NIM : B2019060
2022
1. PENGERTIAN
2. ETIOLOGI
Penyebabnya tidak jelas, tetapi biasanya tidak ada faktor familial serta tidak
ada hubungan dengan diabetes mellitus. Penderita penyakit ini umumnya perokok
berat karena kemungkinan adanya reaksi hipersensitifitas terhadap nikotin yang
kebanyakan mulai merokok pada usia muda, kadang pada usia sekolah. Penghentian
kebiasaan merokok memberikan perbaikan pada penyakit ini. Walaupun penyebab
penyakit buerger disease belum diketahui, suatu hubungan yang erat dengan
penggunaan tembakau tidak dapat disangkal. Penggunaan maupun dampak dari
tembakau berperan penting dalam mengawali serta berkembangnya penyakit tersebut.
Hampir sama dengan penyakit autoimun lainnya. Tromboangitis obliterans dapat
memiliki sebuah predisposisi genetic tanpa penyebab mutasi gen secara langsung.
Sebagian besar peneliti mencurigai bahwa penyakit imun adalah suatu endarteritis
yang dimediasi system imun.
3. MANIFESTASI KLINIS
a. Rasa nyeri
Klaikadikasio intermiten, yaitu bila pasien jalan pada jarak tertentu akan
merasa nyeri pada ekstremitas dan setelah istirahat sebentar dapat berjalan
lagi. Gejala tersebut biasanya progresif.
Nyeri spontan berupa nyeri yang hebat pada jari dan daerah sekitarnya dan
lebih hebat pada waktu malam. Biasanya merupakan tanda awal akan
terjadinya ulserasi dan gangrene. Rasa nyeri ini lebih hebat bila ekstremitas
ditinggikan dan berkurang bila rendah.
Bila terjadi osteoporosis kaki akan sakit bila diinjakkan. Karena saraf juga
terganggu dan aka nada perasaan hipererestesia.
b. Pulsasi arteri pada arteri dorsalis pedis dan arteri tibialis posterior biasanya
menghilang.
c. Terjadi perubahan warna pada jari – jari yang terkena menjadi merah, hitam,
normal, atau sianotik tergantung dari lanjutnya penyakit.
d. Suhu kulit pada daerah yang terkena akan lebih rendah pada palpasi.
e. Ulserasi dang gangrene sering terjadi spontan atau karena mikrotrauma. Gangren
biasanya unilateral dan terdapat pada ujung jari.
Peradangan pembuluh
darah
Penyumbatan ekstremitas
atas dan bawah
Mengurangnya suplai
darah
Nyeri
Kerusakan
Ulkus
jaringan
integritas
Ganggren
Nyeri
Amputasi
Intoleransi
aktivitas
5. KOMPLIKASI
a. Ulcerations.
b. Ganggren.
c. Infeksi.
6. PENATALAKSANAAN MEDIS
c. Bagian kepala dari tempat tidur dapat ditinggikan 15-20 cm diatas balok,
sehingga gaya gravitasi membantu mengalirkan darah menuju arteri-arteri.
3) Antibiotik.
f. Pengobatan spesifik
Dari pengobatan spesifik yang telah ditemukan belum ada yang diterima
secara luas, walaupun antikoagulan, dekstran, fenilbutazon, piridinolkarbanat,
inositol niasinat dan steroid direkomendasikan. Lebih baru lagi dikatakan terapi
dengan prostaglandin (PGA1 ) dan defibrotide sama baiknya dengan zat
pencegah agregasi platelete. Iskemia tangan yang berat akibat trombosis akut
pada tromboangitis obliterans, secara dramatis membaik dengan infus
Urokinase intra arteri yang dilanjutkan dengan angioplasty dengan kateter
balon. Pada pembuluh darah kecil dan pemberian antikoagulasi.
g. Lakukanlah perawatan lebih awal dan secara agresif pada lula-luka ektremis
untuk menghindari infeksi.
7. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
1. Memberikan kompres nacl pada tangan dan kaki yang terkena buerger disease.
8. PEMERIKSAAN PENUNJANG
b. Arteriografi
Ciri khas dari gambaran arteriografi pada buerger disease yaitu bersifat segmental,
artinya sumbatan terdapat pada beberapa tempat. Tapi segmen diantara tempat
yang tersumbat itu normal. Pada kasus lanjut, biasanya terjadi kolateralisasi.
c. Pemeriksaan Doppler
a. Pengkajian Fokus
3) Pemeriksaan penunjang.
b. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri b.d sumbatan debris ateromatosa d.d DS: klien mengeluh nyeri pada
kaki bagian kiri dengan skala DO: wajah klien tampak meringis.
2. Kerusakan integritas jaringan b.d perubahan sirkulasi darah d.d DS: klien
mengeluh lukanya sulit sembuh DO: terdapat adanya luka pada kaki
bagian kiri dan tampak kebiruan.
3. Intoleransi aktifitas b.d adanya nyeri d.d DS: klien mengeluh nyeri jika
berjalan terlalu lama DO: klien tampak kesulitan dalam berjalan.
c. Intervensi Keperawatan
a) Diagnosa 1 :
b) Diagnosa 2 :
2. Bersihkan area luka dan menutup area luka serta mengganti balutan setiap
hari.
c) Diagnosa 3 :
3. Berikan obat antipiretik yang efektif dengan kolaborasi dengan tim medis
lainnya