KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Pembelajaran Matematika
Pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan pendidik dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar (UU Sisdiknas No. 22 Tahun 2003). Josh & Rising (1972) matematika
adalah pengetahuan terstruktur, dimana sifat dan teori dibuat secara deduktif berdasarkan unsur-
unsur yang kebenerannya didefinisikan atau tidak didefinisikan. Matematika merupakan bahasa
simbol tentang berbagai argumen denganmenggunakan istilah-istilah yang telah didefinisikan
dengan jelas, cermat, dan akurat. Matematika ialah seni, dimana keindahannya urut, runtut, dan
harmonis. Jadi pembelajaran matematika adalah suatu proses interaksi siswa dengan pendidik
yang mempelajari tentang pengetahuan terstruktur dimana sifat dan teori dibuat deduktif
berdasarkan unsur-unsur yang didefinisikan maupun tidak didefinisikan kebenarannya yang
menggunakan bahasa simbol tentang berbagai gagasan dengan cermat, jelas, dan akurat.
Matematika adalah mata pelajaran yang diajarkan di setiap jenjang pendidikan, yakni
sekolah dasar, sekolah menengah, hingga jenjang perguruan tinggi. Pembelajaran matematika di
SMP (Sekolah Menengah Pertama) menjadikan bekal siswa untuk mengasah kemampuan yang
berkaitan dengan matematika sebagai upaya dalam menitih pendidikan ke jenjang yang lebih
tinggi. Adapun tujuan pembelajaran menurut Tim MKPBM (2001): (a) mengasah dan
mengembangkan kemampuan siswa melalui pembelajaran matematika, (b) mengembangkan
pengetahuan yang berkaitan dengan matematika sebagai bekal menitih pendidikan ke jenjang
selanjutnya, yakni pendidikan menengah atas. (c) meningkatkan keterampilan siswa sebagai
perluasan dari matematika sekolah dasar agar dapat digunakan untuk kehidupan sehari-hari, (d)
memberi pandangan yang luas, melatih siswa memiki sikap disiplin, berfikir kritis, logis, cermat
dan serta menghargai matematika dalam penerapannya.
Berdasarkan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 mengenai tujuan pembelajaran
matematika yakni: (a) memahami konsep matematika, mendeskripsikan bagaimana keterkaitan
antar konsep matematika dan menerapkan konsep atau logaritma secara efisien, luwes, akurat,
dan tepat dalam memecahkan masalah, (b) menalar pola sifat dari matemematika,
mengembangkan atau memanipulasi matematika dalam menyusun argumen, merumuskan bukti,
atau mendeskripsikan argumen dan pernyataan matematika, (c) memecahkan masalah
matematika yang meliputi kemampuan memahami masalah, menyusun model penyelesaian
matematika, menyelesaikan model matematiaka, dan memberi solusi yang tepat, dan (d)
mengkomunikasikan argumen atau gagasan dengan diagram, tabel, simbol, atau media lainnya
agar dapat memperjelas permasalahan atau keadaan. Selain itu, NCTM (National
Council of Teachers of Mathematics) merekomendasikan 4 (empat) prinsip pembelajaran
matematika, yaitu (a) matematika untuk pemecahan masalah, (b) matematika untuk menalar, (c)
matematika untuk komunikasi, dan (d) matematika untuk menghubungkan. Jadi, tujuan yang
dimaksud dari pembelajaran matematika di SMP ini yaitu siswa dapat memecahkan masalah
yang berkaitan dengan matematika dengan berfikir kritis, logis dan cermat untuk dapat
menyelesaikan permasalahan matematika serta untuk menitih pendidikan ke jenjang selanjutnya.
2.2 Model Pembelajaran Peer Tutoring ( Tutor Sebaya )
2.2.1 Pengertian Peer Tutoring ( Tutor Sebaya )
Tutor sebaya merupakan bagian dari cooperative learning atau belajar bersama.
Dalam model ini siswa yang kurang mampu dibantu belajar oleh teman-teman sendiri
yang lebih mampu dalam suatu kelompok. Bentuknya adalah satu tutor membimbing satu
teman, atau satu tutor membimbing beberapa teman dalam kelompok. Dari banyak
pengalaman model tutor sebaya lebih jalan daripada tutor oleh gurunya karena situasi
siswa dengan tutornya lebih dekat, sedangkan dengan guru agak jauh. Cara berfikir teman
dan cara penjelasan teman biasanyalebih mudah ditangkap dan tidak menakutkan.
Berdasarkan definisi tentang tutor sebaya di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
istilah tutor sebaya yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu bagaimana mengoptimalkan
kemampuan siswa yang berprestasi dalam satu kelas untuk mengajarkan atau menularkan
kepada teman sebaya mereka yang kurang berprestasi. Sehingga siswa yang kurang
berprestasi bisa mengatasi ketertinggalan. Pembimbingan dalam pelajaran yang diberikan
oleh seorang siswa kepada siswa lain, sedangkan mereka (antara pembimbing dan yang
dibimbing) adalah teman sekelas atau teman sebangku yang usianya relatif sama, dan
siswa yang kurang paham bisa bertanya langsung kepada teman sebangkunya (tutor yang
ditunjuk) sehingga kondisi kelas pun bisa hidup karena siswa tidak malu bertanya ketika
mereka tidak paham.
2.2.2 Kekurangan dan Kelebihan Peer Tutoring ( Tutor Sebaya )
Ada beberapa keunggulan dan kekurangan dengan menggunakan tutor sebaya,
seperti yang dikemukakan Arikunto (1995) berikut ini.
1) Keunggulan dari tutor sebaya:
a) Tutor sebaya menghilangkan ketakutan yang sering disebabkan oleh perbedaan
umur, status, dan latar belakang antara siswa dengan guru.
b) Mempererat hubungan antar siswa sehingga mempertebal perasaan sosial.
c) Bagi tutor merupakan kesempatan untuk melatih diri memegang tanggung jawab
dalam mengemban suatu tugas dan melatih kesabaran.
d) Tutor teman akan lebih sabar daripada guru terhadap siswa yang lamban dalam
belajar.
2) Kekurangan dari Peer Tutoring ( tutor sebaya ):
a) Siswa yang dibantu seringkali belajar kurang serius karena hanya berhadapan
dengan temannya sendiri sehingga hasilnya kurang memuaskan.
b) Ada beberapa orang siswa yang merasa malu atau enggan untuk bertanya karena
takut kelemahannya diketahui oleh temannya.
c) Pada kelas-kelas tertentu pekerjaan tutoring ini sukar dilaksanakan karena
perbedaan jenis kelamin antara tutor dengan siswa yang diberi progam perbaikan.
d) Bagi guru sukar untuk menentukan seorang tutor sebaya karena tidak semua siswa
yang pandai dapat mengajarkannya Kembali kepada teman-temannya.
2.2.3 Kriteria Peer Tutoring ( Tutor Sebaya )
Untuk menjadi seorang tutor seorang siswa harus mempunyai beberapa kriteria di
antaranya yaitu:
1) Memiliki kemampuan akademis di atas rata-rata siswa satu kelas
2) Mampu menjalin kerja sama dengan sesama siswa
3) Memiliki motivasi tinggi untuk meraih prestasi akademis yang baik
4) Memiliki sikap toleransi, tenggang rasa, dan ramah dengan sesame
5) Suka membantu sesamanya yang mengalami kesulitan
2.2.4 Tugas dan Tanggung Jawab Peer Tutoring ( Tutor Sebaya )
Seorang siswa yang menjadi seorang tutor, harus memiliki tanggung jawab,
berikut beberapa tanggung jawab yang harus dimiliki oleh seorang tutor, yaitu:
1) Memberikan tutorial kepada anggota terhadap materi yang dipelajari
2) Mengkoordinir proses diskusi agar berlangsung kreatif
3) Menyampaikan permasalahan kepada guru apabila ada materi yang
4) belum dikuasai.
2.2.5 Langkah-langkah Model Pembelajaran Peer Tutoring ( Tutor Sebaya )
Sebelum melakukan kegiatan pembelajaran, guru menyiapkan langkah-langkah
yang harus dilakukan dalam pembelajaran tutor sebaya, yaitu sebagai berikut:
1) Pilih materi yang memungkinkan materi tersebut dapat dipelajari siswa secara
mandiri. Materi pengajaran dibagi dalam sub-sub materi (segmen materi).
2) Bagilah para siswa menjadi kelompok-kelompok kecil yang heterogen, sebanyak
sub-sub materi yang akan disampaikan guru. Siswa-siswa pandai disebar dalam
setiap kelompok dan bertindak sebagai tutor sebaya
3) Masing-masing kelompok diberi tugas mempelajari satu sub materi. Setiap
kelompok dibantu oleh siswa yang pandai sebagai tutor sebaya.
4) Beri mereka waktu yang cukup untuk persiapan, baik di dalam kelas maupun di
luar kelas
5) Setiap kelompok melalui wakilnya menyampaikan sub materi sesuai dengan tugas
yang telah diberikan. Guru bertindak sebagai nara sumber utama.
6) Setelah semua kelompok menyampaikan tugasnya secara barurutan sesuai dengan
urutan sub materi, beri kesimpulan dan klarifikasi seandainya ada pemahaman
siswa yang perlu diluruskan.
2.2.6 Rasa Percaya diri Siswa
Dari hasil observasi dan wawancara dengan guru Matematika di MTS Darul
Mukhlashin yaitu Ibu Fatdillah, S.Pd bahwa kemampuan untuk bertanya ataupun
meyampaikan ide yang ada dalam pikiran siswa masih rendah hal itu di sebabkan
kurangnya rasa ingin tahu siswa, dan rasa percaya diri siswa sehingga malu bertanya
bahkan ada siswa yang merasa takut dalam menyampaikan ide yang ada di pikirannya
langsung di salahkan oleh guru. Selain itu, kurangnya variatif dalam metode
pembelajaran juga mempengaruhi rendahnya rasa percaya diri siswa. Dikatakan rendah
karena siswa hanya pasif dalam belajar daripada aktif dalam mengikuti proses
pembelajaran, jika guru menanyakan apa yang kurang di mengerti maka siswa akan lebih
banyak diam. Selain itu, dalam kelompok diskusi sering kali kita jumpai yang
menyelesaikan permasalahan dalam kelompok hanya perorangan dan hanya pendapat
satu orang saja kemudian siswa lain tinggal menerima hasil akhir tetapi nilai yang di
dapat siswa dalam kelompok itu sama. Masalah ini diteliti untuk mengetahui penyebab
kurangnya rasa percaya diri siswa dan kurangnya perhatian siswa terhadap pelajaran,
serta untuk meningkatkan hasil percaya diri siswa dalam mengikuti pelajaran.
Kepercayaan diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang berupa keyakinan
akan kemampuan diri seseorang sehingga tidak terpengaruh oleh orang lain dan dapat
bertindak sesuai kehendak, gembira, optimis, cukup toleran, dan bertanggung jawab dan
prestasi belajar juga bergantung pada kepercayaan diri. Namun demikian kepercayaan
diri tidak tumbuh dengan sendirinya. Kepercayaan diri tumbuh dari proses interaksi yang
sehat di lingkungan sosial individu dan berlangsung secara berkesinambungan. Lauster
(Asrullah, 2017: 91),“Kepercayaan diri merupakan suatu sikap atau keyakinan atas
kemampuan diri sendiri, sehingga dalam tindakan-tindakannya tidak terlalu cemas,
merasa bebas untuk melakukan hal-hal yang sesuai dengan keinginan dan tanggung
jawab atas perbuatannya, sopan dalam berinteraksi dengan orang lain, memiliki dorongan
prestasi serta dapat mengenal kelebihan dan kekurangan diri sendiri”. Terbentuknya
kemampuan percaya diri adalah suatu proses belajar bagaimana merespon berbagai
rangsangan dari luar dirinya melalui interaksi dengan lingkungannya. Menurut Dariyo,
dkk (Asrullah, 2017: 92), mengatakan “Orang yang percaya diri biasanya memiliki ciri
mempunyai inisiatif, kreatif dan optimis terhadap masa depan, mampu menyadari
kelemahan dan kelebihan diri sendiri, berpikir positif dan menganggap semua
permasalahan pasti ada jalan keluarnya”. Orang yang memiliki rasa percaya diri yang
tinggi memandang dunia sebagai hal yang dapat dikendalikan, dan memandang dirinya
sebagai orang yang mampu mengendalikannya. Lawan dari rasa percaya diri adalah
ketidak percayaan diri. Rasa tidak percaya diri akan sangat menggangu aktivitas sehari-
hari. Tidak percaya diri merupakan salah satu dari bentuk ketakutan yang sangat
dihindari banyak orang.Rasa percaya diri juga bisa berbentuk tekad yang kuat untuk
mencapai tujuan yang diharapkan. Percaya diri akan menimbulkan rasa aman, dua hal ini
akan tampak pada sikap dan tingkah laku seseorang yang terlihat tenang, tidak mudah
bimbang atau ragu-ragu, tidak mudah gugup, dan tegas.
Strategi tutor sebaya (Peer Tutoring) adalah kegiatan dimana guru
memberdayakan siswa yang mempunyai daya serap tinggi terhadap materi yang
dijelaskan guru untuk membantu siswa lain yang daya serapnya rendah. Siswa yang
berperan sebagai tutor terlebih dahulu dibekali oleh materi yang akan dibahas dalam
kegiatan belajar mengajar yaitu suhu. Pembekalan ini dapat dilakukan di dalam maupun
di luar jam pelajaran. Siswa yang berperan sebagai tutor bertugas membantu temannya
yang mengalami kesulitan melalui proses diskusi setelah mendapatkan pembekalan dari
guru pengajar. Peran guru pada proses ini adalah mengawasi kelancaran pelaksanaan
metode dengan mengamati, mencatat perkembangan proses, memberikan pengarahan
serta evaluasi proses untuk selanjutnya digunakan sebagai dasar perbaikan pada proses
selanjutnya.
2.2.7 Langkah-langkah Strategi Pembelajaran Peer-Tutor
Pembelajaran peer-tutor dilakukan secara berkelompok dengan teman-teman
teman sebaya, tetapi dalam kelompok ada siswa yang menjadi pemimpin selama proses
belajar
Langkah-langkah pembelajaran peer-tutor adalah: tahap persiapan, tahap
implementasi, dan tahap evaluasi.
Menurut Hamalik (dalam Hermaliza), tahapan kegiatan pembelajaran di kelas
dengan pembelajaran tutor sebaya (peer tutors) adalah sebagai berikut:
1. Tahap persiapan
a. Guru membuat program pembelajaran untuk satu mata pelajaran mengenai materi
bangun ruang sisi datar.
b. Menentukan beberapa siswa yang memenuhi kriteria sebagai tutor sebaya, dan
jumlah tutor sebaya yang diangkat sesuai dengan jumlah kelompok yang dibentuk
c. Bagilah siswa menjadi kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari sekitar 4-6
siswa
d. Kelompok dibentuk berdasarkan tingkat kecerdasan siswa dan tutor sebaya yang
telah ditunjuk dan dibagikan kepada masing-masing kelompok yang telah
ditentukan.
2. Tahap implementasi
a. Untuk setiap pertemuan, guru memberikan penjelasan terlebih dahulu tentang
materi yang diajarkan yaitu materi susunan fungsi dengan sub pokok bahasan
pengertian susunan fungsi.
b. Siswa belajar dalam kelompoknya sendiri, tutor sebaya bertanya kepada anggota
kelompok secara bergantian tentang hal-hal yang belum dipahami. Begitu juga
dalam menyelesaikan kerja kelompok, jika ada masalah yang tidak dapat
diselesaikan, maka tutor meminta bantuan kepada guru
c. Guru mengawasi proses pembelajaran. Guru berpindah dari kelompok ke
kelompok untuk memberikan bantuan jika ada masalah yang tidak dapat
diselesaikan dalam kelompok
d. Setiap kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya masing-masing.
3. Tahap evaluasi
a. Guru dan siswa menyimpulkan hasil belajar
b. Sebelum kegiatan pembelajaran berakhir, guru memberikan pertanyaan kuis
c. Ingatkan siswa untuk mempelajari materi untuk pertemuan berikutnya.
Tutor sebaya tidak menggantikan posisi mengajar, tetapi tutor sebaya memiliki
identitasnya sendiri yang jika diterapkan dengan baik kepada siswa, proses
pembelajaran akan menghasilkan hasil yang positif dan signifikan baik kepada tutor
maupun kepada siswa yang diajar sehingga mendatangkan tutor dansiswa diajarkan
untuk hasil yang progresif
2.2.8 Materi Pembelajaran
1) Kubus
a. Pengertian Kubus
Gambar diatas menunjukkan sebuah bangun ruang yang semua sisinya berbentuk
persegi dan semua rusuknya sama panjang. Bangun ruang seperti itu dinamakan
kubus. Jadi, kubus adalah bangun ruang sisi datar yang semua sisinya berbentuk
persegi dan semua rusuknya sama panjang. Kubus di atas dinamai kubus
ABCD.EFGH.
b. Unsur-Unsur Kubus
1) Kubus terdiri dari 12 rusuk sama panjang. Untuk menentukan panjang rusuk s,
maka: Panjang rusuk kubus = 12s
2) Kubus terdiri dari 6 sisi beruuran sama.
3) Kubus mempunyai 8 titik sudut.
4) Kubus mempunyai 12 diagonal sisi atau diagonal bidang. Untuk kubus dengan
rusuk s, maka: Panjang diagonal bidang kubus = s
5) Kubus mempunyai 4 diagonal ruang. Untuk kubus dengan rusuk s, maka:
Panjang diagonal ruang kubus = s
6) Kubus empunyai 6 diagonal bidang.
c. Jaring-Jaring Kubus
Sebuah kubus terbentuk dari 6 persegi yang masing-masing berukuran sama.
Jadi, susunan 6 persegi yang dapat dibentuk menjadi sebuah kubus dinamakan
jaring-jaring kubus. Dengan demikian, jaring-jaring kubus dapat diperoleh
dengan mengiris rusuk tertentu dari kubus tersebut.
Karena kubus terbentuk dari 6 buah persegi, maka luas permukaan kubus dengan
rusuk s dapat di nyatakan dengan rumus berikut.
Contoh Soal:
1. Sebuah permukaan kubus panjang sisinya di ketahui sebesar 10 cm. Hitung luas
permukaan dari kubus tersebut.
Penyelesaian:
S = 10 cm
Lp = …?
Lp = 6 ×
=6×
= 6 × 100
= 600
Jadi, luas permukaan kubus adalah 600
2. Sebuah kubus di ketahui panjang diagram sisi cm. Hitunglah luas permukaan
kubus tersebut.
Penyelesaian:
d =s s=2
=s L=6×
= =6×
8 = ×2 =6×4
= = 24
Gambar di atas menunjukkan bangun ruang yang mempunyai tiga pasang sisi
berhadapan yang bentuk dan ukuran yang sama. Setiap sisinya berbentuk persegi
panjang. Bangun ruang seperti itu di namakan balok. Jadi, balok merupakan bangun
ruang sisi datar yang memiliki tiga pasang sisi berbentuk persegi panjang saling
berhadapan.
b. Unsur-Unsur Balok
1) Balok mempunyai 6 sisi atau tiga pasang sisi, dimana setiap pasang sisi tersebut
sama dan sebangun.
2) Balok mempunyai 12 rusuk. Jika balok mempunyai rusuk panjang = p, lebar = l,
dan tinggi = t maka: Panjang seluruh rusuk = ( p×l×t )
3) Balok mempunyai 8 titik sudut.
4) Balok mempunyai 12 diagonal sisi, 6 bidang diagonal, dan 4 diagonal ruang.
Panjang diagonal ruang balok dengan p, lebar l, dan tinggi t yaitu:
Panjang diagonal ruang balok =
c. Jaring-Jaring Balok
Jika sebuah balok diiris pada tiga rusuk alas dan atasnya, serta satu rusuk
tegaknya, kemudian di rebahkan maka akan terbentuk susunan bangun datar.
Bangun datar yang membentuk balok tersebut di namakan jaring-jaring balok.
Berikut ini beberapa model jaring-jaring balok.
Contoh soal:
Sebuah balok berukuran panjang 8 cm, lebar 5 cm, dan tinggi 7 cm. Hitung luas
permukaan balok
Penyelesaian:
P = 8cm, l = 5cm, dan t = 7cm
L =2 ( pl + lt + pt )
=2
=2
=2
=
Jadi, luas permukaan balok tersebut
3) volume Kubus
Bagaimana mencari volume kubus ? Coba perhatikan dengan cermat susunan
kubus pada gambar berikut ini.
Berdasarkan gambar di atas, dapat di ketahui:
a. Kubus pada gambar (a), tersusun atas : .
b. Kubus pada gambar (b), tersusun atas : .
c. Kubus pada gambar (c), tersusun atas :
Volume atau isi suatu kubus dapat ditentukan dengan cara mengalikan panjang rusuk
kubus tiga kali. Jika panjang rusuk kubus s, maka volumenya sebagai berikut.
Contoh Soal:
1. Perhatikan gambar berikut!
s=
s
4) Volume Balok
Contoh soal:
1. Sebuah kotak berbentuk balok berukuran , berapa volume
kotak tersebut?
Penyelesaian:
. Ibu mempunyai kotak penyimpanan berbtuk balok yang mampu menampung
4.500 liter bahan makanan. Jika diketahui panjang kotak penyimpanan tersebut
adalah 25dm dan tingginya 12dm, berapa kotak penyimpanan tersebut?
Penyelesaian:
Untuk mempermudah penelitian ini, disajikan bagan kerangka berpikir sebagai berikut:
Aplikasi Metode
Pembelajaran Peer Tutoring
Tutor Student