisi pandemi seperti ini
dagangannya sering tidak laku
12
XIV. POHON MASALAH
Cemas
Respon Berduka
Reza Fani B.
13
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
(berdasarkan prioritas)
13
RENCANA ASUHAN
KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA TUJUAN
TGL DX KEPERAWAT KRITERIA INTERVENSI RASIONAL TT
AN STANDART
10 Feb 1 Kecemasan Setelah dilakukan Terapi Relaksasi Observasi
2021 (Ansietas) b.d kunjungan selama 2x Observasi 1. untuk mengetahui
mekanisme diharapkan masalah 1. identifikasi kesediaan, kemampuan awal yang
koping belum cemas dapat memenuhi kemampuan, dan penggunaan dimiliki pasien terhadap
efektif d.d kriteria hasil seperti tekhnik sebelumnya tindakan sebelumnya
penghasilan berikut: 2. periksa ketegangan otot, 2. untuk mengetahui kondisi
menurun, wajah frekuensi nadi, tekanan darah, pasien secara umum
tampak berkerut, Tingkat Ansietas dan suhu sebelum dan sesudah 3. untuk mengetahui
sering sakit perut, 1. verbilisasi khawatir tindakan kemampuan respon yang
sering pusing, akibat kondisi yang 3. monitor respons terhadap terapi dimiliki pasien terhadap
duduk tidak dihadapi menurun relaksasi terapi
tenang, TD: 2. perilaku gelisah Terapeutik Terapeutik
130/80 mmhg, N: menurun 1. gunakan relaksasi untuk 1. untuk mingkatkan kesehatan
84x/menit, S: 3. pola tidur membaik penunjang tindakan medis pasien selain tindakan
36,5oC, RR: 2. ciptakan lingkungan tenang dan farmakologis
22x/menit tanpa gangguan dengan 2. untuk memberikan
pencahayaan dan suhu ruang kenyamanan dan keamanan
nyaman pasien selama proses
3. gunakan suara yang lembut relaksasi
dengan irama lambat dan 3. agar relaksasi dapat
berirama tersampaikan secara
Edukasi maksimal dan pasien dapat
1. jelaskan tujuan, manfaat, batasan, merasakan efek dari
dan jenis relaksasi yang akan relaksasi
dilakukan Edukasi
2. anjurkan mengambil posisi 1. agar tidak ada
nyaman kesalahfahaman anatara
3. anjurkan rileks dan merasakan pasien, tindakan yang
sensasi relaksasi diberikan dengan pasien dan
4. demonstrasikan dan latih teknik agar pasien dapat
relaksasi memahami tentang tindakan
yang akan dilakukan
2. untuk menunjang proses
tindakan relaksasi lebih
maksimal
3. agar hasil relaksasi lebih
maksimal
4. agar pasien dapat
melakukan relaksasi dengan
benar dan secara mandiri
NO DIAGNOSA TUJUAN
TGL DX KEPERAWAT KRITERIA INTERVENSI RASIONAL TT
AN STANDART
10 Feb 2 Berduka b.d Setelah dilakukan Dukungan Proses Berduka Observasi
2021 Kehilangan kunjungan selama 2x Observasi 1. untuk mengetahui bagaiman
pekerjaan d.d 1 diharapkan masalah 1. identifikasi kehilangan yang kondisi perasaan kehilangan
bulan yang lalu berduka (kehilangan) dihadapi pasien
di PHK, respon dapat memenuhi 2. identifikasi reaksi awal terhadap 2. untuk mengetahui
bergaining kriteria hasil seperti kehilangan bagaiaman respon awal
berikut: Terapeutik pasien ketika menghadapi
1. Motivasi agar mau situasi berduka
Tingkat Berduka mengungkapkan perasaan Terapeutik
1. Verbilisasi kehilangan 1. agar dapat dilakukan
menerima 2. Motivasi untuk menguatkan tindakan yang tepat untuk
kehilangan dukungan keluarga atau orang pasien
meningkat terdekat 2. agar keluarga dapat selalu
2. Verbilisasi 3. Diskusi strategi koping yang mendukung pasien setiap
perasaan sedih dapat dilakukam saat
menurun Edukasi 3. untuk memberikan suatu
3. pola tidur 1. Jelaskan kepada pasien dan solusi yang tepat untuk
membaik keluarga bahwa sikap pasien dalam mengahdapi
mengingkari, marah, tawar suatu masalah
menawar, depresi dan menerima Edukasi
itu merupakan hal yang wajar 5. agar pasien dapat
dalam mengahadapi kehilangan memahami dan bisa
2. Ajarkan melewati proses berduka menerima suatu kondisi
secara bertahap yang biasa terjadi ketika ada
suatu masalah kehilangan
6. untuk meningkatkan
kemampuan pasien dalam
menghilangkan perasaan
berduka secara bertahap
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
NO
Dx Tanggal IMPLEMENTASI EVALUASI
& jam KEPERAWATAN
1 10 Feb 1. berdiskusi dengan pasien S: -klien mengatakan sedikit ten
2021, membicarakan tentang perasaan dan dan enakan setalah mengungkap
pukul masalah yang kini sedang dihadapi perasaannya sekaligus diberikan
13.00 2. TTV relaksasi
WIB 3. menjelaskan secara rinci tentang
tindakan yang tepat untuk O: -klien tampak sedikit terseny
mengurangi kecemasan -klien kooperatif saat melakukan
4. mengajarkan relaksasi nafas dalam tindakan
dan relaksasi gerakan 5 jari -klien memahami akan tindakan
5. menanyakan perasaan pasien setelah relaksasi yang telah dilakukan
diberikan tindakan relaksasi -klien bersedia melakukan tinda
6. meminta untuk pasien selalu secara mandiri
melakukan teknik relaksasi setiap
selesai sholat maupun ketika A: -masalah teratasi sebagian
mengalami cemas
P: -lanjutkan intervensi
P: -lanjutkan intervensi
NO
Dx Tanggal IMPLEMENTASI EVALUASI
& jam KEPERAWATAN
1 12 Feb 1. menanyakan kondisi pasien S: -klien mengatakan sudah lebih
2021, saat ini tenang dan enakan setalah
pukul 2. TTV diberikan relaksasi
13.00 3. Menanyakan apakah pasien
WIB sudah bisa dan melakukan O: -klien tampak tersenyum
teknik relaksasi dengan benar lebar
secara mandiri -klien kooperatif saat melakukan
4. Melakukan teknik relaksasi tindakan
nafas dalam dan relaksasi -klien sudah bisa melakukan
gerakan 5 jari kembali tindakan relaksasi dengan benar
5. menanyakan perasaan pasien -klien bersedia terus melakukan
setelah diberikan tindakan tindakan secara mandiri
relaksasi
6. meminta untuk pasien selalu A: -masalah teratasi
melakukan teknik relaksasi
setiap selesai sholat maupun P: -hentikan intervensi,
ketika mengalami cemas dilanjutkan secara mandiri
P: -hentikan intervensi
1
6
LAPORAN PENDAHULUAN
Kecemasan (Asietas)
A. Pengertian
Kecemasan merupakan suatu respon psikologis maupun fisiologis individu
terhadap suatu keadaan yang tidak menyenangkan, atau reaksi atas situasi yang
dianggap mengancam (Hulu & Pardede, 2016). Menurut Pardede & Simangunsong
(2020) Kecemasan merupakan suatu keadaan perasaan gelisah, ketidaktentuan, ada rasa
takut dari kenyataan atau persepsi ancaman sumber aktual yang tidak diketahui
masalahnya.
B. Rentang Respon
a. Kecemasan Ringan
Menurut Videbeck (2008), respon dari kecemasan ringan adalah sebagai berikut:
1) Respon fisik dari kecemasan ringan adalah:
a) Ketegangan otot ringan
b) Sadar akan lingkungan
c) Rileks atau sedikit gelisah
d) Penuh perhatian
e) Rajin
2) Respon kogniif dari kecemasan ringan adalah:
a) Lapang persepsi luas
b) Terlihat tenang, percaya diri
c) Perasaan gagal sedikit
d) Waspada dan memperhatikan banyak hal
e) Mempertimbangkan informasi
f) Tingkat pembelajaran optimal
1
7
3) Respon emosional dari kecemasan ringan adalah:
a) Perilaku otomatis
b) Sedikit tidak sadar
c) Aktivitas mandiri
d) Terstimulasi
e) Tenang
b. Kecemasan Sedang
Menurut Videbeck (2008), respon dari kecemasan sedang adalah sebagai berikut:
1) Respon fisik dari kecemasan sedang adalah:
a) Ketegangan otot sedang
b) Tanda-tanda vital meningkat
c) Pupil dilatasi, mulai berkeringat
d) Sering mondar-mandir, memukul tangan
e) Suara berubah: bergetar, nada suara tinggi
f) Kewaspadaan dan ketegangan meningkat
g) Sering berkemih, sakit kepala, pola tidur berubah, nyeri punggung
2) Respon kognitif dari kecemasan sedang adalah:
a) Lapang persepsi menurun
b) Tidak perhatian secara selektif
c) Fokus terhadap stimulus meningkat
d) Rentang perhatian menurun
e) Penyelesaian masalah menurun
f) Pembelajaran terjadi dengan memfokuskan
3) Respon emosional dari kecemasan sedang adalah:
a) Tidak nyaman
b) Mudah tersinggung
c) Kepercayaan diri goyah
d) Tidak sabar
e) Gembira
1
8
c. Kecemasan Berat
Menurut Videbeck (2008), respon dari kecemasan berat adalah:
1) Respon fisik kecemasan berat adalah:
a) Ketegangan otot berat
b) Hiperventilasi
c) Kontak mata buruk
d) Pengeluaran keringat meningkat
e) Bicara cepat, nada suara tinggi
f) Tindakan tanpa tuuan dan serampangan
g) Rahang menegang, mngertakan gigi
h) Mondar-mandir, berteriak
i) Meremas tangan, gemetar
2) Respon kognitif kecemasan berat adalah:
a) Lapang persepsi terbatas
b) Proses berpikir terpecah-pecah
c) Sulit berpikir
d) Penyelesaian masalah buruk
e) Tidak mampu mempertimbangkan informasi
f) Hanya memperhatikan ancaman
g) Preokupasi dengan pikiran sendiri
h) Egosentris
3) Respon emosional kecemasan berat adalah:
a) Sangat cemas
b) Agitasi
c) Takut
d) Bingung
e) Merasa tidak adekuat
f) Menarik diri
g) Penyangkalan
h) Ingin beban
1
9
d. Panik
Menurut Videbeck (2008), respon dari panik adalah sebagai berikut:
1) Respon fisik dari panik adalah:
a) Fight, fight, atau freeze
b) Ketegangan otot sangat berat
c) Agitasi motorik kasar
d) Pupil dilatasi
e) Tanda-tanda vital meningkat kemudian menurun
f) Tidak dapat tidur
g) Hormon stress dan neurotransmitter berkurang
h) Wajah menyeringai, mulut ternganga
2) Respon kognitif dari panik adalah:
a) Persepsi sangat sempit
b) Pikiran tidak logis, terganggu
c) Kepribadian kacau
d) Tidak dapat menyelesaikan masalah
e) Fokus pada pikiran sendiri
f) Tidak rasional
g) Sulit memahami stimulus eksternal
h) Halusinasi, waham, ilusi mungkin terjadi
3) Respon emosional dari panik adalah:
a) Merasa terbebani
b) Merasa tidak mampu, tidak berdaya
c) Lepas kendali
d) Mengamuk, putus asa
e) Marah, sangat takut
f) Mengharapkan hasil yang buruk
g) Kaget, takut, lelah
2
0
C. Faktor Predisposisi
Stressor predisposisi adalah semua ketegangan dalam kehidupan yang dapat
menyebabkan timbulnya kecemasan. Ketegangan dalam kehidupan tersebut dapat
berupa:
1) Peristiwa traumatik, yang daapt memicu terjadinya kecemasan berkitan dengan krisis
yang dilami individu baik krisis yang dialami individu baik krisis perkembangan
maupun situasional
2) Konflik emosional, yang dialami individu dan tidak terselesaikan dengan baik.
Konflik antara id dan superego atau antara keinginan dan kenyataan dapat
menimbulkan kecemasan pada individu.
3) Konsep diri terganggu akan menimbulkan ketidakmampuan individu berpikir secara
realitas sehingga akan menimbulkan kecemasan.
4) Frusatasi akan menimbulkan rasa ketidakberdayaan untuk mengambil keputusan
yang berdampak terhadap ego.
5) Gangguan fisik akan menimbulkan kecemasan karena merupakan ancaman terhadap
integritas fisik yang dapat mempengaruhi konsep diri individu.
6) Pola mekanisme koping keluarga atau ola keluarga menangani stress akan
mempengaruhi individu dalam berespon terhadap konfllik yang dialami karena pola
mekanisme koping individu banyak dipelajari dalam keluarga
7) Riwayat gangguan kecemasan dalam keluarga akan mempengaruhi respon individu
dalam berespon terhadap konflik dan mengatasi kecemasannya.
8) Medikasi yang dapat memicu terjadinya kecemasan adalah pengobatan yang
mengandung benzodiazepin, karena benzodiazepin dapat menekan neurotransmitter
gamma amino butyric acid (GABA) yang mengontrol aktivitas neuron di otak yang
bertanggung jawab menghasilkan kecemasan.
2
1
D. Faktor Presipitasi
Stressor presipitas adalah semua ketegangan dalam kehidupan yang dapat
mencetuskan timbulnya kecemasan. Stressor presipitasi dikelompokkan menjadi dua
bagian, yaitu:
1) Ancaman terhadap integritas fisik, meliputi:
a) Sumber internal, meliputi kegagalan mekanisme fisiologis sistem imun,
regulasi suhu tubuh, perubahan biologis normal (misalnya: hamil)
b) Sumber eksternal, meliputi paparan terhadap infeksi virus dan bakteri,
polutan lingkungan, kecelakaan, kekurangan nutrisi, tidak adekuatnya
tempat tinggal.
2) Ancaman terhadap harga diri meliputi sumber internl dan eksternal
a) Sumber internal, kesulitan dalam hubungann interpersonal di rumah dan
tempat kerja, penyesuaian terhadap peran baru. Berbagai ancaman
terhadap integritas fisik jug dapat mengancam harga diri.
b) Sumber eksternal, kehilangan orang yang dicintai, perceraian, perubahan
status pekrjaan, tekanan kelompok, sosial budaya.
E. Mekanisme Koping
Kemampuan individu menanggulangi kecemasan secara konstruksi merupakan
faktor utama yang membuat pasien berperilaku patologis atau tidak. Mekanisme koping
untuk mengatasi kecemasan sedang, berat, dan panik membutuhkan banyak energi.
Menurut Suliswati (2005), mekanisme koping yang dapat dilakukan ada dua jenis,
yaitu:
a. Task Oriented Reaction atau reaksi yang berorientasi pada tugas. Tujuan yang ingin
dicapai dengan melakukan koping ini adalah individu mencoba menghadapi
kenyataan tuntutan stress dengan menilai secara objektif ditujukan untuk mengatasi
masalah, memulihkan konflik dan memenuhi kebutuhan.
1) Perilaku menyerang digunakan untuk mengubah atau mengatasi hambatan
pemenuhan kebutuhan
2) Perilaku menarik diri digunakan baik secara fisik maupun psikologik
untuk memindahkan seseorang dari sumber stress
3) Perilaku kompromi digunakan untuk mengubah cara seseorang
mengoperasikan, mengganti tujuan, atau mengorbankan aspek kebutuhan
personal seseorang.
2
2
b. Ego Oriented Reaction atau reaksi berorientasi pada ego. Koping ini tidak selalu
sukses dalam mengatasi masalah. Mekanisme ini seringkali digunakan untuk
melindungi diri, sehingga disebut mekanisme pertahanan ego diri biasanya
mekanisme ini tidak membantu untuk mengatasi masalah secara realita. Untuk
menili penggunaan mekanisme pertahanan individu apakah adaptif atau tidak adaptif,
perlu dievalusi hal-hal berikut:
1) Perawat dapat mengenali secara akurat penggunaan mekanisme
pertahanan pasien
2) Tingkat penggunaan mekanisme pertahanan diri tersebut apa pengaruhnya
terhadap disorganisasi kepribadian
3) Pengaruh penggunaan mekanisme pertahanan terhadap kemajuan
kesehatan pasien
4) Alasan pasien menggunakan mekanisme pertahanan.
2
3
Obyektif :
a. nadi dan tekanan darah naik
b. tidak mampu menerima informasi dari luar
c. berfokus pada apa yang menjadi perhatiannya
d. Ketakutan atas sesuatu yang tidak spesifik/jelas
e. Pekerjaan sehati-hari terganggu
f. Tidak mampu melakukan kegiatan harian
g. Gerakan meremas tangan
Bicara berlebihan dan cepat
I. IDENTITAS KLIEN
Tanggal Pengkajian
RM No
Inisial
Jenis kelamin
Umur
Alamat
Suku bangsa
Pendidikan
Agama
Pekerjaan
II. ALASAN MASUK
Keluhan utama (gejala/perubahan perilaku yang menyebabkan klien dirawat)
III. STRESSOR PRESIPITASI (Masalah/kejadian yang dialami klien saat ini sehingga
klien dirawat)
1. Masalah Biologis
2
4
Penyakit fisik (alergi, trauma, infeksi, keganasan, degenerative, genetik, bawaan,
dll) yang sedang dialami klien
3. Masalah Sosiobudaya
Masalah Pendidikan yang sedang dialami klien
Masalah Penghasilan/ekonomi yang sedang dialami klien
Masalah Pekerjaan yang sedang dialami klien
Konflik Budaya yang sedang dialami klien
Konflik Keyakinan/agama yang sedang dialami klien
Apakah ada Kegagalan dalam kegiatan politik
Apakah ada Masalah dengan keluarga
Apakah ada Masalah dengan masyarakat
IV. FAKTOR PREDISPOSISI (Riwayat masalah/kondisi masa lalu yang pernah dialami
klien)
1. Riwayat biologis
Riwayat penyakit fisik yang lalu
Riwayat selama di kandungan dan kelahiran (untuk klien anak)
Riwayat Imunisasi (untuk klien anak)
Riwayat Paparan racun,/polutan
Riwayat status nutrisi
Riwayat gangguan hormonal
Riwayat gangguan seksual (aktifitas, fungsi, gangguan, perilaku)
2
5
Riwayat penggunaan zat
Riwayat reproduksi (kehamilan, persalinan, jumlah anak)
Kebiasaan/Gaya hidup
2. Faktor Psikologis
Riwayat Gangguan jiwa yang lalu
Jelasakan (Waktu/lama, gejala, & penanganannya)
Pertahanan psikologi : Kebiasaan koping yang digunakan
Adaptif
-Bicara dengan orang lain
-Menyelesaikan masalah
-Negosiasi
-Aktivitas konstruktif
-Olah raga
-Lainnya
Maladaptif
-Penyalahgunaan zat
-Reaksi lambat / berlebih
-Bekerja berlebihan
-Menghindar
-Mencederai diri
-Lainnya
Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
3. Faktor Sosiobudaya-spiritual
Riwayat masalah dalam Pendidikan
Riwayat masalah dalam penghasilan/ekonomi
Riwayat masalah pekerjaan
2
6
V. STATUS PSIKOSOSIAL (untuk klien dengan masalah psikososial)
2
7
- Respon Kognitif: lapang persepsi sangat menyempit dan tidak mampu
menyelesaikan masalah. Individu cendrung berfokus pada sesuatu yang
rinci dan spesifik serta tidak berpikir tentang hal lain. Individu tersebut
memerluhkan banyak arahan untuk berfokus pada area lain
Kecemasan sangat berat (panik)
- Respon Fisiologis: nafas pendek, rasa tercekik, sakit dada, pucat,
hipotensi, pucat, dan rendahnya koordinasi motorik.
- Respon Perilaku: agitasi, mengamuk, berteriak-teriak, perilaku tak
terkendali
- Respon afektif: marah, ketakutan yang berlebihan
- Respon Kognitif: lapang persepsi terhadap lingkungan mengalami
distorsi/kekacauan, tidak dapat berfikir logis, tidak dapat mengendalikan
diri lagi, dan tidak dapat melakukan kegiatan sesuai pengarahan/tuntunan
2. Harapan/semangat klien terhadap kesembuhan
-Penuh harapan
-Perasaan putusas
-Perasan tidakberdaya :
VI. PENGKAJIAN FISIK
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran neurologis
-Compos mentis
-Apati/sedasi
-somnolensia
-stupor
-subkoma
-koma
3. Tanda vital
-TD
-N
-S
-RR
4. Tinggi Badan/Berat Badan
Apakah ada kenaikan atau penurunan
5. Apakah ada Keluhan fisik yang dikeluhkan klien
6. Pemeriksaan fisik :
Kepala
Leher
Thorax
2
8
Abdomen
Genetalia
Integumen
Ektremitas
koordinasi
VII. AKTIFITAS SEHARI-HARI
1. Makan
-Frekwensi
-Jenis
-Kesukaan
2. BAB / BAK
-Frekwensi
-keluhan :
3. Personal Hygiene
-Frekwensi
-kualitas:Baik
4. Berpakaian / berhias
-Frekwensi ganti
-kualitas: Baik
5. Istirahat dan tidur
-Lama Tidur
-Aktivitas sebelum / sesudah tidur
-Kualitas tidur
6. Pemberian obat
7. Pemeliharaan Kesehatan
8. Aktivitas di rumah
9. Aktivitas di luar rumah
VIII. PENILAIAN TERHADAP STRESSOR/MASALAH
Penilaian klien terhadap masalah yang sedang dihadapi apakah merupakan tantangan,
ancaman, atau membehayakan
IX. SUMBER KOPING
1. Kemampuan personal
Problem solving skill
Status Kesehatan
Semangat , apakah tinggi, cukup, kurang
Sosial skill
Intelegensia
2
9
Pengetahuan tentang
-Gangguan jiwa
-Faktor presipitasi
-Faktor predisposisi
-Sistem pendukung
-Koping
-Obat-obatan
-Lainnya
Pandangan hidup yang dimiliki, apakah realistis atau tidak realistis
2. Dukungan sosial
Dukungan dari keluarga/kelompok/masyarakat
Jaringan sosial (perkumpulan, organisasi,)
3. Aset material
Kecukupan penghasilan untuk kebutuhan
-kurang
-cukup
-lebih
kekayaan yang dimiliki
-tidak cukup
-cukup
Pelayanan kesehatan
-terjangkau
-jauh
-tidak ada
4. Keyakinan
Keyakinan dan nilai klien terhadap suatu masalah
Motivasi klien yterhadap suatu masalah
Orientasi kesehatan
3
0
V. Rencana tindakan keperawatan
TUJUAN INTERVENSI
Tujuan umum : Cemas berkurang atau 1. Jadilah pendengar yang hangat
hilang dan responsif
2. Beri waktu yang cukup pada
Tujuan khusus: pasien unuk berespon
TUK 1 : Pasien dapat menjalin dan 3. Beri dukungan pada pasien untuk
membina hubungan saing percaya mengekspresikan perasaannya
4. Identifikasi pola perilaku pasien
atau pendekatan yang dapat
menimbulkan perasaan negatif
5. Bersama pasien mengenali
perilaku dan respon cepat belajar
dan berkembang
3
1
5. Latih pasien dengan
menggunakan ansietas sedang
6. Beri aktivitas fisik untuk
menyalurkan energinya
7. Libatkan pihak yang
berkepentingan sebagai suber dan
dukungan sosial dalam membantu
pasien menggunakan loping
adaptif yang baru
3
2
LAPORAN PENDAHULUAN
3
3
gangguan pernapasan, detak jantung cepat, menangis, gelisah, dan sering kali
individu tidak tahu harus berbuat apa. Reaksi ini dapat berlangsung dalam beberapa
menit hingga beberapa tahun (Hidayat, 2009 : 245).
b. Tahap marah
Pada tahap ini individu menolak kehilangan. Kemarahan yang timbul sering
diproyeksikan kepada orang lain atau dirinya sendiri. Orang yang mengalami
kehilangan juga tidak jarang menunjukkan perilaku agresif, berbicara kasar,
menyerang orang lain, menolak pengobatan, bahkan menuduh dokter atau perawat
tidak kompeten. Respons fisik yang sering terjadi, antara lain muka merah, denyut
nadi cepat, gelisah, susah tidur, tangan mengepal, dan seterusnya (Hidayat, 2009 :
245).
c. Tahap tawar – menawar
Pada tahap ini terjadi penundaan kesadaran atas kenyataan terjadinya
kehilangan dan dapat mencoba untuk membuat kesepakatan secara halus atau terang
– terangan seolah – olah kehilangan tersebut dapat dicegah. Individu mungkin
berupaya untuk melakukan tawar – menawar dengan memohon kemurahan tuhan
(Hidayat, 2009 : 245).
d. Tahap depresi
Pada tahap ini pasien sering menunjukkan sikap menarik diri, kadang – kadang
bersikap sangat penurut, tidak mau bicara, menyatakan keputusasaan, rasa tidak
berharga, bahkan bisa muncul keinginan bunuh diri. Gejala fisik yang ditunjukkan,
antara lain menolak makan, susah tidur, letih, turunnya dorongan libido, dan lain –
lain (Prabowo, 2014 : 115).
e. Tahap penerimaan
Tahap ini berkaitan dengan reorganisasi perasaan kehilangan. Pikiran yang
selalu berpusat pada objek yang hilang akan mulai berkurang atau hilang. Individu
telah menerima kenyataan kehilangan yang dialaminya dan mulai memandang ke
depan. Gambaran tentang objek atau orang yang hilang akan mulai dilepaskan secara
bertahap. Perhatiannya akan beralih pada objek yang baru. Apabila individu dapat
memulai tahap tersebut dan menerima dengan perasaan damai, maka dia dapat
mengakhiri proses berduka serta dapat mengatasi perasaan kehilangan secara tuntas.
Kegagalan masuk ke tahap penerimaan akan memengaruhi kemampuan individu
tersebut dalam mengatasi perasaan kehilangan selanjutnya (Hidayat, 2009 : 245 -
246).
3
4
C. Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi yang mempengaruhi rentang respon kehilangan adalah :
1) Faktor genetik
Individu yang dilahirkan dan dibesarkan didalam keluarga yang mempunyai riwayat
depresi akan sulit mengembangkan sikap optimis dalam menghadapi suatu
permasalahan termasuk dalam menghadapi perasaan kehilangan (Hidayat, 2009 : 246 ).
2) Kesehatan jasmani
Individu dengan keadaan fisik sehat, pola hidup yang teratur, cenderung mempunyai
kemampuan mengatasi stress yang lebih tinggi dibandingkan dengan individu yang
mengalami gangguan fisik (Prabowo, 2014 : 116).
3) Kesehatan mental
Individu yang mengalami gangguan jiwa terutama yang mempunyai riwayat depresi
yang ditandai dengan perasaan tidak berdaya pesimis, selalu dibayangi oleh masa depan
yang suram, biasanya sangat peka dalam menghadapi situasi kehilangan (Hidayat,
2009 : 246).
4) Pengalaman kehilangan dimasa lalu
Kehilangan atau perpisahan dengan orang yang berarti pada masa kanak – kanak akan
mempengaruhi individu dalam mengatasi perasaan kehilangan pada masa dewasa
(Hidayat, 2009 : 246).
5) Struktur kepribadian
Individu dengan konsep yang negative, perasaan rendah diri akan menyebabkan rasa
percaya diri yang rendah yang tidak objektif terhadap stress yang dihadapi (Prabowo,
2014 : 116).
D. Faktor Presipitasi
Ada beberapa stressor yang dapat menimbulkan perasaan kehilangan. Kehilangan
kasih sayang secara nyata ataupun imajinasi individu seperti: kehilangan sifat bio-
psiko-sosial antara lain meliputi :
1) Kehilangan kesehatan
2) Kehilangan fungsi seksualitas
3) Kehilangan peran dalam keluarga
4) Kehilangan posisi dimasyarakat
5) Kehilangan harta benda atau orang yang dicintai
6) Kehilangan kewarganegaraan (Prabowo, 2014 : 117).
3
5
E. Mekanisme Koping
Koping yang sering dipakai individu dengan kehilangan respon antara lain :
Denial, Represi, Intelektualisasi, Regresi, Disosiasi, Supresi dan proyeksi yang
digunakan untuk menghindari intensitas stress yang dirasakan sangat menyakitkan.
Regresi dan disosiasi sering ditemukan pada pasien depresi yang dalam. Dalam
keadaan patologis mekanisme koping tersebut sering dipakai secara berlebihan dan
tidak tepat (Prabowo, 2014 : 117 – 118).
a. Denail
Dalam psikologi, terma “denail” artinya penyangkalan dikenakan pada seseorang
yang dengan kuat menyangkal dan menolak serta tak mau melihat fakta-fakta yang
menyakitkan atau tak sejalan dengan keyakinan, pengharapan, dan pandangan-
pandangannya. Denialisme membuat seorang hidup dalam dunia ilusifnya sendiri,
terpangkas dari kehidupan dan nyaris tidak mampu keluar dari cengkeramannya. Ketika
seseorang hidup dalam denial “backfire effect” atau “efek bumerang” sangat mungkin
terjadi pada dirinya. Orang yang hidup dalam denial tentu saja sangat ridak berbahagia.
Dirinya sendiri tidak berbahagia, dan juga membuat banyak orang lain tidak berbahagia
(Prabowo, 2014 : 118).
b. Represi
Represi merupakan bentuk paling dasar diantara mekanisme lainnya. Suatu cara
pertahanan untuk menyingkirkan dari kesadaran pikiran dan perasaan yang mengancam.
Represi adalah mekanisme yang dipakai untuk menyembuhkan hal-hal yang kurang
baik pada diri kita kea lam bawah sadar kita. Dengan mekanisme ini kita akan terhindar
dari situasi tanpa kehilangan wibawa kita (Prabowo, 2014 : 118).
c. Intelektualisasi
Intelektualisasi adalah pengguna logika dan alasan yang berlebihan untuk
menghindari pengalaman yang menganggu perasaannya. Dengan intelektualisasi,
manusia dapat mengurangi hal-hal yang pengaruhnya tidak menyenangkan, dan
memberikan kesempatan untuk meninjau permasalahan secara objektif (Prabowo,
2014 : 118).
d. Regresi
Yaitu menghadapi stress dengan perilaku, perasaan dan cara berfikir mundur
kembali ke ciri tahap perkembangan sebelumnya (Prabowo, 2014 : 118).
3
6
e. Disosiasi
Beban emosi dalam suatu keadaan yang menyakitkan diputus atau diubah.
Mekanisme dimana suatu kumpulan proses-proses mental dipisahkan atau diasingkan
dari kesadaran dengan bekerja secara merdeka atau otomatis, afek dan emosi terpisah,
dan terlepas dari ide, situasi, objek, misalnya pada selektif amnesia (Prabowo, 2014 :
118).
f. Supresi
Suatu proses yang digolongkan sebagai mekanisme pertahanan tetapi sebenarnya
merupakan analog dari represi yang disadari. Perbedaan supresi dengan represi yaitu
pada supresi seseorang secara sadar menolak pikirannya keluar alam sadarnya dan
memikirkan yang lain. Dengan demikian supresi tidak begitu berbahaya terhadap
kesehatan jiwa, Karena terjadinya dengan sengaja, sehingga ia mengetahui apa yang
dibuatnya (Prabowo, 2014 : 118).
g. Proyeksi
Proyeksi merupakan usaha untuk menyalahkan orang lain mengenai
kegagalannya, kesulitannya atau keinginan yang tidak baik. Dolah dan Holladay (1967)
berpendapat bahwa proyeksi adalah contoh dari cara untuk memungkiri tanggung
jawab kita terhadap impuls-impuls dan pikiran-pikiran dengan melimpahkan kepada
orang lain dan tidak pada kepribadian diri sendiri (Prabowo, 2014 : 118).
3
7
b. Berduka
Menurut Dalami (2009) tanda dan gejala berduka diantaranya :
1) Efek fisik Kelelahan, kehilangan selera, masalah tidur, lemah,berat badan
menurun, sakit kepala, berat badan menurun, sakit kepala, pandangan
kabur, susah bernapas, palpitasi dan kenaikan berat , susah bernapas.
2) Efek emosi Mengingkari, bersalah , marah, kebencian, depresi,kesedihan,
perasaan gagal, perasaan gagal, sulit untuk berkonsentrasi, gagal dalam
menerima kenyataan, iritabilita, perhatian terhadap orang yang meninggal.
3) Efek social.
a) Menarik diri dari lingkungan.
b) Isolasi (emosi dan fisik) dari istri, keluarga dan teman.
I. IDENTITAS KLIEN
Tanggal Pengkajian
RM No
Inisial
Jenis kelamin
Umur
Alamat
Suku bangsa
Pendidikan
Agama
Pekerjaan
3
8
II. ALASAN MASUK
Keluhan utama (gejala/perubahan perilaku yang menyebabkan klien dirawat)
III. STRESSOR PRESIPITASI (Masalah/kejadian yang dialami klien saat ini sehingga
klien dirawat)
1. Masalah Biologis
Penyakit fisik (alergi, trauma, infeksi, keganasan, degenerative, genetik, bawaan,
dll) yang sedang dialami klien
3. Masalah Sosiobudaya
Masalah Pendidikan yang sedang dialami klien
Masalah Penghasilan/ekonomi yang sedang dialami klien
Masalah Pekerjaan yang sedang dialami klien
Konflik Budaya yang sedang dialami klien
Konflik Keyakinan/agama yang sedang dialami klien
Apakah ada Kegagalan dalam kegiatan politik
Apakah ada Masalah dengan keluarga
Apakah ada Masalah dengan masyarakat
IV. FAKTOR PREDISPOSISI (Riwayat masalah/kondisi masa lalu yang pernah dialami
klien)
1. Riwayat biologis
Riwayat penyakit fisik yang lalu
Riwayat selama di kandungan dan kelahiran (untuk klien anak)
3
9
Riwayat Imunisasi (untuk klien anak)
Riwayat Paparan racun,/polutan
Riwayat status nutrisi
Riwayat gangguan hormonal
Riwayat gangguan seksual (aktifitas, fungsi, gangguan, perilaku)
Riwayat penggunaan zat
Riwayat reproduksi (kehamilan, persalinan, jumlah anak)
Kebiasaan/Gaya hidup
2. Faktor Psikologis
Riwayat Gangguan jiwa yang lalu
Jelasakan (Waktu/lama, gejala, & penanganannya)
Pertahanan psikologi : Kebiasaan koping yang digunakan
Adaptif
-Bicara dengan orang lain
-Menyelesaikan masalah
-Negosiasi
-Aktivitas konstruktif
-Olah raga
-Lainnya
Maladaptif
-Penyalahgunaan zat
-Reaksi lambat / berlebih
-Bekerja berlebihan
-Menghindar
-Mencederai diri
-Lainnya
Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
3. Faktor Sosiobudaya-spiritual
Riwayat masalah dalam Pendidikan
Riwayat masalah dalam penghasilan/ekonomi
Riwayat masalah pekerjaan
4
0
Latar belakang Budaya
Agama dan keyakinan
Pandangan dan nilai agama yang dianut
Konflik nilai / keyakinan / budaya
Keikutsertaan dalam politik
V. STATUS PSIKOSOSIAL (untuk klien dengan masalah psikososial)
4
1
3. Tanda vital
-TD
-N
-S
-RR
4. Tinggi Badan/Berat Badan
Apakah ada kenaikan atau penurunan
5. Apakah ada Keluhan fisik yang dikeluhkan klien
6. Pemeriksaan fisik :
Kepala
Leher
Thorax
Abdomen
Genetalia
Integumen
Ektremitas
koordinasi
VII. AKTIFITAS SEHARI-HARI
1. Makan
-Frekwensi
-Jenis
-Kesukaan
2. BAB / BAK
-Frekwensi
-keluhan :
3. Personal Hygiene
-Frekwensi
-kualitas:Baik
4. Berpakaian / berhias
-Frekwensi ganti
-kualitas: Baik
5. Istirahat dan tidur
-Lama Tidur
-Aktivitas sebelum / sesudah tidur
-Kualitas tidur
6. Pemberian obat
7. Pemeliharaan Kesehatan
8. Aktivitas di rumah
9. Aktivitas di luar rumah
4
2
VIII. PENILAIAN TERHADAP STRESSOR/MASALAH
Penilaian klien terhadap masalah yang sedang dihadapi apakah merupakan tantangan,
ancaman, atau membehayakan
IX. SUMBER KOPING
1. Kemampuan personal
Problem solving skill
Status Kesehatan
Semangat , apakah tinggi, cukup, kurang
Sosial skill
Intelegensia
Pengetahuan tentang
-Gangguan jiwa
-Faktor presipitasi
-Faktor predisposisi
-Sistem pendukung
-Koping
-Obat-obatan
-Lainnya
Pandangan hidup yang dimiliki, apakah realistis atau tidak realistis
2. Dukungan sosial
Dukungan dari keluarga/kelompok/masyarakat
Jaringan sosial (perkumpulan, organisasi,)
3. Aset material
Kecukupan penghasilan untuk kebutuhan
-kurang
-cukup
-lebih
kekayaan yang dimiliki
-tidak cukup
-cukup
Pelayanan kesehatan
-terjangkau
-jauh
-tidak ada
4. Keyakinan
Keyakinan dan nilai klien terhadap suatu masalah
Motivasi klien yterhadap suatu masalah
Orientasi kesehatan
4
3
X. MEKANISME KOPING/CARA PENYELESAIAN MASALAH
-Menggunakan defense mekanisme
-Lari dari stessor
-Mengabaikan
-Mencari Informasi
-Mengidentifikasi faktor-faktor yg berkontribusi terhadap permasalahan
-Membandingkan kemampuan diri dengan orang lain
-Promblem sloving
TUJUAN INTERVENSI
Tujuan Umum : 1. Bina hubungan saling percaya
Klien dapat berinteraksi dengan orang dengan menggunakan prinsip
lain komunikasi terapeutik
a. Sapa klien dengan ramah, baik
TUK 1: Klien dapat membina verbal maupun non verbal.
hubungan saling percaya. b. Perkenalkan diri dengan sopan.
c. Tanyakan nama lengkap dan nama
panggilan yang disukai klien.
d. Jelaskan tujuan pertemuan.
e. Jujur dan tepati janji.
f. Tunjukan sikap empati dan
menerima klien apa adanya.
g. Beri perhatian pada klien dan
perhatikan kebutuhan klien.
4
4
mengungkapkan perasaannya
tentang keuntungan berhubungan
dengan orang lain.
3. Diskusikan bersama klien tentang
manfaat berhubungan dengan
orang lain.
4. Kaji pengetahuan klien tentang
kerugian bila tidak berhubungan
dengan orang lain.
5. Diskusikan bersama klien tentang
kerugian tidak berhubungan
dengan orang lain.
6. Beri reinforcement positif terhadap
kemampuan mengungkapkan
perasaan tentang kerugian tidak
berhubungan dengan orang lain.
4
5
STRATEGI PELAKSANAAN
TINDAKAN KEPERAWATAN HARI KE 1
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien :
Px 1 bulan yang lalu telah di PHK dari Pekerjaan yang lalu yaitu di pabrik
sepatu, setelah mendengar hal tersebut pasien sangat merasa kehilangan
dan cemas memikirkan kondisinya, setelah itu px langsung berdiskusi
dengan keluarga untuk membuka usaha kecil-kecilan, tetapi sampai
sekarang pasien terus cemas memikirkan penghasilan yang terus
menerus menurun sedangkan pasien di rumah harus menghidupi 4
anggota keluargnya yaitu ibu, dan 2 adik perempuannya. Px setiap malam
susah untuk mengawali tidurnya, dan tidak nyenyak selama tidur.
2. Diagnosa Keperawatan :
1) Berduka b.d kehilangan pekerjaan
2) Cemas (ansietas) b.d Kekhawatiran mengalami kegagalan
3) Gangguan Pola Tidur b.d Kecemasan
3. Tujuan Khusus :
Pasien dapat membina hubungan saling percaya
Kriteria Hasil :
a) Pasien dapat menunjukkan rasa percayanya kepada perawat
b) Ada kontak mata
c) Mau menyebutkan nama
d) Mau mengutarakan masalah yang dihadapi
Pasien dapat menerima, mengerti, dan melakukan tindakan relaksasi
a) Pasien dapat mengikuti relaksasi nafas dalam dengan baik
b) Pasien dapat mengikuti relaksasi gerakan 5 jari dengan baik
c) Pasien dapat melakukan relaksasi dengan benar
4. Tindakan Keperawatan :
Pasien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan keperawatan :
a) Sapa pasien dengan nama baik verbal dan non verbal
b) Perkenalkan diri dengan sopan
c) Tanya nama lengkap pasien dan nama panggilan yang disukai
d) Jelaskan tujuan pertemuan
e) Jujur dan menepati janji
f) Tunjukkan sikap empati dan menerima keadaan
g) Berikan perhatian kepada pasien dan perhatikan kebutuhan
dasar
h) Memberikan kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan
perasaannya. Dengarkan dengan penuh perhatian, beri
respon, tetapi tidak bersifat menghakimi.
Pasien dapat menerima, mengerti, dan melakukan tindakan relaksasi
4
6
a) Tanyakan kesiapan pasien untuk mengikuti relaksasi
b) Pasien sudah dlam posisi senyaman mungkin
c) Ajarkan pasien teknik relaksasi dengan benar
4
7
“apakah mbak faham?” “untuk tekhnik ini mbak lakukan selama 5 kali
setiap selesai sholat atau sewaktu mbak cemas” “selanjutnya untuk
relaksasi gerakan lima jari, biasanya ini dilakukan secara beriringan
dengan relaksasi nafas dalam” “baik, pertama tangan mbak kincupkan
dan tadahkan ke atas, selanjutnya tarik nafas seperti nafas dalam sambil
ibu dari sentukan dengan telunjuk, rasakan kerileksannya, selanjutnya
tarik nafas kembali dengan ibu jari menyentuk jari tengah, dan seterunya
dilakukan secara berurutan” “apakah mbak mengerti?” “untuk teknik ini
dilakukan sama seperti teknik relaksasi nafas dalam”
TERMINASI
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan (Subyektif dan
Obyektif)
“Bagaimana perasaan Bapak setelah mengungkapkan perasaannya ?”
“Bagaimana perasaan Bapak setelah melakukan relaksasi ?” “apakah ada
perubahan yang mbak rasakan?”
“coba sekarang mbak I sebutkan kembali dan jelaskan bagaimana teknik
relaksasi yang bisa dilakukan ketika mbak I merasa cemas ?”
2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil
tindakan yang telah dilakukan):
“Selanjutnya Mbak I dapat mengingat-ingat apa yang kita pelajari tadi.
Sehingga Mbak I lebih siap untuk kembali melakukan terapi relaksasi
nafas dalam dan relaksasi gerakan 5 jari.”
- Tempat
“Untuk tempatnya terserah mbak? mungkin di luar rumah atau ditempat ini lagi “
- Waktu
“Waktunya berapa lama mbak ? bagaimana kalau 20 Menit lagi ?
4
8
STRATEGI PELAKSANAAN
TINDAKAN KEPERAWATAN HARI KE 2
C. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien :
Klien sudah sedikit bisa melupakan masalah kehilangan phk, klien sangat
bersemangat bekerja menjadi pedangang dan jarang mencemaskan
masalah ekonomi
2. Diagnosa Keperawatan :
4) Berduka b.d kehilangan pekerjaan
5) Cemas (ansietas) b.d Kekhawatiran mengalami kegagalan
6) Gangguan Pola Tidur b.d Kecemasan
3. Tujuan Khusus :
Pasien dapat membina hubungan saling percaya
Kriteria Hasil :
e) Pasien dapat menunjukkan rasa percayanya kepada perawat
f) Ada kontak mata
g) Mau menyebutkan nama
h) Mau mengutarakan masalah yang dihadapi
Mengontrol kondisi klien setelah kemarin diajarkan cara teknik
relaksasi
4. Tindakan Keperawatan :
Pasien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan keperawatan :
a) Sapa pasien dengan nama baik verbal dan non verbal
b) Perkenalkan diri dengan sopan
c) Tanya nama lengkap pasien dan nama panggilan yang disukai
d) Jelaskan tujuan pertemuan
e) Jujur dan menepati janji
f) Tunjukkan sikap empati dan menerima keadaan
g) Berikan perhatian kepada pasien dan perhatikan kebutuhan
dasar
h) Memberikan kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan
perasaannya. Dengarkan dengan penuh perhatian, beri
respon, tetapi tidak bersifat menghakimi.
Menyankan keadaan sekarang, dan meminta untuk klien melakukan
teknik relaksasi secara mandiri didepan perawat
4
9
Kesehatan Kemenkes Malang. Nama mbak siapa ? mbak senangya
dipanggil apa?”
2. Evaluasi / validasi :
“Bagaimana keadaan mbak hari ini ? apa ada yang dirasakan ? “Apa
keluhan mbak hari ini ?”
3. Kontrak : (Topik, Waktu dan Tempat)
“Baiklah mbak, siang ini bagimana jika kita berbincang – bincang sebentar
tentang pekembangan keadaan mbak ? Bagaimana kalau kita
berbincangnya selama 15-20 menit, apakah mbakbersedia?”
TERMINASI
4. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan (Subyektif dan
Obyektif)
“Bagaimana perasaan Bapak setelah mengungkapkan perasaannya ?”
“Bagaimana perasaan Bapak setelah melakukan relaksasi ?” “apakah ada
perubahan yang mbak rasakan?”
5. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil
tindakan yang telah dilakukan):
“Selanjutnya Mbak I dapat mengingat-ingat apa yang kita pelajari tadi.
Sehingga Mbak I lebih siap untuk kembali melakukan terapi relaksasi
nafas dalam dan relaksasi gerakan 5 jari secara mandiri setiap hari.”
- Tempat
“Untuk tempatnya terserah mbak? mungkin di luar rumah atau ditempat ini lagi “
- Waktu
“Waktunya berapa lama mbak ? bagaimana kalau 20 Menit lagi ?
5
0
5
1