Anda di halaman 1dari 55

2021

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKINIK KESEHATAN MALANG

TIM PENYUSUN:
1. Kissa Bahari, S.Kep, Ns. M.Kep, PhD.NS
2. Dr. Tri Anjaswarni, S.Kp, M.Kep
3. Dr. Farida Halis, S.Kp, M.Pd
4. Dr. Dyah Widodo, S.Kp, M.Kes
5. Dr. Imam Sunarno, SPd, M.Kes
6. Eddi Sujarwo, S.Kep, Ns. M.Kep
7. Miftahul Ulum, SST, S.Sos, M.Kes
8. Abdul Hanan, S.Kep Ns, M.Kes
9. Esti Widiani, S.Kep, Ns, M.Kep
10. Elok Yulidaningsih, S.Kep., Ns, M.Kep

BUKU PANDUAN
PENGKAJIAN KOMPREHENSIF
1

KEPERAWATAN JIWA
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKINIK KESEHATAN MALANG

Nama Mahasiswa : Reza Fani Bachtiar

Program Studi : D3 Keperawatan Malang

FORMAT
PENGKAJIAN KOMPREHENSIF
2

KEPERAWATAN JIWA
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

ALAMAT PENGKAJIAN : Pasuruan TANGGAL : 10 Februari 2021

I. IDENTITAS KLIEN
Inisial: Sdr. I (L / P) Tanggal Pengkajian : 10 Februari 2021
Umur: 24 Tahun RM No. : -
Alamat: Pasuruan Pekerjaan: Pedagang Kecil-kecilan
Suku bangsa : Indonesia Agama: Islam
Pendidikan: SMA Informan:

II. ALASAN MASUK


Keluhan utama (gejala/perubahan perilaku yang menyebabkan klien dirawat)

Px mengeluh cemas dan merasa kehilangan karena 1 bulan yang lalu px di PHK dari
salah satu pabrik sepatu karena Covid-19, px khawatir takut kalau penghasilnnya saat
ini tidak dapat mencukupik kehidupannya bersama ke 4 keluarganya. Setelah diPHK
dari pabrik px mengatakan mendiskusikan dengan keluarga untuk menangani maslah
yang dihadapi saat ini dan akhirnya px memutuskan untuk berdangang kecil-kecilan di
rumahnya meskipun px tahu kalau di masa pandemi saat inipenghaslan dari berdangang
pasti tidak cukup untuk menghidupi keluarganya.

III. STRESSOR PRESIPITASI (Masalah/kejadian yang dialami klien saat ini sehingga klien
dirawat)
1. Masalah Biologis
 Penyakit fisik (alergi, trauma, infeksi, keganasan, degenerative, genetik, bawaan,
dll)
Tidak ada
Ada akut kronis terminal

Jelaskan :
 Penggunaan zat
Tidak Ya
Kafein tembakau Alkohol obat-
obatan
Jelaskan :
 Terpapar racun/polutan
Tidak Ya, Jelaskan :
 Masalah seksual (aktifitas, fungsi, gangguan, perilaku)
Tidak Ya, Jelaskan :

1
 Gangguan tidur
Tidak ya, Jelaskan : Px mengatakan sulit mengalami tidur,
dan tidur tidak nyenyak sering terbangun, dan yang
biasanya tidur lama kina hanya sebentar sekitar 4-5
jam saja

Masalah Keperawatan Gangguan Pola Tidur (Insomnia) b.d kecemasan

2. Masalah Psikologis
 Abuse/Penganiayaan
Tidak ada Jelaskan ____
ada
Pelak Korba Saksi
u n
Aniaya fisik
Aniaya seksual
Aniaya
emosional
Tindakan
kriminal
 Neglect/penelantaran
Tidak ada , Jelaskan :
ada
 Bullying/perundungan
Tidak ada ada Jelaskan :

Masalah Keperawatan :Tidak Ada Masalah

3. Masalah Sosiobudaya
 Masalah Pendidikan:
Tidak Ada, jelaskan _
ada
 Masalah Penghasilan/ekonomi
Tidak Ada, jelaskan: px mengatakan penghasilannya
ada menurun dibandingkan dengan sebelum px di PHK
dari pabrik, px mengatakan cemas takut kalau
penghasilan dari berdagangnya tidak dapat
mencukupi kebutuhan hidup keluarganya
 Masalah Pekerjaan :

Tidak Ada, jelaskan: 1 bulan yang lalu px di PHK dari


ada pekerjaannya di pabrik sepatu, dan akhirnya 1 minggu
kemudian px membuka usaha dagang kecil-kecilan
dirumah untuk menghidupi keluarganya

2
 Konflik Budaya :
Tidak ada Ada, jelaskan _

 Konflik Keyakinan/agama :
Tidak Ada, jelaskan _
ada
 Kegagalan dalam kegiatan politik :
Tidak Ada, jelaskan _
ada
 Masalah dengan keluarga
Tidak Ada, jelaskan __________________
ada
 Masalah dengan masyarakat
Tidak ada Ada, jelaskan _

Masalah Keperawatan:Berduka b.d kehilangan pekerjaan

IV. FAKTOR PREDISPOSISI (Riwayat masalah/kondisi masa lalu yang pernah dialami
klien)
1. Riwayat biologis
 Riwayat penyakit fisik yang lalu
Tidak Ada Masalah

 Riwayat selama di kandungan dan kelahiran (untuk klien anak)


-
 Riwayat Imunisasi (untuk klien anak)
Lengkap Tidak Lengkap, Jelaskan _________________

 Riwayat Paparan racun,/polutan


Tidak ada Ya, Jelaskan _____________________

 Riwayat status nutrisi


Jelaskan : Baik
 Riwayat gangguan hormonal
Tidak ada sebutkan _
ada
 Riwayat gangguan seksual (aktifitas, fungsi, gangguan, perilaku)
Jelaskan : Tidak Ada
 Riwayat penggunaan zat
Tidak ada Ya
kafein tembak Alkohol obat-
Jelaskan : ____________ au obatan

3
 Riwayat reproduksi (kehamilan, persalinan, jumlah anak)
Jelaskan : Tidak Ada
 Kebiasaan/Gaya hidup
Jelaskan : px mengatakan sangat berbeda, ada perubahan antara gaya hidup
sebelum di PHK dengan setelah di PHK

Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah

2. Faktor Psikologis
 Riwayat Gangguan jiwa yang lalu
Tidak ada
ada (Waktu/lama, gejala, & penanganannya) ______________
Jelasakan
 Pertahanan psikologi : Kebiasaan koping yang digunakan
Adaptif Maladaptif

Bicara dengan orang lain Penyalahgunaan zat


Menyelesaikan masalah Reaksi lambat / berlebih
Negosiasi Bekerja berlebihan
Aktivitas konstruktif Menghindar
Olah raga Mencederai diri
Lainnya …………………….. Lainnya
………………………………..

Jelaskan : __________________
 Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Jelaskan : Tidak Ada

Masalah Keperawatan :Tidak Ada Masalah

3. Faktor Sosiobudaya-spiritual
 Riwayat masalah dalam Pendidikan
tidak Ada, jelaskan _
 Riwayat masalah dalam penghasilan/ekonomi
tidak Ada, jelaskan _
 Riwayat masalah pekerjaan
Jelaskan : Tidak Ada
 Karakteristik hubungan sosial
Dengan Keluarga: Ibu
Dengan Masyarakat : Tetangga
 Peran sosial :
Di Keluarga: Baik
Di Masyarakat: Baik

4
Genogram (min, tiga generasi)

2
4

Keterangan:

: Perempuan : Tinggal Serumah : Perkawinan

: Laki-laki : Sangat Dekat : Dekat

: Meninggal 24 : Usia

Jelaskan: Dalam 1 keluarga ada 5 anggota keluarga tetapi kepala keluarga sudah
meninggal, jadi satu rumah sekarang tinggal 4 orang dalam 1 keluarga yaitu ibu
px, px, dan kedua adik perempuan px, pasien sangat dekat dengan ibu pasien.
Pasien seoarang perempuan denga usia 24 tahun

 Latar belakang Budaya : Baik


 Agama dan keyakinan : Baik
Pandangan dan nilai agama yang dianut : Baik
 Konflik nilai / keyakinan / budaya : Tidak ada
 Keikutsertaan dalam politik :
tidak Ya, jelaskan : selalu mengikuti kegiatan politik seperti
pemilu

5
V. STATUS PSIKOSOSIAL (untuk klien dengan masalah psikososial)

1. Konsep diri (pandangan klien terhadap dirinya)


a. Citra tubuh
b. Identitas _____________________________
c. Peran ______________________
d. Ideal diri _____________________________
e. Harga diri ____________________________
Masalah Keperawatan _______________________

2. Kecemasan (tanda dan gejala)


a. Fisiologis : Px mengatakan kalau cemas sering pusing dan sakit perut
seakan pingin BAB tapi tidak keluar
b. Perilaku : Px mengatakan kalau cemas px bingung mau duduk tidak enak,
mau jalan tidak enak, selalu kepikiran tentang penghasilan takut tidak
cukup
c. Afektif : Px tampak khawatir akan maslaah yang px hadapi, dan selalu
memikirkan tentang penghasilan atau kecukupan ekonomi keluarga
d. Kognitif : Px masih bisa fokus pada suatu masalah
Masalah Keperawatan : cemas ringan (ansietas) b.d Kekhawatiran
mengalami kegagalan

3. Respon Kehilangan (tahap dan respon kehilangan)


Denial
Anger
Bergaining
Depresi
Acceptance
Jelaskan : Px sering mengatakan tentang kondisinya dan berandai-
andai akan masalah yang diahadapinya, pasien mengatakan
seandainya tidak ada covid-19 pasti px tidak di PHK dan tidak akan
terjadi masalah saat ini

Masalah Keperawatan : Berduka b.d Kehilangan pekerjaan(Bergaining)

4. Harapan/semangat klien terhadap kesembuhan :


Penuh harapan
Perasaan putusas
Perasan tidakberdaya
Jelaskan : Px mengatakan harapan untuk masalah yang sedang
dialaminya adalah penuh dengan harapan positif, berharap agar
masalahnya cepat berlalu dan covid bisa segera berlalu agar bisa
bekerja di pabrik lagi
Masalah Keperawatan: Tidak Ada Masalah

7
VI. PENGKAJIAN FISIK
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran neurologis
Compos mentis Apati/sedasi somnolensia
stupor subkoma koma

3. Tanda vital : TD : 130/80 N : 84x S : 36,5 P : 22x


4. Tinggi Badan/Berat Bedan TB :155cm BB : 55kg Turun Naik
5. Keluhan fisik Tidak ada ada
:
Jelaskan :
6. Pemeriksaan fisik :
 Kepala _ _
 Leher_______________________________________________
 Thorax _______________________________________________
 Abdomen_______________________________________________
 Genetalia_______________________________________________
 Integumen ______________
 Ektremitas ___________________________________________
 koordinasi _____________

8
VII. AKTIFITAS SEHARI-HARI
1. Makan
Frekwensi : 2x/ hari jenis: Nasi+Lauk+sayur Kesukaan:Tahu tempe
Mandiri Bantuan minimal Bantuan Sebagian Bantuan total
2. BAB / BAK
Frekwensi : BAB : 1-2 x / hari keluhan : Tidak Ada
Mandiri Bantuan minimal Bantuan Sebagian Bantuan total
3. Personal Hygiene
Frekwensi : 3x / hari kualitas:Baik
Mandiri Bantuan minimal Bantuan Sebagian Bantuan total
4. Berpakaian / berhias
Frekwensi ganti : 3x / hari kualitas: Baik
Mandiri Bantuan minimal Bantuan Sebagian Bantuan total
5. Istirahat dan tidur
Lama Tidur : kurang lebih 4-5 jam
Aktivitas sebelum / sesudah tidur : Bekerja dan melakukan pekerjaan rumah
Kualitas tidur
Baik Tidak baik
6. Pemberian obat
Mandiri Bantuan minimal Bantuan Sebagian Bantuan total
7. Pemeliharaan Kesehatan
ada Tidak
Perawatan lanjutan
Sistem pendukung
8. Aktivitas di rumah
Bisa Tidak
Mempersiapkan makanan
Menjaga kerapihan rumah
Mencuci pakaian
Pengaturan keuangan
9. Aktivitas di luar rumah
Bisa Tidak
Belanja
Transportasi
Lain-lain _
Jelaskan : _

Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah

9
VIII. PENILAIAN TERHADAP STRESSOR/MASALAH
Penilaian klien terhadap masalah yang sedang dihadapi
tantangan Ancaman membahayakan
Jelaskan : Px mengatakan bahwa masalah yang kini px alami dengan
keluarga merupakan suatu tantangan, karena semua madalah pasti ada
hikmahnya, dan semuanya diambil pelajarannya

Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah

IX. SUMBER KOPING


1. Kemampuan personal
 Problem solving skill
Baik Kurang
 S
 Status Kesehatan
Baik Cukup kurang
 S
 Semangat
tinggi cukup rendah
 Sosial skill
baik cukup kurang
 Intelegensia
Rata-rata perbatasan Reterdasi Mental
 Pengetahuan tentang
Gangguan jiwa Baik cukup Kurang
Faktor presipitasi Baik cukup Kurang
Faktor predisposisi Baik cukup Kurang
Sistem pendukung Baik cukup Kurang
Koping Baik cukup Kurang
Obat-obatan Baik cukup Kurang
Lainnya : Baik cukup Kurang
………………
 Pandangan hidup yang dimiliki
realistis Tidak realistis
Jelaskan :
2. Dukungan sosial
 Dukungan dari keluarga/kelompok/masyarakat
Keluarga
 Jaringan sosial (perkumpulan, organisasi,)
Tidak Ada

10
3. Aset material
 Kecukupan penghasilan untuk kebutuhan
kurang cukup lebih
 kekayaan yang dimiliki
Tidak cukup cukup
 Pelayanan kesehatan :
terjangkau Tidak terjangkau Tidak ada

4. Keyakinan
 Keyakinan dan nilai : Px mengatakan bahwa ia yakin ini semua merupakan
cobaaat, tetapi px mengatakan akan tetap terus Semangat untuk memenuhi
kebutuhan perekonomian keluarga
 Motivasi : Menurut Px Motivasi yang di terima dan dimiliki sangat tinggi untuk
tetap semangat dalam mengadapi masalah yang dialaminya
 Orientasi kesehatan : Preventif

Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah

X. MEKANISME KOPING/CARA PENYELESAIAN MASALAH


Menggunakan defense mekanisme , sebutkan : Represi, px selalu berharap
semua masalah yang dialami bisa segera berahir
Lari dari stessor
Mengabaikan
Mencari Informasi
Mengidentifikasi faktor-faktor yg berkontribusi terhadap permasalahan
Membandingkan kemampuan diri dengan orang lain
Promblem sloving

Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah

XI. ASPEK MEDIK


Diagnosa medis
Darah

XII. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN

1. Cemas (ansietas) b.d Mekanisme koping masih belum efektif


2. Berduka b.d kehilangan pekerjaan
3. Gangguan Pola Tidur b.d Kecemasan

11
XIII. ANALISA DATA
NO DATA MASALAH
1 DS : Px mengatakan cemas akan Cemas (Ansietas)
kondisinya saat ini, ia khawatir kalau
penghasilannya kali ini tidak dapat
mencukupi perekonomian keluarganya,
karena di kondisi pandemi seperti ini
dagangannya sering tidak laku

DO: Pasien tampak khawatir


pasien sering pusing
pasien sering sakit perut
wajah pasien tampak bekerut
duduk tidak tenang
TTV :
TD = 130/80 mmhg
N = 84x/menit
S = 36,5oC
RR = 22x/menit
2 DS : Px mengatakan 1 bulan yang lalu ia Berduka
di PHK dari pabrik sepatu karena
pandemi Covid-19, px juga mengatakan
seandainya tidak ada pandemi pasti ia
tidak kehilangan pekerjaanya

DO: Pasien tampak sedih


Respon = Bergaining
TTV :
TD = 130/80 mmhg
N = 84x/menit
S = 36,5oC
RR = 22x/menit
3 DS: Px mengatakan setelah ia di PHK Gangguan pola tidur
dari pabrik, px sering cemas memikirkan
perekonomian keluarga sehingga px
mengatakan sulit untuk mengawali
tidurnya, dan sering terbangun dimalam
hari ketika ingat masalah yang dihadapi
dan tidurpun tidak nyenyak

DO: Px tanpak cowong


Durasi tidur = 4-5 jam/hari
Kualitas tidur = tidak baik
TTV :
TD = 130/80 mmhg
N = 84x/menit
S = 36,5oC
RR = 22x/menit

12
XIV. POHON MASALAH

Gangguan pola tidur

Cemas

Mekanisme koping belum efektif

Respon Berduka

Kehilangan Pekerjaan (di PHK dari Pabrik) (pencetus)

XV. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Kecemasan (Ansietas) b.d mekanisme koping belum efektif d.d penghasilan
menurun, wajah tampak berkerut, sering sakit perut, sering pusing, duduk tidak
tenang, TD: 130/80 mmhg, N: 84x/menit, S: 36,5oC, RR: 22x/menit
2. Berduka b.d Kehilangan pekerjaan d.d 1 bulan yang lalu di PHK, respon
bergaining
3. Gangguan Pola Tidur b.d Kecemasan d.d sulit mengalami tidur, kualitas tidur
tidak baik, durasi tidur 4-5 jam perhari

Mahasiswa, 10 Februari 2021

Reza Fani B.

13
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
(berdasarkan prioritas)

Ruang : Pasuruan Nama Pasien : sdr. I No. Register : 123xxx

No. TANGGAL TANGGAL TANDA


DX MUNCUL DIAGNOSA KEPERAWATAN TERATASI TANGAN
Kecemasan (Ansietas) b.d Mekanisme koping
belum efektif d.d penghasilan menurun, wajah
tampak berkerut, sering sakit perut, sering
10 Februari 12 Februari
1. pusing, duduk tidak tenang, TD: 130/80 Reza
2021 2021
mmhg, N: 84x/menit, S: 36,5oC, RR:
22x/menit

Berduka b.d Kehilangan pekerjaan d.d 1


10 Februari 12 Februari
2. bulan yang lalu di PHK, respon bergaining Reza
2021 2021

Gangguan Pola Tidur b.d Kecemasan d.d


10 Februari sulit mengalami tidur, kualitas tidur tidak 12 Februari
3. Reza
2021 baik, durasi tidur 4-5 jam perhari 2021

13
RENCANA ASUHAN
KEPERAWATAN

NAMA KLIEN : sdr. I


NO. REG : 123xxx

NO DIAGNOSA TUJUAN
TGL DX KEPERAWAT KRITERIA INTERVENSI RASIONAL TT
AN STANDART
10 Feb 1 Kecemasan Setelah dilakukan Terapi Relaksasi Observasi
2021 (Ansietas) b.d kunjungan selama 2x Observasi 1. untuk mengetahui
mekanisme diharapkan masalah 1. identifikasi kesediaan, kemampuan awal yang
koping belum cemas dapat memenuhi kemampuan, dan penggunaan dimiliki pasien terhadap
efektif d.d kriteria hasil seperti tekhnik sebelumnya tindakan sebelumnya
penghasilan berikut: 2. periksa ketegangan otot, 2. untuk mengetahui kondisi
menurun, wajah frekuensi nadi, tekanan darah, pasien secara umum
tampak berkerut, Tingkat Ansietas dan suhu sebelum dan sesudah 3. untuk mengetahui
sering sakit perut, 1. verbilisasi khawatir tindakan kemampuan respon yang
sering pusing, akibat kondisi yang 3. monitor respons terhadap terapi dimiliki pasien terhadap
duduk tidak dihadapi menurun relaksasi terapi
tenang, TD: 2. perilaku gelisah Terapeutik Terapeutik
130/80 mmhg, N: menurun 1. gunakan relaksasi untuk 1. untuk mingkatkan kesehatan
84x/menit, S: 3. pola tidur membaik penunjang tindakan medis pasien selain tindakan
36,5oC, RR: 2. ciptakan lingkungan tenang dan farmakologis
22x/menit tanpa gangguan dengan 2. untuk memberikan
pencahayaan dan suhu ruang kenyamanan dan keamanan
nyaman pasien selama proses
3. gunakan suara yang lembut relaksasi
dengan irama lambat dan 3. agar relaksasi dapat
berirama tersampaikan secara
Edukasi maksimal dan pasien dapat
1. jelaskan tujuan, manfaat, batasan, merasakan efek dari
dan jenis relaksasi yang akan relaksasi
dilakukan Edukasi
2. anjurkan mengambil posisi 1. agar tidak ada
nyaman kesalahfahaman anatara
3. anjurkan rileks dan merasakan pasien, tindakan yang
sensasi relaksasi diberikan dengan pasien dan
4. demonstrasikan dan latih teknik agar pasien dapat
relaksasi memahami tentang tindakan
yang akan dilakukan
2. untuk menunjang proses
tindakan relaksasi lebih
maksimal
3. agar hasil relaksasi lebih
maksimal
4. agar pasien dapat
melakukan relaksasi dengan
benar dan secara mandiri
NO DIAGNOSA TUJUAN
TGL DX KEPERAWAT KRITERIA INTERVENSI RASIONAL TT
AN STANDART
10 Feb 2 Berduka b.d Setelah dilakukan Dukungan Proses Berduka Observasi
2021 Kehilangan kunjungan selama 2x Observasi 1. untuk mengetahui bagaiman
pekerjaan d.d 1 diharapkan masalah 1. identifikasi kehilangan yang kondisi perasaan kehilangan
bulan yang lalu berduka (kehilangan) dihadapi pasien
di PHK, respon dapat memenuhi 2. identifikasi reaksi awal terhadap 2. untuk mengetahui
bergaining kriteria hasil seperti kehilangan bagaiaman respon awal
berikut: Terapeutik pasien ketika menghadapi
1. Motivasi agar mau situasi berduka
Tingkat Berduka mengungkapkan perasaan Terapeutik
1. Verbilisasi kehilangan 1. agar dapat dilakukan
menerima 2. Motivasi untuk menguatkan tindakan yang tepat untuk
kehilangan dukungan keluarga atau orang pasien
meningkat terdekat 2. agar keluarga dapat selalu
2. Verbilisasi 3. Diskusi strategi koping yang mendukung pasien setiap
perasaan sedih dapat dilakukam saat
menurun Edukasi 3. untuk memberikan suatu
3. pola tidur 1. Jelaskan kepada pasien dan solusi yang tepat untuk
membaik keluarga bahwa sikap pasien dalam mengahdapi
mengingkari, marah, tawar suatu masalah
menawar, depresi dan menerima Edukasi
itu merupakan hal yang wajar 5. agar pasien dapat
dalam mengahadapi kehilangan memahami dan bisa
2. Ajarkan melewati proses berduka menerima suatu kondisi
secara bertahap yang biasa terjadi ketika ada
suatu masalah kehilangan
6. untuk meningkatkan
kemampuan pasien dalam
menghilangkan perasaan
berduka secara bertahap
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Nama : sdr. I Ruangan : Pasuruan RM No. : 123xxx

NO
Dx Tanggal IMPLEMENTASI EVALUASI
& jam KEPERAWATAN
1 10 Feb 1. berdiskusi dengan pasien S: -klien mengatakan sedikit ten
2021, membicarakan tentang perasaan dan dan enakan setalah mengungkap
pukul masalah yang kini sedang dihadapi perasaannya sekaligus diberikan
13.00 2. TTV relaksasi
WIB 3. menjelaskan secara rinci tentang
tindakan yang tepat untuk O: -klien tampak sedikit terseny
mengurangi kecemasan -klien kooperatif saat melakukan
4. mengajarkan relaksasi nafas dalam tindakan
dan relaksasi gerakan 5 jari -klien memahami akan tindakan
5. menanyakan perasaan pasien setelah relaksasi yang telah dilakukan
diberikan tindakan relaksasi -klien bersedia melakukan tinda
6. meminta untuk pasien selalu secara mandiri
melakukan teknik relaksasi setiap
selesai sholat maupun ketika A: -masalah teratasi sebagian
mengalami cemas
P: -lanjutkan intervensi

2 10 Feb 1. menanyakan kronologi kehilangan S: -klien mengatakan sangat


2021 yang dihadapi pasien termotivasi dengan adanya
2. memotivasi paisen untuk dapat perbincangan antara perawat kli
mengungkapkan persaan pasien dan keluarga
saat pertama kali mendapatkan -klien mengatakan sedikit lega
kabar bahwa telah di PHK dari setelah mengungkapkan semua
pabrik kronologi dan perasaanya ketika
3. memotivasi keluarga (ibu) untuk pertama kali kehilangan
selalu memberi dukungan terhadap pekerjaannya
pasien
4. mendiiskusikan strategi koping O: - klien memahami dengan --
yang tepat untuk dapat dilakukan kondisi yang dialami
untuk menghadapi masalah keluarga klien bersedia untuk se
5. menjelaskan beberapa respon yang mendampingin dna memotivasi
wajar dihadapi saat kita merasa klien
kehilangan - klien memahami tentang kopin
yang tepat yang dapat dilakukan
untuk mengadapi masalah

A: -masalah teratasi sebagian

P: -lanjutkan intervensi
NO
Dx Tanggal IMPLEMENTASI EVALUASI
& jam KEPERAWATAN
1 12 Feb 1. menanyakan kondisi pasien S: -klien mengatakan sudah lebih
2021, saat ini tenang dan enakan setalah
pukul 2. TTV diberikan relaksasi
13.00 3. Menanyakan apakah pasien
WIB sudah bisa dan melakukan O: -klien tampak tersenyum
teknik relaksasi dengan benar lebar
secara mandiri -klien kooperatif saat melakukan
4. Melakukan teknik relaksasi tindakan
nafas dalam dan relaksasi -klien sudah bisa melakukan
gerakan 5 jari kembali tindakan relaksasi dengan benar
5. menanyakan perasaan pasien -klien bersedia terus melakukan
setelah diberikan tindakan tindakan secara mandiri
relaksasi
6. meminta untuk pasien selalu A: -masalah teratasi
melakukan teknik relaksasi
setiap selesai sholat maupun P: -hentikan intervensi,
ketika mengalami cemas dilanjutkan secara mandiri

2 12 Feb 1. menanyakan perasaan S: -klien mengatakan sudah


2021, pasien saat ini merasa tenang dan bisa
pukul 2. menanyakan tahap respon menerima semua keadaan yang
13.00 apa yang dialami pasien dialami
WIB saat ini
3. menanyakan kepada O: - klien tampak tenang dan
keluarga apakah sudah tersenyum lebar
memberikan motivasi - keluarga sudah memberikan
kepada pasien motivasi dan bersedia selalu
4. meminta keluarga untuk mendampingi dan memotivasi
tetap selalu mendampingi ketika terjadi suatu malasah
pasien dan memotivasi -respon klien: menerima
pasien ketika terjadi suatu
masalah A: -masalah teratasi

P: -hentikan intervensi

1
6
LAPORAN PENDAHULUAN

I. Kasus (masalah utama):

Kecemasan (Asietas)

II. Proses terjadinya masalah (tinjauan teori):

A. Pengertian
Kecemasan merupakan suatu respon psikologis maupun fisiologis individu
terhadap suatu keadaan yang tidak menyenangkan, atau reaksi atas situasi yang
dianggap mengancam (Hulu & Pardede, 2016). Menurut Pardede & Simangunsong
(2020) Kecemasan merupakan suatu keadaan perasaan gelisah, ketidaktentuan, ada rasa
takut dari kenyataan atau persepsi ancaman sumber aktual yang tidak diketahui
masalahnya.

B. Rentang Respon
a. Kecemasan Ringan
Menurut Videbeck (2008), respon dari kecemasan ringan adalah sebagai berikut:
1) Respon fisik dari kecemasan ringan adalah:
a) Ketegangan otot ringan
b) Sadar akan lingkungan
c) Rileks atau sedikit gelisah
d) Penuh perhatian
e) Rajin
2) Respon kogniif dari kecemasan ringan adalah:
a) Lapang persepsi luas
b) Terlihat tenang, percaya diri
c) Perasaan gagal sedikit
d) Waspada dan memperhatikan banyak hal
e) Mempertimbangkan informasi
f) Tingkat pembelajaran optimal

1
7
3) Respon emosional dari kecemasan ringan adalah:
a) Perilaku otomatis
b) Sedikit tidak sadar
c) Aktivitas mandiri
d) Terstimulasi
e) Tenang
b. Kecemasan Sedang
Menurut Videbeck (2008), respon dari kecemasan sedang adalah sebagai berikut:
1) Respon fisik dari kecemasan sedang adalah:
a) Ketegangan otot sedang
b) Tanda-tanda vital meningkat
c) Pupil dilatasi, mulai berkeringat
d) Sering mondar-mandir, memukul tangan
e) Suara berubah: bergetar, nada suara tinggi
f) Kewaspadaan dan ketegangan meningkat
g) Sering berkemih, sakit kepala, pola tidur berubah, nyeri punggung
2) Respon kognitif dari kecemasan sedang adalah:
a) Lapang persepsi menurun
b) Tidak perhatian secara selektif
c) Fokus terhadap stimulus meningkat
d) Rentang perhatian menurun
e) Penyelesaian masalah menurun
f) Pembelajaran terjadi dengan memfokuskan
3) Respon emosional dari kecemasan sedang adalah:
a) Tidak nyaman
b) Mudah tersinggung
c) Kepercayaan diri goyah
d) Tidak sabar
e) Gembira

1
8
c. Kecemasan Berat
Menurut Videbeck (2008), respon dari kecemasan berat adalah:
1) Respon fisik kecemasan berat adalah:
a) Ketegangan otot berat
b) Hiperventilasi
c) Kontak mata buruk
d) Pengeluaran keringat meningkat
e) Bicara cepat, nada suara tinggi
f) Tindakan tanpa tuuan dan serampangan
g) Rahang menegang, mngertakan gigi
h) Mondar-mandir, berteriak
i) Meremas tangan, gemetar
2) Respon kognitif kecemasan berat adalah:
a) Lapang persepsi terbatas
b) Proses berpikir terpecah-pecah
c) Sulit berpikir
d) Penyelesaian masalah buruk
e) Tidak mampu mempertimbangkan informasi
f) Hanya memperhatikan ancaman
g) Preokupasi dengan pikiran sendiri
h) Egosentris
3) Respon emosional kecemasan berat adalah:
a) Sangat cemas
b) Agitasi
c) Takut
d) Bingung
e) Merasa tidak adekuat
f) Menarik diri
g) Penyangkalan
h) Ingin beban

1
9
d. Panik
Menurut Videbeck (2008), respon dari panik adalah sebagai berikut:
1) Respon fisik dari panik adalah:
a) Fight, fight, atau freeze
b) Ketegangan otot sangat berat
c) Agitasi motorik kasar
d) Pupil dilatasi
e) Tanda-tanda vital meningkat kemudian menurun
f) Tidak dapat tidur
g) Hormon stress dan neurotransmitter berkurang
h) Wajah menyeringai, mulut ternganga
2) Respon kognitif dari panik adalah:
a) Persepsi sangat sempit
b) Pikiran tidak logis, terganggu
c) Kepribadian kacau
d) Tidak dapat menyelesaikan masalah
e) Fokus pada pikiran sendiri
f) Tidak rasional
g) Sulit memahami stimulus eksternal
h) Halusinasi, waham, ilusi mungkin terjadi
3) Respon emosional dari panik adalah:
a) Merasa terbebani
b) Merasa tidak mampu, tidak berdaya
c) Lepas kendali
d) Mengamuk, putus asa
e) Marah, sangat takut
f) Mengharapkan hasil yang buruk
g) Kaget, takut, lelah

2
0
C. Faktor Predisposisi
Stressor predisposisi adalah semua ketegangan dalam kehidupan yang dapat
menyebabkan timbulnya kecemasan. Ketegangan dalam kehidupan tersebut dapat
berupa:
1) Peristiwa traumatik, yang daapt memicu terjadinya kecemasan berkitan dengan krisis
yang dilami individu baik krisis yang dialami individu baik krisis perkembangan
maupun situasional
2) Konflik emosional, yang dialami individu dan tidak terselesaikan dengan baik.
Konflik antara id dan superego atau antara keinginan dan kenyataan dapat
menimbulkan kecemasan pada individu.
3) Konsep diri terganggu akan menimbulkan ketidakmampuan individu berpikir secara
realitas sehingga akan menimbulkan kecemasan.
4) Frusatasi akan menimbulkan rasa ketidakberdayaan untuk mengambil keputusan
yang berdampak terhadap ego.
5) Gangguan fisik akan menimbulkan kecemasan karena merupakan ancaman terhadap
integritas fisik yang dapat mempengaruhi konsep diri individu.
6) Pola mekanisme koping keluarga atau ola keluarga menangani stress akan
mempengaruhi individu dalam berespon terhadap konfllik yang dialami karena pola
mekanisme koping individu banyak dipelajari dalam keluarga
7) Riwayat gangguan kecemasan dalam keluarga akan mempengaruhi respon individu
dalam berespon terhadap konflik dan mengatasi kecemasannya.
8) Medikasi yang dapat memicu terjadinya kecemasan adalah pengobatan yang
mengandung benzodiazepin, karena benzodiazepin dapat menekan neurotransmitter
gamma amino butyric acid (GABA) yang mengontrol aktivitas neuron di otak yang
bertanggung jawab menghasilkan kecemasan.

2
1
D. Faktor Presipitasi
Stressor presipitas adalah semua ketegangan dalam kehidupan yang dapat
mencetuskan timbulnya kecemasan. Stressor presipitasi dikelompokkan menjadi dua
bagian, yaitu:
1) Ancaman terhadap integritas fisik, meliputi:
a) Sumber internal, meliputi kegagalan mekanisme fisiologis sistem imun,
regulasi suhu tubuh, perubahan biologis normal (misalnya: hamil)
b) Sumber eksternal, meliputi paparan terhadap infeksi virus dan bakteri,
polutan lingkungan, kecelakaan, kekurangan nutrisi, tidak adekuatnya
tempat tinggal.
2) Ancaman terhadap harga diri meliputi sumber internl dan eksternal
a) Sumber internal, kesulitan dalam hubungann interpersonal di rumah dan
tempat kerja, penyesuaian terhadap peran baru. Berbagai ancaman
terhadap integritas fisik jug dapat mengancam harga diri.
b) Sumber eksternal, kehilangan orang yang dicintai, perceraian, perubahan
status pekrjaan, tekanan kelompok, sosial budaya.

E. Mekanisme Koping
Kemampuan individu menanggulangi kecemasan secara konstruksi merupakan
faktor utama yang membuat pasien berperilaku patologis atau tidak. Mekanisme koping
untuk mengatasi kecemasan sedang, berat, dan panik membutuhkan banyak energi.
Menurut Suliswati (2005), mekanisme koping yang dapat dilakukan ada dua jenis,
yaitu:
a. Task Oriented Reaction atau reaksi yang berorientasi pada tugas. Tujuan yang ingin
dicapai dengan melakukan koping ini adalah individu mencoba menghadapi
kenyataan tuntutan stress dengan menilai secara objektif ditujukan untuk mengatasi
masalah, memulihkan konflik dan memenuhi kebutuhan.
1) Perilaku menyerang digunakan untuk mengubah atau mengatasi hambatan
pemenuhan kebutuhan
2) Perilaku menarik diri digunakan baik secara fisik maupun psikologik
untuk memindahkan seseorang dari sumber stress
3) Perilaku kompromi digunakan untuk mengubah cara seseorang
mengoperasikan, mengganti tujuan, atau mengorbankan aspek kebutuhan
personal seseorang.

2
2
b. Ego Oriented Reaction atau reaksi berorientasi pada ego. Koping ini tidak selalu
sukses dalam mengatasi masalah. Mekanisme ini seringkali digunakan untuk
melindungi diri, sehingga disebut mekanisme pertahanan ego diri biasanya
mekanisme ini tidak membantu untuk mengatasi masalah secara realita. Untuk
menili penggunaan mekanisme pertahanan individu apakah adaptif atau tidak adaptif,
perlu dievalusi hal-hal berikut:
1) Perawat dapat mengenali secara akurat penggunaan mekanisme
pertahanan pasien
2) Tingkat penggunaan mekanisme pertahanan diri tersebut apa pengaruhnya
terhadap disorganisasi kepribadian
3) Pengaruh penggunaan mekanisme pertahanan terhadap kemajuan
kesehatan pasien
4) Alasan pasien menggunakan mekanisme pertahanan.

F. Tanda dan Gejala


Subyektif :
a. Tidak nafsu makan
b. Diare/konstipasi
c. Gelisah
d. Berkeringat
e. Tangan gemetar
f. Sakit kepala dan sulit tidur
g. Lelah
h. Sulit berfikir
i. Mudah lupa
j. Merasa tidak berharga
k. Perasaan tidak aman
l. Merasa tidak bahagia
m. Sedih dan sering menangis
n. Sulit menikmati kegiatan harian
o. Kehilangan minat gairah

2
3
Obyektif :
a. nadi dan tekanan darah naik
b. tidak mampu menerima informasi dari luar
c. berfokus pada apa yang menjadi perhatiannya
d. Ketakutan atas sesuatu yang tidak spesifik/jelas
e. Pekerjaan sehati-hari terganggu
f. Tidak mampu melakukan kegiatan harian
g. Gerakan meremas tangan
Bicara berlebihan dan cepat

III. a. Pohon Masalah


Ganguan Pola Tidur Effect

Gangguan suasana perasaan: Cemas Cor Problem

Mekanisme Koping Belum Efektif Causa

b. Data yang perlu dikaji

I. IDENTITAS KLIEN

Tanggal Pengkajian
RM No
Inisial
Jenis kelamin
Umur
Alamat
Suku bangsa
Pendidikan
Agama
Pekerjaan
II. ALASAN MASUK
Keluhan utama (gejala/perubahan perilaku yang menyebabkan klien dirawat)
III. STRESSOR PRESIPITASI (Masalah/kejadian yang dialami klien saat ini sehingga
klien dirawat)
1. Masalah Biologis

2
4
 Penyakit fisik (alergi, trauma, infeksi, keganasan, degenerative, genetik, bawaan,
dll) yang sedang dialami klien

 Penggunaan zat yang saat ini di konsumsi klien


 Apakah klien Terpapar racun/polutan
 Apakah ada Masalah seksual (aktifitas, fungsi, gangguan, perilaku) yang sedang
dialami klien
 Apakah ada Gangguan tidur
2. Masalah Psikologis
 Apakah klien mengalami suatu masalah Abuse/Penganiayaan fisik, seksual, aniaya,
emosional, tindakan, maupun kriminal
 Apakah klien mengalami suatu masalah Neglect/penelantaran
 Apakah klien mengalami suatu masalah Bullying/perundungan

3. Masalah Sosiobudaya
 Masalah Pendidikan yang sedang dialami klien
 Masalah Penghasilan/ekonomi yang sedang dialami klien
 Masalah Pekerjaan yang sedang dialami klien
 Konflik Budaya yang sedang dialami klien
 Konflik Keyakinan/agama yang sedang dialami klien
 Apakah ada Kegagalan dalam kegiatan politik
 Apakah ada Masalah dengan keluarga
 Apakah ada Masalah dengan masyarakat

IV. FAKTOR PREDISPOSISI (Riwayat masalah/kondisi masa lalu yang pernah dialami
klien)
1. Riwayat biologis
 Riwayat penyakit fisik yang lalu
 Riwayat selama di kandungan dan kelahiran (untuk klien anak)
 Riwayat Imunisasi (untuk klien anak)
 Riwayat Paparan racun,/polutan
 Riwayat status nutrisi
 Riwayat gangguan hormonal
 Riwayat gangguan seksual (aktifitas, fungsi, gangguan, perilaku)

2
5
 Riwayat penggunaan zat
 Riwayat reproduksi (kehamilan, persalinan, jumlah anak)
 Kebiasaan/Gaya hidup

2. Faktor Psikologis
 Riwayat Gangguan jiwa yang lalu
Jelasakan (Waktu/lama, gejala, & penanganannya)
 Pertahanan psikologi : Kebiasaan koping yang digunakan
Adaptif
-Bicara dengan orang lain
-Menyelesaikan masalah
-Negosiasi
-Aktivitas konstruktif
-Olah raga
-Lainnya
Maladaptif
-Penyalahgunaan zat
-Reaksi lambat / berlebih
-Bekerja berlebihan
-Menghindar
-Mencederai diri
-Lainnya
 Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
3. Faktor Sosiobudaya-spiritual
 Riwayat masalah dalam Pendidikan
 Riwayat masalah dalam penghasilan/ekonomi
 Riwayat masalah pekerjaan

 Karakteristik hubungan sosial


Dengan Keluarga
Dengan Masyarakat
 Peran sosial
Di Keluarga
Di Masyarakat
 Latar belakang Budaya
 Agama dan keyakinan
Pandangan dan nilai agama yang dianut
 Konflik nilai / keyakinan / budaya
 Keikutsertaan dalam politik

2
6
V. STATUS PSIKOSOSIAL (untuk klien dengan masalah psikososial)

1. Kecemasan (tanda dan gejala)


a. Fisiologis: Peningkatan denyut jantung, keringat dingin, sakit kepala,
nyeri perut, keinginan BAK dan BAB
b. Perilaku: Gelisah, mondar-mandir, tidak konsentrasi, perhatian mudah
beralih
c. Afektif: Perasaan khawatir, was-was, tidak menentu, tegang
d. Kognitif: Bicara cepat, tidak sistematis, intonasi bicara tidak stabil, ragu-
ragu Rumuskan masalah keperawatan yang dialami klien, apakah cemas
ringan, sedang, berat, panik berdasarkan karakteristik yang ada pada klien.
Kecemasan ringan
- Respon Fisiologis: sesekali nafas pendek, nadi dan tekanan darah sedikit
naik, gejala ringan pada lambung, muka berkerut dan bibir bergetar.
- Respon perilaku: tidak dapat duduk tenang, tremor halus pada tangan dan
suara kadang-kadang meninggi.
- Respon Afektif: klien tampak berhati-hati dan waspada.
- Respon Kognitif: lapang persepsi masih luas, masih mampu konsentrasi
pada masalah dan menyelesaikan masalah secara efektif.
Kecemasan sedang
- Respon fisiologis: sering nafas pendek, nadi meningkat, tekanan darah
tambah naik, mulut kering, anoreksia, diare atau konstipasi.
- Respon Perilaku: gerakan tersentak-sentak atau meremas tangan,
berbicara banyak dan lebih cepat, dan perasaan tidak nyaman, gelisah.
- Respon Afektif: kekhawatiran, kegugupan meningkat
- Respon Kognitif: lapang persepsi menyempit, rangsang luar tidak mampu
diterima, dan berfokus pada yang menjadi perhatiannya.
Kecemasan Berat
- Respon Fisiologis: sering nafas pendek, nadi dan tekanan darah naik,
berkeringant dan sakit kepala, penglihatan kabur.
- Respon Perilaku: perasaan ancaman meningkat, verbalisasi cepat dan
blocking.
- Respon afektif: kekhawatiran, kegugupan, dan perasaan tidak menentu
semakin meningkat

2
7
- Respon Kognitif: lapang persepsi sangat menyempit dan tidak mampu
menyelesaikan masalah. Individu cendrung berfokus pada sesuatu yang
rinci dan spesifik serta tidak berpikir tentang hal lain. Individu tersebut
memerluhkan banyak arahan untuk berfokus pada area lain
Kecemasan sangat berat (panik)
- Respon Fisiologis: nafas pendek, rasa tercekik, sakit dada, pucat,
hipotensi, pucat, dan rendahnya koordinasi motorik.
- Respon Perilaku: agitasi, mengamuk, berteriak-teriak, perilaku tak
terkendali
- Respon afektif: marah, ketakutan yang berlebihan
- Respon Kognitif: lapang persepsi terhadap lingkungan mengalami
distorsi/kekacauan, tidak dapat berfikir logis, tidak dapat mengendalikan
diri lagi, dan tidak dapat melakukan kegiatan sesuai pengarahan/tuntunan
2. Harapan/semangat klien terhadap kesembuhan
-Penuh harapan
-Perasaan putusas
-Perasan tidakberdaya :
VI. PENGKAJIAN FISIK
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran neurologis
-Compos mentis
-Apati/sedasi
-somnolensia
-stupor
-subkoma
-koma

3. Tanda vital
-TD
-N
-S
-RR
4. Tinggi Badan/Berat Badan
Apakah ada kenaikan atau penurunan
5. Apakah ada Keluhan fisik yang dikeluhkan klien
6. Pemeriksaan fisik :
Kepala
Leher
Thorax

2
8
Abdomen
Genetalia
Integumen
Ektremitas
koordinasi
VII. AKTIFITAS SEHARI-HARI
1. Makan
-Frekwensi
-Jenis
-Kesukaan
2. BAB / BAK
-Frekwensi
-keluhan :
3. Personal Hygiene
-Frekwensi
-kualitas:Baik
4. Berpakaian / berhias
-Frekwensi ganti
-kualitas: Baik
5. Istirahat dan tidur
-Lama Tidur
-Aktivitas sebelum / sesudah tidur
-Kualitas tidur
6. Pemberian obat
7. Pemeliharaan Kesehatan
8. Aktivitas di rumah
9. Aktivitas di luar rumah
VIII. PENILAIAN TERHADAP STRESSOR/MASALAH
Penilaian klien terhadap masalah yang sedang dihadapi apakah merupakan tantangan,
ancaman, atau membehayakan
IX. SUMBER KOPING
1. Kemampuan personal
 Problem solving skill
 Status Kesehatan
 Semangat , apakah tinggi, cukup, kurang
 Sosial skill
 Intelegensia

2
9
 Pengetahuan tentang
-Gangguan jiwa
-Faktor presipitasi
-Faktor predisposisi
-Sistem pendukung
-Koping
-Obat-obatan
-Lainnya
 Pandangan hidup yang dimiliki, apakah realistis atau tidak realistis
2. Dukungan sosial
 Dukungan dari keluarga/kelompok/masyarakat
 Jaringan sosial (perkumpulan, organisasi,)
3. Aset material
 Kecukupan penghasilan untuk kebutuhan
-kurang
-cukup
-lebih
 kekayaan yang dimiliki
-tidak cukup
-cukup
 Pelayanan kesehatan
-terjangkau
-jauh
-tidak ada
4. Keyakinan
 Keyakinan dan nilai klien terhadap suatu masalah
 Motivasi klien yterhadap suatu masalah

 Orientasi kesehatan

X. MEKANISME KOPING/CARA PENYELESAIAN MASALAH


-Menggunakan defense mekanisme
-Lari dari stessor
-Mengabaikan
-Mencari Informasi
-Mengidentifikasi faktor-faktor yg berkontribusi terhadap permasalahan
-Membandingkan kemampuan diri dengan orang lain
-Promblem sloving

IV. Diagnosa Keperawatan


a. Cemas berhubungan dengan Kekhawatiran mengalami kegagalan
b. Gangguan Pola Tidur dengan cemas

3
0
V. Rencana tindakan keperawatan

TUJUAN INTERVENSI
Tujuan umum : Cemas berkurang atau 1. Jadilah pendengar yang hangat
hilang dan responsif
2. Beri waktu yang cukup pada
Tujuan khusus: pasien unuk berespon
TUK 1 : Pasien dapat menjalin dan 3. Beri dukungan pada pasien untuk
membina hubungan saing percaya mengekspresikan perasaannya
4. Identifikasi pola perilaku pasien
atau pendekatan yang dapat
menimbulkan perasaan negatif
5. Bersama pasien mengenali
perilaku dan respon cepat belajar
dan berkembang

TUK 2 : Pasien dapat mengenali 1. Bantu pasien untuk


ansietasnya mengidentifikasi dan menguraikan
perasaannya
2. Hubungkan perilaku dan
perasaannya
3. Validasi kesimpulan dan asumsi
terhadapa pasien
4. Gunakan pertanyaan terbuka
untuk mengalihkan dari topik yang
mengancam ke hal yang berkaitan
dengan konflik
5. Gunakan konsultasi untuk
membantu pasien
mengungkapkan perasaannya

TUK 3 : Pasien dapat memperluas 1. Bantu pasien menjelaskan situasi


kesadarannya terhadap perkembangan dan interaksi yag dapat segera
asietaas menimbulkan ansietas
2. Bersama pasien meninjau kembali
penilaian pasien terhadap stressor
yang drasakan mengacam dan
menimbulkan konflik
3. Kaitkan pengalaman yang baru
terjadi dengan pengalaman masa
lalu yang relevan

TUK 4 Pasien dapat menggunakan 1. Gali cara pasien mengurangi


mekanisme koping yang adaptif ansietas di masa lalu
2. Tunjukkan akibat mal adaptif dan
destruktif dari respon koping yang
digunakan
3. Dorong pasien utnuk
menggunakan respon koping
adaptfi yang dimilikinya
4. Bantu pasien untuk menyusun
kembali tujuan hidup,
memodifikasi tujuan menggunakan
sumber dan koping yang baru

3
1
5. Latih pasien dengan
menggunakan ansietas sedang
6. Beri aktivitas fisik untuk
menyalurkan energinya
7. Libatkan pihak yang
berkepentingan sebagai suber dan
dukungan sosial dalam membantu
pasien menggunakan loping
adaptif yang baru

TUK 5 : Pasien dapat menggunakan 1. Ajarkan pasien teknik relaksasi


teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol dan
rasa percaya diri
2. Dorong pasien untuk
menggunakan relaksasi dalam
menurunkan tingkat ansietas

3
2
LAPORAN PENDAHULUAN

I. Kasus (masalah utama):


Kehilangan dan Berduka

II. Proses terjadinya masalah (tinjauan teori):


A. Pengertian
Kehilangan dan berduka merupakan bagian integral dari kehidupan.
a. Kehilangan
Kehilangan (loss) adalah suatu situasi actual maupun potensial yang dapat
dialami individu ketika berpisah dengan sesuatu yang sebelumnya ada, baik
sebagian atau keseluruhan, atau terjadi perubahan dalam hidup sehingga terjadi
perasaan kehilangan. Kehilangan merupakan pengalaman yang pernah dialami oleh
setiap individu selama rentang kehidupannya. Sejak lahir, individu sudah mengalami
kehilangan dan cenderung akan mengalaminya kembali walaupun dalam bentuk
yang berbeda. Setiap individu akan berekasi terhadap kehilangan. Respons terakhir
terhadap kehilangan sangat dipengaruhi oleh respons individu terhadap kehilangan
sebelumnya (Hidayat, 2009 : 243).
b. Berduka
Berduka (grieving) merupakan reaksi emosional terhadap kehilangan. Hal ini
diwujudkan dalam berbagai cara yang unik pada masing – masing orang dan
didasarkan pada pengalaman pribadi, ekspektasi budaya, dan keyakinan spiritual
yang dianutnya (Hidayat, 2009 : 244).
B. Rentang Respon
Respons berduka seseorang terhadap kehilangan dapat melalui tahap – tahap
berikut (Menurut Kubler – Ross, dalam Potter dan Perry, 1997) : Tahap pengingkaran
marah tawar – menawar depresi
Penerimaan
a. Tahap pengingkaran
Reaksi pertama individu yang mengalami kehilangan adalah syok, tidak
percaya, mengerti, atau mengingkari kenyataan bahwa kehilangan benar – benar
terjadi. Sebagai contoh orang atau keluarga dari orang yang menerima diagnosis
terminal akan terus berupaya mencari informasi tambahan (Hidayat, 2009 : 245).
Reaksi fisik yang terjadi pada tahap ini adalah letih, lemah, pucat, mulai, diare,

3
3
gangguan pernapasan, detak jantung cepat, menangis, gelisah, dan sering kali
individu tidak tahu harus berbuat apa. Reaksi ini dapat berlangsung dalam beberapa
menit hingga beberapa tahun (Hidayat, 2009 : 245).
b. Tahap marah
Pada tahap ini individu menolak kehilangan. Kemarahan yang timbul sering
diproyeksikan kepada orang lain atau dirinya sendiri. Orang yang mengalami
kehilangan juga tidak jarang menunjukkan perilaku agresif, berbicara kasar,
menyerang orang lain, menolak pengobatan, bahkan menuduh dokter atau perawat
tidak kompeten. Respons fisik yang sering terjadi, antara lain muka merah, denyut
nadi cepat, gelisah, susah tidur, tangan mengepal, dan seterusnya (Hidayat, 2009 :
245).
c. Tahap tawar – menawar
Pada tahap ini terjadi penundaan kesadaran atas kenyataan terjadinya
kehilangan dan dapat mencoba untuk membuat kesepakatan secara halus atau terang
– terangan seolah – olah kehilangan tersebut dapat dicegah. Individu mungkin
berupaya untuk melakukan tawar – menawar dengan memohon kemurahan tuhan
(Hidayat, 2009 : 245).
d. Tahap depresi
Pada tahap ini pasien sering menunjukkan sikap menarik diri, kadang – kadang
bersikap sangat penurut, tidak mau bicara, menyatakan keputusasaan, rasa tidak
berharga, bahkan bisa muncul keinginan bunuh diri. Gejala fisik yang ditunjukkan,
antara lain menolak makan, susah tidur, letih, turunnya dorongan libido, dan lain –
lain (Prabowo, 2014 : 115).
e. Tahap penerimaan
Tahap ini berkaitan dengan reorganisasi perasaan kehilangan. Pikiran yang
selalu berpusat pada objek yang hilang akan mulai berkurang atau hilang. Individu
telah menerima kenyataan kehilangan yang dialaminya dan mulai memandang ke
depan. Gambaran tentang objek atau orang yang hilang akan mulai dilepaskan secara
bertahap. Perhatiannya akan beralih pada objek yang baru. Apabila individu dapat
memulai tahap tersebut dan menerima dengan perasaan damai, maka dia dapat
mengakhiri proses berduka serta dapat mengatasi perasaan kehilangan secara tuntas.
Kegagalan masuk ke tahap penerimaan akan memengaruhi kemampuan individu
tersebut dalam mengatasi perasaan kehilangan selanjutnya (Hidayat, 2009 : 245 -
246).

3
4
C. Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi yang mempengaruhi rentang respon kehilangan adalah :
1) Faktor genetik
Individu yang dilahirkan dan dibesarkan didalam keluarga yang mempunyai riwayat
depresi akan sulit mengembangkan sikap optimis dalam menghadapi suatu
permasalahan termasuk dalam menghadapi perasaan kehilangan (Hidayat, 2009 : 246 ).
2) Kesehatan jasmani
Individu dengan keadaan fisik sehat, pola hidup yang teratur, cenderung mempunyai
kemampuan mengatasi stress yang lebih tinggi dibandingkan dengan individu yang
mengalami gangguan fisik (Prabowo, 2014 : 116).
3) Kesehatan mental
Individu yang mengalami gangguan jiwa terutama yang mempunyai riwayat depresi
yang ditandai dengan perasaan tidak berdaya pesimis, selalu dibayangi oleh masa depan
yang suram, biasanya sangat peka dalam menghadapi situasi kehilangan (Hidayat,
2009 : 246).
4) Pengalaman kehilangan dimasa lalu
Kehilangan atau perpisahan dengan orang yang berarti pada masa kanak – kanak akan
mempengaruhi individu dalam mengatasi perasaan kehilangan pada masa dewasa
(Hidayat, 2009 : 246).
5) Struktur kepribadian
Individu dengan konsep yang negative, perasaan rendah diri akan menyebabkan rasa
percaya diri yang rendah yang tidak objektif terhadap stress yang dihadapi (Prabowo,
2014 : 116).

D. Faktor Presipitasi
Ada beberapa stressor yang dapat menimbulkan perasaan kehilangan. Kehilangan
kasih sayang secara nyata ataupun imajinasi individu seperti: kehilangan sifat bio-
psiko-sosial antara lain meliputi :
1) Kehilangan kesehatan
2) Kehilangan fungsi seksualitas
3) Kehilangan peran dalam keluarga
4) Kehilangan posisi dimasyarakat
5) Kehilangan harta benda atau orang yang dicintai
6) Kehilangan kewarganegaraan (Prabowo, 2014 : 117).

3
5
E. Mekanisme Koping
Koping yang sering dipakai individu dengan kehilangan respon antara lain :
Denial, Represi, Intelektualisasi, Regresi, Disosiasi, Supresi dan proyeksi yang
digunakan untuk menghindari intensitas stress yang dirasakan sangat menyakitkan.
Regresi dan disosiasi sering ditemukan pada pasien depresi yang dalam. Dalam
keadaan patologis mekanisme koping tersebut sering dipakai secara berlebihan dan
tidak tepat (Prabowo, 2014 : 117 – 118).
a. Denail
Dalam psikologi, terma “denail” artinya penyangkalan dikenakan pada seseorang
yang dengan kuat menyangkal dan menolak serta tak mau melihat fakta-fakta yang
menyakitkan atau tak sejalan dengan keyakinan, pengharapan, dan pandangan-
pandangannya. Denialisme membuat seorang hidup dalam dunia ilusifnya sendiri,
terpangkas dari kehidupan dan nyaris tidak mampu keluar dari cengkeramannya. Ketika
seseorang hidup dalam denial “backfire effect” atau “efek bumerang” sangat mungkin
terjadi pada dirinya. Orang yang hidup dalam denial tentu saja sangat ridak berbahagia.
Dirinya sendiri tidak berbahagia, dan juga membuat banyak orang lain tidak berbahagia
(Prabowo, 2014 : 118).
b. Represi
Represi merupakan bentuk paling dasar diantara mekanisme lainnya. Suatu cara
pertahanan untuk menyingkirkan dari kesadaran pikiran dan perasaan yang mengancam.
Represi adalah mekanisme yang dipakai untuk menyembuhkan hal-hal yang kurang
baik pada diri kita kea lam bawah sadar kita. Dengan mekanisme ini kita akan terhindar
dari situasi tanpa kehilangan wibawa kita (Prabowo, 2014 : 118).
c. Intelektualisasi
Intelektualisasi adalah pengguna logika dan alasan yang berlebihan untuk
menghindari pengalaman yang menganggu perasaannya. Dengan intelektualisasi,
manusia dapat mengurangi hal-hal yang pengaruhnya tidak menyenangkan, dan
memberikan kesempatan untuk meninjau permasalahan secara objektif (Prabowo,
2014 : 118).
d. Regresi
Yaitu menghadapi stress dengan perilaku, perasaan dan cara berfikir mundur
kembali ke ciri tahap perkembangan sebelumnya (Prabowo, 2014 : 118).

3
6
e. Disosiasi
Beban emosi dalam suatu keadaan yang menyakitkan diputus atau diubah.
Mekanisme dimana suatu kumpulan proses-proses mental dipisahkan atau diasingkan
dari kesadaran dengan bekerja secara merdeka atau otomatis, afek dan emosi terpisah,
dan terlepas dari ide, situasi, objek, misalnya pada selektif amnesia (Prabowo, 2014 :
118).
f. Supresi
Suatu proses yang digolongkan sebagai mekanisme pertahanan tetapi sebenarnya
merupakan analog dari represi yang disadari. Perbedaan supresi dengan represi yaitu
pada supresi seseorang secara sadar menolak pikirannya keluar alam sadarnya dan
memikirkan yang lain. Dengan demikian supresi tidak begitu berbahaya terhadap
kesehatan jiwa, Karena terjadinya dengan sengaja, sehingga ia mengetahui apa yang
dibuatnya (Prabowo, 2014 : 118).
g. Proyeksi
Proyeksi merupakan usaha untuk menyalahkan orang lain mengenai
kegagalannya, kesulitannya atau keinginan yang tidak baik. Dolah dan Holladay (1967)
berpendapat bahwa proyeksi adalah contoh dari cara untuk memungkiri tanggung
jawab kita terhadap impuls-impuls dan pikiran-pikiran dengan melimpahkan kepada
orang lain dan tidak pada kepribadian diri sendiri (Prabowo, 2014 : 118).

F. Tanda dan Gejala


a. Kehilangan
Menurut Prabowo (2014 : 117) tanda dan gejala kehilangan diantaranya:
1) Perasaan sedih, menangis
2) Perasaan putus asa, kesepian
3) Mengingkari kehilangan
4) Kesulitan mengekspresikan perasaan
5) Konsentrasi menurun
6) Kemarahan yang berlebihan
7) Tidak berminat dalam berinteraksi dengan orang lain
8) Merenungkan perasaan bersalah secara berlebihan
9) Reaksi emosional yang lambat
10) Adanya perubahan dalam kebiasaan makan, pola tidur, tingkat aktivitas
(Eko prabowo, 2014 : 117).

3
7
b. Berduka
Menurut Dalami (2009) tanda dan gejala berduka diantaranya :
1) Efek fisik Kelelahan, kehilangan selera, masalah tidur, lemah,berat badan
menurun, sakit kepala, berat badan menurun, sakit kepala, pandangan
kabur, susah bernapas, palpitasi dan kenaikan berat , susah bernapas.
2) Efek emosi Mengingkari, bersalah , marah, kebencian, depresi,kesedihan,
perasaan gagal, perasaan gagal, sulit untuk berkonsentrasi, gagal dalam
menerima kenyataan, iritabilita, perhatian terhadap orang yang meninggal.
3) Efek social.
a) Menarik diri dari lingkungan.
b) Isolasi (emosi dan fisik) dari istri, keluarga dan teman.

III. a. Pohon Masalah

Perasaan Cemas: Gangguan Pola Tidur Effect


Perubahan gaya hidup
Berduka Cor Problem

Kehilangan objek eksternal


Kehilangan lingkungan yang dikenal
Kehilangan sesesuatu atau seseorang yang berarti Causa
Kehilangan suatu aspek diri Kehilangan hidup

b. Data yang perlu dikaji

I. IDENTITAS KLIEN

Tanggal Pengkajian
RM No
Inisial
Jenis kelamin
Umur
Alamat
Suku bangsa
Pendidikan
Agama
Pekerjaan

3
8
II. ALASAN MASUK
Keluhan utama (gejala/perubahan perilaku yang menyebabkan klien dirawat)
III. STRESSOR PRESIPITASI (Masalah/kejadian yang dialami klien saat ini sehingga
klien dirawat)
1. Masalah Biologis
 Penyakit fisik (alergi, trauma, infeksi, keganasan, degenerative, genetik, bawaan,
dll) yang sedang dialami klien

 Penggunaan zat yang saat ini di konsumsi klien


 Apakah klien Terpapar racun/polutan
 Apakah ada Masalah seksual (aktifitas, fungsi, gangguan, perilaku) yang sedang
dialami klien
 Apakah ada Gangguan tidur
2. Masalah Psikologis
 Apakah klien mengalami suatu masalah Abuse/Penganiayaan fisik, seksual, aniaya,
emosional, tindakan, maupun kriminal
 Apakah klien mengalami suatu masalah Neglect/penelantaran
 Apakah klien mengalami suatu masalah Bullying/perundungan

3. Masalah Sosiobudaya
 Masalah Pendidikan yang sedang dialami klien
 Masalah Penghasilan/ekonomi yang sedang dialami klien
 Masalah Pekerjaan yang sedang dialami klien
 Konflik Budaya yang sedang dialami klien
 Konflik Keyakinan/agama yang sedang dialami klien
 Apakah ada Kegagalan dalam kegiatan politik
 Apakah ada Masalah dengan keluarga
 Apakah ada Masalah dengan masyarakat

IV. FAKTOR PREDISPOSISI (Riwayat masalah/kondisi masa lalu yang pernah dialami
klien)
1. Riwayat biologis
 Riwayat penyakit fisik yang lalu
 Riwayat selama di kandungan dan kelahiran (untuk klien anak)

3
9
 Riwayat Imunisasi (untuk klien anak)
 Riwayat Paparan racun,/polutan
 Riwayat status nutrisi
 Riwayat gangguan hormonal
 Riwayat gangguan seksual (aktifitas, fungsi, gangguan, perilaku)
 Riwayat penggunaan zat
 Riwayat reproduksi (kehamilan, persalinan, jumlah anak)
 Kebiasaan/Gaya hidup

2. Faktor Psikologis
 Riwayat Gangguan jiwa yang lalu
Jelasakan (Waktu/lama, gejala, & penanganannya)
 Pertahanan psikologi : Kebiasaan koping yang digunakan
Adaptif
-Bicara dengan orang lain
-Menyelesaikan masalah
-Negosiasi
-Aktivitas konstruktif
-Olah raga
-Lainnya
Maladaptif
-Penyalahgunaan zat
-Reaksi lambat / berlebih
-Bekerja berlebihan
-Menghindar
-Mencederai diri
-Lainnya
 Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
3. Faktor Sosiobudaya-spiritual
 Riwayat masalah dalam Pendidikan
 Riwayat masalah dalam penghasilan/ekonomi
 Riwayat masalah pekerjaan

 Karakteristik hubungan sosial


Dengan Keluarga
Dengan Masyarakat
 Peran sosial
Di Keluarga
Di Masyarakat

4
0
 Latar belakang Budaya
 Agama dan keyakinan
Pandangan dan nilai agama yang dianut
 Konflik nilai / keyakinan / budaya
 Keikutsertaan dalam politik
V. STATUS PSIKOSOSIAL (untuk klien dengan masalah psikososial)

1. Respon Kehilangan (tahap dan respon kehilangan)

 Denial: bila klien sering mengungkapkan kata-kata penyangkalan, seperti


tidak mungkin, ini pasti salah, bohong

 Anger: bila klien menunjukkan respon kemarahan, seperti gara-gara saya


kamu pergi, ini salah saya, saya gak mempedulikanmu

 Bergaining: bila klien sering mengungkapkan pengandaian, seperti


seandainya dia tidak pergi pasti tidak akan terjadi, seandainya saya
menemani saya bisa mencegahnya, dll

 Depresi: bila klien menunjukkan ekspresi kesedihan yang ditandai banyak


diam, menangis, suka menyendiri

 Acceptance: bila klien sudah ada tanda-tanda penerimaan terhadap


kehilangan, ditandai dengan klien sudah mulai membina hubungan dengan
orang lain, lebih terbuka menceritakan masalahnya, mengikhlaskan
kehilangan yang dialami.
2. Harapan/semangat klien terhadap kesembuhan
-Penuh harapan
-Perasaan putusas
-Perasan tidakberdaya :
VI. PENGKAJIAN FISIK
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran neurologis
-Compos mentis
-Apati/sedasi
-somnolensia
-stupor
-subkoma
-koma

4
1
3. Tanda vital
-TD
-N
-S
-RR
4. Tinggi Badan/Berat Badan
Apakah ada kenaikan atau penurunan
5. Apakah ada Keluhan fisik yang dikeluhkan klien
6. Pemeriksaan fisik :
Kepala
Leher
Thorax
Abdomen
Genetalia
Integumen
Ektremitas
koordinasi
VII. AKTIFITAS SEHARI-HARI
1. Makan
-Frekwensi
-Jenis
-Kesukaan
2. BAB / BAK
-Frekwensi
-keluhan :
3. Personal Hygiene
-Frekwensi
-kualitas:Baik
4. Berpakaian / berhias
-Frekwensi ganti
-kualitas: Baik
5. Istirahat dan tidur
-Lama Tidur
-Aktivitas sebelum / sesudah tidur
-Kualitas tidur
6. Pemberian obat
7. Pemeliharaan Kesehatan
8. Aktivitas di rumah
9. Aktivitas di luar rumah

4
2
VIII. PENILAIAN TERHADAP STRESSOR/MASALAH
Penilaian klien terhadap masalah yang sedang dihadapi apakah merupakan tantangan,
ancaman, atau membehayakan
IX. SUMBER KOPING
1. Kemampuan personal
 Problem solving skill
 Status Kesehatan
 Semangat , apakah tinggi, cukup, kurang
 Sosial skill
 Intelegensia
 Pengetahuan tentang
-Gangguan jiwa
-Faktor presipitasi
-Faktor predisposisi
-Sistem pendukung
-Koping
-Obat-obatan
-Lainnya
 Pandangan hidup yang dimiliki, apakah realistis atau tidak realistis
2. Dukungan sosial
 Dukungan dari keluarga/kelompok/masyarakat
 Jaringan sosial (perkumpulan, organisasi,)
3. Aset material
 Kecukupan penghasilan untuk kebutuhan
-kurang
-cukup
-lebih
 kekayaan yang dimiliki
-tidak cukup
-cukup
 Pelayanan kesehatan
-terjangkau
-jauh
-tidak ada
4. Keyakinan
 Keyakinan dan nilai klien terhadap suatu masalah
 Motivasi klien yterhadap suatu masalah

 Orientasi kesehatan

4
3
X. MEKANISME KOPING/CARA PENYELESAIAN MASALAH
-Menggunakan defense mekanisme
-Lari dari stessor
-Mengabaikan
-Mencari Informasi
-Mengidentifikasi faktor-faktor yg berkontribusi terhadap permasalahan
-Membandingkan kemampuan diri dengan orang lain
-Promblem sloving

IV. Diagnosa Keperawatan


a. Berduka berhubungan dengan kehilangan pekerjaan

V. Rencana tindakan keperawatan

TUJUAN INTERVENSI
Tujuan Umum : 1. Bina hubungan saling percaya
Klien dapat berinteraksi dengan orang dengan menggunakan prinsip
lain komunikasi terapeutik
a. Sapa klien dengan ramah, baik
TUK 1: Klien dapat membina verbal maupun non verbal.
hubungan saling percaya. b. Perkenalkan diri dengan sopan.
c. Tanyakan nama lengkap dan nama
panggilan yang disukai klien.
d. Jelaskan tujuan pertemuan.
e. Jujur dan tepati janji.
f. Tunjukan sikap empati dan
menerima klien apa adanya.
g. Beri perhatian pada klien dan
perhatikan kebutuhan klien.

TUK 2 : Klien dapat menceritakan 1. Kaji pengetahuan klien tentang


kronologi terjadinya suatu masalah. kehilangan.
2. Berikan kesempatan pada klien
untuk mengungkapkan perasaan
3. Diskusikan bersama klien tentang
perilaku, tanda dan gejala yang
wajar dilami saat situasi
kehilangan.
4. Berikan pujian terhadap
kemampuan klien mengungkapkan
perasaannya.

TUK 3 : Klien dapat menyebutkan 1. Kaji pengetahuan klien tentang


keutungan berhubungan dengan orang keuntungan dan manfaat bergaul
lain dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.
dengan orang lain. 2. Beri kesempatan pada klien untuk

4
4
mengungkapkan perasaannya
tentang keuntungan berhubungan
dengan orang lain.
3. Diskusikan bersama klien tentang
manfaat berhubungan dengan
orang lain.
4. Kaji pengetahuan klien tentang
kerugian bila tidak berhubungan
dengan orang lain.
5. Diskusikan bersama klien tentang
kerugian tidak berhubungan
dengan orang lain.
6. Beri reinforcement positif terhadap
kemampuan mengungkapkan
perasaan tentang kerugian tidak
berhubungan dengan orang lain.

TUK 4 : Klien dapat melaksanakan 1. Kaji kemampuan klien membina


hubungan social secara bertahap hubungan dengan orang lain.
2. Dorong dan bantu klien dengan
orang lain.
3. Beri reinforcement terhadap
keberhasilan yang telah dicapai
dirumah nanti.
4. Bantu klien mengevaluasi manfaat
berhubungan dengan orang lain.
5. Diskusikan jadwal harian yang
dapat dilakukan bersama klien
dalam mengisi waktu luang.
6. Motivasi klien untuk mengikuti
kegiatan terapi aktivitas kelompok.

4
5
STRATEGI PELAKSANAAN
TINDAKAN KEPERAWATAN HARI KE 1

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien :
Px 1 bulan yang lalu telah di PHK dari Pekerjaan yang lalu yaitu di pabrik
sepatu, setelah mendengar hal tersebut pasien sangat merasa kehilangan
dan cemas memikirkan kondisinya, setelah itu px langsung berdiskusi
dengan keluarga untuk membuka usaha kecil-kecilan, tetapi sampai
sekarang pasien terus cemas memikirkan penghasilan yang terus
menerus menurun sedangkan pasien di rumah harus menghidupi 4
anggota keluargnya yaitu ibu, dan 2 adik perempuannya. Px setiap malam
susah untuk mengawali tidurnya, dan tidak nyenyak selama tidur.
2. Diagnosa Keperawatan :
1) Berduka b.d kehilangan pekerjaan
2) Cemas (ansietas) b.d Kekhawatiran mengalami kegagalan
3) Gangguan Pola Tidur b.d Kecemasan
3. Tujuan Khusus :
 Pasien dapat membina hubungan saling percaya
Kriteria Hasil :
a) Pasien dapat menunjukkan rasa percayanya kepada perawat
b) Ada kontak mata
c) Mau menyebutkan nama
d) Mau mengutarakan masalah yang dihadapi
 Pasien dapat menerima, mengerti, dan melakukan tindakan relaksasi
a) Pasien dapat mengikuti relaksasi nafas dalam dengan baik
b) Pasien dapat mengikuti relaksasi gerakan 5 jari dengan baik
c) Pasien dapat melakukan relaksasi dengan benar
4. Tindakan Keperawatan :
 Pasien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan keperawatan :
a) Sapa pasien dengan nama baik verbal dan non verbal
b) Perkenalkan diri dengan sopan
c) Tanya nama lengkap pasien dan nama panggilan yang disukai
d) Jelaskan tujuan pertemuan
e) Jujur dan menepati janji
f) Tunjukkan sikap empati dan menerima keadaan
g) Berikan perhatian kepada pasien dan perhatikan kebutuhan
dasar
h) Memberikan kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan
perasaannya. Dengarkan dengan penuh perhatian, beri
respon, tetapi tidak bersifat menghakimi.
 Pasien dapat menerima, mengerti, dan melakukan tindakan relaksasi

4
6
a) Tanyakan kesiapan pasien untuk mengikuti relaksasi
b) Pasien sudah dlam posisi senyaman mungkin
c) Ajarkan pasien teknik relaksasi dengan benar

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN


KEPERAWATAN
ORIENTASI
1. Salam Terapeutik :
“Assalamualaikum, selamat siang mbak. Saya Reza Fani Bachtiar, mbak
bisa memanggil saya perawat Reza. Saya mahasiswa Politeknik
Kesehatan Kemenkes Malang. Nama mbak siapa ? mbak senangya
dipanggil apa?”
2. Evaluasi / validasi :
“Bagaimana keadaan mbak hari ini ? apa ada yang dirasakan ? “Apa
keluhan mbak hari ini ?”
3. Kontrak : (Topik, Waktu dan Tempat)
“Baiklah mbak, siang ini bagimana jika kita berbincang – bincang sebentar
tentang keadaan mbak ? Agar mbak bisa lebih tenang, lebih rileks, dan
mau berbagi cerita tentang masalah yang dihadapi itu mungkin bisa
berkurang. Bagaimana kalau kita berbincangnya selama 15-20 menit,
apakah mbakbersedia?”

KERJA : (Langkah-langkah Tindakan Keperawatan)


“Bagaimana mbak, cerita kejadiannya mbak ketika di PHK dari pekerjaan
mbak I?” “Setelah mbak I di PHK dari pekerjaan yang lalu, apa yang
mbak rasakan dan lakukan saat itu?” “Siapa saja yang tinggal satu rumah
dengan mbak I?” “siapa yang paling dekat dengan mbak I?” “Sebelumnya
apakah mbak mempunyai riwayat penyakit seperti penyakit jantung,
ginjal, atau trauma pernah terbentur atau terjatuh?” “Apakah mbak I ada
riwayat perilaku kekerasan, baik penelantaran, penganiayaan, atau
bullying?” “Apakah sebelumnya mbak I mempunyai riwayat gangguan
jiwa?” “Apakah mbak mengerti tentang gangguan jiwa?” “Bagaimana
gejala yang mbak rasakan ketika mbak I cemas?” “respon yang mbak
alami ketika mbak I dinyatakan diPHK dari pekerjaan yang lalu?”
“menurut mbak, berdasarkan kondisi masalah yang mbak I alami saat ini,
bagaimana motivasi yang mbak dapatkan dan dari siapa itu diberikan?”
“mbak I, sebenarnya ada beberapa cara untuk mengendalikan rasa
cemas dan rasa kehilangan itu, mbak bisa melakukan relaksasi nafas
dalam dan relaksasi gerakan 5 jari. Sebelumnya apakah mba I pernah
mendengar dan tahu bagaimana relaksasi itu dilakukan?” “Apakah mbak
I bersedia untuk saya ajarkan teknik relaksasi nafas dalam dan relaksasi
gerakan 5 jari?” “mungkin membutuhkan waktu 10-15 menit, apakah
bersedia mbak?” “Baik, sekarang mbak duduk dengan posisi senyaman
mungkin, lalu pertama yang dilakukan adalah menghirup udara melalui
hidung dan ditahan selama 3 detik dan lalu hembuskan melalui mulut”

4
7
“apakah mbak faham?” “untuk tekhnik ini mbak lakukan selama 5 kali
setiap selesai sholat atau sewaktu mbak cemas” “selanjutnya untuk
relaksasi gerakan lima jari, biasanya ini dilakukan secara beriringan
dengan relaksasi nafas dalam” “baik, pertama tangan mbak kincupkan
dan tadahkan ke atas, selanjutnya tarik nafas seperti nafas dalam sambil
ibu dari sentukan dengan telunjuk, rasakan kerileksannya, selanjutnya
tarik nafas kembali dengan ibu jari menyentuk jari tengah, dan seterunya
dilakukan secara berurutan” “apakah mbak mengerti?” “untuk teknik ini
dilakukan sama seperti teknik relaksasi nafas dalam”

TERMINASI
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan (Subyektif dan
Obyektif)
“Bagaimana perasaan Bapak setelah mengungkapkan perasaannya ?”
“Bagaimana perasaan Bapak setelah melakukan relaksasi ?” “apakah ada
perubahan yang mbak rasakan?”
“coba sekarang mbak I sebutkan kembali dan jelaskan bagaimana teknik
relaksasi yang bisa dilakukan ketika mbak I merasa cemas ?”

2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil
tindakan yang telah dilakukan):
“Selanjutnya Mbak I dapat mengingat-ingat apa yang kita pelajari tadi.
Sehingga Mbak I lebih siap untuk kembali melakukan terapi relaksasi
nafas dalam dan relaksasi gerakan 5 jari.”

3. Kontrak yang akan datang (Topik, Waktu dan Tempat)


- Topik
“Baik mbak sekarang bincang-bincangnya sudah selesai, bagaimana kalau
besok saya akan datang kesini lagi untuk mengajarkan kembali sekaligus
mengontrol kondisi mbak dan dan melihat apakah mbak sudah tepat melakukan
relaksasinya ?”

- Tempat
“Untuk tempatnya terserah mbak? mungkin di luar rumah atau ditempat ini lagi “

- Waktu
“Waktunya berapa lama mbak ? bagaimana kalau 20 Menit lagi ?

4
8
STRATEGI PELAKSANAAN
TINDAKAN KEPERAWATAN HARI KE 2

C. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien :
Klien sudah sedikit bisa melupakan masalah kehilangan phk, klien sangat
bersemangat bekerja menjadi pedangang dan jarang mencemaskan
masalah ekonomi
2. Diagnosa Keperawatan :
4) Berduka b.d kehilangan pekerjaan
5) Cemas (ansietas) b.d Kekhawatiran mengalami kegagalan
6) Gangguan Pola Tidur b.d Kecemasan
3. Tujuan Khusus :
 Pasien dapat membina hubungan saling percaya
Kriteria Hasil :
e) Pasien dapat menunjukkan rasa percayanya kepada perawat
f) Ada kontak mata
g) Mau menyebutkan nama
h) Mau mengutarakan masalah yang dihadapi
 Mengontrol kondisi klien setelah kemarin diajarkan cara teknik
relaksasi
4. Tindakan Keperawatan :
 Pasien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan keperawatan :
a) Sapa pasien dengan nama baik verbal dan non verbal
b) Perkenalkan diri dengan sopan
c) Tanya nama lengkap pasien dan nama panggilan yang disukai
d) Jelaskan tujuan pertemuan
e) Jujur dan menepati janji
f) Tunjukkan sikap empati dan menerima keadaan
g) Berikan perhatian kepada pasien dan perhatikan kebutuhan
dasar
h) Memberikan kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan
perasaannya. Dengarkan dengan penuh perhatian, beri
respon, tetapi tidak bersifat menghakimi.
 Menyankan keadaan sekarang, dan meminta untuk klien melakukan
teknik relaksasi secara mandiri didepan perawat

D. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN


KEPERAWATAN
ORIENTASI
1. Salam Terapeutik :
“Assalamualaikum, selamat siang mbak. Saya Reza Fani Bachtiar, mbak
bisa memanggil saya perawat Reza. Saya mahasiswa Politeknik

4
9
Kesehatan Kemenkes Malang. Nama mbak siapa ? mbak senangya
dipanggil apa?”
2. Evaluasi / validasi :
“Bagaimana keadaan mbak hari ini ? apa ada yang dirasakan ? “Apa
keluhan mbak hari ini ?”
3. Kontrak : (Topik, Waktu dan Tempat)
“Baiklah mbak, siang ini bagimana jika kita berbincang – bincang sebentar
tentang pekembangan keadaan mbak ? Bagaimana kalau kita
berbincangnya selama 15-20 menit, apakah mbakbersedia?”

KERJA : (Langkah-langkah Tindakan Keperawatan)


“Bagaimana perasaan mbak saat ini, apakah mbak sudah bisa
melakukan teknik yang seperti kemarin kita lakukan teknik relaksasi
bersama-sama?”
“Apakah kemarin mbak dengan melakukan teknik itu mbak bisa tidak
cemas lagi?”
“ coba sekarang mbak melakukan teknik relaksasi secara mandiri
didepan saya”
Baik mbak, mbak sudak bisa melakukannya secara mandiri dengan
benar”

TERMINASI
4. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan (Subyektif dan
Obyektif)
“Bagaimana perasaan Bapak setelah mengungkapkan perasaannya ?”
“Bagaimana perasaan Bapak setelah melakukan relaksasi ?” “apakah ada
perubahan yang mbak rasakan?”

5. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil
tindakan yang telah dilakukan):
“Selanjutnya Mbak I dapat mengingat-ingat apa yang kita pelajari tadi.
Sehingga Mbak I lebih siap untuk kembali melakukan terapi relaksasi
nafas dalam dan relaksasi gerakan 5 jari secara mandiri setiap hari.”

6. Kontrak yang akan datang (Topik, Waktu dan Tempat)


- Topik
“Baik mbak sekarang bincang-bincangnya sudah selesai, bagaimana kalau
besok saya akan datang kesini lagi untuk melihat kembali perkembangan kondisi
mbak?”

- Tempat
“Untuk tempatnya terserah mbak? mungkin di luar rumah atau ditempat ini lagi “

- Waktu
“Waktunya berapa lama mbak ? bagaimana kalau 20 Menit lagi ?

5
0
5
1

Anda mungkin juga menyukai