Anda di halaman 1dari 10

Nama : Syaipul Romadhon

No. UKG : 201800265916


Instansi : SMPN 2 Muara Sugihan

LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah


No Identifikasi Masalah Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah Analisis Eksplorasi Penyebab Masalah

1 Motivasi Belajar siswa 1. Pembelajaran tidak menyenangkan Setelah dilakukan analisis terhadap kajian
masih rendah dalam 2. Media dan sumber belajar belum memanfaatkan TIK. literatur dan hasil wawancara disertai
pembelajaran Satra observasi/pengamatan dapat diketahui:
(Puisi Rakyat) Tinjauan Literatur: 1. Pembelajaran di dalam kelas masih
monoton
1. Motivasi telah banyak didefinisikan oleh para ahli, diantaranya oleh Wlodkowski (dalam Suciati, 1994:41) yaitu 2. Guru tidak menggunakan media dan
suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu, dan yang memberi arah dan ketahanan model pembelajaran yang inovatif
(persistence) pada tingkah laku tersebut. Mdl. PDGK. 1 Hal. 66 Munawaroh (2022:66-67)
2. Seseorang memiliki motivasi tinggi atau tidak dalam belajarnya dapat terlihat dari tiga hal: 1) kualitas
keterlibatannya, 2) perasaan dan keterlibatan afektif peserta didik, 3) upaya peserta didik untuk senantiasa Solusi yang bisa digunakan untuk
memelihara/menjaga motivasi yang dimiliki. Mdl. PDGK. 1 Hal. 66 Munawaroh (2022:66-67) meningkatkan motivasi belajar siswa dalam
pembelajaran satra adalah dengan
3. Seorang pendidik pada abad 21 ini perlu memahami motivasi belajar peserta didiknya dan bahkan harus selalu menggunakan media pembelajaran
berbasis audio visual. Peserta didik bisa
dapat menjadi motivator peserta didiknya, karena pada abad 21 ini banyak godaan di sekeliling peserta didik
lebih tertarik dan termotivasi untuk belajar
seperti game pada computer personal, dan game online, dan film-film pada pesawat televisi ataupun lewat sastra khususnya materi puisi rakyat
media massa atau sosial lainnya. Mdl. PDGK. 1 Hal. 66 Munawaroh (2022:66-67)

4. Munawaroh (2022:66-67) mengungkapkan, “Upaya yang dapat dilakukan pendidik untuk memotivasi peserta
didik diantaranya: menginformasikan pentingnya/manfaat mempelajari suatu topik tertentu, menginformasikan
tujuan/kompetensi yang akan dicapai dari proses pembelajaran yang dilakukannya, memberikan
humor, menggunakan media pembelajaran, dan juga memberi reward/hadiah/pujian.” PDGK. 1 Hal. 66-67
5. Pendidik dalam melakukan proses pembelajaran selain melakukan presentasi/ceramah juga dapat: 1)
menggunakan media rekaman seperti kaset audio/CD audio pembelajaran, 2) peserta didik diajak untuk
berpartisipasi dalam diskusi, 3) upayakan suasana belajar jauh dari kebisingan atau keributan, dan 3) dapat
menggunakan musik untuk mengajarkan suatu topik/materi pelajaran tertentu Munawaroh (2022:64). PDGK. 1
Hal. 64

6. Puisi rakyat seperti pantun, syair, atau gurindam dapat didefinisikan dengan pendapat Wirdjosoedarmo
(melalui Pradopo, 1987: 309) yang menyatakan bahwa puisi merupakan karangan yang terikat oleh banyak
baris dalam bait, banyak kata dalam tiap baris, banyak suku kata tiap baris, rima, dan irama. PROF. 3 Hal. 4

7. Puisi rakyat adalah kesusastraan rakyat yang memiliki bentuk tertentu, biasanya terdiri dari beberapa deret
kalimat, ada yang berdasarkan mantra, ada yang berdasarkan panjang pendek suku kata, lemah tekanan
suara, atau hanya berdasarkan irama (Danandjaja, 1991:46). PROF. 3 Hal. 6

8. Pada tingkat SMP/MTs kelas VII, KD pembelajaran puisi difokuskan pada mengidentifikasi informasi,
menyimpulkan isi, dan menelaah struktur puisi rakyat (pantun, syair, dan bentuk puisi rakyat setempat) yang
dibaca dan didengar (Kusmarwanti, 2022:6). PROF. 3 Hal. 6

Hasil Wawancara dengan kepala Sekolah:


Motivasi belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor :
a. latar belakang keluarga dan lingkungan tempat tinggal
b. guru kurang memahami karakteristik peserta didik
c. kurangnya hubungan yang harmonis antara guru dan siswa.

Hasil Wawancara dengan Pakar:


Faktor yang mempengaruhi motivasi belajar
a. Faktor keluarga
b. Lingkungan tempat tinggal
c. Cara guru mengajar

Upaya yang bisa dilakukan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa khususnya pembelajaran sastra dengan
menggunakan media pembelajaran yang menarik dan update.

2 Kurangnya kemampuan 1. Peserta didik belum bisa menulis teks prosedur dengan baik. Setelah dilakukan analisis terhadap kajian
menulis siswa 2. Model pembelajaran yang tidak inovatir literatur dan hasil wawancara disertai
observasi/pengamatan dapat diketahui:
Tinjauan Literatur: 1. Kurangnya pemahaman awal siswa
1. Ariadinata (2009:5) menyatakan bahwa menulis merupakan sarana paling ampuh untuk menyampaikan mengenai aspek bahasa dalam
gagasan. MDL Prof 5. hal. 53 (Pujiono, 2022:53)
2. Keterampilan menulis, sebagaimana keterampilan berbahasa yang lain, menuntut penguasaan aspek bahasa keterampilan menulis seperti
yang meliputi (a) penguasaan secara aktif sejumlah besar perbendaharaan kata, (b) penguasaan kaidah- pengertian kalimat dan jenis-jenis
kaidah sintaksis secara aktif, (c) kemampuan menemukan gaya ( genre) yang paling cocok untuk kalimat.
menyampaikan gagasan, dan (d) tingkat penalaran atau logika yang dimiliki seseorang (Keraf, 2004:35). Mdl. 2. Guru belum menjelaskan dengan rinci
Prof 5. hal. 53-54 pengertian kalimat dan jenis-jenisnya
3. Faktor-faktor pendukung seseorang untuk mampu menulis dengan baik perlu memperhatikan tiga aspek yaitu 3. Guru belum menyesuaikan materi
isi, bahasa dan penyajian. ). Mdl. Prof 5. 54
dengan model pembelajaran yang
4. Pendekatan genre menawarkan metodologi pengajaran yang memungkinkan guru untuk menyajikan instruksi
eksplisit dengan cara yang sangat sistematis dan logis, serta memakai faktor yang diyakini dapat membantu tepat.
siswa mendapatkan informasi (Firkins, dkk., 2007: 3). Prof. 6 Hal. 7
5. Teks prosedur diartikan sebagai teks yang berisi cara, tujuan untuk membuat atau melakukan sesuatu hal
dengan langkah demi langkah yang tepat secara berurutan sehingga menghasilkan suatu tujuan yang
diinginkan. Prof. 6 Hal. 15
6. Alwi, dkk (2013: 317) mengemukakan kalimat merupakan satuan terkecil wacana. Dilihat dari segi bentuknya,
kalimat dapat dirumuskan sebagai konstruksi sintaksis terbesar yang terdiri atas dua kata atau lebih. Menurut
KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Prof. 1 Hal. 65
7. Penggunaan ejaan yang harus diperhatikan antara lain pemakaian huruf, seperti: huruf kapital, huruf miring,
huruf cetak tebal (Sari, 2022:4). Prof. 1 Hal. 4
8. Berkenaan dengan model-model pembelajaran abad 21 yang dipandang potensial untuk mengintegrasikan
teknologi dan luwes diterapkan pada berbagai tingkatan usia, jenjang pendidikan dan bidang studi, Saudara
dapat menyesuaikan dengan kondisi sekolah. Model-model pembelajaran dimaksud antara lain; Discovery
learning, Pembelajaran berbasis proyek, Pembelajaran berbasis masalah dan penyelidikan, Belajar
berdasarkan pengalaman sendiri (Self Directed Learning/SDL), Pembelajaran kontekstual (melakukan),
Bermain peran dan simulasi, Pembelajaran kooperatif, Pembelajaran kolaboratif, dan Diskusi kelompok kecil
(Pujiroyanto, 2019:23). PDGK 2 Hal. 23-24

Hasil Wawancara dengan kepala Sekolah:


Rendahnya kemampuan menulis siswa dipengaruhi oleh:
1. Media pembelajaran kurang menarik
2. Materi yang hanya dari buku

Hasil Wawancara dengan Pakar:

Rendahnya kemampuan menulis siswa dipengaruhi oleh:


1. Media pembelajaran yang digunakan guru kurang menarik
2. Materi yang disampaikan hanya dari buku

Upaya yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kemampuan menulis adalah dengan membuat pembelajaran
yang menarik dan disesuaikan dengan apa yang menjadi tren saat ini.
3 Orang tua siswa kurang 1. orang tua siswa tidak mau hadir dikegiatan sekolah Setelah dilakukan analisis terhadap kajian
perduli tentang 2. orang tua sibuk bekerja literatur dan hasil wawancara disertai
perkembangan anak di observasi/pengamatan dapat diketahui:
sekolah Tinjauan Literatur: 1. Kurangnya perhatian orangtua
1. Driyarkara (1969:7) mejelaskan bahwa manusia merupakan makhluk yang berhadapan dan menghadapi dirinya terhadap perkembangan belajar
sendiri, bisa bersatu dan bisa mengambil jarak dengan dirinya sendiri. Manusia merupakan makhluk yang dapat peserta didik.
merubah dirinya melalui suatu keadaan dan dapat pula merubah keadaan melalui perannya. Oleh karena itu, 2. Orangtua lebih mementingkan bekerja
manusia memiliki kemampuan memberikan aksi dan reaksi terhadap situasi atau alam kondrat yang dihadapinya. daripada memperhatikan
PDGK 1 Hal. 10 perkembangan belajar anak
2. Menurut Ki Hajar Dewantara pendidikan berlangsung dalam lingkungan keluarga, lingkungan perguruan/sekolah
dan lingkungan masyarakat (Rahmat, 2012:52). PDGK 1 Hal. 29
3. Menurut Isniatun Munawaroh Keberhasilan pendidikan tidak hanya ditentukan oleh proses pendidikan di sekolah
dan tersedianya sarana prasarana, tetapi juga ditentukan oleh lingkungan keluarga dan atau masyarakat
sehingga pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah (sekolah), keluarga dan
masyarakat. Hal ini berarti orang tua murid dan masyarakat memiliki tanggung jawab untuk ikut berpartisipasi dan
memberikan dukungan dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah. PDGK 1 Hal. 31
4. Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh terhadap aspek-aspek perkembangan
anak termasuk aspek perkembangan sosialnya. PDGK 1 Hal. 68
5. Sekolah, merupakan lembaga yang ikut mempengaruhi perkembangan sosial anak karena salah satu fungsi dari
lembaga ini adalah mengembangkan kemampuan anak untuk dapat hidup bermasyarakat. PDGK 1 Hal. 69
6. Status sosial ekonomi, kehidupan sosial anak banyak dipengaruhi oleh kondisi ekonomi keluarganya, Status
ekonomi keluarga tentunya akan mempengaruhi norma yang ditanamkan orang tua kepada anaknya, seperti pola
hidup sederhana dan cara penampilan anak sehingga hal ini akan mempengaruhi anak dalam memilih teman.
PDGK 1 Hal. 69

Hasil Wawancara dengan kepala Sekolah:

Faktor yang menyebabkan kurangnya kepeduliaan orang tua terhadap perkembangan anak di
sekolah adalah
a. Orang tua peserta didik yang sibuk bekerja sehingga tidak ada waktu untuk memperhatikan perkembangan
anaknya
b. Orang tua menyerahkan sepenuhnya tugas mendidik anaknya hanya guru disekolah saja.

Hasil Wawancara dengan Pakar

Faktor yang menyebabkan kurangnya kepeduliaan orang tua terhadap perkembangan anak di
sekolah adalah
a. Guru kurang berkomunikasi dengan orang tua peserta didik
b. Orang tua peserta didik sibuk bekerja
c. Latar belakang pendidikan orang tua yang rendah

4 Rendahnya minat baca Setelah dilakukan analisis terhadap kajian


siswa di sekolah 1. Sumber bacaan tidak menarik.  literatur dan hasil wawancara disertai
observasi/pengamatan dapat diketahui:
2. pengaruh gadget dan Game.
1. Sumber bacaan tidak menarik dan
terbaru.
Tinjauan Literatur:
2. Terpengaruh oleh game yang ada di
1. Hurlock (1990: 114) menyatakan bahwa minat merupakan suatu sumber motivasi yang mendorong seseorang Hp siswa, mereka mengganggap
untuk melakukan kegiatan yang dipilihnya. Apabila seseorang melihat sesuatu yang memberikan manfaat, game lebih menarik daripada
maka dirinya akan memperoleh kepuasan dan akan berminat pada hal tersebut. PDGK 1 Hal. 57 membaca.
2. Membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang bersifat resepif. Dikatakan reseptif karena
membaca merupakan suatu kegiatan berbahasa yang bertujuan memperoleh atau memahami informasi dari
bahan bacaan. Oleh karenanya, membaca memiliki peran penting dalam pengembangan pengetahuan karena
sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui membaca (Iskandarwassid dan Sunendar, 2015: 245). PROF.
4 Hal. 52

3. Mikulecky (2007:vi-vii) menyatakan bahwa membaca adalah kegiatan yang kompleks yang melibatkan banyak
jenisketerampilan. Kemampuan seorang pembaca dalam memahami dan mengingat apayang dibaca sebagian
besar bergantung pada kemampuan pembaca menerapkanketerampilan itu dalam membaca.

4. Tarigan (2015: 9-11) menyatakan bahwa tujuan utama membaca adalah untuk mencari dan memperoleh
informasi, mencakup isi dan makna bacaan. PROF. 4 Hal. 54

5. Di sisi lain Johnson dan Pearson (melalui Zuchdi, 2008:23) mengemukakanbahwa secara garis besar
komprehensi membaca dipengaruhi oleh dua faktor utamayaitu yang berasal dari dalam diri pembaca dan di
luar diri pembaca. Faktor-faktoryang berada di dalam diri pembaca meliputi kemampuan linguisik
kebahasaan),minat (seberapa besar kepedulian pembaca terhadap bacaan yang dihadapinya),motivasi
(seberapa besar kepedulian pembaca terhadap tugas membaca), dankemampuan membaca (seberapa baik
pembaca dapat membaca). Faktor-faktor diluar diri pembaca dikategorikan menjadi dua, yaitu unsur-unsur
bacaan danlingkungan pembaca. Unsur-unsur bacaan meliputi kebahasaan teks dan organisasiteks. Kualitas
lingkungan meliputi persiapan guru (sebelum, pada saat, dan setelahmembaca), cara murid menanggapi
tugas, dan suasana umum penyelesaian tugas(hambatan , dorongan, dan sebagainya). PROF. 4 Hal. 55

6. Snow (2002:11-12 ) mengemukakan bahwa ada tiga elemen utama yang mempengaruhi pemahaman
pembaca, yaitu pembaca, teks, dan aktivitas di mana pemahaman menjadi bagiannya. PROF. 4 Hal. 55

7. Selanjutnya Yap via Zuchdi (2008:25) mengemukakan bahwa kemampuan membaca seseorang sangat
ditentukan oleh faktor kuantitas membaca. Artinya, kemampuan membaca seseorang sangat dipengaruh oleh
jumlah waktu yang digunakan untuk melakukan aktivitas membaca. Semakin banyak waktu membaca besar
kemungkinan semakin tinggi tingkat komprehensinya atau semakin mudah memahami bacaan. Hal ini
diperkuat dengan hasil penelitian Yap terkait perbandingan faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan
membaca yakni 65% ditentukan oleh banyaknya waktu yang digunakan untuk membaca, 25% oleh IQ, dan
10% dari faktor lain berupa lingkungan sosial, emosional, dan fisik. PROF. 4 Hal. 56

8. Untuk memahami sebuah bacaan, pembaca harus memiliki sejumlah kapasitas dan kemampuan. Hal itu
mencakup kapasitas kognitif (misalnya, perhatian, memori, kemampuan analitis kritis, menyimpulkan,
kemampuan visualisasi), motivasi (tujuan membaca, minat terhadap konten yang dibacanya, kelihaian-diri
sebagai pembaca), dan berbagai tipe pengetahuan (kosakata, pengetahuan tentang topik dan domain,
pengetahuan linguistis dan wacana, pengetahuan strategi pemahaman tertentu). . PROF. 4 Hal. 63

Hasil Wawancara dengan kepala Sekolah

Minat baca siswa yang rendah dipengaruhi oleh beberapa faktor :


1. Dari dalam keluarga dan ekonomi keluarga
2. Buku bacaan di sekolah masih buku-buku lama dan dianggap tidak menarik bagi peserta didik
3. Faktor teknologi (gawai)

Hasil Wawancara dengan Pakar

Minat baca siswa yang rendah dipengaruhi oleh faktor


1. Faktor keluarga dan ekonomi
2. Bahan bacaan di sekolah yang kurang update
3. Sarana perpustakaan tidak menarik
Cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan minat baca siswa adalah dengan memperbarui bahan bacaan siswa
bisa dengan media aplikasi

5 Penguasaan Guru 1. guru menggunakan metode ceramah Apapun materi pembelajarannya. Setelah dilakukan analisis terhadap kajian
terhadap Model, 2. Kurang inisiatif untuk mengembangkan diri dan Puas dengan apa yang dipahami saat ini literatur dan hasil wawancara disertai
Pendekatan, Strategi, 3. Guru belum melakukan variasi dalam penerapan metode pembelajaran yang inovatif observasi/pengamatan dapat diketahui:
Metode & Teknik 1. Guru tidak memiliki waktu yang cukup
Pembelajaran Inovatif untuk merancang pembelajaran yang
yang masih rendah Tinjauan Literatur: inovatif
1. Model pembelajaran yang direkomendasikan kemendikbud sesuai Kurikulum 2013 seperti : 2. Guru masih malas untuk
(1) Model pembelajaran saintifik, mengembangkang dirinya dalam
(2) Pembelajaran Berbasis Masalah, penguasaan model-model
(3) Pembelajaran Berbasis Proyek, pembelajaran yang inovatif
(4) Discovery Learning/Inquiry. 3. Masih minimya pelatihan tentang
2. Menurut Pujiriyanto bahwa Berkenaan dengan model-model pembelajaran abad 21 yang dipandang potensial penerapan model-model pembelajaran
untuk mengintegrasikan teknologi dan luwes diterapkan pada berbagai tingkatan usia, jenjang pendidikan dan yang inovatif
bidang studi, Saudara dapat menyesuaikan dengan kondisi sekolah. Model-model pembelajaran dimaksud
antara lain;
a. Discovery learning; belajar melalui penelusuran, penelitian, penemuan, dan pembuktian. 
b. Pembelajaran berbasis proyek; proyek memiliki target tertentu dalam bentuk produk dan peserta didik
merencanakan cara untuk mencapai target dengan dipandu oleh pertanyaan menantang.
c. Pembelajaran berbasis masalah dan penyelidikan; belajar berdasarkan masalah dengan solusi “open
ended”, melalui penelusuran dan penyelidikan sehingga dapat ditemukan banyak solusi masalah. 
d. Belajar berdasarkan pengalaman sendiri (Self Directed Learning/SDL); SDL merupakan proses di mana
insiatif belajar dengan/atau tanpa bantuan pihak lain dilakukan oleh peserta didik sendiri mulai dari
mendiagnosis kebutuhan belajar sendiri, merumuskan tujuan, mengidentifikasi sumber, memilih dan
menjalankan strategi belajar, dan mengevaluasi belajarnya sendiri. 
e. Pembelajaran kontekstual (melakukan); guru mengaitkan materi yang dipelajari dengan situasi dunia nyata
peserta didik sehingga memungkinkan peserta didik menangkap makna dari yang pelajari, mengkaitkan
pengetahuan baru dengan pegetahuan dan pengalaman yang sudah dimiliki .
f. Bermain peran dan simulasi; peserta didik bisa diajak untuk bermain peran dan menirukan adegan,
gerak/model/pola/prosedur tertentu.
g. Pembelajaran kooperatif; merupakan bentuk pembelajaran berdasarkan faham kontruktivistik. Peserta didik
berkelompok kecil dengan tugas yang sama saling bekerjasama dan membantu untuk mencapai tujuan
bersama.
h. Pembelajaran kolaboratif; merupakan belajar dalam tim dengan tugas yang berbeda untuk mencapai tujuan
bersama.
i. Diskusi kelompok kecil; diskusi kelompok kecil diorientasikan untuk berbagai pengetahuan dan pengalaman
serta untuk melatih komunikasi lompok kecil. PDGK 2 Hal. 23-24

Hasil Wawancara dengan kepala Sekolah


Guru kurang mendapat pelatihan tentang penerapan model-model pembelajaran yang inovatif dan kurangnya
semangat guru dalam meningkatkan kompetensi.
Hasil Wawancara dengan Pakar
Kurangnya guru dalam penggunaan model pembelajaran dipngeruhi oleh lingkungan sekolah, faktor dari dalam
guru tersebut dan juga masih kurangnya pelatihan bagi guru mengenai penggunaan model-model pembelajaran
inovatif.

6 Kurangnya pemanfaatan 1. Pemahaman guru terhadap penerapan TIK di dalam pembelajaran masih terbatas. Setelah dilakukan analisis terhadap kajian
teknologi dalam 2. Media pembelajaran belum menggunakan ICT atau TIK.  literatur dan hasil wawancara disertai
pembelajaran di kelas 3. Fasilitas teknologi di sekolah belum memadai observasi/pengamatan dapat diketahui:
1. Sebagian guru kurang mampu
Tinjauan Literatur: mengoprasikan komputer.
1. Menjelajahi penggunaan teknologi digital memberi para pendidik kesempatan untuk merancang kesempatan 2. Ketika mengajar guru hanya
belajar yang lebih menarik dalam pembelajaran yang mereka ajarkan, dimana rancangan pembelajarannya memanfaatkan media berupa buku
dapat dikombinasikan dengan tatap muka atau bisa juga sepenuhnya secara online. . PDGK 3 Hal. 81 pelajaran saja tanpa adanya
2. Menurut Williams (1999), pembelajaran digital dapat dirumuskan sebagai ‘a large collection of computers in memanfaatkan teknologi
networks that are tied together so that many users can share their vast resources’. Pengertian pembelajaran
3. Buku paket mejadi satu-satunya
digital yang dimaksud oleh William tersebut adalah meliputi aspek perangkat keras (infrastruktur) berupa
seperangkat komputer yang saling berhubungan satu sama lain dan memiliki kemampuan untuk mengirimkan sumber belajar.
data, baik berupa teks, pesan, grafis, video maupun audio. PDGK 3 Hal. 81 4. Instalasi listrik tidak terdapat di setiap
3. Mengingat pembelajaran digital sebagai metoda atau sarana komunikasi yang mampu memberikan manfaat kelas
besar bagi kepentingan para peneliti, pengajar, dan peserta didik, maka para pengajar perlu memahami
karakteristik atau potensi pembelajaran digital agar dapat memanfaatkannya secara optimal untuk kepentingan
peserta didik dalam pembelajaran. PDGK 3 Hal. 82
4. Keuntungan pembelajaran digital adalah media yang menyenangkan, sehingga menimbulkan ketertarikan
pembelajar pada program-program digital. Pembelajar yang belajar dengan baik akan cepat memahami
komputer atau dapat mengembangkan dengan cepat keterampilan komputer yang diperlukan, dengan
mengakses Web. Oleh karena itu, peserta didik dapat belajar di mana pun pada setiap waktu. PDGK 3 Hal. 82
5. Menurut Kenji Kitao (1998), minimal ada 3 potensi atau fungsi pembelajaran digital yang dapat dimanfaatkan
dalam kehidupan sehari-hari, yaitu sebagai alat komunikasi, alat mengakses informasi, dan alat pendidikan
atau pembelajaran. . PDGK 3 Hal. 87
6. Ada beberapa ragam pembelajaran digital menurut Ali Muhtadi sebagai berikut: (1) Mobile learning (M-
Learning), (2) media Sosial (Social Media), (3) Pembelajaran berbasis permainan (Games Based Learning),
(4) Pembelajaran Elektronik Berbasis “Awan” atau Cloud

Hasil Wawancara dengan kepala Sekolah:


Faktor yang mempengaruhi penggunaan media pembelajaran berbasis teknologi
a. Kurangnya sarana dan prasarana
b. Masih ada guru yang belum mahir menggunakan media pembelajaran berbasis teknologi
c. Masih rendahnya semangat guru dalam menggunakan media pembelajaran berbasis TIK

Hasil Wawancara dengan Pakar:


Faktor yang mempengaruhi penggunaan media pembelajaran berbasis teknologi
1. Sarana prasana belum memadai
2. Guru masih banyak yang gagap teknologi

Anda mungkin juga menyukai