Anda di halaman 1dari 37

Pengenalan Inklusi

Gender & Sosial (GEDSI)


Modul 1 – Memahami teori dan konsep dasar
pengarusutamaan gender dan inklusi sosial di
sektor publik
Fokus Isi Materi
Pendahuluan: deskripsi singkat,
01 indikator hasil belajar & manfaat

Apa itu GEDSI, pengarusutamaan gender


02 (PUG), dan inklusi sosial?

Apa saja instrumen dan kebijakan yang


03 ada untuk memajukan GEDSI?

Mengapa penting untuk mendukung


04 GEDSI di sektor publik?
Pendahulan
Deskripsi singkat mengenai materi 1
Pendahuluan
A. Deskripsi Singkat
§ Mata pelatihan ini membekali peserta dengan kemampuan untuk memahami konsep GEDSI di institusi
publik. Pembelajaran dilakukan melalui metode belajar mandiri (self-learning) secara daring (online).
B. Hasil Belajar
§ Setelah mempelajari modul ini, peserta diharapkan memahami konsep dan kebijakan GEDSI di
Indonesia, dan memperkuat kesadaran diri tentang pentingnya GEDSI.
C. Indikator Hasil Belajar
§ Setelah mempelajari modul ini, peserta diharapkan dapat: 1) Menyampaikan tentang konsep GEDSI
dengan jelas bila ditanya; 2) memiliki sensitivitas tentang GEDSI dalam berinteraksi dengan rekan kerja
D. Materi Pokok
§ Mata pelatihan ini menggunakan metode belajar mandiri dan pengenalan kasus. Materi pokok
mencakup:
• Konsep GEDSI, pengarusutamaan gender, dan inklusi sosial.
• Instrumen dan kebijakan yang ada untuk memajukan GEDSI
• Imperatif mengenai pentingnya dukungan untuk memajukan GEDSI di sektor publik
4
Pendahuluan
E. Manfaat Modul
Program pelatihan menggunakan pendekatan perspektif orang dewasa di mana setiap orang adalah
narasumber pembelajaran, dan belajar akan lebih lancar dan efisien jika peserta telah mendapatkan
bekal yang cukup baik dari aspek substansi dan informasi yang diperlukan. Modul ini hadir untuk
memberikan bekal pengetahuan kepada peserta sebelum masuk dalam proses diskusi bersama rekan
belajar dan para tenaga pengajar dalam kelas baik secara klasikal maupun secara daring. Oleh sebab
itu, silakan:
a. Membaca modul ini sesuai waktu dan tempat yang Anda merasa nyaman,
b. Membuat catatan untuk dapat ditanyakan kepada rekan belajar dan tenaga pengajar saat Anda
memiliki kesempatan untuk bertanya,
c. Mengerjakan latihan-latihan yang disiapkan sehingga pemahaman Anda dapat lebih
teraktualisasikan, dan
d. Menggunakan modul ini sebagai bahan diskusi bersama rekan di tempat kerja.

5
Pengenalan konsep GEDSI &
inklusi sosial
GEDSI dan Pembangunan
yang Inklusif
Apa itu GEDSI?
§ GEDSI adalah singkatan dari: gender, disability & social inclusion (inklusi gender, disabilitas & sosial).
§ GEDSI dapat dipahami sebagai sebuah pola pikir (mindset), proses, dan hasil (outcome) yang
memastikan bahwa tidak ada yang termarjinalisasi dalam program pembangunan dan pelayanan publik
(no one left behind).

Pola pikir (mindset): Proses: Hasil (outcome):


seseorang mempunyai memastikan ada manfaat atau hasil dari
sensitivitas atas representasi dan suatu program atau 3 konsep utama yang
perbedaan-perbedaan partisipasi dari beragam jasa/pelayanan dapat berkaitan dengan GEDSI:
karakteristik sosial yang kelompok sosial yang dirasakan secara nyata 1. Inklusi Sosial
ada, misalnya dalam ada di masyarakat dan merata (equitable) 2. Pengarusutamaan
dalam proses gender (PUG)
hal gender, usia, suku, oleh semua anggota
3. Inklusi disabilitas
etnis, kondisi disabilitas, pengambilan keputusan masyarakat dengan
dan kondisi sosial- sehingga kebutuhan mempertimbangkan Ini akan dijelaskan di
halaman selanjutnya.
ekonomi. dan kepentingannya karakteristiknya yang
dapat terwakili. berbeda-beda.
7
Konsep Inklusi Sosial dalam Pembangunan
§ Inklusi sosial dipahami sebagai proses untuk meningkatkan kemampuan,
kesempatan, dan martabat kelompok masyarakat yang termarjinalisasi
karena karakteristik atau identitasnya untuk berpartisipasi dan mengambil Inklusi merupakan konsep kunci
manfaat dari program pembangunan atau pelayanan publik (World Bank dari Sustainable Development Goals
2013). (SDGs): “Ensure no one is left behind”
§ Harus dipahami bahwa setiap orang mempunyai karakter yang beragam, – pastikan tidak ada yang tertinggal.
dari sisi gender, usia, suku atau etnis, kondisi kesejahteraan ekonomi,
kondisi fisik dan mental, lokasi, dan lain-lain. “We should ensure that no person –
regardless of ethnicity, gender,
§ Dalam suatu masyarakat, beberapa orang tidak dapat berpartisipasi atau geography, disability, race or other
mendapatkan manfaat secara penuh dari aktivitas atau program status – is denied universal human
pelayanan publik karena kondisi atau situasi karakteristiknya. rights and basic economic
§ Pembangunan yang inklusif berarti aktivitas pembangunan atau opportunities … There can be no
pelayanan publik mengikutsertakan dan memberikan manfaat bagi excuses.”
seluruh bagian masyarakat. — UN High-level Panel of Eminent
Persons on the Post-2015
§ Untuk mencapai pembangunan yang inklusif, perlu secara khusus Development Agenda
menargetkan dan mengikutsertakan kelompok masyarakat yang paling
mungkin termarjinalisasi karena kondisi atau situasi karakteristiknya.

8
Memahami inklusi vs. eksklusi,
segregasi & integrasi
Segregasi terjadi ketika ada
Eksklusi terjadi ketika ada
individu atau suatu kelompok
individu atau kelompok
yang diberikan akses atau
yang secara sengaja atau
kesempatan yang berbeda
tidak sengaja tidak
berdasarkan kondisinya, dan
mendapatkan akses ke
ditempatkan terpisah (isolasi)
suatu kesempatan (program
dari yang lainnya.
atau pelayanan).

Integrasi berarti Inklusi melibatkan proses


menempatkan individu atau reformasi sistemik untuk
kelompok dengan memodifikasi struktur, konten,
karakteristik tertentu metode, strategi, dll agar dapat
bersama dengan kelompok mengurangi hambatan bagi
masyarakat pada umumnya, individu atau kelompok dengan
dengan kondisi kelompok karakteristik berbeda sehingga
minoritas dapat semua pihak dapat berpartisipasi
Sumber ilustrasi: Klique menyesuaikan diri dengan dan mendapatkan manfaat sesuai
Design 2019
(klique.com.sg) situasi mayoritas yang ada. kebutuhannya (equitable).
9
Pembangunan yang inklusif menghasilkan pembangunan yang berkeadilan
Pembangunan yang inklusif memastikan adanya perubahan sistematis untuk memastikan
semua pihak dengan kebutuhan yang berbeda mendapatkan manfaat yang sesuai.

Persamaan (equality) Ekuitas (equity) Keadilan (justice)


Asumsi bahwa setiap orang Setiap orang mendapatkan Setiap orang mendapatkan
akan mendapatkan manfaat dukungan yang sesuai dengan manfaat tanpa akomodasi
dari perlakukan yang sama kebutuhannya yang beragam dukungan atau bantuan karena
(equal treatment). sehingga memberikan manfaat penyebab ketidaksetaraannya
Perlakukan yang seragam yang sesuai (equal opportunity). sudah ditanggapi secara efektif.
diberikan untuk semua tanpa Perlakuan seperti ini dikenal juga Hambatan dalam sistem sudah
terkecuali. sebagai ‘affirmative action.’ dihilangkan. 10
Penting untuk dipahami: Equal Treatment ≠ Equal Opportunity
Memberikan perlakuan yang sama (equal treatment) bukan berarti
menyediakan kesempatan yang seimbang (equal opportunity).

Setiap individu mempunyai identitas yang beragam


dalam dirinya, yang menimbulkan kebutuhan dan/atau
kemampuan yang beragam juga. Penting untuk
mengetahui, berempati, dan memahami perbedaan
kebutuhan dan/atau kemampuan agar dapat merancang
inisiatif atau kebijakan yang inklusif dan tepat sasaran.

Tindakan khusus (special measures atau affirmative


action) dapat diterapkan untuk merespon perbedaan
kebutuhan dan kemampuan tersebut untuk menjamin
kesempatan yang seimbang. Tindakan ini bukan
diskriminasi, namun merupakan intervensi yang
diperlukan untuk mempercepat hasil yang ekuitas
(equity). Tindakan ini bisa dicabut ketika kesempatan
yang berimbang dan hasil yang inklusif sudah benar-
benar tercapai.


Adoption by States Parties of temporary special measures aimed at accelerating de facto equality between men
and women shall not be considered discrimination as defined in the present Convention, but shall in no way entail
as a consequence the maintenance of unequal or separate standards; these measures shall be discontinued when


the objectives of equality of opportunity and treatment have been achieved. (CEDAW Article 4)
11
Mini Quiz soal inklusi sosial dan pembangunan yang inklusif
1. GEDSI adalah singkatan 2. Konsep apa yang menjelaskan adanya
dari: gender, disability & proses reformasi sistemik untuk
social inclusion (inklusi memodifikasi struktur, konten, metode,
gender, disabilitas & sosial). strategi, dll untuk mengurangi hambatan
Dalam pembangunan, di bagi individu atau kelompok dengan
area mana saja GEDSI
karakteristik berbeda sehingga semua
dapat diterapkan?
pihak dapat berpartisipasi dan
A. Pola pikir mendapatkan manfaat sesuai
A. Integrasi
B. Proses kebutuhannya (equitable)?
B. Inklusi
C. Hasil (outcome)
C. Kesetaraan (equality)
D. Semua benar
D. Segregasi

12
Pengenalan konsep
Pengarusutamaan Gender (PUG)
Memahami konsep gender dan ‘isu gender’
Sebelum masuk dalam pengertian pengarusutamaan gender (PUG), penting untuk memahami konsep gender

Gender berbeda dengan jenis kelamin Gender dikonstruksikan secara sosial


§ Jenis kelamin adalah kondisi biologis § Gender dibentuk, disosialisasikan, dan
yang sifatnya universal (dimana-mana dilembagakan oleh praktik-praktik atau produk-
sama). Misalnya, perempuan dapat produk sosial, seperti perilaku, budaya,
menstruasi, mengandung, melahirkan & kebijakan, dan norma atau ekspektasi sosial
menyusui, sedangkan laki-laki dapat lainnya. Gender didapatkan dan diinternalisasi
memproduksi sperma dan berjakun. secara belajar.

§ Gender adalah peran, status, dan § Oleh karena itu, peran, status, dan relasi gender
karakteristik yang diberikan kepada atau dapat berbeda dan berubah dalam konteks
diekspresikan oleh seseorang dengan tempat, waktu, budaya, generasi, dan kondisi
mempertimbangkan jenis sosial-ekonomi yang berbeda.
kelaminnya. Misalnya,
§ Misalnya, perempuan sudah banyak yang
karakter feminin dianggap
menjadi pemimpin saat ini dan banyak laki-laki
lebih cocok untuk perempuan
yang mengambil peran aktif dalam mengasuh
dan karakter maskulin
anak dan mengurus rumah tangga.
dianggap lebih cocok untuk 14
Apa yang dimaksud dengan ‘isu gender’?

Gender menjadi ‘isu’ ketika…

§ Adanya anggapan bahwa karakter gender adalah kondisi


alami yang tidak bisa diubah (fixed) dan berlaku secara
homogen dan universal untuk satu kelompok tertentu.

§ Misalnya, semua perempuan dianggap lebih emosional dan


kurang logis sehingga tidak cocok untuk menjadi pemimpin.
Di sisi lain, semua laki-laki diharapkan untuk menjadi pencari
nafkah utama sehingga harus selalu kuat dan siap untuk
ditugaskan ke mana saja walaupun jauh dari keluarga.

§ Hal ini dapat menjadi stereotype, yakni asumsi terhadap


seseorang atau satu kelompok berdasarkan cara pandang,
penilaian atau keyakinan yang dimilki sebelumnya, tanpa
verifikasi.

§ Stereotype dapat terbawa dalam pola pikir dan pengambilan


keputusan sehingga suatu proses, program, kebijakan atau
aktivitas melupakan ada kebutuhan, pengalaman, dan
Sumber ilustrasi: popbela.com
aspirasi yang berbeda antar individu dengan karakteristik
yang berbeda. 15
Harus dihindari: buta gender & bias gender
Jika mengabaikan isu gender, dapat menjadi buta gender dan/atau bias gender

Buta gender Bias gender Perlu diingat bahwa


“perempuan” dan “laki-
§ Ketika seseorang, suatu program atau § Ketika seseorang bertindak atau
laki” atau kelompok
mengambil keputusan berbedasarkan sosial lainnya itu tidak
kebijakan tidak mengidentifikasikan
asumsi karakter sosial tertentu homogen. Kebutuhan,
atau mengakui adanya perbedaan (stereotype) terhadap suatu kelompok, pengalaman & aspirasi-
yang muncul atas dasar gender atau padahal belum tentu benar. nya berbeda-beda untuk
kondisi karakteristik yang berbeda. masing-masing individu.
§ Misalnya, laki-laki dianggap lebih
§ Misalnya, menganggap bahwa kompeten, logis, kuat & dapat diandalkan
memberikan perlakuan yang sama sehingga dianggap lebih cocok menjadi
pimpinan atau mengambil pekerjaan yang Penting untuk
berarti akan menimbulkan manfaat mempertimbangkan
lebih ‘keras’, contohnya di bidang
yang setara, dan tidak menyadari keamanan. identitas beragam yang
bahwa perbedaan gender dan karakter dimiliki seseorang,
§ Di sisi lain, perempuan dianggap lebih misalnya dari sisi usia,
lainnya menentukan pilihan dan suku/etnis, agama,
emosional, lemah lembut, empatinya
pengalaman yang dirasakan oleh lebih tinggi & penurut sehingga dianggap identitas gender, status
seseorang. tidak cocok menjadi pemimpin atau tidak sosial-ekonomi, dan
kondisi fisik atau
dapat melakukan tindak kekerasan. mentalnya.

16
Ingin dicapai: sensitif gender, responsif
gender & ber-perspektif gender
Untuk meningkatkan hasil program, kebijakan & pelayanan yang inklusif, harus menjadi:

Sensitif gender Responsif gender Ber-perspektif gender


§ Mempunyai kesadaran dan § Mempunyai kesaradan dan § Mempunyai kesadaran dan
pemahaman terhadap faktor-faktor pemahaman terhadap perbedaan pemahaman bahwa proses dan
norma, kebutuhan, peran & relasi program pembangunan atau
perbedaan norma, peran & relasi
gender dan dampak perbedaan kebijakan dapat berdampak
gender yang dapat menimbulkan
tersebut terhadap akses, kesempatan berbeda pada laki-laki, perempuan,
diskriminasi atau hambatan-
& partisipasi dalam proses dan atau kelompok lainnya.
hambatan tertentu
pemanfaatan hasil pembangunan. § Mengindetifikasikan bagaimana
§ Sensitif gender mengindikasikan karakteristik, peran & relasi gender
§ Faktor-faktor perbedaan gender
kesadaran dan pemahaman dapat memberikan peluang &
tersebut dipertimbangkan dan
terhadap isu gender, namun diaplikasikan dalam perencanaan, tantangan yang berbeda dalam
kesadaran tersebut belum implementasi, dan evaluasi aktivitas, pengalaman hidup, karier atau
diaplikasikan menjadi aksi nyata program, atau kebijakan sehingga pembangunan.
untuk menyelesaikan permasalahan tidak ada diskriminasi atau hambatan § Dapat mengenali hal-hal implisit
terkait isu gender atau masalah untuk semua kelompok bisa (tidak terlihat atau diungkapkan)
inklusi sosial lainnya. berpartisipasi dan mengambil manfaat terkait dengan perbedaan gender
dalam pembangunan. dan karakteristik sosial lainnya.
17
Jadi apa itu pengarusutamaan gender
(PUG)?
§ Pengarusutamaan gender (PUG) berarti menggunakan perspektif gender
dalam menganalisis, merencanakan, mengaplikasikan, dan mengevaluasi
aktivitas, program, kebijakan, atau pelayanan publik di semua tahapan PUG itu bukan urusan yang
dan bidang. berkaitan dengan perempuan, atau
memprioritaskan perempuan.
§ Dengan menggunakan pendekatan PUG, suatu aktivitas, program,
kebijakan, atau pelayanan publik mempertimbangkan dan responsif PUG juga memperhatikan dan
bermanfaat untuk laki-laki serta
terhadap kebutuhan, pengalaman, serta aspirasi perempuan, laki-laki, dan kelompok minoritas lainnya, baik
kelompok dengan karakteristik berbeda lainnya. dari sisi suku/etnis, disabilitas, atau
kondisi sosial-ekonomi lainnya.
§ Tujuannya adalah untuk memastikan semua target sasaran program,
kebijakan atau pelayanan publik (perempuan, laki-laki, anak-anak, orang Tujuan akhirnya adalah
dengan disabilitas, dan kelompok minoritas lainnya) mendapatkan menciptakan pembangunan yang
inklusif.
kesempatan dan manfaat yang adil (fair) dan setara, sesuai dengan
PUG bukan sekedar
kebutuhannya menambahkan perempuan atau kelompok
(equitable).
minoritas lainnya dalam suatu aktivitas atau program.

Memastikan partisipasi semua pihak itu penting, tapi harus dipastikan juga
keseluruhan sistem dan proses akan menghasilkan perubahan substantif dan
manfaat yang setara bagi semua pihak. 18
Prinsip-prinsip PUG
§ Pengarusutamaan gender (PUG) adalah tanggung jawab semua
pejabat di semua tingkat dan perannya.
§ PUG adalah isu cross-cutting yang dapat diimplementasikan dalam Analisis gender
menjalankan tupoksi masing-masing pejabat, unit, dan memberikan perhatian
kementerian/lembaga. khusus terhadap isu-isu
yang berkaitan dengan relasi
§ PUG dapat diterapkan dalam perancangan, proses, hasil, dan
gender, peran, alokasi
evaluasi aktivitas, program, kebijakan, administrasi, dan pelayanan
sumber daya, dan
publik dalam pembangunan.
pengalaman gender.
§ PUG tidak bisa didasarkan oleh asumsi bahwa suatu masalah,
proses, kebijakan, program, atau aktivitas itu sifatnya ‘netral.’ Secara khusus analisis
Perbedaan karakteristik akan menimbulkan perbedaan kondisi, gender mempertimbangkan
kebutuhan, pilihan, dan dampak. faktor-faktor yang
membentuk atau
§ PUG juga tidak dapat didasarkan oleh asumsi atau stereotip tertentu mempengaruhi kondisi
terkait gender atau kondisi sosial lainnya. gender (budaya, agama,
§ PUG harus diterapkan dengan didasari analisis gender yang sosial-ekonomi, situasi politik,
dilakukan melalui metode yang terstandarisasi untuk karakteristik institusi atau
mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan kesenjangan atau lembaga, dll).
hambatan-hambatan gender.
19
Studi kasus
pengarusutamaan gender
§ Bagaimana merancang kebijakan atau program PUG untuk kasus berikut:

Pemerintah dan dewan perwakilan rakyat (DPR)


telah mulai membahas Rancangan Undang-Undang
Ibu Kota Negara (RUU IKN). Bila berjalan mulus,
maka pemindahan status ibu kota negara dari
Provinsi DKI Jakarta ke Kalimantan Timur (Kaltim)
akan dilakukan pada Semester I-2024.

Badan Kepegawaian Negara (BKN) menyatakan


pemindahan sebagian Pegawai Negeri Sipil (PNS)
atau Aparatur Sipil Negara (ASN) ke ibu kota baru
mulai tahun depan. Pemindahan nantinya akan
dilakukan secara bertahap. Pegawai Negeri Sipil
(PNS), TNI dan Polri akan pindah lebih dulu ke Ibu Sumber berita: CNBC Indonesia (https://www.cnbcindonesia.com/news/20211210232107-
kota negara baru. 4-298439/2350-pns-tni-pindah-duluan-ke-ibu-kota-baru-bisa-nolak)

Sumber ilustrasi: https://www.cnbcindonesia.com/news/20211210232107-4-


298439/2350-pns-tni-pindah-duluan-ke-ibu-kota-baru-bisa-nolak
Apa yang akan Anda rekomendasikan untuk
menerapkan PUG dalam rencana pemindahan
ibu kota negara? 20
Pengenalan konsep
Inklusi Disabilitas
Memahami konsep disabilitas
Sebelum masuk dalam pengertian inklusi disabilitas, penting untuk memahami konsep disabilitas.

§ ‘Disabilitas’ adalah konsep yang dinamis dan merujuk


pada kondisi yang dihasilkan dari situasi seseorang
Studi menunjukkan…
yang menghadapi hambatan fisik, perlakuan,
dan/atau hambatan lain di lingkungannya sehingga § Sekitar satu milyar orang, atau 15% dari
menghalanginya untuk berpartisipasi penuh dan populasi di bumi, memiliki kondisi disabilitas.
efektif dalam masyarakat (CRPD). § Penyandang disabilitas cenderung lebih
§ Penyandang disabilitas adalah kelompok yang besar mungkin untuk mengalami hambatan yang
dan beragam, terdiri dari mereka yang mempunyai lebih banyak dalam mengakses dan
kondisi berbeda dari sisi fisik, mental, intelektual, mendapatkan manfaat dari kesempatan
pembangunan (pendidikan, kesehatan,
atau kemampuan pancaindera.
ketenagakerjaan, dll).
§ Disabilitas adalah isu cross-cutting dan dapat
§ Hambatan tersebut misalnya tidak
mempengaruhi seseorang dalam suatu titik tertentu tersedianya perangkat pendukung (assistive
dalam hidupnya. devices), tempat atau pelayanan publik yang
§ Sama seperti identitas/karakter lain, terdapat juga sulit diakses, dan prasangka atau stereotip
interseksionalitas kondisi disabilitas dengan identitas sosial.
lainnya, seperti suku/etnis, gender, kondisi sosial-
ekonomi, usia, dll yang bisa menyebabkan eksklusi,
diskriminasi dan/atau kerentanan yang berganda.
22
Kondisi disabilitas sangat beragam
Kondisi hambatan yang bermacam-macam, dikombinasikan dengan keadaan disabilitas
yang beragam berarti tantangan yang dihadapi penyandang disabilitas tidak sama.

Identitas penyandang Perempuan, laki-laki, anak-anak, ibu,


disabilitas beragam ayah, pegawai, tinggal di kota, tinggal
di pedesaan, tingkat ekonomi berbeda-
beda
Kondisi disabilitas Fisik, psikososial, intelektual, dan
beragam indrawi (sensory)

Hambatan juga beragam Kebijakan, insitusional, infrastruktur


fisik/linkungan, komunikasi dan
informasi, sikap/perlakuan

Situasi yang dihadapi juga Pengalaman dari kekurangan


beragam (disadvantage) yang dirasakan,
misalnya kemiskinan, pengangguran,
atau iliterasi, tidak sama untuk semua
23
Inklusi disabilitas (disability inclusion)
§ ‘Inklusi disabilitas’ adalah partisipasi yang berarti
(meaningful) dari penyandang disabilitas dengan
kondisinya yang beragam.
Inklusi disabilitas dalam pembangunan
§ Ini juga berarti adanya dukungan dan pengarusutamaan diaplikasikan dalam proses & hasil
dari hak-nya dalam proses organisasi, program (outcome)
pembangunan, kebijakan, dan pelayanan publik.
§ Proses: memastikan penyandang disabilitas
§ Hak-hak yang dimaksud adalah hak-hak penyandang dapat berpartisipasi dan ikut serta dalam
disabilitas yang sesuai dengan Konvensi Hak-Hak pengambilan keputusan
Penyandang Disabilitas (CRPD), yang diadopsi tahun § Hasil (outcome): pencapaian yang
2006. CRPD mendukung integrasi penuh penyandang diharapkan ketika semua anggota
disabilitas dalam masyarakat. masyarakat, termasuk penyandang
disabilitas, mendapatkan manfaat yang
§ SDGs atau Agenda 2030 untuk Pembangunan yang
setara dari program pembangunan atau
Berkelanjutan menekankan bahwa disabilitas tidak boleh
pelayanan publik.
menjadi alasan atau kriteria yang menyebabkan
seseorang tidak mempunyai akses dalam program
pembangunan dan aktualisasi hak asasi manusia (HAM).

24
Inklusi disabilitas dalam pembangunan

Isu inklusi disabilitas dalam pembangunan yang umum


dibahas:
§ Penyandang disabilitas dan keluarganya cenderung
mempunyai lebih sedikit akses terhadap layanan
rehabilitasi, pendidikan, pelatihan/peningkatan
kapasitas, dan ketenagakerjaan.
§ Kemiskinan menambah resiko disabilitas karena
keterbatasan akses pelayanan kesehatan, malnutrisi
yang menyebabkan kondisi pertumbuhan dan
perkembangan yang tidak optimal, serta kondisi
lingkungan tempat tinggal yang lebih rentan resiko
kesehatan dan bencana.
§ Perempuan penyandang disabilitas seringkali
mengalami diskriminasi berlapis (multiple
discrimination). Sumber ilustrasi:
https://www.huffpost.com/entry/observations-from-
below-could-you-just_b_9170684

25
Studi kasus inklusi disabilitas
Lembaga Administrasi Negara (LAN RI) merupakan Lembaga Pemerintah yang memiliki tugas dan fungsi
pengembangan kompetensi ASN. Sebagai bagian dari tugas dan fungsi tersebut, LAN mengelola pelatihan-
pelatihan berupa pelatihan dasar, pelatihan kepemimpian, pelatihan teknis fungsional. Pelaksanaan
pelatihan tersebut ada yang menjadi kewenangan LAN; namun ada pula yang didesentralisasikan kepada
lembaga-lembaga pelatihan pemerintah yang telah mendapatkan akreditasi dari LAN untuk
menyelenggarakan pelatihan. Kendati demikian, LAN bertugas menjamin quality control terhadap
terpenuhinya standar pelaksanaan semua pelatihan ASN.
Sebagai bagian dari quality control untuk memastikan prinsip inklusivitas pelatihan, LAN melakukan
evaluasi dan penilaian terhadap lembaga pelatihan di pusat dan daerah tentang sejauhmana lembaga-
lembaga ini menerapkan prinsip inklusivitas dalam proses pelatihan ASN, dan memberikan penghargaan
(award) kepada lembaga pelatihan yang paling inklusif.

Pertanyaan:
Bila anda diminta melakukan penilaiaan terhadap penerapan prinsip
inklusivitas di lembaga pelatihan ASN, aspek apa saja yang akan Anda
nilai? Apa yang menurut Anda paling penting untuk diperhatikan oleh
lembaga pelatihan ini?

26
Instrumen dan kebijakan yang ada
untuk memajukan GEDSI
Instrumen internasional untuk meningkatkan
pembangunan inklusif gender
Beijing Declaration 1995 (Fourth World Conference on Women)
§ Konsolidasi upaya-upaya internasional selama bertahun-tahun ke belakang untuk mencapai
pengakuan pentingnya kesetaraan perempuan dan laki-laki dalam hukum dan praktiknya.
§ Berisi 12 bidang yang menjadi perhatian, termasuk isu gender dalam kemiskinan, ekonomi,
pendidikan, kesehatan, kekerasan, konflik, posisi kekuasaan dan kepemimpinan, HAM, media,
lingkungan, dan anak-anak.
UN Sustainable Development Goal (SDG) no. 5: mencapai kesetaraan dan pemberdayaan
untuk semua perempuan dan anak-anak perempuan
§ Terdapat target untuk memastikan partisipasi penuh dan efektif dari perempuan di posisi
kepemimpinan di setiap tingkat pengambilan keputusan di politik, ekonomi, dan kehidupan
publik lainnya.
G20 Brisbane Goal (2014), G20 Empower & W20
§ Pemimpin negara-negara G20 menyatakan komitmen untuk mengurangi kesenjangan gender (gender
gap) sampai 25% antara tahun 2012-2025.
§ G20 Empower berkomitmen untuk meningkatkan kepemimpinan perempuan di sektor swasta.
§ W20 mendorong pengadopsian dokumen-dokumen komitmen G20 yang melibatkan isu pembangunan
perempuan, kesetaraan gender, pertumbuhan yang inklusif, dan kerja sama perempuan dalam ekonomi
internasional.
ASEAN Declaration on the Gender Responsive Implementation of the ASEAN Community Vision
2025 and SDGs
§ Terdapat rekomendasi untuk mendukung representasi perempuan di posisi kepemimpinan,
mengeliminasi stereotip gender, dan meningkatkan pemberdayaan ekonomi perempuan. 28
Instrumen hukum Indonesia yang mendukung
inklusi gender dalam pembangunan

GEDSI dapat mendukung agenda reformasi birokrasi & Sudah ada beberapa target untuk
pembangunan Indonesia meningkatkan representasi dan partisipasi
Prioritas Reformasi Birokrasi perempuan
Di ketenagakerjaan
§ GEDSI dapat membantu meningkatkan kinerja lembaga Kementerian Ketenagakerjaan berkomitmen dalam
pemerintah dan kualitas SDM ASN G20 Brisbane Goal untuk mengurangi kesenjangan
partisipasi perempuan di ketenagakerjaan.
§ Riset membuktikan bahwa lembaga pemerintah yang
memajukan GEDSI akan menghasilkan kebijakan dan Di sektor swasta
pelayanan publik yang lebih efektif dan inklusif untuk Indonesia berpartisipasi dalam G20 Empower dan
masyarakat.
berkomitmen untuk meningkatkan representasi
perempuan di posisi kepemimpinan di perusahaan
Instruksi Presiden (no. 9/2000) tentang Pengarusutamaan swasta.
Gender (PUG) Di sektor BUMN
§ Memberikan mandat kepada semua lembaga dan instrument Kementerian BUMN menetapkan target untuk
pemerintah untuk mengadopsi PUG. mencapai 15% representasi perempuan di posisi
kepemimpinan BUMN di tahun 2021 dan 20% di
PUG sebagai team cross-cutting dalam RPJMN 2020-2024 tahun 2023.
Di politik dan parlemen
§ Meningkatkan peran dan partisipasi perempuan dalam Sudah ada kuota 30% untuk perempuan di
ketenagakerjaan, politik, posisi publik dan pengambil keputusan parlemen dan ada ketentuan 30% representasi
adalah salah satu prioritas dalam RPJMN 2020-2024. perempuan dalam kandidat pemilu dan partai
politik.
§ Pembangunan SDM (human capital) dan meningkatkan kualitas Apa yang bisa dilakukan sektor publik?
ASN juga bagian dari prioritas RPJMN 2020-2024. GEDSI dapat GEDSI dan pembangunan yang inklusif merupakan
membantu tujuan pembangunan ini. keharusan bagi negara demokratis. Pemerintah harus
merefleksikan komposisi masyarakat yang dilayaninya
29 untuk 29
menjamin akuntabilitas.
Peraturan nasional terkait
partisipasi penyandang disabilitas
UU no. 8 tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas mengatur bahwa Pemerintah Nasional,
Pemerintah Daerah, BUMN, dan BUMD wajib memperkerjakan paling sedikit 2% penyandang
disabilitas dari jumlah pegawai atau pekerja.

Di tahun 2020, Presiden menerbitkan 9 Peraturan Pemerintah sesuai mandat UU no. 8 tahun 2016,
diantaranya:
Peraturan Pemerintah Peraturan Pemerintah No. Peraturan Pemerintah
No. 52/2019 tentang 70/2019 tentang Perencanaan, No.13/2020 tentang
Penyelenggaraan Penyelenggaraan, dan Evaluasi
Kesejahteraan Sosial terhadap Penghormatan, Akomodasi yang Layak
Bagi Penyandang Pelindungan, dan Pemenuhan untuk Peserta Didik
Disabilitas Hak Penyandang Disabilitas Penyandang Disabilitas

Peraturan Pemerintah Peraturan Pemerintah No.


Peraturan Pemerintah
No. 39/2020 tentang 42/2020 tentang Aksesibilitas
No. 60/2020 tentang
Akomodasi yang Layak terhadap Permukiman,
Pelayanan Publik, dan
Unit Layanan Disabilitas
untuk Penyandang
Disabilitas dalam Proses Pelindungan dari Bencana bagi Bidang
Peradilan Penyandang Disabilitas. Ketenagakerjaan

30
Regulasi terkait partisipasi penyandang disabilitas
sebagai aparatur negara (ASN)
UU no. 5/2014 tentang Aparatur Sipil Negara § Memperkenalkan prinsip merit – ASN direkrut berdasarkan
(UU ASN) kualifikasi, kompetensi, dan kinerjanya terlepas dari gender, suku,
agama, dan kemampuan atau kondisi disabilitas.
§ Menjelaskan bahwa syarat untuk tes kesehatan fisik dan mental
dalam proses seleksi harus disesuaikan dengan kondisi
penyandang disabilitas dan ketentuan pekerjaan yang akan
dilakukannya (di bagian lampiran).
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur § Pemerintah pusat dan daerah dapat mengalokasikan 2% dari
Negara dan Reformasi Birokrasi no. 23/2019 kebutuhan pegawainya untuk penyandang disabilitas.
tentang Kriteria Penetapan Kebutuhan Pegawai § Penyandang disabilitas diperbolehkan untuk mengisi posisi yang
Negeri Sipil dan Pelaksanaan Seleksi Calon sifatnya administratif, bersifat rutin, dan tidak ada kebutuhan khusus
Pegawai Negeri Sipil atau resiko tinggi.
(direvisi oleh Peraturan MenPANRB no.
27/2021)
Peraturan BKN No. 14/2018 tentang Petunjuk § Sarana dan prasarana bagi peserta seleksi penyandang disabilitas
Teknis Pengadaan Pegawai Negeri Sipil harus disesuaikan dengan kebutuhan, antara lain: a. tempat
pendaftaran khusus bagi penyandang disabilitas; dan b. petugas
pembaca bagi tuna netra.
31
Imperatif dan manfaat memajukan
GEDSI di sektor publik
Imperatif untuk memajukan GEDSI
di sektor publik
Berbagai studi di banyak negara menunjukkan bahwa:
§ Lembaga-lembaga sektor publik merupakan instrumen penting dalam pemerintahan karena
fungsinya sebagai perancang sekaligus pelaksana kebijakan dan layanan publik.
§ Penting bagi sektor publik untuk memiliki keterwakilan komposisi masyarakat yang dilayaninya. Ini
juga guna memastikan agar lembaga sektor publik mencerminkan pemerintahan yang
representatif, akuntabel, dan berkualitas.

§ GEDSI juga merupakan bentuk pendekatan berbasis HAM dalam pembuatan


kebijakan. Dengan mengimplementasikan GEDSI dalam pembuatan
kebijakan, pemerintah menunjukkan komitmen untuk memenuhi kebutuhan
setiap kelompok masyarakat yang berbeda-beda.
§ GEDSI sudah dimandatkan dalam berbagai instrumen internasional dan
nasional. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang yang maju
dengan pesat (emerging) dan merupakan anggota G20 harus dapat
menunjukkan komitmennya untuk meningkatkan GEDSI dalam proses dan
hasil pembangunan.
33
Manfaat untuk memajukan GEDSI
dalam pembangunan nasional
Studi & pengalaman internasional membuktikan bahwa GEDSI memberikan banyak manfaat dalam
pembangunan.
Kinerja yang lebih efektif.
§ Meningkanya keragaman (diversity) dalam tim kerja & proses pengambilan keputusan akan memperkaya
perspektif karena berbagai orang dengan aneka latar belakang & pengalaman dapat memberikan &
mendiskusikan berbagai jenis solusi.

§ Kondisi ini meningkatkan peluang bahwa program atau kebijakan yang diambil akan lebih inklusif dan
responsif pada beragam kebutuhan di masyarakat.
Retensi talenta (talent) dan peningkatan mutu sumber daya manusia.
§ Perempuan membentuk separuh dari talent pool di negara mana pun, misalnya, 50% lulusan pendidikan tinggi di
dunia adalah perempuan, namun hanya 25% yang menjabat di posisi manajemen.
§ Banyak potensi kelompok minoritas yang tidak terpenuhi secara optimal. Hal ini merupakan kerugian bagi kinerja
lembaga dan potensi pertumbuhan ekonomi. Bila kesenjangan gender dapat diatasi, PDB global di tahun 2025
dapat bertambah $12 triliun.
Meningkatkan kepercayaan dan keyakinan publik.
§ Bukti yang ada juga menunjukkan bahwa ketika para pengambil keputusan di lembaga sektor publik terdiri dari
representasi yang lebih sesuai dengan masyarakat yang mereka layani (dari segi gender, suku/etnis, atau
disabilitas), mereka mendapat kepercayaan publik yang lebih baik dan mampu memberi perhatian pada isu
sosial-ekonomi yang lebih beragam.
§ Memastikan agar sektor publik benar-benar representatif atas populasi yang dilayaninya merupakan hal penting 34
dalam percepatan pemulihan dari COVID-19 yang inklusif dan berkeadilan.
Refleksi

§ Sistem merit di sektor publik sudah


diterapkan sejak diterbitkannya UU
ASN (UU no. 5 tahun 2014). Ini
adalah pencapaian yang sangat
baik.
Pertanyaan refleksi:
§ Apakah sistem merit yang
diterapkan dalam birokrasi sudah
menciptakan hasil (outcome) atau
manfaat yang inklusif bagi semua
pihak?
Sumber ilustrasi: Peruvian political cartoonist, Carlin
(https://community.today.com/parentingteam/post/untitled_1573304873)

35
Daftar Pustaka – Referensi Bahan Bacaan

Pembangunan inklusif dan inklusi sosial:


§ UN 2030 Agenda for Sustainable Development.
§ Inclusion Matters: The Foundation for Shared Prosperity. World Bank. 2013.
§ Leaving no one behind: the imperative of inclusive development. UN. 2016.
Pengarusutamaan gender (PUG):
§ Gender Mainstreaming an Overview. UN 2002.
§ Pembangunan Manusia Berbasis Gender. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
2020.
§ Gender Equality in Public Administration. UNDP. 2021.
§ Memahami Hambatan dan Mencari Solusi untuk Perkembangan Karier Perempuan ASN. Prospera. 2020.
Inklusi disabilitas:
§ Convention on the Rights of Persons with Disabilities (CRPD). UN. 2006.
§ UN Disability Inclusion Strategy.
§ World report on disability : Main report (English). WHO & World Bank.

36
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai