Anda di halaman 1dari 11

3.

rencana intervensi

1. Nyeri akut
a. Tujuan

Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan anestei di harapkan skala nyeri


berkuranng NRS <6

b. Kriteria hasil
- Wajah pasien tidak tampak meringis
- Skala nyeri berkurang NRS <6
TTV :
TD :120/80 mmHg
N : 60-100 x/mnt
RR : 12-20 x/mnt
S 36,5-37,5C
c. Rencana intervensi
- Observasi skala nyeri pasien dan TTV
- Ajarkan teknik distraksipernapasandiagfragma
- Berikanposisi semi fowler
- Kolaborasidengandokterspesialisanestesidalam pemberian analgetik

2. Ansietas
a. Tujuan
Setelah di lakukan tidakan asuhan keperawatan anestesi di harapkan kecemasan
pasien dapat berkurang
b. Kriteria hasil
- TTV :
TD :120/80 mmHg
N : 60-100 x/mnt
RR : 12-20 x/mnt
S 36,5-37,5C
- Klien tampak tenang
- Klien mengatakan rasa takutnya berkurang
- Klien mengatakan siap untuk dilakukan operasi
3. Resiko cedara anestesi
a. Tujuan
Setelah di lakukan tindakan asuhan keperawatan anestesi di harapkan resiko
cedar anestesi tidak terjadi
b. Kriteria hasil
- Aspirasi tidak terjadi
- TTV :
TD :120/80 mmHg
N : 60-100 x/mnt
RR : 12-20 x/mnt
S 36,5-37,5C
- Pasien tidak mengalami cedar yang serius
c. Rencana intervensi
 Persiapan Pre Operasi
- Puasa
Makanan/ASI Minum/Cairanbening/Air
< 6 bulan 4 Jam 2 Jam
6 – 36 bulan 6 Jam 2 Jam
> 36 bulan 8 Jam 3 Jam

- Melepaskan kosmetik, gigipalsu, lensakontak, dan asesorislainnya


- Informed consent (Surat izinoperasi dan anestesi)
- Lakukan pengosongan kandung kemih: pemasangan catheter urin
- Kaji status nutrisi: Timbang BB (Berat Badan)
- Keseimbangancairan dan elektrolit
 Balance cairan
 Pemeriksaan kadar elektrolit serum
 Keseimbangancairan dan elektrolitterkaitfungsiginjal

- Pengkajian ABCDE Anestesi


a) A (Alergi)
b) B (Bleeding Tendencies)
c) C (Cortison or Steroid use)
d) D (Diabetes Mellitus)
e) E (Emboli)

- Pemeriksaanukurantonsil (menurut Brodsky):


 T1: Tonsil menempati< 25 % dariorofaring
 T2: Tonsil menempati 26 - 50 % dariorofaring
 T3: Tonsil menempati 51 - > 75 % % dariorofaring
 T4: Tonsil menempati> 75 % dariorofaring

- Pengkajian B6
1. Breathing
- Kaji ada atau tidak sumbatan jalan napas
- Kaji obstruks jalan napas:
 Snoring: Lidahjatuh/mendengkur
 Gurgling: Cairan/darah (berkumur)
 Stridor: Serak/parau/suarabernadatinggi
 Wheezing: Mengik
- Auskultasi suara napas:
 Trakeobronkhial: Suara normal terdengar pada trakea
 Bronkhovesikuler: Suara normal pada daerahbronkhus/bronchi
(Thorakal 3-4)
 Vesikuler: Suara normal di jaringanparu (inspirasi dan
ekspirasiterdengarsama)
- Pemeriksaan Tyromentalis:
 < 3 jariatau< 6 cm: sangatsulitintubasi
 6 – 6,5 cm: sedikitsulitintubasi
 > 6,5 cm: Normal (tidakadakesulitanintubasi)
- Pemeriksaan Mallampati:
 Kelas 1: Pallatum Durum, Pallatum Mole, Uvula, Tonsil
 Kelas 2: Pallatum Durum, Pallatum Mole, Uvula
 Kelas 3: Pallatum Durum, Pallatum Mole
 Kelas 4: Pallatum Durum

2. Blood
- Cek Tekanan Darah
- Cek Nadi
- Cek CRT (Capillary Refill Time) (Normal: < 2 Detik)
- Auskultasi Bunyi Jantung:
- BJ 1 (BunyiJantung): Lup (ICS 2 Mid Sternalis Sinistra)
- BJ 2: Dup (ICS 5 Mid Klavikula Sinistra)
- BJ3: Murmur/Thrill (sepertiturbulen) (normal: tidakterdengar)

3. Brain
- Pemeriksaan GCS
 Eyes:
- Membuka mata secaraspontan: 4
- Membuka mata ketika di panggil: 3
- Membuka mata ketika di berikan rangsangan nyeri: 2
- Tidak berespon: 1
 Verbal:
- Menjawab pertanyaan dengan benar: 5
- Menjawab pertanyaan dengan sedikit bingung: 4
- Menjawab pertanyaan dengan tidak nyambung: 3
- Menjawab pertanyaan dengan kata–kata tidak jelas /
mengerang: 2
- Tidak berespon: 1

 Motorik:
- Mengikuti perintah: 6
- Melokalisir nyeri: 5
- Menghindari nyeri: 4
- Fleksi abnormal: 3
- Ekstensi abnormal: 2
- Tidakberespon: 1

Compos Mentis 14-15


Apatis 12-13
Delirium 10-11
Somnolen 7-9
Sopor 4-6
Coma 3

4. Bowel
- Kajiperistaltik usus dengan cara auskultasi (normal: 5-35 x/menit)
- Kaji ada atau tidak jejas, lesi, tumor
- Kaji kebiasaan BAB dan Flatus
- Kaji ada atau tidak nyeri abdomen
- Kaji ada atau tida kacites (penumpukancairan di rongga abdomen)
- Kaji ada atau tidak distensi abdomen
- Pemeriksaan turgor kulit
5. Bladder
- KajiUrin Output
 Dewasa: 0,5-1 ml/kgBB/jam
 Anak: 1 ml/kgBB/jam
 Bayi: 2 ml/kgBB/jam
- Kaji apakah urin telah terpasang atau belum (jika belum lakukan
pemasangan catheter urin)
- Menghitung Balance Cairan
- Kajikarakteristikurin

6. Bone
- Kaji fungsi motorik (kekuatanotot)
 Normal: 5
 Sedang: 4
 Berat (anti gravitasi): 3
 Berat (not gravitasi): 2
 Tidakadagerakan: 1
- Kaji ada atau tidak ekstremitas yang di “bidai”
- Kaj iada atau tidak “fraktur”
Persiapan anestesi spinal
- Jarum spinal dengan ukuran 27 G
- Obat anestesispinal marcain 5%
Latiha pra oprasi
- Latihan napas dalam
- Latihan batuk efektif
- Latihan sendi
Premedikasi
 AntibiotikProfilaksis: Cefotaxime 2 x 1 gr
 Anti-emetik: Ondansetron 4-8 mg/IV
 Analgetik: Ketorolak0,5-1 mg/kgBB/IV
 Ansiolitik/sedatif/trankuilizer:Midazolam0,01-0,05 mg/kgBB/IV
- Penentuan Status Fisik ASA
 ASA 1: Pasien sehat tanpa penyakit sistemik
 ASA 2: Pasein dengan gangguan sistemik ringan sampai sedang
 ASA 3: Pasien dengan gangguan sistemik berat (tidak mengancam
jiwa)
 ASA 4: Pasien dengan gangguan sistemik berat (mengancamjiwa)
 ASA 5: Pasien dengan sakit berat yang mungkin tidak selamat bila
tidak dilakukan operasi / kemungkinan hidup< 24 jam
 ASA 6: Pasien dinyatakan meninggal / matibatangotak dan siap
menjalani transplantasi organ
 E: ditambahkan untuk “Emergensi”

Intra anestesi
 Inhalasi Gas dan Volatile Agent yang digunakan:
- O2 melalui nasal canul 2 – 3 lpm
ObatAnestesi Intravena
- Analgetik: Fentanyl: 1 – 2 mcg/kgBB/IV
1. Penurunan curah jantung
a. Tujuan
Setelah di lakukan tindakan asuhan keperawatan anestesi di harapkan
penuruan curah jantung dapat teratasi
b. Kriteria hasil
- TTV :
TD :120/80 mmHg
N : 60-100 x/mnt
RR : 12-20 x/mnt
S 36,5-37,5C
- Tidak terjadi sianosis
- Tidak ada edema
c. Rencana tindakan
- Penurunan kesadaran akibat agen anestesi

- Titrasi cairan masuk dan keluar agar tidak terjadi hipovolemia

- Monitoring efek anestesi yang berkelanjutan agar tidak menimbulkan efek


depresi pernapasan, kardiovaskuler, SSP .
2. Resiko syok hipovolemik
a. Tujuan
Setelah di lakukan tindakan asuhan keperawatan anestesi diharapkan resiko
syok hipovolemik kembali normal
b. Kriteria hasil
- TTV :
TD :120/80 mmHg
N : 60-100 x/mnt
RR : 12-20 x/mnt
S 36,5-37,5C
- Tidak terjadi sianosis
- Tidak ada edema
c.Rencana tindakan
- Kaji tanda tanda vital
- Pantau status cairan
- Pantau area pembedahan
- Kolaborasi pemberian cairan NaCl 0,9%
3. Pola napas tidak efektif
a. Tujuan
Setelah di lakukan tindakan asuhan keperawatan anestesi di harapkan pola
napas kembali efektif
b. Kriteria hasil
- Tidak ada penggunaan otot bantu napas
- RR : 14 – 20x/menit
- SaO2 > 95%
c. Rencana tindakan
- Observasi TTV

- Monitor status pernapasan

- Atur posisi pasien

- pemberian oksegen sesuai dengan kebutuhan

Pasca anestesi

3. Hambatan mobilitas fisik


a. Tujuan
Setelah dilakukan asuhan keperawatan anestesi di harapkan tidak ada
hambatan mobilitas fisik
b. Kriteria hasil

Klien dapat meningkatkan/mempertahankan mobilitas pada tingkat paling


tinggi yang mungkin dapat mempertahankan posisi fungsional
meningkatkan .

kekuatan/fungsi yang sakit dan mengkompensasi bagian tubuh menunjukkan


tekhnik yang memampukan melakukan aktivitas

c. Recana intervensi
- Pertahankan pelaksanaan aktivitas rekreasi terapeutik (radio, koran,
kunjungan teman/keluarga) sesuai keadaan klien.
- Bantu latihan rentang gerak pasif aktif pada ekstremitas yang sakit
maupun yang sehat sesuai keadaan klien.
- Berikan papan penyangga kaki, gulungan trokanter/tangan sesuai indikasi.
- Bantu dan dorong perawatan diri (kebersihan/eliminasi) sesuai keadaan
klien.
- Ubah posisi secara periodik esuai keadaan klien.
 Bromage score

No Kriteria Score Score


1. Dapat mengangkat tungkai bawah 0
2. Tidak dapat menekuk lutut tetapi 1
dapat menggakat kaki
3 Tidak dapat mengankat tungkai 2
kaki bawah tetapi masih bias
menekuk lutut
4 Tidak dapat mengangkat kaki 3
sama sekali
Keterangan : pasie dapat di pingdah ke bangsal jika score kurang dari 2

Anda mungkin juga menyukai