Y
DENGAN DIAGNOSIS MEDIS HEPATOMEGALI
SERTA DIAGNOSIS KEPERAWATAN NYERI AKUT
DI RUANG RAJAWALI 6B RSUP Dr.KARIADI SEMARANG
Disusun oleh:
2022
A. SITUASI PASIEN
Sdr. Y (19 tahun) dengan diagnosa medis hepatomegali, dilakukan
pengkajian pada tanggal 18 Januari 2022 dengan hasil pengkajian, klien
mengeluhkan nyeri perut dengan skala VAS 4 dan nyeri dirasakan terus
menerus, seperti tertusuk-tusuk, serta dirasakan dari perut menjalar sampai
ke dada kanan dan pundak. Keluhan nyeri bertambah saat perut semakin
membesar. Klien mengatakan merasa sesak saat bernapas, saat ini klien
menggunakan alat bantu pernapasan nasal kanul 3 liter/menit. Klien juga
mengeluhkan mual dan muntah. Keadaan umum klien lemah dengan
kesadaran composmentis, tekanan darah 110/70 mmHg, Nadi 80 x/menit,
RR 24 x/menit, suhu 36.2oC dan SpO2 96%. Klien tidak memiliki riwayat
penyakit yang diturunkan dari keluarga klien. Hasil pemeriksaan fisik
didapatkan konjungtiva berwarna merah muda, sklera berwarna putih,
suara lapang paru vesikuler (bagian kanan paru-paru terdengar suara
vesikuler meredup), perut tampak besar melebar, merasa nyeri bila ditekan
di area abdomen, tidak terdapat lesi atau luka pada seluruh tubuh klien.
Selain itu juga dilakukan pengkajian psikososial dan didapatkan skor
HARS 12 yang mana menunjukkan klien tidak mengalami kecemasan.
Klien hanya menghabiskan ¼ -1/2 dari porsi makan karena tidak
nyaman dikarenakan nyeri pada bagian perut menjalar ke dada kanan dan
pundak, serta merasa mual. Pemeriksaan laboratorium leukosit 12.5, RDW
15, glukosa darah 50, Ureum 52, natrium 133, dan chlorida 89. Klien sudah
mendapatkan terapi obat infus ringer laktat 20 tetes per menit, injeksi MST
10 mg per 12 jam, ampicilin sulbactam 15gram per 8 jam, dan paracetamol
1 gram per 8 jam untuk meredakan nyeri.
B. MENGUMPULKAN INFORMASI DAN TANDA-TANDA KHUSUS
1. Mereview informasi saat ini
a. Diagnosis medis : hepatomegali
b. Keluhan :
1) Klien mengeluhkan nyeri perut, terasa seperti tertusuk dengan
skala VAS 4 dan nyeri terus menerus. Keluhan bertambah saat
perut membesar
d. Pemeriksaan Dada
Palpasi : Ekspansi paru kanan dan kiri simetris, tidak terdapat nyeri
tekan, vocal fremitus pada lapang paru kanan meredup
e. Pengkajian nyeri
Provocative : nyeri memberat ketika batuk dan menggerakkan
tubuhnya.
f. Pemeriksaan penunjang
1) Pemeriksaan laboratorium (16/1/2022)
Hematologi Keterangan
Hemoglobin 9,2 g//dL Rendah
Hematokrit 30,3 % Rendah
Eritrosit 3,62 106/uL Rendah
MCH 25,4 pg Rendah
MCV 83,7 fL Normal
MCHC 30,4 g/dL Normal
Leukosit 13,7 103/uL Tinggi
Trombosit 606 103/uL Tinggi
RDW 16,2 % Tinggi
MPV 9,3 fL Normal
SGOT 33 u/L Normal
SGPT 25 u/L Normal
Gamma GT 132 u/L Tinggi
Kimia Klinik
Ureum 26 mg/dL Normal
Bilirubin total 1,76 mg/dL Tinggi
Bilirubin direct 0,74 mg/dL Tinggi
Bilirubin indirect 1.02 mg/dL Tinggi
Total protein 6.1 g/dL Normal
Albumin 3,0 mg/dL Rendah
Kreatinin 0,82 mg/dL Normal
Natrium 131 mmol/L Normal
Kalium 4,7 mmol/L Normal
Chlorida 93 mmol/L Rendah
3 Ketakutan
- Pada Gelap
- Pada Orang Asing
- Ditinggal Sendiri
- Pada Binatang Besar
- Pada Keramaian Lalu Lintas
- Pada Kerumunan Orang Banyak
4 Gangguan Tidur
- Sukar Masuk Tidur
- Terbangun Malam Hari
- Tidak Nyenyak √
- Bangun dengan Lesu √
- Banyak Mimpi-Mimpi
- Mimpi Buruk
- Mimpi Menakutkan
5 Gangguan Kecerdasan
- Sukar Konsentrasi
- Daya Ingat Buruk
6 Perasaan Depresi
- Hilangnya Minat
- Berkurangnya Kesenangan Pada Hobi
- Sedih √
- Bangun Dini Hari
- Perasaan Berubah-Ubah Sepanjang Hari √
7 Gejala Somatik (Otot)
- Sakit dan Nyeri di Otot-Otot
- Kaku
- Kedutan Otot
- Gigi Gemerutuk
- Suara Tidak Stabil
8 Gejala Somatik (Sensorik)
- Tinitus
- Penglihatan Kabur
- Muka Merah atau Pucat
- Merasa Lemah √
- Perasaan ditusuk-Tusuk
No Pertanyaan 0 1 2 3 4
9 Gejala Kardiovaskuler
- Takhikardia
- Berdebar
- Nyeri di Dada
- Denyut Nadi Mengeras
- Perasaan Lesu/Lemas Seperti Mau Pingsan
- Detak Jantung Menghilang
(Berhenti Sekejap)
10 Gejala Respiratori
- Rasa Tertekan atau Sempit Di Dada
- Perasaan Tercekik
- Sering Menarik Napas
- Napas Pendek/Sesak
11 Gejala Gastrointestinal
- Sulit Menelan
- Perut Melilit
- Gangguan Pencernaan
- Nyeri Sebelum dan Sesudah Makan
- Perasaan Terbakar di Perut
- Rasa Penuh atau Kembung √
- Mual √
- Muntah √
- Buang Air Besar Lembek
- Kehilangan Berat Badan
- Sukar Buang Air Besar (Konstipasi)
12 Gejala Urogenital
- Sering Buang Air Kecil
- Tidak Dapat Menahan Air Seni
- Amenorrhoe
- Menorrhagia
- Menjadi Dingin (Frigid)
- Ejakulasi Praecocks
- Ereksi Hilang
- Impotensi
13 Gejala Otonom
- Mulut Kering
- Muka Merah
- Mudah Berkeringat
- Pusing, Sakit Kepala
- Bulu-Bulu Berdiri
No Pertanyaan 0 1 2 3 4
14 Tingkah Laku Pada Wawancara
- Gelisah
- Tidak Tenang
- Jari Gemetar
- Kerut Kening
- Muka Tegang
- Tonus Otot Meningkat
- Napas Pendek dan Cepat
- Muka Merah
Total skor 12
Interpretasi Tidak Ada Kecemasan
Skor Total Skor
0 = tidak ada < 14 = tidak ada kecemasan
1 = ringan 14 – 20 = kecemasan ringan
2 = sedang 21 – 27 = kecemasan sedang
3 = berat 28 – 41 = kecemasan berat
4 = berat sekali 42 – 56 = kecemasan berat sekali
g. Terapi medikasi
5) Pemeriksaan Penunjang
b. Efusi Pleura
1) Pengertian
Efusi pleura merupakan suatu akumulasi cairan yang abnormal
didalam kavum pleura yang disebabkan karena adanya gangguan
homeostatik berupa adanya produksi cairan yang berlebihan atau
karena adanya penurunan absorpsi cairan. Efusi pleura biasanya
merupakan efek sekunder dari suatu penyakit primer. Insidensinya
tergantung dari penyakit yang mendasari efusi pleura (Rizana et
al., 2016).
b. Thoraksentesis
c. Keseimbangan energi
Energi merupakan kapasitas untuk melakukan sebuah
aktivitas, dapat diukur melalui pembentukan panas. Energi pada
manusia dapat diperoleh dari berbagai masukan zat gizi,
diantaranya protein, karbohidrat, lemak, maupun bahan makanan
yang disimpan dalam tubuh. Tubuh memerlukan keseimbangan
energi untuk melakukan sebuah aktivitas. Keseimbangan tersebut
dapat dihitung melalui kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan
seseorang, kebutuhan kalori dasar/basal, dan tingkat aktivitas.
Interpretasi :
3. Membuat hubungan
Infeksi
Peradangan
Kapsul Hati
Hepatomegali
IMT : 16.4
Efusi Pleura
Perubahan
Nutrisi
Ekspansi paru Pola Nafas
menurun Tidak Efektif
Defisit Nutrisi
4. Mengambil kesimpulan
Pembesaran di hati menyebabkan desakan pada organ lain yang
menyebabkan nyeri pada perut, sesak pada dada dan menyebabkan mual
atau muntah. Efusi pleura yang dialami klien merupakan komplikasi
akibat disfungsi kinerja hati untuk produksi albumin yang
mempengaruhi keseimbangan cairan tubuh atau tekanan osmosis yang
meningkat menyebabkan cairan keluar ke ekstrasel menyebabkan efusi
pleura dan acites. Sehingga ditemukan masalah keperawatan pada pola
napas, nyeri akut dan defisit nutrisi.
5. Menyesuaikan dengan situasi saat ini dan situasi terakhir
Tidak terdapat perbedaan situasi saat pengkajian dan situasi
terakhir sebelum melakukan intervensi.
6. Memprediksi outcome yang ditargetkan
Berdasarkan pengkajian permasalah yang ditemukan adalah pola
napas tidak efektif, nyeri akut dan defisit nutrisi dengan outcome yang
akan ditarget sebagai berikut :
a. Nyeri Akut
Nyeri akut yang dirasakan klien dapat berkurang dengan kriteria hasil:
1. Keluhan nyeri yang dirasakan oleh klien dapat berkurang
2. Klien tidak lagi meringis kesakitan saat bergerak
3. Skala nyeri yang dirasakan klien dapat menurun dari skala 4
menjadi skala 1 (menggunakan skala VAS)
c. Defisit Nutrisi
2. PRIORITAS DIAGNOSIS
No Diagnosis Keperawatan Tanggal Tanggal
ditemukan teratasi
Selasa, 18 Januari
1. Nyeri akut b.d agen pencedera -
2022
fisiologis; inflamasi pada
hepar
Pola napas tidak efektif b.d penurunan Setelah dilakukan asuhan keperawatan
ekspansi paru: penumpukan cairan di selama 3x24 jam, diharapkan pola
rongga pleura (D.0005) napas membaik dengan kriteria
hasil:
Evaluasi Formatif
S:
- Klien mengatakan nyerinya berkurang
setelah meminum obat yang diberikan dari
perawat
• Provocative : nyeri memberat ketika
menggerakkan tubuhnya.
• Quantity : seperti ditusuk-tusuk, klien
tampak merisngis kesakitan.
• Region : Lokasi nyeri pada abdomen
kuadran kanan atas, klien mengatakan nyeri
abdomen menyebar ke dada sebelah kanan
sehingga klien merasa sesak.
• Severity : Klien mengatakan nyeri yang
dirasakannya menganggu aktivitasnya,skala VAS
4
• Timing : Klien mengatakan nyeri
timbul terus menerus
O:
- Klien terlihat meringis kesakitan ketika berganti
posisi
- Skala VAS 4
2 09.15 Pemantauan Respirasi (I.01014) Yuniarti
Observasi
1.
Memonitor RR dan SpO2
2.
Memonitor bunyi napas tambahan
3.
Memonitor dispnea
Terapeutik
1. Memposisikan semi-fowler atau miringkan ke
arah sisi yang sakit
2. Memonitor penggunaan oksigen: nasal kanul
Kolaborasi
Mengkolaborasikan tindakan medis: pemasangan
chest tube
Evaluasi Formatif
S:
- Klien mengatakan pemakaian nasal kanul
membantu mengurangi sesak napasnya
O:
- SpO2 klien 96%
- RR: 24 x/menit
- Klien tampak pucat dan banyak mengeluarkan
keringat
3 12.00 Manajemen Nutrisi (I.03119) Vania
Observasi
1. Mengidentifikasi status nutrisi
2. Memonitor asupan makanan
3. Memonitor hasil pemeriksaan laboratorium
(seperti albumin serum, hb, ureum, creat)
Edukasi
Menganjurkan posisi semi fowler
Pemantauan nutrisi (I.03123)
Observasi
1. Mengidentifikasi perubahan berat badan
2. Mengidentifikasi kelainan eliminasi (diare, darah,
lendir)
3. Memonitor mual dan muntah
4. Memonitor warna konjungtiva
Evaluasi Formatif
S:
- Klien mengatakan mual saat makan
- Klien mengatakan pagi ini hanya menghabiskan
½ dari porsi yang diberikan
- Keluarga klien mengatakan semalam tidak bisa
tidur karena muntah terus
O:
- Keadaan umum klien terlihat lemah
- Klien terlihat pucat
- Makanan klien terlihat selalu tersisa
Rabu, 19 1 09.00 Manajemen Nyeri (I.08238) Inggita
Januari Observasi
2022 1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
2. Mengidentifikasi skala nyeri
3. Mengidentifikasi faktor yang memperberat nyeri
dan memperingan nyeri
Terapeutik
1. Memberikan teknik nonfarmakologis relaksasi
napas dalam untuk mengurangi rasa nyeri
2. Mengkontrol lingkungan yang memperberat nyeri
3. Memfasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi
1. Menjelaskan penyebab, periode, dan pemicu
nyeri
2. Menjelaskan strategi meredakan nyeri
3. Menganjurkan teknik nonfarmakologis relaksasi
napas dalam untuk mengurangi nyeri
Kolaborasi
Mengkolaborasikan pemberian analgetik: MST 10
mg/12 jam
Evaluasi Formatif
S:
- Klien mengatakan nyeri perut; PQRST
Hasil pengkajian PQRST
Provocative : nyeri memberat ketika
menggerakkan tubuhnya/saat ingin
berpindah posisi.
Quantity : seperti ditusuk-tusuk.
Region : Lokasi nyeri pada abdomen
kuadran kanan atas menyebar ke dada
sebelah kanan
Severity : Klien mengatakan nyeri yang
dirasakannya menganggu, skala VAS 3
(Nyeri ringan)
Timing : Klien mengatakan nyeri terus
menerus ada dan memberat ketika di tekan.
- Klien mengatakan nyerinya berkurang
setelah meminum obat yang diberikan dari
perawat
O:
- Klien terlihat meringis kesakitan ketika berganti
posisi
- Skala VAS 3
2 10.00 Pemantauan Respirasi (I.01014) Ummi Tika
Observasi
1. Memonitor RR dan SpO2
2. Memonitor bunyi napas tambahan
3. Memonitor dispnea
Terapeutik
1. Memposisikan semi-fowler atau miringkan ke
arah sisi yang sakit
2. Memonitor penggunaan oksigen: nasal kanul 3
liter/menit
Kolaborasi
Melakukan pemasangan pigtail
Evaluasi Formatif
S:
- Klien mengatakan merasa sedikit sesak nafas
- Klien mengatakan ingin segera dilakukan tindakan
agar tidak merasa sesak
O:
- SpO2 klien 97%
- RR: 22 x/menit
3 12.00 Manajemen Nutrisi (I.03119) Yuniarti
Observasi
1. Mengidentifikasi status nutrisi
2. Memonitor asupan makanan
3. Memonitor hasil pemeriksaan laboratorium (seperti
albumin serum, hb, ureum, creat)
Edukasi
Menganjurkan posisi semi fowler
Evaluasi Formatif
S:
- Klien mengatakan mual saat makan
- Klien mengatakan hanya menghabiskan ½ dari porsi
makan yang diberikan
O:
- Keadaan umum klien terlihat lemah
- Klien terlihat pucat
Kamis, 20 1 Manajemen Nyeri (I.08238) Vania
Januari Edukasi
2022 1. Menganjurkan untuk melakukan teknik
nonfarmakologis relaksasi napas dalam untuk
mengurangi nyeri
Edukasi Teknik Napas (I.12452)
Observasi
1. Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan
menerima informasi
Terapeutik
1. Menyediakan materi dan media pendidikan
kesehatan
2. Memberikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
1. Menjelaskan tujuan dan manfaat teknik napas
2. Menjelaskan prosedur teknik napas
3. Menganjurkan posisi senyaman mungkin
4. Menganjurkan menutup mata dan berkonsentrasi
penuh
5. Menganjurkan melakukan inspirasi dengan
menghirup udara melalui hidung secara perlahan
6. Menganjurkan melakukan ekspirasi dengan
mehembuskan udara melalui mulut mencucu secara
perlahan
7. Mendemonstrasikan menarik napas selama 4 detik,
menahan napas selama 2 detik dan
menghembuskan napas selama 8 detik.
Evaluasi Formatif
S:
Berdasar hasil pengkajian PQRST
Provocative : nyeri memberat saat menggerakkan
tubuhnya dan saat ditekan.
Quantity : tajam seperti tertusuk
Region : Lokasi nyeri pada abdomen kuadran kanan
atas menyebar ke dada sebelah kanan
Severity : Skala VAS 2 (Nyeri ringan)
Timing : Klien mengatakan nyeri timbul sewaktu –
waktu dan memberat ketika di tekan.
O:
Klien tampak lebih tenang.
Skor VAS klien 2
Klien terlihat jarang meringis kesakitan saat
berpindah posisi
2 Pemantauan Respirasi (I.01014) Inggita
Observasi
1.
Memonitor RR dan SpO2
2.
Memonitor bunyi napas tambahan
3.
Memonitor dispnea
Terapeutik
1.
Memposisikan semi-fowler atau miringkan ke
arah sisi yang sakit
2.
Memonitor penggunaan oksigen: nasal kanul
Evaluasi Formatif
S:
- Klien mengatakan merasa sedikit sesak nafas
- Klien mengatakan merasa tidak nyaman
dengan keadaan saat ini
O:
- SpO2 klien 99%
- Klien nampak pucat dan mengeluarkan keringat
dingin
Evaluasi Formatif
S:
- Klien mengatakan nyerinya berkurang setelah
dilakukan pungsi dan muncul nyeri akan tetapi
tidak sesering sebelum dilakukan pungsi
- Klien mengatakan nyeri ketika diambil cairannya
(drainage pigtail) sebanyak 400cc
O:
- Klien terlihat tenang
- Klien terlihat tidak banyak bergerak
- Terlihat klien menarik napas dalam ketika akan
bergerak atau merasa nyeri
3 12.00 Manajemen Nutrisi (I.03119)
Observasi Ummi Tika
1. Memonitor asupan makanan
2. Memonitor hasil pemeriksaan laboratorium
Manajemen Hipoglikemia (I.03115)
Observasi
1. Mengidentifikasi tanda dan gejala hipohlikemia
2. Memonitor kadar glukosa darah
Evaluasi Formatif
S:
- Klien mengatakan tidak memiliki nafsu makan
karena nyeri yang dirasakan
- Klien mengatakan saat ini belum makan
O:
- Klien terlihat lebih banyak tidur
- Makanan klien terlihat masih utuh
G. MENGEVALUASI
Tanggal Diagnosa Keperawatan Evaluasi Sumatif
Jum’at, 21 Nyeri akut b.d agen pencedera S: Klien mengatakan masih merasa
Januari fisiologis: inflamasi pada nyeri, namun sudah mulai berkurang,
2022 hepar (D.0077) skala VAS 2
O:
- Klien meirntih kesakitan, namun
masih dapat ditahan
Hasil pengkajian PQRST
Provocative : nyeri memberat
ketika batuk dan menggerakkan
tubuhnya.
Quantity : tajam tertusuk,
klien tampak merisngis kesakitan.
Region : Lokasi nyeri pada
abdomen kuadran kanan atas, klien
mengatakan nyeri abdomen
menyebar ke dada sebelah kanan
sehingga klien merasa sesak.
Severity : Klien
mengatakan nyeri yang
dirasakannya menganggu
aktivitasnya,skala VAS 2 (Nyeri
ringan)
Timing : Klien mengatakan nyeri
timbul sewaktu – waktu dan
memberat ketika di tekan.
- TTV
TD : 120/80 mmHg , Nadi : 86
x/menit
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi, kembangkan
terapi nonfarmakologis lain untuk
meredakan nyeri seperti kompres
hangat/dingin
Pola napas tidak efektif b.d S: Klien mengatakan bahwa ketika
penurunan ekspansi paru- batuk, sesak yang dialami akan
paru: penumpukan cairan di meningkat. Klien jarang bicara untuk
rongga pleura (D.0005) meminimalisir sesak napas.
O:
- RR : 22 x/menit
- SpO2 : 99%
- Suara perkusi rongga dada kanan:
dullness
- Auskultasi paru vesikuler, lapang
paru kanan vesikuler meredup
- Klien terpasang nasal kanul 3
liter/menit
A: Masalah teratasi sebagian
P: Monitor saturasi oksigen dan
lanjutkan intervensi teknik napas
Defisit nutrisi b.d mual muntah S:
(D.0019) - Klien mengatakan tidak nafsu
makan
- Klien mengatakan setiap kali makan
hanya menghabiskan ¼- ½ dari
porsi yang diberikan dari rumah
sakit
O:
- Makanan klien terlihat selalu tidak
habis
- Klien terlihat pucat dan lemas
A: Masalah defisit nutrisi belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
- Memonitor asupan nutrisi klien
- Memonitor GDS klien
- Memonitor hasil pemeriksaan
laboratorium klien
H. MEREFLEKSIKAN PROSES DAN PEMBELAJARAN BARU
Pada kesempatan ini, penulis mendapatkan pembelajaran yang
berharga selama mengelola kasus Sdr.Y. Istilah asing yang baru
terdengar adalah kolaborasi tindakan pemasangan pigtail catheter.
Selama ini kami hanya mengerti prosedur WSD dengan large bore
catheter untuk drainase cairan dalam tubuh. Pemasangan large bore
catheter merupakan metode yang invasif dan berpotensi meningkatkan
angka morbiditas dan komplikasi. Sebaliknya, pemasangan small bore
(pigtail) catheter merupakan metode yang aman lebih sedikit invasif
untuk kasus efusi pleura. Selain itu, nyeri yang ditimbulkan oleh pigtail
catheter tidak sebesar large bore catheter. Hal ini sesuai dengan studi
penelitian Rizana terkait perbandingan efektivitas penggunaan large
bore catheter dan pigtail catheter untuk drainase cairan pasien dengan
efusi pleura, dengan kesimpulan pemasangan kateter pigtail lebih efektif
daripada kateter large bore. Pemilihan prosedur drainase dengan pigtail
catheter dirasa tepat, karena Sdr.Y memiliki dua diagnosa medis (efusi
pleura dan Hepatomegali). Hal ini dilakukan agar nyeri yang timbul
tidak membuat klien begitu kesakitan (Rizana et al., 2016).
Kompetensi yang didapat dari pembelajaran ini adalah bagaimana
membangun komunikasi dan strategi kerjasama, baik antar teman satu
kelompok, antar teman sejawat, maupun interdisipliner yang bertujuan
memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif. Selain itu, penulis
juga belajar untuk mengembangkan skill keperawatan yang berkaitan
dengan intervensi keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
A.Azis Alimul Hidayat & Musrifatul Uliyah.2012. Buku Ajar Kebutuhan Dasar
Manusia. Surabaya : Health Books Publishing.
Asosiasi Dietisien Indonesia, Ikatan Dokter Anak Indonesia, Persatuan Ahli Gizi
Indonesia. 2014. Penuntun Diet Anak. Jakarta : Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
Asosiasi Dietisien Indonesia, Ikatan Dokter Anak Indonesia, Persatuan Ahli Gizi
Indonesia. 2010. Penuntun Diet Anak. Jakarta : Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
Carpenito, L. J. (2013). Nursing diagnosis: Application to clinical practice (14th
ed.). Lippincott Williams and Wikins.
Hartono, Andry. 2006. Terapi Gizi dan Diet Rumah Sakit. Yogyakarta : Penerbit
Buku Kedokteran.
Hendra Utama H. 2013. Diet Anak. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesi.
Hinkle, J. L., & Cheever, K. H. (2017). Brunner & suddarth’s textbook of
medical-surgical nursing (14th ed.). Lippincott Williams and Wikins.
Rizana, S. N., Soeroso, N. N., Eyanoer, P. C., Kedokteran, F., Sumatera, U., &
Malik, R. H. A. (2016). Komplikasi Penggunaan Small Bore Catheter
( Kateter pigtail ) dibandingkan Large Bore Cathether untuk Drainase Efusi
Pleura Bore Catheter in Pleural Effusion Drainage. 37(2), 91–95.
Smeltzer, S. C. (2013). Handbook for Brunner and suddarth’s textbook of
medical-surgical nursing (12th ed.). Lippincott Williams and Wikins.
Pakar Gizi Indonesia. 2017. Ilmu Gizi: Teori dan Aplikasi. Jakarta: EGC.
PPNI. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator
Diagnostik. 1st ed. Jakarta: DPP PPNI; 2016.
PPNI. Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan. 1st ed. Jakarta: DPP PPNI; 2018.
PPNI. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan
Keperawatan. 1st ed. Jakarta: DPP PPNI; 2018.
Tarwoto, Wartonah. 2015. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses
Keperawatan Edisi 5. Jakarta Selatan: Penerbit Salemba Medika.