Anda di halaman 1dari 18

BAB II

KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Pembelajaran Matematika
Menurut Sagala (2010: 61), pembelajaran merupakan membelajarkan peserta didik
menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar, merupakan penentu utama keberhasilan
pendidikan. Pembelajaran merupakan komunikasi dua arah. Mengajar dilakukan oleh pihak guru
sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik. Menurut Sudjana (2012: 28),
pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh pendidik yang dapat
menyebabkan peserta didik melakukan kegiatan belajar. Sedangkan Menurut Hernawan (2013:
9), pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu proses komunikasi transaksional yang
bersifat timbal balik, baik antara guru dengan peserta didik, maupun antara peserta didik dengan
peserta didik lainnya, untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Komunikasi transaksional
adalah bentuk komunikasi yang dapat diterima, dipahami, dan disepakati oleh pihak-pihak yang
terkait dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan pengertian dari beberapa ahli di atas, penulis menyimpulkan bahwa
pembelajaran adalah suatu aktivitas belajar yang dilakukan agar terciptanya suatu interaksi
antara pengajar dan peserta didik untuk mencapai suatu tujuan yaitu pengalaman belajar yang
berpengaruh pada pengetahuan sikap dan keterampilan.
Matematika adalah mata pelajaran yang diajarkan di setiap jenjang pendidikan, yakni
sekolah dasar, sekolah menengah, hingga jenjang perguruan tinggi. Pembelajaran matematika di
SMP (Sekolah Menengah Pertama) menjadikan bekal siswa untuk mengasah kemampuan yang
berkaitan dengan matematika sebagai upaya dalam menitih pendidikan ke jenjang yang lebih
tinggi. Matematika juga merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang mempunyai
peranan penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, baik sebagai alat bantu
dalam penerapan-penerapan bidang ilmu lain maupun dalam pengembangan matematika itu
sendiri. Penguasaan materi matematika oleh peserta didik menjadi suatu keharusan yang tidak
bisa di tawar lagi di dalam penataan nalar dan pengambilan keputusan dalam era persaingan yang
semakin kompetitif pada saat ini. Matematika bukanlah ilmu yang hanya untuk keperluan dirinya
sendiri, tetapi ilmu yang bermanfaat untuk sebagian amat besar untuk ilmu ilmu lain. Dengan

7
makna lain bahwa matematika mempunyai peranan yang sangat esensial untuk ilmu lain, yang
utama adalah sains dan teknologi.
Berdasarkan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 mengenai tujuan pembelajaran
matematika yakni: (a) memahami konsep matematika, mendeskripsikan bagaimana keterkaitan
antar konsep matematika dan menerapkan konsep atau logaritma secara efisien, luwes, akurat,
dan tepat dalam memecahkan masalah, (b) menalar pola sifat dari matemematika,
mengembangkan atau memanipulasi matematika dalam menyusun argumen, merumuskan bukti,
atau mendeskripsikan argumen dan pernyataan matematika, (c) memecahkan masalah
matematika yang meliputi kemampuan memahami masalah, menyusun model penyelesaian
matematika, menyelesaikan model matematiaka, dan memberi solusi yang tepat, dan (d)
mengkomunikasikan argumen atau gagasan dengan diagram, tabel, simbol, atau media lainnya
agar dapat memperjelas permasalahan atau keadaan. Selain itu, NCTM (National
Council of Teachers of Mathematics) merekomendasikan 4 (empat) prinsip pembelajaran
matematika, yaitu (a) matematika untuk pemecahan masalah, (b) matematika untuk menalar, (c)
matematika untuk komunikasi, dan (d) matematika untuk menghubungkan. Jadi, tujuan yang
dimaksud dari pembelajaran matematika di SMP ini yaitu siswa dapat memecahkan masalah
yang berkaitan dengan matematika dengan berfikir kritis, logis dan cermat untuk dapat
menyelesaikan permasalahan matematika serta untuk menitih pendidikan ke jenjang selanjutnya.
2.2 Model Pembelajaran Peer Tutoring ( Tutor Sebaya )
2.2.1 Pengertian Peer Tutoring ( Tutor Sebaya )
Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2011:184) tutor yaitu siswa yang
sebaya ditunjuk atau ditugaskan membantu temannya yang mengalami kesulitan belajar,
karena hubungan antara teman umumnya lebih dekat dibandingkan hubungan guru-siswa.
Bantuan yang diberikan oleh teman untuk teman pada umumnya dapat memberikan hasil
yang lebih baik.
Akhmat Sudrajat (2011:140) tutor sebaya adalah kegiatan pembelajaran yang
dilakukan oleh seorang siswa kepada siswa lainnya yang salah satu siswa itu lebih
memahami materi pembelajaran. Bantuan belajar yang diberikan oleh teman sebaya dapat
menghilangkan rasa kecanggungan seperti halnya dengan guru. Bahasa yang digunakan
antara teman dengan teman lebih dapat dipahami dari pada guru dengan siswa.

8
Tutor sebaya merupakan bagian dari cooperative learning atau belajar bersama.
Dalam model ini siswa yang kurang mampu dibantu belajar oleh teman-teman sendiri
yang lebih mampu dalam suatu kelompok. Bentuknya adalah satu tutor membimbing satu
teman, atau satu tutor membimbing beberapa teman dalam kelompok. Dari banyak
pengalaman model tutor sebaya lebih jauh dari pada tutor oleh gurunya karena situasi
siswa dengan tutornya lebih dekat, sedangkan dengan guru agak jauh. Cara berfikir teman
dan cara penjelasan teman biasanyalebih mudah ditangkap dan tidak menakutkan.
Berdasarkan definisi tentang tutor sebaya di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
istilah tutor sebaya yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu bagaimana mengoptimalkan
kemampuan siswa yang berprestasi dalam satu kelas untuk mengajarkan atau menularkan
kepada teman sebaya mereka yang kurang berprestasi. Sehingga siswa yang kurang
berprestasi bisa mengatasi ketertinggalan. Pembimbingan dalam pelajaran yang diberikan
oleh seorang siswa kepada siswa lain, sedangkan mereka (antara pembimbing dan yang
dibimbing) adalah teman sekelas atau teman sebangku yang usianya relatif sama, dan
siswa yang kurang paham bisa bertanya langsung kepada teman sebangkunya (tutor yang
ditunjuk) sehingga kondisi kelas pun bisa hidup karena siswa tidak malu bertanya ketika
mereka tidak paham.
2.2.2 Kekurangan dan Kelebihan Peer Tutoring ( Tutor Sebaya )
Ada beberapa keunggulan dan kekurangan dengan menggunakan tutor sebaya,
seperti yang dikemukakan Arikunto (1995) berikut ini.
1) Keunggulan dari tutor sebaya:
a) Tutor sebaya menghilangkan ketakutan yang sering disebabkan oleh perbedaan
umur, status, dan latar belakang antara siswa dengan guru.
b) Mempererat hubungan antar siswa sehingga mempertebal perasaan sosial.
c) Bagi tutor merupakan kesempatan untuk melatih diri memegang tanggung jawab
dalam mengemban suatu tugas dan melatih kesabaran.
d) Tutor teman akan lebih sabar daripada guru terhadap siswa yang lamban dalam
belajar.
2) Kekurangan dari Peer Tutoring ( tutor sebaya ):
a) Siswa yang dibantu seringkali belajar kurang serius karena hanya berhadapan
dengan temannya sendiri sehingga hasilnya kurang memuaskan.

9
b) Ada beberapa orang siswa yang merasa malu atau enggan untuk bertanya karena
takut kelemahannya diketahui oleh temannya.
c) Pada kelas-kelas tertentu pekerjaan tutoring ini sukar dilaksanakan karena
perbedaan jenis kelamin antara tutor dengan siswa yang diberi progam perbaikan.
d) Bagi guru sukar untuk menentukan seorang tutor sebaya karena tidak semua siswa
yang pandai dapat mengajarkannya Kembali kepada teman-temannya.
2.2.3 Kriteria Peer Tutoring ( Tutor Sebaya )
Untuk menjadi seorang tutor seorang siswa harus mempunyai beberapa kriteria di
antaranya yaitu:
1) Memiliki kemampuan akademis di atas rata-rata siswa satu kelas
2) Mampu menjalin kerja sama dengan sesama siswa
3) Memiliki motivasi tinggi untuk meraih prestasi akademis yang baik
4) Memiliki sikap toleransi, tenggang rasa, dan ramah dengan sesame
5) Suka membantu sesamanya yang mengalami kesulitan
2.2.4 Tugas dan Tanggung Jawab Peer Tutoring ( Tutor Sebaya )
Seorang siswa yang menjadi seorang tutor, harus memiliki tanggung jawab,
berikut beberapa tanggung jawab yang harus dimiliki oleh seorang tutor, yaitu:
1) Memberikan tutorial kepada anggota terhadap materi yang dipelajari
2) Mengkoordinir proses diskusi agar berlangsung kreatif
3) Menyampaikan permasalahan kepada guru apabila ada materi yang
4) belum dikuasai.
2.2.5 Langkah-langkah Model Pembelajaran Peer Tutoring ( Tutor Sebaya )
Sebelum melakukan kegiatan pembelajaran, guru menyiapkan langkah-langkah
yang harus dilakukan dalam pembelajaran tutor sebaya, yaitu sebagai berikut:
1) Pilih materi yang memungkinkan materi tersebut dapat dipelajari siswa secara
mandiri. Materi pengajaran dibagi dalam sub-sub materi (segmen materi).
2) Bagilah para siswa menjadi kelompok-kelompok kecil yang heterogen, sebanyak
sub-sub materi yang akan disampaikan guru. Siswa-siswa pandai disebar dalam
setiap kelompok dan bertindak sebagai tutor sebaya
3) Masing-masing kelompok diberi tugas mempelajari satu sub materi. Setiap
kelompok dibantu oleh siswa yang pandai sebagai tutor sebaya.

10
4) Beri mereka waktu yang cukup untuk persiapan, baik di dalam kelas maupun di
luar kelas
5) Setiap kelompok melalui wakilnya menyampaikan sub materi sesuai dengan tugas
yang telah diberikan. Guru bertindak sebagai nara sumber utama.
6) Setelah semua kelompok menyampaikan tugasnya secara barurutan sesuai dengan
urutan sub materi, beri kesimpulan dan klarifikasi seandainya ada pemahaman
siswa yang perlu diluruskan.
2.2.6 Langkah-langkah Strategi Pembelajaran Peer-Tutor
Pembelajaran peer-tutor dilakukan secara berkelompok dengan teman-teman
teman sebaya, tetapi dalam kelompok ada siswa yang menjadi pemimpin selama proses
belajar
Langkah-langkah pembelajaran peer-tutor adalah: tahap persiapan, tahap
implementasi, dan tahap evaluasi.
Menurut Hamalik (dalam Hermaliza), tahapan kegiatan pembelajaran di kelas
dengan pembelajaran tutor sebaya (peer tutors) adalah sebagai berikut:
1. Tahap persiapan
a. Guru membuat program pembelajaran untuk satu mata pelajaran mengenai materi
bangun ruang sisi datar.
b. Menentukan beberapa siswa yang memenuhi kriteria sebagai tutor sebaya, dan
jumlah tutor sebaya yang diangkat sesuai dengan jumlah kelompok yang dibentuk
c. Bagilah siswa menjadi kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari sekitar 4-6
siswa
d. Kelompok dibentuk berdasarkan tingkat kecerdasan siswa dan tutor sebaya yang
telah ditunjuk dan dibagikan kepada masing-masing kelompok yang telah
ditentukan.
2. Tahap implementasi
a. Untuk setiap pertemuan, guru memberikan penjelasan terlebih dahulu tentang
materi yang diajarkan yaitu materi susunan fungsi dengan sub pokok bahasan
pengertian susunan fungsi.
b. Siswa belajar dalam kelompoknya sendiri, tutor sebaya bertanya kepada anggota
kelompok secara bergantian tentang hal-hal yang belum dipahami. Begitu juga

11
dalam menyelesaikan kerja kelompok, jika ada masalah yang tidak dapat
diselesaikan, maka tutor meminta bantuan kepada guru
c. Guru mengawasi proses pembelajaran. Guru berpindah dari kelompok ke
kelompok untuk memberikan bantuan jika ada masalah yang tidak dapat
diselesaikan dalam kelompok
d. Setiap kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya masing-masing.
3. Tahap evaluasi
a. Guru dan siswa menyimpulkan hasil belajar
b. Sebelum kegiatan pembelajaran berakhir, guru memberikan pertanyaan kuis
c. Ingatkan siswa untuk mempelajari materi untuk pertemuan berikutnya.
Tutor sebaya tidak menggantikan posisi mengajar, tetapi tutor sebaya memiliki
identitasnya sendiri yang jika diterapkan dengan baik kepada siswa, proses
pembelajaran akan menghasilkan hasil yang positif dan signifikan baik kepada tutor
maupun kepada siswa yang diajar sehingga mendatangkan tutor dansiswa diajarkan
untuk hasil yang progresif
2.2.7 Materi Pembelajaran
2) Balok
a. Pengertian Balok

Gambar di atas menunjukkan bangun ruang yang mempunyai tiga pasang sisi
berhadapan yang bentuk dan ukuran yang sama. Setiap sisinya berbentuk persegi
panjang. Bangun ruang seperti itu di namakan balok. Jadi, balok merupakan bangun
ruang sisi datar yang memiliki tiga pasang sisi berbentuk persegi panjang saling
berhadapan.

12
b. Unsur-Unsur Balok

1) Balok mempunyai 6 sisi atau tiga pasang sisi, dimana setiap pasang sisi tersebut
sama dan sebangun.
2) Balok mempunyai 12 rusuk. Jika balok mempunyai rusuk panjang = p, lebar = l,
dan tinggi = t maka: Panjang seluruh rusuk = ( p×l×t )
3) Balok mempunyai 8 titik sudut.
4) Balok mempunyai 12 diagonal sisi, 6 bidang diagonal, dan 4 diagonal ruang.
Panjang diagonal ruang balok dengan p, lebar l, dan tinggi t yaitu:
Panjang diagonal ruang balok =
c. Jaring-Jaring Balok
Jika sebuah balok diiris pada tiga rusuk alas dan atasnya, serta satu rusuk
tegaknya, kemudian di rebahkan maka akan terbentuk susunan bangun datar.
Bangun datar yang membentuk balok tersebut di namakan jaring-jaring balok.
Berikut ini beberapa model jaring-jaring balok.

13
d. Luas Permukaan Balok
Cara menghitung luas permukaan balok sama dengan cara menghitung luas
permukaan kubus, yaitu dengan menghitung lua jaring-jaringnya. Jaring-jaring
balok terdiri atas tiga pasang sisi yang tiap pasangnya sebangun. Perhatikan gambar
berikut.

Pada jaring-jaring balok di atas, diperoleh luas masing-masing sisi sebagai berikut.

Sehingga luas permukaan balok


L=
=
=

14
Jadi, luas permukaan balok dengan panjang p, lebar l, dan tinggi t di rumuskan:

Contoh soal:
Sebuah balok berukuran panjang 8 cm, lebar 5 cm, dan tinggi 7 cm. Hitung luas
permukaan balok
Penyelesaian:
P = 8cm, l = 5cm, dan t = 7cm
L =2 ( pl + lt + pt )
=2
=2
=2
=
Jadi, luas permukaan balok tersebut
3) volume Kubus
Bagaimana mencari volume kubus ? Coba perhatikan dengan cermat susunan
kubus pada gambar berikut ini.

Berdasarkan gambar di atas, dapat di ketahui:


a. Kubus pada gambar (a), tersusun atas : .
b. Kubus pada gambar (b), tersusun atas : .
c. Kubus pada gambar (c), tersusun atas :

15
Volume atau isi suatu kubus dapat ditentukan dengan cara mengalikan panjang rusuk
kubus tiga kali. Jika panjang rusuk kubus s, maka volumenya sebagai berikut.

Contoh Soal:
1. Perhatikan gambar berikut!

Tentukan volume bangun tersebut.


Penyelesaian:
s = 23cm
V=
2. Suatu perusahaan minuman akan mengemas jus dalam kotak berbentuk kubus yang
volumenya . Berapa ukuran kotak tersebut?
Penyelesaian:
V
Panjang sisi (s) kotak dapat di tentukan dengan cara berikut.
V
1.000

s=
s

16
4) Volume Balok

Berdasarkan gambar di atas, dapat di ketahui:


a. Balok pada gambar (a), tersusun atas: 1
b. Balok Pada gambar (b), tersusun atas: 2
c. Balok pada gambar (c), tersusun atas: 3
Volume suatu balok di peroleh dengan cara mengalikan panjang, lebar, dan tinggi
balok tersebut. jika panjang, lebar, dan tinggi balik berturut-turut adalah p,l,dan t,
maka volume balok sebagai berikut.

Contoh soal:
1. Sebuah kotak berbentuk balok berukuran , berapa volume
kotak tersebut?
Penyelesaian:

. Ibu mempunyai kotak penyimpanan berbtuk balok yang mampu menampung


4.500 liter bahan makanan. Jika diketahui panjang kotak penyimpanan tersebut
adalah 25dm dan tingginya 12dm, berapa kotak penyimpanan tersebut?

17
Penyelesaian:

Lebar kotak dapat di tentukan dengan cara berikut.

Jadi, kotak penyimpanan tersebut


2.3 Hasil Belajar
2.3.1 Pengertian Hasil Belajar
Menurut Suprijono (2013:7) hasil belajar adalah perubahan perilaku secara
keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Menurut Jihad dan Haris
(2012:14) hasil belajar merupakan pencapaian bentuk perubahan perilaku yang cenderung
menetap dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotoris dari proses belajar yang dilakukan dalam
waktu tertentu.

Hasil belajar adalah “kompetensi atau kemampuan tertentu baik kognitif, afektif maupun
psikomotorik yang dicapai atau dikuasai peserta didik setelah mengikuti proses belajar
mengajar” (Kunandar, 2013:62). Hasil belajar yaitu “perubahan-perubahan yang terjadi pada diri
siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan
belajar” (Susanto, 2013:5).
Berdasarkan pengertian hasil belajar di atas, dapat penulis simpulkan bahwa hasil
belajar adalah suatu hasil yang diperoleh siswa setelah siswa tersebut melakukan kegiatan belajar
dan pembelajaran serta bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang dengan melibatkan
aspek kognitif, afektif maupun psikomotor, yang dinyatakan dalam symbol, huruf maupun
kalimat.

2.3.2 Manfaat Hasil Belajar


Sedangkan manfaat penilaian hasil belajar adalah:
1. Mengetahui tingkat pencapaian kompetensi selama dan setelah proses
pembelajaran berlangsung.

18
2. Memberi umpan balik bagi peserta didik agar mengetahui kekuatan dan
kelemahannya dalam proses pencapaian kompetensi.
3. Memantau kemajuan dan mendiagnosis kesulitan belajar yang dialami peserta
didik.
4. Umpan balik bagi guru dalam memperbaiki metode, pendekatan, kegiatan, dan
sumber belajar yang digunakan.
5. Memberikan pilihan alternatif penilaian kepada guru.
6. Memberikan informasi kepada orang tua tentang mutu dan efektivitas
pembelajaran yang dilakukan di sekolah.

2.3.3 Jenis-jenis Hasil Belajar


Menurut Susanto (2014:5) hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri
siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik sebagai hasil dari
kegiatan belajar. Secara sederhana, hasil belajar diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa
dalam mempelajari materi pembelajaran. Hasil belajar merupakan pola-pola perbuatan, nilai-
nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Merujuk pemikiran Gagne
(Suprijono 2013:5) hasil belajar berupa:
1. Informasi Verbal
Kemampauan mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan mauapun
tulisan. Kemampuan secara spesfik terhadap angsangan spesifik. Kemampuan tersebut tidak
memerlukan manipulasi symbol, pemecahan masalah maupun penerapan aturan
2. Keterampilan Intelektual
Kemampuan memepresentasikan konsep dan lambing. Keterampilan intelektual terdidri
dari kemampuan mengategorisasi. Kemampuan analisis sintesis, fatkta-fakta dan
mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan. Keterampilan intelektual merupakan kemampuan
melakukan aktivitas kognitif yang bersifat khas
3. Stategi Kognitif
Kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri, kemampuan ini
meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.
4. Keterampilan Motorik
Kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi.

19
5. Sikap
Kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek
tersebut. Sikap berupa kemampuan internalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan
kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar perilaku.
2.3.4 Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut teori Gestal, belajar merupakan suatu proses perkembangan, artinya bahwa
secara kodrat jiwa raga anak mengalami perkembangan. Perkembangan sendiri memerlukan
sesuatu baik yang berasal dari diri siswa sendiri maupun pengaruh dari lingkungan. Berdasarkan
teori ini, hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua hal yaitu siswa itu sendiri dan lingkungannya.
Pertama, siswa; dalam arti kemampuan berpikir atau tingkah laku intelektual, motivasi, minat,
dan kesiapan siswa, baik jasmani maupun rohani. Kedua, lingkungan; yaitu sarana dan prasarana,
kompetensi guru, kreativitas guru, sumber-sumber belajar, metode, serta dukungan lingkungan
keluarga.
Pendapat yang senada dikemukakan oleh Wasliman (dalam Susanto, 2013:12), hasil
belajar yang dicapai oleh peserta didik merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang
mempengaruhinya, baik faktor internal maupun eksternal. Secara rinci diuraikan sebagai
berikut:

1. Faktor internal; faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri peserta
didik, yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal ini meliputi:
kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar,
serta kondisi fisik dan kesehatan.
2. Faktor eksternal; faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang mempengaruhi hasil
belajar yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Selanjutnya, dikemukakan oleh Wasliman (dalam Susanto, 2013:13) bahwa sekolah
merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan hasil belajar siswa. Semakin tinggi
kemampuan belajar siswa dan kualitas pengajaran di sekolah, maka semakin tinggi pula hasil
belajar siswa. Kuaalitas pengajaran di sekolah sangat ditentukan oleh guru. Guru adalah
komponen yang sangat menentukan dalam implementasi suatu strategi
pembelajaran. Berdasarkan pendapat di atas yang memengaruhi hasil belajar tidak hanya dari
faktor internal siswa, melainkan juga dari faktor eksternal. Salah satu faktor eksternal yang

20
sangat perperan dalam mempengaruhi hasil belajar siswa adalah guru. Guru memiliki peranan
yang sangat penting, maka dari itu guru harus mampu membimbing siswa dengan baik dalam
pembelajaran dengan menciptaan suasana belajar yang menarik dan menyenangkan.
2.4 Kerangka Pemikiran
Setiap orang memiliki pandangan yang berbeda-beda tentang belajar, semua itu akan
mempengaruhi tindakan-tindakan yang berhubungan dengan belajar. Belajar adalah suatu proses
yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang (Sudjana, 2010, h. 5). Perubahan
sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah
pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, ketrampilan, kecakapan, kebiasaan, serta
perubahan aspek aspek lain yang ada pada individu yang belajar.
Menurut Nana Sudjana dalam Maswan dan Khoirul Muslimin (2017: 222) “Dasar-dasar
proses belajar mengajar dijelaskan belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak bisa
dipisahkan satu sama lain. Belajar menunjuk pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai
subjek yang menerima pelajaran (sasaran didik), sedangkan mengajar menunjuk pada apa yang
harus dilakukan oleh guru sebagai pengajar.”. Proses interaksi tersebut bisa berjalan lancar
apabila ketiga komponen itu bisa selaras dalam satu maksud dan tujuan tanpa hambatan. Akan
tetapi pada kenyataanya selalu saja ada kendala yang dapat menghambat kemajuan belajar,
kendala tersebut bisa berasal dari guru, siswa ataupun materi pelajaran yang dianggap sulit.
Dengan adanya kenyataan dilapangan yang menyatakan bahwa masih terjadi
permasalahan dalam proses pembelajaran yaitu kurangnya minat dan keaktifan siswa serta
rendahnya partisipasi siswa dalam pembelajaran matematika. Hal ini lebih disebabkan karena
guru monoton menggunakan metode ceramah selain itu banyak siswa yang menghindari
mengerjakan tugas dan tidak focus mengikuti pembelajaran sehingga pemahaman mereka rendah
dan hasil prestasi belajar mereka kurang optimal. Permasalahan berikut berdampak pada
rendahnya motivasi dan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran sehingga hasil belajar dan
pemahaman siswa rendah. Berdasarkan keadaan tersebut maka perlu adanya perbaikan
pembelajaran dengan meningkatkan prestasi belajar siswa pada pembelajaran matematika.
Untuk mengetahui realitas masing-masing variabel yang di teliti disini, ada dua variabel
yaitu metode pembelajaran peer tutoring dapat dijadikan variabel variabel X, prestasi belajar
siswa pada mata pelajaran Matematika perusahaan dagang merupakan atau variabel Y.

21
Peer tutoring atau terkadang disebut juga peer teaching, student teamlearning, atau
istilah lainnya merupakan salah satu metode yang diaplikasikan dalam konteks cooperative
learning. Seluruh metode yang dipergunakan dalam cooperative learning menekankan pada
kegiatan siswa untuk belajar bersama dan bertanggungjawab terhadap belajar rekannya maupun
dirinya (Zulfa, 2011, h. 2).
Disamping itu adakalanya seorang siswa lebih mudah menerima keterangan yang
diberikan oleh teman sebayanya dibandingkan dengan gurunya, karena merasa ada jarak antara
guru dan siswa.
Peer tutoring bisa mengatasi kurangnya minat belajar, keaktifan belajar, siswa fokus
dalam belajar, motivasi belajar meningkat, partisipasi dan hasil belajar pun meningkat. Ini
dikarenakan penjelasan dari teman sebaya lebih di pahami oleh siswa dan siswa pun berani untuk
mengungkapkan pendapat atau pertanyaan dibandingkan dari penjelasan dari guru.
Isjoni (2014, h. 57) “motivasi teman sebaya dapat digunakan secara efektif di kelas untuk
meningkatkan, baik pembelajaran kognitif siswa maupun pertumbuhan efektif siswa”

22
Untuk mempermudah penelitian ini, disajikan bagan kerangka berpikir sebagai berikut:

Proses Belajar Mengajar

Guru mengajar menggunakan


Metode Ceramah dalam
pelajaran Matematika

Siswa tidak mengerjakan tugas, tidak


fokus dalam belajar, kurangnya minat
belajar, kurang aktif dalam proses belajar mengajar

Pemahaman siswa dan


prestasi belajar siswa rendah

Strategi
Pembelajaran Peer Tutoring

Tutor Student

Hasil Belajar Siswa Meningkat

23
2.4 Hipotesis
Menurut Sugiyono (2015, h. 64) mendefinisikan bahwa hipotesis adalah jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.
Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan,
belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Penelitian
ini dibagi kedalam dua siklus, dimana setiap siklus dilaksanakan mengikuti prosedur pelaksanaan
tindakan, observasi dan refleksi melalui dua siklus tersebut dapat diamati peningkatan hasil
beljar siswa dengan demikian dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
“Penerapan Strategi peer tutoring untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII
Dalam Pelajaran Matematika MTS Darul Mukhlashin”

24

Anda mungkin juga menyukai