Anda di halaman 1dari 14

KONSEP DOA DALAMiAl-Qur’an

Proposal iSkripsi

Dosen Pembimbing: Dr. Muslim Djuned, S.Ag.,M.Ag

Diajukan iOleh:

FANI iERISMUNANDAR

NIM: i170303097

Mahasiswa iProgram istudi iIlmu iAl-Qur’an idan iTafsir

Fakultas iUshuluddin idan iFilsafat

KEMENTERIAN iAGAMA iREPUBLIK iINDONESIA

UINVERSITAS iISLAM iNEGERI i(UIN) iAR-RANIRY

DARUSSALAM iBANDA iACEH

2021 iM/1443 iH
A. Latar iBelakang iMasalah
Islam iadalah iagama iyang imengajarkan ipentingnya iberdoa, idan iislam ijuga
isangat imenganjurkan ipara iummat inya iuntuk iberdoa. iKarena idengan iberdoa iitu
imembuat imanusia isebagai ihamba iakan imerasa isemakin idekat idengan iAllah iswt.,
iDoa ijuga imerupakan isalah isatu isarana iuntuk imencurahkan isegala ikeluh ikesah idan
imenjadi ikedekatan ihati idengan isang ipencipta. iDoa ijuga imerupakan isalah isatu iobat
idari ikegundahan ihati iyang idiakibatkan ioleh iperkara iduniawi. iDisinilah isalah isatu
ikemulialan iajaran iagama iislam iyang isangat ilogis iyaitu iberdoa.
Prinsip-prinsip idoa iadalah ikesadaran ihati, ikesalehan ijiwa, ikerendahan ihati
idan irasa iikhlas isepenuhnya ikepada iAllah iswt. iRasa iberserah idiri ikita idengan iikhlas
ikepada iAllah iadalah isarana iditerimanya idoa, idan idikuatkan ilagi idengan imemanjatkan
idoa ipada iwaktu-waktu imustajab iuntuk iberdoa, idiantaranya iadalah idi isepertiga imalam
iterakhir, isaat iberbuka ipuasa, iwaktu iantara iazan idan iiqamah, iserta ibeberapa iwaktu
ilainnya iyang idiajarkan ioleh iseseorang iyang itidak ipernah iberkata ibohong, iyaitu iNabi
iMuhammad isaw, idan iitu iadalah ialasan ikita ibershalawat ikepada inabi ikita
iMuhammad isaw.1
Manusia adalah makhluk sosial yang sangat butuh dan selalu mengharapkan
segala sesuatu dengan penuh ketergantungan kepada manusia yang lainnya, dan yang
terpenting adalah manusia itu adalah makhluk yang selalu butuh dan mengharapkan segala
bentuk pertolongan dari Allah swt, dalam menghadapi banyak dan beragam masalah
manusia, demikian juga dengan beragam keinginan mereka. Allah swt, yang maha pengasih
lagi maha penyayang dan maha mengetahui segala sesuatu akan semua keinginan dan
masalah yang dihadapi manusia, dan Allah mengabulkan keinginan mereka itu
Bahkan tanpa manusia memintanya terlebih dahulu Allah swt, telah menyiapkan
segala sarana dan prasarana kebutuhan hidup manusia secara nyaman sebelum mereka
diciptakan-Nya. Bukankah bumi dan langin, air, udara, siang dan malam dan masih banyak
yang lainnya yang telah Allah swt ciptakan sebelumnya dan hanya untuk memenuhi segala
kebutuhan manusia

1
Muhammad Ali Utsman Mujahid, 1000 Doa Mustajab Bersejarah, (Solo: PT. AQWAM
MEDIAPROFETIKA,2017,)hlm.Xvii
Pada isaat iini, itidak idapat idipungkiri ijuga iada ibegaragam ipemahaman
imengenai idoa, iada ipemahaman ibahwa idoa iitu iadalah isuatu ibentuk ipemohonan
imanusia ikepada iAllah iswt., idengan imenengadah idan imengangkat ikedua itangannya
ikearah ilangit iseyara imeminta iapa iyang imanusia idinginkan ibaik iberupa ipermohonan
iataupun ipertolongan idalam ihidup inya, iada ijuga iyang imemahami ibahwa idoa iadalah
isuatu ibentuk ipermohonan imanusia ikepada iAllah iswt., iyang imaha ikaya idan imaha
ipemberi irezeki idengan ijalan imelaksanakan ishalat idan iibadah-ibadah ilainnya, iintinya
iadalah ibahwa idoa iitu iadalah ibentuk ipermohonan iseorang imanusia ikepada iAllah
iswt., ibaik iitu idilakukan isetelah ishalat iataupun idilakukan isebelum ishalat i
Sebagai iumat iislam iyang imengaku iberiman idan imemahami iakan
ihakikatnya isebagai ihamba iAllah iswt., iyang ilemah idan isangat ibergantung iakan ikasih
idan isayang idari iAllah iswt., imaka idoa imenjadi isuatu isolusi iuntuk imemenuhi isegala
iyang imenjadi ikebutuhan imanusia ibaik isecara ilahir idan ibatin. iSebenarnya ikita ipun
imengakui ibahwa iberdoa iatau imemohon ipertolongan ihanya ikepada iAllah iswt.,
isetidaknya idalam isatu ihari isemalam iada i17 ikali ikita imengakui ihal itersebut, ihal iini
isebagaimana ifirman-Nya idalam isurah iAl-Fatihah iyang ikita ibaca isetiap ishalat
i“Sesungguhnya ihanya ikepada iMu ilah ikami iberibadah, idan ihanya ikepada iMu ilah
ikami imeminta ipertolongan” isehingga imenjadi inaif iapabila ipengakuan itersebut ihanya
isebatas ipengakuan idimulut isaja, iseolah-olah itidak isadar idiri ibahwa ikita itelah
imengakuinya i
Bahkan idalam iAl-qur’an idijelaskan ibahwa iorang iyang itidak imau iberdoa
ikepada iAllah iswt., imaka idia idianggap isebagai ihamba iyang isombong/takabbur.
iDianggap isombong ikarena imereka imengetahui ibahwa iAllah iswt., iadahal ituhan iyang
iMaha iEsa idan iMaha iKaya ilagi iMaha iMemiliki isegalanya, itetapi imanusia iitu itidak
imau imeninta idan iberdoa ikepada iAllah iswt., imaka iorang iseperti iinilah iyang idisebut
isebagai iorang isombang, ipadahal isombong itersebut iadalah iahklak iyang itidak iterpuji,
iseperti ifirman-Nya idalam iAl-qur’an isurah iAl-mumin iayat i60

ِ ‫سيَد ُْخلُونَ َج َهنَّ َم د‬


َ‫َاخ ِرين‬ ْ ‫َوقَا َل َربُّ ُك ُم ٱ ْدعُونِ ٓى َأ‬
ْ َ‫ستَ ِج ْب لَ ُك ْم ۚ ِإنَّ ٱلَّ ِذينَ ي‬
َ ‫ستَ ْكبِرُونَ عَنْ ِعبَا َدتِى‬
“Dan iTuhanmu iberfirman: i"Berdoalah ikepada-Ku, iniscaya iakan
iKuperkenankan ibagimu. iSesungguhnya iorang-orang iyang imenyombongkan idiri idari
imenyembah-Ku iakan imasuk ineraka iJahannam idalam ikeadaan ihina idina”
Akan tetapi banyak pada zaman milenial sekarang ini apabila seorang itu
menghadapi sebuah problema hidup baik itu berupa masalah dalam keluarga, keuangan,
pekerjaan maupun dalam kehidupan bersosial sehinggan menjadi depresi, hilang
keseimbangan sebagai hamba yang penuh akan spiritualitas keimanan lalu mencari solusi
yang irasional dengan cara berfoya-foya, mabuk-mabukan, memakai nikotin atau obat-obatan
terlarang dengan dalih dapat membuat diri menjadi tenang seakan tanpa beban pikiran
sehingga menjadi menjadi seorang pribadi yang rusak akan mental dan akal, yang tanpa
disadari bahwa hal yang mereka lakukan hanyakah semakin menjauhkan diri mereka dengan
Allah swt, yang pada hakikatnya mereka hanya merasa tenang untuk sementara tetapi
setelahnya mereka akan terbebani kembali dengan masalah yang serupa pula, karena mereka
hanya mencari ketengan sementara tapi bukan mencari jalan keluar dari masalah mereka
tersebut yang dapat membuat mereka tenang dan tidak terbebani dengan masalah yang
menimpa mereka itu,
Seperti pada sumber yang telah peneliti temukan berdasarkan data dari Badan
Narkotika Nasiona (BNN) pada tahun 2019, terdapat 3,6 juta penyalah gunaan narkoba di
Indonesia, jumlah tersebut meningkat 0,3% dari tahun sebelumnya,penyalah gunaan narkoba
pada umumnya dipicu dari berbagai factor, mulai dari sekedar coba-coba hingga pengalaman
emosional yang sulit ditangani seperti: deprisi, stress, kesepian dan lain sebagainya,
mengalihkan depresi dan stress dengan narkoba bukanlah solusi2
Sama halnya sepeti sebuah survei yang dilakukan oleh Lembaga Nirlaba
Drinkaware menunjukkan Sebagian besar orang dewasa mengaku menegak minuman keras
untuk membantu mereka mengtasi tekanan atau stress. Dalam penelitiannya dua pertiga dari
mereka yang berusia 30 sampai 45 tahun memilih meminum alcohol untuk melepas lelah,
seperlima dari pria satu dari enam Wanita mengatakan mereka minum setiap hari atau
beberapa hari dalam sepekan. Dalam penelitian ini, Drikaware mengmbil sampel sebanyak
2000 orang pada bulan mei lalu, sebanyak 60% dari responden itu mengaku tekanan atau
stress yang mereka alami dipicu masalah pekerjaan dan rasa kekhawatiran akan masalah

2
https://bantulkab.bnn.go.id/narkoba-memperparah-depresi/
kondisi keuangan mereka, dan adapun sebagian kecil stress yang dialami dipicu oleh masalah
keluarga3
Padahal dalam Al-Qur’an jauh sebelumnya Allah telah memberikan solusi antara
lain dengan cara berdoa dan meminta jalan keluar pada Alla swt atas segala masalah yang
menimpa manusia. Menyikapi fenomena tersebut, maka sangan pantas pagi peneliti untuk
meneliti masalah ini agar manusia modern menyadari betapa pentingnya aspek spiritualitas
dalam kehidupan untuk memenuhi kebutuhunnya yang salah satu wujudnya memandang
pentingnya doa
Oleh karena itu, dari latar belakang masalah di atas maka peneliti akan meneliti
tentang Konsep Do’a Dalam Al-Qur’an, denganpenelitian ini akan menguraikan tentang
bagaimana Konsep Do’a Dalam Al-Qur’an sesuai dengan kajian tafsir tematik

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka pokok pembahasan masalahnya
adalah “Bagaimana wujud doa dalam Al-Qur’an”. Pokok masalah tersebut dirinci dalam
beberapa masalah sebagai berikut:
1. Apa keutamaan doa menurut Al-Qur’an?
2. Bagaimana makna doa menurut Al-Qur’an?

C. Tujuan idan iMamfaat iPenelitian i


Berdasarkan irumusan imasalah idiatas, imaka iterdapat ipula ibeberapa itujuan
iserta imamfaat idari ipenulisan iproposal ipenelitian iini, idiantaranya:
1. Memberikan ipenjelasan itantang ikedudukan ikekuatan idoa idalam iIslam
2. Untuk imenambah iilmu ipengetahuan itentang idoa idan imembuka iwawansan ibagi
ipara ipembaca itentang ibetapa ipentingnya idoaihanya iuntuk imelepaskan idiri idari
imasalah isehari-hari i
3. Untuk idapat idijadikan ipijakan idan ibahan iinformasi ibagi ipeminat idan ipeneliti
isetelahnya i
D. Kajian iPustaka

3
https://uc.xyz/135SNY?pub=link
Kajian itentang iDoa iDalam iAl-qur’an isering ikali idijadikan isebagai ibahan
ipenelitian ioleh iberbagai ikalangan imahasiswa idari ijurusan ikeagamaan ibaik idari
iberbagai ifakultas, imelihat idari ibeberapa ijurnal ipenelitian iterdahulu imemang imemiliki
ikesamaan iyaitu imenganai iDoa iDalam iAl-qur’an, itetapi irara ipeneliti idahulu ihanya
imembahas itentang ihakikat iDoa ipada isurah itertentu idalam iAl-qur’an, iDoa iDalam iAl-
qur’an ipada isurah-surah itertantu idan iDoa imernurut iperspektif ipara imufassir itertentu,
ipada ikarya itersebut ihanya isedikit iyang imembahas itentang ibagaimana ikonsep idoa
idalam iAl-qur’an. iPenelitian itersebut iantara ilain iadalah: i
1. Seperti iskripsi iyang iditulis ioleh iNovriansyah, imahasiswa ifakultas
iUshuluddin idan iStudi iagama iUniversitas iIslam iNegri iRaden iIntan
iLampung, ipada itahun i2020 iyang iberjudul i“Hakikat iDoa iDalam iAl-
qur’an i(Kajian iSurat iAl- iAnbiya’)”. iNovriansyah idalam iskripsinya
imembahas imengenai ibagaimana ihakikat idoa idalam iAl-qur’an,
imenurutnya iDoa ipada ihakikatnya iadalah ipenuntun ikita iuntuk imengubah
idiri ikita ikearah iyang ilebih ibaik idan idia ijuga imembahas ibagaimana
icara imengaplikasikannya idalam ikehidupan isehari-hari imeurut ikajian
idalam isurat iAl- ianbiya’, i4 i
2. Selanjutnya iskripsi iAhmad iFauzi, iyang iberjudul iKonsep iDoa iPara iNabi
idalam iAl-qur’an itahun i2015. iDalam iskripsinya imenjelaskan itantang
ipentingnya iberdoa ibagi imanusia idalam ikehidupan isehari-hari, ihal iini
imenandakan itentang ipentingnya idoa idi isamping isebagai ipermohonan
imelaikan ijuga isebagai isarana iinteraksi ianrata ihamba idengan isang
ipencipta isebagai ibentuk iibadah. iMenurutnya, ikonsep isarana ikomunikasi
iada idua iyaitu ivertical idan ihorizontal. iVertikal imaksunya iadalah
ihubungan ikomunikiasi iterhadap iTuhan, icontohnya: iSeperti imengerjakan
iibadah ishalat idan idoa, isedangkan iyang idimaksud idengan ihubungan
iHorizontal iadalah ihubungan iantara imanusia idengan imanusia itetapi
imasih idalam iruang ilingkup iibadah, icontohnya: iSedekah, izakat idan
iinfaq5

4
http://repository.radenintan.ac.id/9245/1/PUSAT.pdf
5
Ahmad Fauzi,Konsep Doa Para Nabi dalam Al-Qur’an, (Yogyakarta : UIN Sunan Kalijaga, 2015), h.2-5.
3. Selanjutnya iskripsi iyang iditulis ioleh iAbdul iJalal iRomdoni, iyang
iberjudul ido‟a iNabi iIbrahim ias, idalam ialQur’an i(studi ikompratif itafsir
iIbnu ikatsir idengan itafsir ial-misbah) itahun i2013. iDalam ipenelitiannya
iRomdani imengunakan imodel ipenelitian ianalisis ikomprehensif iantara
itafsir iIbn iKatsir idan itafsir ial-Misbah iterhadap idoa iNabi iIbrahim iyang
iterdapat idalam iAl-qur’an, iyaitu imencari iperbedaan idan ikesamaan
idiantara idua imufassir itersebut, iada ienam idoa iNabi iIbrahim iyang
idisebutkan idalam iskripsinya, iantara ilain iadalah:
1. Q.S iAl-Baqarah iayat i126-129
2. Q.S iAl-Baqarah iayat i260
3. Q.S iIbrahim iayat i35-41
4. Q.S. iAsy iSyu’ara iayat i83-89
5. Q.S iAs-Ṣaffat iayat i100
6. Q.S. iMumtaḥanah iayat i4-5

Dan idalam iskripsinya, iRomdani imembahas ibagaimana icara ipermasalahan


ibisa idiselesikan ibaik ipermasalahan idiri isendiri, ipermasalahan imanusia
isesama imanusia iatau imasalah imanusia idengan ituhan inya. iMenurutnya
ibahwa isifat ibawaan iseeorang iakan itimbul iketika iterdapat ipermasalahan
idalam ihidupya, idan icara iuntuk imenyelesaikan imasalah iitu iadalah
idengan ibeerdoa imeminta ipertolongan idari iAllah iswt., ihal iini iterkait
iseperti idoa iNabi iIbrahim ipada isurat iAsy iSyu’ara iayat i83 i:“(Ibrahim
iberdo`a): i“Ya iTuhanku, iberikanlah ikepadaku ihikmah idan imasukkanlah
iaku ike idalam igolongan iorang-orang iyang isaleh”, idisini idimaksudkan
iadalah ibahwa isifat iputus iasa idapat idihindari idengan iadanya ikomunikasi
iantara ihamba idengan iAllah iswt.,6

Adapun iyang imembedakan iantara ipenelitian itersebut idengan ipenelitian iyang iakan
idilakukan ioleh ipeneliti iadalah: idalam ipenelitian ini, ipeneliti imelakukan ipenelitian idari
iaspek ikajian iyang iberbeda idari iyang itelah idilakukan ioleh ipeneliti isebelumnya,
idalam ipenelitian isebelumnya imereka imembahas itentang ihakikat idoa, ipentingnya
6
Abdul Jalal Romdoni, Do’a Nabi Ibrahim as Dalam Al-Qur‟an (Studi Kompratif Tafsir Ibnu Katsir Dengan Tafsir
Al-Misbah), (Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, th. 2013), h. 5-4
iberdoa idan idoa-doa ipara iNabi itetapi itidak iada iyang imembahas itentang konsep doa
dalam Al-Qur’an. Maka idari iitu, ipeneliti imerasa ipelenilitian iini ipenting iuntuk idi teliti

E. Devinisi Operasional
Judul proposal penelitian ini adalah Konsep Doa Dalam Al-Qur’an. Sebagai
Langkah awal untuk memulai pembahasan skipsi ini dan agar tidak terjadi kesalah pahaman,
maka saya sebagai penulis skipsi ini perlu memberikan uraian terhadap judul ini, sebagai
berikut:
1. Konsep
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), mengartikan kata Konsep
sebagai Suatu rancangan atau buram surat dan lainnya.Suatu ide atau pengertian
yang diabstrakkan dari adanya suatu peristiwa yang konkret.Merupakan
gambaran mental dari sebuah proses, objek, atau apapun itu yang ada di luar
bahasa yang akal gunakan agar dapat memahami hal-hal lainnya.7
2. Doa
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), mengartikan kata doa dengan
arti sengai permohonan (harapan, permintaan, pujuan) kepada tuhan8
Doa merupakan Sebagian dari zikir.Ia adalah permohonan hati, terapi
kerendahan hati dan rasa butuh kepada tuhan yang selalu menghiasi para
penzikir menjadikan zikir mengandung doa9
3. Al-Qur’an
Secera Bahasa Qur’an berarti “bacaan”10. Dalam Al-Qur’an sendiri ada ayat
yang mengukan kata Qur’an dalam arti demikian, sebagai yang telah Allah
sebutkan dalam surat Al-Qiyaamah pada ayat 17 dan 18
ُ‫ِإنَّ َعلَ ۡینَا َجمۡ َع ۥهُ َوقُ ۡر َءانَ ۥه‬
ُ‫فَِإ َذا قَ َر ۡأنَ ٰـهُ فَٱتَّبِ ۡع قُ ۡر َءانَ ۥه‬

7
Departemen Pendidikan Nasional,Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), (Jakarta, Balai Pustaka, th 2002), h, 588
8
Ibid., h, 271
9
Syihab.Quraish, wawasan Al-QUr’an tentang zikir dan Doa (Cet.III; Jakarta:Lentera Hati,2008,) h.176.
10
Abidin.Zainal, Seluk Beluk Al-QUr’an (Cet I; Jakarta: PT Rineka Cipta, 1992), h.1
Yang artinya “Sesungguhnya Kami yang akan mengumpulkannya (di
dadamu) dan membacakannya. Apabila Kami telah selesai membacakannya
maka ikutilah bacaannya itu.”
Kemudia kata Qur’an yang ada pada ayat itu digunakan untuk menamain Al-
Qur’an sepeti yang kita kenal pada saat ini. Dan devinisi Al-Quran secara istilah
adalah, Kalam Allah yang merupakan mukjizat yang diturunkan (diwahyukan)
kepada Nabi Muhaamad melalui perantara Jibril secara beransur-ansur dan
membacanya bernilai ibadah
Menurut Muhammad ‘Ali al-Sabuni “Al-Qur’an adalah kalalam Allah,
yang tiada tandingannya (mukjizat) diturunkan kepada Nabi Muhammad saw.,
penutup para Nabi dan Rasul dengan perantara malaikat Jibril, ditulis dalam
mushaf-mushaf, dinukilkan kepada kita secara mutawattir dan mempelajarinya
merupakan suatu ibadah, dimulaimdangan surah al-Fatihah dan diakhiri
dengan surah an-Nass.”11
Dengan devinisi diatas dapat dipahami bahwa, Kalam Allah yang Allah
turunkan kepada Nabi-Nabi selain Nabi Muhammad tidak dinamakan dengan
Al-Qur’an, seperti Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa a.s atau Injil yang
diturunkan kepada Nabi Isa a.s. Dan demikian pila hadis Qudsi tidak dinamakan
dengan Al-Qur’an
Al-Qur’an terdiri atas 114 surah dengan jumlah ayat sebanyak 2636 ayat.
Ayat-ayat yang sebelum Nabi Muhammad melakukan hijrah ke Madinah
dinamakan ayat Makyyah yang meliputu dari dua pertiga dari keseluruhan surah
Al-Qur’an, sedangkan ayat-ayat yang turun setelah Nabi Muhammad
melakukan hijrah ke Madinah dinamakan ayat Madanyyah yang meliputi
sepertiga dari keseluruhan surah Al-Qur’an12

F. METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah cara seorang melakukan pengamatan dengan pemikiran
yang tepat secara terpadu melalui tahapan-tahapan yang disusun secara ilmiah untuk mencari,
menyusun serta menganalisisdan menumpulkan data-data,13atau diartikan secara dasar
merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
1. Teknik Pendekatan
Yakni didini penulis mengunakan pendekatan tafsir tematik. Tafsir tematik
adalah tafsir yang menitikberatkan pembahasan pada masalah-masalah
tertentuyang dibahas secara tuntas dan menyeluruh 14. Dalam pengertian yng
lain yang dimaksud drngan metode tematik adalah membahas ayat-ayat Al-
11
Muhammad Ali al-Sabuni, “Al-Tibyan fi Ulumil Qur’an” diterjemahkan oleh Aminuddin dengan judul Studi Ilmu
Qur’an,(Cet I; Bandung: Pusaka Setia,1999), h. 15.
12
Nasruddin Baidan, Metode Penafsiran Al-Qur’an (kajian kritis terhadap ayat-ayat yang beredaksi mirip),
(Yogyakarta,PUSAKA PELAJAR,2002)h.30
13
Cholid Nurboko dan Abu Ahmadi, Metode Penelitian,(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014), h.2
14
Dewan Dredaksi Ensiklopedia Islam, Ensiklopedia Islam, Jilid I (Cet III; Jakarta: Ictiar Baru Van Hovee, 1994),h
31
Qur’an sesuai dengan tema atau judul yang telah ditetapkan 15 (tentang doa).
Dan ada juga yang mengartikn pendekatan tematik, yaitu siatu metode umtuk
mencari jawaban Al-Qur’an tentang suatu masalah tertentu (dalam hal ini
berkaitan tentang doa) dengan jalan menghimpun seluruh ayat yang
dimaksudkan lalu menganalisisnya lewat ilmu-ilmu bantu yang relevan,
kemudian melahirkan konsep-konsep yang utuh\
Langkah-langkah penerapan metode tafsie tematik (maudhu’i)
Al-Farmawi mengemukakan secara rinci langkah-langkah yang ditempuh
untuk menerapkan metode tafsir maudhu’i, Adapun Langkah-langkah tersebut
ialah:
a. Menentukan tema masalah yang hendak dibahas
b. Menghimpun ayat-ayat yang berkaitan dengan tema tersebut
c. Menyusun ayat sesuai dengan kronologis turunnya ayat disertai
dengan pengetahuan ayat tentang asbab an-nuzul
d. Memahami munasabah (korelasi) ayat-ayat tersebut dalam surahnya
masing-masing
e. Menyusun kerangka yang sempurna (outline)
f. Melengkapi pembahasan dengan hadis-hadis yang relevan
g. Meneliti ayat-ayat tersebut secara keseluruhan dengan cara
menghimpun ayat-ayatnya yang mempunyai pengertian yang sama
atau mengelompokkan yang ‘am (umum) dengan yang khash (khusus),
Mutlaq dan muqayyad (dibatasi) sehingga semuanya bertemu pada
satu muara yang utuh tanpa adanya perbedaan16

2. Teknik pengumpulan data


Mengenai ipengumpulan idata, idisini ipenulis imengunakan imetode iatau
iteknik ilibrary iresearch, iyaitu imengumpulkan idata-data imelalui ibahan
ibacaan idari iberbagai iliteratur iyang iberkaitan idengan itema iyang isedang
idibahas. iDan iyang imenjadi isumber ipokok ipenelitian iini iadalah iAl-
Qur’an idan ikitab-kitab ipenafsiran, idan isebagai ipenunjangnya ipenulis ijuga
imengunakan isumber idari ibuku-buku ikeislaman idan iartikel-artikel
ilainnyan iyang imembahas isecara iumum itentan idoa

G. Sistematika iPenulisan

15
Nasruddin Baidan, metode Penafsira Al-Qur’an (kajian kritis tentang ayat-ayat yang beredaksi mirip),
( Yogyakarta, PUSTAKA PELAJAR,2002), h.72
16
Shihab,M. Quraish. Membumukan Al-Qur’an (Cet. I: Bandung: Mizan Media Utama.2007) hal 114-115
Sistematika ipenulisan iyang iterdapat idalam ipenelitian iini idibagi ipada
ibeberapa ibab, idengan itujuan iagar imendapat isuatu igambaran iyang ijelas,
isistematika ipenulisan ipenelitian iini iadalah isebagai iberikut
Bab ipertama, isebagai ipendahuluan iyang imengambarkan iisi ipenelitian iini
isecara iumum, iyang idimulai idengan ilatar ibelakang imasalah, irumusan imasalah,
itujuan idan imamfaat ipenelitian, ikajian ipustaka, ikemudian imetode ipenelitian idan
idiakhiri idengan isistematika ipenulisan
Bab ikedua, iadalah imembahas iseputaran itentang idoa, idalam ibab iini ipeneliti
ijuga imemaparkan isyarat-syarat, ikeutamaan idan iwaktu-waktu iyang imustajabah
iuntuk iberdoa
Bab iketiga, iadalah imenghimpun iayat-ayat iAl-Quran iyang iberkaitan idengan
doaiserta imemaparkan idan imengkaji ipenafsiran iayat-ayat iyang iberkaitan idengan
inya iserta idilengkapi idengan iasbabun inuzul idan imunasabah iayat. iDalam ibab iini
ipeneliti imenjelaskan iidentifikasi iayat-ayat itentang idoa idan imenjelaskan itentang
idoa imenurut ipara imufassir iserta idilengkapi idengan ibeberapa iteks ihadis iyang
isenada idengan iayat-ayat iyang idibahas, ihal itersebut ipeneliti imenjelaskan isecara
itematik
Bab ikeempat, iadalah ipenutup iyang imenyimpulkan ihasil ipenelitian iserta
imemberikan isaran-saran iyang iberkaitan idengan ipenelitian

H. Rencana iOutline

HALAMAN iPENGESAHAN iPEMBIMBING

HALAMAN iPEGESAHAN iTIM iPENGUJI

ABSTRAK

KATA iPENGANTAR

PEDOMAN iTRANSLITERASI

DAFTAR iISI

HALAMAN iJUDUL i
BAB iI PENDAHULUAN i

A. Latar iBelakang iMasalah


B. Rumusan iMasalah
C. Tujuan idan iMamfaat iPenelitian i
D. Kajian iPustaka
E. Definisi iOperasional
F. Metode iPenelitian
G. Sistematika ipenulisan

BAB iII SEPUTAR iTENTANG iDO’A

A. Pengertian iDo’a
B. Syarat-Syarat iBerdo’a
C. Waktu-waktu iyang iMustajab iUntuk iberdo’a
D. Orang-orang iyang iMustajab iDoanya
E. Doa, iUsaha idan iTawakkal iSaling iMelengkapi
F. Doa-doa ipara iNabi idan iRasul idalam iAl-Qur’an
G. Doa idalam isegi ikesehatan

BAB iIII i iDOA DALAMIAL-QUR’AN i

A. Identifikasi iAyat-ayat iTengtang iDo’a


B. Kekuatan idoa imenurut ipara iMufassir
C. Doa-doa ipara iNabi idan iRasul idalam iAl-Qur’an

BAB iIV iPENUTUP

A. Kesimpilan i
B. Saran

DAFTAR iPUSTAKA SEMENTARA

Muhammad iAli iUtsman iMujahid, i1000 iDoa iMustajab iBersejarah, i(Solo: iPT. iAQWAM
iMEDIA iPROFETIKA, i2017)
http://repository.radenintan.ac.id/9245/1/PUSAT.pdf

Ahmad iFauzi,Konsep iDoa iPara iNabi idalam iAl-Qur’an, i(Yogyakarta i: iUIN iSunan
iKalijaga, i2015)

Abdul iJalal iRomdoni, iDo’a iNabi iIbrahim ias iDalam iAl-Qur‟an i(Studi iKompratif iTafsir
iIbnu iKatsir iDengan iTafsir iAl-Misbah), i(Yogyakarta: iUniversitas iIslam iNegeri iSunan
iKalijaga iYogyakarta, ith. i2013)

Departemen iPendidikan iNasional,Kamus iBesar iBahasa iIndonesia i(KBBI), i(Jakarta, iBalai


iPustaka, ith i2002)

Quraish iSyihab, iWawasan ial-Qur’an itentang iZikir idan iDoa i(Cet. iIII; iJakarta: iLentera
iHati, i2008)

Zainal iAbidin, iSeluk iBeluk iAl-qur’an i(Cet iI; iJakarta: iPT iRineka iCipta, i1992)

Muhammad iAli ial-Shabuni, i“Al-Tibyan ifi i‘Ulumil iQur’an” iditerjemahkan ioleh


iAminuddin idengan ijudul: iStudi iIlmu ial-Qur’an, i(Cet. iI; iBandung: iPustaka iSetia, i1999)

Nasruddin iBaidan, iMetode iPenafsiran iAl-Qur’an i(kjian ikritis iterhadap iayat-ayat iyang
iberedaksi imirip), i(Yogyakarta,PUSTAKA iPELAJAR, i2002)

Syibli iSyarjaya,Tafsir iayat-ayat iahkam,(Jakarta, iRajawali iPers,2008)

Departemen iPendidikan iNasional,Kamus iBesar iBahasa iIndonesia i(KBBI), i(Jakarta, iBalai


iPustaka, ith i2002)

Cholid iNarbuko idan iAbu iAhmadi, iMetodologi iPenelitian, i(Jakarta: iPT iBumi iAksara,
i2014) i

Dewan iRedaksi iEnsiklopedia iIslam, iEnsiklopedia iIslam, iJilid iV i(Cet. iIII; iJakarta: iIctiar
iBaru iVan iHoeve,1994)

M. Quraish Shihab. Membumukan Al-Qur’an (Cet. I: Bandung: Mizan Media Utama.2007) hal
114-115

https://online-journal.unja.ac.id/csp/article/view/703
https://bantulkab.bnn.go.id/narkoba-memperparah-depresi/
https://uc.xyz/135SNY?pub=link

Anda mungkin juga menyukai